Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH TENTANG

PERTAMBANGAN DI ASEAN

Guru Pembimbing : Ibu Resi Irma Yunita

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK IV

Afkar Ramadhan
Aira Putri Nurrulita
Calisya Putri Rizani
Destiara Amirah Nabilah
Fatehk Alkar Al Husein
M.daffa Ar Razzaqu
Santari Anwar
Saskia Nurhafizah
KELAS : VIII-III

SMP NEGERI 5
BANDAR LAMPUNG
2023
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pertambangan adalah suatu kegiatan yang lama semenjak zaman pre historic
dimasa awal peradaban kehidupan manusia mulai menggunakan sejumlah bebatuan
untuk senjata berburu, kemudian terus berkembang di tandai dengan penggunaan
logam dalam perburuan dan peperangan.

Pertambangan modern yang fenomenal di tandai ketika mulai digunakannnya


batubara secara masif pada era revolusi industri di Inggris, dan sejumlah negera
Eropa lainnya pada abad ke -18 (delapan belas) [istilah revolusi Industri
diperkenalkan oleh Freidric Engels dan Louise Auguste le Blanquin pada
pertengahan abad ke -18 (delapan belas) dimana Revolusi Industri di mulai di Inggris
pada tahun 1760 ditandai penggunaan secara massal bahan bakar batubara untuk
pembakaran dan menghasilkan uap massal bahan bakar batubara untuk pembakaran
dan menghasilkan uap untuk menggerakkan turbin bagi sejumlah mesin- mesin untuk
Industri, Kapal, Kereta Api, Pabrik Baja dan sebagainya]1 , dan situasi ini terus
berlanjut keseluruh dunia bersamaan dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi
suatu negara di mana pemanfaatan mineral dan batubara menjadi penting untuk di
upayakan secara sistematis dalam wujud usaha pertambangan.Perusahaan
pertambangan mempunyai peranan yang strategis dalam perekonomian suatu negara.
Dimana definisi perusahaan pertambangan di rumuskan oleh Peraturan Menteri
Energi dan Sumberdaya Mineral (ESDM) No. 28, 2009 juncto No.24.2012, Pasal 1,
Butir 4, bahwa Usaha Pertambangan adalah kegiatan dalam rangka pengusahaan
mineral dan batubara yang meliputi tahapan kegiatan Penyelidikan Umum (General
Survey), Eksplorasi, Studi Kelayakan (Feasibility Study), Konstruksi Pertambangan,
Penambangan, Pengolahan Pemurnian, Pengangkutan,Penjualan,PascaTambang dan
Faktor ketersediaan.
1.2 Tujuan

Dari penjelasan diatas dapat diketahui bahwa pertambangan adalah suatu


usaha yang pertambangan dan energi mengupayakan suatu proses pengembangan
sumber daya mineral dan energi yang potensial untuk dimanfaatkan secara hemat dan
optimal bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Sumber daya mineral merupakan
suatu sumber yang bersifat tidak dapat diperbarui. Oleh karena itu penerapannya
diharapkan mampu menjaga keseimbangan serta keselamatan kinerja dan kelestarian
lingkungan hidup.

II. PEMBAHASAN

2.1 faktor masalah

Beberapa faktor yang mempengaruhi usaha pertambangan adalah sebagai


berikut:

a. Perubahan dalam sistem perpajakan.

b. Kebijakan dalam lingkungan hidup.

c. Keadaan ekonomi yang buruk.

d. Harga endapan atau logam yang buruk.

e. Keadaan politik yang tidak stabil.

sumber daya alam adalah kondisi alam dan kondisi sosial negara-negara
ASEAN yang relatif homogen dan saling membutuhkan, memudahkan interaksi
antarnegara-negara ASEAN.

Interaksi antarnegara terjadi dalam bentuk kerja sama di berbagai bidang.


Faktor ketersediaan sumber daya alam Hampir semua negara-negara ASEAN
memiliki sumber daya alam berupa barang tambang, kecuali Singapura. Wilayah
Singapura sangat sempit sehingga sumber daya alam barang tambang terbatas, tetapi
menguasai perdagangan dan industri.

Negara-negara ASEAN yang kaya dengan barang tambang mentah


mengekspornya ke Singapura untuk diolah menjadi berbagai barang kebutuhan
pokok. Negara-negara ASEAN yang lain juga melakukan kegiatan yang serupa
dengan volume yang berbeda-beda sesuai kemampuan masing-masing, Namun
adanya pertambangan ilegal dapat menyebabkan suatu negara mendapatkan
kerusakan lingkungan.

