Anda di halaman 1dari 14

TUGAS: FEATURE NEWS

DOSEN: MARSIA SAMULE G., S. SOS.,M.I.KOM

“MEMBUAT CERITA FIKSI”

OLEH :
NIKKEN PRAGUSTIN NENTO
C1D3 18 008

JURUSAN JURNALISTIK
FAKULTAS ILMU SOSIL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI

2020/2021
DIA

Prolog
Hay perkenalkan namaku rain, kata orang namaku rain karna aku menyukai hujan, tapi malah
sebaliknya aku sangat membenci hujan, karna setiap hujan turun aku selalu mengingat sebuah
kenangan yang sangat ingin aku lupakan, iya kenangan yang sangat sakit dan masih membekas
di hatiku. Aku anak bungsu dari satu bersaudara, jangan kalian fikir karena aku anak bungsu aku
sangat di manjakan. Tidak sama sekali tidak aku didik sangat keras agar tau akan kerasnya
kehidupan. Kecuali saat aku bersama angkasa dia adalah saudaraku satu-satunya dia sangat
memanjakanku tetapi kadang angkasa juga sering menjahili ku. Sisil dan sivia mereka adalah
sahabat ku, kami berteman sejak masi menduduki sekolah dasar sampai SMA saat ini, mereka
berdua memiliki karakter yang sangat berbeda, sisil orang nya lebih suka blak-blakan dan agak
centil kalau sudah berhadapan dengan cowok yang menurutnya ganteng, beda lagi degan sivia
dia lebih kalem namun tidak segan mengeluarkan kata-kata pedas nya jika ada yang mengusik
orang-orang terdekatnya. Oh iya ibuku seorang guru di sekolah dasar dan ayah ku seorang chef
di restorannya yang lumayan terkenal. selamat datang di kisah ku tentang rain yang membenci
hujan, tentang persahabatan, dan tentang DIA

Selamat membaca 😊

Bagian 1
Seorang gadis dengan seragam putih abu-abu nampak sedang bersiap memakai sepatunya, pukul 6
lewat 20 menit rain sudah siap untuk berangkat sekolah. Ia tidak mau terlambat di hari pertama nya
masuk sebagai siswi kelas 11 ipa 1. Rain keluar kamar dan menuju meja makan, di sana sudah lengkap
anggota kelurganya yang bersiap untuk sarapan. Mereka serapan dalam keadaan hening tidak ada yang
bersuara. Sampai ayah nya menyelesaikan sarapan lebih dulu dan pamit untuk bekerja.

“ayah jalan dulu” ucap Basri ayah rain, dan langsung keluar menuju pintu utama

Rain tersenyum tipis melihat kepergian ayahnya, sudah berapa tahun hubungan keluarga mereka sangat
dingin seperti bukan menunjukan suatu keluarga, namun rain itu sudah menjadi saifat alami basri yang
sangat dingin namun rain tau kalau basri sangat menyayangi mereka. Dan itu sudah watak ayah nya
yang tidak bisa di rubah lagi.

“rain habisin susunya, nanti kamu terlambat ke sekolah, ibu jalan duluan yah, nanti kamu sama-sama
bang angkasa” monica ibu rain, berdiri dari tempat duduknya, sebelum jalan tak lupa ia mengecup
pucuk kepala anaknya itu.

“iya mah, hati-hati yah” balas rain dengan tersenyum.

Sekarang di meja makan tersisa rain dan angkasa, rain melihat angkasa masi belum menghabiskan
sarapannya, padahal jam sudah menunjukkan pukul 6 lewat 40 menit. Astaga abangnya ini betul-betul
yaah. Dengan kesal rain berdiri dari duduknya dan memukul lengan angkasa yang menyebakan si
empunya terkejut

“cepetan bang, ini nanti terlambat” ucap rain kesal “rain tunggu di motor yah” tambah rain lagi

“iya rain, sabar nggak bakal terlabat juga” ucap angkasa agak keras agar terdengar adiknya yang sudah
berada di ujung pintu,

Angkasa dan rain memang bersekolah di sekolah yang sama namun angkasa sekarang sudah menginjak
sma kelas 3, dan di sekolah tidak terlalu banyak yang mengetahui hubungan kaka beradik mereka, selain
rain yang mamang orangnya sangat pendiam di sekolah sedangkan angkasa lebih ke cuek, ia akan
menjawab kalau rai adiknya jika memang ada yang bertanya.

