PENDAHULUAN
kesehatan yng saat ini terjadi di negara indonesia. Derajat kesehatan anak
kesehatan anak adalah penyakit menular. Penyakit menular yang paling sering
pencernaan. Salah satu penyakit pada saluran penecernaan adalah kejadian demam
insidensi di seluruh dunia terdapat sekitar 17 juta per tahun dengan 600.000 orang
beberapa negara Asia pada anak usia 5-10 tahun menunjukan bahwa insidensi
angka kejadian demam thypoid mencapai 180-194 per 100.000 anak, di Asia
selatan pada usia 5-1 tah0 tahun sebesar 400-500 per 100.000 penduduk, di Asia
Tenggara 100-200 per 100.000 penduduk, dan di Asia Timur kurang dari 100
1
2
1,3 juta kasus demam thypoid tiap tahunnya dengan lebih dari 20.000 kematian
rata-rata demam thypoid pada masyarakat di daerah semi urban adalah 357,6 per
karena berhubungan erat dengan penyediaan air bersih yang belum memadai serta
dr.Slamet Garut di dapat data selama 3 bulan terakhir (Febuari – April 2018) dari
Bronkopnemonia 38,5% atau 121 jiwa, diare 14% atau 44 jiwa, febris 13% atau
41 jiwa, thypoid 6% atau 19 jiwa dan kejang demam 4,1% atau 13 jiwa. Kasus
Dari data bagian rekam medik di atas, penyakit demam thypoid di RSUD
dengan jumlah kasus sebanyak 319 atau 6% dari seluruh kasus yang ada. Hal ini
komplikasi yang biasanya terjadi pada usus halus dapat berupa perdarahan usus,
(Bakteremia).
penyesuaian kondisi kesehatan dengan lingkungan yang ada di rumah sakit yang
akan menimbulkan stres akibat pengaruh penyakit dan pembatasan aktivitas (Bed
Rest) membuat anak menjadi lemah dan tidak leluasa dalam melakukan aktivitas
asuhan keperawatan.
normal, menggunakan pakaian yang tidak tebal, dan memberikan kompres (Kania,
2007).
yang telah dicelupkan pada air hangat, yang ditempelkan pada bagian tubuh
tertentu sehingga dapat memberikan rasa nyaman dan menurunkan suhu tubuh
kompres hangat pada daerah aksila dan dahi mempunyai efek dalam menurunan
keperawatan pada klien Thypoid melalui penuyusunan karya tulis ilmiah (KTI)
Garut?
pendokumentasian.
a. Bagi Perawat
Manfaat praktis penulisan karya tulis ilmiah ini bagi perawat yaitu perawat
dapat menentukan diagnosa dan intervensi keperawatan yang tepat pada klien
Manfaat praktis penulisan karya tulis ilmiah ini bagi rumah sakit yaitu
dapat digunakan sebagai acuan untuk meningkatkan mutu dan pelayanan bagi
termoregulasi.
TINJAUAN PUSTAKA
yang lain bisa sangat jauh berbeda. Pada dasarnya system pencernaan
yang merentang dari mulut sampai anus, dan organ – organ aksesoris seperti
gula sederhana, lemak menjadi asam lemak bebas dan monogliserida, serta
1. Mulut (oris)
7
8
Rongga mulut dibatasi oleh beberapa bagian, yaitu sebelah atas oleh
tulang rahang dan langit-langit (palatum), sebelah kiri dan kanan oleh otot-
a. Gigi (dentis)
lebih kecil. Hal ini akan membantu enzim-enzim pencernaan agar dapat
mencerna makanan lebih efisien dan cepat. Selama pertumbuhan dan per-
kembangan, gigi manusia mengalami perubahan, mulai dari gigi susu dan
gigi tetap (permanen). Gigi pertama pada bayi dimulai saat usia 6 bulan.
Gigi pertama ini disebut gigi susu (dens lakteus). Pada anak berusia 6
makanan.
9
makanan.
mengunyah makanan.
mengunyah.
(tulang gigi).
b. Lidah (lingua)
berbicara.
1) Papila fungiformis
2) Papila filiformis.
3) Papila serkumvalata
c. Kelenjar Ludah
10
ptyalin atau amylase dan ion natrium, klorida, bikarbonat, dan kalium.
3) Memecah protein.
5) Zat buangan
lebih dalam.
2. Faring ( Tenggorokan)
dan jalan makanan, letaknya berada dibelakang rongga mulut dan rongga
Tekak terdiri dari : bagian superior = bagian yang sangat tinggi dengan
hidung, bagian media = bagian yang sama tingginya dengan mulut dan
orofaring, bagian ini berbatas kedepan sampai keakar lidah bagian inferior
3. Esofagus (Kerongkongan)
adanya kontraksi otot secara bergantian pada lapisan otot yang tersusun
sehingga makanan tidak masuk trakea dan paru-paru tetapi makanan tetap
masuk ke kerongkongan.
