SKRIPSI
Oleh:
NOVIALDI ALVIANSYAH
(11160980000001)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi
Persyaratan Memperoleh Gelar
Sarjana Teknik Pertambangan (S.T)
Oleh:
NOVIALDI ALVIANSYAH
(11160980000001)
Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk
Oleh :
Novialdi Alviansyah
11160980000001
Menyetujui
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui,
i
Pernyataan Keaslian Skripsi
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu
persyaratan memperoleh gelar strata 1 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai
dengan ketentuan yang berlaku di uin Syarif Hidayatullah Jakarta
3. Jika kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau
merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi
yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Novialdi Alviansyah
ii
PENGESAHAN UJIAN
Skripsi Berjudul Perencanaan Desain Kolam Pengendapan Bukit 7 PT. Antam Tbk UBP
Bauksit, Tayan, Kab. Sanggau, Kalimantan Barat telah diajukan dalam sidang
munaqasyah Fakultas sains dan teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada 3 Mei
2019. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satusyarat memperoleh gelar Sarjana
Teknik (S.T) pada program studi Teknik Pertambangan
Tim Penguji
Tim
Pembimbing
Pembimbing I, Pembimbing II,
Mengetahui
Dekan Fakultas Sains dan Teknologi Ketua Program Studi
Prof. Dr.lily Surraya Eka Putri, M.Env.Stud. Dr. Ambran Hartono, MSi
NIP. 196904042005012005 NIP. 19710408 2002121 001
iii
Kata Pengantar
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Tugas Akhir
dengan tema “Perencanaan Desain Kolam Pengendapan Pada Bukit 7 PT. ANTAM
Tbk UBP Bauksit, Tayan, Kabupaten Sanggau, Provinsi Kalimantan Barat”.
Penulisan Laporan Tugas akhir ini merupakan syarat untuk memenuhi mata kuliah
pada Program Studi Teknik Pertambangan, Universitas Islam Negri Syarif
Hidayatullah, Jakarta.
Dalam penyusunan laporan tugas akhir, banyak pihak yang telah membantu,
memberikan dukungan dan mempermudah kegiatan penyusunan laporan ini, baik
secara langsung maupun tidak langsung. Dalam kesempatan ini, penulis
mengucapkan terima kasih kepada :
iv
v
3. Kedua orang tua tercinta yang telah senantiasa selalu mendoakan, memberikan
semangat dan motivasi, serta seluruh keluarga besar yang turut memberikan
semangat dan doa.
4. Seluruh keluarga besar Himpunan Tambang (HITAM) UIN jakarta atas dukungan
dan semangatnya. Sukses untuk kita semua! Salam Tambang!
vi
Pada penyusunan laporan tugas akhir ini, penulis menyadari bahwa masih ada
kekurangan dalam proses penulisan ini. Maka dari itu, penulis menerima kritik dan
saran dari pembaca agar dapat menyempurnakan laporan ini.
Novialdi Alviansyah
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI SKRIPSI
Sebagai sivitas akademik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, saya yang bertanda tangan
di bawah ini:
Perencanaan Desain Kolam Pengendapan Bukit 7 PT. Antam Tbk UBP Bauksit,
Tayan, Kab. Sanggau, Kalimantan Barat
Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti
Noneksklusif ini Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta berhak
menyimpan, mengalihmedia/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data
(database), merawat, dan mempublikasikan skripsi saya selama tetap mencantumkan
nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.
Novialdi Alviansyah
vii
viii
ABSTRAK
Hasil dari analisis yang dilakukan maka dibuat kolam pengendapan dengan 6
buah kompartemen yang memiliki kapasitas 50.067 m3 untuk menampung debit
limpasan sebesar 30.315,58 m3/hari dimana kapsitas untuk pengendapan sebesar
17.364 m3 dan air yang dapat dikeluarkan sebesar 32.700m3.
