Tambang
asfsf
KATA PENGANTAR
HALAMAN SAMPUL i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
DAFTAR GAMBAR iv
BAB I DEFINISI UMUM 1
BAB II KEGIATAN PERTAMBANGAN 12
BAB III TEORI AIR 25
BAB IV PENYALIRAN TAMBANG 40
BAB V PERENCANAAN SISTEM PENYALIRAN TAMBANG 48
DAFTAR PUSTAKA
RIWAYAT HIDUP PENULIS
BAB I
PERTAMBANGAN
Definisi Umum
1. PT ANTAM Tbk
Kegiatan usaha Perseroan telah dimulai sejak tahun 1968 ketika Perseroan
didirikan sebagai Badan Usaha Milik Negara melalui merjer dari beberapa Perusahaan
tambang dan proyek tambang milik pemerintah, yaitu Badan Pimpinan Umum
Perusahaan-perusahaan Tambang Umum Negara, Perusahaan Negara Tambang Bauksit
Indonesia, Perusahaan Negara Tambang Emas Tjikotok, Perusahaan Negara Logam
Mulia, PT Nickel Indonesia, Proyek Intan dan Proyek-proyek Bapetamb. Perseroan
didirikan dengan nama "Perusahaan Negara (PN) Aneka Tambang" di Republik
Indonesia pada tanggal 5 Juli 1968 berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 22 tahun 1968.
Pendirian tersebut diumumkan dalam Tambahan No. 36, BNRI No. 56, tanggal 5 Juli
1968. Pada tanggal 14 September 1974, berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 26 tahun
1974, status Perusahaan diubah dari Perusahaan Negara menjadi Perusahaan Negara
Perseroan Terbatas ("Perusahaan Perseroan") dan sejak itu dikenal sebagai "Perusahaan
Perseroan (Persero) Aneka Tambang".
Pada tanggal 30 Desember 1974, ANTAM berubah nama menjadi
Perseroan Terbatas dengan Akta Pendirian Perseroan No. 320 tanggal 30
Desember 1974 dibuat di hadapan Warda Sungkar Alurmei, S.H., pada waktu itu
sebagai pengganti dari Abdul Latief, dahulu notaris di Jakarta jo. Akta Perubahan
No. 55 tanggal 14 Maret 1975 dibuat di hadapan Abdul Latief, dahulu notaris di
Jakarta mengenai perubahan status Perseroan dalam rangka melaksanakan
ketentuan-ketentuan yang terdapat dalam Undang-undang No. 9 tahun 1969
tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang No. 1 tahun
1969 (Lembaran Negara tahun 1969 No. 16. Tambahan Lembaran Negara No.
2890) tentang bentuk-bentuk Usaha Negara menjadi Undang-undang (Lembaran
Negara Republik Indonesia tahun 1969 No. 40), Peraturan Pemerintah No. 12
tahun 1969 tentang Perusahaan Perseroan (Persero). Lembaran Negara Republik
Indonesia tahun 1969 No. 21 dan Peraturan Pemerintah No. 26 tahun 1974 tentang
Pengalihan Bentuk Perusahaan Negara Aneka Tambang menjadi Perusahaan
Perseroan (Persero), Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 1974 nomor 33
jo.Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. Kep.
1768/MK/IV/12/1974, tentang Penetapan Modal Perusahaan Perseroan (Persero)
PT Aneka Tambang menjadi Perseroan Terbatas dengan nama PT Aneka
Tambang, yang telah memperoleh pengesahan dari Menkumham dalam Surat
Keputusannya No. Y.A. 5/170/4 tanggal 21 Mei 1975 dan kedua Akta tersebut di
atas telah didaftarkan dalam buku register yang berada di Kantor Pengadilan
Negeri Jakarta berturut-turut di bawah No. 1736 dan No. 1737 tanggal 27 Mei
1975 serta telah diumumkan dalam Tambahan No. 312 BNRI No. 52 tanggal 1
Juli 1975. Untuk mendukung pendanaan proyek ekspansi feronikel, pada tahun
1997 Perseroan menawarkan 35% sahamnya ke publik dan mencatatkannya di
Bursa Efek Indonesia. Pada tahun 1999, Perseroan mencatatkan sahamnya di
Australia dengan status foreign exempt entity dan pada tahun 2002 status ini
ditingkatkan menjadi ASX Listing yang memiliki ketentuan lebih ketat.
