TENTANG ;
ISU LINGKUNGAN PERTAMBANGAN DAN DAMPAK YANG DITIMBULKAN
DAN
MACAM-MACAM METODE PENAMBANGAN
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 3
NAMA ANGGOTA :
NURFIEKA HERMAWAN 114160004
ERMINA PRADIPTA DARMASTUTI 114160028
NADYA ELSA RATNANDAR PUTRI 114160029
FITRI ADIFA 114160042
AKRIM AISANI 114160065
MUHAMMAD BEKTI APRIYANTO 114160072
Puji dan syukur kehadirat Allah, Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia
serta hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan Makalah ini dengan lancar.
Terimakasih kami ucapkan kepada semua pihak yang telah memberikan bimbingan,
kritik, dan saran.Tak lupa kami juga berterimakasih kepada rekan-rekan serta semua pihak
yang telah membantu penyusunan makalah ini.Semoga makalah ini dapat membantu
menambah ilmu kepada pembaca.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan Negara yang kaya akan sumber daya alam sehingga sejak
dahulu kala negeri ini dijajah oleh kaum asing yang rakus dan ingin mengambil hasil
buminya. Meski telah merdeka selama 70 tahun, Indonesia masih saja dijajah oleh negara
asing yang berusaha menguasai hasil bumi Indonesia, seperti PT. Freeport yang telah
berdiri sejak era orde baru. PT. Freeport Indonesia (PTFI) adalah sebuah perusahaan
pertambangan yang mayoritas sahamnya dimiliki Freeport-McMoRan Copper & Gold
Inc.
Perusahaan ini adalah pembayar pajak terbesar kepada Indonesia dan merupakan
perusahaan penghasil konstentrat emas dan tembaga terbesar di dunia melalui tambang
Grasberg.Freeport Indonesia telah melakukan eksplorasi di dua tempat di Papua, masing-
masing tambang Erstberg (dari 1967) dan tambang Grasberg (sejak 1988), di kawasan
Tembaga Pura, Kabupaten Mimika, Provinsi Papua. Dalam melakukan eksplorasi di dua
tempat tersebut PTFI melakukan perjanjian kontrak sebanyak dua kali dengan pemerintah
Indonesia. Berkembangnya industri penambangan PTFI ini semakin melejit setelah
ditemukannya cadangan – cadangan bijih baru kelas dunia seperti Grasberg oleh para
geologis. Adapun bahan-bahan tambang yang dihasilkan oleh PT. Freeport Indonesia
yaitu tembaga, emas, silver, molibdenum, dan Rhenium. Atas aktivitas pertambangannya,
PTFI telah menjadi perusahaan tambang emas terbesar di dunia. Aktivitas pertambangan
PTFI menimbulkan pro kontra di negara ini, sebab selain menyediakan lapangan
pekerjaan yang luas bagi warga negara Indonesia dan sumber pemasukan devisa negara
yang besar, aktivitas pertambangan mereka telah merusak ribuan hektar hutan dan
mencemari sungai di sekitar lokasi tambang. Isu ini selama beberapa tahun menjadi
sangat hangat dan ramai diperbincangkan oleh khalayak umum, pemerintah dituntut
untuk segera mengambil tindakan untuk menanggulangi kasus ini sehingga dampak
buruk dapat diminimalisir.
Kegiatan penambangan biasanya dilakukan dengan beberapa metode yang mana
metode ini sangat berperan penting dalam menentukan jenis teknologi dan limbah seperti
apa yang akan dihasilkan, hal ini nantinya akan berpengaruh terhadap pengolahan limbah
yang akan digunakan dari perusahaan itu sendiri, dimana penentuan metode yang tepat
dipengaruhi beberapa faktor yang akan kami bahas pada makalah ini.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
B. Dampak Pembangunan
Kegiatan pertambangan pada dasarnya merupakan proses pengalihan
sumberdaya alam menjadi modal nyata ekonomi bagi negara dan selanjutnya
menjadi modal social. Modal yang dihasilkan diharapkan mampu meningkatkan nilai
kualitas insan bangsa untuk menghadapi hari depannya secara mandiri. Dalam
proses pengalihan tersebut perlu memperhatikan interaksi antara faktor sosial,
ekonomi, dan lingkungan hidup sehingga dampak yang terjadi dapat diketahui sedini
mungkin. Menurut Salim (2007) dalam Ali Sulton (2011) setiap kegiatan
pembangunan dibidang pertambangan pasti menimbulkan dampak positif maupun
dampak negatif.
Dampak positif dari kegiatan pembangunan di bidang pertambangan adalah:
1. Memberikan nilai tambah secara nyata kepada pertumbuhan ekonomi nasional;
2. Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD);
3. Menampung tenaga kerja, terutama masyarakat lingkar tambang;
4. Meningkatkan ekonomi masyarakat lingkar tambang;
5. Meningkatkan usaha mikro masyarakat lingkar tambang;
6. Meningkatkan kualitas SDM masyarakat lingkar tambang; dan
7. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat lingkar tambang.
Dampak negatif dari pembangunan di bidang pertambangan adalah:
1. Kehancuran lingkungan hidup;
2. Penderitaan masyarakat adat;
3. Menurunnya kualitas hidup penduduk lokal;
4. Meningkatnya kekerasan terhadap perempuan;
5. Kehancuran ekologi pulau-pulau; dan
6. Terjadi pelanggaran HAM pada kuasa pertambangan
C. Sistem Penambangan
Secara garis besar metode penambangan dikelompokkan menjadi 3,yaitu :
1. Tambang terbuka (surface mining) adalah adalah metode penambangan yang segala
kegiatan atau aktivitas penambangannya dilakukan dengan syarat
- Relatif dekat dengan permukaan bumi ( dangkal hingga sedang)
- Bentuk endapan umumnya tabular
- Ukuran endapan tebal
- Memiliki OB yang tipis
- Stabilitas bukaan tinggi
- Kadar bijih rendah
- Open pit/ Open cut berlaku untuk endapan bijih logam, Quarry berlaku untuk
endapan mineral industry atau bahan bangunan dan Stripping/ Open cast Mine
berlaku untuk endapan yang letaknya relatif mendatar
2. Tambang bawah tanah (underground mining) adalah metode penambangan yang segala
kegiatan atau aktivitas penambangannya dilakukan dengan syarat
- Relatif di bawah permukaan bumi dan tidak langsung berhubungan dengan udara
luar ( dangkal hingga sedang)
- Kekuatan bijih lemah hingga sedang
- Ukuran endapan tipis hingga tebal
- Kadar bijih sedang
- Terikat oleh regulasi contohnya larangan penambangan di hutan lindung
- Khusus batubara menggunkan Long Wall method dan Room & Pillar method
- Khusus endapan mengunakan Open stope method (gophering,shrinkage stoping,
sublevel stoping), Supported method ( cut and fill, stull stoping, square setting,
shrink & fill stoping), dan Caving method (block caving, sublevel caving,top
slicing)
3. Tambang bawah air (underwater mining) adalah metode penambangan yang kegiatan
penggaliannya dilakukan di bawah permukaan air atau endapan mineral berharganya
terletak dibawah permukaan air ( sungai, danau, pantai dan laut dalam )
- Pada daerah dangkal menggunakan : bucket dredging, suction dredging, grab
dredging, dan mobile platform
- Pada daerah tambang laut dalam menggunakan : sistem hydraulic, sistem CLB
(continuous line bucket), dan sistem modular
B. Dampak Sosial-Ekonomi
Kedatangan PT. Freeport Indonesia di Mimika, Papua telah membawa
perubahan yang cukup besar bagi kehidupan masyarakat Papua pada umumnya dan
masyarakat suku Kamoro pada khususnya. PT. Freeport telah menimbulkan
kesenjangan sosial dikarenakan Freeport gagal dalam menepati janji untuk
mensejahterakan hidup masyarakat Suku Kamoro dan Suku Amungme, (yang
merupakan penduduk asli Papua dimana perusahaan ini melakukan
penambangan).Menurut data Freeport tahun 2005, hanya 20% dari tenaga kerja
tambang yang berasal dari Papua. Kebanyakan dari mereka bukan merupakan suku
asli pemilik tanah dataran tinggi (Suku Amungme) dan dataran rendah (Suku Kamoro)
sekitar situs tambang. Kamoro adalah suku yang kebanyakan bermata pencaharian
sebagai nelayan. Dikarenakan lingkungan dataran rendah yang menjadi tempat
masyarakat Suku Kamoro mencari ikan, molusca dan tambelo telah tercemar maka
masyarakat beralih mata pencaharian dengan berusaha untuk mencari sumber
pendapatan lain. Masyarakat Suku Kamoro berusaha mencari sumber pendapatan lain
dengan mencari tempat lain yang letaknya lebih tinggi untuk bertani dan beralih cara
bercocok tanam.
