Anda di halaman 1dari 16

TUGAS MAKALAH

TEKNIK PENGOLAHAN LIMBAH INDUSTRI PERTAMBANGAN

TENTANG ;
IDENTIFIKASI LIMBAH INDUSTRI PERTAMBANGAN
BATUBARA DAN PENGOLAHANNYA

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 3
NAMA ANGGOTA :
NURFIEKA HERMAWAN 114160004
ERMINA PRADIPTA DARMASTUTI 114160028
NADYA ELSA RATNANDAR PUTRI 114160029
FITRI ADIFA 114160042
AKRIM AISANI 114160065
MUHAMMAD BEKTI APRIYANTO 114160072

JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN


FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
YOGYAKARTA
2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah, Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia serta hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan Makalah ini dengan lancar.
Terimakasih kami ucapkan kepada semua pihak yang telah memberikan
bimbingan, kritik, dan saran.Tak lupa kami juga berterimakasih kepada rekan-rekan
serta semua pihak yang telah membantu penyusunan makalah ini.Semoga makalah ini
dapat membantu menambah ilmu kepada pembaca.

Yogyakarta, 16 Februari 2019

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu daerah penghasil tambang batubara
terbesar di dunia. Salah satu daerah penghasil tambang terbesar di Indonesia
adalah Kalimantan Selatan. Namun pertumbuhan yang pesat tidak
diseimbangi dengan pengelolaan yang baik oleh pihak-pihak yang tidak
bertanggung jawab. Kurangnya sosialisasi tentang pengelolaan tambang
dengan baik menyebabkan banyak dampak buruk yang dihasilkan. Walaupun
sekarang tidak terlalu terasa, namun beberapa tahun lagi dampak pengelolaan
tambang yang salah bisa mengganggu stabilitas ekosistem.
Perlunya usaha-usaha yang dilakukan dari sekarang untuk mengatasi
pengelolaan tambang yang salah. Mulai dari sosialisasi sampai tindakan
nyata. Sehingga diharap keseimbangan alam akan terjaga.
Beberapa tambang merupakan sumber kehidupan bagi manusia,
bahkan termasuk batubara memberikan kontribusi yang penting bagi
perkembangan ekonomi dan sosial di seluruh dunia. Namun, terlepas dari hal
tersebut dampak terhadap lingkungan hidup merupakan suatu masalah.
Tambang batubara terutama tambang terbuka memerlukan lahan yang luas
untuk diganggu sementara. Hal tersebut menimbulkan permasalahan
lingkungan hidup, termasuk erosi tanah, polusi debu, suara dan air, serta
dampak terhadap keanekaragaman hayati setempat. Tindakan-tindakan
dilakukan dalam poerasi tambang modern untuk menekan dampak-dampak
tersebut. Perencanaan dan pengelolaan lingkungan yang baik akan menekan
dampak pertambangan terhadap lingkungan hidup dan membantu
melestarikan keanekaragaman hayati.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

1. Pengertian Bahan Galian Batubara


Bahan Galian Batubara adalah bahan galian yang terbentuk dari sisa
tumbuhan yang terperangkap dalam sedimen dan dapat dipergunakan sebagai
bahan baker, Jenis sedimen ini terperangkap dan mengalami perubahan
material organik akibat timbunan (burial) dan diagenesa.
Batubara awalnya merupakan bahan organik yang terakumulasi dalam
rawa-rawa yang dinamakan peat. Pembentukan batubara memerlukan kondisi-
kondisi tertentu dan hanya terjadi pada era-era tertentu sepanjang sejarah
geologi. Zaman karbon kira-kira 340 juta tahun yang lalu (Jtl) adalah masa
pembentukan Batubara yang paling produktif.

2. Materi Pembentuk Batubara


Hampir seluruh pembentuk batubara berasal dari tumbuhan, jenis-jenis
tumbuhan pembentuk Batubara dan umurnya menurut Diessel (1981) adalah
sebagai berikut:
 Alga, dari zaman prekambrium hingga ordovisium dan bersel tunggal
sangat sedikit endapan batubara dari periode ini Silofita, dari zaman Silur
hingga devon tengah merupakan turunan dari alga. Sedikit endapan
batubara dari periode ini.
 Plirodefita, umur devon atas hingga karbon atas. Tumbuhan pembentuknya
merupakan tumbuhan tanpa bunga dan biji serta berkembangbiak dengan
spora.
 Gimnospermae, Dari zaman permian hingga kapur tengah. Tumbuhan
heteroseksual, biji terbungkus dalam buah, contohnya Pinus.
 Angiosspermae, dari zaman kapur atas hingga kii. Jenis tumbuhan modern,
buah menutupi biji, jantan dan betina dalam satu bunga, kurang bergetah
dibanding gimnospermae sehingga secara umum kurang terawetkan.

