Anda di halaman 1dari 10

SEMINAR

PROYEK INOVASI BLANKET RESTRAIN

DI RUANG IGD RS PKU ‘AISYIYAH BOYOLALI

Disusun Oleh :

AAN NURHIDAYAT

ANGGRAENY S FAISAL

NAJWA

YELLA OFIARIKA

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA

TAHUN AKADEMIK 2018/2019


I. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Hospitalisasi merupakan suatu keadaan dimana anak harus tinggal
atau rawat inap di rumah sakit, hal ini disebabkan oleh beberapa alasan
diantaranya: kejang, demam tak kunjung turun, kecelakaan, prosedur
operatif dan beberapa keadaan lainnya. Salah satu yang paling sering
dialami oleh anak adalah masalah pada pemenuhan cairan dimana gejala
awal merujuk pada demam dan diare. Pada keadaan ini anak akan
disarankan oleh dokter kepada orang tua sebagai penanggung jawab
untuk rawat inap agar dapat diberi tindakan dan diobservasi secara
intensif. Pemenuhan cairan dan nutrisi parenteral telah terbukti
dalampemenuhan rehidrasi bagi pasien anak maupun dewasa (Aryanto
dan Sri (2002).
Untuk memulai semua pengobatan, umumnya anak akan diberi
tindakan pemasangan selang iv, untuk pemenuhan cairan. Masalah akan
muncul dalam pemasangan ini, dimana anak merasa tidak nyaman,
menangis, merontah karena takut, dan beberapa hal yang mungkin terjadi
lainnya. Penggunaan injeksi dan pengambilan spesimen darah serta
beberapa tindakan lain terbukti dapat mempengaruhi psikologi anak,
fase traumatik, dan tidak jarang dapat mengganggu tumbuh kembang
anak, hal ini diperburuk dengan kondisi anak yang mengalami dehidrasi
berat, rewel dan sulit untuk di tenagkan (Ami, 2016). Untuk itu
penanganan yang tepat dan aman dibutuhkan agar presentase trauma
yang dialami anak semakin kecil. Penahan agar anak tetap pada posisi
yang adekut sangat dibutuhkan. Namun selama menjalani praktik di IGD
RS PKU ‘Aisyah yang kelompok temukan adalah penahan manual yang
diberikan pada anak, hanya berupa pegangan oleh orang tua, selimut dan
besar kemungkinan anak bisa mengalami cedera karena perlawanan yang
diberikan.
Dari kasus di atas, kelompok kami tertarik untuk membuat karya
inovasi yang dapat menahan tubuh anak agar dapat meminimlaisir
pergerakan dan resiko cedera. Pilihan kami tertuju pada selimut yang
dimodifikasi agar anak tetap tenang selama tindakan pemasangan iv
kateter berlangsung, alat ini ditujukan hanya pada anak yang berontak
dan memiliki tingkat ketakutan yang sangat tinggi atau trauma berlebih
pada tindakan medik. Pemilihan restreint ini didasarkan pada penelitian
yang dilakukan oleh Mustaqin dan Luky (2018) yang membahas bahwa
penggunaan restrein yang efektif dalam pencegahan terjadinya cedera
khususnya pada anak.

