Anda di halaman 1dari 19

Proposal Penelitian Lingkungan Pertambangan

BAB I
PENDAHULUAN
1.1.

Latar Belakang

Pertambangan merupankan suatu industri yang mengolah sumber daya alam dengan
memproses bahan tambang untuk menghasilkan berbagai produk akhir yang dibutuhkan umat
manusia. Oleh karena itu, bahan tambang merupakan salah satu icon yang sangat dibutuhkan
oleh dunia saat ini, dimana dengan berkembangnya zaman bahan tambang merupan kekayaan
alam yang nomor satu di Indonesia bahkan dunia sekalipun. Kekayaan alam yang terkandung
didalamnya bumi dan air yang biasa disebut dengan bahan-bahan galian, dimana terkandung
dalam pasal 33 ayat 3 tahun UUD 1945 yang berbunyi bahwa bumi, air, dan kekayaan alam
yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh Negara dan dipergunakan sebesar-besarnya untuk
kemakmuran rakyat. Amanat UUD 1945 ini merupakan landasan pembangunan
pertambangan dan energi untuk memanfaatkan potensi kekayaan sumber daya alam, mineral
dan energi yang dimiliki secara optimal dalam mendukung pembangunan nasional yang
berkelanjutan.
Negara Indonesia merupakan salah satu negara pemilik pertambangan terbesar di dunia.
Adanya lingkungan pertambangan ini masyarakat Indonesia selalu berlomba-lomba berada di
dalamnya, karena pertambangan merupakan perindustrian yang mendunia dan bagi
masyarakat Indonesia yang berkecimpung di dunia perindustria pertambangan ini merupakan
suatu keberuntungan tersendiri bagi masyarakat Indonesia. Dimana bahan tambang
digolongkan dalam beberapa jenis tambang diantaranya logam, mineral industri, dan mineral
energi, dengan demikian nilai harga hasil bahan tambang ini sangatlah pantastik maka dari itu
masyarakat khususnya masyarakat Indonesia mempunyai nilai positif dalam hubungannya
dengan dunia industri pertambangan. Dunia pertambangan sering dianggap sebagai perusakan
alam dan lingkungan, oleh karena itu negara dengan memiliki tambang yang cukup besar
seperti Indonesia sudah harus memiliki pedoman standar lingkungan pertambangan.

1.2 Tujuan Pertambang


Dunia industri pertambangan pada dasarnya sangatlah diminati oleh kalangan masyrakat
untuk terjun langsung dalam perindustrian pertambangan. Oleh karena itu, lingkungan
pertambangan ini mempunyai beberapa tujuan dalam pengembangan sehingga lingkungan
pertambangan dikatakan dunia perindustrian yang mendunia. Adapun tujuan dari penelitian
lingkungan pertambangan ini iala Untuk meningkatkan pengelolaan sumber daya kehutanan,
pertambangan dan energi dengan memperhatikan kelestarian lingkungan.

BAB II
STUDI PUSTAKA
2.1 Pengertian pertambangan
Pertambangan adalah rangkaiaan kegiatan dalam rangka upaya pencarian, pengembangan
(pengendalian), pengolahan, pemanfaatan dan penjualan bahan galian (mineral, batubara,
panas bumu, migas). Ilmu Pertambanganmerupakan suatu cabang ilmu pengetahuan yang
meliputi pekerjaan pencarian, penyelidikan, study kelayakan, persiapan penambangan,
penambangan, pengolahan dan penjualan mineral-mineral atau batuan yang memiliki arti
ekonomis (berharga). Pertambangan bisa juga diartikan sebagai kegiatan, teknologi dan bisnis
yang berkaitan dengan industri pertambangan mulai dari prospeksi, eksplorasi, evaluasi,
penambangan, pengolahan, pemurnian, pengangkutan sampai pemasaran.
Menurut UU No. 11 tahun 1967 bahan tambang tergolong menjadi 3 jenis, yakni Golongan A
(yang disebut sebagai bahan strategis), Golongan B (bahan vital), dan Golongan C (bahan
tidak strategis dan tidak vital). Bahan Golongan A merupakan barang yang penting bagi
pertahanan, keamanan dan strategis untuk menjamin perekonomian negara dan sebagian
besar hanya diizinkan untuk dimiliki oleh pihak pemerintah, contohnya minyak, uranium dan

plutonium. Sementara, Bahan Golongan B dapat menjamin hayat hidup orang banyak,
contohnya emas, perak, besi dan tembaga. Bahan Golongan C adalah bahan yang tidak
dianggap langsung mempengaruhi hayat hidup orang banyak, contohnya garam, pasir,
marmer, batu kapur dan asbes.
a.

