Anda di halaman 1dari 28

KESELAMATAN DAN KESEHATAN

KERJA PERTAMBANGAN

Oleh : Yudi Cahya Purnama


PENGERTIAN K3
• Adalah Usaha untuk dapat
melaksanakan pekerjaan tanpa
kecelakaan atau penyakit kerja
dengan memberikan suasana kerja
dan lingkungan kerja yang aman
dan sehat guna tercapainya
efisiensi dan produktivitas kerja
yang optimal
HAKEKAT K3

KESELAMATAN DAN KESEHATAN


KERJA MEMILIKI :

 Nilai Teknis
 Nilai Ekonomis
 Nilai Kemanusiaan
PENGAWASAN UNSUR K3

4 M - UNSUR K3

M- anusia
M-esin
M-aterial
M-etode

Suasana dan Lingkungan Kerja Aman & Sehat

Tidak ada kecelakaan kerja


Tidak ada penyakit kerja
FALSAFAH K3
 Terjadinya kecelakaan dan penyakit kerja,
tentu ada penyebabnya
 Penyebab Kecelakaan dan penyakit kerja,
harus dapat dihilangkan/dicegah
 Setiap pekerjaan dapat dilakukan dengan
aman, selamat dan sehat dengan langkah2 :
- Mengetahui pekerjaan yang akan dilakukan
- Mengetahui tata cara yang benar, aman dan sehat
- Mengetahui potensi bahaya dr pekerjaan tsb.
- Mengetahui cara mengantisipasi potensi tsb.
KECELAKAAN KERJA
INSIDEN
Tidak direncanakan Tindakan tidak aman
Tidak diduga
Tidak diingini Kondisi tidak aman
dari luar tubuh
KORBAN

Cidera/Mati

Kerusakan alat – Produksi Terhenti


Derita Korban – Kerugian Perusahaan
EFECT DOMINO SEQUENCE of ACCIDENT
(Sebab-Akibat Kecelakaan - Anatomi)

Kelemahan Kontrol Manajemen (Lack of Control):


1. Unsur Pengawasan
2. Komunikasi Kelompok
3. Pendidikan dan Pelatihan
4. JSA dan SOP
5. Pengamatan/Inspeksi K3
6. Penyelidikan dan Analisis Kecelakaan
7. Tindakan Koreksi Kasus Kecelakan
8. Instruksi Kerja
Tidak direncanakan Tindakan tidak aman
Tidak diduga Kondisi tidak aman
Tidak diinginkan

Berakibat

» Cedera / penderitaan «
» Kerusakan alat / mesin «
» Produksi terganggu «

Berakhir dengan

» KEGIATAN TERHENTI «
BIAYA
Penyebab Dasar (Basic Causes)
Faktor Personil
• Kelemahan Pengetahuan dan Skill
• Kurang Motivasi
• Problem Fisik

Faktor Pekerjaan
• Memadai Tidak cukup standar kerja
• Pemeliharaan tidak memadai
• Pemakaian alat tidak benar
• Kontrol pembelian tidak ketat
Penyebab Langsung
• Tindakan Tidak Aman
- Mengoperasikan alat bukan wewenangnya
- Mengoperasikan alat dg kecepatan tinggi
- Posisi kerja yang salah
- Perbaikan alat, pada saat alat beroperasi
• Kondisi Tidak Aman
- Tidak cukup pengaman alat
- Tidak cukup tanda peringatan bahaya
- Kebisingan/debu/gas di atas NAB
- Housekeeping tidak baik
Kecelakaan
1. Tertimpa Alat Berat
2. Tertabrak Dump Truck
3. Terjatuh/Terbentur
4. Terpapar gas beracun/debu

Akibat Kecelakaan
 Cidera
 Mati
 Kerusakan Alat
 Loss time – Produksi Terganggu
YANG DIMAKSUD KECELAKAAN
TAMBANG

