Anda di halaman 1dari 56

STUDI KASUS

VULNUS PUNCTUM AD REGIO PALMAR INTERDIGITI I-II ET MANUS DEXTRA DENGAN INFEKSI SEKUNDER AKIBAT TERTUSUK SELING BAJA PADA KARYAWAN BAGIAN PENERIMAAN TEBU PT X
Oleh: Jinan Nailun Nada, S. Ked Mutiara Fitri Subiyanto, S. Ked

Pembimbing dr. Evi Maiselma dr. Pahlawan Nasution dr. Nano Sutrisno

Latar Belakang
Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)

adalah salah satu bentuk upaya untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari pencemaran lingkungan, sehingga dapat mengurangi dan atau bebas dari kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang pada akhirnya dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja. Dalam pengoperasian pada unit-unit usaha beberapa unit operasi mengeluarkan limbah baik emisi limbah gas, limbah cair, maupun limbah padat dan bila mana kadarnya melebihi ketentuan nilai ambang batas (NAB) dapat mengakibatkan tenaga kerja dapat terpapar oleh beberapa unsur faktor lingkungan kerja yang terdiri dari unsur fisika, kimia, biologi, ergonomi, kecelakaan kerja dan psikologi ditempat kerja.

Ilustrasi Kasus
Identitas Nama : Tn. S Usia : 26 tahun Agama : Islam Jenis kelamin : Laki-laki Pendidikan : SMA Pekerjaan : Karyawan divisi Harvesting bagian Penerimaan Tebu Lama Bekerja : 2 tahun Status : Belum menikah Alamat : Putak PT. X

Anamnesis (autoanamnesis pada tanggal 9-72012 ) Keluhan utama Sela ibu jari tangan kanan bengkak sejak 2 hari yang lalu Keluhan tambahan Tubuh terasa panas, sela ibu jari terasa sangat nyeri dan terdapat gelembung air berwarna kehijauan

Riwayat penyakit sekarang Pasien datang ke Poliklinik Health Center PT.X dengan keluhan bengkak pada sela ibu jari tangan kanan sejak 2 hari yang lalu. Selain itu, sela ibu jari terasa sangat nyeri serta adanya gelembung air berwarna kehijauan. 4 hari yang lalu, sela ibu jari tangan kanan pasien tertusuk seling baja, 2 hari kemudian, pasien mengeluhkan badannya terasa demam, ia mengatakan luka di sela ibu jari tangan kanannya itu terasa sangat nyeri sepanjang hari, Oleh karena itu, pasien ke UGD Health Center PT.X untuk memeriksakan tangan kanannya.

Kronologis Kejadian
Pasien mengatakan saat itu sedang bekerja shift

malam di bagian penerimaan tebu seperti biasanya, pekerjaan pasien ialah menurunkan seling baja yang melilit muatan yang diangkut truk. Pada malam itu, seperti biasa pasien membuka seling truk agar mudah saat pembongkaran muatan. Pasien menarik, seling, dan tiba-tiba ujung seling yang menonjol tajam menusuk sela ibu jari tangan kanan pasien sedalam 2 cm. Ketika itu, pasien mengaku kurang waspada karena suasana malam yang kurang penerangan, juga tidak menggunakan alat pelindung sarungtangan dan setelah tangan kanannya tertusuk ujung baja seling, pasien membersihkan lukanya dengan air lalu dibalut kain . Setelah kejadian, pasien tidak langsung ke Health

Riwayat Kecelakaan Sebelumnya


Menurut pasien, selama ia bekerja di unit

Penerimaan Tebu sudah 6 kali mengalami hal ini yaitu tertusuk seling di kedua tangannya, termasuk yang dialaminya sekarang. Namun, baru kali ini menjadi bengkak dan timbul gelembung air kehijauan. Dikatakan oleh pasien, alat pelindung tidak disediakan oleh atasannya karena itu pasien tidak pernah menggunakan alat pelindung apapun saat ia bekerja.

Anamnesis Okupasi
Jenis Pekerjaan Pekerja di Bahaya potensial Panas, debu, Tempat Kerja Lapangan Lama Kerja 2 tahun (30 hari

bagian
penerimaan tebu

tertimpa muatan atau penerimaan tebu


terjepit alat kerja, tergores atau tertusuk seling /alat bongkar mobil, tertumbur mobil (cane-yard)

dalam sebulan, 8
jam dalam sehari)

Uraian tugas/pekerjaan Pada bagian penerimaan tebu, pekerja dibagi menjadi 3 shift (tiap pekerja 8 jam perhari). Pada saat terjadi kecelakaan kerja pasien mendapat shift malam. Setiap ada truk atau tronton yang akan bongkar muatan, pekerja menurunkan seling dengan cara menariknya ke bawah menggunakan kedua tangannya. (berapa kali sehari ?) Pekerja menghabiskan waktu kerja di cane-yard. Bila belum ada truk atau tronton yang akan bongkar muatan, pekerja duduk di tenda istirahat. Pekerjaan ini dilakukan 8-10 orang karyawan lain setiap shift kerja

Analisis hubungan pekerjaan dengan terjadinya kecelakaan kerja. fishbone.docx Berdasarkan diagram fishbone di bawah dapat ditemukan akar sebab terjadinya penyakit akibat kerja adalah unsafe action dan unsafe condition. Faktor Equipment: Kurangnya pengawasan terhadap perawatan seling baja yang sudah mulai mengalami kerusakan. Hal ini menyebabkan mudah menimbulkan cedera luka tusuk pada tangan pekerja. Faktor People : Pekerja melakukan pekerjaan tidak sesuai Standart Operating Procedures (SOP)??? dan Working Instructions (WI)

Pemeriksaan Fisik ( 9-7-2012) Status Present Keadaan umum : Tampak sakit ringan Kesadaran : compos mentis Tekanan Darah : 120/80 mmHg Nadi : 97 x/menit Pernafasan : 20x/menit Suhu : 37,4 C Status Generalis KEPALA Bentuk Rambut

: t.a.k, hematom (-) : t.a.k

MUKA Mata : Palpebra oedem -/-, konjungtiva tidak pucat -/-, sklera anikterik, pupil isokor, trauma mata (-) Telinga : liang lapang serumen (-) Hidung : septum tak deviasi Mulut : bibir kering. LEHER Bentuk Trakhea KGB THORAK Paru Inpeksi simetris Palpasi Perkusi Auskultasi (-), ronkhi (-)

: Simetris : Di tengah : Tidak terdapat pembesaran KGB

: Bentuk dada normal, pergerakan nafas kanan kiri


: Fremitus taktil simetris kanan kiri : Sonor pada kedua lapang paru : Suara napas vesikuler pada seluruh lapang paru, wheezing

JANTUNG Inspeksi : Iktus kordis tidak terlihat Palpasi : Iktus kordis teraba di sela iga V linea midklavikula kiri Perkusi : Batas atas : sela iga III linea sternal kiri Batas kanan : sela iga IV linea parasternal kanan Batas kiri : sela iga V linea midklavikula kiri Auskultasi : BJ I-II reguler, murmur (-),gallop (-),HR : 97x/mnt ABDOMEN Inspeksi Palpasi tidak teraba Perkusi Auskultasi

: Perut datar, simetris : Nyeri tekan (-), hepar dan lien

: Timpani,shifting dulness (-) : Bising usus (+) normal

GENITALIA EXTERNA Kelamin : tidak dilakukan pemeriksaan

EKSTREMITAS Superior Inferior

: t.a.k : Status Lokalis

STATUS LOKALIS (9-7-2012): Ekstremitas superior dextra Regio palmar interdigiti I-II et manus dextra
Inspeksi : kulit tampak menggelembung, hiperemis

(+), pustula (+)


Palpasi : nyeri tekan (+), teraba hangat,

fluktuasi (+).

Kondisi tangan pasien saat datang ke klinik

Health Centre

Diagnosa kerja Vulnus Punctum Ad Regio Palmar Interdigiti I-II Et Manus Dextra dengan Infeksi Sekunder Diagnosa Okupasi Vulnus Punctum Ad Regio Palmar Interdigiti I-II Et Manus Dextra dengan Infeksi Sekunder ec Unsafe action (tidak memakai APD sarung tangan kulit) dan Unsafe condition (kondisi seling yang serat bajanya putus) Kategori kesehatan Tidak mampu mengerjakan pekerjaan seperti sebelum sakit

Penatalaksanaan Perawatan Luka Medikamentosa


Analgetik Antibiotik Roborantia

Istirahat

Prognosa Qua ad vitam : ad bonam Qua ad fungsionam : ad bonam Quo ad sanationam : ad bonam

TINJAUAN PUSTAKA

3. 1 ANALISIS KECELAKAAN KERJA


Kecelakaan kerja merupakan masalah utama dalam

bidang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).


Frekuensinya masih tinggi dalam industri di seluruh

dunia dimana sebagian berakibat fatal, cacat sebagian atau seluruh badan menimbulkan masalah bagi yang mengalami, keluarga, maupun perusahaan.