2.2 Pertambangan ilegal

Satu tantangan berat yang dihadapi negara-negara kaya sumber daya mineral
adalah maraknya pertambangan illegal.. Pasalnya, pertambangan ini tak hanya
merugikan negara secara finansial, tapi sering juga menjadi penyebab munculnya
berbagai persoalan seperti kerusakan lingkungan, konflik sosial, ketimbangan
ekonomi atau bahkan mendorong terjadinya kemiskinan baru.

Namun menangani pertambangan ilegal juga bukan sebuah yang perkara


mudah. Banyak pertambangan ilegal dilakukan kelompok-kelompok masyarakat
kecil dalam jumlah yang sangat besar dan melibatkan pihak-pihak yang memiliki
kekuasaan, pemilik modal ataupun senjata.Fenomena ini pertambangan ilegal dan
perdagangan hasil tambang ilegal harusnya menjadi perhatian serius para pemimpin
di ASEAN. Sejumlah temuan dan berita dan menunjukkan bahwa pertambangan
ilegal telah menyebabkan kerugian negara dalam jumlah yang besar. Di Indonesia,
Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) pada tahun 2012 menemukan bahwa sebanyak
115 kegiatan pertambangan di kawasan Timur Indonesia dilakukan tanpa ijin, dan
menyebabkan kerugian negara sebesar Rp. 100 milyar. Sementara di Vietnam, akibat
perdagangan ilegal bijih besi ke China, pemerintah harus kehilangan pendapatan
hingga USD 164 juta di tahun 2011 karena adanya perbedaan laporan jumlah eksport
biji besi dari Vietnam dan jumlah import di China yangmencapai 1,55 juta ton.
Demikian pula yang terjadi di Filipina, dimana pejabat setempat mengungkapkan
bahwa hampir 95% perdagangan emas di negara tersebut dikendalikan oleh
pedaganga di pasar gelap.

Institute for Essential Services Reform (IESR) mengadakan diskusi mengenai


pertambangan ilegal di Indonesia pada tanggal 15 Agustus 2013 di Hotel Le
Meredian Jakarta. Tujuan diskusi ini adalah untuk memetakan persoalan
pertambangan ilegal dan isu-isu kritis pertambangan di kawasan dan global. Diskusi
ini menghadirkan sejumlah narasumber seperti Bapak Rustam, dari Kementrian
Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bapak Ali Masykur Musa dari Badan
Pemeriksa Keuangan (BPK), praktisi pertambangan Bapak Hendra Sinadia dan
Bapak Iskandar Zulkarnain dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).

2.3 Tahapan kegiatan dan sektor pertambangan.

TAHAPAN KEGIATAN USAHA PERTAMBANGAN. Mengenai tahapan kegiatan


usaha pertambangan bahan galian ini diatur dalam pasal 14 Undang-Undang Nomor
11 Tahun 1967, yang meliputi: Penyelidikan Umum, Eksplorasi, Eksploitasi,
Pengolahan dan Pemurnian, Pengangkutan dan Penjualan. Adapun yang berhak
memperoleh Kuasa Peretambangan ditetapkan dalam pasal 5 Undang-Undang
Nomor 11 Tahun 1967, yaitu Instansi Pemerintah yang ditunjuk oleh Menteri,
Perusahaan Negara, Perusahaan Daerah, Perusahaan dengan modal patungan antara
pusat dan daerah, Koperasi, Badan Hukum atau Perorangan dan Perusahaan dengan
modal bersama antara Negara dan atau daerah dengan Koperasi dan atau Badan
Hukum atau Perseorangan Swasta yang memenuhi syarat sebagaimana dimaksud
dalam pasal 12 ayat (1) Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1967. Adapun tahapan-
tahapan kegiatan PengusahaanPertambanganini,meliputi:
a. Penyelidikan Umum : adalah kegiatan penyelidikan secara geologi umum atau
geofisika, yang dilakukan di daratan,perairan dan dari udara, agar mendapatkan
segala sesuatu dengan maksud untuk membuat peta geologi umum atau untuk
menetapkan tanda-tanda adanya bahan galian pada umumnya.;
b. Eksplorasi : adalah segala penyelidikan geologi pertambangan untuk menetapkan
lebih teliti-/seksama adanya dan sifat letakan bahan galian;.

c. Eksploitasi : adalah usaha pertambangan dengan mamaksud untuk menghasilkan


bahan galian dan memanfaatkannya;

d. Pengolahan dan Pemurnian adalah pekerjaan untuk mempertinggi mutu bahan


galian serta untuk memanfaatkan dan memperoleh unsur-unsur yang terdapat pada
bahan galian itu;

e. Pengangkutan adalah segala usaha pemindahan bahan galian dari hasil pengolahan
dan pemurnian bahan galian dari daerah eksploitasi atau tempat
pengolahan/pemurnian

f. Penjualan: adalah segala usaha penjualan bahan galian dan hasil pengolahan /
pemurnian bahan galian.

