Anda di halaman 1dari 9

1 Pendahuluan

1.1. Pencarian minyak bumi di Indonesia pertama kali dilakukan


secara komersial oleh seorang pengusaha Belandan yang
bernama Jan Reerink tahun 1871 pada daerah lereng Gunung
Ciremai, Jawa Barat. Pencarian pertama tersebut tidak
membuahkan hasil. Pencarian tersebut dilakukan hanya
berselang beberapa tahun dari pengeboran minyak yang pertama
di dunia yang dilakukan di Amerika serikat yaitu pada daerah
Pennsylvania tahun 1859. Perusahaan-perusahaan di Indonesia
banyak bermunculan karena penemuan tersebut.
Energi minyak dan gas sampai sekarang masih menjadi andalan
yang utama sebagai penghasil devisa dan pemasok kebutuhan
energi di Indonesia. Pertumbuhan konsumsi energi yang
mencapai rata-rata 75 dalam kurun waktu 10 tahun terakhir,
disebabkan oleh di Indonesia pembangunan prasarana dan
industri sedang giat-giatnya dilakukan. Peningkatan yang sangat
tinggi menyebabkan Indonesia harus menemukan cadangan
minyak dan gas baru. Perkembangan produksi minyak
mengalami penurunan dari tahun ke tahun, perlunya upaya yang
besar untuk menemukan cadangan-cadangan baru di Indonesia.
Produksi minyak dan gas mulai terus jatuh dan menurun,
akibatnya kontributor finansial bersih bagi negara pada minyak
berhenti. Dilihat dari pengalaman penurunan produksi minyak
penurunan output gas dapat membahayakan. Hal tersebut
menyebabkan dimasa yang akan datang Pertamina dan
pemerintah kesulitan dalam memenuh komitmen kontrak
pengiriman LNG.
Potensi sumber daya minyak dan gas bumi di laut dalam, sumur-
sumur tua dan daerah terpencil masih cukup besar untuk

dikembangkan di Perkembangan
Gambar 1.1 kawasan Indonesia Timur.di Indonesia
Produksi Minyak Hal tersebut
disebabkan karena belum adanya eksplorasi secara intesif pada
daerah tersebut. Tingkat kesulitan eksplorasi terendah pada
sumber minyak dan gas telah habis dieksploitasi, sehingga
sekarang hanya menyisakan eksplorasi dengan tingkat kesulitan
yang tinggi. Mengelola ladang minyak sendiri jelas sangat
menjanjikan keuntungan yang sangat luar biasa signifikan. Akan
tetapi banyak faktor yang deperlukan untuk mengetahui potensi
minyak dan gas bumi, seperti teknologi yang mahal, sehingga
memerlukan modal yang tidak sedikit, faktor waktu dari sumber
daya manusia terbaik yang memadai dan memerlukan efisiensi
yang sangat maksimal serta expertise.