Kecelakaan kerja adalah kejadian yang tak terduga &

tidak diharapkan yang terjadi pada waktu bekerja pada perusahaan.


Tak terduga, oleh karena dibelakang peristiwa itu tidak terdapat

unsur kesengajaan, lebih-lebih dalam bentuk perencanaan.

Henrich Teori Domino. Teori itu menyebutkan bahwa pada setiap kecelakaan yang menimbulkan cidera, terdapat lima faktor secara berurutan yang digambarkan sebagai lima domino yang berdiri sejajar, yaitu: kebiasaan, kesalahan seseorang, perbuatan dan kondisi yang tidak aman (hazard), kecelakaan serta cidera. Henrich mengemukakan, untuk mencegah memutuskan rangkaian sebab-akibat, misalnya dengan membuang hazard satu domino diantaranya.

Penyebab Kecelakaan Kerja


Kecelakaan tidak terjadi secara kebetulan, melainkan

ada penyebabnya.
Penyebab kecelakaan kerja menurut Frank E.Bird dan

George L. Germain antara lain disebabkan oleh empat elemen yang berinteraksi bersama-sama yaitu:
People

Equipment
Materials Environment

Penilaian Kinerja Perusahaan


Analisa kecelakaan

kerja dilakukan untuk mengetahui kinerja suatu perusahaan. American National Standart Institute (ANSI) menerbitkan standar kinerja dengan :
Injury Frequency Rate/IFR = tingkat kekerapan Injury Severity Rate/ISR

Berdasarkan

= tingkat keparahan

IFR = x 106

Jumlah cidera dengan kehilangan hari kerja


Jam kerja orang ( man hours)

ISR =

Hari kerja yang hilang x 106

Jam orang pekerja terpapar

Klasifikasi Kecelakaan Kerja


Menurut jenis kecelakaan : Tertusuk Benda tajam

(seling baja)
Menurut

media penyebab : Seling baja yang berkarat dan tajam

Menurut sifat cedera : punktum Menurut bagian tubuh yang cedera : Anggota gerak

atas
Jadi

pada kasus ini jenis kecelakaannya adalah tertusuk benda tajam (seling baja) dengan media berupa seling baja yang tajam dan berkarat dan mengenai bagian tubuh anggota gerak atas (sela jari 1

Kerugian Akibat Kecelakaan Kerja:


Biaya langsung dari kecelakaan kerja: Pengobatan Perawatan Transportasi Upah (selama tidak bekerja) Biaya tidak langsung dari kecelakaan kerja yaitu

segala yang tidak terlihat pada waktu kecelakaan terjadi :


Berhentinya

proses produksi karena pekerja menolong atau tertarik peristiwa kecelakaan Waktu

lainnya

Kerugian kecelakaan kerja menurut Frank E.bird seperti gunung es dimana permasalahan yang ada lebih besar dari apa yang dihitung.

Pencegahan Kecelakaan Kerja:


Menurut International Labour Service (ILO) langkah-

langkah yang dapat ditempuh untuk menanggulangi kecelakaan kerja antara lain:

Peraturan perundangan Standarisasi Pengawasan Penelitian teknik Riset medis Penelitian secara statistik Pendidikan Latihan-latihan Persuasi Asuransi

Konversi Hari Kerja Hilang karena Cacat Anatomis atau Cacat Fungsi dan Kematian Akibat Kecelakaan Kerja

C:\Documents and Settings\user1\My

Documents\konversi hari kerja.rtf

LUKA (VULNUS)
Definisi
Luka adalah suatu gangguan dari kondisi normal

pada kulit ( Taylor, 1997). Luka adalah kerusakan kontinuitas kulit, mukosa membran dan tulang atau organ tubuh lain (Kozier, 1995).
Keadaan itu dapat disebabkan oleh trauma benda

tajam atau tumpul, perubahan suhu, zat kimia, ledakan, sengatan listrik, atau gigitan hewan.

fisiologi
Kulit merupakan pelindung yaitu sebagai barrier yang

melindungi dari dampak mekanik, tekanan, variasi temperatur, mikroorganisme, radiasi, dan zat kimia
Kulit berfungsi sebagai regulator. Kulit membuang zat-zat

yang tidak berguna melalui keringat dan melalui folikel rambut dan mengatur keseimbangan cairan melalui pengeluaran keringat. Selain itu kulit juga berfungsi sebagai reservoir untuk mensintesis vitamin D
Kulit berfungsi sebagai sensasibilitas. Di dalam kulit

terdapat reseptor yang berfungsi mendeteksi perubahan dari lingkungan seperti panas, dingin, sentuhan, dan nyeri

Ketika luka timbul, beberapa efek akan muncul :


Hilangnya seluruh atau sebagian fungsi organ Respon stres simpatis Perdarahan dan pembekuan darah Kontaminasi bakteri Kematian sel

Jenis-Jenis Luka
Luka sering digambarkan berdasarkan bagaimana

cara mendapatkan luka itu dan menunjukkan derajat luka (Taylor, 1997).
Berdasarkan tingkat kontaminasi
Clean Wounds (Luka bersih) Clean-contamined Wounds (Luka bersih

terkontaminasi), Contamined Wounds (Luka terkontaminasi), Dirty or Infected Wounds (Luka kotor atau infeksi)

Jenis luka
Luka terbuka (Vulnus Apertum)
Vulnus scissum/luka sayat tepi luka berupa garis

lurus dan beraturan. Vulnus punctum atau luka tusuk kedalaman luka lebih daripada lebarnya. Vulnus sclopetorum atau luka karena peluru tepi luka tidak teratur, corpus alienum dapat dijumpai didalam luka

Vulnus laceratum atau luka robek tepi

yang tidak beraturan, goresan benda tumpul. Vulnus excoration/lecet gesekan tubuh dengan benda-benda yang rata. Vulnus caninum adalah luka karena gigitan binatang
Luka tertutup

Vulnus

contusum : terdapat hematom, karena rusaknya pembuluh darah subkutan Vulnus traumaticum : terjadi di dalam tubuh, tidak tampak dari luar,hematom sampai

Stadium luka berdasarkan The UK consencious

Prinsip Penyembuhan Luka


Ada beberapa prinsip dalam penyembuhan

luka menurut Taylor (1997) yaitu:

Kemampuan tubuh untuk menangani trauma jaringan dipengaruhi oleh luasnya kerusakan dan keadaan umum kesehatan tiap orang, Respon tubuh pada luka lebih efektif jika nutrisi yang tepat tetap dijaga, Respon tubuh secara sistemik pada trauma, Aliran darah ke dan dari jaringan yang luka, Keutuhan kulit dan mukosa membran disiapkan sebagai garis pertama untuk mempertahankan diri dari mikroorganisme, dan Penyembuhan normal ditingkatkan ketika luka bebas dari benda asing tubuh termasuk bakteri.

Proses penyembuhan luka


Fase inflamasi

respon natural tubuh terhadap trauma. Setelah


terjadinya luka pembuluh darah di sekitar luka

kontraksi membentuk bekuan haemostasis


vasodilatasi sel-sel essensial, antibodi, sel darah putih, growth factor, enzim mencapai daerah inflamasi luka meningkatkan eksudasi

Fase proliferasi

granulasi kolagen dan matriks ekstraseluler


muncul pembuluh darah baru granulasi yang

baik,

tdk

mudah

berdarah

dan

berwarna

pink/kemerahan indikasi penyembuhan luka granulasi kehitaman indikasi kurangnya

perfusi,iskemia/infeksi
sel epitel melapisi lukaepitelialisasi

Fase maturasi

terjadi

jika

luka

sudah

tertutupremodeling

kolagenaktivitas seluler menurunkan jumlah pembuluh darah di area perlukaan


Timbul sikatrik

Komplikasi Penyembuhan Luka


Infeksi Invasi bakteri pada luka dapat terjadi pada saat trauma, selama pembedahan atau setelah pembedahan. Gejala dari infeksi sering muncul dalam 2 7 hari setelahnya. Gejalanya berupa infeksi termasuk adanya purulent, peningkatan drainase, nyeri, kemerahan dan bengkak di sekeliling luka, peningkatan suhu, dan peningkatan jumlah sel darah putih. Perdarahan Perdarahan dapat menunjukkan suatu pelepasan jahitan, sulit membeku pada garis jahitan, infeksi, atau erosi dari pembuluh darah oleh benda asing (seperti drain). Dehiscence dan Eviscerasi

Diagnosis
Lakukan px, apakah ada perdarahan? jenis

trauma? tajam/tumpul? luas jaringan yang mati?


kontaminasi? berat ringannya luka Golden period periode dimana luka masih dapat ditangani secara sempurna lebih kurang 6 jam (tidak berlaku untuk luka kotor)

Penilaian luka
Sekeliling kulit (warna,kelembapan, fleksibilitas)

