Pada Ny.S Dengan Diagnosa Medis Hipertensi Di Ruang Cendana Rumah Sakit
umum daerah simo boyolali
Hari : Senin
Jam : !5.30
S : Skala nyeri 6
C. Diagnosa Keperawatan: Nyeri akut (00132) berhubungan dengan agen cidera fisik
dibuktikan dengan ekspresi wajah nyeri,laporan tentng perilaku nyeri dan perilaku
distraksi
S : Skala nyeri 6
TD : 190/100 mmHg.
E. Dasar pemikiran
Hipertensi adalah tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya di atas 140
mmHg dan tekanan diastolik di atas 90 mmHg.Pada populasi manula, hipertensi
didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmHg dan tekanan diastolik 90 mmHg
(Bruner dan Suddarth, 2008).
Corwin (2009), menyatakan bahwa ada beberapa tanda dan gejala yang sering
muncul pada penderita hipertensi bertahun-tahun, yaitu seperti sakit kepala saat terjaga
(terkadang disertai mual dan muntah akibat peningkatan intrakranium), penglihatan kabur
akibat kerusakan hipertensif pada retina, cara berjalan mulai terganggu karena mulai
adanya kerusakan susunan saraf pusat, nokturia yang disebabkan peningkatan aliran
darah ginjal dan filtrasi glomerolus, edema dependen dan pembengkakan akibat
peningkatan tekanan kapiler. Namun tanda dan gejala yang khas dijumpai pada penderita
hipertensi adalah nyeri kepala.
Nyeri kepala pada pasien hipertensi memiliki ciri-ciri seperti nyeri kepala yang
terasa berat di tengkuk namun tidak berdenyut, sering muncul dipagi hari namun akan
hilang seiring matahari terbit (Julianti, Nurjanah & Soetrisno, 2005).
PROSEDUR
1. FASE ORIENTASI
Memberi salam
a. Memperkenalkan diri
b. Menjelaskan tujuan
c. Menjelaskan prosedur
d. Menanyakan persetujuan/kesiapan klien
e. Cuci tangan
2. FASE KERJA
a. Mengatur posisi klien
b. Menjelaskan cara latihan napas : menarik napas melalui hidung dan mengeluarkan
melalui mulut dilakukan 6-10x permenit
c. Memberikan contoh cara latihan napas : menarik napas melalui hidung dan
mengeluarkan melalui mulut``
d. Membimbing klien dalam latihan napas dalam jika terasa nyeri
e. Merapikan pasien
f. Cuci tangan
3. FASE TERMINASI
a. Mengevaluasi tindakan
b. Menyampaikan rencana tindak lanjut
G. Analisis Tindakan
Beberapa penelitian mengatakan bahwa SDB memiliki efek yang sangat positif
bagi penderita hipertensi. SDB adalah suatu cara yang dilakukan dengan menarik nafas
dalam kemudian dihembuskan secara perlahan dan dilakukan secara berkala. Sepdianto,
Nurachmah, dan Gayatri (2010), telah melakukan penelitian dan didapat bahwa
latihan SDB memiliki hasil yang baik dan efektif menurunkan tekanan darah
dibanding dengan seseorang yang tidak terpapar latihan. Keefektifan latihan SDB ini
dilakukan sebanyak 6x/menit bernafas normal dan kontrol pernafasan lambat pada
penderita hipertensi.
NIC
1) Manajemen nyeri(1400)
2) Manajemen obat(2380)
Manajemen nyeri(1400)
Aktivitas:
1) Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif
(lokasi,karakteristik,durasi,frekuensi,kualitas dan faktor presipitasi)
2) Observasi reaksi non verbal dari ketidaknyamanan
3) Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk mengetahui pengalaman
nyeri klien.
4) Evaluasi pengalaman nyeri masa lalu
5) Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti suhu
ruangan, pencahayaan, kebisingan
6) Ajarkan tentang teknik pernafasan / relaksasi
7) Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri
8) Evaluasi keefektifan kontrol nyeri
9) Anjurkan klien untuk beristirahat
10) Kolaborasi dengan dokter jika keluhan dan tindakan nyeri tidak
berhasil
Manajemen obat(2380)
R : Kepala
S : Skala nyeri 2
P : Intervensi dilanjutkan
Mengetahui