Pertambangan Rakyat yaitu usaha pertambangan bahan galian yang dilakukan oleh

rakyat setempat secara kecil-kecilan atau gotong royong dengan peralatan sederhana untuk
mata pencaharian sendiri.
b.

Pertambangan skala kecil yaitu kegiatan usaha pertambangan yang dikelola oleh

masyarakat setempat maupun koperasi unit desa (KUD).


c.

Pertambangan tanpa izin (PETI) yaitu pertambangan yang diusahakan tanpa

dilindungi izin yang syah seperti pertambangan liar.


Pekerjaan utama seorang ahli tambang adalah membebaskan dan mengambil mineral-mineral
serta batuan yang mempunyai arti ekonomis dari batuan induknya kemudian membawanya
kepermukaan bumi untuk dimanfaatkan. Adapun kegiatan-kegiatan dasar penambangan
sendiri terdiri dari pembongkaran, pemuatan dan pengangkutan. Untuk melaksanakan tugas
utama tersebut dengan sempurna ternyata harus pula melakukan pekerjaan-pekerjaan
tambahan atau pendukung antara lain jalan, disposal, stockpile, drainase, jenjang, reklamasi,
keselamatan dan kesehatan kerja begitu juga dengan pemeliharaan.
Teknik pertambangan adalah suatu disiplin ilmu keteknikan/rekayasa yang mempelajari
tentang bahan galian/sumberdaya mineral, minyak, gas bumi, dan batubara mulai dari
penyelidikan umum (propeksi), eksplorasi, penambangan (eksploitasi), pengolahan,
pemurnian, pengangkutan, sampai ke pemasaran sehingga dapat dimanfaatkan oleh manusia.
Kerekayasaan dalam Teknik Pertambangan mencakup perancangan, eksplorasi (menemukan
dan menganalisis kelayakan tambang), metode eksploitasi, Teknik Pertambangan
(menentukan teknik penggalian, perencanaan dan pengontrolannya) dan pengolahan bahan
tambang yang berwawasan lingkungan. Dalam Teknik Pertambangan, pendidikan ditekankan
pada kemampuan analisis maupun praktis (terapan) untuk tujuan penelitian maupun aplikasi
praktis.
Teknik Pertambangan mempunyai 2 (dua) opsi jalur pilihan, yakni Tambang Eksplorasi dan
Tambang Umum. Pada tambang eksplorasi, pendidikan yang diberikan bersifat komprehensif
dalam segala aspek dari kegiatan eksplorasi penambangan. Sedangkan pada tambang umum,

bidang kajian mencakup sebagian aktivitas tahap pra penambangan, yaitu berkaitan dengan
pemilihan

metode

penambangan

dan

kebutuhan

fasilitas

atau

sarana

dan

prasarana, design& engineering, developing, serta aktivitas tahap penambangan (pemberaian,


pemuatan, pengangkutan dan pengendalian biaya). Keempat komponen aktivitas utama pada
jalur tambang umum ditunjang oleh berbagai aktivitas yaitu pemetaan, kestabilan penggalian,
perancangan dan rekayasa, pelayanan, energi, perawatan, kesehatan dan keselamatan kerja,
ventilasi, pengendalian air dan reklamasi, serta pemahaman geologi, mineralogi, mineral
deposit, mineral processing dan marketing.
2.2 Karakteristik Pertambangan
Pertambangan mempunyai beberapa karakteristik, yaitu tidak dapat diperbarui,
mempunyai risiko relatif lebih tinggi, dan pengusahaannya mempunyai dampak lingkungan
baik fisik maupun sosial yang relatif lebih tinggi dibandingkan pengusahaan komoditi lain
pada umumnya. Karena sifatnya yang tidak dapat diperbarui tersebut pengusaha
pertambangan selalu mencari (cadangan terbukti) baru. Cadangan terbukti berkurang dengan
produksi dan bertambah dengan adanya penemuan.
Ada beberapa macam risiko di bidang pertambangan yaitu (eksplorasi) yang berhubungan
dengan ketidakpastian penemuan cadangan (produksi), risiko teknologi yang berhubungan
dengan ketidakpastian biaya, risiko pasar yang berhubungan dengan perubahan harga, dan
risiko kebijakan pemerintah yang berhubungan dengan perubahan pajak dan harga domestik.
Risiko-risiko tersebut berhubungan dengan besaran-besaran yang mempengaruhi keuntungan
usaha yaitu produksi, harga, biaya dan pajak. Usaha yang mempunyai risiko lebih tinggi
menuntut pengembalian keuntungan (Rate of Return) yang lebih tinggi.
Dasar kebijakan publik di bidang pertambangan adalah UUD 1945 pasal 33 ayat 3 yang
menyatakan bahwa: bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai
oleh negara dan dipergunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat. Dalam era
desentralisasi saat ini maka kegiatan pertambangan tidak terpisahkan lagi dengan
pengambilan kebijakan di tingkat daerah sehingga:
1.