1.2. Isu-Isu Global dan Nasional tentang Minyak dan Gas Bumi
Primadona energi sekaligus pada komoditas strategis pada
minyak dan gas bumi terutama minyak masih belum tergantikan
oleh jenis energi lain. Dalam memainkan peran di kancah
percaturan dunia Internasional tidak diherankan jika migas
dijadikan alat geostrategi dan geopolitik dibeberapa negara.
Untuk memenangkan kekuasaan dan menjatuhkan rejim
kekuasaan, migas didalam negerinya sendiri dijadikan sebagai
alat strategi politik.
Beberapa tahun lahun, tepat pada tanggal 13 November 2012,
terjadi pembubaran Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu
Migas (BPMIGAS) yang disebabkan eskalasi yang meributkan
pengelolaan migas di Indonesia. Pembubaran tersebut
disebabkan oleh Mahkamah Konstitusi (MK) didalam
keputusannya menyatakan berbagai tuduhan dan prejudice
kepada BPMIGAS yang telah dikonsumsi oleh publik melalui
media massa. Berita yang dijual ke publik merupakan media
massa yang merekonstruksi realita. Keadaan dan kebenaran yang
sesungguhnya bisa jadi dihilangkan karena semua realita tersebut
di rekonstruksi, karena ada salah satu media massa yang berpihak
pada ideologi tertentu. Strategi memperebutkan pangsa pasar
(market share) semua cara wajar dilakukan oleh media massa.
Permasalahan yang terdapat di Indonesia yaitu sudah selama satu
seperempat abad lebih industri migas modern berlangsung, dan
juga tempat lahirnya perusahaan migas raksasa seperti SHELL,
tetapi Indonesia sendiri belum mampu untuk mengelola migas.
Untuk mengoptimalkan kegiatan eksplorasi dan eksploitasi migas
Indonesia masih membutuhkan kerjasama dengan pihak asing.
Menambah produksi, meningkatkan temuan cadangan baru dan
menahan lajur penurunan produksi, investor asing sangat
diperlukan oleh Indonesia. Tren kegiatan hulu migas mendatang
dapat menyebabkan kegiatan hulu migas akan menjadi padat
modal, padat risiko, padat teknologi dan padat kualitas. Dapat
dipertanyakan mampukah Indonesia suatu saat melakukannya
tapa bekerja sama dengan pihak asing. Sebagai sumber daya
yang tidak dapat diperbarukan dan cadangan tersebut akan terus
berkurang jika terus-menerus di eksploitasi, sudah seharusnya
pemerintah menyisihkan dana dari kegiatan hili migas guna
keperluan riset.
1.3 Teori Terbentuknya Reservoar Minyak dan Gas Bumi
Petroleum merupakan istilah umum yang dikenal dengan sebutan
minyak dan gas (oil dan gas). Migas merupakan komplek
hidrokarbon (senyawa dari unsur kima hidrogen dan karbon).
Pembentukannya terjadi didalam bumi secara alamiah dan
terperangkap kedalam batuan kerak bumi. Wujud migas terdiri
dari bentuk cair, padat dan gas. Dalam bentuk padat dapat dikenal
dengan tar, bitumen, aspal dan sebagaianya. Minyak mentah
biasanya dikenal dengan bentuk cair, dan gas alam dikenal dengan
bentuk gas. Pembentukan minyak dan gas dihasilkan melalui
proses pembusukan organisma. Kebanyakan dari tumbuhan lau
(ganggang dan tumbuhan sejenis dan bisa juga dari binatang kecil
yang berubah menjadi bebatuan dikarenakan terkubur dalam
lumpur. Proses terjadinya minyak dan gas bumi dibantu oleh
adanya pemanasan dan tekanan dilapisan-lapisan bumi.
Cairan minyak bumi dan gas yang telah membusuk akan
terperangkap pada struktur tertentu, yang sebelumnya terlah
berpindah dari lokasi awal. Lokasi berpindahnya menuju ke
bebatuan yang cocok dengan migas itu sendiri. Lokasi yang cocok
untuk migas biasanya batupasir karena memiliki lubang-lubang
kecil. Batu kapur dan patahan yang terbentuknya berasal dari
aktifitas gunung berapi juga memiliki peluang untuk menyimpan
minyak. Tempat untuk menyimpan minyak bagian atasnya harus
tertutup oleh bebatuan yang kedap. Minyak dan gas nantinya akan
keluar ke permukaan bumi yang berada di dalam tekanan. Minyak
yang keluar kepermukaan bumi disebabkan oleh sebagian lapisan
permukaan bumi mengalami pergerakan alami atau bisa juga
dengan penetrasi pengeboran. Tekanan yang tinggi dapat
mempengaruhi proses keluarnya minyak.
Terbentuknya gas sama dengan minyak bumi, tetapi sebelum