ix
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
x
Daftar Isi
ABSTRACT ................................................................................................................ ix
BAB :
I PENDAHULUAN ..................................................................................................... 1
II TINJAUAN UMUM................................................................................................ 7
x
xi
Daftar Pustaka........................................................................................................... 69
LAMPIRAN ............................................................................................................... 71
Daftar Gambar
xiii
Daftar Tabel
xiv
Daftar Lampiran
xv
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
ٓ
َل َوإِ ْذ َ ِ ْٱلد َما ٓ ََء َو َيسْ فِكَ فِي َها ي ْفسِ دَ َمن فِي َها أَ َتجْ َعلَ َقال ٓواَ َۖ َخلِي َفةَ ْٱْلَر
ََ ض فِى َجاعِ لَ إِنى ل ِْل َملَ ِئ َك َِة َر ُّب
ََ ك َقا
َِك ن َسبحَ َو َنحْ ن ََ ك َون َقدسَ ِب َح ْمد ََ َل َۖ ل َٓ ل َما أَعْ لَمَ إِن
ََ ى َقا َ َ ون
ََ َتعْ لَم
Artinya: ”Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat:
“Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi”.
Mereka berkata: “Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu
orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah,
padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan
Engkau?” Tuhan berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak
kamu ketahui” (Q.S. Al Baqarah:30)
Dari pengeritian tafsir Al-quran Nul Karim dapat dilihat bahwa kita
sebagai manusia harus menjaga kelesatarian lingkungan dalam hal ini harus
bisa menjaga dan meminimalisir dampak lingkungan yang disebabkan oleh
aktivitas penambangan agar kita tidak menjadi umat yang merugi.
identifikasi adalah nilai pH, total suspended solid, serta kandungan logam
berat. Logam berat yang terdapat pada penambangan bauksit yaitu besi (Fe),
tembaga (Cu), nikel (Ni), mangan (Mn), serta timbal (Pb).
Penurunan kualitas air ini disebabkan oleh adanya kontak air dengan
maretial/batuan yang terekspose sehingga merubah kulalitas air. Berdasarkan
hasil uji laboratotirum terhadap air limpasan disimpulkan bahwa terdapat
Penurunan kualitas air pada aktivitas penambangan di PT. ANTAM Unit
Bisnis Penambangan Bauksit. Penurunan kualitas air dalam hal ini nilai
ditandai oleh Ph yang menurun, kadar TSS yang tinggi yang terkandung
dalam air serta terdapat logam berat dalam hal ini logam berat yang melebihi
ambang batas yaitu besi (Fe). Sehingga, dalam hal ini perusahaan harus
melakukan kegiatan Upaya Kelola Lingkungan dan Upaya Pemantauan
Lingkungan.
Agar tercapainya Upaya Kelola Lingkungan dan Upaya Pemantauan
Lingkungan maka harus dilakukan sebuah perencanaan kolam pengendapan.
Dimana kolam pengendapan akan menjadi tempat untuk kegiatan pemantauan
dan pengelolaan agar air yang terkontaminasi dapat dilakukan treatment
terlebuh dahulu.
TINJAUAN UMUM
7
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
8
𝑋𝑡 = X + 𝑘 . 𝑆 ……………………………………………...(2.1)
Keterangan:
Xt = curah hujan rencana
X = curah hujan rata rata
K = faktor frekuensi
S = standar deviasi
Untuk nilai standar deviasi didapat berdasarkan perhitungan :
𝑆 = √ 𝑛−1 …………………………………………(2.2)
( 𝑋𝑖− X )
Keterangan :
S = standar deviasi
Xi = nilai curah hujan tahunan
X = nilai curah hujan rata rata
n = jumlah data
Keterangan :
Yt = reduced variate
Yn = reduced mean
Sn = standar deviasi variat gumbel
Keterangan :
n = jumlah data
m = (peringkat curah hujan yang terbesar)
Q = 0,278 × C × I × A …………………………………………..(2.4)
Keterangan :
Q = Debit air limpasan maksimum (m3/detik)
C = Koefisien limpasan
I = Intensitas curah hujan (mm/jam)
A = Luas daerah tangkapan hujan (km²)
2⁄
𝑅24 24 3
𝐼= (𝑡) …………………………………..(2.5)
24
Keterangan:
I = intensitas curah hujan (mm/jam)
t = lama waktu hujan
R24 = Curah hujan harian rencana
2. Koefisien Limpasan
Jenis – jenis material yang terdapat pada area tambang sangat
berpengaruh terhadap laju infiltrasi air limpasan. Karena setiap
material memiliki karakteristik atau nilai koefisien masing
masing. Semakin besar koefisien limpasan berarti sifat dari
material impermeable atau material sulit untuk melakukan
infiltrasi.