Pemerintah pusat hendaknya memberikan kewenangan yang lebih besar kepada daerah

untuk mengelola kegiatan pertambangan yang melibatkan sebanyak mungkin peran serta
masyarakat local.

2.

Apabila risikonya tidak besar serta teknologinya dikuasai dan permasalahannya hanya

modal, maka dana dapat dikumpulkan melalui beberapa cara, yaitu:


a.

Sebagian pendapatan pemerintah dari sektor pertambangan umum yang sudah

memberikan keuntungan banyak (misal: batu bara). Pendapatan tersebut dapat digunakan
untuk eksplorasi dan investasi pada sektor-sektor pertambangan lainnya.
b.

Membentuk Badan Usaha Milik Negara yang bertugas mengelola kekayaan mineral di

daerah tersebut seoptimal mungkin dengan memperhatikan prinsip-prinsip keberlanjutan.


Aspek lingkungan baik fisik maupun social harus dipertimbangkan dalam setiap kontrak
pertambangan dan pengusaha pertambangan harus menyediakan biaya untuk mengatasi
permasalahan lingkungan tersebut.
3.

Menurut ahli ekonomi Kaldor dan Hicks suatu tindakan dikatakan bermanfaat apabila

golongan yang memperoleh manfaat dari usahanya dapat memberi kompensasi bagi golongan
yang menderita kerugian akibat usaha tersebut sehingga posisi golongan kedua tersebut
paling jelek sama seperti sebelum adanya usaha tersebut dan golongan pertama masih untung.
Peran pemerintah daerah akan menjadi lebih besar dalam penanganan dampak lingkungan
pertambangan ini, sehingga penguatan institusi di tataran lokal akan menjadi semakin
signifikan.
4.

Sumberdaya alam sebagai sumber untuk kegiatan pertambangan dan energi

dimanfaatkan dari sistem ekologi oleh karena itu syarat mendasar yang harus dipatuhi adalah
tidak melanggar daya dukung ekosistem. Untuk dapat memanfaatkan sebanyak-banyakinya
sumber daya alam yang terkandung di bumi Indonesia, konsep eko-efisiensi harus menjadi
acuan utama yaitu memanfaatkan sebanyak-banyaknya dan membuang atau memboroskan
sesedikit mungkin yang juga berarti meminimumkan limbah. Dapat disimpulkan bahwa ekoefisiensi sekaligus akan meningkatkan efisiensi ekonomi. Untuk itu ekonomi lingkungan
perlu diperhitungkan dalam setiap aktifitas pertambangan.
2.3. Kebijakan Tata Lingkungan Pertambangan
Kebijakan tata lingkungan pertambangan memang dibutuhkan bagi usaha pertambangan
dalam kelanjutan usaha pertambangan yang berkesinambungan. Sebab usaha pertambangan
akan bersinggungan dalam sebelum, memulai, atau sesudah kegiatan penambangan. Agar
tercipta tambang yang ramah lingkungan. Berdasarkan UU No 42/1982 tentang ketentuan
pokok pengelolaan lingkungan hidup dengan PP No 29 1986 bertujuan untuk:

a.

Menciptakan keselarasan hubungan antara manusia dengan lingkungan.

b.

Terkendalinya manusia Indonesia menjadi Pembina lingkungan.

c.

Terciptanya pembangunan berwawasan lingkungan.

d.

Terlindungnya Negara dari dampak pembangunan

Kemudian dalam pendekatan pengelolaan lingkungan yang paling popular adalah AMDAL
atau yang dikenal dengan analisis masalah dampak lingkungan yaitu:
a.

Meniadakan atau mengurangi resiko

b.

Mengoptimalkan hasil pembangunan

c.

Meniadakan atau mencegah pertikaian

AMDAL merupakan suatu studi yang dilaksanakan secara sadar dan berencana dalam
pembangunan yang berkesinambungan untuk meningkatkan mutu hidup dan menjaga
keserasian hubungan antar berbagai kegiatan. AMDAL itu sendiri terdiri dari:
a.

Kerangka acuan dampak lingkungan

b.

ANDAL (Analisis Dampak Lingkungan)

c.

