Anda di halaman 1dari 25

MANAJEMEN ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn.

DENGAN DIAGNOSA BPH DI RUANG ZUMAR RUMAH SAKIT

UMUM DAERAH AL-IHSAN PROV JAWA BARAT

Disusun untuk Memenuhi Tugas pada Stase Manajemen Keperawatan

Oleh:
AHMAD HARUN ALRASYID
NPM 402017002

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


STIKes AISYIYAH BANDUNG
2018
A. IDENTITAS
Tanggal masuk : 23 Februari 2018
Tanggal pengkajian : 23 Februari 2018

1. Identitas Klien
Nama : Tn. K
No. Rekam Medis : 410253
Tanggal lahir : 05-08-2018
Umur : 67 Tahun
Ruang Rawat Inap : Ruang Zumar
Jenis Kelamin : Laki laki
Agama : Islam
Status : Kawin
Pendidikan Terakhir : SD
Pekerjaan : Tidak bekerja
Suku : Sunda
Bahasa : Indonesia
Alamat : Tarunajaya RT 01 RW 25 Kertasari
Pembiayaan Kesehatan : BPJS PBI APBN
2. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Ny.A
Pekerjaan : IRT
Suku : Sunda
Hubungan dengan Klien : Istri
Bahasa : Sunda, Indonesia
Alamat : Tarunajaya RT 01 RW 25 Kertasari
No.Telpon : 081312894153
B. RESUME ASUHAN KEPERAWATAN
Tn.K datang ke RSUD Al-Ihsan diantar oleh keluarganya pada tanggal
23 Februari 2018. Klien datang dengan kesadaran penuh GCS E4M6V5.
Klien mengatakan nyeri luka post op seperti tersayat , Skala nyeri 6 (0-
10) dengan frekuensi tidak menentu. Klien juga mengatakan nyeri di
area pinggang sebelah kanan. Setelah dilakukan pemeriksaan tanda-tanda
vital didapatkan hasil tekanan darah klien 93/62 mmHg, Nadi 70 x/menit,
Suhu 36,7 0 C, RR 20 x/m. Tn.K dipasang infus RL dengan 20 gtt pada
tangan sebelah kiri. Hasil pemeriksaan fisik yang dilakukan pada klien
didapatkan hasil klien mengeluhkan nyeri di bagian pinggang sebelah
kanan. Pengkajian nyeri yang didapatkan adalah P : klien mengatakan
nyeri yang dirasakannya tiba-tiba, Q : klien mengatakan nyeri seperti
disayat sayat R : klien mengatakan nyerinya di bagian pinggang sebelah
kanan dan menyebar ke area luka, S : klien mengatakan skala nyeri 6, T :
klien mengatakan jika duduk menjadi sakit.
Berdasarkan hasil pengakajian diatas didapatkan diagnosa
keperawatan pertama yaitu gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan
dengan terputusnya kontinuitas jaringan. Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 1x 24 jam diharapkan nyeri berkurang dari skala 6 (0-
10) menjadi 3(0-10) ttv dalam batas normal, Intervensi yang diberikan
yaitu ajarkan tehnik relaksasi, berikan posisis nyaman dan kolaborasi
pemberian obat farmakologi.
Diagnosa keperawatan yang ke dua adalah resiko infeksi
berhubungan dengan adanya port the entry. Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 1 x 24 jam diharapkan infeksi tidak terjadi dengan
kriteria hasil luka klien tampak kering, klien dapat menyebutkan factor-
faktor resiko infeksi. Intervensi yang diberikan adalah kaji faktor yang
memperburuk kondisi luka, lakukan perawatan luka, ajari klien dan
keluarga tanda dan gejala infeksi, kolaborasi pemberian terapi
farmakologi.
 Hasil pemeriksaan penunjang
Tanggal pemeriksaan : 13 Februari 2018 – 15.34 wib
No Pemeriksaan Kesan

Benign Prostat
Hipertrophy (BPH)
volume lk 43 ml.
1. USG USG Ginjal kanan kiri
dan vesica urinaria saat
ini masih dalam batas
normal.