4. Lambung (gaster)
13
: kardiak (bagian atas), fundus (bagian tengah) dan pilorus (bagian akhir).
pepsin dan enzim renin. Enzim ptialin dalam air ludah tidak dapat bekerja di
dalam lambung karena terlalu asam (pH sekitar 1,5 sampai 3). Makanan
berada di lambung kira-kira 3 sampai 4 jam atau sampai 7 jam untuk bahan
a. Penyimpan makanan
b. Memproduksi kimus
c. Digesti protein
d. Memproduksi mucus
e. Memproduksi glikoprotein
f. Penyerapan.
sedangkan pHnya 6,3 – 7,6. Dinding usus halus terdiri atas tiga lapis, yaitu
juga melepaskan sejumlah kecil enzim yang mencerna protein, lemak, dan
gula.
enzim usus dan enzim pangkreas serta dibantu empedu dalam hati.
Usus deudenum adalah bagaian dari usus halus yang terletak setelah
yang terpendek dari usus halus yaitu panjangnya sekitar 25 cm, diameternya
usus duodenum terdapat dua bermuara saluran yaitu dari pancreas dan
kantung empedu.
Usus kosong adalah usus ke dua dari usus halus setelah usus dua belas
jari dan usus penyeapan (ileum). Pada manusia dewasa panjang usus kosong
jonjot usus (vili), yang memperluas permukaan dari usus. Secara hitologis
dapat dibedakan dengan usus dua belas jari, yakni berkurangnya kelenjar
yakni sedikitnya sel goblet dan plak peyeri. Sedikit sulit membedakan usus
Usus penyerapan adalah bagian terakhir dari usus halus. Pada system
pencernaan manusia, ini memiliki panjang sekitar 2-4 meter dan terletak
setelah deodenuem dan jejunum, dan dilanjutkan oleh usus buntu. Ilium
16
memiliki pH antara 7 dan 8 (netral atau sedikit basa) dan berfungsi untuk
Usus besar adalah saluran yang berhubung dengan bagian usus halus
( ileum ) dan berakhir dengan anus. Yang panjangnya sekitar 1,5 m dan
b. Memproduksi mucus
1) Kolon asendens; yang merentang dari coecum sampai ke tepi bawah hati
c. Rectum.
Biasanya rectum isi kosong karena tinja disimpan di tempat yang lebih
tinggi, yaitu pada kolon descendens. Jika kolon descenden penuh dan tinja
penyerapan air kembali dilakukan. Jika defekasi tidak juga dilakukan dalam
tambahan pada usus buntu infeksi pada organ ini disebut apendiksitis atau
Umbai cacing terbentuk dari caecum pada tahap embrio. Dalam orang
dewasa, umbai cacing berukuran sekitar 10cm tetapi bisa bervariasi dari 2
sampai 20cm. walaupun lokasi apendiks selalu tetap, lokasi ujung umbai
dalam usus besar berfungsi untuk membuat zat-zat penting, seperti vitamin
8. Anus
keluar dari tubuh. Sehingga anus terbentuk dari permukaan tubuh (kulit) dan
sebagian lainnya dari usus. Pembukaan dan penutupan anus diatur oleh otot
19
9. Pankreas
penting seperti insulin. Pancreas terletak pada bagian superior perut dan
protein ke dalam bentuk yang dapat digunakan oleh tubuh dan dilepaskan
dalam bentuk inaktif. Enzim ini hanya akan aktif jika telah mencapai
10. Hati
protein plsma, dan penetral obat. Hati juga memproduki bile, yang penting
dalam pencernaan.
Zat-zat gizi dari makanan diserap dalam dinding usus yang kaya akan
pembuluh darah yang kecil. Kapiler ini akan mengalirkan darah ke vena
yang bergabung dengan vena yang lebih besar dan pada akhirny masuk ke
dalam hati sebagai vena porta. Vena porta dibagi menjadi pembuluh-
Empedu mengalir dari hati melalui duktus hepatikus kiri dan kanan,
ini bergabung dengan sebuah saluran yang berasal dari kantung empedu
duodenum.
empedu dan hanya sedikit empedu yang mengalir ke hati. Makanan dalam
kelebihan kolesterol.
d. Obat dan limbah lainnya dibuang dalam empedu dan selanjutnya dibuang
dari tubuh
empedu.
