Anda di halaman 1dari 9

SATUAN ACARA PENYULUHAN

KEJANG DEMAM

Tahun Ajaran 2013/2014


Stase Keperawatan Anak
Disusun oleh:
Mei Olani Eka Purnomo
NIM. 1311040153

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
2013-2014

SATUAN ACARA PENYULUHAN


KEJANG DEMAM
Topik

: Penatalaksanaan anak dengan kejang demam

Sub topik

: Tindakan pertama yang dilakukan saat anak kejang demam


Kejang Demam

Sasaran

: Orang tua/ keluarga An.I dengan kejang demam

Hari/Tanggal : Kamis, 26 Juni 2014


Waktu

: 09.00 09.20 Wib (20 menit)

Tempat

: Ruang Rawat Inap Anak Aster RSUD Margono Soekarjo

Penyuluh

: Mei Olani Eka Purnomo

I.

Analisa Data
A. Latar Belakang
Kejang demam merupakan kelainan neurologis akut yang paling
sering dijumpai pada anak. Bangkitan kejang ini terjadi karena adanya
kenaikan suhu tubuh (suhu rektal di atas 38oC) yang disebabkan oleh
proses ekstrakranium. Penyebab demam terbanyak adalah infeksi
saluran pernapasan bagian atas disusul infeksi saluran pencernaan.
Insiden terjadinya kejang demam terutama pada golongan anak
umur 6 bulan sampai 4 tahun. Hampir 3 % dari anak yang berumur di
bawah 5 tahun pernah menderita kejang demam. Kejang demam lebih
sering didapatkan pada laki-laki daripada perempuan. Hal tersebut
disebabkan karena pada wanita didapatkan maturasi serebral yang lebih
cepat dibandingkan laki-laki. (Sumijati, 2000).
Bangkitan kejang berulang atau kejang yang lama akan
mengakibatkan kerusakan sel-sel otak kurang menyenangkan di
kemudian hari, terutama adanya cacat baik secara fisik, mental atau
sosial yang mengganggu pertumbuhan dan perkembangan anak.
Kejang demam merupakan kedaruratan medis yang memerlukan
pertolongan segera. Diagnosa secara dini serta pengelolaan yang tepat
sangat diperlukan untuk menghindari cacat yang lebih parah, yang
diakibatkan bangkitan kejang yang sering. Untuk itu tenaga

perawat/paramedis dituntut untuk berperan aktif dalam mengatasi


keadaan tersebut serta mampu memberikan asuhan keperawatan kepada
keluarga dan penderita, yang meliputi aspek promotif, preventif, kuratif
dan

rehabilitatif

secara

terpadu

dan

berkesinambungan

serta

memandang klien sebagai satu kesatuan yang utuh secara bio-psikososial-spiritual. Prioritas asuhan keperawatan pada kejang demam
adalah mencegah/mengendalikan aktivitas kejang, melindungi pasien
dari trauma, mempertahankan jalan napas, meningkatkan harga diri
yang positif, memberikan informasi kepada keluarga tentang proses
penyakit, prognosis dan kebutuhan penanganannya.
Sehubungan dengan hal tersebut di atas, maka perlu dilakukan
serangkaian kegiatan edukasi bagi ibu dengan tujuan meningkatkan
pengetahuan orang tua tentang penatalaksanaan kejang demam pada
anak. Salah satu kegiatannya adalah penyuluhan Penatalakasanaan
Anak Dengan Kejang Demam dengan metode ceramah dan pemberian
leaflet.
B. Kebutuhan Peserta Penyuluhan
Ibu yang mempunyai anak dengan kejang demam, membutuhkan
penyuluhan tentang Tindakan pertama yang dilakukan saat anak
kejang demam, untuk dapat melakukan pertolongan pertama saat
II.

anaknya mengalami kejang demam secara baik dan benar.


Tujuan Instruksional Umum
Setalah mengikuti penyuluhan ini 1 x 20 menit, diharapkan orang tua

III.

mampu melakukan pertolongan pertama saat anak kejang.