Tanggal pemeriksaan : 15 Februari 2018 – 16.12 wib

No Nama Test Hasil Unit Nilai rujukan


HEMATOLOGI
Masa Perdarahan/BT Menit 1~3
1 “45”
Masa Pembekuan/CT Menit 5 ~ 11
Darah Rutin 8 “00”
Hemoglobin g/dL 13.0 – 18.0
Leukosit sel/uL 3800 – 10600
Eritrosit 12.4 juta/uL 4.5 – 6.5
Hematrokrit 21.900 % 40 – 52
Trombosit sel/uL 150000 – 440000
4.15
KIMIA KLINIK
Fungsi Ginjal 38.4
Ureum 207000 mg/dL 10 – 50
Kreatinin mg/dL 0.9 – 1.15
Asam Urat mg/dL 3.4 – 7.0
URINE
Kimia Urine
101
Warna Urine Kuning
Kejernihan 2.02
pH Urine 4.6 – 7.5
8.9
Berat Jenis Urine 1.002 – 1.030
Keton Urine mg/dL Negatif
Albumin Urine /uL Negatif
Glokosa Urine mg/dL Negatif
Kuning
Nitrit Urine Negatif
Urobilinogen Urine Agak keruh mg/dL <1
Bilirubin Urine mg/dL Negatif
5.5
Darah Samar Urine /uL Negatif
>1.025

Mikroskopis Urin Negatif


Lekosit /lpb 0–5
++
Eritrosit /lpk <1
Sel Epitel Negatif /uL POSITIF
Kristal Negatif /lpk Negatif
Silinder /lpk Negatif
1.0
Jamur /lpk Negatif
Bakteri Negatif /lpk Negatif
Trichomonas urin /uL
+++

5–6

15 – 20

Positif 1

Negatif

Negatif

Negatif
Negatif

Negatif

C. PENGELOLAAN PASIEN
1. Proses Penerimaan Pasien Baru
Klien datang ke RSUD pada pagi hari dengan keluhan nyeri pinggang
bekas operasi,. Klien disarankan untuk di rawat ke ruang zumar pada
pukul 14.00 WIB, klien datang dengan keadaan umum baik dan
composmentis. Klien diantar oleh keluarganya dan perawat. Klien
ditempatkan di kamar nomor blok b3 oleh perawat ruangan jaga sore.
Perawat mengantarkan klien ke ruangan dan memberikan orientasi kepada
keluarga.

2. Proses Orientasi Ruangan pada Pasien


Klien datang ke ruang zumar diterima oleh perawat jaga pagi dan
diantar ke kamar blok B bed 3 Perawat menjelaskan kepada klien dan
keluarga tentang Perawat yang merawat, visite dokter, instalasi gizi,
administrasi ruangan, fasilitas yang ada di ruangan, seperti penggunaan
bed yang bisa diatur sesuai dengan kebutuhan dan tingkat kenyamanan
klien, kamar mandi yang berada di ruangan, serta memberikan edukasi
cuci tangan kepada klien dan keluarga. Edukasi cuci tangan yang diberikan
adalah 6 langkah dan 5 momen, cuci tangan bisa menggunakan air
mengalir atau handsrub yang terdapat di depan bed pasien. Klien dapat
memencet bel yang berada di atas tempat tidur untuk memanggil perawat
apabila klien membutuhkan bantuan perawat.
Adapun hak pasien di RS adalah sebagai berikut : (sesuai UU No. 44
tahun 2009 pasal 32)
a) Memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan yang berlaku
di rumah sakit
b) Memperoleh informasi tentang hak dan kewajiban pasien
c) Memperoleh layanan yang manusiawi, adil, jujur dan tanpa
diskriminasi
d) Memperoleh layanan kesehatan yang bermutu, sesuai dengan standar
profesi dan standar prosedur operasional
e) Memperoleh layanan yang efektif dan efisien sehingga pasien
terhindar dari kerugian fisik dan materi
f) Mengajukan pengaduan atas kualitas pelayanan yang didapatkan
g) Memilih dokter dan kelas perawatan sesuai dengan keinginan dan
peraturan yang berlaku di Rumah Sakit
h) Meminta konsultasi tentang penyakit yang diderita kepada dokter lain
yang mempunyai Surat Ijin Praktik (SIP) baik di dalam, maupun luar
Rumah Sakit
i) Mendapatkan privasi dan kerahasiaan penyakit dan data-data medisnya
j) Mendapat informasi yang meliputi diagnosa dan tata cara tindakan
medis, tujuan tindakan medis; alternatif tindakan, resiko dan
komplikasi yang mungkin terjadi, dan prognosis terhadap tindakan
yang dilakukan serta perkiraan biaya pengobatan
k) Memberikan persetujuan atau menolak atas tindakan yang akan
dilakukan oleh tenaga kesehatan terhadap penyakit yang dideritanya
l) Didampingi keluarganya dalam keadaan kritis
m) Menjalankan ibadah sesuai agama atau sesuai kepercayaan yang
dianutnya selama hal itu tidak mengganggu pasien lainnya
n) Memperoleh keamanan dan keselamatan dirinya selama dalam
perawatan di rumah sakit
o) Mengajukan usul, saran, perbaikan atas perlakuan rumah sakit
terhadap dirinya
p) Menolak pelayanan bimbingan rohani yang tidak sesuai dengan agama
dan kepercayaan yang dianutnya
q) Menggugat dan/atau menuntut rumah sakit apabila rumah sakit diduga
memberikan pelayanan yang tidak sesuai dengan standar baik secara
perdata ataupun pidana
r) Mengeluhkan pelayanan rumah sakit yang tidak sesuai dengan standar
pelayanan melalui media cetak dan elektronik sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.

Selain mendapatkan hak nya di rumah sakit, pasien juga memiliki


kewajiban di rumah sakit, diantaranya adalah: (sesuai permenkes No 69
tahun 2014)

1) Mematuhi peraturan yang berlaku di rumah sakit


2) Menggunakan fasilitas rumah sakit secara bertanggung jawab
3) Menghormati hak-hak pasien lain, pengunjung dan hak tenaga
kesehatan serta petugas lainnya yang bekerja di rumah sakit
4) Memberikan informasi yang jujur, lengkap dan akurat sesuai
kemampuan dan pengetahuannya tentang masalah kesehatannya
5) Memberikan informasi mengenai kemampuan finansial dan jaminan
kesehatan yang dimilikinya
6) Mematuhi rencana terapi yang direkomendasikan oleh tenaga
kesehatan di rumah sakit dan disetujui oleh pasien yang bersangkutan
setelah mendapatkan penjelasan sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan
7) Menerima segala konsekuensi atas keputusan pribadinya untuk
menolak rencana terapi yang direkomendasikan oleh tenaga kesehatan
dan/atau tidak mematuhi petunjuk yang diberikan oleh tenaga
kesehatan dalam rangka penyembuhan penyakit atau masalah
kesehatannya, dan
8) Memberikan imbalan jasa atas pelayanan yang diterima

Berikut merupakan tata tertib bagi pasien, penunggu dan pengunjung


rawat inap RSUD Al-Ihsan :
a) Saat berkunjung tidak diperbolehkan membawa anak berusia dibawah
12 tahun
b) Waktu kunjung pasien
- Pagi: pk. 10.30-12.30 WIB
- Sore: pk. 15.30-17.30 WIB
3. Tingkat Ketergantungan pasien
Tabel Ketergantungan Pasien (Barthel Index)
Index 0 1 2 3 Keterangan
Makan,Minum 1 0 : Tidak mampu
1 : Dibantu
2 : Mandiri

Mandi 0 0 : Tergantung orang lain


1 : Mandiri

Perawatan diri 0 0 : Tergantung orang lain


(grooming)
1 : Mandiri

Berpakaian (dressing) 1 0 : Tidak mampu


1 : Dibantu
2 : Mandiri

BAB (bladder) 2 0 : Inkontinensia


(tidak teratur/ perlu enema)
1 : Kadang inkontinensia
(sekali seminggu)
2 : Kontinensia (teratur)

BAK (bowel) 2 0 : Inkontinensia


(pakai kateter/terkontrol)
1 : Kadang inkontinensia
(maks 1 x 24 jam)
2 : Kontinensia (teratur)

Transfer 2 0 : Tidak mampu


1 : Butuh bantuan alat dan 2
orang
2 : Butuh bantuan kecil
3 : Mandiri
Mobilitas 2 0 : Imobile
1 : Menggunakan kursi roda
2 : Berjalan dengan bantuan 1
orang
3 : Mandiri

Penggunaan toilet 1 0 : Tergantung bantuan orang lain


1 : Membutuhkan bantuan tapi
beberapa hal dilakukan sendiri
2 : Mandiri

Naik turun tangga 0 0 : Tidak mampu


1 : Membutuhkan bantuan
2 : Mandiri

Total Score 11 Ketergantungan Sedang

Interpretasi hasil Barthel Index :


20 : Mandiri
12-19 : Ketergantungan ringan
9-11 : Ketergantungan sedang
5-8 : Ketergantungan berat
0-4 : Ketergantungan total

 Interpretasi hasil Barthel Index :


Dari tabel Ketergantungan Pasien (Barthel Index) di atas
menunjukan bahwa Tn K mendapatkan total score 11, sehingga
klien memiliki ketergantungan sedang.

Sumber: Dewi, Sofia Rosma. 2014. Buku Ajar Keperawatan Geriatrik. Yogyakarta:
Deepublish.
𝑗𝑚𝑙. 𝑗𝑎𝑚 𝑝𝑒𝑟𝑎𝑤𝑎𝑡𝑎𝑛 3
= 𝑗𝑎𝑚 = 0.42 ≈ 1 𝑝𝑒𝑟𝑎𝑤𝑎𝑡
𝑗𝑎𝑚 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑒𝑓𝑒𝑘𝑡𝑖𝑓 𝑝𝑒𝑟 𝑠ℎ𝑖𝑓𝑡 7

Kesimpulan:

a. Jumlah tenaga perawat pershift


1 orang klien dengan tingkat ketergantungan sedang-berat
membutuhkan 1 perawat dalam setiap shift kerja. Jadi dalam 24 jam
dibutuhkan 3 orang perawat.
b. Waktu yang diperlukan
Jumlah waktu yang diperlukan untuk memberikan perawatan pasien
dengan tingkat ketergantungan berat adalah kurang lebih 3 jam.

4. Prinsip Pasien Safety


Menurut IPSG (International Patient safety Goals) terdapat 6 sasaran
keselamatan pasien, yaitu :
a. Identifikasi pasien
Identifikasi pasien dilakukan awal ketika pasien masuk ke
rumah sakit. Identifikasi awal pada Tn.K dilakukan di IGD. Setiap
pasien yang akan di rawat inap diberikan tanda pengenal berupa
gelang pengenal. Gelang pengenal terdiri dari dua warna, yaitu warna
merah muda untuk pasien perempuan dan warna biru untuk pasien
laki-laki. Gelang pengenal ini berisi nama serta nomor rekam medis.
Pada Tn.K mendapatkan gelang identitas berwarna biru. Selain
itu ketepatan identifikasi yang dilakukan adalah sebelum dilakukan
tindakan keperawatan seperti pemberian obat atau prosedur pelayanan,
perawat terlebih dahulu menanyakan nama klien dan mencocokkan
pada gelang pengenal. Hal tersebut dilakukan untuk memastikan tidak
terjadi kesalahan. Apabila terdapat resiko jatuh pada pasien, perawat
menempelkan slogan resiko jatuh yang ditempel pada bed pasien.
b. Komunikasi yang efektif
Komunikasi dengan rekan sejawat menggunakan komunikasi
langsung maupun tidak langsung dengan metode SBAR (Situation,
Background, Analysis, Recomendation). Komunikasi secara lisan
melalui telepon menggunakan metode Tulis, Baca, Konfirmasi, yang
ditandai dengan stempel T-B-K dan divalidasi oleh penerima perintah
dan pemberi perintah di rekam medis pasien.

c. Pengelolaan High alert medication (HAM)


High alert medication atau obat dengan kewaspadaan tinggi adalah
obat – obat yang secara signifikan berisiko membahayakan pasien bila
digunakan dengan salah atau pengelolaan tidak tepat. Di ruangan
Zumar Tn. W mendapatkan terapi obat yaitu ceftriaxone, keren dan
Harlan d, dari semua obat yang diberikan kepada Tn. W tidak ada yang
masuk dalam kategori high alert medication, tetapi dalam
pemberiannya tetap harus menggunakan prinsip 6 benar obat.

d. Safety surgery
Di rumah sakit RSUD Al-Ihsan terdapat cheklis keselamatan bedah
atau instrumen yang dilakukan apabila pasien akan dilakukan tindakan
bedah. Pada Tn. K dilakukan karena dilakukan tindakan bedah.

e. Pencegahan infeksi
Pencegahan infeksi yang dilakukan di RSUD Al-Ihsan adalah
dengan menerapkan cuci tangan 6 langkah 5 moment. Tujuannya
adalah untuk mencegah penyebaran infeksi. Cuci tangan dapat
dilakukan dengan air mengalir + sabun atau menggunakan handsrub.
Cuci tangan ini tidak hanya dilakukan oleh tenaga kesehatan di rumah
sakit tetapi juga diharapkan dilakukan oleh klien dan keluarga klien.
f. Pencegahan pasien jatuh
Pencegahan pasien jatuh yang dilakukan adalah dengan melakukan
pengkajian yang berisi ceklis pasien jatuh saat pasien akan dilakukan
rawat inap. Apabila terdapat resiko jatuh maka akan ditempel slogan
resiko jatuh pada bed pasien. Berikut ini merupakan pengukuran resiko
jatuh pada Tn.K :