Rencana pengelolaan lingkungan (RKL)

d.

Rencana pemantauan lingkungan (RPL)

2.4 Perencanaan dan Perancangan Tambang


Perencenaan tambang tergambar seperti materi perencanaan tambang di bawah:
a.

perencanaan tambang ditinjau dari segi teknik, perencanaan berarti penentuan

persyaratan teknik dalam mencapai sasaran kegiatan serta urutan teknik pelaksanaan berbagai
macam kegiatan untuk mencapai tujuan dan sasaran kegiatan tersebut.perencanaan terikat
oleh rangka waktu dan mencakup kegiatan penelitian awal, studi kelayakan, analisis
persoalan, rancangan, program, konstruksi pengawasan, dan pemeliharaan. Pada dasarnya
perencanaan dapat dibagi dua yaitu:

Perencanaan Strategis yang mengacu pada penentuan sasaran secara menyeluruh,

strategi pencapaiannya serta penentuan cara waktu dan biaya

Perencanaan Operasional menyangkut teknik pengerjaan dan penggunaan sumber daya untuk
mencapai tujuan serta terikat pada sistem keuangan.
Dari itu perencanaan tambang adalah proses perumusan secara menyeluruh beberapa
kemungkinan konsep dasar dan aturan kegiatan penambangan yang akan dilaksanakan yang
selanjutnya menjadi dasar bagi pihak pengelola dalam mengambil keputusan.
b.

Rancanga tambang, rancangan adalah suatu kegiatan dalam menentukan spesifikasi dan

bentuk dari barang jadi yang akan dibuat (tidak terikat pada fungsi waktu sebagaimana
perencanaan). Ada dua tingkat perancangan yaitu:

Rancangan Konsep adalah suatu rancangan untuk menciptakan barang jadi, paralatan

atau sistem yang dibuat atas dasar analisis dan perhitungan secara garis besar saja dan barang
yang akan dibuat tersebut hanya dipandang dari sudut fungsinya saja. Data yang digunakan
masih berupa data asumsi berdasarka pengalaman. Rancangan ini pada umumnya digunakan
pada prerhitungan atau penentuan di awal kegiatan dan ditahap awal penyusunan
perencanaan.
Rancangan Rekayasa adalah rancangan yang telah memuat perincian, teknik pembuatan,
pelaksanaan serta spesifikasi alat dan bahan.
2.5

Fakta-Fakta Pertambangan
Berikut ini adalah dapat digolongkan dalam berbagai macam fakta-fakta dari

pertambangan antara lain sebagai berikut:


a.

Tahapan Penyelidikan Umum

Lahirkan Pro dan Kontra yang memicu benih perpecahan di masyarakat


Beredar janji-jani surga seperti masyarakat akan sejahtera, jalan di perbakiki, listrik terang
benderang, menjadi kota ramai dll, sehingga gaya hidup masyarakat mulai berubah.
Beredar informasi yang simpang siur dan membingungkan
b.

Tahapan Eksplorasi

Konflik antar pemilik kepentingan mulai terbuka. Pada posisi ini biasanya Pemerintah mulai
menujukan keberpihakan pada perusahaan.

Informasi yang semakin simpang siur semakin meresahan masayatakat.


Bujuk rayu, intimidasi, hingga teror dan ancaman makin meningkat
c.

Tahapan Eksploitasi

Dimulainya Penghancuran gunung, hutan, sungai dan laut.


Dimulainya proses pembuangan limbah Tailing yang akan meracuni sumber air dan
pangan.

Dimulainya kerja-kerja akademisi dan konsultan bayaran untuk membuktikan bahwa tidak
ada pencemaran.

Meningkatnya konflik antar masyarakat dan masyarakat dengan pejabat Negara.


Penguasaan sumberdaya alam, pencemaran lingkungan dan proses pemiskinan.
Meningkatnya pelanggaran Hak Asasi Manusia, kasus korupsi dan suap.
Meningkatnya kasus asusila karena akan terbukanya fasilitasi judi dan tempat
prostitusi.

Limbah Tailing dan Batuan akan menjadi masalah dari hulu hingga hilir.
d.

Tahapan Tutup Tambang

Makin terpuruknya ekonomi lokal dan menigkatnya jumlah pengangguran.


Terbatasnya waktu pantauan kualitas lingkungan.
Terbentuknya danau-danau asam dan beracun yang akan terus ada dalam jangka
waktu yang panjang.

Tidak pulihnya ekosistem yang dirusak oleh perusahaan tambangan.


2.6 Cara Pengolahan Pembangunan Pertambangan
Sumber daya bumi di bidang pertambangan harus dikembangkan semaksimal
mungkin untuk tercapainya pembangunan. Maka perlu adanya survey dan evaluasi yang
terintegrasi dari para alhi agar menimbulkan keuntungan yang besar dengan sedikit kerugian
baik secara ekonomi maupun secara ekologis. Penggunaan ekologis dalam pembangunan
pertambangan sangat perlu dalam rangka meningkatkan mutu hasil pertambangan dan untuk
memperhitungkan sebelumnya pengaruh aktivitas pembangunan pertambangan pada sumber
daya dan proses alam lingkungan yang lebih luas.

Segala pengaruh sekunder pada ekosistem baik local maupun secara lebih luas perlu
dipertimbangkan dalam proses perencanaan pembangunan pertambangan, dan sedapatnya
evaluasi sehingga segala kerusakan akibat pembangunan pertambangan ini dapat dihindari
atau dikurangi, sebab melindungi ekosistem lebih mudah daripada memperbaikinya. Dalam
pemanfaatan sumber daya pertambangan yang dapat diganti perencanaan, pengolahan dan
penggunaanya harus hati-hati seefisien mungkin. Harus tetap diingat bahwa generasi
mendatang harus tetap dapat menikmati hasil pembangunan pertambangan ini.
2.7 Masalah Lingkungan Dalam Pengembangan Pertambangan/Energi
Masalah-masalah lingkungan dalam pembangunan lahan pertambangan dapat dijelaskan
dalam berbagai macam hal. Berikut ini adalah maslah lingkungan dalam pembangunan lahan
pertambangan:
a.

Menurut jenis yang dihasilkan di Indonesia terdapat antara lain pertambangan minyak

dan gas bumi, logam-logam mineral antara lain seperti timah putih, emas, nikel, tembaga,
mangan, air raksa, besi, belerang, dan lain-lain dan bahan-bahan organik seperti batubara,
batu-batu berharga seperti intan, dan lain- lain.
b.

Pembangunan dan pengelolaan pertambangan perlu diserasikan dengan bidang energi

dan bahan bakar serta dengan pengolahan wilayah, disertai dengan peningkatan pengawasan
yang menyeluruh.
c.

Pengembangan dan pemanfaatan energi perlu secara bijaksana baik itu untuk keperluan

ekspor maupun penggunaan sendiri di dalam negeri serta kemampuan penyediaan energi
secara strategis dalam jangka panjang. Sebab minyak bumi sumber utama pemakaian energi
yang penggunaannya terus meningkat, sedangkan jumlah persediaannya terbatas. Karena itu
perlu adanya pengembangan sumber-sumber energi lainnya seperti batu bara, tenaga air,
tenaga air, tenaga panas bumi, tenaga matahari, tenaga nuklir, dan sebagainya.
d.

Pencemaran

lingkungan

sebagai

akibat

pengelolaan

pertambangan

umumnya

disebabkan oleh faktor kimia, faktor fisik, faktor biologis. Pencemaran lingkungan ini
biasanya lebih dari pada diluar pertambangan. Keadaan tanah, air dan udara setempat di
tambang mempunyai pengarhu yang timbal balik dengan lingkunganya. Sebagai contoh
misalnya pencemaran lingkungan oleh CO sangat dipengaruhi oleh keaneka ragaman udara,
pencemaran oleh tekanan panas tergantung keadaan suhu, kelembaban dan aliran udara
setempat.

e.

Melihat ruang lingkup pembangunan pertambangan yang sangat luas, yaitu mulai dari

pemetaan, eksplorasi, eksploitasi sumber energi dan mineral serta penelitian deposit bahan
galian, pengolahan hasil tambang dan mungkin sampai penggunaan bahan tambang yang
mengakibatkan gangguan pad lingkungan, maka perlua adanya perhatian dan pengendalian
terhadap bahaya pencemaran lingkungan dan perubahan keseimbangan ekosistem, agar sektor
yang sangat vital untuk pembangunan ini dapat dipertahankan kelestariannya.
f.

Dalam pertambangan dan pengolahan minyak bumi misalnya mulai eksplorasi,

eksploitasi,

produksi,

pemurnian,

pengolahan,

pengangkutan,

serta

kemudian

menjualnyatidak lepas dari bahaya seperti bahaya kebakaran, pengotoran terhadap


lingkungan oleh bahan-bahan minyak yang mengakibatkan kerusakan flora dan fauna,
pencemaran akibat penggunaan bahan-bahan kimia dan keluarnya gas-gas/uap-uap ke udara
pada proses pemurnian dan pengolahan.
Rangka menghindari terjadinya kecelakaan pencemaran lingkungan dan gangguan
keseimbangan ekosistem baik itu berada di lingkungan pertambangan ataupun berada diluar
lingkungan pertambangan, maka perlu adanya pengawasan lingkungan terhadap:
1.

Cara pengolahan pembangunan dan pertambangan.

2.

Kecelakaan pertambangan.

3.

Penyehatan lingkungan pertambangan.

4.

Pencemaran dan penyakit-penyakit yang mungkin timbul.

2.8 Penyehatan Lingkungan Pertambangan


Program lingkungan sehat bertujuan untuk mewujudkan mutu lingkungan hidup yang lebih
sehat melalui pengembangan system kesehatan kewilayahan untuk menggerakkan
pembangunan lintas sektor berwawasan kesehatan. Adapun kegiatan pokok untuk mencapai
tujuan tersebut meliputi:
a.

Penyediaan sarana air bersih dan sanitasi dasar

b.

Pemeliharaan dan pengawasan kualitas lingkungan

c.

Pengendalian dampak risiko lingkungan

d.

Pengembangan wilayah sehat.

Pencapaian tujuan penyehatan lingkungan merupakan akumulasi berbagai pelaksanaan


kegiatan dari berbagai lintas sektor, peran swasta dan masyarakat dimana pengelolaan
kesehatan lingkungan merupakan penanganan yang paling kompleks, kegiatan tersebut sangat
berkaitan antara satu dengan yang lainnya yaitu dari hulu berbagai lintas sektor ikut serta
berperan (Perindustrian, KLH, Pertanian, PU dll.) baik kebijakan dan pembangunan fisik dan
departemen Kesehatan sendiri terfokus kepada pengelolaan dampak kesehatan.
2.9 Pencemaran dan Penyakit-Penyakit yang Mungkin Timbul Karena Aktivitas
Pertambangan
Usaha pertambangan memang sangat berperan penting bagi jaman sekarang. Soalnya semua
kehidupan di bumi ini menggunakan bahan-bahan yang berasal dari pertambangan.
Contohnya:
a.

Biji besi digunakan sebagai bahan dasar membuat alat-alat rumah tangga, mobil, motor,

dll
b.

Alumunium digunakan sebagai bahan dasar membuat pesawat

c.

Emas digunakan untuk membuat kalung, anting, cincin

d.

Tembaga digunakan sebagai bahan dasar membuat kabel

e.

Masih banyak lagi seperti perak, baja, nikel, batu bara, timah, pasir kaca, dll.

Seperti yang dikatakan bahwa dimana ada suatu aktivitas pasti disitu ada kerusakan
lingkungan. Kerusakan lingkungan di pertambangan yaitu:
a.

Pembukaan lahan secara luas

Dalam masalah ini biasanya investor membuka lahan besar-besaran, ini menimbulkan
pembabatan hutan di area tersebut. Di takutkan apabila area ini terjadi longsor banyak
memakan korban jiwa.
b.

Menipisnya SDA yang tidak bisa diperbarui.

Hasil petambangan merupakan Sumber Daya yang Tidak Dapat diperbarui lagi. Ini menjadi
kendala untuk masa-masa yang akan datang.
c.

Masyarakat dipinggir area pertambangan menjadi tidak nyaman.

Biasanya pertambangan membutuhkan alat-alat besar yang dapat memecahkan telinga. Dan
biasanya kendaraan berlalu-lalang melewati jalanan warga. Dan terkadang warga menjadi
kesal.
d.

Pembuangan limbah pertambangan yang tidak sesuai tempatnya.

Dari sepenggetahuan saya bahwa ke banyakan pertambangan banyak membuang limbahnya


tidak sesuai tempatnya. Biasanya mereka membuangnya di kali, sungai, ataupun laut. Limbah
tersebut tak jarang dari sedikit tempat pertambangan belum di filter. Hal ini mengakibatkan
rusaknya di sector perairan.
e.

Pencemaran udara atau polusi udara.

Di saat pertambangan memerlukan api untuk meleburkan bahan mentah, biasanya


penambang tidak memperhatikan asap yang di buang ke udara. Hal ini mengakibatkan
rusaknya lapisan ozon.
2.10

Jenis Tambang
Di dunia pertambangan, khususnya tambang batubara dikenal ada 2 jenis tambang,

yaitu tambang terbuka dan tambang bawah tanah. Dimana tambang terbuka adalah suatu
kegiatan penambangan batubara dengan cara membuka dan menggali lahan yang sangat luas
hingga membentuk suatu lubang terbuka yang sangat lebar. Sedangkan tambang bawah tanah
adalah suatu kegiatan penambangan batubara denga cara membuat lubang/terowongan bawah
tanah dengan tanpa membuka lahan di atasnya secara luas.
Pemilihan jenis tambang ini ditentukan oleh beberapa hal yang antara lain berupa:
Stripping Ratio (SR) atau nisbah kupasan yang ekonomis pada saat itu. Pengertian dari
stripping ratio adalah perbandingan jumlah tanah kupasan penutup batubara dalam satuan
meter kubik padat yang harus dibuang untuk menghasilkan 1 ton batubara. Dapat disebut juga
dengan rasio kupasan (dengan batubara) pada tambang batubara terbuka.
Metoda penambangan, antara lain misalnya direct digging, direct dozing, ripping, drilling dan
blasting, truck dan shovel, dragline system, conveying, dll.
Teknologi yang akan digunakan. Hal ini akan disesuaikan dengan metode penambangan yang
dipilih.

Lingkungan dan AMDAL, mengingat kegiatan tambang ini pasti membawa dampak negatif
terhadap lingkungan disekitar areal tambang.
Keahlian sumber daya manusia yang bekerja sebagai pekerja tambang, baik bidang teknis, K3
dan non teknis.
Ketersediaan modal, mengingat kegiatan pertambangan memerlukan biaya investasi dan
operasional yang sangat besar.

BAB III
MIND MAP PENELITIAN LINGKUNGAN
PERTAMBANGAN

3.1

Mind Map Penelitian Lingkungan Pertambangan.

Mind

map penelitian

lingkungan

pertambangan, mind

map ini

befmanfaat

untuk

memudahkan kita pada saat membaca penelitian. Mind map dibuat berdasarkan sub judul
yang ada pada setiap bab penelitian lingkungan pertambangan. Berikut ini adalah mind map
dari penalitian lingkungan pertambangan:

Gambar 3.1 Mind Map Lingkungan Pertambangan


3.2

Penjelasan Mind Map

Mind map merupakan suatu prosedur penulisan, dimana pembaca dapat mengerti isi dari
penulisan ilmiah yang dibuat. Berdasarkan hal tersebut, maka berikut ini akan dibahas
mengenai mind map penelitian lingkungan pertambangan. .
BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, ruang lingkup, tujuan penelitian, dan
sistematika penulisan.
BAB II STUDI PUSTAKA
Bab ini memaparkan tentang teori-teori yang berhubungan dengan penelitian lingkungan
pertambangan. Berdasarkan teori yang dipaparkan, maka akan sangat membantu dalam
penyelesaian masalah yang dihadapi.
BAB III MIND MAP LINGKUNGAN PERTAMBANGAN
Bab ini berisi mengenai lingkungan pertambangan yang disingkat berdasarkan sub judul dari
setiap babnya. Oleh karena itu, tujuan darimind map ini mempermudah pada saat pembacaan
suatu penelitian.
BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISA
Bab ini berisi mengenai studi kasus pada lingkungan pertambangan, serta membahas
permasalahan yang terjadi pada lingkungan pertambangan dan menganalisa dari
permasalahan yang telah dibahas tersebut.
BAB V KESIMPULAN DAN DAFTAR PUSTAKA
Bab ini berisi kesimpulan akhir sebagai jawaban atas tujuan penelitian serta daftar pustaka
berhubungan dengan lingkungan pertambangan.

BAB IV
STUDI KASUS DAN ANALISIS
4.1

Studi Kasus Lingkungan Pertambangan

PT Freeport Indonesia, anak perusahaan yang mengoperasikan tembaga Grasberg dan


tambang emas telah dituduh melakukan pengrusakan lingkungan yang sangat besar, terutama
pembuangan 130.000 ton limbah batuan (tailing) setiap harinya ke sungai lokal sebagai lokasi
pembuangan. Grasberg juga menjadi terkenal karena pelanggaran hak asasi manusia yang
dilakukan oleh ribuan tentara di situs pertambangan yang diduga ada untuk melindungi
tambang dari penduduk setempat yang tidak puas, penduduk yang tanahnya telah digali atau
yang menjadi tempat pembuangan tailing.

4.2 Analisis Lingkungan Pertambangan


Sejak 15 September 2011, ribuan pekerja telah melakukan pemogokan di Grasberg, di
Papua Barat, tambang emas terbesar di dunia. Grasberg dimanfaatkan oleh PT Freeport
Indonesia (PTFI), cabang dari perusahaan yang berbasis di Freeport-McMoRan Copper &
Gold.
Kasus PT Freeport dengan masyarakat dan buruh pegawai sama-sama bersitegang, tidak
adanya kesepakatan diantara semua pihak terkait membuat masalah semakin berkepanjangan.
Tak terkecuali Kesatuan Polisi yang menjadi satpam Freeport melawan rakyat Papua yang
merasa tersholimi. Sehingga konflik melebar pada emosional rakyat yang banyak melakukan
langkah separatis dan bergabung dengan OPM gerakan Papua Merdeka. Jika keadaan ini
tidak cepat diselesaikan oleh semua pihak yang asyik nina-bobo dengan kepentingankepentingan kemaslahatan dirinya sendiri, justru semua pihak akan mengalami kerugian pada
akhirnya.
Pembahasan mengenai kasus ini dalam menghadapi krisis internal antara Perusahaan dan
Karyawan, dan krisis Eksternal anata Perusahaan dan Masyarakat.
Berbicara mengenai kesenjangan sosial dalam masyarakat, merupakan pembahasan yang
tidak akan pernah habisnya. Akan ada banyak hal terkait dengan masalah sosial, karena
berbagai hambatan pasti silih berganti. Salah satu contohnya saat ini yang lagi memanas

adalah konflik PT. Freeport dengan para pekerja yang mandek kerja yang sebenarnya hanya
meminta kenaikan gaji dan masyarakat Papua yang butuh rasa aman dan nyaman.
Jika dikaitkan masalah ini dengan menggunakan teori sistem menurut Katz dan Khan yang
pernah menerangkan bahwa kebanyakan interaksi kita dengan orang-orang merupakan
tindakan komunikatif baik secara verbal dan non-verbal. Komunikasi pertukaran informasi
dan tranmisi makna adalah inti dari sistem sosial atau organisasi. Komunikasi merupakan
penghubung di antara orang-orang dalam organisasi, dan komunikasi yang berjalan dengan
efektif dan tanpa mengalami hambatan yang berarti.

BAB V
KESIMPULAN

5.1

Kesimpulan Lingkungan Pertambangan


Analisa kasus di atas menampakkan bahwa adanya hubungan kausal yang

fundamental antara PT. Freepot dengan para karyawan berkaitan dengan komunikasi yang
tidak efektif, pertukaran dan penyebaran informasi yang tidak terkoordinir, dan tidak adanya
kesamaan tujuan dalam pencapaian kerja organisasi, pihak perusahaan yang menginginkan
karyawan berkerja dan keinginan karyawan yang bertolak belakang dengan mengadakan aksi
mogok kerja. Berbagai kekerasan yang terjadi di Papua semakin membuat rakyat Papua
sengsara. Langkah represif aparat kepolisian, justru semakin membuat situasi mencekam.
Polisi sebagai pengaman dan pelindung masyarakat justru menjelma menjadi momok yang

menakutkan serta menjadi musuh masyarakat, dan seakan mati-matian menjaga dan
melindungi kepentingan Freeport.
Patut dipertanyakan peran negara dalam menjamin kehidupan rakyatnya. Karena, selama ini
sikap Pemerintah terkesan membiarkan berbagai konflik yang terjadi di Papua. Bukan tidak
mungkin jika pada akhirnya yang juga saat ini banyak pemberontakan di Papua dilakukan
oleh orang Papua yang memperjuangkan kemerdekaan dan ingin memisahkan diri dengan
Indonesia. Jika keadaan ini tidak diperhatikan betul baik oleh Pemerintah, pihak Freeport,
Kepolisian, dan masyarakat. Perhatian yang harus dilakukan Pemerintah berhubungan dengan
cara pandang, adalah menganggap orang Papua sebagai anak bangsa yang tidak puas
terhadap kelakuan Pemerintah saat ini. Stigma ini yang harus diubah, agar orang Papua tidak
terus mengalami kekecewaan yang besar terhadap pemerintah.

Daftar Pustaka
http://neverstoptoshare.blogspot.com/2012/05/pertambangan-pembunuhan-dankekacauan.html#.UVmZ6xe-2So
http://www.ham.go.id/modul.php?md=mod_artikel&data=543548&modnews=3&mnow=0
http://kabeh-nuza.blogspot.com/2012/12/analisis-masalah-ptfreeport-indonesia.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Pertambangan
http://www.engineeringtown.com/teenagers/index.php/teknik-pertambangan.html
http://apitswar.wordpress.com/pertambangan/
http://www.tekmira.esdm.go.id/HasilLitbang/?cat=12

Anda mungkin juga menyukai