Motor angkasa memasuki parkiran SMA BAKTI 5 menit sebelum bel akan di bunyikan sehingga rain
terburu-buru turun dari motor sang kakak dan berlari ke kelasnya untuk menyimpan tas nya, karena
sebntar lagi bel akan bunyi, angkasa sendiri yang melihat kelakuan sang adik hanya geleng-geleng
kepala, lantas ia membuka jaket boomber nya dan langsung menuju warung bude ia merindukan
bakwan dari bude

Di sepanjang jalan menuju kelas rain tak henti-hentinya mengumpat kesal, karena abangnya yang sangat
santai akhirnya dia harus terlambat begini, rain berjanji akan memarahi angkasa saat dirumah nanti

*****

“Raiiiinnnnn.....” teriak sisil, rain dan sivia sontak berhenti saat mendengar teriakan sahabatnya itu. Sivia
mengerutkan alisnya saat melihat ekspresi sahabatnya yang terlihat sangat panik. Padahal tadi saat
upacara sisil terlihat santai saja

“knp sil? Kok panik gitu?” tanya rain saat sisil telah sampe didepan mereka.
“rain gue lihat tugas matematika lo dong, gue lupa kerja semalam” ucap sisil dengan memasang
tampang puppy eyesnya. Sivia meutar bola matanya malas, sudah kewajiban sisil setiap ada pr pasti ia
sering lupa mengerjakannya

“kebiasaan lo” ucap sivia, yang dibalas cengiran oleh sisil

“yah rain, masa lo tega gue di hukum sama pak mahmid” mohon sisil lagi

“yaudah, bukunya di kelas ambil aja, gue sama sivia mau ke kantin dulu, mau beli air meneral”

“oke, titip aqua yah” ucap sisil sebelum mninggalkan mereka berdua

Suasana kantin terlihat lumayan sepi, mungkin kerena ini sudah masuk jam pertama, sedangkan kelas
rain jam pertama mereka kosong, mereka mengetahui dari dimas yang memberi info saat mereka telah
selesai upacara, sehingga rain dan sivia berani kekantin, tapi bukan untuk nongkrong mereka berdua
hanya akan membeli air kemasan dan akan kembali kekelas lagi.

“rain lo nunggu di situ aja, biar gue yang beliin sekalian” ucap sivia dan menunjuk bangku kosong
samping mereka, rain mengangguk dan duduk di bangku yang sifia tunjuk. Namun belum lama rain
duduk dia mendengar tawa anak-anak yang sangat ia hafal

“wah parah lo lang, di dapat bu meta baru tau rasa” ucap seorang cowok

“elah sans aja kali, bu meta mah gue gombalin dikit pasti langsungdimaafin” ucap cowok itu, bu meta
adalah guru bahasa inggris yang terkenal centil sama anak laki-laki, namun dia bisa berubah jadi galak
kalau ada siswa atau siswi yang membolos di mata pelajaraannya, terkecuali gilang dan gengnya mereka
seakan diisitimewakan sama bu meta mungkin karena tampang mereka yang tidak ada dalam kata jelek

Setelah ucapan gilang mereka tertawa terbahak-bahak. Entah apa yang mereka tertawai menurut rain
tidak ada yang lucu dari ucapan mereka, rain berusaha cuek dan tidak peduli, namun saat dia merasakan
kursi didepannya di tarik seperti ada yang menduduki, barulah rain mendongkak. Rain mengerutkan
keningnya, bingung mengapa mereka duduk di tempat yang sedang ia duduki

“buset rain mukanya tolong di kontrol” ucap cowok yang rain kenal bernama dewa, rain tidak
menggubris ucapan dewa, dia menengok ke tempat sifia yang sedang mengantri dari dua orang murid
untuk membayar minuman mereka, rain duduk gelisah di tempatnya ia sangat malas berlama-lama
dengan gilang dan yang lainnya, rain memang mengenal mereka dari bang angkasa saat mereka sedang
bermain ps di rumah nya, dan dari situlah mereka saling kenal, angkasa yang mengenalkan rain kepada
teman-temannya, yang ternyata anggota geng abangnya itu adalah gilang cowok yang sejak smp ia sukai
namun gilang tidak pernah megetahui perasaan rain ia sudah berapa kali bergonta ganti pacar dan saat
rain tahu ia hanya berani menangis di kamar meratapi perasaanya, rain sudah berupaya untuk
melupakan gilang tapi pasti selalu gagal. tidak ada yang mengetahui perasaan rain termasuk abang dan
kedua sahabatnya ia terlalu pintar untuk menutupi persaan sukanya kepada gilang. Rain melirik ke tiga
teman gilang yang rain tau selain dewa tadi ada jeki, mario dan kevin. Pasti mereka bolos lagi ucap rain
dalam hati, rain terkejut saat ada yang memukul pundaknya pelan,ia menoleh ke samping ternyata sivia
sudah berada di sampingnya dengan memegang kantong kresek berisi minuman mereka

“rain ayok balik kelas” ucap sivia, sifia melihat sekeliling rain ternyata ada gilang dan yang lainnya dsini
“loh, kalian gak masuk kelas?” tanya sivia, sivia dan sisil memang mengenal gilang dan yang lainnya,
selain karen mereka satu angkatan, mereka juga sering bertemu di rumah rain kalau sisil dan sifia
sedang main ke rumah rain.