22
yang lebih dari satu minggu, gangguan pada pencernaan, dan gangguan
akut pada usus halus dengan gejala demam satu minggu atau lebih disertai
(Rampengan, 2007)
2.1.3. Etiologi
salmonella parathypi (S. Parathypi A dan B serta C). Bakteri ini berbentuk
batang, gram negatif, mempunyai flagela, dapat hidup dalam air, sampah dan
debu. Namun bak]=teri ini dapat mati dengan pemanasan suhu 600 selama 15-
20 menit. Akibat infeksi oleh salmonella thypi, pasien membuat antibodi atau
aglutinin yaitu :
titernya untuk diagnosa, makin tinggi titernya makin besar pasien menderita
2.1.4. Patofisiologi
dalam tubuh melalui mulut. Pada saat melewati lambung dengan suasana asam
pompa proton atau antasida dalam jumlah besar, akan mengurangi dosis
infeksi. Bakteri yang masih hidup akan mencapai usus halus. Di usus halus,
bakteri melekat pada sel-sel mukosa dan kemudian menginvasi mukosa dan
menembus dinding usus, tepatnya di ileum dan jejunum. Sel-sel M, sel epitel
sirkulasi sistemik sampai ke jaringan RES di organ hati dan limpa. Salmonella
ditentukan oleh jumlah dan virulensi kuman serta respons imun pejamu maka
Salmonella typhi akan keluar dari habitatnya dan melalui duktus torasikus
masuk ke dalam sirkulasi sistemik. Dengan cara ini organisme dapat mencapai
organ manapun, akan tetapi tempat yang disukai oeh Salmonella typhi adalah
hati, limpa, sumsum tulang belakang, kandung empedu dan Peyer’s patch dari
ileum terminal. Invasi kandung empedu dapat terjadi baik secara langsung dari
dapat menginvasi ulang dinding usus atau dikeluarkan melalui tinja. Peran
endotoksin dalam patogenesis demam tifoid tidak jelas, hal tersebut terbukti
makrofag di dalam hati, limpa, folikel limfoma usus halus dan kelenjar limfe
makrofag inilah yang dapat menimbulkan nekrosis sel, sistem vaskular yang
tidak stabil, demam, depresi sumsum tulang belakang, kelainan pada darah
badan, lesu, nyeri kepala, pusing dan tidak bersemangat, yang kemudian
remiten, dan dengan suhu tubuh yang tidak terlalu tinggi. Selama
pagi hari dan meningkat lagi pada soredan malam hari. Pada minggu
kering dan pecah-pecah, lidah putih kotor (coated tongue) ujung dan
tepi kemerahan, perut kembung, hati dan limpa membesar, disertai nyeri
pada perabaan.
merosot, yaitu apatis sampai samnolen (keinginan untuk tidur dan terus
2.1.6. Komplikasi
2. Perforasi usus. Timbul biasanya pada minggu ketiga atau setelahnya dan
terjadi pada bagian distal ileum. Perforasi yang tidak disertai peritonitis
pekak hati menghilang dan terdapat udara diantara hati dan diafragma
perforasi usus. Ditemukan gejala abdomen akut, yaitu nyeri perut yang
flebitis.
urenia hemolitik
3. Biakan empedu
basil salmonella typhosa pada urin dan tinja, maka pasien dinyatakan
betul-betul sembuh
4. Pemeriksaan widal
setelah dilakukan imunisasi atau bila penderita telah lama sembuh. (Suriadi
2.1.8. Penatalaksanaan
sebagai berikut:
tempat tidur, pakaian, dan peralatan yang dipakai oleh pasien. Ubah posisi
obstipasi dan retensi urin, isolasi penderita dan desinfeksi pakaian dan
eksreta pasien.
2. Diet dan terapi penunjang. Diet makanan harus mengandung cukup cairan
dan tinggi protein, serta rendah serat. Diet bertahap mulai dari bubur
saring bubur kasar hingga nasi. Diet tinggi serat akan meningkatkan kerja
a. Pemberian antibiotika
d. Antiemetik untuk menurunkan keluhan mual dan muntah pasi. (Suratun &
Lusianah, 2010)
2.1.9. Phatway Demam Thypoid
Kuman salmonella
↓
typhi yang masuk ke
Lolos dari asam lambung
saluran
gastrointestinal Malaise, perasaan tidak enak
Bakteri masuk usus badan, nyeri abdomen
halus
Pembuluh limfe Inflamasi Komplikasi intestinal:
perdarahan usus, perforasi
Masuk retikulo
usus( bag, distal, ileum )
Peredaran darah endothelial (RES)
peritonituis
(Bakteremia Primer) terutama hati dan limfa
sumber (NANDA, NIC & NOC, 2015)
Masuk ke aliran
Inflamasi pada hati Empedu darah(Bakteremia
dan limfa sekunder)
Penurunan mobilitas
Lase plak Mempengaruhi pusat
usus
peyer termoregulator
dihipotalamus
Crish, 2008).
masa atau waktu kehidupan anak. Menurut Hidayat (2009) secara umum
1. Masa prenatal Masa prenatal terdiri atas dua fase, yaitu fase embrio dan fase
fetus. Pada masa embrio, pertumbuhan dapat diawali mulai dari konsepsi
hingga 8 minggu pertama yang dapat terjadi perubahan yang cepat dari ovum
menjadi suatu organisme dan terbentuknya manusia. Pada fase fetus terjadi
sejak usia 9 minggu hingga kelahiran, sedangkan minggu ke-12 sampai ke-40
terjadi peningkatan fungsi organ, yaitu bertambah ukuran panjang dan berat
jaringan otot.