Beberapa faktor yang mempengaruhi koefisien limpasan
yaitu kondisi tanah. Laju infiltrasi turun pada hujan yang terus-
menerus yang mengakibatkan material jenuh sehingga tidak
mampu melakukan infiltrasi dan juga dipengaruhi oleh kondisi
Keterangan:
Q = Debit (m3/detik)
R = Jari-jari hidrolik = A/P (m)
S = Gardien (%)
A = Luas penampang basah (m2)
n = Koefisien kekasaran Manning
bentuk dimensi yang akan dibuat bisa bervariasi sesuai dengan
kebutuhan. Berikut penjabaran bentuk dimensi paritan pada tabel
(2.3):
1 2
Area, A + − n
1
Wetted Perimeter P + + 1+ 2
Top Width B + n
by/(b+2y) + 1 n
Hydraulic Radius 1−
+ 1+ 2
+ 1 − n
Hydraulic Mean depth, Dm
+ n1
Sumber: http://personal.ftsl.itb.ac.id
𝑄𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
𝐴= ………………………………………………………(2.7)
𝑉
Keterangan :
A = luas kolam pengendapan (m2)
Qtotal = debit air yang masuk kedalam kolam pengendapan (m3/det)
Vh = kecepatan pengendapan (m/detik)
Keterangan :
V = kecepatan pengendapan partikel (meter/det)
g = percepatan gravitasi (meter/det)
ρp = berat jenis partikel padatan
ρa = berat jenis air (kg/m3)
μ = kekentalan dinamik air (kg/mdetik)
ℎ
𝑡𝑣 =
𝑣𝑡
Keterangan :
tv = waktu pengendapan
h = kedalaman kolam
vt = laju pengendapan
𝑝
𝑡ℎ =
𝑣ℎ
Keterangan :
p = panjang kolam
jenis kolam
No topografi area
pengendapan
kontur sedang
1 kolam bendung
- tajam
3. Overburden Removal
Overburden adalah batuan dan tanah alami yang berada di
atas dan di sekitar tubuh bijih, tetapi perlu dikupas untuk
memungkinkan akses ke bijih atau ore. (McArthur River Mine,
2017, http://www.mcarthurrivermine.com.au/en/sustainability
/environment/Pages/overburden.aspx, Maret 13 2019). Pada tahap
ini dilakukan pengupasan overburden dan material yang dikupas
akan diletakan di dekat area penambangan namun tempatnya
terpisah dengan top soil.
4. Pengangkutan Bauksit
Pada tahap pengangkutan CBX (Crude Bauxite) dari front
penambangan menuju stockpile ETO (Exportable Transt Ore)
menggunakan alat angkut Dumptruck dengan Merek Hino Fm
260JD. Sedangkan pemuatan CBX kedalam DT menggunakan
Excavator Merek Volvo EC330BLc.
8. Pengangkutan ke Jetty
Material yang sudah di stock di Exportable Fine Ore (EFO)
akan diangkut ke stockpile jetty. Sebelum menuju dermaga alat
angkut akan di timbang terlebih dahulu di jembatan penimbangan
guna menentukan tonase bauksit yang masuk kedalam stockpile
jetty. Material bauksit diangkut menggunakan alat angkut yang
sama yaitu DT FM 260 JD dan material siap untuk dikapalkan
sesuai dengan permintaan pembeli
3. Penelitian oleh Alur zanni, Yunus Ashari, dan Dono Guntoro (2015)
Judul dari penelitian yang dilakukan adalah melakukan
pencegahan dan penanggulangan air yang masuk ke blok barat
terhadap pit blok timur pada area penambangan PT. Indoasia
cemerlang di desa Sungai Cuka, kecamatan kintap, kabupaten tanah
laut, provinsi Kalimantan selatan. Penelitian ini melakukan perenanaan
sediment pond dengan jumlah air yang masuk kedalam paritan sebesar
18.235,63 m3 maka hasil perencanaan panjang setiap kompartemen
5,89 m, lebar 29 meter dan tonggi tanggul sebesar 3,5 dengan persen
pengendapan sebesar 11,5. Untuk kegiatan pengerukan dilakukan
selama 9 hari.
