PERTAMBANGAN Oleh : Yudi Cahya Purnama, ST. I. PENDAHULUAN
Pertambangan merupakan serangkaian pekerjaan yang meliputi
aktivitas pencarian, penyelidikan, penambangan, penggalian dan pemurnian, transportasi, penjualan mineral-mineral serta batuan yang memiliki arti ekonomis. Sedangkan pengertian tambang sendiri adalah suatu aktivitas pekerjaan yang dilakukan meliputi pembongkaran, pengangkutan dan pemuatan.
Menurut karakteristik pengusahannya, bahwa kegiatan pertambangan
mempunyai ciri-ciri sebagai berikut : bersifat sementara; kegiatan tidak dapat dipindahkan; merubah bentang alam (tambang terbuka); tersebar tidak merata. Pertambangan merupakan suatu kegiatan yang dilakukan pada sumberdaya alam yang bersifat tidak terbarukan, sekali bahan galian ditambang pada suatu lokasi maka pada akhirnya bahan galian tersebut akan habis. Dengan habisnya bahan galian disuatu lokasi, maka kegiatan usaha pertambangan akan berakhir. Untuk itu dalam proses pengelolaannya diperlukan penanganan yang terencana dan sistimatis sehingga akhir dari kegiatannya tidak menimbulkan kerusakan lingkungan yang akan berdampak pada generasi berikutnya
Pekerjaan utama seorang ahli tambang adalah membebaskan mineral-
mineral serta batuan yang mempunyai arti ekonomis dari batuan induknya, kemudian membawanya ke permukaan bumi atau ke suatu tempat yang telah disediakan untuk selanjutnya dimanfaatkan. Menjelang berakhirnya abad ke 20, mulai muncul paradigma dalam penilaian keberhasilan suatu pembangunan bahwa faktor ekonomi bukan lagi sebagai satu-satunya pilar untuk meningkatkan taraf hidup manusia, tetapi ada dua pillar lain yang harus dibangun secara simultan dan seimbang, yaitu sosial dan lingkungan.
Untuk mewujudkan pertambangan yang berwawasan lingkungan, maka
disamping diperlukan pengetahuan dasar-dasar pertambangan, juga diperlukan pengetahuan tambang yang dapat menunjang terwujudnya suatu penambangan yang berwawasan lingkungan.
Pembangunan dibidang lingkungan mewujudkan pemanfaatan optimal
dan bijak terhadap sumber daya alam tak terbarukan, serta kesinambungan ketersediannya terhadap sumber daya alam yang terbarukan. II. RUANG LINGKUP AKTIVITAS PERTAMBANGAN
2.1. Penggolongan Bahan Galian
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1980 Tentang
Penggolongan Bahan Galian; bahwa bahan galian terbagi atas tiga golongan, yaitu : a. Golongan bahan galian strategis b. Golongan bahan galian vital; c. Golongan bahan galian yang tidak termasuk golongan a atau b.
Adapun dasar penggolongan bahan-bahan galian adalah :
a. Nilai strategis/ekonomis bahan galian terhadap Negara; b. Terdapatnya bahan galian dalam alam (genesa); c. Penggunaa bahan galian bagi industri; d. Pengaruhnya terhadap kehidupan rakyat banyak; e. Pemberian kesempatan pengembangan pengusahaan; f. Penyebaran Pembangunan di daerah. 2.2. Ciri Utama Industri Pertambangan Untuk melakukan pertambangan maka perlu diketahui ciri khas suatu pertambangan, yaitu : a. Bersifat “Wasting asset” / non renewable resources (tak terbarukan) b. Padat modal; c. Beresiko tinggi.
Wasting asset, maksudnya bahwa bahan galian bersifat tidak
terbarukan atau tidak dibudidayakan, sehingga bahan galian yang telah habis tidak dapat diperbaharui atau dibudidayakan; seperti halnya pertanian, perkebunan, dan perikanan.
Padat modal; untuk melakukan suatu penambangan diperlukan modal
yang besar, baik sebelum penambangan maupun pada waktu tambang beroperasi. Beresiko tinggi, maksudnya bahwa waktu eksplorasi dilakukan maka tingkat keberhasilan sangat kecil dan memerlukan waktu yang lama serta biaya yang besar. Sehingga lazim didengar bahwa tambang merupakan suatu perjudian. Begitu pun suatu tambang yang telah berjalan, tidak jarang ditutup karena biaya operasinya tinggi ataupun disebabkan karena harga bahan galian yang ditambang mengalami penurunan, atau karena persaingan disebabkan ditemukannya bahan galian baru yang menjadi substitusi.
2.2. Aktivitas Pertambangan
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa pertambangan adalah
kegiatan yang meliputi penelitian, pencarian, penemuan, penggalian dan pengolahan bahan galian untuk selanjutnya dipasarkan dan dimanfaatkan untuk kepentingan orang banyak atau konsumen. Berdasarkan pada kegiatan tersebut diatas, maka tahapan kegiatan pertambangan dapat diuraikan seperti pada diagram alir berikut ini : Penyelidikan Umum
Eksplorasi
Studi Kelayakan
Tidak Menguntungkan Menguntungkan
Layak Teknis, ekonomi & lingkungan
Arsip Penyediaan Sarana/Prasarana
Eksploitasi/Penambangan
Pengolahan dan Pemurnian
Pengangkutan dan Penjualan
Penyelidikan Umum adalah suatu kegiatan penyelidikan, pencarian untuk menemukan endapan-endapan mineral berharga. Penyelidikan ini dapat dilakukan dipermukaan dalam bentuk pemetaan geologi dan penyelidikan geofisika (di daratan dan/atau foto udara) untuk menginterpretasikan adanya bahan galian; dan pengambilan sampel (traching float/stream sedimen; grab sampling/chip sampling) yang hasilnya akan mengetahui penyebaran bahan galian yang mempunyai arti ekonomis.
Eksplorasi adalah salah satu kegiatan pertambangan untuk mengetahui
letak, penyebaran, bentuk, kadar dan cadangan dari suatu endapan bahan galian. Berdasarkan conto yang diperoleh maka ekplorasi dibagi dua yaitu eksplorasi langsung dan eksplorasi tidak langsung; eksplorasi langsung yaitu didalam aktivitasnya langsung memperoleh conto seperti kegiatan pengeboran, sumur uji, parit uji, pembuatan lubang bukaan; sedangkan eksplorasi tidak langsung adalah aktivitasnya tidak langsung meperoleh conto seperti penyelidikan geofisika. Studi Kelayakan adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk menilai kelayakan suatu tambang berdasarkan hasil eksplorasi (teknis) dan disertai dengan pertimbangan ekonomi dan lingkungan (Amdal atau UKL/UPL). Sebelum dilakukan pekerjaan eksploitasi maka dilakukan persiapan (development) pengadaan sarana dan prasarana yang dapat menunjang kegiatan eksploitasi, misalnya pembuatan jalan tambang, pembuatan jenjang untuk produksi. perumahan dan fasilitas lainnya.
Eksploitasi adalah suatu kegiatan pekerjaan yang dilakukan untuk
melepaskan “Ore” atau bijih dari batuan induknya dan membawanya ke permukaan bumi atau kesuatu tempat untuk dimanfaatkan. Kegiatan eksploitasi/penambangan dilakukan setelah evaluasi hasil eksplorasi menunjukkan bahwa bahan galian tersebut layak tambang dari segi teknis, ekonomis serta lingkungan. Pada tahapan eksploitasi ini, kegiatan utamanya adalah : - Pembongkaran/penggalian yaitu kegiatan yang bertujuan untuk membebaskan bahan galian dari batuan induknya. - Pemuatan, yaitu kegiatan yang bertujuan mengangkat material (bahan galian) ke atas alat angkut dengan menggunakan alat muat seperti loader.
Pengangkutan yaitu kegiatan yang bertujuan untuk mengangkut bahan
galian dari front penambangan ke tempat penampungan (stock pile) atau ke lokasi pengolahan.
Pengolahan dan pemurnian adalah suatu pekerjaan untuk meningkatkan
mutu bahan galian sesuai permintaan konsumen. Proses pengolahan dapat dilakukan dengan proses kering (tanpa menggunakan air) maupun proses basah yaitu menggunakan air sebagai media pemisah. Dari proses konsentrasi (pemisahan) akan didapatkan bahan galian yang berharga yang disebut konsentrat dan bahan galian yang tidak berharga yang disebut tailling yang tahapannya meliputi pengecilan ukuran (communition), pengayakan, dan pemisahan. Proses pemurnian bertujuan untuk mengisolasi logam dari konsentrat bijih dengan metode pirometalurgi, hidrometalurgi atau elektrometalurgi baik dilakukan sebagai proses tunggal maupun kombinasi. Dalam proses ini digunakan bahan-bahan kimia dimana pembuangan, pengangkutan dan penggunaan bahan tersebut memerlukan pengawasan ketat untuk mencegah pencemaran lingkungan.
Pengangkutan adalah segala usaha pemindahan bahan galian dan hasil
pengolahan dan pemurnian bahan galian dari daerah eksploitasi atau tempat pengolahan/pemurnian, sedangkan penjualan adalah segala usaha penjualan bahan galian dan hasil pengolahan/pemurnian bahan galian.