2. Masa postnatal Terdiri atas masa neonatus, masa bayi, masa usia prasekolah,
31
32
a. Masa neonatus
Pertumbuhan dan perkembangan post natal setelah lahir diawali dengan masa
neonatus (0-28 hari). Pada masa ini terjadi kehidupan yang baru di dalam
b. Masa bayi
Masa bayi dibagi menjadi dua tahap perkembangan. Tahap pertama (antara
usia 1-12 bulan): pertumbuhan dan perkembangan pada masa ini dapat
saraf. Tahap kedua (usia 1-2 tahun): kecepatan pertumbuhan pada masa ini
Perkembangan pada masa ini dapat berlangsung stabil dan masih terjadi
dan kemampuan kognitif. Menurut teori Erikson (Nursalam, 2015), pada usia
guilty). Pada masa ini, rasa ingin tahu (courius) dan adanya imajinasi anak
menurut teori Sigmund Freud, anak berada pada fase phalik, dimana anak
mulai mengenal perbedaan jenis kelamin perempuan dan lakilaki. Anak juga
masa usia prasekolah anak mengalami proses perubahan dalam pola makan
d. Masa sekolah
Perkembangan masa sekolah ini lebih cepat dalam kemampuan fisik dan
e. Masa remaja
Pada tahap perkembangan remaja terjadi perbedaan pada perempuan dan laki-
laki. Pada umumnya wanita 2 tahun lebih cepat untuk masuk ke dalam tahap
(Nursalam, 2015) bila grafik berat badan naik lebih dari 120% kemungkinan
menderita penyakit kronis atau atau kelainan hormonal. Lingkar kepala juga
kepala yang lebih dari normal dapat dijumpai pada anak yang menderita
kurang dari normal dapat diduga anak menderita retardasi mental, malnutrisi
kronis.
pada anak dapat diakibatkan berbagai faktor, yaitu adanya faktor genetik,
35
juga disebabkan oleh kelainan fisik seperti bibir sumbing dan serebral pasli (
Nursalam, 2015).
Gangguan tersebut antara lain adalah major depression yang ditandai dengan
disforia, kehilangan minat, sukar tidur, sukar konsentrasi, dan nafsu makan
2.3.1. Pengkajian
1. Identitas
5. Pemeriksaan fisik
1) Kepala
Keadaan kulit kepala bersih bersih dan warna rambut hitam, penyebaran
rambut merata, jumlah rambut banyak, tidak rontok, saat dipalpsi tidak
2) Wajah
Bentuk wajah simetris, tidak terdapat lesi, tidak ada nyeri tekan, tidak ada
edema
37
3) Mata
Saat di inspeksi kedua mata simetris kiri dan kanan, konjungtiva merah
muda, sklera berwarna putih, reaksi warna pupil mengecil saat diberi
4) Telinga
Saat di inspeksi bentuk telinga kanan dan kiri simetris, keadaan bersih, saat
dipalpasi teraba lembut, tidak terdapat nyeri tekan, fungsi pendengaran baik,
5) Hidung
Saat di inspeksi bentuk lubang hidung simetris antara kiri dsn kanan, tidsk
6) Mulut
Letak bibir simetris, berwarna merah muda, mukosa bibir lembab, lidah
dapat bergerak bebas, warna lidah berwarna merah muda , gigi tampak
bersih, uvula berada ditengah tampak bergerak saat menyebut “ ah” fungsi
pengecapan baik terbukti klien dapat memebedakan rasa asin dan manis.
7) Leher
Pada saat di inspeksi tidak ada kemerahan, saat di inspeksi tidak ada
karotis.
38
8) Abdomen
Bentuk punggug : simetris, punggung tegak, tidak ada lesi atau kemerahan,
benjolan, tidak ada nyeri tekan, tidak ada kelainan seperti lordosis, kifosis
dan skoliosis.
Bokong :Kulit bokong kecoklatan tidak ada lesi atau bintik kemerahan dan
10) Genitalia
Tidak ada kelainan pada genitalia, tidak ada kemerahan, tidak ada lesi,
11) Anus
Bentuk anus utuh, terdapat lubang pada bagian anus, tidak ada lesi tidak ada
benjolan, tidak ada massa, tidak ada nyeri tekan, tidak ada haemoroid.
12) Ekstremitas
keadaan klien yang lemah terpaksa klien istirahat total ditempat tidur.
39
13) Integument
Warna kulit klien sawo matang, tidak terdapat lesi dan memar.
6. Pemeriksaan Diagnostik
berikut:
a) Darah tepi
1) Terdapat gambaranleucopenia.