membentuk gas harus mengalami empat tahapan:
1. Merembesnya magma dibawah permukaan bumi kedalam
kantong-kantong air.
2. Panas nya air akan berubah menjadi gas sehingga akan
terkumpul didalam bumi. Kantong-kantong gas pada
beberapa tempat dapat berisikan gas karbon dioksida
(CO2) dan juga gas belerang (H2S)
3. Meningkatnya tekanan gas dibawah
4. Lumpur-lumpur yang terdapat di kantong gas tertekan
bersama dinding lapisan tanah.
Para ahli geologi mengetahui suatu daerah memiliki cadangan
migas dari hubungan yang erat antar lokasi geografis dengan
tatanan geologi daerah tersebut, seperti daerah yang memiliki
batuan sedimen. Syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk
mengetahui adanya minyak bumi adalah adanya batuan induk,
batuan reservoir, dan adanya lapisan penutup. Dapat juga
menemukan migas di daerah cekungan-cekungan.
1.4 Peraturan Pemerintah tentang Minyak dan Gas Bumi
Peraturan Pemerintah tentang Minyak dan Gas Bumi dibagi
menjadi dua tempat yaitu daerah hulu dan daerah hilir. Berikut
undang-undang yang mengatur :
1. PP No.36 Tahun 2004 tentang Kegiatan Usaha Minyak
dan Gas Bumi;
Mengatur tentang kegiatan usaha hilir minyak dan gas
bumi, yang antara lain mengatur mengenai pembinaan dan
pengawasannya, pemberian izin Usaha, kegiatan
pengelolaan, pengangkutan masuk pengangkutan gas bumi
melalui pipa, penyimpanan dan niaga, cadangan strategis
minyak minyak bumi, cadangan bahan bakar nasional,
standar dan mutu, ketersediaan dan pendistribusian jenis
bahan bakar minyak gtertentu, harga bahan bakar minyak
dan harga gas bumi, penyaluran bahan bakar minyak pada
daerah terpencil, keselamatan dan kesehatan kerja dan
pengelolaan lingkungan hidup serta pengembangaan
masyarakat setempat, pemanfaatan barang, jasa, dan
kemampuan rekayasa dan rancang bangun dalam negeri
serta penggunaan tenaga kerja dan sanksi dalam kegiatan
usaha hilir.
2. PP NO. 67 Tahun 2002 Tentang Badan Pengatur
Penyedian dan Pendistribusian Bahan Bakar Minyak dan
Kegiatan Usaha Pengangkutan Gas Bumi melalui pipa;
Mengatur tentang pengawasan terhadap pelaksanaan
penyediaan dan pendistribusian BBM dan pengangkutan
gas bumi melalui pipa pelaksanaan oleh badan pengatur,
agar ketersediaan dan distribusi bahan bakar yang
ditetapkan Pemerintah dapat terjamin diseluruh Indonesia
serta meninkatkan pemanfaatan gas bumi dalam negeri.
3. PP No. 42 Tahun 2002 tentang Badan Pelaksanaan
Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi; Mengatur
tentang pengawasan terhadap kegiatan usaha hulu migas
oleh badan pelaksana agar pengambilan sumberdaya
migas yang merupakan milik negara dapat memberikan
manfaat dan penerimaan yang maksimal bagi negara untuk
sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
4. PP No. 35 tentang Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas
Bumi. Mengatur tentang kegiatan usaha hulu minyak dan
gas bumi, yang antara lain meliputi pengaturan mengenai
penyelenggaraan kegiatan usaha hulu termasuk pembinaan
dan pengawasannya, mekanisme pemberian wilayah kerja,
survei umum, penerimaan negara, penyediaan dan
pemanfaatan lahan, pengembangan lingkungan dan
masyarakat setempat, pemanfaatan barang, jasa, teknologi
dan kemampuan rekayasa dan rancang bangunan dalam
negeri, serta penggunaan tenaga kerja dalam kegiatan
usaha hulu minyak dan gas.
1. Perkembangan Industri Panas Bumi di Indonesia
Energi panas bumi adalah salah satu sumber daya energi yang
menjadi alternatif. Energi panas bumi tidak begitu berbahaya
untuk lingkungan dan di lndonesia tersedia dalam jangka
panjang. Namun dalam pemanfaatannya agar dapat optimal
dibutuhkan teknologi yang tinggi. Indonesia saat ini masih
kurang dalam hal eksplorasi serta eksploitasi sumber energi
panasbumi dan masih bergantung pada negara asing yang
memiliki teknologi lebih baik dari Indonesia. Indonesia adalah
salah satu negara yangmemiliki potensi panas bumi cukup besar.
Sekitar 40% dari total potensi panas bumi di dunia atau sekitar ±
29 GW. Namun dalam memanfaatkannya hanya sekitar 4,2%