“gak sil, gilang ngajakin madol nih” ucap kevin dan melirik gilang di sebelahnya

Sivia tersenyum mendengar jawaban kevin, ia melirik rain lagi di seblahnya “rain masi betah disini?”
tanya sivia. Rain yang di tanya menjawab dengan gelengan dan langsung beranjak dari tempat duduknya
tanpa pamit ia langsung meninggalkan mereka, sivia tersenyum melihat kelakuan sahabatnya itu ia
sudah duga pasti rain menyukai salah satu dari geng gilang ini. Sifia pamit sama yang lainnya sebelum
menyusul sahabatnya itu “gue duluan yah” ucap sivia dan beranjak dari kantin.

“rain lucu banget sih, diam-diam gitu” celetuk mario tiba-tiba usai kepergian rain dan sivia, celutukan
mario di balas tatapan oleh ke empat sohibnya.

“yo apanya yang lucu, rain diam gitu lo bilang lucu” jeki berucap, ia tidak hbis fikir denagn jalan fikiran
temannya satu ini

“yah lucu aja” ucap mario lagi

“serah lo aja yo” ucap jeki

Sementara gilang hanya geleng kepala melihat perdebatan kecil sohibnya, ia juga bingung dimana letak
rain yang lucu kata mario, menurut gilang rain tidak ada lucu-lucunya sama sekali, ia lihat saja sangat
malas, gilang tau rain menyukaiinya bukan ke pd an atau apa, gilang sering mendapati rain melirik nya
diam-diam. Jadi gilang memilih utuk pura-pura tidak mengetahui perasaan adik dari temannya, gilang
tidak mau memberi harapan pada rain, jadi ia bersikap cuek dan tidak peduli saat di hadapan gadis itu.

BAGIAN 2

Suasana kelas 11 ipa 1 sedang terlihat gaduh, usai jam terakhir pelajaran matematika yang sangat
melelahkan, apalagi tadi pak mahmid memberi kuis dadakan, beginilah akhirnya mereka harus rela
pulang agak terlambat dari sebelumnya, rain,sisil dan sivia telah selesai berberes buku mereka bersiap
untuk pulang ke rumah, saat di koridor rain mendengar bunyi hp tanda ada pesan masuk, rain mengecek
hp nya yang ternyata pesan masuk dari angkasa

Ting

Bang Angkasa : rain kamu pulangnya naik taksi dulu yah, atau nebeng sama teman kamu, bang
angkasa lg ada urusan mnddak.

Rain melihat pesan angkasa, rain sudah menduga pasti angkasa akan meninggalkannya duluan, dengan
alasan urusan mendadak, apanya yang urusan mendadak palingan itu hanya alasan angkasa saja, dengan
raut wajah yang malas rain membalas pesan abangnya itu

Rain: oke!
Rain menyimpan hp nya pada saku seragamnya, ia tidak akan membalas lagi pesan masuk dari
abangnya.

Sesampainya mereka di parkiran sekolah, sisil yang melihat jemputan dari supirnya telah tiba, ia pamit
duluan kepada ke dua sahabatnya, sebelumnya sisil menawari rain untuk pulang bersama, namun rain
menolak dengan alasan rumah mereka berlawanan arah. Tinggalah rain dan sivia di depan gerbang
mereka berdua sama-sama menunggu ojek online yang mereka pesan. Sampai dua motor besar yang
rain sangat hafal pemilik dari motor itu berhenti di depan mereka.

“loh rain kok belum balik ? bang angkasa mana?” Tanya jeki

“gak tau katanya lagi ada urusan mendadak” ucap rain tanpa melihat jeki, ia sedang sibuk mengecek hp
nya yang menunjukkan ojek online nya sudah berada dimana

“yaudah lo di boncengin gilang gih, kan kebetulan rumah kalian searah”

Ucapan mendadak jeki membuat rain terkejut ia sontak mengalihkan pandangannya dari hp dan
menatap gilang yang berada di sebelah motor jeki, untuk seperkian detik pandangan mereka saling
bertubrukan, namun gilang terlebih dahulu mengelihkannya ia memandang temannya yang baru saja
memberi ide yang sangat tidak masuk akal menurut gilang