2) Limfositosis retalif.
secara tepat.
b) Pemeriksaan Widal
lebih dari 1/80, 1/160 dan seterusnya, maka hal ini menunjukan
basil salmonella typhosa pada urin dan tinja, maka pasien dinyatakan
betul-betul sembuh
40
2.3.3. Intervensi
Diagnosa yang biasanya muncul pada demam tifoid menurut (NANDA, NIC
Hasil yang diharapkan: Pasien mempertahankan suhu tubuh normal yaitu 36ºC-
Intervensi:
c. Anjurkan kepada ibu klien agar klien memakai pakaian tipis dan menyerap
keringat
penguapan tubuh
dehidrasi
kuman infeksi.
Hasil yang diharapkan: status cairan tubuh adekuat, ditandai dengan membran
Intervensi:
dehidrasi
Hasil yang diharapkan: terlihat tenang dan rileks dan tidak ada keluhan nyeri
Intervensi:
Rasional: suatu hal yang amat penting untuk memilih intervensi yang cocok
menurunkan inflamasi.
hangat
penyembuhan.
Hasil yang diharapkan: nafsu makan meningkat, makan habis satu porsi, berat
Intervensi:
b. Anjurkan kepada orang tua untuk memberikan makanan dengan teknik porsi
Rasional: menghilangkan rasa tidak enak pada mulut atau lidah dan dapat
pada usus
sesuai kebutuhan.
Hasil yang diharapkan: Mempertahankan bentuk feses lunak 1-3 hari, bebas
Intervensi:
2.3.4. Implementasi
terdiri dari :
kriteria yaitu :
lain.
2.3.5. Evaluasi
selama setiap kontak perawat dengan pasien (NANDA, NIC & NOC : 2010).
2.4.1. Termogulasi
disebabkan oleh kelainan di dalam otak sendiri atau zat toksik yang
normal, tetapi dalam dasar set poin yang baru. Pada demam, set point
46
meningkatkan respon suhu tubuh. Tanda dan gejala utama kejadian demam
konsisten dengan respon yang diharapkan ketika suhu tubuh menurunkan set
point. Pucat dan dingin adalah hasil dari vasokonstriksi dermal, yang berarti
mengembalikan heat loss didalam setting suhu yang tinggi. Menggigil dan
berselimut dibawah bed cover juga berarti meningkatkan suhu pada tingkat
set point baru. Ketika set point normal dikembalikan, mekanisme heat loss
dermal dan melepaskan bed cover, semuanya berarti mengurangi suhu untuk
nutrisi dan oksigen pada sel, meningkatkan suplai darah, dan mempercepat
pembuluh darah diatur oleh pusat vasomotor pada medulla oblongata dari
47
ketiak dan lipat paha mempunyai pengaruh yang baik dalam menurunkan
oleh tubuh dan jumlah panas yang hilang ke lingkungan luar.(Potter dan
1. Core temperatur (Suhu inti ) Suhu pada jaringan dalam dari tubuh, seperti
2. Surface temperatur Suhu pada kulit, jaringan subcutan, dan lemak. suhu ini
Pada manusia nilai normal untuk suhu tubuh oral adalah 37ºC , tetapi
pada sebuah penelitian kasar terhadap orang-orang muda normal, suhu oral
48
pagi hari rerata adalah 36,7º C dengan simpang baku 0,2º C. Dengan
demikian, 95% orang dewasa muda diperkirakan memiliki suhu oral pagi hari
sebesar 36,3 – 37,1ºC. Berbagai bagian tubuh memiliki suhu yang berlainan,
tubuh lainnya. Suhu rectum dipertahankan secara ketat pada 32ºC. suhu
rectum dapat mencerminkan suhu pusat tubuh (Core temperature) dan paling
sedikit di pengaruhi oleh perubahan suhu lingkungan. Suhu oral pada keadaan
dan evaporasi (Potter dan Perry, 2010) Radiasi adalah perpindahan panas
evaporasi kira kira 0,6 kalori panas hilang untuk setiap gram air yang
labil dari pada dewasa sampai masa puber. Beberapa orang tua, terutama
yang menurun. Orang tua terutama yang sensitif pada suhu lingkungan
2. Diurnal Variation
3. Latihan
Kerja keras atau latihan berat dapat meningkatkan suhu tubuh setinggi
4. Hormon
ovulasi.
50
5. Stress
Menaikkan suhu tubuh berkisar 0,3ºC sampai 0,6ºC diatas suhu tubuh
6. Lingkungan
suhu seseorang. Jika suhu diukur didalam kamar yang sangat panas dan suhu
tubuh tidak dapat dirubah oleh konveksi, konduksi atau radiasi, suhu akan
tinggi.
Setiap orang mengalami perubahan suhu tubuh setiap 24 jam dan batas-
batas normal yang dapat diterima adalah suhu 36 hingga 37º5 C (W. F.
Ganong, 1998). Pengukuran suhu tubuh 37,5 0 C- 38,3 0 C disebut febris dan
Ada empat metode mengukur suhu tubuh, yaitu oral – paling sering
digunakan ; aural (telinga) – paling akurat,. rectal – suhu rectal lebih tinggi
satu derajat daripada suhu oral, axilla atau groin (pangkal paha). Metode ini
thermometer oral, aural atau rectal. Pengukuran suhu axilla atau pangkal paha
axilla (Kusyati, 2006). Tujuannya adalah untuk mengkaji suhu tubuh klien
diagnose. Prosedur pengukuran suhu axilla dan persiapan ada pada lampiran.