4. Penelitian oleh Rahmadi Siahaan, Pocut Nurul Alam dan Febi Mutia
(2017)
Judul dari penelitian yang dilakukan adalah mengevaluasi
sistem penyaliran tambang dengan studi kasus di PT. Bara Energi
Lestari Kabupaten Nagan Raya, Aceh. Dalam penenlitian ini dilakukan
5. Penelitian oleh M. Sodiqin Utama Aji, Irvani, dan Ega Andini (2018)
Judul dari penelitian yang dilakukan adalah melakukan
rancangan teknis sistem penyaliran penambangan timah dengan studi
kasus di PT Menara Cipta Mulia, Kecamatan Kelapa Kampit,
Kabupaten Belitung Timur. Pada penelitan ini dilakukan perencanaan
sistem penyaliran dengan pembuatan sump di dalam bukaan tambang
serta dilakukan pemompaan untuk mengeluarkan air. Dari hasil
perhitungan tersebut maka dilakukan perencanaan kapasitas kolam
pengendapan. dari hasil tersebut didapatkan Dimensi settling pond
yang direncanakan berdasarkan pendekatan Hukum Stokes memiliki
kapasitas tampungan 661 m3 dan memiliki tiga kompartemen dengan
ukuran panjang 7 m, lebar 9 m, dan kedalamam 4 m.
`
Peraturan Menteri Negara Lingkungan
Hidup No 34 Tahun 2009 Tentang
Baku Mutu Air Limbah Bagi Usaha
dan/atau Kegiatan Pertambangan Bijih
Bauksit
Analisa keadaan
dilapangan
ada
Perencanaan desain
kolam pengendapan
tidak
- Curah hujan pada area penelitian
- Rancangan dimensi paritan
- Volume air yang masuk kedalam kolam
pengendapan
- Desain kolam pengendapan yang sesuai dengan
debit yang masuk kedalam kolam
METODOLOGI PENELITIAN
November
Jenis
No Lapangan
Kegiatan
1 2 3 4
Orientasi
1
Lapangan
Pengambilan
2
Data
Analisis
3
Data
Penyusunan
4
Laporan
29
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
30
1. Studi Literatur
Mempelajari bahan-bahan yang terkait dalam penelitian penirisan dan
pemompaan baik berupa buku maupun berbagai referensi laporan
penelitian serta mempelajari berbagai referensi dari perpustakaan yang
nantinya akan digunakan sebagai dasar teori pada penelitian ini.
2. Pengumpulan Data
a. Data primer, yaitu data yang didapatkan berdasarkan pengamatan
langsung di lapangan yaitu catchment area .
b. Data sekunder, yaitu data yang didapatkan berdasarkan referensi yang
terdapat pada perusahaan seperti data curah hujan harian, data waktu
hujan, data temperatur harian, serta data rencana kemajuan produksi
3. Pengolahan Data
Tahap ini dikalukan setelah data lapangan yang terkumpul lengkap,
selanjutnya data diolah dan dianalisa menggunakan rumus matematis,
kemudian disajikan dalam bentuk tabel, gambar dan perhitungan
penyelesaian.
4. Analisa Data
Data-data yang telah diperoleh kemudian dianalisis berdasarkan
literatur-literatur yang berhubungan dengan masalah tersebut, ialah
sebagai berikut :
a. Menghitung data curah hujan dengan menggunakan metode Gumbel
dan intensitas hujan dengan persamaan Mononobe.
b. Menghitung debit total air yang masuk yang berasal dari debit
limpasan.
c. Menghitung dimensi drainage dengan menggunakan metode
mononobe dengan trial and error berdasarkan volume air yang
masuk per hari.
d. Menentukan dimensi kolam pengendapan berdasarkan debit yang
masuk
Studi literatur
Pengamatan lapangan
Pengambilan data
Data Sekunder :
Data Primer :
1. Data Curah Hujan harian
1. Cachtment area 2. Data Rencana Produksi
3. Data topografi
4. Data kualitas air limpasan
Pengolahan Data
1. Menghitung curah hujan recana dengan
data curah hujan selama 10 tahun
2. Menghitung debit limpasan
3. Mendesain saluran
4. Mendesain dimensi kolam pengendapan
Analisis Data
1. Analisa menggunakan excel manual
2. Desain menggunakan SURPAC
𝑋𝑡 = X + 𝑘 . 𝑆
2⁄
𝑅24 3
𝐼= ( )
𝑡
4. Debit limpasan
Dari hasil perhitungan nilai intensitas curah hujan serta penentuan
daerah tangkapan hujan pada area penambangan tahun 2019. Dari
perhitungan diatas maka didapatkan variabel untuk menghitung debit
limpasan. Selanjutnya dilakukan perhitungan debit limpasan berdasarkan
data-data tersebut.