3. PT Freeport Indonesia
Awal Mula Freeport ke Papua Geolog muda kebangsaan Belanda, Jean
Jacques Dozy, pada 1936 bersama rombongan kecil mengembara Papua atas
prakarsa dan biaya sendiri. Tujuan utama Dozy adalah mendaki gletser Cartensz
yang ditemukan Jan Cartenszoon pada 1623 saat menjelajah Papua.
Dozy penasaran dengan temuan Cartensz mengenai puncak gunung yang tertutup
salju di Papua. Laporan Cartensz ini sempat menjadi bahan olok-olok karena
dinilai mustahil ada gletser di kawasan khatulistiwa. Ketika sedang menjelajah
Cartensz ini, Dozy terpukau melihat pegunungan tanpa pepohonan atau tundra
yang kemudian dia namakan Grasberg yang artinya Gunung Rumput. Tak jauh
dari Gunung Rumput, Dozy juga membuat sketsa batuan hitam kokoh berbentuh
aneh, menonjol di kaki pegunungan setinggi 3.500 meter. Batuan hitam itu dia
namakan Erstberg yang artinya Gunung Bijih.
Dalam penjelajahannya itu, Dozy juga mengambil batuan yang kemudian
dikirim ke laboratorium. Hasil analisis serta penjelasan batuan diterbitkan dalam
Jurnal Geologi Leiden tahun 1939. Pecahnya perang dunia membuat laporan itu
tak mendapatkan perhatian. Eksekutif dari perusahaan tambang asal Amerika,
Freeport Sulphur, yang pertama kali menggali 'kekayaan' catatan Dozy pada 1959.
Pada awal tahun yang sama, Freeport baru saja kehilangan pertambangan bijih
nikel di Kuba akibat nasionalisasi perusahaan di bawah pimpinan Fidel Castro.
Forbes K. Wilson, manajer eksplorasi Freeport Sulphur yang kemudian
menjadi Presiden Director Freeport Mineral, mendapatkan informasi mengenai
catatan Dozy dari Jan Van Gruisen, eksekutif dari perusahaan East Borneo
Company. Wilson sangat tertarik untuk mengeksplorasi Erstberg. “Saya akan
melihat sendiri Erstberg dan akan berusaha sampai mati,” kata Wilson kepada
Mealey. Freeport pun tak tanggung-tanggung membiayai ekspedisi dan eksplorasi
Wilson senilai US$120 ribu. Menurut Mealey, nilai itu pada 1996 sekitar US$1
juta dolar. Meski saat itu Wilson berusia 50 tahun, dia bertekad berhasil mencapai
Gunung Bijih yang berwarna hitam. Menurut Mealey, sebagai persiapan
ekspedisi, Wilson menghentikan kebiasaan merokok yang sudah 30 tahun dan
menerima imunisasi dari hampir semua penyakit yang pernah dikenal manusia.
“Dia melatih diri hidup di hutan rimba dan pegunungan tinggi yang dingin,” kata
Mealey. Penjelajahan Wilson dibantu beberapa ahli seperti geolog, insinyur,
botanis serta perwira polisi. Wilson membuat catatan khusus perjalanannya dalam
buku The Conquest of Cooper Mountain.
Penjelajahan Wilson dan tim berhasil memastikan cadangan bahan
tambang berharga di Erstberg. Pada masa awal ditemukan, diperkirakan adanya
cadangan 33 juta ton bijih besi dengan kandungan tembaga sebesar 2,5 persen.
Namun, Freeport masih membutuhkan izin dan kepastian investasi. Di periode itu,
Indonesia mengalami gonjang-ganjing politik, mulai dari perang perebutan
wilayah Papua Barat hingga Tragedi 1965. Freeport memproses perizinan dengan
mendapatkan bantuan dari Julius Tahija yang berperan sebagai perantara. Menurut
Mealey, Julius yang mengatur pertemuan antara pejabat Freeport dengan Menteri
Pertambangan dan Perminyakan Indonesia, Ibnu Sutowo di Amsterdam.
Selain itu, Freepot menyewa pengacara Ali Budiarjo yang pernah menjadi
Sekretaris Jenderal dan Pertahananan Direktur Pembangunan Nasional pada
1950an. Berkat bantuan Ali, Freeport menjadi perusahaan yang pertama kali
mendapatkan Kontrak Karya dengan masa 30 tahun, setelah lahirnya Undang-
Undang Penanaman Modal pada 1967. Belakangan Ali didaulat sebagai Presiden
Direktur PT Freeport Indonesia pada 1974-1986.