BAB III
METODE PENELITIAN
Desain yang digunakan penulis adalah studi kasus. Studi kasus ini adalah studi
dan menyertakan berbagai sumber informasi. Studi kasus ini dibatasi oleh waktu
dan tempat.
Sesuai dengan judul yaitu asuhan keperawatan pada klien thypoid dengan
dari perencanaan, implementasi dan evaluasi sesuai diagnosa medis dan masalah
keperawatan yang terdapat dalam judul studi kasus tersebut. Batasan istilah
1. Thypoid
Demam thypoid merupakan suatu penyakit infeksi sistemik yang disebabkan oleh
Salmonella thypi yang masih dijumpai secara luas di berbagai negara berkembang
52
53
tersebut. Salah satu gangguan system pencernaan adalah demam thypoid adalah
penyakit infeksi akut yang biasanya mengenai saluran pencernaan dengan gejala
demam yang lebih dari satu minggu, gangguan pada pencernaan, dan gangguan
3. Ketidakefektifan termoregulasi
antara panas yang hilang dan dihasilkan atau lebih sering disebut sebagai
produksi panas dan kehilangan panas agar suhu tubuh tetap konstant dan normal.
2014)
Nusa Indah Atas yaitu ruangan Anak. Penulis melakukan studi kasus terhadap
klien sejak klien pertama kali masuk rumah sakit sampai pulang atau klien
keperawatan dari tanggal 08 Mei 2018 sampai dengan tanggal 10 Mei 2018.
54
Pengumpulan Data
1. Wawancara
mendapatkan berbagai macam data mulai dari identitas klien dan penanggung
riwayat penyakit keluarga, aktivitas klien selama di rumah maupun rumah sakit,
dan lain-lainnya.
untuk menemukan keluhan atau kelainan yang dirasakan oleh klien mengenai
3. Studi Dokumentasi
dari hasil pemeriksaan tersebut dan mendukung diagnosa yang sudah ditemukan.
55
utama yaitu klien, keluarga klien dan petugas kesehatan lainnya yang
pengumpulan data sampai dengan semua data terkumpul. Analisa data dilakukan
ada dan selanjutnya dituangkan dalam opini pembahasan. Teknik analisis yang
masalah. Teknik analisis digunakan dengan cara observasi oleh peneliti dan studi
1. Pengumpulan Data
Hasil ditulis dalam bentuk catatan lapangan, kemudian disalin dalam bentuk
2. Mereduksi Data
dijadikan satu dalam bentuk transkrip dan dikelompokkan menjadi data subyektif
3. Penyajian Data
Penyajian data dapat dilakukan dengan tabel, gambar bagan maupun teks
naratif. Kerahasiaan dari klien dijamin dengan jalan mengaburkan identitas dari
klien.
4. Kesimpulan
Dari data yang disajikan, kemudian data dibahas dan dibandingkan dengan
evaluasi.
57
baik secara tertulis maupun secara lisan, untuk validitas, terdapat lembar
persetujuan menjadi responden yang di setujui oleh klien pada lampiran karya
3. Confidentiality (kerahasiaan)
yang berhak, atau dapat disebut dengan kerahasiaan. Dalam proses penulisan
karya tulis ini, penulis berusaha untuk tetap menjaga kerahasiaan data ataupun
catatan medis mengenai kondisi pasien / klien untuk tetap menjaga etik
4. Beneficience (bermanfaat)
sebab itu, pelaksanaan penelitian harus dapat mencegah atau paling tidak
5. Justice (keadilan)
agama, etnis, dan sebagainya (Notoatmodjo, 2010). Penulis menjamin kedua klien
memperoleh perlakuan yang sama tanpa membedakan gender, agama, etnis, dan
sebagain.