3. Kelas dan Jenis Batubara


Berdasarkan proses pembentukannya yang dikontrol oleh tekanan, panas,
dan waktu, umumnya batubara dibagi kedalam lima kelas yaitu:
 Antrasit adalah kelas batubara tertinggi, dengan warna hitam berkilauan.
(luster) metalik. Mengandung antara 86 % – 98 % unsur karbon (C) dengan
kadar air kurang dari 8 %
 Bituminus mengandung 68 – 86 % Unsur karbon (c) dan berkadar air 8-10
% dari beratnya.
 Subbituminus mengandung sedikit karbon dan banyak air. Sehingga
menjadi sumber panas yang kurang efisien dibanding dengan bituminus.
 Lignit atau batubara cokelat adalah batubara yang sangat lunak yang
mengandung air 35 – 75 % dari beratnya.
 Gambut, berpori dan memiliki kadar air diatas 75 % serta nilai kalori yang
paling rendah.

4. Pembentukan Batubara
Proses perubahan sisa-sisa tanaman menjadi gambut hingga batubara
disebut dengan istilah pembatubaraan (Coalification).Ada dua proses yang
terjadi yaitu :
 Tahap Diagenetik atau biokimia yaitu dimulai pada saat material tanaman
terdeposisi, hingga lignit terbentuk. Agen utama yang berperan dalam
proses perubahan ini adalah kadar air, tingkat oksidasi, dan gangguan
biologis yang dapat menyebabkan proses pembusukan (dekomposisi) dan
kompaksi material organik serta membentuk gambut.
 Tahap malihan atau geokimia, meliputi proses perubahan dari lignit
menjadi biuminus, dan akhirnya antrasit.

5. Sumber Daya Batubara di Indonesia


Potensi sumber daya batubara di Indonesia sangat melimpah, terutama di
pulau kalimantan dan pulau sumatera. Batubara merupakan bahan bakar utama
selain solar (diesel fuel) yang digunakan dalam industri. Dari segi ekonomis
batubara jauh lebih hemat dari pada solar dengan perbandingan sebagai berikut:
solar Rp. 0,74/kilokalori sedangkan batubara Rp. 0.09/kilokalori. Dari segi
kuantitas, batubara merupakan cadangan energi fosil terpenting di Indonesia,
Jumlahnya sangat melimpah, mencapai puluhan milyar ton. Jumlah ini cukup
untuk memasak kebutuhan energi listrik hingga ratusan tahun kedepan.
Sayangnya Indonesia tidak mungkin membakar habis batubara dan
mengubahnya menjadi energi listrik karena selain mengotori lingkungan
melalui polutan CO2, SO2, Nox, dan CxHx, cara ini dinilai kurang efisien dan
kurang memberi nilai tambah tinggi.

6. Grasifikasi Batubara
Batubara sebaiknya tidak langsung dibakar, akan lebih efisien jika
dikonversi menjadi migas sintetis, atau bahan petrokimia lain, yang bernilai
ekonomis tinggi. Cara yang dipertimbangkan dalam hal ini adalah gasifikasi
atau penyubliman batubara.
Coal Gasification adalah sebuah proses untuk merubah batubara padat
menjadi gas batubara yang mudah terbakar (combustible gasses), setelah
proses pemurnian gas-gas ini CO (karbon monoksida), CO2 (karbon dioksida),
H (hidrogen), CH4 (metana), dan N2 (nitrogen) dapat digunakan sebagai bahan
bakar. Hanya dengan menggunakan watergas atau coal gas. Gasifikasi secara
nyata mempunyai tingkat emisi udara kotoran padat, dan limbah terendah.

7. Pembersihan Batubara
Cara untuk membersihkan batubara dari sulfur adalah dengan cara
memecah batubara kebongkahan yang lebih kecil dan mencucinya. Secara
khusus bongkahan batubara tadi dimasukkan kedalam tangki besar yang terisi
air, maka batubara akan mengapung kepermukaan ketika kotoran sulfur
tenggelam.