2.4 Barang pertambangan negara ASEAN

Pada sektor pertambangan, negara ASEAN yang mempunyai hasil tambang yang
melimpah adalah negara Indonesia. Indonesia adalah salah satu penghasil gas alam
dan minyak lepas pantai terbesar di dunia. Batu bara dan emas juga menjadi sektor
pertambangan unggulan yang memberikan pemasukan cukup besar bagi negara.
Berikut merupakan jenis-jenis barang tambang:

a. Minyak Bumi Salah satu pertambangan utama di Indonesia adalah minyak bumi.
Minyak bumi menjadi sangat penting karena sebagian masyarakat Indonesia bahkan
dunia menggunakannya untuk bahan bakar kendaraan, usaha rumah tangga hingga
usaha lain, sedikit saja ada perubahan harga minyak bumi maka akan berdampak
pada kestabilan ekonomi.

b. Batu Bara Batu bara terbentuk dari sisa-sisa tumbuhan zaman purba yang
akhirnya terpendam dan menggendap di dalam lapisan tanah hingga berjuta
tahunoleh karena itu, baru bara juga disebut batu fosil.
c. Timah Timah adalah salah satu bahan tambang yang sangat penting. Timah jika
sudah diolah dapat digunakan sebagai kaleng makanan, pelapis besi agar tidak
berkarat dan dalam bentuk lembaran timah di gunakan sebagai pembungkus permen,
coklat hingga rokok.

d. Biji Besi Barang-barang dari besi yang ada di rumah kita pada awalnya terbuat
dari biji-biji besi kecil yang akhirnya diolah menjadi bongkahan besi dan dicetak
sesuai dengan kebutuhan.

e. Biji Emas Salah satu jenis barang tambang utama adalah emas. Bahkan bisa
dibilang sebagai cadangan kekayaan suatu negara. Emas dibuat menjadi perhiasan
dengan nilai jual yang sangat tinggi. Bahkan harganya tidak pernah mengalami
penurunan dan cenderung terus menanjak. Tidak jarang emas digunakan sebagai
investasi jangka panjang karena memiliki peluang yang cukup tinggi.

f. Tembaga Tembaga banyak sekali dimanfaatkan dalam pembuatan alat listrik


seperti kabel, peralatan industri konstruksi, pembuatan kapal laut hingga pipa air.
Tembaga banyak terdapat di daerah Papua yang pengolahannya dilakukan di PT.
Freeport.

g. Intan Intan adalah salah satu jenis barang tambang jenis batuan yang dikenal
sangat keras. Seringkali intan dipakai untuk mata bor suatu mesin selain digunakan
untuk perhiasan dengan nilai jual yang sangat tinggi.

h. Nikel Nikel adalah logam yang penggunaanya banyak dicampur dengan besi agar
menjadi tahan karat dan menjadi baja, dicampur dengan tembaga agar menjadi
kuningan dan perunggu. Selain itu nikel digunakan untuk membuat mata uang
logam.

Dalam penggolongan hasil bahan tambang menurut Undang-Undang Nomor


4 Tahun 2009 tentang pertambangan mineral dan batu bara, sesungguhnya tidak
secara tegas mengatur tentang pembagian golongan bahan galian sebagaimana dalam
Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1967. Penggolongan bahan galian diatur
berdasarkan pada kelompok usaha pertambangan, sesuai pasal sesuai pasal 4 yaitu:
a. Usaha pertambangan dikelompokan atas :

1) Pertambangan mineral;

2) Pertambangan batu bara;

b. Pertambangan mineral sebagaimana dimaksud digolongkan atas :

1) Pertambangan mineral radio aktif;

2) Pertambangan mineral logam;

3) Pertambangan mineral bukan logam;

4) Pertambangan batuan.

c. Pertambangan mineral sebagaimana dimaksud digolongkan atas :

1) Pertambangan mineral radio aktif;

2) Pertambangan mineral logam;

3) Pertambangan mineral bukan logam;

4) Pertambangan batuan.

IV. KESIMPULAN

Dalam pembahasaan tersebut kita bisa bekesimpulan bahwa negara-negara


ASEAN Memiliki SDA yang banyak. Namun,sumber daya alam tersebut dirusak
dengan adanya permasalahan tentang pertambangan yang tidak resmi/ilegal. Di lain
sisi hasil dari pertambangan SDA di negara ASEAN tersebut dapat menambahkan
hal positif yaitu menambah kegiatan impor dan ekspor untuk saling
melengkapi,berguna untuk pembuatan industri dll.

Anda mungkin juga menyukai