saja atau sekitar 1,189 MW sehingga Indonesia menempati
urutan ketiga setelah Filipina dan Amerika Serikat. Energi panas
bumi berada di sekitar deretan gunung api yang banyak
keterdapatannya di Indonesia, mulai dari Sumatra, Jawa, Bali,
Nusa Tenggara, Sulawesi hingga Maluku. Sejarah
perkembangan Energi Panas Bumi di Indonesia dimulai pada
sekitar abad ke-19 sampai abad ke-20 yaitu dibuktikannya
dengan adanya survey geologi yang dilakukan oleh Kolonial
Belanda dibawah pemerintah Kolonial Belanda. Setelah itu
Indonesia mendirikan lembaga resmi pemerintah Indonesia yaitu
The Volcanological Survey of Indonesia (VSI) yang berfungsi
sebagai pencatat keberadaan gunung berapi di Indonesia.
Lembaga tersebut didirikan setelah Indonesia merdeka. Tahun
1983 perkembangan energi panas bumi di Indonesia dimulai
dengan unit pertama yang beroperasi yaitu Unit-1 PLTP
(30MW) yang berada di daerah Kamojang. Setelah itu, pada
tahun 1985 terdapat 2 unit yang beroperasi yang memiliki
kapasitas 55 MW. Terdapat pembangkit listrik yang pertama kali
didirikan Indonesia yaitu pada daerah Sibayak-Brastagi
Sumatera. Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP)
pertama kali dibangun pada daerah Lahendong yang memiliki
kapasitas 20 MW, PLTP tersebut dibangun pada Agustus 2001.
2. Isu-Isu Global dan Nasional tentang Panas Bumi
Panas bumi merupakan salah satu energi alternatif yang
potensinya dimiliki oleh Indonesia. Saat ini dukungan terhadap
energi panas bumi sudah mulai meningkat. Sumber energi panas
bumi termasuk dalam sumber energi terbarukan sehingga
sumber energi ini dapat menggantikan sumber energi pengganti
bahan bakar tenaga listrik. Pemerintah juga melakukan efisiensi
energi sehingga dapat meningkatkan pemanfaatan dalam energi
terbarukan. Namun, Indonesia belum mampu memanfaatkan
potensi energi panas bumi tersebut secara maksimal.
Penggunaan lahan dari energi panas bumi ini sebagian berupa
hutan dan tidak dapat dieksploitasi karena dianggap
bertentangan dengan peraturan kementerian kehutanan. Dalam
pelaksanaannya, lahan yang digunakan dalam kegiatan
eksplorasi sumber energi panas bumi ini tidak terlalu besar.
Emisi yang dihasilkan dalam kegiatan pembangkit listrik tenaga
panas bumi pun tidak setinggi emisi yang dihasilkan dalam
pembangkit listrik tenaga batubara. Biaya yang digunakan dalam
proses produksi panas bumi cukup besar. Dibutuhkan dana yang
tinggi dalam proses produksi tersebut dan diperlukan kegiatan
yang terencana dengan jelas agar dapat digunakan dengan tepat.
3. Teori Terbentuknya Reservoar Panas Bumi
Proses yang terjadi pada lempeng tektonik bumi mengakibatkan
terbentuknya panas bumi atau geothermal. Panas bumi dapat
berasal dari instruksi magma dan dari suklus hydrothermal atau
air hujan yang masuk ke dalam inti bumi. Adanya tumbukan
antar lempeng menyebabkan timbulnya energi panas bumi.
Banyak ditemukan gunung berapi dengan reservoir panas dapat
mencapai nilai 5400oC pada inti bumi. Panas yang berasal dari
inti bumi dialirkan menuju lempeng tektonik sehingga pada
lempeng tektonik ini ditemukan banyak gunung berapi. Panas
yang berasal dari intibumi ini disebabkan karena adanya tekanan
yang sangat besar yang disebabkan oleh gravitasi bumi. Hal
tersebut menyebabkan inti bumi tersebut menjadi bagian yang
terdesak. Adanya bahan radioaktif yang terkandung dalam bumi
seperti uranium dan thorium akan meluruh dan menyebabkan
tingginya suhu pada inti bumi. Panas ini menyebabkan
terjadinya tekanan yang tinggi dan menuju segala arah. Tekanan
ini berada di dalam bumi dan tertahan oleh mantel bumi.
Tingginya suhu pada inti bumi akan menyebabkan lelehnya
batuan atau terjadi magmatisasi yang akan memanaskan air yang
terkandung dalam bumi. Bentuk dari panas bumi dapat berupa
kolam air panas, lumpur panas, tanah panas, dan mata air panas.
Dalam pembangkit listrik tenaga panas bumi, energi yang
digunakan untuk dapat menghasilkan listrik dan menggerakkan
turbin berupa uap yang dihasilkan dari panas dalam bumi.

Gambar 1.2 Pembentukan Geothermal

4. Peraturan Pemerintah tentang Panas Bumi


Peraturan Pemerintah tentang Panas Bumi dibagi, berikut
undang-undang yang mengatur :
1. Peraturan Menteri ESDM Nomor 36 tahun 2017
tentang tata cara penugasan survei pendahuluan dan
penugasan surveri pendahuluan dan eksplorasi panas
bumi.
2. Peraturan Pemerintah Nomor 7 tahun 2017 tentang
panas bumi untuk pemanfaatan tidak langsung.
Pertauran ini mencakup aturan tentang sumber energi
pembangkit tenaga listrik.
4. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 68
Tahun 2015 tentang Kementerian Energi dan Sumber
Daya Mineral. Peraturan ini berisi tentang kedudukan,
tugas, dan fungsi Kementerian ESDM, susunan
organisasi Kementerian ESDM, unit pelaksana teknis
Kementerian ESDM, tata kerja Kementerian ESDM,
dan pendanaan Kementerian ESDM.
5. Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2016 tantang
besaran dan tata cara pemberian bonus produksi panas
bumi.
6. Peraturan Menteri Nomor 44 tantang Bentuk dan Tata
Cara Penempatan Serta Pencarian Komitmen
Eksplorasi Panas Bumi.
2.1 Komponen Reservoir
Reservoir adalah formasi batuan yang mengakumulasi minyak dan gas
alam. Minyak dan gas tersebut tersimpan di pori-pori pada batuan yang
terjebak di bawah permukaan tanah oleh lapisan batuan impermeable.
Reservoir tersebut tidak tersimpan dalam bentuk kolam atau danau, dan
tidak ada satupun cekungan terbuka seperti itu yang berpotensi mengandung
minyak. Bentuk umum dari reservoir adalah berupa lapisan perangkap
minyak. Komponen dari system reservoir itu sendiri secara general dibagi
menjadi 3, yaitu :
1. Lapisan penutup (I)
2. Batuan reservoir (II)
3. Batuan induk (III)

Anda mungkin juga menyukai