Anda di halaman 1dari 6

BBL

1. Perubahan fisik BBL :


Perubahan pada Sistem Pernapasan
Rangsangan u/ grk pernafasan :
Tekanan mekanik dr thoraks
Pe Pa O2 & ke Pa CO2
Rangsangan dingin pd daerah muka
Upaya bernafas pertama seorang bayi berfungsi u/ :
-Mengeluarkan cairan dlm paru paru
-Mengembangkan jar. Alveolus paru paru u/ pertama kali
Perubahan pada Sistem Kardiovaskuler
Tjd perubahan besar, yaitu :
-Penutupan foramen ovale pd atrium jantung
-Penutupan duktus arteriosus antara arteri paru2 & aorta
-Denyut jantung BBL rata2 140 dtk/mnt
-Volume drh pd BBL berkisar 80 110 ml/kg
Perubahan pd Sistem Thermogenik
Kehilangan panas pd BBL dpt tjd mll 4 cara a/l :
-Konveksi : Proses hilangnya pns tbh melalui kontak dgn udara yg
dingin di sktrnya
-Radiasi :Proses hilangnya pns tbh bl by diletakkan dkt dgn benda2
yg lbh rendah -suhunya dr suhu tbhnya
-Evaporasi : Proses hilangnya pns tbh bl by berada dlm keadaan bsh
-Konduksi : Proses hilangnya pns tbh melalui kontak lgs dgn benda2
yg mempunyai suhu lbh rendah
Perubahan pd Sistem Renal
Ginjal pd BBL sdh berfungsi, ttp blm sempurna.
BBL hrs BAK dlm wkt 24 jam stlh lhr, dgn jumlah urin sktr 20 30
ml/hr & me mjd 100 200 ml/hr pd wkt akhir mgg pertama
Perubahan pd Sistem Gastrointestinal
Kapasitas lambung BBL sgt bervariasi & tgt pd ukuran by, sktr 30
90 ml. Pengosongan dimulai dlm bbrp mnt pd saat pemberian
makanan & selesai antara 2 4 jam stlh pemberian makanan &
pengosongan ini dipengaruhi o/ bbrp faktor a/l wkt & volume
makanan, jns & suhu makanan serta stres fisik.
Perubahan pd Sistem Hepar
Liver bayi mempunyai peranan yg ptg dlm hal :
-penyimpanan zat besi
-metabolisme KH
-konjugasi bilirubin
-koagulasi
Liver BBL blm matur u/ membentuk glukosa shg BBL mdh terkena
hipoglikemi
Neonatus telah memiliki kapasitas fungsional u/ mengubah bilirubin,
namun sebagian bsr BBL ada yg mengalami hiperbilirubinemia
fisiologis
Perubahan pd Sistem Immunitas
Sistem immunitas BBL blm matang, shg menyebabkan BBL rentan
thd berbagai infeksi & alergi

Sedangkan sistem immunitas yg telah matang akan memberikan


kekebalan alami & kekebalan didpt pd tbh
Kekebalan alami t/d struktur pertahanan tbh yg mencegah a/
meminimalkan infeksi
Perubahan pd Sistem Integumen
Pd BBL semua struktur kulit tlh ada ttp blm matur.
Epidermis & dermis tdk terikat dgn erat & sgt tipis.
Verniks caseosa bersatu dgn epidermis
By aterm memiliki kulit erithemathous
Kulit srg kelihatan berbintik & lurik2
Tgn & kaki sdkt sianosis
Perubahan pd Sistem Repro
Pd bayi perempuan labia mayora & minora mengaburkan
vestibulum & menutupi klitoris
Pd bayi laki-laki preputium biasanya tdk sepenuhnya tertarik msk
Pd BBL baik perempuan / laki-laki srg ditemukan pembengkakan
payudara
Perubahan pd Sistem Skeletal
Tubuh BBL kelihatan sdkt tdk proposional
Tgn sdkt lbh panjang dr kaki
Punggung BBL kelihatan lurus & dpt ditekuk dgn mdh
BBL dpt mengangkat & memutar kepala ketika menelungkup
Perubahan pd Sistem Neuromuscular
Pertumb. otak sgt cpt & membutuhkan glukosa & O2 yg adekuat
Bbrp aktivitas refleks yg tdpt pd BBL a/l :
1. Refleks Moro / Peluk
2. Rooting Reflex
3. Refleks menghisap & menelan
4. Refleks batuk & bersin
5. Refleks genggam
6. Refleks melangkah & berjalan
7. Refleks otot leher
8. Babinsky Reflex
2. Peran perawat
perawat hrs dpt menciptakan s/ lingk yg meningkatkan kontak
positif ortu & anak.Misalnya: meletakkan bayi yg baru lahir lahir
diatas perut ibu & kmdn menyuruh ibu u/ memeluk & meneteki
bayinya.
perawat dpt mendorong kesadaran ortu ttg kemampuan & respon
anaknya u/ berkomunikasi,memberi dukungan & dorongan
semangat saat ortu berusaha u/ mjd kompeten & memainkan
perannya dgn penuh kasih & meningkatkan proses ikatan
3. mengukur apgarscore
Penilaian APGAR skor ditemukan oleh Dr. Virginia Apgar (1950). Penilaian
APGAR skor ini dilakukan pada menit pertama kelahiran untuk memberi
kesempatan kepada bayi memulai perubahan, kemudian menit ke-5 serta
menit ke-10. Penilaian dapat dilakukan lebih sering jika ada nilai yang
rendah dan perlu tindakan resusitasi. Penilaian menit ke-10 memberikan
indikasi morbiditas pada masa mendatang, nilai yang rendah berhubungan
dengan kondisi neurologis.

Tanda

Appearance

Biru, pucat
tungkai biru

Badan
pucat,muda

Semuanya merah

Pulse

Tidak teraba

<100

>100

Grimace

Tidak ada

Lambat

Menangis kuat

Gerakan
sedikit/fleksi

Aktif/fleksi tungkai
baik/ reaksi

tungkai

melawan

Lambat, tidak

Baik, menangis

teratur

kuat

Activity

Respiratory

Lemas /lumpuh

Tidak ada

4. menyimpulkan apgarscore
Hasil nilai APGAR skor dinilai setiap variabel dinilai dengan angka 0,1 dan 2, nilai
tertinggi adalah 10, selanjutnya dapat ditentukan keadaan bayi sebagai berikut :
Nilai 7-10 menunjukan bahwa bayi dalam keadaan baik (vigrous baby)
Nilai 4-6 menunjukan bayi mengalami depresi sedang dan membutuhkan tindakan
resusitasi
Nilai 0-3 menunjukan bayi mengalami depresi serius dan membutuhkan resusitasi segera
sampai ventilasi.
Pada bayi baru lahir dengan nilai Apgar 4-6 : segera lakukan resusitasi aktif asfiksia
sedang. Pada bayi baru lahir dengan nilai apgar 0-3 : segera lakukan resusitasi aktif
asfiksia berat.

5. Pengukuran antropometri pada BBL meliputi:


1. Lingkar kepala
Mengukur lingkar kepala yaitu dari oksiput dan mengelilingi kepala tepat
di atas alis mata, normalnya lingkar kepala lebnih besar dari lingkar dada
(32 37 cm).
2. Lingkar dada
Lingkar dada diukur di bawah ketiak dan melewati garis putting.
3. Berat Badan

Berat badan bayi baru lahir dikaji di atas timbangan dengan alat diantara
bayi baru lahir dan ditimbang normal >2500gram.
4. Panjang badan
Panjang badan di ukur dalam dua tahap dengan pita ukur yang tidak
teratur dari ujung atas kepala ujung bawah spinal dan dari ujung bawah
spinal sampai ke tumit.
6. Diagnosa keperawatan dan intervensi pada bayi baru lahir
1. Tidak efektif bersihan jalan napas berhubungan dengan mucus
berlebihan, posisi tidak tepat
-Intervensi keperawatan
1. Hisap mulut dan naso faring dengan spuit bulb sesuai kebutuhan
2. Tekan bulb sebelum memasukkan dan mengaspirasi faring, kemudian
hidung untuk mencegah aspirasi cairan
3. Dengan alat penghisap mekanis, batasi setiap upaya penghisapan
sampai lima detik dengan waktu yang cukup antara upaya tersebut
memungkinkan reoksigenisasi
4. Posisikan bayi miring ke kanan setelah memberikan makan untuk
mencegah aspirasi
5. Posisikan bayi telungkup atau miring selama tidur
6. Lakukan sedikit mungkin prosedur pada bayi selama jam pertama dan
sediakan oksigen untuk digunakan bila terjadi distress pernapasan
7. Ukur tanda vital sesuai kebijakan institusional dan lebih sering bila
perlu. Observasi adanya tanda-tanda distres pernapasan dan laporkan
adanya hal berikut dengan segera: tacipnea, mengorok, stridor, bunyi
napas abnormal, pernapasan cuping hidung, sianosis.
8. Pertahankan popok, pakaian dan selimut cukup longgar untuk
memungkinkan ekspansi paru maksimum (abdomen) dan untuk
menghindari terlalu panas
9. Bersihkan lubang hidung dari sekresi kering selama mandi atau bila
perlu.
10. Periksa kepatenan lubang hidung.
2. Resiko tinggi perubahan suhu tubuh berhubungan dengan kontrol suhu
yang imatur, perubahan suhu lingkungan.
Intervensi keperawatan:
1. Selimuti bayi dengan rapat dalam selimut hangat
2. Tempatkan bayi dalam lingkungan yang dihangatkan sebelumnya di
bawah penghangat radian atau di dekat ibu
3. Tempatkan bayi pada permukaan yang diberi bantalan dan penutup
4. Ukur suhu bayi pada saat tiba di tempat perawatan atau kamar ibu:
lakukan sesuai kebijakan rumah sakit mengenai metode dan frekuensi
pemantauan
5. Pertahankan temperatur ruangan antara 24C-25,5C dan kelembaban
sekitar 40% sampai 50%
6. Berikan mandi awal sesuai kebijakan rumah sakit, cegah menggigil

pada bayi sebelum mandi dan tunda mandi bila ada pertanyaan mengenai
stabilisasi suhu tubuh
7. Beri pakaian dan popok pada bayi dan bedong dalam selimut
8. Berikan penutup kepala pada bayi bila kehilangan panas menjadi
masalah karena area permukaan besar dari kepala memungkinkan
terjadinya kehilangan panas
9. Buka hanya satu area tubuh untuk memeriksa atau prosedur
10. Waspada terhadap tanda hipotermia atau hipertermia.
3. Resiko tinggi infeksi atau inflamasi berhubungan dengan kurangnya
pertahanan imunologis, faktor lingkungan, penyakit ibu
Intervensi keperawatan:
1. Cuci tangan sebelum dan setelah merawat setiap bayi
2. Pakai sarung tangan ketika kontak dengan sekresi tubuh
3. Periksa mata setiap hari untuk melihat adanya tanda-tanda inflamasi
4. Jaga bayi dari sumber potensial infeksi
5. Bersihkan vulva pada arah posterior untuk mencegah kontaminasi fecal
terhadap vagina atau uretra
4. Resiko tinggi trauma berhubungan dengan ketidakberdayaan fisik
Intervensi keperawatan:
1. Hindari penggunaan termometer rektal karena resiko perforasi rektal
2. Jangan pernah meninggalkan bayi tanpa pengawasan di atas
permukaan tinggi tanpa pagar
3. Jaga agar objek tajam atau runcing berada jauh dari tubuh bayi
4. Jaga agar kuku jari sendiri tetap pendek dan tumpul, hindari perhiasan
yang dapat melukai bayi
5. Lakukan metode yang tepat dalam penanganan dan pemindahan bayi
5. Resiko tinggi perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan imaturas, kurangnya pengetahuan orang tua
Intervensi keperawatan:
1. Kaji kekuatan menghisap dan koordinasi dengan menelan untuk
mengidentifikasi kemungkinan masalah yang mempengaruhi makan
2. Berikan masukan awal sesuai keinginan orang tua, kebijakan RS dan
protokol praktisi
3. Siapkan untuk pemberian makan yang dibutuhkan dari bayi yang
minum ASI, pemberian makan malam ditentukan oleh kondisi dan
keinginan ibu
4. Berikan yang makan dengan botol 2-3 formula setiap 3-4 jam atau
sesuai kebutuhan
5. Dukung dan bantu ibu menyusui selama pemberian makan awal dan
lebih sering bila perlu
6. Hindari pemberian makan suplemen atau air rutin untuk bayi yang
minum ASI
7. Dorong ayah atau orang tua pendukung lain untuk tetap bersama ibu
untuk membantu ibu dan bayi dalam merubah posisi, relaksasi dll
8. Dorong ayah atau orang pendukung lain untuk berpartisipasi dalam

pemberian makan dengan botol


9. Tempatkan bayi miring ke kanan setelah makan untuk mencegah
aspirasi
10. Observasi pola feces
6. Perubahan proses keluarga berhubungan dengan krisis maturasi,
kelahiran bayi cukup bulan, perubahan dalam unit keluarga
Intervensi
1. Segera mungkin setelah kelahiran dorong orang tua untuk melihat dan
menggendong bayi, tempatkan bayi baru lahir dekat ke wajah orang tua
untuk menciptakan kontak sosial
2. Idealnya lakukan perawatn mata setelah pertemuan awal bayi dengan
orang tua, dalam 1 jam setelah kelahiran bila bayi terjaga dan paling
mungkin untuk berhubungan secara visual dengan orang tua
3. Identifikasikan untuk orang tua prilaku khusus yang ditunjukkan pada
bayi (mis: kesadaran, kemampuan untuk melihat, penghisapan yang kuat,
rooting dan perhatiakn pada suara manusia)
4. Izinkan saudara kandung untuk berkunjung dan menyentuh bayi baru
lahir bila mungkin
5. Jelaskan perbedaan fisik pada bayi baru lahir, seperti kepala botak,
potongan tali pusat dan klemny dll
6. Jelaskan pada saudara kandung harapan realistis mengenai kemampuan
pada bayi baru lahir contoh: memerlukan perawatan komplit, bukan teman
bermain
7. Dorong saudara kandung untuk berpartisipasi dalam perawatan
dirumah agar mereka merasa menjadi bagian dari pengalaman
8. Dorong orang tua untuk menghabiskan waktu dengan anak-anaknya
yang lain dirumah untuk mengurangi perasaan cemburu terhadap saudara
baru

Anda mungkin juga menyukai