Q = 0,278 x C x I x A
5. Dimensi saluran
Perhitungan dimensi saluran disesuaikan berdasarkan dari debit
limpasan yang akan masuk kedalam saluran dari masing masing daerah
tangkapan hujan. Dari hasil perhitungan diatas maka dilanjutkan untuk
perhitungan paritan dengan menggunakan rumus Robert Manning:
1 1 2
𝑄= . 𝐴 . 𝑆 ⁄2 . 𝑅 ⁄3
𝑛
4.1 Analisis
4.1.1. Curah Hujan Rencana
Untuk memperhitungan curah hujan rencana yang akan terjadi di
area penambangan PT. Antam Unit Bisnis Penambangan Bauksit
maka dilakukan analisa curah hujan dalam kurun waktu 10 tahun.
Berikut perhitungan curah hujan rencanan tahun 2019.
42
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
43
Keterangan:
m = 1 sampai dengan 10 (peringkat curah
hujan yang terbesar)
𝑚
p = (Σn + 1)
1
Yn = −𝑙𝑛 (𝑙𝑛 (𝑝))
ΣYn
Ynbar (reduce mean rata -rata) = Σn
4,952
= 10
= 0,50
(Yn – Ynbar)2 = (𝑌𝑛 − 0,5)2
= ((−0,533) − 0,5)2
= 1.05807
Σ(Yn – Ynbar)
Standar deviasi variat gumbel (Sn) =√ Σn
9,01
= √ 10
= 0,95
Standar deviasi (S) = (Σ(xi-xbar)² / (Σn – 1))0,5
5748,9
=√ 9
= 25,27
𝑇−1
Yt ( redused variate) = −𝑙𝑛 (−𝑙𝑛 ( ))
𝑇
2−1
= −𝑙𝑛 (−𝑙𝑛 ( ))
2
= 0,37
𝑌𝑡−𝑌𝑛
Faktor frekuensi (k) =
𝑆𝑛
(0,37−0,50)
=
0.9496
= - 0,14
2⁄
119,49 24 3
= (2.6363)
24
= 21,74 mm/jam
debit bukit 7
PARAMETER
DTH 7
RUNOFF COEFISIEN 0,9
CATHMENT AREA 0,588
INTENSITAS HUJAN 21,74
𝑄 = 0, 7 𝐶 𝐼 𝐴
𝑄 = 3, 0 𝑚3 𝑠
daerah b 1 m
tangkapan
bukit 7 A 2,03 m²
hujan
2019
bukit 7 x 2,39 m
2019
grade 1,00
manning coeficient 0,4
velocity 0,15 m/s
debit limpasan 3,20 m³/s
debit tampungan saluran 3,61 m³/s
panjang paritan 4098,90 m
volume paritan 8326,44 m³
D 0,6 m
R 0,3 m
Phi 3,14 m
A 0,28 m
kompartement manning koef 0,012 m
bukit 7 Grade 0,1
debit masuk 3,20 m³/s
kecepatan debit masuk 0,15 m/s
debit tampungan 3,34 m³/s
kecepatan paritan 11,80954 m/s
luas
kedalaman volume
kolam kompartement
(m) (m³)
(m²)
1 4 1.621,53 5.584
2 4 3.317,45 11.970
3 4 1.966,04 6.946
4 4 2.337,22 8.373
5 4 2.352,66 8.424
6 4 2.445,82 8.770
Total 14.040,73 50.067
NO BULAN TSS
1 JANUARI 2.040 mg/L
2 FEBRUARI 1.195 mg/L
3 MARET 1.660 mg/L
4 APRIL 2.725 mg/L
5 MEI 910 mg/L
6 JUNI 12.525 mg/L
7 JULI 4.870 mg/L
8 AGUSTUS 9.700 mg/L
9 SEPTEMBER 11.320 mg/L
10 OKTOBER 49.825 mg/L
JUMLAH 96.770 mg/L
RATA - RATA 9.677 mg/L
Sumber : hasil uji lab baristand industri pontianak
Padatan = 293.77 m3
4.2. Pembahasan
4.2.1. Kondisi Penambangan
Operasi penambangan bauksit yang dilakukan PT.Antam Unit
Bisnis Penambangan Bauksit saat ini berada pada bukit 7B Untuk
kondisi penambangan itu sendiri berada pada daerah perbukitan
sehingga dalam perencanaan kolam pengendapan akan dilakukan di
elevasi terendah dari daerah penambangan dengan memanfaatkan
gravitasi sebagai media penggerak air.
