Anda di halaman 1dari 11

BAB VI

REKLAMASI

Industri pertambangan adalah suatu industri yang menggali dan mengolah


sumber daya alam yang bersifat tidak dapat diperbaharui (non renewable). Pada
suatu saat industri pertambangan akan berakhir atau ditutup dan pasti akan
meninggalkan kondisi lingkungan yang rusak akibat penggalian bahan tambang,
sehingga sangatlah penting merencanakan kegiatan reklamasi agar tidak
memberikan dampak buruk bagi lingkungan.
Reklamasi adalah kegiatan-kegiatan yang bertujuan memperbaiki atau
menata kegunaan lahan yang terganggu akibat kegiatan usaha pertambangan
umum, agar dapat berfungsi dan berdaya guna sesuai dengan peruntukanya. Usaha
ini harus dilakukan setiap pengusaha (pengusaha pertambangan) sesuai peraturan
pemerintah yang berlaku. Dalam pelaksanaannya ada beberapa kesulitan untuk
reklamasi daerah bekas tambang apabila tanpa perencanaan pengelolaan yang
baik. Kesulitan tersebut antara lain :
1. Tidak dilakukannya pengamatan terhadap tanah humus sehingga dalam
pelaksanaannya banyak tanah humus yang terbuang.
2. Tidak dilakukannya dengan tuntas sehingga terdapat bekas daerah
tambang yang dibiarkan terbuka untuk beberapa lama karena ada sebagian
tanah galian masih tersisa.
3. Kesulitan penentuan lokasi penimbunan tanah penutup. Beberapa faktor
penting yang saling mempengaruhi lingkungan dari kegiatan
pertambangan antara lain penerapan teknologi pertambangan. Kegiatan
faktor ini saling berpengaruh bukan hanya pada lingkungan diluar
pertambangan dimana daya dukung menjadi berkurang, akan tetapi
kegiatan penambangan akan mengalami hambatan dalam kelancaran
operasinya.

97
5.1 Metode Reklamasi Pasca Tambang

Kegiatan reklamasi yang diaksanakan tergantung dari bentuk morfologi


daerah tambang dan tujuan reklamasi yang direncanakan. Cara penanaman dan
jenis tanaman yang akan ditanam juga tergantung tersedianya lapisan tanah pucuk
dan dari hasil analisis lapisan penutup yang ada. Berikut salah satu contoh
reklamasi pasca tambang PT Semen Indonesia ;

1. Analisis
Kondisi Daerah Penelitian
Lokasi penelitian area penambangan tanah liat di kuari Tlogowaru sebelum
ditambang merupakan lahan persawahan dan tegalan yang ditanami pohon jagung.
Umumnya milik masyarakat yang kemudian dibeli oleh PT. Semen Indonesia
(Persero) Tbk. Sehingga ketika proses penambangan selesai diharapkan
kondisinya bisa kembali seperti semula atau dapat dimanfaatkan untuk kegiatan
perekonomian penduduk. Cekungan yang terjadi akibat proses penambangan yang
biasanya disebut kolam, tidak akan ditimbun kembali dengan material timbunan,
akan tetapi diremodel menjadi kolam resapan dengan ketentuan berada dibawah
level 6mdpl dan akan dibuat hutan atau ditanami diatas level tersebut.

Penataan Lapisan Penutup (Overburden)


Pada penambangan tanah liat di kuari Tlogowaru PT. Semen Indonesia (Persero)
Tbk. tidak akan melakukan kegiatan atau pekerjaan untuk mengisi kembali lubang
bekas bukaan tambang dengan bekas material lapisan penutup maupun melakukan
penataan permukaan tanah. Upaya yang dilakukan agar lahan bekas tambang
memenuhi syarat sebagai media pertumbuhan tanaman adalah dengan melakukan
penebaran tanah pucuk (top soil spreading) dengan beberapa metode penataan
tanah pucuk dan melakukan ameleorasi tanah dengan menggunakan bahan
organik dan pemupukan.