Eksplorasi Grasberg Pada 1980, Freeport bergabung dengan McMoran,
perusahaan eksplorasi minyak dan gas yang dipimpin James Robert Jim Bob
Moffett. Perusahaan kemudian berganti nama menjadi Freeport McMoran dengan
Freeport Indonesia sebagai anak usaha. Menurut Mealey, sejak Moffet ditunjuk
sebagai pimpinan Freeport McMoran pada 1984, dia memerintahkan seluruh
jajaran Freeport meningkatkan eksplorasi. Selain itu, cadangan Erstberg
diperkirakan habis pada 1987. Eksplorasi pertama dilakukan geolog Dave Potter
dengan meneliti Grasberg. Potter dan rekan-rekannya mengebor gunung dengan
kedalaman 200 meter pada 1985. Namun, hasil pemboran pertama itu tidak
meyakinkan. Kemudian pada 1987, Potter mendarat dengan helikopter di atas
puncak gunung dan mulai mengumpulkan contoh batuan permukaan. Hasil
analisis laboratorium menyatakan batuan mengandung emas dengan kadar yang
sangat tinggi. Moffet pun mendorong pemboran di Grasberg. Pada akhir 1980-an,
Mealey turut bergabung dengan Potter membuat beberapa lubang bor.
Dari pengalaman eksplorasi, tulis Mealey, Grasberg berbeda dengan
puncak-puncak yang mengelilinginya. Grasberg yang ketinggiannya lebih rendah,
memungkinkan pepohonan besar tumbuh, tetapi dalam kenyataannya vegetasi
yang tumbuh di atas permukaan hanyalah sejenis rumput kasar.
“Anomali vegetasi ini yang merupakan indikasi yang dicari para geolog,” tulis
Mealey.
Gambar 1.3 Kawasan Grasberg di Tembagapura, Papua. (ANTARA FOTO/M
Agung Rajasa)
Menurut Mealey, pertumbuhan pohon dan semak di Grasberg terhalang oleh tanah
yang bersifat asam, tetapi tidak menjadi masalah bagi jenis rumput kasar untuk
tumbuh. “Keasaman tanah adalah hasil proses pelindian alam terhadap mineral-
mineral sulfida yang mengandung tembaga dan emas,” kata Mealey.
Pengetahuan di atas merupakan kesimpulan yang diperoleh belakangan.
Namun, lanjut Mealey, banyak anomali vegetasi seperti itu terjadi di dunia, tetapi
tidak selalu berkaitan dengan mineralisasi komersial seperti di Grasberg.
Pemboran di Gunung Grasberg dilakukan di lima titik dimulai dari bagian
puncak. Empat lubang pertama menunjukkan kadar emas dan tembaga, namun
tidak terdapat konsentrat endapan emas. Hasil pemboran ke lima membuat
Freeport terkesima karena dari 611 meter kedalaman bor, 591 meter menembus
lapisan bijih yang mengandung kadar tembaga 1,69 persen dan kadar emas 1,77
gram per ton. “Hasil pemboran ini dianggap yang paling hebat yang pernah ada
dalam sejarah industri pertambangan,” tulis Mealey.
4. PT Vale Indonesia
PT Vale mempunyai sejarah yang membanggakan di Indonesia. Diawali
dengan ekplorasi di wilayah Sulawesi bagian timur pada tahun 1920-an. Kegiatan
eksplorasi, kajian dan pengembangan tersebut terus dilanjutkan pada periode
kemerdekaan dan selama masa kepemimpinan Presiden Soekarno.
PT Vale (yang saat itu bernama PT International Nickel Indonesia)
didirikan pada bulan Juli 1968. Kemudian di tahun tersebut PT Vale dan
Pemerintah Indonesia menandatangani Kontrak Karya (KK) yang merupakan
lisensi dari Pemerintah Indonesia untuk melakukan eksplorasi, penambangan dan
pengolahan bijih nikel. Sejak saat itu PT Vale memulai pembangunan smelter
Sorowako, Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan.
Melalui Perjanjian Perubahan dan Perpanjangan yang ditandatangani pada
bulan Januari 1996, KK tersebut telah diubah dan diperpanjang masa berlakunya
hingga 28 Desember 2025. Pada bulan Oktober 2014, PT Vale dan Pemerintah
Indonesia mencapai kesepakatan setelah renegosiasi KK dan berubahnya beberapa
ketentuan di dalamnya termasuk pelepasan areal KK menjadi seluas hampir
118.435 hektar. Ini berarti luasan areal KK telah berkurang hingga hanya 1,8%
dari luasan awal yang diberikan oleh Pemerintah Indonesia pada saat
penandatanganan KK tahun 1968 seluas 6,6 juta hektar di bagian timur dan
tenggara Sulawesi akibat serangkaian pelepasan areal KK.
BAB II
KEGIATAN PERTAMBANGAN
Kegiatan Umum
Kegiatan dalam usaha pertambangan meliputi tugas-tugas yang dilakukan
untuk mencari, mengambil bahan galian dari dalam kulit bumi, kemudian
mengolah sampai bisa bermanfaat bagi manusia. Secara garis besar, tahapan
tahapan kegiatan dalam usaha pertambangan dijelaskan dalam Gambar.
Setiap melakukan tahap-tahap kegiatan usaha pertambangan, pengusaha harus
memiliki surat keputusan pemberian Kuasa pertambangan (KP) atau Surat izin
Penambangan Daerah (SIPD) yang sesuai dengan tahap kegiatan yang dilakukan.
Tambang Terbuka
Metode penambangan terbuka dapat dikelompokkan menjadi 2 yaitu :
1. Tambang terbuka dengan ekstraksi mekanis;
2. Tambang terbuka dengan ekstraksi menggunakan air.
EKSTRAKSI MEKANIS
Open Pit
Open pit mining dicirikan dengan bentuk tambang berupa corong (kerucut
terbalik) di permukaan bumi. Pada open pit mining, tanah penutup dikupas dan
diangkut ke suatu daerah pembuangan yang tidak ada endapan ekonomis di
bawahnya. Kedua aktivitas, yaitu pengupasan dan penggalian, dilakukan pada
suatu pemuka kerja (front) yang berbentuk satu atau beberapa jenjang. Pembuatan
pemuka kerja lebih dari satu, baik pada elevasi yang sama maupun beda elevasi,
dimaksudkan untuk memastikan terjaminnya kemenerusan produksi (tidak ada
delay kerja).
Auger Mining
Metoda ini berhubungan dengan air atau cairan untuk memperoleh mineral
dari dalam bumi, baik dengan aksi hidrolik maupun dengan serangan cairan.
Masih sangat kurang pemakaiannya pada tambang terbuka. Ada 2 (dua) jenis
penambangan di dalam metoda ini yaitu placer mining dan solution mining.
Placer mining menggunakan air untuk menggali, mentransportasi dan
mengkonsentrasikan mineral-mineral berat. Solution mining adalah metoda yang
membuat cair mineral-mineral sehingga dapat ditransportasikan dengan
menggunakan air atau cairan pelarut. Placer mining terdiri dari hydraulicking dan
dredging, sedangkan solution mining terdiri dari borehole extraction dan
leaching.
Leaching pada saat ini adalah proses kombinasi, karena ditambahkan pada
ekstraksi, hal itu dilengkapi beneficiation dalam tahap awal dari pengolahan
mineral (Lastra dan Chase, 1984). Akibatnya, biaya produksi cenderung relatif
lebih rendah daripada metode penambangan konvensional. Sebagai perbandingan
(Bhappu, 1982), menunjukkan bahwa untuk tambang tembaga, biaya produksi
total yang diperkirakan untuk metoda open pit sekitar US$ 5,00– US$ 6,80/ton
sedangkan leaching insitu sekitar US$ 3,60-US$ 4,40/ton. Aplikasi dari leaching
insitu sejauh ini masih terbatas pada tembaga dan uranium, sedangkan leaching
timbunan pada emas dan perak. Studi percobaan mengindikasikan bahwa banyak
logam seperti mangan, emas-perak, aluminium, dan cobalt-nikel, adalah kandidat
utama untuk leaching insitu (Porter et. al., 1982). Leaching insitu dari lignite juga
sedang diteliti (Sadler dan Huang, 1981).
Gambar 2.8 Solution Mining: Leaching (Hartman, 1987).
TEORI AIR
Air Tanah
Air merupakan salah satu kebutuhan utama manusia, sehingga ada ilmu
pengetahuan khusus yang membahas tentang air yaitu hidrologi. Hidrologi adalah
ilmu tentang air baik di atmosfer, di permukaan bumi, dan di dalam bumi, tentang
terjadinya, perputarannya, serta pengaruhnya terhadap kehidupan yang ada di
alam ini.
Menurut Krussman dan Ridder (1970), berdasarkan kadar kedap air dari
batuan yang melingkupi akuifer terdapat beberapa jenis akuifer, yaitu: Akuifer
terkungkung (confined aquifer), akuifer setengah terkungkung (semi confined
aquifer), akuifer setengah bebas (semi unconfined aquifer), dan akuifer bebas
(unconfined aquifer). Akuifer terkungkung adalah akuifer yang lapisan atas dan
bawahnya dibatasi oleh lapisan yang kedap air. Akuifer setengah terkungkung
adalah akuifer yang lapisan di atas atau di bawahnya masih mampu meloloskan
atau dilewati air meskipun sangat kecil (lambat). Akuifer setengah bebas
merupakan peralihan antara akuifer setengah terkungkung dengan akuifer bebas.
Lapisan bawahnya yang merupakan lapisan kedap air, sedangkan lapisan atasnya
merupakan material berbutir halus, sehingga pada lapisan penutupnya masih
dimungkinkan adanya gerakan air. Akuifer bebas lapisan atasnya mempunyai
permeabilitas yang tinggi, sehingga tekanan udara di permukaan air sama dengan
atmosfer. Air tanah dari akuifer ini disebut air tanah bebas (tidak terkungkung)
dan akuifernya sendiri sering disebut water-table aquifer. Jenis-jenis akuifer
ditunjukkan pada Gambar berikut ;
Gambar 3.3 Jenis-jenis Akuifer
1. Air tanah dangkal, yaitu air tanah yang letaknya dekat permukaan bumi
diatas lapisan kedap air. Air tanah ini diambil dengan cara menggali tanah
yang lebih di kenal dengan nama sumur.
2. Air tanah dalam, yaitu air tanah yang letaknya jauh dari permukaan bumi
yang tersimpan dalam dua lapisan kedap air. Karena letaknya yang dalam,
air tanah ini memiliki tekanan yang kuat. Apabila terjadi celah yang dapat
tembus, maka akan menyembur keluar yang dinamakan dengan air artesis.
3. Air Tanah Meteorit (Vados) merupakan air tanah yang berasal dari
proses presipitasi (hujan) dari awan yang mengalami kondensasi
bercampur debu meteorit.
4. Air Tanah Baru (Juvenil) merupakan air tanah yang terbentuk dari dalam
bumi karena intrusi magma. air tanah juvenil ditemukan dalam bentuk air
panas (geyser).
5. Air Konat merupakan air tanah yang terjebak pada lapisan batuan purba
sehingga sering copypaste dari fuat cepat disebut fosil water.
Proses pembentukan
Air tanah terbentuk berasal dari air hujan dan air permukan , yang meresap
(infiltrate) mula-mula ke zona tak jenuh (zone of aeration) dan kemudian meresap
makin dalam (percolate) hingga mencapai zona jenuh air dan menjadi air tanah.
Air tanah merupakan air yang berada di bawah permukaan tanah dan
terletak pada zona jenuh air. Air tanah berasal dari permukaan tanah, misalkan
hujan, sungai, danau. Dan dari dalam bumi sendiri diamana air tersebut terjadi
bersama-sama dengan batuannya, misalkan pada waktu terjadinya batuan endapan
terdapat air yang terjebak oleh batuan endapan tersebut. Contohnya: air fosil yang
biasanya asin air volkanik – panas dan mengandung sulfur.
Air tanah adalah semua air yang terdapat di bawah permukaan tanah pada
lajur/zona jenuh air (zone of saturation). Air tanah terbentuk berasal dari air hujan
dan air permukan , yang meresap (infiltrate) mula-mula ke zona tak jenuh (zone of
aeration) dan kemudian meresap makin dalam (percolate) hingga mencapai zona
jenuh air dan menjadi air tanah.
Air tanah adalah salah satu faset dalam daur hidrologi , yakni suatu
peristiwa yang selalu berulang dari urutan tahap yang dilalui air dari atmosfer ke
bumi dan kembali ke atmosfer; penguapan dari darat atau laut atau air pedalaman,
pengembunan membentuk awan, pencurahan, pelonggokan dalam tanih atau
badan air dan penguapan kembali (Kamus Hidrologi, 1987). Dari daur hidrologi
tersebut dapat dipahami bahwa air tanah berinteraksi dengan air permukaan serta
komponen-komponen lain yang terlibat dalam daur hidrologi termasuk bentuk
topografi, jenis batuan penutup, penggunaan lahan, tetumbuhan penutup, serta
manusia yang berada di permiukaan. Air yang meresap kedalam tanah akan
mengalir mengikuti gaya gravitasi bumi.
Akibat adanya gaya adhesi butiran tanah pada zona tidak jenuh air,
menyebabkan poripori tanah terisi air dan udara dalam jumlah yang berbeda-beda.
Setelah hujan, air bergerak kebawah melalui zona tidak jenuh air. Sejumlah air
beredar didalam tanah dan ditahan oleh gaya-gaya kapiler pada pori-pori yang
kecil atau tarikan molekuler di sekeliling partikel-partikel tanah. Bila kapasitas
retensi dari tanah telah habis, air akan bergerak kebawah kedalam daerah dimana
pori-pori tanah atau batuan terisi air.
Air di dalam zona jenuh air ini disebut Air Bawah Tanah. enambahan
volume air akan berhenti seiring dengan berhentinya hujan. Air yang tersimpan di
bawah tanah itu disebut air tanah. Sementara air yang tidak bisa diserap dan
berada di permukaan tanah disebut air permukaan. Permukaan air tanah
disebut water table, sementara lapisan tanah yang terisi air tanah disebut zona
saturasi air.
Disamping air tanah bergerak dari atas ke bawah, air tanah juga bergerak
dari bawah ke atas (gaya kapiler). Air bergerak horisontal pada dasarnya
mengikuti hukum hidrolika, air bergerak horisontal karena adanya perbedaan
gradien hidrolik. Gerakan air tanah mengikuti hukum Darcy yang berbunyi
“volume air tanah yang melalui batuan berbanding lurus dengan tekanan dan
berbanding terbalik dengan tebal lapisan”.
1. Faktor alami Artinya, bahwa unsur-unsur kimia yang ada dalam air
tanahterjadi karena adanya interaksi antara air tanah yang bersifat
pelarut unsur kimia yang ada dalam batuan penyimpan air tanah
(akuifer).
Faktor alami yang laian adalah keadaan lingkungan terbentuknya
akuifer, misalnya pada dearah lingkungan pantai cenderung akan
menghasilkan kandungan ion klorida yang lebih besar dibandingkan di
daerah yang jauh dari pantai.
Faktor lain adalah masuknya unsur-unsur kimia sejak awal ketika
berupa air hujan. Air hujan banyak meangkap terutama unsur oksigen,
karbon, hydrogen, nitrogen klorida, menjadi air tanah bereaksi dengan
batuan permukaan membentuk terutama unsure kalsium, natrium,
magnesium, bikarbonat, sulfat dan klorit.
2. Faktor non alami Artinya bahwa masuknya unsur kimia tertentu
kedalam air tanah disebabkan karena ada kaitannya demgan kegiatan
manusia, misalnya pada daerah-daerah pertanian yang sering
menggunakan pupuk atau pestisida dengan kadar tinggi kemungkinan
dapat mencemari air tanahnya. Pupuk umumnya mengandung unsur
utama berupa nitrogen, fosfor dan kalium, sedangkan pestisida antara
lian mengandung diasenon, endrin, linden, metoksiktor, tosapen,
propasin, dll. Disamping kegiatan untuk pertanian, kegiatan industry
dan rumah tangga dapat memperburuk kualitas air tanah. Limbah
industri umumnya menghasilkan logam-logam berat yang sangat
berbahaya bagi manusia walaupun dalam jumlah yan sedikit
Air Permukaan
Air permukaan adalah air yang mengalir di permukaan bumi. Pada
umumnya air permukaan ini akan mengalami penurunan kualitas selama
pengalirannya, misalnya oleh lumpur, batang-batang kayu, daun-daun, limbah
industri kota dan sebagainnya. Macam-macam air permukaan yaitu air rawa/danau
dan air sungai.
Air permukaan (water surface) sangat potensial untuk kepentingan
kehidupan. Potensi sumber daya air sangat tergantung/berhubungan erat dengan
kebutuhan, misalnya untuk air minum tentu dituntut kriteria kualitas yang
memenuhi syarat kesehatan dan sebagainya. Untuk memenuhi kepentingan dalam
berbagai hal akan membutuhkan tenaga, energi, dan biaya, sehingga dapat
menghasilkan manfaat dan nilai potensinya. Pemanfaatan sumber daya air antara
lain untuk irigasi, pembangkit tenaga air, air baku, penggelontoran, lalu lintas air,
rekreasi, dan perikanan. Konservasi tanah dan air di daerah aliran sungai perlu
dilakukan untuk perbaikan lahan dan hidro orologis di daerah aliran sungai. Usaha
ini dilakukan dengan perbaikan atau penataan penggunaan lahan sesuai dengan
kemampuan untuk menekan terkelupasnya lapisan tanah bagian atas dan
mengoptimalkan fungsi DAS sebagai daerah resapan. Untuk perubahan sungai
yang tidak terkendali dan sedimentasi waduk agar tetap stabil dan tetap berfungsi
sebagaimana yang telah direncanakan perlu adanya antisipasi penanggulangan
tersebut antara lain :
Setelah mengalami suatu pengotoran, pada suatu saat air permukaan itu
akan mengalami suatu proses pembersihan sendiri. Udara yang mengandung
oksigen atau gas O2 akan membantu mengalami proses pembusukan yang terjadi
pada air permukaan yang telah mengalami pengotoran, karena selama dalam
perjalanan O2 akan meresap ke dalam air permukaan.