Tujuan Instruksional Khusus
Setalah mengikuti penyuluhan mengenai manajemen laktasi selama 1 x 20
menit, ibu yang mempunyai anak dengan kejang demam diharapkan
mampu:
1. Mengerti pengertian kejang demam.
2. Mengerti macam-macam kejang.
3. Mengerti penyebab kejang demam.
4. Mengerti tanda dan gejala kejang demam.
5. Mengerti tindakan pertama saat anak mengalami kejang demam.

IV.

Denah Setting Tempat


K

Keterangan:
: Penyaji

: Keluarga

: Pasien
V.

Materi (terlampir)
1. Pengertian kejang demam.
2. Macam-macam kejang.
3. Penyebab kejang demam.
4. Tanda dan gejala kejang demam.
5. Tindakan pertama saat anak mengalami kejang demam.

VI.

VII.
VIII.

Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab

Media dan Alat Pengajaran


1. Leaflat
2. Lembar balik
Kegiatan Penyuluhan
No

Waktu

1.

Pembukaan
2 menit

Kegiatan Penyuluh

Memberikan salam
Perkenalan
Menjelaskan TIU dan TIK
Menyebutkan materi yang akan

Kegiatan Peserta

Menjawab salam
Mendengarkan dan
memperhatikan

2.

3.
4.

IX.

Inti
15 menit

Evaluasi
2 menit
Penutup
1 menit

diberikan:
1. Pengertian kejang demam.
2. Macam-macam kejang.
3. Penyebab kejang demam.
4. Tanda dan gejala kejang
demam.
5. Tindakan pertama saat anak
mengalami kejang demam.
Menjelaskan materi tentang:
1. Pengertian kejang demam.
2. Macam-macam kejang.
3. Penyebab kejang demam.
4. Tanda dan gejala kejang
demam.
Tindakan pertama saat anak
mengalami kejang demam.

Diskusi dan tanya jawab

Mengucapkan salam penutup


Kesimpulan

Menjawab
pertanyaan
penyuluh
Mendengarkan dan
memperhatikan
Bertanya kepada
penyuluh
bila
masih ada yang
belum jelas
Menyebutkan dan
menjelaskan
Memperhatikan
Menjawab salam

Evaluasi
1. Rancangan Evaluasi
a. Orang tua/keluarga mengikuti penyuluhan dengan optimal.
b. Orang tua/keluarga penyuluhan aktif bertanya.
2. Evaluasi Struktur
a. Kondisi lingkungan tenang, dilakukan di Ruang Rawat Inap Anak
Aster RSUD Margono Soekarjo

dan memungkinkan orang

tua/keluarga untuk berkonsentrasi terhadap kegiatan penyuluhan.


b. Orang tua/keluarga sepakat untuk mengikuti kegiatan penyuluhan.
c. Penyaji menyampaikan materi dengan jelas dan baik.
3.Evaluasi Proses
a. Penyuluh dapat mengkoordinasi seluruh kegiatan penyuluhan dari awal
hingga akhir.
b. Orang tua/keluarga mengikuti kegiatan penyuluhan yang dilakukan dari
awal hingga akhir.
4.Evaluasi Hasil
a. Orang tua/keluarga mengikuti penyuluhan dengan optimal.
b. Menyampaikan perasaan setelah mengikuti kegiatan penyuluhan.

c. Orang tua/keluarga merasa puas dengan informasi yang didapatkan.


d. Orang tua/keluarga mampu menjawab pertanyaan lisan, meliputi:
1. Pengertian kejang demam.
2. Macam-macam kejang.
3. Penyebab kejang demam.
4. Tanda dan gejala kejang demam.
5. Tindakan pertama saat anak mengalami kejang demam.

Lampiran Materi
KEJANG DEMAM
A. Pengertian
Kejang demam adalah proses terjadinya kenaikan suhu tubuh (suhu

rectal di atas 38oC) yang disertai dengan kejang yang disebabkan oleh suatu

proses ekstrakranium atau juga bisa merupakan penyakit peradangan


(Mansjoer, 2000).
B. Macam-macam Kejang
1. Kejang parsial (fokal, lokal)
a. Kejang parsial sederhana:
Kesadaran tidak terganggu, dapat mencakup satu atau lebih hal berikut
ini:

Tanda-tanda motoris, kedutan pada wajah, atau salah satu sisi

tubuh. Umumnya gerakan setiap kejang sama.