98
Metode Penataan Tanah Pucuk (Top Soil)
Kegiatan reklamasi yang diaksanakan tergantung dari bentuk morfologi daerah
tambang dan tujuan reklamasi yang direncanakan. Cara penanaman dan jenis
tanaman yang akan ditanam juga tergantung tersedianya lapisan tanah pucuk dan
dari hasil analisis lapisan penutup yang ada.
 Membuat Tumpukan Tanah (Sistem Guludan)
Cara ini dilakukan dengan membuat lapisan tanah pucuk menjadi
tumpukan-tumpukan yang mempunyai ketinggian dan jarak tertentu.
Metode penataan tanah pucuk dengan sistem guludan ini memiliki
kelebihan yaitu lebih efisisen untuk memanfaatkan lahan dengan maksimal
karena dapat ditanami berbagai jenis tanaman. Pada tumpukan tanah itu
sendiri dapat ditanami dengan tanaman yang telah ditentukan untuk
program reklamasi, kemudian pada spasi jarak antar guludan juga dapat
ditanami dengan tanaman kombinasi lain.

 Membuat sistem lubang tanam (Sistem pot)


Sistem lubang tanam atau sistem pot dilakukan dengan cara
membuat lubang-lubang untuk menempatkan lapisan tanah pucuknya.
Dengan dimensi lubang sesuai ketentuan perusahaan, untuk pengisian
tanah pucuk nantinya disesuaikan dengan dimensi lubang yang dibuat
tersebut. Kedalaman lubang juga disesuaikan pada jenis tanaman serta
tinggi minimal bibit yang akan ditanam sehingga dapat menghindari
kemungkinan tanaman rubuh atau tercabut karena lubang tidak sesuai
dengan tinggi tanaman.

 Penelitian Sifat Kimia lapisan tanah pucuk


Penelitian sifat kimia lapisan tanah pucuk ini meliputi pH tanah
maupun kandungan unsur tanahnya. Agar tanaman yang akan ditanam
dapat tumbuh dengan baik, dikarenakan jenis tanaman cocok atau sesuai
dengan sifat tumbuh tanaman terhadap lahan yang akan ditanami.

99
Penataan LubangBekas Penambangan
Karena PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk. Tidak berencana menutup kembali
lubang bukaan dengan lapisan tanah penutup. Maka penataan lubang bekas
penambangan dilakukan dengan dua cara, yaitu diremodel menjadi kolam resapan
dan kolam karambah pembudidayaan ikan.

Pemilihan Tanaman Revegetasi


Jenis tanaman yang digunakan dalam kegiatan revegetasi adalah tanaman
kombinasi tanaman keras dan tanaman buah. Tanaman keras yaitu trembesi dan
tanaman buah yaitu sukun, nangka, dan mangga. Tanaman keras ditanam di
sepanjang jalan tambang dan tanaman buah ditanam di jenjang yang tidak
tergenang air serta pada lahan reklamasi yang tersedia. Tanaman dipilih
berdasarkan kesesuaian syarat tumbuh tanaman terhadap kondisi lahan di lokasi
penelitian.

2. Pembahasan
Upaya Penataan Lapisan Penutup (Overburden)
Upaya-upaya penataan tanah penutupyang dimaksud meliputi kegiatan yang
dilakukan yaitu aktifitas penaburan tanah pucuk di jenjang dan di lahan bekas
penambangan. Tidak ada pekerjaan untuk melakukan penataan permukaan tanah,
meningkatkan kestabilan lereng karena lereng sudah didesain dan diawasi
dengan ketat pada saat produksi. Pekerjaan yang dilakukan adalah pengguguran
batuan yang menggantung jika ada untuk kestabilan jangka
panjang.

Pemilihan Metode Penataan Tanah Pucuk (Top


Soil)
 Penataan Tanah Pucuk dengan Sistem Guludan pada Lahan Reklamasi
Metode penataan tanah pucuk dengan menggunakan sistem
guludan untuk penanaman pada lahan reklamasi dilakukan pada lahan

100
reklamasi non jenjang, yaitu di sekitar pit yang ketinggiannya diatas 6
mdpl. Dengan dimensi guludan sebagai berikut :
p = 500 m t = 0,5 m
l = 1,0 m a = 0,20 m
Lahan reklamasi yang tersedia yang akan diisi top soil dengan jarak lebar
antar guludan adalah 1,5 m.