1. Sungai
Sungai adalah aliran air tawar dari sumber di daratan yang bermuara ke
danau, laut, atau tempat lain yang lebih besar. Air sungai berasal dari hujan yang
berlebihan serta tidak diserap lagi oleh tanah atau tumbuhan. Aliran sungai
umumnya berposisi miring sehingga mengakibatkan pengikisan dan pengendapan
seiring dengan aliran airnya. Bila derajat kemiringannya sudah ekstrem, maka
akan mengakibatkan erosi dan penurunan tanah. Pembagian sungai sebagai
berikut
Berdasarkan pembentuknya, sungai dapat dibedakan menjadi :
a. Sungai Hujan, yakni sungai dengan sumber air berasal dari air hujan yang
volumenya berlebih dan tidak diserap tanah atau pun tumbuhan.
b. Sungai Gletser, yaitu sungai yang sumbernya berasal dari salju yang telah
mencair. Lapisan gletser bergerak menuruni pegunungan es, karenanya
banyak terdapat pada daerah beriklim dingin di sekitar kutub.
c. Sungai Campuran, yakni sungai yang sumbernya adalah air hujan dan
gletser. Banyak dijumpai di daerah beriklim sedang.
d. Sungai Periodik, adalah sungai dengan aliran air yang bergantung pada
musim. Bila musim penghujan maka alirannya deras, namun mengering
pada musim kemarau.
Keterangan :
C = Konsekuaen ,O = Obsekuen, S = Subsekuen, R = Resekuen
Gambar 3.6 Aliran Sungai
2. Danau
Danau dalah genangan air yang tertampung oleh cekungan bumi dengan
volume yang besar. Air danau dapat bersumber dari aliran sungai, hujan, atau
mata air yang memancar dari dalam tanah. Selain itu, danau juga dapat dibentuk
oleh manusia dengan cara membendung aliran air atau sungai. Danau bendungan
ini biasanya disebut bendungan atau waduk.
Danau dibedakan menjadi 5 (lima) macam, yaitu:
Danau vulkanik, yaitu danau yang terjadi karena letusan gunung api;
Danau tektonik, yaitu danau yang terjadi karena air yang mengisi bekas
terjadinya gerakan kulit bumi (dislokasi);
Danau tektovulkanik, yaitu danau yang terjadi karena letusan gunung api
sekaligus pergeseran kulit bumi;
Danau buatan, yaitu danau yang sengaja dibuat untuk kepentingan
kehidupan manusia dengan cara membendung sebuah sungai.
Gambar 3.7 Danau
3. Rawa
Rawa adalah daratan yang rendah dan digenangi oleh air yang umumnya
terdapat di daerah dataran rendah atau sepanjang tepi pantai. Oleh karena itu, ada
pula daerah rawa yang dipengaruhi oleh pasang surutnya air laut. Daerah tersebut
dinamakan daerah pasang surut karena pada saat air laut pasang, tanah rawa
terendam air dan ketika surut sebagian rawa tetap tergenangi air. Pada rawa masih
terdapat ciri-ciri kehidupan darat.
PENYALIRAN TAMBANG
Teori Penyaliran
Terdapat dua cara pengendalian air tambang yang sudah terlanjur masuk
ke dalam front penambangan yaitu dengan sistem kolam terbuka (sump) atau
membuat paritan dan adit. Sistem penyaliran dengan membuat kolam terbuka dan
paritan biasanya ideal diterapkan pada tambang open cast atau kuari, karena dapat
memanfaatkan gravitasi untuk mengalirkan air dari bagian lokasi yang lebih tinggi
ke lokasi yang lebih rendah. Pompa yang digunakan pada sistem ini lebih efektif
dan hemat.
c) Sistem Adit
Penyaliran dengan sistem adit cocok diterapkan pada
tambangOpen Pit yang cukup dalam, tetapi terdapat suatu lembah yang
memungkinkan dibuatnya sumuran (Shaff). Sumuran ini berfungsi
sebagai jalan keluarnya aliran-aliran air melalui beberapa adit dari
dalam tambang. Aliran air akhirnya keluar melalui Lembah.
Tambang Terbuka
Perencanaan Sump
3. Saluran Terbuka
Bentuk penapang saluran yang paling sering digunakan dan umum
adalah bentuk trapesium, sebab mudah dalam pembuatannya, murah,
efisien, mudah dalam perawatannya, dan stabilitas kemiringan lerengnya
dapat disesuaikan dengan keadaan daerahnya.