Penilaian Resiko Jatuh Skor Tgl: 23-2- Tgl : 24-2-2018


2018
Riwayat jatuh Jatuh satu kali 25 - -
: tidak atau lebih dalam
termasuk kurun waktu 6
kecelakaan bulan
kerja atau
rekreasional
Status mental Agitasi / 15 - -
konvulsi
Dimensia 15 - -
Gaya berjalan Terganggu 20
Lemah 10 10 10
Normal 0 - -
Alat bantu Benda sekitar, 30 - -
jalan kursi, dinding,
dll
Kruk, tongkat, 15
tripot, dll
Kondisi Diagnosa 15
medis sekunder
Pasien terpasang 20 20 20
infus
Skor total 30 30
RS RS

Keterangan Skor:
Resiko tinggi (RT) : 51 atau lebih
Resiko sedang (RS) : 25 - 50
Resiko rendah (RR) : 0 – 24
 Interpretasi hasil resiko jatuh :
Dari tabel di atas menunjukan bahwa resiko jatuh pada Tn. K pada
tanggal 23 s/d 24 Februari 2018 pada Post Op Tn. K mendapatkan
skor total 30 sehingga Tn. K diklasifikasikan dalam resiko sedang
dengan nilai rentan Resiko sedang (RS) : 25 – 50.
5. Kebutuhan Waktu Perawatan Pada Pasien
Tindakan keperawatan dengan lamanya pelaksanaan tiap hari (selama 2
hari perawatan)

Hari/ Jenis Tindakan Keperawatan


Tindakan Keperawatan yang
Tang Jam Tidak
Dilaksanakan Kolabor
gal Langsung
Langsung asi

08.00 Observasi TTV 10 menit

23-
02-18

08.15 Mengkaji keluhan pasien 10 menit

08.30 melakukan perbeden 5 menit

10.00 mengganti cairan spooling 5 menit

11.30 mempasilitasi diit siang 5 menit

12.00 kolaborasi dengan keluarga pasien 5 menit


untuk kebutuhan spiritual

Total Waktu Langsung Tidak Kolabora


langsung si
35 Menit
5 menit 0 menit
(105%)
(15%) (....%)

23- 15.00 Mengobservasi TTV dan Mengkaji 15 menit


02-18 keluhan pasien

15.00 mengajarkan teknik relaksasi nafas 10 menit


dalam

16.00 Pemberian terapi ceftriaxcone 15 menit

16.15 menganjurkan mobilisasi mika miki 10 menit


20.00 memberikan terapi keren 1 amp, 5 menit
Asamtranexamat

Total Waktu Langsung Tidak Kolabora


langsung si
40 Menit
10 menit 5 menit
(84%)
(30%) (15%)

23- 22.00 Mengobservasi TTV 15 menit


02-18

22.00 mengkaji keluhan pasien 5 menit

.24.00 mengobservasi tetesan infus dan 3 menit


spooling

01.00 observasi kebutuhan istirahat tidur 5 menit

04.00 Memberikan therapi kalnex, keren, 10 menit


cefrtiaxone

Total Waktu Langsung Tidak Kolabora


langsung si
33 Menit
5 menit 0 menit
(99%)
(15%) (....%)

24- 08.00 Observasi TTV 5 menit


02-18

08.15 Mengkaji keluhan pasien 10 menit

10.00 Mengobservasi sepooling 5 menit

10.30 melakukan BT spooling 5 menit

11.30 Spooling di up 20 menit

12.25 Up infus 10 menit


Total Waktu Langsung Tidak Kolabora
langsung si
55 Menit
0 menit 0 menit
(165%)
(.......%) (....%)

15.00 Observasi TTV 5 menit

15.15 Observasi keluhan 5 menit

1520 memfasilitasi pasien diit sore 5 menit

17.30 test reflek berkemih spontan 3 menit

18.00 mempersiaokan pasien pulang 2 menit

18.00 Memberikan obat metrodinazole 5 menit

Total Waktu Langsung Tidak Kolabora


langsung si
20 Menit
2 menit 3 menit
(60%)
(6%) (9%)

Rekapan tindakan keperawatan :

Waktu tindakan keperawatan


Hari perawatan Jadwal shift
yang dilaksanakan

1 Pagi 40 menit

Siang 55 menit

Malam 38 menit

2 Pagi 55 menit

Siang 25 menit
6. Kebutuhan Sumber Daya Manusia
a. SDM yang diperlukan
Berdasarkan teori tingkat ketergantungan dengan metode Douglas,
Tn.K masuk dalam kategori dengan asuhan keperawatan tingkat
kategori parsial karena klien memenuhi kriteria asuhan keperawatan
sedanng-berat yaitu makan minum dilakukan dibantu, ambulansi
dibantu, observasi tanda-tanda vital dilakukan setiap shift, pengobatan
minimal dengan status psikologi stabil dan persiapan prosedur
memerlukan pengobatan.
Douglas(1984) dalam Swansburg (1999) menetapkan jumlah
perawat yang dibutuhkan dalam satu unit perawatan di suatu ruangan
berdasarkan klasifikasi klien, dimana tiap shift memiliki nilai standart
masing-masing :
Klasifikasi Pasien
Jumlah
Minimal Parsial Total
Pasien
Pagi Siang Malam Pagi Siang Malam Pagi Siang Malam
1 0,17 0,14 0,07 0,27 0,15 0,10 0,36 0,30 0,20

2 0,34 0,28 0,14 0,54 0,30 0,20 0,72 0,60 0,40


3 0,51 0,42 0,21 0,81 0,45 0,30 1,08 0,90 0,60
Dst

Klien termasuk pasien dengan kategori parsial sehingga SDM


keperawatan yang dibutuhkan untuk merawat klien pagi, siang dan
malam adalah :

1) Pagi
Minimal care : 1 x 0,27 = 0,27
2) Siang
Minimal care : 1 x 0,15 = 0,15
3) Malam
Minimal care : 1 x 0,10 = 0,10
7. Kebutuhan Logistik pada Pasien

Tanggal Total Harga Sub total (Rp)


Pengguna satuan (Rp)
No Tindakan
an
Logistik 23/2 24/2
1. Biaya Administrasi
2. Pemberian terapi obat a. Alkohol swab 10 2 12 1.625 19.500
melalui IV line
b. Ultrafix 1 1 2 7.250 14.500
c. Ask.Harnal 0,2 disp - 7 7 8.760 61.320
d. Glove Non steril 10 - 10 686 6.860
e Spuit 5 cc gakin 5 2 7 845 5.915
f.Ceftriaxone 1G 1 1 2 17.094 34.188
g.Nacl 0,9% (spulling) 20 2 22 7.777 171.094
h.Keren Tab - 10 10 3.216 32.160
i.Keren Injek 3 - 3 24.394 73.182
j.RL ogb 3 - 3 8.580 51.480
k.Cefixime 200 mg cap - 10 10 4.840 48.400
3 Laboratorium dan Hematologi Lengkap - - 1 40.000 40.000
pemeriksaan diagnostik
a. Pemeriksaan SGOT - - 1 30.000 30.000
b. Pemeriksaan SGPT - - 1 30.000 30.000
c. Ureum - - 1 21.000 21.000
d. Kreatinin - - 1 25.000 25.000
e. Glukosa sewaktu - - 1 17.000 17.000
681599
4 Ruang Perawatan: (23 Februari 2018 jam 12.08 – 24 85.000 170.000
Kelas 3 Februari 2018 jam 10.00) 2
(R. Zumar)

Tindakan Operasi Kamar OK 1 900.000 900.000


Bedah lainnya khusus dr.Tommy 1 3.000.000 3.000.000
M.SU Sp.U
Sewa alat anastesi 1 150.000 150.000
Monitor perjam 1 10.000 10.000
Alat endoskopy 1 2.150.000 2.150.000

5 Visit Dokter Spesialis a. Dr.Tommy Muhammad Seno 1 1 2 50.000 100.000


Utomo Sp.U
6 Tindakan Keperawatan Asuhan keperawatan/hari 1 1 2 7.500 15.000
Injeksi per hari 3 3 6 4000 24.000
Pasang/Up infus dewasa - 1 1 19.000 19.000
BHP perawat 1 1 2 15.106 30.212
7.249,811
8. Edukasi Pasien dan Keluarga
a. Pengendalian infeksi

Pengendalian infeksi pada pasien dan keluarga diberikan setiap


operan dinas, Pasien da keluarga diberikan pendidikan kesehatan
tentang nutrisi.

b. Diit dan obat obatan

Pasien diberikan pengetahuan tentang diit seperti diit TKTP yaitu


pasien harus banyak mengkonsumsi protein sehingga dapat
mempercepat penyembuhan luka, dan untuk obat obatan pasien
diberikan pengetahuan untuk meminum obat obatan sesuai dengan
jadwal.