“ogah, gak mau gue bonceng dia, lo aja sono” ucap gilang jutek

“lah kan lo searah rumahnya sama dia, gue kan beda arah, lagian lo-“ ucapan jeki terpotong karena
sebuah motor berhenti di depan mereka

“wah rain kayaknya itu ojek online gue deh” ucap sivia pada rain di sebelahnya, ia baru saja mendapat
sms dari ojek online beberapa menit yang lalu yang mengatakan bahwa ia akan segera tiba

“yaudah vi, lo duluan aja paling bentar lagi ojek gue sampai”

“gapapa nih gue tinggal?” ucap sivia yang merasa tidak enak meninggakan rain sendirian

“udah lo prgi aja kan ada kita” ucapan jeki sontak membuat sivia mengalihkan pandangannya ke arah
teman nya itu

“ia vi gakpapa lo dulan aja” tambah rain lagi

“yaudah gue duluan yah, jek, lang titip rain yah” ucap sivia sebelum beranjak dari tempatnya, tak lupa
sivia melambangkan tangannya dan di balas lambaian oleh rain

Usai kepergian sivia rain kemudian melrik jeki dan gilang yang nampak masi anteng di motor mereka

“ngapain sih? Udah kalian duluan ajah, paling bentar lagi ojek gue sampai”

“elah rain, cancel aja gilang mau kok ngantarin lo” ucapan jeki, kontan membuat gilang melirik malas
temanya satu ini

“apaan sih kan udah gue bilang gak mau” ucap gilang yag sedikit membentak, ia kembali memakai
helemnya dan menjalankan motornya tanpa perduli teriakan temannya.
Sementara rain yang mendengar penolakan gilang dan melihat meninggalkan dirinya dan jeki tanpa
pamit membuat rain sedih, ia tidak tahu mengapa gilang terlihat sangat membencinya, padahal rain
selalu menjaga sikap di hadapan gilang.

“wah anjing banget tuh anak” umpat jeki “ya udah rain ojek lo masi lama kan? Cancel aja udah biar gue
yang anterin lo pulang” tambah jeki sambil melirik cewek di sebelahnya yang sedari tadi hanya diam

Rain menggelengkan kepalanya, ia tersenyum tipis “ gak usah ki, udah dekat ini. Lo duluan aja”

Jeki mengehela nafas, ia sebenranya tidak enak meninggalkan rain sendirian, tetapi ia juga tidak mau
memaksa cewek di sebelahnya ini “yaudah gue temenin lo aja, masa lo nunggu sendirian sih, apalagi
sekolah udah sepi mana langit mendung gini, nanti hujan loh”

“gakpapa udah lo duluan aja” ucap rain, ia juga sebenarnya takut sendirian tapi ia tidak mau
merepotkan jeki, apalagi yang rain tau rumah jeki berlawanan arah dengan rumahnya dan lumayan jauh,
ia tidak enak jika harus membuat cowok itu pulang balik.

“emang udah dimana sih ojek lo? Kok gak datang-datang, udah lama juga lo nungguin”

Ucapan jeki membuat rain melihat hp nya untuk memastikan ojek nya sudah berada dimana, ia juga
bingung kenapa ojek nya ini belum datang juga, rain terkejut saat melihat pesan masuk beberapa menit
lalu dari aplikasi ojek online nya, yang ternyata membatalkan orderan rain dengan alasan ban motor dari
si pengemudi bocor, kalau tau begini ia dari tadi memesan ojek baru saja

Jeki sendiri yang melihat raut wajah rain berubah, ia merasa ada yang tidak beres dari ekspersi gadis di
sebelahnya “kenapa rain? Di cancel yah sama mas nya” tebak jeki

Rain mengangguk kecil, ia baru akan memesan lagi. Namun gerakannya terhenti saat merasakan tarikan
pada tangannya

“udah sekarang lo gue antar, gak boleh nolak lagi, naik buruan” ucap jeki memerintah

Dengan terpaksa rain naik ke motor jeki, namun ia bingung saat jeki membuka hodie nya dan
memberikan pada rain

“pake aja, tutupin paha lo, lagian make rok kependekan” ucap jeki jutek

“gue belum beli rok baru, ini rok lama tau” rain membela diri, enak saja jeki menuduhnya sengaja
memakai rok pendek, ia memang sedikit resah sama roknya yang lumayan kependekan dengan dirinya,
ia juga sudah pernah ke koperasi sekolah untuk membeli rok baru, namun penjaga koperasi mengatakan
rok dan seragam sma nya sedang kosong. Jadi mau tidak mau ia harus memakai rok nya ini

Jeki tidak mengubris omongan rain lagi, ia menjelankan motornya dengan kecepatan standar
meninggalkan gerbang sekolahannya.