Ukuran dan dalam luka

Bed Luka (penilaian jar.nekrotik non vital. Jar.granulasi,fibrin,eksudat kolonisasi bakteri

Tepi luka (penilaian tepi luka, perlekatan ke dasar luka)

Manajemen Luka
Bersihkan luka dengan NaCl 0,9% Disinfektan sekitar luka dengan povidon iodine Suntik anestesi setempat Lindungi dengan kain steril Jika luka dalam dan kotor, bersihkan lagi dengan

perihidrolNaCl 0,9% Lakukan debridement jika ada jaringan yang mati Jika luka terbukalakukan penjahitan Tutup dengan kasa steril

Kapan diberikan suntikan ATS?


Suntikan tetanus : anti tetanus serum dan vaksin

tetanus toxoid. Indikasi :


Luka cukup besar (dalam >1 cm) Luka berasal dari benda kotor dan berkarat Luka gigitan hewan dan manusia Luka tembak dan luka bakar Luka terkontaminasi> 6jam tdk ditangani/<6jam

namun terpapar byk kontaminasi Vulnmus ictum

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYEMBUHAN LUKA

Faktor Intrinsik: usia, status nutrisi dan hidrasi, oksigenasi dan perfusi jaringan, status imunologi, dan penyakit penyerta (hipertensi, DM, Arthereosclerosis). Faktor Ekstrinsik: pengobatan, radiasi, stres psikologis, infeksi, iskemia dan trauma jaringan

Pembahasan
Pada pasien ini, didiagnosa kerja dengan Vulnus

Punctum Ad Regio Palmar Interdigiti I-II Et Manus Dextra dengan Infeksi Sekunder ec Unsafe action (SOP dan WI) dan Unsafe condition saat melakukan pekerjaan di bagian penerimaan tebu sehingga termasuk dalam suatu kecelakaan kerja. Menurut (Kozier, 1995), luka tusuk (Punctured Wound) merupakan kerusakan kontinuitas kulit, mukosa membran terjadi akibat adanya benda, seperti peluru atau pisau yang masuk ke dalam kulit dengan diameter yang kecil. Hal ini sejalan dengan anamnesa pasien yang menyebutkan sela ibu jari tangannya tertusuk seling baja yang berdiameter kecil serta tajam.

Kemudian, data yang diperoleh dari pemeriksaan

fisik (ekstremitas superior dextra Regio palmar interdigiti I-II et manus dextra), inspeksi didapatkan kulit tampak menggelembung, hiperemis (+), pustula (+). Lalu dari palpasi, nyeri tekan (+), teraba hangat, fluktuasi (+). Data tersebut mendukung adanya suatu infeksi sekunder akibat luka tusuk. Penatalaksaan juga sudah sesuai dengan tinjauan pustaka.

Berdasarkan diagram fishbone ditemukan akar sebab terjadinya kecelakaan kerja adalah unsafe action dan unsafe condition. Karena didapatkan : Faktor Equipment: Kurangnya pengawasan terhadap penggantian seling baja yang tidak kontinu. Hal ini menyebabkan seling yang tidak layak pakai, mudah menimbulkan cedera pada pekerja. Oleh karena, penggantian seling dilakukan bila seling tersebut sudah tidak dapat dipakai lagi (putus). Faktor People : Pekerja melakukan pekerjaan tidak sesuai Standart Operating Procedures (SOP) dan Working Instructions (WI).

Kesimpulan dan Saran


Kesimpulan Kecelakaan kerja pada pasien ini terjadi akibat : Kurangnya pengawasan terhadap perawatan seling baja yang tidak kontinu. Hal ini menyebabkan seling mudah menimbulkan cedera pada pekerja. Tidak ada Standart Operating Procedures (SOP) dan Working Instructions (WI) ???? Pekerja tidak menggunakan APD Sarung tangan kulit

Saran
1 Faktor equipment 2 Faktor people Mengganti dan memperbaiki seling baja yang permukaannya telah menonjol dan tajam Menggunakan APD Sarung tangan kulit setiap bekerja Membuat SOP dan WI kepada pekerja

Gambar. Tempat kejadian (lapangan factory) di samping truk muatan

Gambar. Setelah truk muatan datang, pasien (berkaos coklat) bersiap-siap menarik seling baja yang berbentuk tali panjang

Gambar. Pasien menarik seling baja dengan cepat dan kuat

Gambar. Pasien menarik seling baja

Gambar. Contoh seling baja yang telah menonjol dan tajam

Anda mungkin juga menyukai