1. Kecelakaan Benar Terjadi


2. Membuat Cidera Pekerja Tambang atau orang
yang diizinkan di tambang oleh KTT
3. Akibat Kegiatan Pertambangan
4. Pada Jam Kerja Tambang
5. Pada Wilayah Pertambangan
PENGGOLONGAN KECELAKAAN
TAMBANG
1. Cidera Ringan (Kecelakaan Ringan)
Korban tidak mampu melakukan tugas semula
lebih dari 1 hari dan kurang dari 3 minggu

2. Cidera Berat (Kecelakaan Berat)


a.Korban tidak mampu melakukan tugas semula
lebih dari 3 minggu
b.Korban invalid & tidak mampumelaksanakan
tugas semula
c.Berdasarkan cedera korban, yaitu :
- Retak Tengkorak kepala, tulang punggung
pinggul, lengan bawah/atas, paha/kaki
- Pendarahan di dalam atau pingsan kurang
oksigen
- Luka berat, terkoyak
- Persendian lepas
3. Mati
Korban mati dalam waktu 24 jam dari waktu
terjadinya kecelakaan
ADMINISTRASI LAPORAN
KECELAKAAN TAMBANG
1. KTT harus menyelidiki Kecelakaan Tambang
2. Kecelakaan Tambang harus dicatat dalam
Administrasi Kecelakaan dan dilaporkan
kepada KAPIT
3. Kecelakaan Berat atau Mati harus segera,
dalam waktu 24 jam dilaporkan kepada KAPIT
4. KTT dilarang merubah tempat/lokasi
kecelakaan, kecuali untuk pertolongan korban
Lanjutan …
Pencatatan dan Laporan Kecelakaan Tambang
Bentuk Ii dan Iii, Buku Kuning Pencatatan Kecelakaan
Tambang
Bentuk IIIi, format laporan pemberitahuan setiap ada
kecelakaan tambang dari KTT kepada KAPIT
Bentuk Vi, format laporan kecelakaan tambang setiap
triwulan.
Bentuk VIi, format laporan jumlah rata-rata pekerja per tahun
Bentuk VIIi.format laporan tingkat kekerapan kecelakaan
tambang (FR) per tahun
Bentuk VIIIi, format laporan biaya kecelakaan tambang per
semester.
Bentuk IXi, format laporan tingkat keparahan kecelakaan
tambang (SR) per tahun

.
CONTOH LAPORAN FR DAN SR
• Sebuah Perusahaan Tambang “A” memiliki pekerja 2.000
orang dengan 2000 jam kerja per orang per tahun
• Diperusahaan “A”Tahun 2000 terjadi kecelakaan tambang
sebanyak 16 kali dengan rincian sbb :
- Kec. Ringan, 11 kali dengan hilang hari kerja 100 hari
- Kec. Berat, 3 kali dengan hari kerja hilang 80 hari
- Kec. Mati, 2 kali dengan hari kerja hilang 2 x 6.000,-
= 12.000 hari
• Hitung FR dan SR pada tahun 2000 .
• Jawaban :
Jumlah Korban Kecelakaan x 1.000.000
FR = .-------------------------------------------------
Jumlah Jam Kerja Kumulative
Lanjutan …
Jumlah hari kerja hilang x 1.000.000
SR = .-------------------------------------------------
Jumlah Jam Kerja Kumulative

16 x 1.000.000
SR = .--------------------- = 4,0
4.000.000

12.180 x 1.000.000
SR = .-------------------------- = 3.045
4.000.000
PEDOMAN PERATURAN K3 PERTAMBANGAN
• Ruang Lingkup K3 Pertambangan : Wilayah KP/KK/
PKP2B/SIPD Tahap Eksplorasi/Eksploitasi/Kontruksi
& Produksi/Pengolahan/Pemurnian/Sarana Penunjang
• UU No. 11 Tahun 1967
• UU No. 01 Tahun 1970
• UU No. 23 Tahun 1992
• PP No. 19 Tahun 1970
• Kepmen Naker No. 245/MEN/1990
• Kepmen Naker No. 463/MEN/1993
• Kepmen Naker No. 05/MEN/1996
• Kepmen PE. No.2555 K/26/MPE/1994
• Kepmen PE No. 555 K/26/MPE/1995
• Kepmen Kesehatan No. 260/MEN/KES/1998
• Kepmen ESDM No. 1453 K/29/MEM/2000
LINGKUNGAN KERJA PERTAMBANGAN
Pengertian Lingkungan Kerja (Working
Environment) adalah Setiap tempat pekerjaan
yang bertujuan atau berhubungan langsung
dengan pekerjaan penyelidikan umum,
eksplorasi, study kelayakan, konstruksi,
operasi produksi, pengolahan/ pemurnian dan
pengangkutan bahan galian golongan a, b, c,
termasuk sarana dan fasilitas penunjang yang
ada di atas atau di bawah tanah/air, baik
berada dalam satu wilayah atau tempat yang
terpisah atau wilayah proyek.
LINGKUNGAN KERJA PERTAMBANGAN
Pengertian adalah Setiap tempat pekerjaan
yang bertujuan atau berhubungan langsung
dengan pekerjaan penyelidikan umum,
eksplorasi, study kelayakan, konstruksi,
operasi produksi, pengolahan/ pemurnian dan
pengangkutan bahan galian golongan a, b, c,
termasuk sarana dan fasilitas penunjang yang
ada di atas atau di bawah tanah/air, baik
berada dalam satu wilayah atau tempat yang
terpisah atau wilayah proyek.
STANDAR MINIMUM KUALITAS
LINGKUNGAN
LINGKUNGAN LINGKUNGAN
KERJA HIDUP
(working environment) (living environment)

NILAI AMBANG BATAS BAKU MUTU LINGKUNGAN


(NAB) (BML)
AZAS KESEHATAN KERJA
 Rekognisi untuk mengetahui dan menentukan faktor
bahaya di lingkungan kerja, mengetahui sifatnya dan
mampu mendeteksi bahaya

 Evaluasi untuk mengetahui besarnya bahaya dan


sumbernya

 Pengendalian untuk menentukan langkah dan cara


pengendaliannya
GANGGUAN KESEHATAN KERJA

BEBAN KERJA : Setiap pekerjaan merupakan beban kerja


bagi pelakunya

KAPASITAS KERJA : Kemampuan kerja tergantung pada


keterampila, Fittnes, Jenis Kelamin, Usia dan ukuran tubuh

BEBAN TAMBAHAN : Kondisi Lingkungan kerja


menjadi beban bagi tenaga kerja, yaitu Fisik (penerangan,
suhu, tekanan udara dll), Kimia (gas, uap,debu, fume),
Biologi (hewan, jamur), Fisiologis (sikap dan cara kerja)
dan Mental Psikologis dan suasana kerja
FAKTOR LINGKUNGAN KERJA

 Gas Berbahaya : CO, NO, CO2, CH4, H2S


Debu Tambang : Fibrogenetik, Karsinogen, Radio
aktif, Explosivif
 Penyakit Debu : Pneumoconiosis, Blacklung
 Kebisingan : kontinyu, Impact, Impulsive
 Dampak Kesehatan : Conductive, Funcional, dan
Perecptive
 Pengaruh Kebisingan : Detak Jantung, Pernapasan dan
Pencernaan, Pupil dan lidah mengering, dll
PENGENDALIAN BAHAYA
KESEHATAN KERJA
Substitusi
Eliminasi – Kurangi intensitas dan kuantitas
Rubah Proses – Teknologi
Sistem Ventilasi
Housekeeping
Protective Devices – APD
Monitor kondisi lingkungan kerja – Rekomendasi
Mutasi – Tour of Duty – Replacement
General Check-up – Perawatan - Hyperkes
MANAJEMEN K3

Pengorganisasian dan Kebijakan K3


Membangun Target dan Sasaran
Administrasi, Dokumentasi, Pelaporan
JSA dan SOP
 Rekrut Karyawan & Kontrol Pembelian
 Inspeksi dan Pengujian K3
 Komunikasi K3
 Pembinaan
 Investigasi Kecelakaan
 Pengelolaan Kesehatan Kerja
 Prosedur Gawat Darurat
 Pelaksanaan Gernas K3

Anda mungkin juga menyukai