Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam termasuk bahan
galian pertambangan. Indonesia memiliki ketergantungan tinggi terhadap pemanfaatan bahan
galian pertambangan tersebut sebagai modal pembangunan. Pemanfaatannya diatur oleh
pemerintah melalui suatu peraturan perundang-undangan. Salah satu agenda usaha negara
dalam mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur adalah dengan melakukan
pemanfaatan hasil bumi dalam berbagai sektor, salah satunya adalah dalam pemanfaatan
bahan tambang khususnya emas. Sektor pertambangan di Indonesia merupakan sector yang
berfungsi untuk mendapatkan devisa negara paling besar, tetapi keberadaan kegiatan
dan/atau usaha tambang di Indonesia kini banyak dipersoalkan oleh berbagai kalangan dalam
implementasinya (Adrian, S. 2011)
Dewasa ini kegiatan pertambangan sudah sangat berkembang, hasil yang
diberikanpun sangat memberikan keuntungan bagi peningkatan kesejahteraan hidup
masyarakat, khususnya bagi para penambang. Meskipun demikian, kegiatan yang
menjanjikan ini turut pula membawa dampak yang merugikan bagi manusia dan lingkungan
hidup. Kegiatan tersebut tidak dilakukan berdasarkan peraturan yang telah ditetapkan, yaitu
kegiatan pertambangan yang dilakukan secara illegal atau tanpa izin yang dikenal dengan
sebutan PETI (Pertambangan Emas Tanpa Izin) (Adrian, S. 2011).
Izin berfungsi sebagai ujung tombak instrument hokum sebagai pengarah dan perancang
masyarakat adil dan makmur itu dijelmakan. Lewat izin dapat diketahui bagaimana gambaran
masyarakat adil dan makmur itu terwujud. Sedangkan tujuan izina dalah :
1. Keinginan mengarahkan (mengendalikan “sturen”) aktivitas-aktivitas tertentu.
Misalnya izin bangunan.
2. Mencegah bahaya bagi lingkungan (izin-izinling kungan).
3. Keinginan melindungi objek-objek tertentu (izin terbang, izin membongkar
monument) (Adrian, S. 2011).

1.2 Rumusan masalah


1. Apakah yang dimaksud dengan pertambangan ?
2. Bagaimana proses pembentukan barang tambang ?
3. Bagaimana memanfaatkan barang tambang menjadi sesuatu yang memiliki nilai jual ?
4. Bagaimana cara mengelola pertambangan ?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu pertambangan.
2. Untuk mengetahui bagaimana proses pembentukan barang tambang.
3. Untuk mengetahui pemanfaatan barang tambang menjadi sesuatu yang memiliki nilai
jual.
4. Untuk mengetahui cara mengelola pertambangan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Pertambangan
Pertambangan adalah suatu proses menggali cadangan bahan tambang yang berada
dalam tanah (insitu) secara sistematik dan terencana, untuk mendapatkan produk yang memiliki
nilai ekonomis (berharga) dan dapat dipasarkan. Ilmu Pertambangan adalah suatu cabang ilmu
pengetahuan yang meliputi pekerjaan pencarian, penyelidikan, study kelayakan, persiapan
penambangan, penambangan (penggalian), pengolahan, pemanfaatan dan penjualan bahan galian
(mineral, batubara, panas bumi, migas).
Pertambangan adalah salah satu jenis kegiatan yang melakukan ekstraksi mineral dan
bahan tambang lainnya dari dalam bumi. Penambangan adalah proses pengambilan material yang
dapat diekstraksi dari dalam bumi. Tambang adalah tempat terjadinya kegiatan penambangan.
Menurut UU Minerba No.4 Tahun 2009, Pertambangan adalah sebagian atau seluruh
tahapan kegiatan dalam rangka penelitian, pengelolaan dan pengusahaan mineral atau batubara
yang meliputi penyelidikan umum, eksplorasi, studi kelayakan, konstruksi, penambangan,
pengolahan dan pemurnian, pengangkutan dan penjualan, serta kegiatan pascatambang.

2.2 Proses Pembentukan Barang Tambang


Berdasarkan karakteristik fisik berupa padat, cair dan gas. Proses pembentukan barang
tambang dibedakan atas pembentukan atas minyak dan gas bumi, proses pembentukan batu bara,
dan proses pembentukan mineral.
Proses pembentukan minyak dan gas bumi berasal dari sisa-sisa organisme laut yang
diendapkan selama jutaan tahun. Organisme laut tersebut antara lain plankton, ganggang, dan
foraminifera. Jasad organisme laut yang terendapkan oleh lumpur yang semakin lama semakin
menebal. Akibat tekanan gas dan panas dari bumi maka sisa-sisa organisme tersebut berubah
menjadi cair.
Proses pembentukan batu bara berasal dari sisa-sisa tumbuhan yang mengalami proses
sedimentasi selama jutaan tahun. Seiring dengan bertambahnya waktu gerakan lapisan kulit bumi
menyebabkan tekanan keras terhadap gambut, tekanan keras inilah yang disebut batu bara.
Proses pembentukan barang tambang mineral baik logam maupun non logam akibat
aktivitas magma. Proses pembentukan mineral dapat berupa proses kristalisasi magma,
sublimasi, metasomatisme kontak dan hydrothermal.
DAFTAR PUSTAKA
Adrian Sutedi, 2011. Hukum Pertambangan, Sinar Grafika, Jakarta, hlm.1
Adrian Sutedi, 2011. Hukum Perizinan dalam Sektor Pelayanan Publik, SinarGrafika, Jakarta,
hlm.241.

Anda mungkin juga menyukai