BAB IV
4.1. Hasil
4.1.1. Gambaran lokasi Pengambilan Data
dr.Slamet Garut. Rumah Sakit Umum Daerah dr.Slamet Garut adalah salah
satu rumah sakit milik Pemkab Garut yang berupa RSUD, di urus oleh Pemda
NO.12, Sukakarya Tarogong Kidul, Garut, Jawa Barat. Rumah Sakit Umum
pelayanan kesehatan salah satunya yaitu Ruang Nusa Indah Atas yang
merupakan ruangan Anak. Ruang Nusa indah Atas terletak di atas Ruang
Nusa indah Bawah. Pada ruang Nusa Indah Atas terdapat fasilitas tempat
tidur yaitu 32 buah yang terbagi menjadi 7 kamar yaitu kamar Isolasi 2
tempat tidur, Kamar 15, Kamar II 5 tempat tidur, Kamar III 5 tempat tidur,
tidur. Di Ruang Nusa Indah Atas terdapat juga Ruang Perawat, Dapur, Ruang
obat-obatan, Spoel Hook. Keadaan ruangan ini bersih dan kondusif. Kegiatan
yang biasanya di lakukan di ruangan yaitu injeksi obat, pemberian obat per
59
60
4.2.1. Pengkajian
1. Pengumpulan Data
a. Identitas Klien
Nama : An.A
Umur : 8 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : 1 SD
Nama : Ny.E
Umur : 27 Tahun
Pendidikan : SMP
Agama : Islam
c. Riwayat Kesehatan
mual muntah , klien lemas dan banyak tidur sejak 2 hari sebelum masuk
rumah sakit, ibu klien membawa klien ke dokter terdekat, namun keluhan
yang dirasakan tidak berkurang sehingga pada tanggal 02 Mei 2018 ibu
klien membawa klien ke IGD RSUD dr.Slamet Garut dengan hasil yang
didapatkan dari data status klien yaitu dipasang infus dengan cairan
asering10 tetes/menit
Pada saat dilakukan pengkajian pada tanggal 8 Mei 2018 pada pukul
diseluruh tubuh dengan suhu 37,8 ˚C. Demam dirasakan pada saat malam
hari.
a) Prenatal
pada saat mengsndung ibu klien tidak pernah mengalami infeksi ataupun
pada usia kehamilan 4 minggu dan yang kedua dilakukan pada usia
b) Intranatal
bidan, saat lahir klien langsung menangis, dengan berat badan 2,7 kg ( 2700
gr) dan panjang 47 cm. Ibu klien melahirkan dengan usia kandungan 36
c) Post Natal
Ibu klien mengatakan klien tidak ada riwayat kelainan setelah lahir
dan klien diberi ASI akslusif selama 6 bulan dan tidak ada kelainan
kongenital.
2 Eliminasi
a. BAB
64
4 Personal
Hygiene
a. Mandi 2x /hari 1x sehari (spons)
b. Gosok 2x /hari 4x selama di rs
gigi 2x sehari 2x selama 6 hari di rs
c. Keramas 2x seminggu 2x selama 6 hari di rs
d. Gunting
Kuku 3x sehari 1x /hari
e. Ganti
Pakaian
5 Aktivitas Klien dapat Di ruang perawatan, klien
beraktivitas dengan hanya berbaring dan ke
baik, main dengan kamar mandi di bantu oleh
sebayanya keluarganya untuk BAB
dan BAK.
1) Pertumbuhan
Sebelum
NO Pertumbuhan Saat di kaji Hasil normal
sakit
21 kg
1 Berat badan (BB) 20 kg 19 kg
Tinggi badan Tidak Terkaji >117 cm
2 115 cm
(TB)
Tidak Terkaji
Lingkar kepala 45-52 cm
3 48 cm
(LK)
65
Tidak Terkaji
Lingkar abdomen 45-58 cm
6 53 cm
(LA)
2) Perkembangan
teman sebayanya.
66
f. Riwayat imunisasi
Imunisasi
1) Keadaan Umum
GCS : 15 E: 4 M: 6 V: 5
Nadi : 96 x/menit
67
Respirasi : 22 x/menit
Suhu : 37,8 ᵒC
3) Pemeriksaan Fisik
a) Kepala
Keadaan kulit kepala bersih bersih dan warna rambut hitam, penyebaran
rambut merata, jumlah rambut banyak, tidak rontok, saat dipalpsi tidak
b) Wajah
Bentuk wajah simetris, tidak terdapat lesi, tidak ada nyeri tekan, tidak
ada edema
c) Mata
Saat di inspeksi kedua mata simetris kiri dan kanan, konjungtiva merah
muda, sklera berwarna putih, reaksi warna pupil mengecil saat diberi
d) Telinga
Saat di inspeksi bentuk telinga kanan dan kiri simetris, keadaan bersih,
saat dipalpasi teraba lembut, tidak terdapat nyeri tekan, fungsi pendengaran
e) Hidung
Saat di inspeksi bentuk lubang hidung simetris antara kiri dsn kanan,
f) Mulut
Letak bibir simetris, berwarna merah muda, mukosa bibir lembab, lidah
dapat bergerak bebas, warna lidah berwarna merah muda , gigi tampak
bersih, uvula berada ditengah tampak bergerak saat menyebut “ ah” fungsi
pengecapan baik terbukti klien dapat memebedakan rasa asin dan manis.
g) Leher
Pada saat di inspeksi tidak ada kemerahan, saat di inspeksi tidak ada
karotis.
h) Abdomen
adanya benjolan, tidak ada nyeri tekan, tidak ada kelainan seperti lordosis,
Bokong :Kulit bokong kecoklatan tidak ada lesi atau bintik kemerahan
j) Genitalia
Tidak ada kelainan pada genitalia, tidak ada kemerahan, tidak ada lesi,
k) Anus
Bentuk anus utuh, terdapat lubang pada bagian anus, tidak ada lesi tidak
ada benjolan, tidak ada massa, tidak ada nyeri tekan, tidak ada haemoroid.
l) Ekstremitas
Bentuk kedua ekstremitas atas simetris antara kiri dan kanan, terpasang
CRT<3 detik.