Tanda atau gejala otonomik: muntah, berkeringat, muka merah,

dilatasi pupil.
Gejala somatosensoris atau sensoris khusus: mendengar musik,

merasa seakan jatuh dari udara, parestesia.


Gejala psikis: dejavu, rasa takut, visi panoramik.
b. Kejang parsial kompleks
Terdapat gangguan kesadaran, walaupun pada awalnya sebagai

kejang parsial simpleks.


Dapat mencakup otomatisme atau gerakan otomatik: mengecap
ngecapkan bibir, mngunyah, gerakan menongkel yang berulang

ulang pada tangan dan gerakan tangan lainnya.


Dapat tanpa otomatisme : tatapan terpaku
2. Kejang umum (konvulsi atau non konvulsi)
a. Kejang absens
Gangguan kewaspadaan dan responsivitas
Ditandai dengan tatapan terpaku yang umumnya berlangsung

kurang dari 15 detik.


Awitan dan akhiran cepat, setelah itu kempali waspada dan

konsentrasi penuh.
b. Kejang mioklonik
Kedutankedutan involunter pada otot atau sekelompok otot yang

terjadi secara mendadak.


Sering terlihat pada orang sehat selama tidur tetapi bila patologik
berupa kedutan kedutan sinkron dari bahu, leher, lengan atas dan

kaki.
Umumnya berlangsung kurang dari 5 detik dan terjadi dalam
kelompok.

Kehilangan kesadaran hanya sesaat.


c. Kejang tonik klonik
Diawali dengan kehilangan kesadaran dan saat tonik, kaku umum
pada otot ekstremitas, batang tubuh dan wajah yang berlangsung
kurang dari 1 menit.
Dapat disertai hilangnya kontrol usus dan kandung kemih.
Saat tonik diikuti klonik pada ekstremitas atas dan bawah.
Letargi, konvulsi, dan tidur dalam fase postictal.
d. Kejang atonik
Hilangnya tonus secara mendadak sehingga dapat menyebabkan
kelopak mata turun, kepala menunduk, atau jatuh ke tanah.
Singkat dan terjadi tanpa peringatan.
C. Penyebab
1. Infeksi
2. Kerusakan jaringan otak
3. Faktor lain yang dapat menyebabkan gangguan pada fungsi otak.

D. Tanda dan Gejala


1. Kenaikan suhu badan yang tinggi dan cepat.
2. Berlangsung singkat > 15 menit dan berhenti sendiri.
3. Anak hilang kesadaran
4. Kejang timbul dalam 16 jam pertama setelah timbul demam
E. Penatalaksanaan
1. Cara penggunaan stesolid rectal tube, sebagai berikut:
a. Baringkan anak dalam posisi agak menungging.
b. Lepaskan tutup saluran keluar/ujung tube.
c. Oleskan sedikit vaselin/gel pada ujung tube.
d. Pada anak dibawah umur 3 tahun, cukup masukan saluran keluar dari
panjangnya dalam dubur pijit tube untuk mengeluarkan seluruh cairan
obat.
e. Pada anak yang lebih besar, masukan seluruh saluran dalam dubur
dengan posisi lurus ke bawah.
f. Tube dipijit terus pada waktu mencabut kembali
Biarkan anak pada posisi semula, kedua pantat dirapatkan selama
beberapa menit, untuk mencegah cairan obat merembes keluar.
2. Umum
a. Baringkan pasien di tempat yang rata, kepala dimiringkan dan pasang
sudip lidah yang sudah dibungkus kasa/sapu tangan.

b. Singkirkan benda-benda yang ada di sekitar anak, lepaskan pakaian


yang menganggu pernafasan.
c. Bila suhu tinggi berikan kompres air biasa/kran secara intensif.
d. Setelah pasien bangun dan sadar berikan minuman hangat.
Referensi:
Ngastiyah. (1997). Perawatan anak sakit. Jakarta : EGC.
Kartono. (1991). Pertolongan pertama. Bandung.
Arif Mansjoer. (1999). Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai