Anda di halaman 1dari 3

ANALISA SINTESA

ASUHAN KEPERAWATAN EMERGENCY & KRITIS

PADA TN. J DENGAN FRAKTUR FEMUR DI RUANG IGD

DISUSUN OLEH :

JEFRY ANDRYANSYAH

NIM.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

UNGARAN

TA 2019/2020
1. Diagnosa medis : Fraktur Femur

2. Diagnosa keperawatan :

Nyeri akut

( Domain 12. Kenyamanan.kelas 1. Kenyamanan fisik. Kode Diagnosa 00132 )

Ds :

 pasien Pasien mengatakan sesak nyeri

 P : luka karena kecelakaan

 Q : di tusuk – tusuk

 R : kepala dan lengan dan kaki sebah kiri

 S:8

 T : terus menerus

DO:

 Pasien tampak meringis

 Pasien tampak lemah

 Pasien tampak melindungi nyeri saat disentuh

 Terdapat luka pada pelipis kiri ± 3 cm

 - TTV :

Tekanan Darah : 120/90 mmHg

Nadi : 110 x/mnit

Suhu : 37 C

3. Tindakan keperawatan emergency dan kritis :

Efektifitas kompres dingin pada intensitas nyeri pasien fraktur femur

4. Patofisiologi
Kerusakan frakmen tulang --> cedera sel --> degramulasi sel mast --> pelepasan mediator kimia
--> MK : Nyeri

5. Analisa tindakan

Fraktur merupakan istilah dari hilangnya kontinuitas tulang, tulang rawan, baik yang bersifat
total maupun sebagian. Secara ringkas dan umum, fraktur adalah patah tulang yang disebabkan
oleh trauma atau tenaga fisik. Kekuatan dan sudut tenaga fisik, keadaan tulang itu sendiri, serta
jaringan lunak disekitar tulang akan menentukan apakah fraktur yang terjadi lengkap atau tidak
lengkap . Salah satu manifestasi klinik pada penderita fraktur adalah nyeri. Nyeri merupakan
gejala paling sering ditemukan pada gangguan muskuloskletal. Nyeri pada penderita fraktur
bersifat tajam dan menusuk. Nyeri tajam juga bisa ditimbulkan oleh infeksi tulang akibat spasme
otot atau penekanan pada saraf sensoris (Helmi, 2012). Salah satu manajemen non farmakologi
untuk menurunkan nyeri yang dirasakan pada pasien fraktur adalah dengan kompres dingin.
Pemberian kompres dingin dipercaya dapat meningkatkan pelepasan endorfin yang memblok
transmisi stimulus nyeri dan juga menstimulasi serabut saraf berdiameter besar A-Beta sehingga
menurunkan transmisi implus nyeri melalui serabut kecil A-delta dan serabut saraf C. tindakan
kompres dingin selain memberikan efek menurunkan sensasi nyeri, kompres dingin juga
memberikan efek fisiologis seperti menurunkan respon inflamasi jaringan, menurunkan aliran
darah dan mengurangi edema .Mekanisme penurunan nyeri dengan pemberian kompres dingin
berdasarkan atas teori endorphin. Endhorpin merupakan zat penghilang rasa nyeri yang
diproduksi oleh tubuh. Semakin tinggi kadar endorphin seseorang, semakin ringan rasa nyeri
yang dirasakan. Produksi endorphin dapat ditingkatkan melalui stimulasi kulit. Stimulasi kulit
meliputi massase, penekanan jari-jari dan pemberian kompres hangat atau dingin.

6. Referensi

Budiman. (2011). Penelitian kesehatan, buku pertama. Bandung: Refika Aditama.

Burns, N. & Grove, S.K. (2005). The practice of nursing research, conduct, critique, and
utilization. (5th ed). Missouri: Elsevier Saunders.

Depkes, RI. (2011). Sistem kesehatan nasional.

Diperoleh tanggal 22 Desember 2013. Dari repository.usu.ac.id/bitsream/123456789/


22361/5/chafter I.Pdf.

Anda mungkin juga menyukai