Bentuk kedua ekstremitas bawah simetris, tidak ada lesi, todak ada
kulit teraba hangat, turgor kulit baik terbukti saat di cubit kulit dapat
g. Data Psikologis
Ibu klien merasa takut dan cemas akan penyakit yang di derita klien,
h. Data Sosial
70
i. Data Spritual
Ibu klien mengatakan bahwa klien dan keluarga beragama islam, serta
j. Data Hospitalisasi
k. Data Penunjang
1) Labolatorium
2. Analisa Data
Hipertermi
2 DS: Kuman salmonella typhi yang
Ibu klien masuk ke saluran
mengatakan gastrointestinal
klien tidak nafsu
makan Lolos dari asam lambung
DO:
Tampak Lemas Bakteri masuk usus halus
Adanya
penurunan berat Inflamasi
badan BB
sebelum masuk Pembuluh limfe
rs 20 kg, BB
sesudah masuk Peredaran darah (bacteremia
rs 19 kg primer)
Makan habis Ketidakseimbangan
Masuk retikuloendothilial (RES)
setengah porsi nutrisi kurang dari
terutama hati dan limfa
kebutuhan tubuh
Inflamasi pada hati dan limfa
Pembesaran Limfa
Splenomegali
Penurunan Mobolitas Usus
Penurunan Peristaltic Usus
Peningkatan Asam Lambung
Ketidakseimbangan Nutrisi
Kurang Dari Kebutuhan Tubuh
73
4.2.3. Perencanaan
No Diagnosa Intervensi
Keperawatan Tujuan Tindakan Rasional
1.Tedidakefektifan
termogulasi Setelah dilakukan Kaji TTV Mengetahui perubahan TTV
berhubungan tindakan Memberikan kompres Membantu menurunkan suhu
dengan reaksi keperawatan selama hangat badan
inflamasi ditandai 3 x 24 jam, demam Anjurkan banyak minum Mencegah terjadinya dehidrasi
dengan : dapat teratasi dengan air putih sewaktu panas
DS: kriteria hasil: Anjurkan untuk memakai Meminimalisir produksi panas
Ibu klien baju yang tipis dan yang diproduksi oleh tubuh
suhu tubuh
mengatakan menyerap keringat Membantu memepermudah
kembali
klien Memberikan obat teraphy penguapan panas
demam normal (36-
37 ᵒC).
sesuai anjuran dokter Membantu dalam penurunan
Ibu klien Anjurkan klien untuk panas
mengatakn banyak istirahat Mempercepat dalam dalam
demam Beri kompres hangat di penurunan produksi panas
dirasakan beberapa bagian
pada malam
hari
DO:
Badan
teraba
hangat
TTV:
Suhu: 37,8
0
C
75
Nadi:96
x/mnt
Respirasi:
22x/mnt
Hasil Lab
Darah Rutin
Hemoglobin
: 6,3
Hematokrit
: 19
Lekosit
: 4,630
Trombosit
: 155,000
Eritrosit
: 3,28
76
2 Ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari Setelah dilakukan Kaji status nutrisi anak Mengetahui langkah pemenuhan
kebutuhan tubuh di tindakan nutrisi
Anjurkan klien makan
tandai dengan: keperawatan selama meningkatkan jumlah masukan
DS: 3 x 24 jam sedikit demi sedikit tapi
sering dan mengurangi mual dan
Ibu klien diharapakan
mengatakan kebutuhan nutrisi Timbang berat badan klien muntah
klien tidak klien terpenuhi setiap 3 hari
nafsu secara adekuat mengetahui peningkatan dan
makan dengan kriteria hasil: Beri makanan lunak penurunan berat badan
DO: Jelaskan pada keluarga
Tampak Mempertaha memberikan motivasi pada
Lemas nkan berat pentingnya intake nutrisi keluarga untuk memberikan
badan makanan sesuai kebutuhan
Adanya yang adekuat
penurunan dengan batas
berat badan normal
BB sebelum Klien mampu
masuk rs 20 menghabiska
kg, BB 1 porsi
sesudah makanan
masuk rs 19 yang
kg disediakan
Makan Klien
habis mengalami
setengah peningkatan
porsi nafsu makan
77
2.Menimbang BB klien
07.30 WIB Hasil:BB klien naik 1 kg dengan 20kg
Mutia
O:
Suhu 36,5 0C, Nadi 92 x/menit, RR
20 x/menit
Kulit tidak teraba hangat
Klien tampak segar
Mutia
A:
Masalah teratasi
P:
Intervensi dihentikan
Pasien pulang
80
10 Mei II S:
2018 Ibu klien mengatakan klien sudah mulai
nafsu makan
O:
P:
Intervensi dihentikan