Setelah diketahui luas penampang bisa ditentukan jari-jari hidrolis
dengan Rumus Manning. Untuk bentuk saluran yang akan dibuat ada
beberapa macam bentuk dengan perhitungan geometrinya sebagai berikut :
b + 2h
b y - b.y (b. y)/ (b+2y)
1:1 → x : h
b+2y
b + 2x y 1:1,5→x=1,5y (b+x)y 2
(b+x)y/(b+2y(t+x2)1/2
(1+x )
1:2→x=2y
лD (1-
Ф=cos-1((d- Ф/180)+
2(d- Л.D(1- (лD(1-Ф/180)+4(d-
d 0,5D)/0.5D) (d-
0,5D)tgФ Ф/180) 0,5D)ztgФ)/4лD(1-
0,5D) tgФ
2
Ф/180)
Tabel 6.2 Kemiringan dinding saluran yang sesuai untuk berbagai jenis bahan
Keterangan:
Q = Debit air limpasan maksimum (m3/detik)
C = Koefisien limpasan (Tabel 3.7)
I = Intensitas curah hujan (mm/jam)
A = Luas daerah tangkapan hujan (km2)
3. Pertimbangan ekonomi
Pertimbangan ini menyangkut masalah biaya, baik biaya investasi
untuk pembangunan instalasi maupun biaya operasi dan pemeliharaannya.
4. Julang total pompa
Julang total pompa yang harus disediakan untuk mengalirkan
jumlah air seperti direncanakan, dapat ditentukan dari kondisi instalasi
yang akan dilayani oleh pompa. Head (julang) adalah energi yang
diperlukan untuk mengalirkan sejumlah air pada kondisi tertentu. Semakin
besar debit air yang dipompa, maka head pompa juga akan semakin besar.
Head total pompa ditentukan dari kondisi instalasi yang akan dilayani oleh
pompa tersebut Julang total pompa dapat ditulis sebagai berikut :
Ht=hc+ hv+hf+ hI
Keterangan :
Ht = Julang total pompa (m)
hc = Julang statis total (m)
hv = Velocity head (m)
hf = Julang gesek (m)
hI = Jumlah belokan (m)
hc = h2 – h1
Dimana :
h2 = Elevasi air keluar
h1 = Elevasi air masuk
hv = ( v ×g )
Dimana :
v = Kecepatan air yang melalui pompa (m/detik)
g = Gaya gravitasi (m/detik)
Keterangan :
v = Kecepatan rata-rata aliran didalam pipa (m/dtk)
C,p,q = Koefisien-koefisien
R = Jari-jari hidrolik (m)
S = Gradien hidrolik
hf = Julang kerugian gesek dalam pipa (m)
λ = Koefisien kerugian gesek
g = Percepatan gravitas (ms-2)
L = Panjang pipa (m)
D = Diameter pipa (m)
Settling Pond
Berfungsi sebagai tempat menampung air tambang sekaligus untuk
mengendapkan partikel-partikel padatan yang ikut bersama air dari lokasi
penambangan, kolam pengendapan ini dibuat dari lokasi terendah dari suatu
daerah penambangan, sehingga air akan masuk ke settling pond secara alami dan
selanjutnya dialirkan ke sungai melalui saluran pembuangan.
Dengan adanya settling pond, diharapkan air yang keluar dari daerah
penambangan sudah bersih dari partikel padatan sehingga tidak menimbulkan
kekeruhan pada sungai atau laut sebagai tempat pembuangan akhir. Selain itu juga
tidak menimbulkan pendangkalan sungai akibat dari partikel padatan yang
terbawa bersama air.
Bentuk settling pond biasanya hanya digambarkan secara sederhana, yaitu
berupa kolam berbentuk empat persegi panjang, tetapi sebenarnya dapat
bermacam-macam bentuk disesuaikan dengan keperluan dan keadaan
lapangannya. Walaupun bentuknya dapat bermacam-macam, namun pada
setiap settling pond akan selalu ada 4 zona penting yang terbentuk karena proses
pengendapan material padatan. Keempat zona tersebut adalah :
a) Zona masukan (inlet)
Merupakan tempat masuknya air lumpur kedalam settling
pond dengan anggapan campuran padatan-cairan yang masuk terdistribusi
secara seragam.
Keterangan:
A = Luas settling pond (m2)
Qtotal = Debit air yang masuk settling pond (m3/detik)
V = Kecepatan pengendapan (m/dtk)
Vh = QtotalA
Th = PVh (detik)