******

Usai melaksanakan solat isa, Rain keluar kamar dan menghampiri sang mama yang sedang berada di
dapur menyiapkan makan malam,
“mah, sini biar rain bantu, mama pasti capek” Rain mengambil ikan yang akan monica (mama rain)
goreng

Moni tersenyum melihat anak bugsunya “yaudah, selesai goreng ikan kamu langsung siapin aja makanan
di meja yah, ” ucap Moni “biar sup mama yang lihat, udah mau matang juga” tambah Moni lagi

Rain mengangguk patuh “oke mah”.

Setelah melaksanakan makan malam bersama, Rain membantu sang mama membereskan meja makan
dan mecuci piring, setelahnya ia menyusul sang kakak yang berada di ruang keluarga.

“Bang temanin rain ke minimarket depan dong” ucap rain saat sudah berada di sebalah sang kakak

Angkasa yang sedang bermain game pada hp nya melirik adiknya sekilas, “mau beli apaan emang?”

“Rain mau beli kebab bang, katanya kebab yang depan minimarket enak”

“Astaga Rain perut lo terbuat dari apaan sih? Tadi kan baru makan” ucap Angkasa

“Rain pengen rasa bang, ayok dong nanti ayah datang rain jadi gak bisa beli” ucap rain dengan menarik
lengan Angkasa, ia takut jika nanti ayahanya pulang pasti rain tidak di izinkan keluar, yang ada ia di suruh
masuk ke kamar untuk belajar

Angkasa menghela nafas “lo cuman mau beli kebab kan disana? Tanya angkasa

Rain balas dengan anggukan kepala

“Yaudah nanti abang bilangin sama anak-anak buat beliin lo kebab, mereka pada mau datang ke rumah”

Ucapan Angkasa sontak membuat rain terseyum, ia kemudian beranjak dari duduknya dan menuju
kamar, namun sebelum benar-benar pergi rain memeluk sang kakak dan mengecup pipinya sekilas

“makasih abangku sayang, nanti kalau udah ada panggil rain yah” uacap rain dan berlalu meninggalkan
Angkasa, Angkasa hanya geleng-geleng kepala melihat kelakuan sang adik

*****

Sekitar pukul sepuluh malam rain keluar kamar saat mendapatkan pesan dari sang kaka yang megatakan
kebabnya sudah ada, rain berjalan tergesa-gesa menju kamar sang kakak yang berada di sebelah kamar
nya, tanpa mengetuk pintu rain nyelonong masuk saja

“Bang kebab rain ma-“ ucapan rain terhenti saat semua pasang mata yang berada dikamar Angkasa
melihat dirinya, mampus gue lupa lagi kalau bang angkasa lagi bareng teman-temannya rutuknya dalam
hati

Mario tersenyum kagum melihat penampilan rain yang menurutnya malam ini terlihat sangat cantik
dengan daster setengah lutut bermotif bunga-bunga, dan rambutnya yang di cepol asal, gotcha rain
benar benar cantik ucap mario dalam hati, pasalnya mario belum pernah melihat rain secara langsung
menggunakan daster, gadis itu selalu memakai kaos oblong dan celana panjang, rain juga jarang
mengikat rambutnya ia selalu mengurai rambutnya setiap kali mereka datang ke rumah angkasa
Angkasa yang melihat pandangan kagum dari teman-temannya kepada sang adik, berdehem untuk
menyadarkan mereka. “rain kebiasaan gak ngetok pintu dulu” ucap Angkasa dan mengambi bungkusan
kebab disebelahnya

Rain tersenyum kikuk “lupa bang hehe” ia buruh-buruh mengambil kebab dari Angkasa dan kembali ke
kamarnya

“Gila, Rain cantik benget sih, gue kayaknya jatuh cinta” ceplos Mario yang membuat teman-temannya
memandang Mario dengan berbagai tatapan

“Alah gak cocok lo kutu kupret bersanding sama si rain, yang ada kalau kalian jalan lo nya dikira
pembantu” jeki berucap dan di sambut gelak tawa sama yang lainnya

“lagian mana mungkin si rain suka cowok petakilan model kayak lo gini” tambah kevin lagi

Mario mendengus jengkel menjadi bahan ledekan dari teman-temannya, ia kemudian melirik Angkasa di
sampingnya “Bang lo restuin gue kan, dekat sama adek lo” ucapan Mario kontan membuat angkasa
tertawa

“Gue nggak restuin” ucap angkasa dan berlalu dari hadapan mario, ia kembali melanjutkan permaina PS
nya bersama gilang

Mendengar jawaban Angkasa Mario manyunkan bibirnya, “bang Angkasa mah suka gitu” ucap mario
denga nada di buat manja. Jeki yang mendengar ucapan mario kontan melemparkan botol bekas minum
ke kepala mario

“Anjing sakit babi lo” ringis Mario sambil mengelus kepalanya akibat lemparan jeki

“Mampus mamam tuh botol” ucap jeki dengan ekspersi mengejeknya

BAGIAN 3

Pagi hari ini Rain menginjakkan kaki di sekolah, dengan lebih bersemangat mengingat hari ini kelasnya
akan mengadakan ulangan kimia pada jam pertama, rain memang sangat menykai pelajaran kimia
menurutnya ia rela menghabiskan waktu berjam-jam menyelesaikan rumus yang ada dalam pelajaran
favoritnya itu

Tiba-tiba mata rain terpejam dengan jantung yang berpacu cepat begitu cipratan dari genangan air kotor
di sampingnya mengenai seragam sekolahnya, ia menghela nafas sabar berusaha menenangkan dirinya,
kedua tangannya terlihat merogoh saku seragamnya dan mengambil sehelai tissue untuk membersihkan
sergamnya yang kotor

“Sori-sori, anjir gue gak lihat ada genagan air”

Rain sudah bersiap akan memarahi orang yang sudah merusak pagi harinya, namun ia terkejut saat
mengetahui Gilang yang saat ini sedang berada di depannya menampilkan raut wajah merasa bersalah,
Gilang yang baru menyadari bahwa seseorang yang menjadi korbannya adalah Rain mengehla nafas
Rain tersenyum kikuk samua kata-kata yang berada di kepalanya saat ini hilang, ia kemudian
memberanikan diri menatap Gilang yang ternyata sedang menatapnya juga

“Gak papa kok, yaudah gue ke kelas duluan yah” Rain mengumpat dalam hati kenapa ia jadi salting
begini ditatap Gilang

“Tunggu” Gilang menghentikan langkah rain, ia terlihat melepaskan jaketnya dan membuka
seragammnya di hadapan Rain meyisahkan kaos putih polos yang menghiasi tubuh atletisnya, Gilang
memberikan sragamnya kepada rain

“Nih pake, seragam gue masi baru kok”

Kontan Rain menggeleng kan kepalanya “gak usah, nanti gue beli di koperasi” tolak rain

“Udah pake aja, nanti lo di hukum” Gilang mengambil tangan rain dan meberikan seragamnya, ia
kemudian berbalik meninggalkan rain yang masi bingung akan sikap gilang,

Rain memandangi kepergian gilang dan seragam cowok itu di tangannya, tanpa sadar Rain tersenyum
melihat sikap Gilang yang terkesan perhatian kepadanya.

*****

Bell istrahat berbunyi,Rain baru akan bangkit dari tempat duduknya, namun Sisil menahan dirinya. Sisil
dan Sivia baru menyadari ada yang berubah dari tampilan rain

“Rain lo kok bisa pake bajunya si Gilang?” tanya Sisil to the poin

Rain terlihat bingung mau menjawab apa “ah itu, baju gue tadi kena cipratan air kotor dari Gilang, trus
dia minjamin baju dia deh” ucap rain

“Terus si Gilang pake apaan?” tanya Sisil

“em gue juga gak tau, soalnya anaknya langsung pergi gitu aja habis kasiin seragamnya ke gue”

Sivia tersenyum geli mendengar jawaban rain, ia sekarang benar-benar yakin kalau rain menyukai teman
angkatanya

“oh gitu, yaudah kita kekantin aja yuk, gue udah lapar” ajak Sisil di jawab oleh anggukan dari Sivia dan
Rain

Saat berada di koridor, Rain tidak sengaja melihat ke lapangan, di sana ada Gilang yang sedang hormat
pada bendera, ia sangat yakin pasti cowok itu di hukum karena tidak memakai seragam sekolah, Rain
jadi tidak enak karena dirinya, Gilang jadi di hukum.

“Raiinn kok malah berhenti, cepetan nanti gak kebagian tempat duduk” ucap Sisil yang menyadarkan
Rain

“Lihat apaaan sih Rain” tanya Sivia dan mngikuti arah pandang rain, ia kemudian tersenyum “Beliin
minum gih, kasian tuh kepanasan anaknya” Tambah Sivia lagi

Mendegar celutukan sahabatnya rain kontan salting, “apaan sih vi, udah yok kita susul Sisil” Rain
menarik tangan Sivia dari sana
Saat memasuki kantin sivia dan Rain mncari keberadaan sahabatnya Sisil

“Gais sini” Panggil Sisil yang membuat Rain dan Sivia datang menghampiri sahabatnya

“Kita gabung sama mereka aja yah, gue udah gak dapat tempat duduk soalnya” ucap Sisil saat Rain dan
Sivia sudah berada di depannya

“iya gakpapa kok” sivia berucap

“Tenang aja udah gue pesanin kalian, bakso sama es teh kan” tambah Sisil lagi

“iyaa” jawab rain

Mario Jeki, dan Kevin melihat kedua cewe yang baru bergabung di meja mereka, Mario tersenyum
melihat Rain “Rain kamu mau pesan apalagi selain bakso sama es teh, kasitau ajak biar aku yang
pesanin” ucap Mario

“Apaan sih lo yo, aku kamu enek gue dengarnya” ucap kevin di setujui yang lainnya

“Gak cocok banget lo ngomong giu yo, kuping gue gatel degranya” Tambah Sisil

“Apaan sih, kan gue nanyanya ke Rain bukan sama kalian” Mario membela diri, ia kemudian melirik Rain
lagi dengan senyum manisnya “jadi gimana Rain ?” tanya Mario

Rain menggeleng singkat “udah itu aja kok” jawab Rain

Jawaban dari Rain membuat mereka yang lainnya tertawa, mengasiani nasip Mario, sampai pasanan
mereka telah tiba barulah mereka berhenti tertawa

Gerakan Rain yang sedang menyantap baksonya terhenti saat kursi sebelahnya di tarik, ia terkejut saat
mengetahui bahawa Gilang sudah berada di sebelahnya, tanpa perasaan bersalah cowok itu mengambil
minuman Rain dan meneguknya hingga tandas.

“Apa-apaan lo lang, itu minuman Rain tau” ucap Mario kesal

“Gue haus, lo gak lihat gue habis di hukum, panas tau di jemur” ucap Gilang

“yah itu urasan lo, lagian siapa suruh gak pake seragam”

“Lo pada gak lihat seragam gue sama nih cewek” Gilang berucap sambil melirik Rain. Kevin, Jeki, dan
Mario sontak melihat rain, mereka baru menyadari bahwa seragam yang rain kenakan milik sohibnya,
terhat dari nametag dari seragam itu Gilang Izamahendra

“Kok bisa sih ?” Tanya Mario

Baru saja Rain akan menjawab namun gilang sudah lebih dulu bicara “yah bisa, gue pinjamin dia lah”
jawab gilang santai

“kenapa bisa lo pinjamin?” Tanya Mario lagi

“Banyak tanya lo, kayak dora” semprot Gilang

Mario balas mendengus jengkel. Ia kemudian melirik Rain “Rain pulang sekolah biar aku aja yang antar
yah, nanti aku bilangin sama bang Angkasa
Gilang menyeringit bingung mendengar gaya bicara dari Mario

“Dia pulangnya bareng gue” ucapan Gilang barusan membuat mereka yang ada di sana terlihat bingung,
tidak dengan Rain, cewek itu sangat terkejut dengan ucapan cowok disebalahnya ini

“hah” beo rain

“iya lo pulang bareng gue, mending lo balik kelas sana, udah mau masuk” ucap Gilang lagi

Rain masi terlihat linglung, mengapa hari ini Gilang terlihat berbeda, mengapa cowok itu berubah jadi
baik pada dirinya, padahal kemarin Gialng masi bersikap judes, bahkan cowok itu kemarin menolak
mengantar dirinya pulang

****

Saat di parkiran Rain celingak celinguk mencari keberadaan Angkasa, namun yang dirinya dapati adalah
Gilang yang sedang berdiri di samping motor cowok itu, ia melihat rain dan memanggil dirinya, dengan
langka ragu Rain menghampiri Gilang

“Lama banget sih lo, gue udah tunggu hampir sejam disini” semprot gilang saat Rain telah berada
dihadapannya

“Gue kan kira lo gak beneran” ucap Rain tanpa melihat Gilang di depannya

“Ck, Yaudah, buruan naik” Ucap Gilang judes

Dengan canggung Rain naik ke motor Gilang, namun Gilang tidak langsung jalan, cowok itu melepas
jaket nya dan memberikan pada Rain di belakangnya, Rain menautkan alis bingung saat menerima jaket
dari Gilang

“Buat nutupin paha lo, besok-besok ganti rok sana” ucap Gilang

Rain yang mengerti hanya mengangguk patuh, ia sedang menetraltak degup jantungnya yang seperti
mau meledak, saat mendapat perlakuan manis dari cowok di depannya ini, Gilang ini kenapa, gue lagi
berusaha mau lupain lo, kenapa lo malah memperlakukan gue gini, ucap Rain dalam hati

“Kok nggak jawab?, Awas yah besok gue lihat rok lo belum ganti” ucap gilang

“Iyaa, gue ganti besok” jawab Rain dengan suara Pelan.