8. Membuat Nox Dari Batubara


Ketika udara yang mengandung nitrogen dipanaskan seperti pada nyala api
boller (3000°F – 1648°C), atom nitrogen ini terpecah menjadi nitrogen oksida
yang terkadang disebut dengan Nox. Nox juga dapat dibentuk dari atom
nitrogen yang terjebak dalam batubara.
Cara terbaik untuk mengurangi Nox adalah menghindari benukan asalnya,
caranya pada saat pembakaran, batubara lebih banyak daripada udara dilubang
pembakaran yang terpanas. Dibawah kondisi ini kebanyakan oksigen
terkombinasi dengan bahan bakar dari pada dengan nitrogen. Camputan
pembakaran kemudian dikirim keruang pembakaran yang kedua dimana
terdapat proses yang mirip berulang-ulang sampai semua bahan bakar habis
terbakar. Konsep ini disebut Staged Combustion karena batubara dibakar
secara bertahap.
1.1 LIMBAH
A. Pengertian Limbah
Limbah adalah bahan buangan tidak terpakai yang berdampak negatif
terhadap masyarakat jika tidak dikelola dengan baik. Limbah adalah sisa
produksi, baik dari alam maupun hasil dari kegiatan manusia.
Beberapa pengertian tentang limbah :
1. Berdasarkan kepurusan Menperindag RI No. 231/MPP/Kep/7/1997 Pasal I
tentang prosedur impor limbah, menyatakan bahwa Limbah adalah
bahan/barang sisa atau bekas dari suatu kegiatan atau proses produksi yang
fungsinya sudah berubah dari aslinya.
2. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 18/1999 Jo.PP 85/1999 Limbah
didefinisikan sebagai sisa atau buangan dari suatu usaha dan/atau kegiatan
manusia.

B. Karakteristik Limbah
Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik
industri maupun domestik (rumah tangga).
Limbah yang mempunyai karakteristik secara umum sebagai berikut :
1. Berukuran mikro
2. Dinamis
3. Penyebarannya berdampak luas
4. Berdampak jangka panjang (antargenerasi)
Kualitas limbah dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor yang
mempengaruhi kualitas limbah adalah sebagai berikut :
a. Volume limbah, banyak sedikitnya limbah memengaruhi kualitas limbah.
b. Kandungan limbah, kualitas limbah dipengaruhi oleh kandungan bahan
pencemar.
c. Frekuensi pembuangan limbah, pembuangan limbah dengan frekuensi
yang sering akan menimbulkan masalah.

1. Karakteristik fisik
a) Zat padat
b) Bau
c) Suhu
d) Warna
e) Kekeruhan

2. Karakteristik kimia
 Bahan organic
 BOD (Biologycal Oxygen Demand)
 DO (Dessolved Oxygen)
 COD (Chemicial Oxygen Demand)
 pH (Puissance d’Hydrogen Scale)
 Logam berat
3. Karakteristik biologi
Karakteristik biologi digunakan untuk mengukur kualitas air terutama
air yang dikonsumsi sebagai air minum dan air bersih.

C. Jenis-jenis Limbah
1. Pengelompokan Limbah Berdasarkan Sumbernya
a. Limbah domestik (rumah tangga)
Limbah domestik adalah limbah yang berasal dari kegiatan pemukiman
pendudukp (rumah tangga) dan kegiatan usaha seperti pasar, restoran,
dan gedung perkantoran.
b. Limbah industry
Limbah industri merupakan sisa atau buangan dari hasil proses industri.
c. Limbah pertanian
Limbah pertanian berasal dari daerah atau kegiatan pertanian maupun
perkebunan.

d. Limbah pertambangan
Limbah pertambangan berasal dari kegiatan pertambangan. Jenis
limbah yang dihasilkan terutama berupa material tambang, seperti
logam dan batuan.
e. Limbah pariwisata
Kegiatan wisata menimbulkan limbah yang berasal dari sarana
transportasi yang membuang limbahnya ke udara, dan adanya tumpahan
minyak dan oli yang dibuang oleh kapal atau perahu motor di daerah
wisata bahari.
f. Limbah medis
Limbah yang bersal dari dunia kesehatan atau libah medis mirip dengan
sampah domestik pada umumnya. Obat-obatan dan beberapa zat kimia
adalah contoh limbah medis.

2. Pengelompokan Limbab Berdasarkan Jenis Senyawanya


a. Limbah organic
Limbah organik merupakan limbah yang berasal dari makhluk hidup
(alami) dan sifatnya mudah membusuk/terurai.
b. Limbah anorganik
Limbah anorganik merupakan segala jenis limbah yang tidak dapat atau
sulit terurai/busuk secara alami oleh mikroorganisme pengurai.
c. Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)
1) Pengertian
Limbah bahan berbahaya dan beracun adalah kelompok limbah
yang secara langsung maupun tidak langsung dapat mencemarkan,
membahayakan lingkungan, kesehatan dan kelangsungan hidup
manusia dan makhluk hidup lainnya.
a) Definisi limbah B3 menurut BAPEDAL (1995)
Limbah B3 adalah setiap bahan sisa (limbah) suatu kegiatan
proses produksi yang mengandung bahan berbahaya dan
beracun (B3) karena sifat (toxicity, flammability, reactivity.
dan corrosivity) serta konsentrasi atau jumlahnya tidak
langsung dapat merusak, mencemarkan lingkungan, atau
membahayakan kesehatan manusia.
b) Definisi limbah B3 menurut Peraturan Pemerintah RI NO. 18
Tahun 1999
B3 adalah semua bahan/senyawa baik padat, cair ataupun
gasyang mempunya potensi merusak terhadap kesehatan
manusia serta lingkungan akibat sifat-sifat yang dimiliki
senyawa tersebut.

2) Sifat limbah B3
Dalam UU No. 18 Tahun 2008 tentang pengelolaan sampah, dikenal
sampah spesifik, yaitu sampah yang karena sifat, konsentrasi, dan atau
volumenya memerlukan pengelolaan khusus. Limbah Bahan Berbahaya
dan Beracun (B3) mengandung satu atau lebih senyawa berikut ini :
 Mudah meledak (explosive)
 Pengoksidasi (oxidizing)
 Beracun (moderately toxic)
 Berbahaya (harmful)
 Korosif (corrosive)
 Bersifat mengiritasi (irritant)
 Dll

3) Macam - macam limbah B3


Berdasarkan sumbernya, limbah B3 dikelompokkan menjadi :
 Primary sludge, yaitu limbah yang berasal dari tangki
sedimentasi pada pemisahan awal dan banyak mengandung
biomassa senyawa organik yang stabil dan mudah menguap
 Chemical sludge, yaitu limbah yang dihasilkan dari proses
koagulasi dan flokulasi
 Excess activated sludge, yaitu limbah yang berasal dari proses
pengolahan dengan lumpur aktif sehingga banyak mengandung
padatan organik berupa lumpur dari hasil proses tersebut
 Digested sludge, yaitu limbah yang berasal dari pengolahan
biologi dengan digested aerobic maupun anaerobic di mana
padatan/lumpur yang dihasilkan cukup stabil dan banyak
mengandung padatan organik.
 Berdasarkan karakteristiknya tersebut, limbah B3 dapat
dikelompokkan sebagai berikut :
 mudah meledak;
 pengoksidasi;
 sangat mudah sekali menyala;
 sangat mudah menyala;
 mudah menyala;
 amat sangat beracun;
 sangat beracun;
 beracun;
 berbahaya;
 korosif;
 bersifat iritasi;
 berbahayabagi lingkungan;
 karsinogenik;
 teratogenik;
 mutagenik.

4) Senyawa B3
Contoh limbah B3 antara lain logam berat seperti Al, Cr, Cd, Cu, Fe, Pb,
Mn, Hg, dan Zn serta zat kimia seperti pestisida, sianida, sulfida, fenol, dan
lain sebagainya.

5) Limbah B3 dalam rumah tangga


Contoh produk limbah rumah tangga berpotensi B3, yaitu sebagai berikut
:
a. Dapur : pembersih lantai, kompor gas, pembersih kaca, plastik, racun
tikus, dan bubuk pembersih.
b. Tempat cucian : pembersih, detergen, pembersih lantai, bahan
pencelup, dan pembuka sumbat saluran air kotor.
c. Kamar mandi : aerosol, disifektan, hair spray, pewarna rambut,
pembersih toilet, dan medicated shampoo.
d. Kamar tidur : kamper, obat anti nyamuk, baterai, cat kuku, dan
pembersih.
e. Garasi dan gudang : oli dan aki mobil, minyak rem, catwax,
pembesih karburator, cat dan tiner, lem, pembunuh tikus, semir
sepatu, dan genteng asbes.
f. Ruang tamu : pembersih karpet, pembersih lantai, pembersih
perabotan, pembersih kaca, pengharum ruangan.
g. Taman : pupuk dan insektisida.
h. Ruang makan : bumbu dan obat.

3. Pengelompokan Limbah Berdasarkan Wujudnya


a. Limbah padat
Limbah padat atau bisa disebut sampah merupakan limbah yang terbanyak di
lingkungan. Istilah sampah diberikan kepada barang-barang atau bahan-bahan
buangan rumah tangga atau pabrik yang tidak digunakan lagi atau tidak terpakai
dalam bentuk padat.
Limbah padat adalah hasil buangan industri yang berupa padatan, lumpur
atau bubur yang berasal dari suatu proses pengolahan. Limbah padat berasal dari
kegiatan industri dan domestik. Limbah domestic pada umumnya berbentuk
limbah padat rumah tangga, limbah padat kegiatan perdagangan, perkantoran,
peternakan, pertanian serta dari tempat-tempat umum. Jenis-jenis limbah padat:
kertas, kayu, kain, karet/kulit tiruan, plastik, metal, gelas/kaca, organik, bakteri,
kulit telur, dll Sumber-sumber dari limbah padat sendiri meliputi seperti pabrik
gula, pulp, kertas, rayon, plywood, limbah nuklir, pengawetan buah, ikan, atau
daging. Secara garis besar limbah padat terdiri dari :
1) Limbah padat yang mudah terbakar.
2) Limbah padat yang sukar terbakar.
3) Limbah padat yang mudah membusuk.
4) Limbah yang dapat di daur ulang.
5) Limbah radioaktif.
6) Bongkaran bangunan.
7) Lumpur.

b. Limbah cair
Limbah cair adalah sisa dari suatu hasil usaha atau kegiatan yang berwujud
cair (PP 82 thn 2001). Jenis-jenis limbah cair dapat digolongkan berdasarkan
pada :
1) Sifat Fisika dan Sifat Agregat . Keasaman sebagai salah satu contoh sifat
limbah dapat diukur dengan menggunakan metoda Titrimetrik
2) Parameter Logam, contohnya Arsenik (As) dengan metoda SSA
3) Anorganik non Metalik contohnya Amonia (NH3-N) dengan metoda Biru
Indofenol
4) Organik Agregat contohnya Biological Oxygen Demand (BOD)
5) Mikroorganisme contohnya E Coli dengan metoda MPN
6) Sifat Khusus contohnya Asam Borat (H3 BO3) dengan metoda Titrimetrik
7) Air Laut contohnya Tembaga (Cu) dengan metoda SPR-IDA-SSA

c. Limbah gas
Jenis limbah gas yang berada di udara terdiri dari bermacam-macam
senyawa kimia. Misalnya, karbon monoksida (CO), karbon dioksida, nitrogen
oksida, sulfur dioksida, asam klorida (HCl), amonia, metan, klorin.
Polusi udara adalah tercemarnya udara oleh berberapa partikulat zat (limbah)
yang mengandung partikel (asap dan jelaga), hidrokarbon, sulfur dioksida,
nitrogen oksida, ozon (asap kabut fotokimiawi), karbon monoksida dan timah.
Udara adalah media pencemar untuk limbah gas. Limbah gas atau asap yang
diproduksi pabrik keluar bersamaan dengan udara.Secara alamiah udara
mengandung unsur kimia seperti O2, N2, NO2, CO2, H2 dan Jain-lain.
Penambahan gas ke dalam udara melampaui kandungan alami akibat kegiatan
manusia akan menurunkan kualitas udara.
Zat pencemar melalui udara diklasifikasikan menjadi dua bagian yaitu
partikel dan gas. Partikel adalah butiran halus dan masih mungkin terlihat dengan
mata telanjang seperti uap air, debu, asap, kabut dan fume-Sedangkan
pencemaran berbentuk gas tanya aapat dirasakan melalui penciuman (untuk gas
tertentu) ataupun akibat langsung. Gas-gas ini antara lain SO2, NOx, CO, CO2,
hidrokarbon dan lain-lain.

4. Baku Mutu Lingkungan


Baku mutu lingkungan adalah ambang batas atau batas kadar maksimum
suatu zat atau komponen yang diperbolehkan berada di lingkungan agar tidak
menimbulkan dampak negatif. Baku mutu lingkungan mencakup baku mutu
limbah padat, baku mutu air laut, baku mutu emisi, baku mutu limbah cair, dan
baku mutu air pada sumber air.
BAB III
ANALISIS
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai