Ananda kurniawansyah
1234567890109
KATA PENGANTAR
Untuk mendukung pelaksanaan proses belajar mengajar mata kuliah karya tulis ilmiah bagi
mahasiswa jurusan pertambangan Universitas Palangka rayadiperlukan pedoman penulisan karya tulis
ilmiah sebagai standar baku penyusunan karya tulis ilmiah. Adapun pedoman proposal karya tullisan
ilmiah ini berisi berisi panduan bimbingan,kode etik penulisan dan penulisan proposal dan karya tulis
ilmiah.Penyusunan buku panduan penulisan karya ilmiah ini diharapkan dapat memudahkan mahasiswa
untuk menyelesaikan karya tulis ilmiah dan meningkatkan kualitas penulisan karya tulis ilmiah.
BAB I
Pertambangnan adalah suatu kegiatan pengambilan bahan galian berharga dan bernilai ekonomis dari
dalam kulit bumi,baik secara mekanis maupun manual,pada permukaan bumi,dibawah permukaan
bumi,dan dibawah permukaan air.oleh karena itu ,bahan tambang merupakan salah satu icon yang san-
gan dibutuhkan olah masyarakat saat ini.dimana dengan berkembangnya zaman saat ini bahan galian
tambang merupakan kekayaan alam yang sangat berharga di dunia saat ini. Oleh karena itu kekayaan
alam di Indonesia sangat penting dilindungi oleh negara dan harus diatur oleh pasal 33 ayat 3 UUD 1945
yang berbunyi “bahwa bumi, air,dan kekayaan alam yang terkandung di dalam yang dikuasai oleh negara
digunakan sebesar besarnya untuk kemakmuran rakyat. Undang undang ini merupakan landasan
pembangunan pertambangan dan energi untuk pemanfaatan potensi kekayaan sumber daya alam.
Negara Indonesia merupakan salah sati negara pemilik pertambangan terbesar di dunia. Adanya
lingkungan pertambangan ini masyarakat Indonesia selalu berlomba lomba berada di dalam nya, karena
pertambangan merupakan industri yang berguna untuk masyarakat Indonesia yang kecimpung di dunia
industri pertambangan ini suatu keberuntungan bagi masyarakat Indonesia. Dunia pertambangan sering
di anggap perusak lingkungan dan alam, oleh karena itu negara harus memiliki pedoman standar
lingkungan pertambangan
Industri pertambangan pada dasarnya sangat diminati oleh kalangan masyarakat untuk terjun
langsung dalam industri pertambangan. Oleh karena itu, lingkungan pertambangan ini memiliki
beberapa tujuan dalam pengembangan lingkungan pertambangan. Adapun tujuan penelitian dalam
ruang lingkup pertambangan ini untuk meningkatkan pengolahan sumberdaya kehutanan,
pertambangn, dan energy dengan memperhatikan kelestarian lingkungan
BAB 2
STUDI PUSTAKA
Setelah endapan berharga yang menjadi sasaran kegiatan ini sudah selesai dieksploitasi,
kegiatan selanjutnya adalah pemulihan lahan bekas tambang atau yang lasim diistilahkan
sebagai reklamasi tambang. Kegiatan ini juga merupakan kegiatan yang membutuhkan biaya
besar walaupun sudah tidak ada hasil yang bisa dipasarkan.
2. Terkait Teknologi.
Industri Pertambangan dalam penanganannya memerlukan teknologi yang tinggi. Mulai
dari proses pencarian endapan berharganya sudah menggunakan teknologi yang canggih dari
tahap ketahap. Lanjut pada kegiatan pengambilan endapannya pun tak lepas dari hal teknologi,
sampai pada pengolahannya. Tak dapat dipungkiri bahwa teknologi dari masa ke masa selalu
berkembang seiring dengan perkembangan jaman sehingga pengelolaan industri ini tentu akan
mengikuti perkembangan teknologi, sehingga kadang untuk menambang bahan galian yang
sama, bisa saja menggunakan teknologi yang berbeda-beda. Hal ini diakibatkan karena adanya
kemajuan teknologi dari masa ke masa.
Selain itu letak dan posisi bahan galian juga berpengaruh terhadap teknik pengambilannya.
Sebagai contoh, bahan galian yang letaknya dekat dengan permukaan, dalam pengambilannya
akan memilih sistem penambangan terbuka, sedangkan bahan galian yang letaknya jauh di
bawah permukaan tentunya akan menggunakan metode penambangan bawah tanah. Dua
metode ini akan menggunakan teknik dan peralatan yang berbeda dalam pelaksanaannya.
3. Dari Segi SDM
Industri Pertambangan merupakan industri yang sangat kompleks sehingga melibatkan
hampir semua bidang keilmuan. Mulai dari ilmu geologi, eksplorasi, eksploitasi, metalurgi,
lingkungan, mekanik dan eletrik. Tidak hanya itu, industri ini juga melibatkan disiplin ilmu
manajemen, komunikasi, ekonomi, hukum, sosial budaya, dan masih banyak lagi disiplin-disiplin
ilmu lainnya. Seperti pada kegiatan revegetasi yang tentunya akan melibatkan disiplin ilmu
dibidang pertanian, apabila reklamasinya dijadikan empang ataupun kebun binatang, tentunya
akan menghadirkan disiplin ilmu yang sesuai.
4. Dari segi resiko
Tambang bawah tanah rentan terhadap debu yang mengandung unsur-unsur berbahaya.
Misalnya debu batubara yang mengandung H2S, apabila tidak dengan penanganan yang baik,
dapat berdampak pada paru-paru para pekerja yang ada di dalamnya. Dan masih banyak lagi
resiko kerja yang dapat terjadi pada tambang bawah tanah Selain resiko kerja pada tambang
bawah tanah tersebut, tambang terbuka pun memiliki resiko kerja yang besar. Sebagai contoh
terjadinya batu melayang (fly rock) pada kegiatan peledakan, munculnya gas-gas beracun dan
debu-debu berbahaya, adanya bahan-bahan kimia terjadinya longsoran, banjir, pencemaran
terhadap lingkungan sekitar dll. Bahkan kecelakaan dari penggunaan peralatan mekanis pun
kerap terjadi pada kedua sistem penambangan tersebut. Resiko tinggi terjadi bukan hanya saat
pada tahap penambangannya, namun ada beberapa resiko-resiko lain yang dapat terjadi
diantaranya resiko geologi/eksplorasi, pengolahan, lingkungan, politik dan resiko sosial (terkait
tuntutan masyarakat setempat yang tinggi dapat mengakibatkan ketidakstabilan sosial yang
berujung pada terganggunya operasi pertambangan).
2.3. METODE PENAMBANGAN TAMBANG TERBUKA
Dalam penambangan batubara biasanya banyak digunakan 2 metode berdasarka endapan
batubara tersebut
1. Open cat
Tambang terbuka adalah jenis penambangan dimana aktivitasnya berada di atas permukaan
bumi. Pada metode tambang ini, pekerja, alat berat dan semua yang digunakan berhubungan
langsung dengan udara luar
2. Undergroun mining
Tambang dalam/bawah tanah (underground mining) adalah metoda penambangan yang
segala kegiatan atau aktivitasnya dilakukan di bawah permukaan bumi, dan tempat kerjanya
tidak langsung berhubungan dengan udara luar.
3. Penambangan bawah laut
Penambangan bawah laut, atau penambangan laut dalam, adalah metode untuk
mengambil mineral dari dasar laut. Operasi penambangan deepsea biasanya terjadi pada
kedalaman 4500 kaki hingga 12.000 kaki di sekitar area dengan nodul logam, serta area dengan
tingkat aktivitas panas bumi yang tinggi.