REKLAMASI
97
5.1 Metode Reklamasi Pasca Tambang
1. Analisis
Kondisi Daerah Penelitian
Lokasi penelitian area penambangan tanah liat di kuari Tlogowaru sebelum
ditambang merupakan lahan persawahan dan tegalan yang ditanami pohon jagung.
Umumnya milik masyarakat yang kemudian dibeli oleh PT. Semen Indonesia
(Persero) Tbk. Sehingga ketika proses penambangan selesai diharapkan
kondisinya bisa kembali seperti semula atau dapat dimanfaatkan untuk kegiatan
perekonomian penduduk. Cekungan yang terjadi akibat proses penambangan yang
biasanya disebut kolam, tidak akan ditimbun kembali dengan material timbunan,
akan tetapi diremodel menjadi kolam resapan dengan ketentuan berada dibawah
level 6mdpl dan akan dibuat hutan atau ditanami diatas level tersebut.
98
Metode Penataan Tanah Pucuk (Top Soil)
Kegiatan reklamasi yang diaksanakan tergantung dari bentuk morfologi daerah
tambang dan tujuan reklamasi yang direncanakan. Cara penanaman dan jenis
tanaman yang akan ditanam juga tergantung tersedianya lapisan tanah pucuk dan
dari hasil analisis lapisan penutup yang ada.
Membuat Tumpukan Tanah (Sistem Guludan)
Cara ini dilakukan dengan membuat lapisan tanah pucuk menjadi
tumpukan-tumpukan yang mempunyai ketinggian dan jarak tertentu.
Metode penataan tanah pucuk dengan sistem guludan ini memiliki
kelebihan yaitu lebih efisisen untuk memanfaatkan lahan dengan maksimal
karena dapat ditanami berbagai jenis tanaman. Pada tumpukan tanah itu
sendiri dapat ditanami dengan tanaman yang telah ditentukan untuk
program reklamasi, kemudian pada spasi jarak antar guludan juga dapat
ditanami dengan tanaman kombinasi lain.
99
Penataan LubangBekas Penambangan
Karena PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk. Tidak berencana menutup kembali
lubang bukaan dengan lapisan tanah penutup. Maka penataan lubang bekas
penambangan dilakukan dengan dua cara, yaitu diremodel menjadi kolam resapan
dan kolam karambah pembudidayaan ikan.
2. Pembahasan
Upaya Penataan Lapisan Penutup (Overburden)
Upaya-upaya penataan tanah penutupyang dimaksud meliputi kegiatan yang
dilakukan yaitu aktifitas penaburan tanah pucuk di jenjang dan di lahan bekas
penambangan. Tidak ada pekerjaan untuk melakukan penataan permukaan tanah,
meningkatkan kestabilan lereng karena lereng sudah didesain dan diawasi
dengan ketat pada saat produksi. Pekerjaan yang dilakukan adalah pengguguran
batuan yang menggantung jika ada untuk kestabilan jangka
panjang.
100
reklamasi non jenjang, yaitu di sekitar pit yang ketinggiannya diatas 6
mdpl. Dengan dimensi guludan sebagai berikut :
p = 500 m t = 0,5 m
l = 1,0 m a = 0,20 m
Lahan reklamasi yang tersedia yang akan diisi top soil dengan jarak lebar
antar guludan adalah 1,5 m.
101
Pemeliharaan Pasca Penambangan
Pemeliharaan Lereng (Jenjang)
Berdasarkan analisis kemantapan lerang, dimensi lereng yang
digunakan menunjukan bahwa lereng akhir penambangan dalam kondisi
yang stabil. Pemeliharaan lereng lebih didominasi dengan penanaman
pohon di jenjang akhir penambangan sebagai bentuk upaya dari revegetasi
serta mengambil atau mengeruk batuan di jenjang yang menggantung jika
ada.
Pemeliharaan Tanaman Revegetasi
Pemeliharaan tanaman revegetasi bertujuan untuk menjaga semua
tanaman yang direvegetasi tumbuh baik dan sehat. Selain itu,
pemeliharaan ini menjaga semua jenis tumbuhan yang ditanam agar tidak
mengalami gangguan atau kerusakan baik yang disebabkan oleh kegiatan
manusia ataupun sebagai akibat dari kegiatan hama dan penyakit yang
dapat menyerang tanamanan.
Pemeliharaan Lubang Bekas Penambangan
Pemeliharaan terhadap lubang bekas penambangan bertujuan untuk
mencegah banjir atau meluapnya air ke permukaan karena seluruh lubang
bekas penambangan dimanfaatkan sebagai kolam resapan dan kolam
karambah ikan. Upaya yang dilakukan yaitu dengan cara melakukan
pemantauan terhadap jenjang, saluran air di sekeliling lubangdan tanggul
penahan air.
102
a. Tanaman dapat tumbuh dengan baik
b. Persentase tumbuh tanaman yang diinginkan tercapai
c. Jumlah tanaman tiap Hektar memenuhi target
d. Kombinasi jenis tanaman sesuai serta kesehatan tanaman baik.
Jika hal tersebut terlaksana maka keberhasilan reklamasi pada aspek revegetasi
dapat dikatakan berhasil karena telah sesuai dengan kriteria keberhasilan
reklamasi yang ditetapkan.
1. Excavator Backhoe
Excavator, backhoe atau shovel adalah suatu alat berat yang diperuntukkan
memindahkan suatu material, sehingga dapat meringankan pekerjaan yang berat
apabila dilakukan dengan tenaga manusia.Dan juga untuk mempercepat waktu
pengerjaan sehingga dapat menghemat waktu.
103
Excavator sering digunakan untuk :
2. Dump Truck
104
Secara umum Dump truck (dump truk) adalah alat yang isinya dapat
dikosongkan tanpa penanganan. Dump truk biasa digunakan untuk mengangkut
barang semacam pasir, kerikil atau tanah untuk keperluan konstruksi. dump truk
dilengkapi dengan bak terbuka yang dioperasikan dengan bantuan hidrolik, bagian
depan dari bak itu bisa diangkat keatas sehingga memungkinkan material yang
diangkut bisa melorot turun ke tempat yang diinginkan.
1. Dump Body
2. Rock Ejector
3. Final Drive
4. Oil retarder Tank
5. Steering & Hois tank
6. Front Wheel
7. Turn Signal lamp
8. Head lamp
9. Radiator
10. Canopy Spill Guard
105
3. Bulldozer
Bulldozer adalah jenis peralatan konstruksi (biasa disebut alat berat atau
construction equipment) bertipe traktor menggunakan Track/ rantai serta
dilengkapi dengan pisau (dikenal dengan blade) yang terletak di depan. Bulldozer
diaplikasikan untuk pekerjaan menggali, mendorong dan menarik material (tanah,
pasir, dsb). Istilah bulldozer sering kali digunakan untuk menggambarkan semua
tipe alat berat (Eksavator, Loader, dsb) meskipun istilah ini tepatnya hanya
menunjuk ke traktor berantai yang dilengkapi dengan blade.
106
Umumnya bulldozer banyak digunakan di pekerjaan pertambangan,
terutama untuk pertambangan batubara. Bulldozer ini digunakan untuk meratakan
tanah, menggali dan menumbangkan pohon saat proses land clearing.
107