Disusun oleh :
Kelompok 7
Kelas A/Senin 13.00-14.45 WIB
1. Medy Ismatullah S 114150024
2. Ermina Pradipta D 114160028
3. Ghaisani 1141700
4. Muhammad Fakri 1141700
Mikrohidro
Mikrohidro adalah pembangkit listrik tenaga air skala kecil
(mencapai beberapa ratus kW). Relatif kecilnya energi yang
dihasilkan mikrohidro (dibandingkan dengan PLTA skala besar)
berimplikasi pada sederhananya peralatan serta kecilnya areal
tanah yang diperlukan guna instalasi dan pengoperasian
mikrohidro. Hal tersebut merupakan salah satu keunggulan
mikrohidro, yakni tidak menimbulkan kerusakan lingkungan.
Mikrohidro cocok diterapkan di pedesaan yang belum terjangkau
listrik dari PT PLN. Mikrohidro mendapatkan energi dari aliran air
yang memiliki perbedaan ketinggian tertentu. Energi tersebut
dimanfaatkan untuk memutar turbin yang dihubungkan dengan
generator listrik. Mikrohidro sangat memanfaatkan ketinggian air
yang tidak terlalu besar, misalnya dengan ketinggian air 2.5 m
dihasilkan listrik 400 W ( Setyo 2005). Potensi pemanfaatan
mikrohidro secara nasional diperkirakan mencapai 7,500 MW,
sedangkan yang dimanfaatkan saat ini baru sekitar 600 MW
(Setyo, 2005). Meski potensi energinya tidak terlalu besar, namun
mikrohidro patut dipertimbangkan untuk memperluas jangkauan
listrik di seluruh pelosok nusantara. Asal ada air yang mengalir
dan beda ketinggian, maka listrik dapat dibangkitkan. Dua syarat
itulah kunci pembangkitan listrik bertenaga mikro hidro (PLTMH).
(Eddy Permadi, direktur CV Cihanjuang Inti Teknik (CINTEK)).
Turbin yang telah dipakai pada instalasi PLTMH biasanya
adalah jenis turbin aliran silang (cross flow) untuk ketinggian 7
hingga 80 meter atau propeller yang tegak lurus untuk ketinggian
di bawah 6 meter. Secara teori, dengan ketinggian 30 meter dan
debit air 235 liter per detik dapat dihasilkan 44 kilowatt. Potensi
tenaga air tersebar hampir di seluruh Indonesia dan diperkirakan
mencapai 75.000 MW, sementara pemanfaatanya baru sekitar
2,5 persen dari potensi yang ada. Turbin air sebagai alat
pengubah energi potensial air menjadi energi torsi / putar yang
dapat dimanfaatkan sebagai penggerak generator, pompa dan
peralatan lain. Untuk daerah / lokasi yang mempunyai sumber
energi air sangatlah menguntungkan apabila memanfaatkan
teknologi turbin air. Beberapa kelebihan dari PLTMH antara lain :
a.Potensi energi air yang melimpah; b.Teknologi yang handal dan
kokoh sehingga mampu beroperasi lebih dari 15 tahun;
c.Teknologi PLTMH merupakan teknologi ramah lingkungan dan
terbarukan; d.Effisiensi tinggi (70-85 persen). Daerah-daerah yang
debit airnya kecil dengan ketinggian 3 meter dan debit air 92 liter
per detik sudah bisa menghasilkan 1.500 watt. Semakin besar
debit dan ketinggiannya, semakin besar pula listrik yang
dihasilkan. salah satu contoh di pintu air sungai Progo di
Yogyakarta yang memiliki ketinggian 5 meter dengan debit air
5.000 liter per detik seharusnya dapat membangkitkan listrik 160
kilowatt.
Sumber bahan baku yang melimpah dan terbarukan,
PLTMH sangat cocok di terapkan di Indonesia. Investasi yang
diperlukan relatif kecil. "Untuk membangkitkan daya 2.500 watt
kira-kira diperlukan biaya sekitar Rp25 juta," (Faisal Rahadian,
Sekretaris Umum Asosiasi Hidro Bandung). Nilai investasi sebesar
itu sebanding dengan manfaat listrik yang dapat digunakan untuk
mendorong produktivitas masyarakat. Misalnya yang dilakukan di
Tasikmalaya untuk mendukung industri bordir. Namun, potensi
yang lama diabaikan itu akan tetap sia-sia jika tidak diikuti langkah
nyata pemerintah untuk memanfaatkannya. Meskipun kecil, 50
watt bagi setiap rumah di pedesaan mungkin sudah sangat berarti
daripada 450 watt tapi harus menunggu entah berapa tahun lagi.
Di Makassar, sudah sekitar 3.000 unit pembangkit listrik tenaga
air (PLTA) yang dibangun tahun 2007. dengan dana dari APBD
akan dibangun lagi 150 unit di kabupaten Wajo, pinrang,
enrekang, selayar, bone, pangkep, luwu timur dan bulukumba
dan sinjai. Di luar yang pasti, 100 unit dijanjikan pembangunan
1.750 unit. Tenaga listrik yang dihasilkan tenaga surya sekitar 50
watt/unit, tetapi bagi masyarakat daerah terpencil, hal itu cukup
membantu dan setiap unit pembangkit bertenaga air bisa
menghasilkan hingga 7.500 kW. (Kompas 21 April 2007:22). Untuk
pembangkit hidro, setidaknya harus ada air berketinggian 3 meter
dan debit minimal 0.5 meter kubik per detik. (Sampara/Ka. Dinas
Pertambangan dan Energi Sulsel, Kompas, 21 April 2007: 22).
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Berdasarkan makalah Energi Kinetik (Air dan Angin)
yang telah dibuat maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Energi Kinetik …..
DAFTAR PUSTAKA