Saat di perjalanan pulang Rain mengerutkan keningnya saat merasa jalan yang Gilang ambil bukan arah
menuju rumahnya

“Gilang ini bukan arah menuju rumah gue” Rain mengucap dengan suara yang lumayan tinggi agar
Gilang bisa dengar, namun gilang tidak merespon apa-apa cowok itu malah menambah laju motornya
sehingga Rain dengan refleks memeluk gilang

“Gilang lo mau bawa gue kemana?” ucap Rain lagi, namun Gilang tetap tidak merespon. Sampai Gilang
memberhentikan motornya pada pedagang kaki lima yang menjual mie ayam dan aneka makanan
lainnya
“Lo masi mau peluk gue? Lepas dulu gue mau turun” ucapan Gilang sontak membuat Rain melepaskan
pelukannya pipinya memerah akibat salting, maluu banget rutuk Rain dalam hati

“Lo bisa kan makan disini? Tanya Gilang memastikan

“Iya bisa kok” Jawab Rain kalem

Gilang memilih tempat duduk ujung untuk mereka berdua, untungnya tempat makan yang Gilang pilih
tidak terlalu ramai, jadi Rain agak tenang, ia tidak teralu menyukai keramaian

“Mang Pesan mie ayamnya satu sama es jeruk yah” teriak Gilang pada penjual mie ayam, ia sudah
lumayan akrab dengan mang ujang penjual miea ayam ter enak menurut Gilang, cowok itu kemudian
melirik Rain di depannya

“Lo mau pesan apa?” tanya Gilang pada gadis di hadapannya

“Samaiin aja sama lo” ucap Rain

Selajutnyta Gilang kembali teriak pada mang Ujang untuk membuatkan Mie ayam dua beserta Es jeruk.
Rain menunduk tidak berani meihat ke depan ia bingung dan deg degan, seumur-umur baru kali ini
dirinya makan berdua dengan Gilang

“Rain gue mau ngomong sesuatu, tapi nanti selesai makan” ucap Gilang stelah mereka hanya berdiaman
selama lima menit. Refleks Rain mengangkat kepalanya mentap Gilang yang juga sedang menatapnya,
sampai kehadiran mang Ujang yang membawakan pesanan mereka berdua barulah Rain mengahlihkan
pandagannya

“Siapa atuh ini? Gelis pisan, pacarnya mas Gilang yah” ucapan Mang Ujang membuat pipi Rain bersemu
merah

“Bukan mang” jawab Gilang santai, Rain yang mendegar jawaban dari Gilang berubah menekuk
wajahnya “Tapi baru mau” Tambah gilang lagi, Yang membuat Rain bingung dengan jawaban Gilang

“Yaudah atuh mamang doain biar jadi” ucap mang Ujang dan berlalu meningglkan Rain dan Gilang

“ngapain lihatin gue, makan nanti keburu dingin” ucap Gilang yang menyadarkan Rain, gadis itu
kemudain memakan mie ayamnya dengann gelisah, ia butuh penjelasan dari maksud Gilang tadi.

Gilang selesai duluan ia melirik Rain di depannya yang juga telah menghabiskan mie ayamnya, dirinya
berdehem sebentar sebelum berbicara

“Rain, Lo mau gak Jadi pacar gue?” tanya Gilang to the poin.

Ucapan dari Gilang kontan membuat Rain terkejut, ia sampai terbatuk-batuk, gilang yang melihat reaksi
cewek di hadapannya berdecak dan memberikan Rain minuman

“ck, santai aja, lo kayak orang yang mau di eksekusi mati”

“ah itt..tu aduh gu..e gu..e adu gimana ngomongnya” Rain meretuki dirinya yang gugup di hadapan
Gilang
Gilang mengembuskan nafas malas “oke gue anggap itu iya, hari ini lo jadi pcara gue” ucap Gilang
mantap

“Hah” beo Rain

“Hari ini lo jadi pacar gue Rain gak budek kan” Gilang kesal sendiri dengan respon Rain “gue bayar dulu,
baru antarin lo pulang”

Rain masi diam setelah kepergian Gilang, namun detik berikutnya ia tersenyum astaga dirinya sedang
tidak bermimpikan, kenapa Gilang bisa mendadak berubah begini, namun disisi lain Rain bersyukur
akhirnya perasaanya bisa terbalaskan walau Rain masi belum mengerti penyebab Gilang berubah.
Apapun itu semoga Gilang memang tulus bukan hanya untuk bermain-main dengan perasaanya

SELESAI

Hay kenalkan namaku Nikken Pragustin Nento, semoga kalian bisa terhibur yah baca cerita buatan aku
hehe

Cerita di atas masi ada kelanjutannya gais, tungguin yah

Salam cinta dari nikken

Anda mungkin juga menyukai