A. Kesimpulan
1. Berdasarkan hasil analisis dan kajian dari segi ekologis, sosial-ekonomi, dan hukum
maka dapat disimpulkan bahwa aktivitas pertambangan PTFI menimbulkan dampak buruk
bukan hanya bagi lingkungan tetapi juga bagi masyarakat Indonesia terutama masyarakat
Suku Kamoro di Mimika, Papua.
2. Aktivitas pertambangan PTFI tidak memerhatikan nilai ekologis, etika, dan spiritualitas
dimana seharusnya aktivitas pertambangan memerhatikan dampak terhadap lingkungan
dan makhluk hidup serta tuntutan untuk menjaga alam yang adalah anugerah dari Tuhan.
3. Upaya penanganan limbah PT. Freeport difokuskan pada 5 hal yaitu tata letak lokasi,
teknologi yang digunakan, sistem pengolahan limbah, pengelolaan media lingkungan, dan
perubahan baku mutu.
B. Saran
Sesuai dengan hasil pemaparan di atas mengenai dampak buruk aktivitas
pertambangan PT. Freeport pada lingkungan, pemerintah diharapkan dapat melakukan
tindakan tegas untuk menanggulangi kasus ini.Selain itu, masyarakat hendaknya
mendukung pemerintah dalam menghadirkan solusi nyata dalam penanggulangan dampak
buruk terhadap lingkungan akibat aktivitas tambang PTFI.Serta ikut mengawasi
berjalannya kegiatan pertambangan di PTFI.
DAFTAR PUSTAKA
Listiatoko, Ajun, dkk. 2012. Limbah Berbahaya dan Beracun (B3). Yogyakarta: Universitas
Gajah Mada.
Pramudya, Bob Ilham.2012. Kebobrokan Freeport Pencemaran Lingkungan & Pelanggaran
HAM Perusaan Emas Terbesar di Indonesia.Diunduh dalam
http://www.kompasiana.com/bobobladi/kebobrokan-freeport-
pencemaranlingkunganpelanggaran-ham-perusaan-emas-terbesar-di
indonesia_5519c8bca33311a61bb6595c pada tanggal 01 Juni 2017 pukul 14.08 WIB.
Putri, Sari. 2012. Pengaruh Industri Tambang Batubara terhadap Perkembangan Kota
Sawahlunto (1891-1935).Skripsi S-1 Arkeologi. Fakultas Ilmu Budaya UGM.
Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.
Ratih. 2014. eJournal Hubungan Internasional, 2014, 2, (2): 411-426. Dampak Operasional
PT. Freeport pada Kehidupan Suku Kamoro. Diakses pada tanggal 20 Mei 2017 dalam
http://ejournal.hi.fisipunmul.ac.id/site/wpcontent/uploads/2014/06/Ratih%20H%20PDF
%20%2806-03-14-0245-44%29.pdf
Sulton, Ali. 2011. Dampak Aktivitas Pertambangan Bhan Galian Golongan C terhadap
Kondisi Kehidupan Masyarakat Desa. Diunduh dalam
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/48165 pada tanggal 30 Mei 2017 pukul
09.10 WIB.
Walhi.Dampak Lingkungan Hidup Operasi Pertambangan Tembaga dan Emas Freeport-Rio
Tinto di Papua.Diunduh dalam www.walhi.or.id pada tanggal 01 Juni 2017 pukul 10.29
WIB.