2. Tujuan
a. Memenuhi penugasan keperawatan gawat darurat
b. Menciptakan karya inovasi yang dapat bermanfaat bagi pasien dan
perawat
c. Memperluas inovatif dengan mengeksplore kemungkinan terburuk
yang akan terjadi jika karya ini dibuat.
d. Untuk mengetahui efektifitas restrain inovasi pada pasien
II. ISI
1. Konsep Inovasi
Sebuah selimut yang berbentuk persegi dengam penahan di bagian dalam
yang diberikan ruang 3 sisi. Ruang ini untuk memasukan kaki dan tangan
agar saat di balut dengan kain tetap pada posisinya. Di bagian luar akan
ada perekat agar posisi pasien tidak berpindah dari posisi yang di
tentukan.
2. Prosedur Pelaksanaan
a. Memberi salam kepada pasien dan keluarga
b. Menjelaskan prosedur yang akan di lakukan
c. Menyiapkan dan dekatkan alat yang diperlukan
d. Memasukan anak dengan bantuan keluarga ke dalam kain yang
telah dimodifikasi sesuai tempat yang dibuat.
e. Balut dan rekatkan kain
f. Memulai tindakan pemasangan iv kateter dengan bantuan
penahan orang tua.
3. Hasil
Setiap anak memiliki sifat dan perilaku yang berbeda-beda saat
menjalankan suatu perawatan, ada yang dapat menerima perawatan
dengan baik dan ada yang tidak. Selama ini dalam melakukan tindakan
medis atau perawatan, tenaga kesehatan menggunakan teknik
pengendalian fisik/restraint dilakukan secara manual yaitu dengan
mengunci atau menahan gerakan tangan maupun kaki pasien bayi dan
anak yang membutuhkan bantuan dari orang tua atau pihak keluarga
pasien. Hal ini bertujuan untuk mencegah terjadinya luka ataupun hal-hal
yang tidak diinginkan pada pasien anak dan bayi ataupun orang lain yang
terlibat dalam perawatan. Maka dalam hal ini kami melakukan penerapan
teknik pengendalian fisik/restraint menggunakan kain dengan perekat
dalam melalukan perawatan atau tindakan medis kepada pasien bayi &
anak. Hasil yang didapatkan selama penerapan teknik tersebut efektif
dalam melakukan tindakan kepada pasien bayi ataupun anak yang tidak
kooperatif selama perawatan. Penggunaan restraint kain dengan perekat
ini memudahkan bagi perawat selama melakukan perawatan dan dapat
meminimalisir kemungkinan terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan.
4. Pembahasan
Menurut Hockenberry dan Wilson (2009) perawat perlu melakukan
pengkajian terlebih dahulu sebelum penggunaan restrain pada anak.
Penggunaan restrain dapat dihindari bila anak dipersiapkan secara
adekuat, pengawasan orang tua atau perawat terhadap anak, terdapat
proteksi yang kuat pada posisi yang rentan. Perawat harus
mempertimbangkan perkembangan anak, status mental, potensial
ancaman, keamanan, pada diri sendiri dan orang lain. Sebelum dilakukan
restrain, anak danorang diberitahu terlebih dahulu alasan penggunaan
restrain, informasi yang diberikan terus dan diulang agar anak
mendapatkan pemahaman dan dapat bekerja sama. Dokumentasikan surat
pernyataan persetujuan keluarga tentang penggunaan restrain yang
diberikan pada anak. keluarga diajarkan dan dianjurkan untuk
menurunkan dan menenangkan emosi anak saat dilakukan restrain. Alat
restrain ini dapat menimbulkan resiko yang mempengaruhi psikis pada
anak sehingga perawat harus menggunakan waktu secara efisien selama
melakukan tindakan perawatan. Dalam penerapan teknik restrain kain
dengan perekat ini perawat mampu mengaplikasikan secara efektif
selama indikasi pemakaian pada pasien. Hal ini sangat membantu dalam
pengobatan berjalan lancar tanpa gangguan dari pasien yang tidak
kooperatif, membatasi pergerakan dan menghindari cedera dari anak.

III. PENUTUP
1. Kesimpulan
Selimut yang digunakan ini bukan menjadi sebuah pilihan utama
dalam pelaksanaan tindakan keperawatan, namun akan menjadi
pertimbangan jika keadaan anak tetep tidak adekuat. Mengingat beberapa
dampak yang akan ditimbukan membuat kami menyimpulkan jika
penggunaan selimut restrein ini dapat digunakan jika keadaan tertentu
saja.
2. Saran
Setelah dilakukan penerapan karya proyek inovasi pada pasien di ruang
IGD RS PKU Aisyiyah Boyolali, maka terdapat beberapa saran yang
dapat ditulis yaitu:
1. Bagi Profesi Keperawatan
Diharapkan mampu memahami tentang penggunaan restrain pada
pasien bayi dan anak, serta dapat mengeksplorasi teknik penggunaan
restrain ini.
2. Institusi RS PKU AISYIYAH Boyolali
Diharapkan dapat meningkatkan dan menerapkan standar operasional
prosedur dalam melakukan pemberian perawatan kepada pasien.
Dokumentasi
DAFTAR PUSTAKA
Ami Rokach. 2016. Psychological, emotional and Phsical experience of
hospitalized children. Clinical case reports an reviews. Mini review.
Vol. 2. No. 4. Hal 399-401. https://www.oatext.com diakses
25/10/2018
Aryono Hendarto dan Sri S Nasar. 2002. Aspek Praktis Nutrisi Parenteral
pada Anak. Sari Pediatri. Vol. 3, No. 4. https://www.researchgate.net
diakses 26/10/2018
Hockenberry, M. & Wilson, D. 2008. Pediatric Nursing. ISBN.
Mustaqin, Luky Dwiantoro. 2018. Restrain Yang Efektif untuk Mencegah
Cedera. Volume 10 No 1, Hal 19 – 27. Jurnal Keperawatan.
https://stikeskendal.co.id diakses 23/10/2018

Anda mungkin juga menyukai