 Penataan Tanah Pucuk dengan Sistem Pot pada Jenjang


Metode penataan tanah pucuk untuk penanaman pada jenjang
dipilih menggunakan sistem pot. Dengan dimensi setiap lubang tanam
yang terdapat pada jenjang yang akan diisi top soil adalah 30 cm x 30 cm
x 30 cm dengan jarak tiap pot/lubang tanam adalah 3 x 3 meter.
 Waktu Penataan Tanah Pucuk (Top Soil)
Penataan tanah pucuk dalam penelitian ini dihitung dengan tenaga
manusia. Dengan shift kerja 8 jam/hari dan jumlah pekerja 10 orang tiap
kelompok. Maka dari perhitungan ini dimaksudkan agar dapat diketahui
berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk proses pembuatan lubang dan
penanaman pada area yang telah ditentukan.

Pemilihan Jenis Tanaman dan Pelaksanaan Revegetasi


Pemilihan jenis tanaman PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk. berkewajiban untuk
menata dan menanam kembali atas lahan yang dimiliki tersebut lahan hutan
produktif. Sebelum pelaksanaan revegetasi terlebih dahulu perlu memperhatikan
hal – hal dalam memilih jenis tumbuhan, selain dipilih jenis tanaman lokal
(sebelum dilakukan kegiatan penambangan) yang sesuai dengan iklim dan
kondisi, tetapi perlu juga dipilih dan dicoba jenis tanaman lain yang dapat
berproduksi dan sesuai dengan jenis atau kondisi tanah, baik itu unsur-unsur hara
dalam tanah maupun pH tanah. Setelah dilakukan pemilihan jenis tumbuhan yang
sesuai, kemudian dilakukan cara penanaman kembali pada lahan bekas
penambangan.

101
Pemeliharaan Pasca Penambangan
 Pemeliharaan Lereng (Jenjang)
Berdasarkan analisis kemantapan lerang, dimensi lereng yang
digunakan menunjukan bahwa lereng akhir penambangan dalam kondisi
yang stabil. Pemeliharaan lereng lebih didominasi dengan penanaman
pohon di jenjang akhir penambangan sebagai bentuk upaya dari revegetasi
serta mengambil atau mengeruk batuan di jenjang yang menggantung jika
ada.
 Pemeliharaan Tanaman Revegetasi
Pemeliharaan tanaman revegetasi bertujuan untuk menjaga semua
tanaman yang direvegetasi tumbuh baik dan sehat. Selain itu,
pemeliharaan ini menjaga semua jenis tumbuhan yang ditanam agar tidak
mengalami gangguan atau kerusakan baik yang disebabkan oleh kegiatan
manusia ataupun sebagai akibat dari kegiatan hama dan penyakit yang
dapat menyerang tanamanan.
 Pemeliharaan Lubang Bekas Penambangan
Pemeliharaan terhadap lubang bekas penambangan bertujuan untuk
mencegah banjir atau meluapnya air ke permukaan karena seluruh lubang
bekas penambangan dimanfaatkan sebagai kolam resapan dan kolam
karambah ikan. Upaya yang dilakukan yaitu dengan cara melakukan
pemantauan terhadap jenjang, saluran air di sekeliling lubangdan tanggul
penahan air.

Pengaruh Pemilihan Tanaman Revegetasi Terhadap Kriteria Keberhasilan


Reklamasi
Reklamasi dinilai berhasil apabila telah memenuhi kriteria keberhasilan reklamasi
yang ditetapkan. Dalam hal ini untuk kegiatan revegetasi perlu memperhatikan
antara jenis tanaman yang dipilih dan syarat tumbuh tanaman dengan kondisi
lahan, agar kriteria keberhasilan reklamasi dapat tercapai. Apabila pemilihan
tanaman tepat dan sesuai terhadap kondisi lahan yang akan direklamasi, maka :

102
a. Tanaman dapat tumbuh dengan baik
b. Persentase tumbuh tanaman yang diinginkan tercapai
c. Jumlah tanaman tiap Hektar memenuhi target
d. Kombinasi jenis tanaman sesuai serta kesehatan tanaman baik.
Jika hal tersebut terlaksana maka keberhasilan reklamasi pada aspek revegetasi
dapat dikatakan berhasil karena telah sesuai dengan kriteria keberhasilan
reklamasi yang ditetapkan.

5.2 Alat Yang Di Gunakan

1. Excavator Backhoe

Gambar 5.1 excavator backhoe

Excavator, backhoe atau shovel adalah suatu alat berat yang diperuntukkan
memindahkan suatu material, sehingga dapat meringankan pekerjaan yang berat
apabila dilakukan dengan tenaga manusia.Dan juga untuk mempercepat waktu
pengerjaan sehingga dapat menghemat waktu.

103
Excavator sering digunakan untuk :

 Menggali parit, lubang, pondasi


 Penghancuran gedung
 Perataan permukaan tanah
 Mengangkat dan memindahkan material
 Mengeruk sungai
 Pertambangan

Beberapa bidang industri yang sering menggunakan Excavator antara lain


Konstruksi, Pertambangan, dan Infrastruktur.

2. Dump Truck

Gambar 5.2 dump truk

Dump Truck merupakan alat yang digunakan untuk memindahkan


material hasil galian dari lokasi quary ke lokasi proyek. Alat tersebut biasanya
digunakan untuk mengangkut material lepas (loose material) baik berupa pasir,
gravel/kerikil, tanah, dan material mineral/batubara yang digunakan di dunia
konstruksi dan pertambangan.

104
Secara umum Dump truck (dump truk) adalah alat yang isinya dapat
dikosongkan tanpa penanganan. Dump truk biasa digunakan untuk mengangkut
barang semacam pasir, kerikil atau tanah untuk keperluan konstruksi. dump truk
dilengkapi dengan bak terbuka yang dioperasikan dengan bantuan hidrolik, bagian
depan dari bak itu bisa diangkat keatas sehingga memungkinkan material yang
diangkut bisa melorot turun ke tempat yang diinginkan.

Bagian-bagian Dump Truck

1. Dump Body
2. Rock Ejector
3. Final Drive
4. Oil retarder Tank
5. Steering & Hois tank
6. Front Wheel
7. Turn Signal lamp
8. Head lamp
9. Radiator
10. Canopy Spill Guard

Penggunaan dump truck tidak terbatas untuk mengangkut bahan hanya


diperlukan di lokasi konstruksi, namun truk ini juga digunakan untuk berbagai
keperluan lain seperti membawa alat-alat berat atau hal-hal lain yang dibutuhkan
oleh perusahaan konstruksi. Tanpa truk itu akan menjadi mustahil untuk industri
konstruksi untuk tumbuh.
Selain dari industri konstruksi Anda juga dapat menemukan penggunaan
dump truck untuk berbagai keperluan lain seperti membuang limbah industri,
sampah dumping dan sebagainya. Berikut manfaat lain adalah bahwa di
sekitarnya tetap bersih dan akhirnya hasil dalam perlindungan lingkungan. Truk
ini dikatakan menjadi kusir untuk pembuangan limbah.

105
3. Bulldozer

Gambar 5.3 bulldozer

Bulldozer adalah jenis peralatan konstruksi (biasa disebut alat berat atau
construction equipment) bertipe traktor menggunakan Track/ rantai serta
dilengkapi dengan pisau (dikenal dengan blade) yang terletak di depan. Bulldozer
diaplikasikan untuk pekerjaan menggali, mendorong dan menarik material (tanah,
pasir, dsb). Istilah bulldozer sering kali digunakan untuk menggambarkan semua
tipe alat berat (Eksavator, Loader, dsb) meskipun istilah ini tepatnya hanya
menunjuk ke traktor berantai yang dilengkapi dengan blade.

Selain blade sebagai perlengkapan standar Bulldozer, pada sisi belakang


Bulldozer bisa dipasang perlengkapan tambahan berupa :

 Ripper untuk membongkar material yang tidak dapat digali menggunakan


blade, biasanya untuk pekerjaan pembuatan jalan atau pertambangan.
 Winch untuk menarik material, sering digunakan pada pekerjaan
pengeluaran kayu di hutan.

106
Umumnya bulldozer banyak digunakan di pekerjaan pertambangan,
terutama untuk pertambangan batubara. Bulldozer ini digunakan untuk meratakan
tanah, menggali dan menumbangkan pohon saat proses land clearing.

Unit yang banyak di pakai di dunia pertambangan adalah unit yang


diproduksi oleh pabrikan asal jepang yang bernama KOMATSU, unit komatsu
banyak tersebar hampir di semua pertambangan batubara di indonesia.

107

Anda mungkin juga menyukai