9. Discharge Planning pada Pasien


a. Peralatan yang dibutuhkan saat discharge planning:
No. Peralatan yang digunakan Jumlah

1 Surat Kontrol 1 Lembar

2 Obat-Obatan

1. cefixime 2x1 1 Strip

2. keren 2x1 1 Strip

3. Harnal 1x1 1 Strip

b. Kepuasan klien : (terlampir)


c. Discharge planning pada pasien:
1. Hindari mengangkat beban berat ( lebih dari 4.5 kg )
2. Hindari beraktivitas berlebih
3. Minum obat secara teratur sesuai intruksi dokter
4. Memberikan penkes tentang nutrisi
5. Kontrol kembali dan tepat waktu sesuai yang ditentukan
6. Memperhatikan kebersihan genetalia.
7. Perhatikan pemasukan cairan 2-3 liter/hari
INDIKATOR

A. Tahap Pengkajian
Mengklarifikasi dan mengidentifikasi identitas klien untuk memastikan
kekurangan data yang diperoleh. Kemudian mengkaji tingkat pengetahuan
klien terkait dengan penyakit yang di derita, meliputi pengertian penyakit,
tanda dan gejalanya, pencegahan kambuhnya penyakit dan apa hal-hal yang
harus dihindari oleh klien, seperti makan tidak teratur. Melakukan konsumsi
obat secara teratur dan kontrol setelah obat habis.

B. Tahap Perencanaan

1. Memprediksi permasalahan kesehatan klien yang akan dihadapi saat klien


pulang
2. Mengidentifikasi diagnosa discharge planning klien (diagnosa discharge
planning klien adalah Gangguan Rasa Nyaman Nyeri dan Resiko Infeksi)
3. Melakukan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk menyelesaikan
permasalahan klien (dokter, gizi,dll)
4. Menentukan rencana perawatan untuk mempersiapkan perawatan
kesehatan klien di rumah sakit sesuai kebutuhan klien
5. Mencatat perencanaan/intervensi sesuai dengan kebutuhan klien dalam
pendokumentasian
C. Tahap Pelaksanaan
Memberikan intervensi Teaching : Disease Process dimana menjelaskan
tentang :

1. Medication (obat)
Obat yang diberikan ketika klien pulang disesuaikan dengan advice
dokter, sehingga dalam hal ini harus dilanjutkan setelah pulang,
menjelaskan kapan meminum obat, dosis, dan fungsi obat tersebut.

2. Environment (lingkungan)
Diutamkan tidak membiarkan klien sendirian karena kondisi klien yang
masih lemah dengan kondisi nyeri masih terasa, melakukan pengaturan
rumah sehingga klien mudah dalam mengambil barang-barang contoh
mendekatkan barang-barang klien, menghindari lantai yang licin, ruangan
yang cukup akan pencahayaan dan menyediakan lingkungan yang
nyaman dan refresentatif.

3. Treatment (pengobatan)
Menjelaskan kepada klien untuk istirahat pasca rawat di rumah sakit,
diutamakan istirahat dengan cukup, mobilisasi secara bertahap dan di
harapkan TN. K minum obat dengan teratur agar nyeri dapat teratasi
dengan baik.

4. Health Teaching (pengajaran kesehatan)


Memberikan pengetahuan tentang penyakit, tanda dan gejala, pemicu,
pengobatannya. Perawat memberi tahu cara pemberian obat kepada
klien dan keluarga klien, waktu kontrol dan barang-barang apa saja yang
harus dibawa ketika kontrol.

5. Diet
Klien dianjurkan untuk makan dengan teratur, dan makan-makanan yang
sehat, tidak diperkenankan makan makanan yang pedas dan berminyak
dan diutamakan makan makanan yang berprotein tinggi dan kaya akan
nutrisi yang penting bagi percepatan kesembuhan pasien.

A. Tahap Evaluasi
Setelah dilakukan pemberian pendidikan kesehatan keluarga mengatakan
mengerti apa saja yang telah dijelaskan perawat dan akan terus berupaya
membantu dalam kesembuhan klien.

10. Kepuasan Pasien atau Keluarga


Penilaian kepuasan klien dan keluarga dilakukan melalui wawancara
langsung dengan klien dan keluarga. Klien dan keluarga mengatakan
merasa puas dengan pelayanan yang diberikan oleh RSUD Al-Ihsan baik
oleh tenaga medis maupun tenaga non medis sehingga klien cepat pulih
dari sakitnya.
11. Komunikasi Interpersonal
Komunikasi interpersonal yang dibutuhkan oleh klien yaitu
komunikasi dengan dokter spesialis, ahli gizi, dan petugas analisa laborat.
a. Advise dari dokter spesialis adalah untuk dilakukan pemeriksaan darah
rutin, GDS, SGOT, SGPT, kreatininm, ureum dan pemeriksaan thorax
photo
b. Advise dari ahli gizi yaitu diit makanan lunak.

12. Hambatan dan Pendukung Proses Keperawatan Secara Manajerial


a. Waktu pemberian obat
1. Hambatan / Tantangan

Waktu Pemberian terapi pada pasien baru disesuaikan dengan jadwal


pemberian terapi yang dilaksanakan diruangan dan tidak di hitung
sesuai dengan waktu kebutuhan klien.
2. Faktor pendukung
Saat Tn.K tiba diruangan, Tn.K diberikan terapi injeksi sesuai
dengan keluhan dan advise dokter. Akan tetapi waktu pemberian
terapi selanjutnya tidak dihitung sesuai dengan perhitungan
pemberian obat klien, tetapi pemberian terapi selanjutnya
disesuaikan dengan jadwal pemberian terapi yang dilaksanakan
diruangan.
3. Solusi dalam penyelesaian masalah
Pemberian terapi pada klien seharusnya disesuaikan dengan
kebutuhan klien. Dimana waktu pemberian terapi klien tidak
disesuaikan dengan jadwal yang dilaksanakan diruangan.
b. Penemuan diagnosa keperawatan
1) Hambatan/tantangan
Pengambilan diagnosa keperawatan pada klien rata-rata hanya
diambil 1 diagnosa keperawatan, setelah dilakukan pengkajian
terdapat lebih dari 1 diagnosa keperawatan pada Tn.K
2) Faktor pendukung
Tn.K masuk dengan keluhan utama nyeri pinggang sebelah kanan.
Dari data tersebut diagnosa keperawatan yang diangkat hanya
gangguan rasa nyaman nyeri. Tetapi setelah dikaji lebih lanjut, klien
juga mengalami resiko infeksi pada luka.
3) Solusi dalam penyelesaian masalah
Penegakan diagnosa keperawatan pada klien seharusnya semua yang
sesuai dengan keluhan pasien diangkat menjadi diagnosa
keperawatan tidak hanya 1 masalah keperawatan.
c. Pembagian tugas perawat
1. Hambatan/tantangan
Tidak tetapnya pembagian tugas perawat dalam ruangan dalam
merawat pasien masih kurang optimal.
2. Faktor pendukung
Diruang Zumar pembagian tugas perawat sudah ditentukan diawal,
jadi setiap perawat menyesuaikan pekerjaan yang sudah di bagikan
oleh ketua tim, tetapi apabila ada yang di butuhkan oleh pasien dan
perawat yang mengelola tidak ada maka tindakan yang dibutuhkan
klien dilaksananakan oleh rekannya dan setelahnya memberi
kejelasan kepada yang mengelola pasien.
3. Solusi dalam menyelesaikan masalah
Diruang Zumar penyelesaian masalah dilakukan dengan cara
didiskusikan dengan sesama perawat ataupun dengan kepala
ruangan.
13. Hambatan/Tantangan, Faktor Pendukung Dan Solusi Penyelesaian
Dalam Pengelolaan Pasien
1. Hambatan/Tantangan
Hambatan atau tantangan selama proses pengelolaan kepada Tn.K
adalah klien dan keluarga belum terlalu memahami tentang penyakit
dan apa saja yang dapat memicu penyakit kambuh. Hal tersebut
didukung oleh pernyataan klien dan keluarga yang belum memahami
sakitnya serta penanganannya serta faktor pendidikan dan usia klien
membuat klien belum memahami tentang penyakitnya.
2. Faktor pendukung
Klien dan keluarga klien sangat kooperatif dengan informasi yang
diberikan oleh perawat dan tenaga medis lainnya, mengurangi nyeri
dengan teknik napas dalam dan distraksi serta cara untuk merawat
luka dengan baik. Keluarga juga selalu mengupayakan kesembuhan
klien. Klien juga bersemangat untuk mengikuti saran dari perawat
agar klien cepat sembuh.
3. Solusi dalam menyelesaikan masalah
a. Memberikan edukasi kepada klien dan keluarga klien tentang
penyakit, mengurangi nyeri dengan teknik napas dalam dan
distraksi, perawatan luka yang baik dan benar di rumah,
b. Meminta keluarga klien untuk memberikan dukungan kepada klien
selama sakit dan pasca keluar rumah sakit dengan memberikan
lingkungan yang nyaman dan bersih.

Anda mungkin juga menyukai