57
58
air akan mengalir, debit limpasan yang akan masuk kedalam kolam
pengendapan sehingga dapat disesuaikan kapasitas kolam yang cukup
untuk menampung air yang masuk, serta kualitas air sebagai
pertimbangan untuk dilakukannya water treatment lebih lanjut.
Peletakan posisi pipa dibuat zig – zag sehingga air yang masuk
tidak langsung keluar dimana air akan tertahan terlebih dahulu. Hal ini
dilakukan agar memaksimalkan aktivitas pengendapan. pada kolam
bukit 7 digunakan 6 buah pipa untuk mengalirkan air dari
kompartement 1 ke kompartement lainnya. Pemilihan saluran berupa
pipa dikarnaka tanggul yang akan digunakan untuk membendung air
merupakan material Over Burden yang berupa lempung, sehingga jika
dibuat parita berupa open chanel akan terjadi penggerusan pada
dinding paritan.
Peletakan pipa dilakukan pada elevasi 6.5 m yaitu 1.5 meter dari
dasar permukaan tanggul dengan alasan pada ketinggian 1.5 meter dari
permukan kolam digunakan sebagai tempat pengendapan material dan
pada elevasi 6,5 hingga elevasi 9 merupakan tempat untuk
menampung debit limpsan. Dengan perencanaan peletakan pipa pada
elevasi 6,5 jika kapasitas pengendapan sudah penuh maka kolam
pengendapan masih dapat menampung debit limpsana yang akan
masuk. Sehingga air tidak langsung meluap disaat area pengendapan
penuh dengan material yang terendapkan. Air pada kolam
pengendapan yang dapat dikeluarkan hanya dari elevasi 6,5 meter ke 9
meter. Berikut lokasi pipa pada kolam pngendapan:
5.1. Kesimpulan
1. Curah hujan dengan periode ulang hujan selama 2 tahun pada bukit 7 yaitu
sebesar adalah 119,49 mm/jam dengan intensitas hujan sebesar 21,74 mm/jam.
2. Hasil perhitungan debit air limpasan pada daerah tangkapan hujan pada bukit
7 yang akan masuk kedalam kolam pengendapan pada bulan januari sebesar
21.434,656 m3/hari, Februari sebesar 24.601,895 m3/hari, Maret dan April
sebesar 29.064,221 m3/hari, Mei, Juni, dan Juli sebesar 30.357,469
3. Dimensi paritan yang sesuai dengan debit limpasan yang akan masuk
berdasarkan perhitungan didapat luas paritan untuk bukit 7 sebesar 2,03 m2
dengan volume paritan sebesar 8.326,44 m3.
4. Dimensi kolam pengendapan untuk bukit 7 dari hasil kalkulasi didapat
volume kolam sebesar 50.067 m3.
5.2. Saran
1. Membuat paritan di sekeliling tambang untuk menyalirkan air dan mencegah
air keluar ke lingkungan bebas.
2. Lakukan treatment terhadap PH, TSS, dan kandungan besi.
3. Dilakukan pengecekan kadar air secara berkala sebelum dibuang
kelingkungan bebas guna meminimalisir kerusakan lingkungan.
4. Membuat 6 buah kompartemen untuk memaksimalkan pengendapan serta
memudahkan untuk pemeliharaan kolam pengendapan.
5. Melakukan pemantauan & peremajaan kolam setiap 59 hari sekali
68
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Daftar Pustaka
Alzur Zanni, Yunus Ashari, dan Dono Guntoro. 2015. melakukan pencegahan
dan penanggulangan air yang masuk ke blok barat terhadap pit blok timur
pada area penambangan PT. Indoasia cemerlang di desa Sungai Cuka,
kecamatan kintap, kabupaten tanah laut, provinsi Kalimantan selatan.
Triatmodjo, Bambang. 2008. Hidrologi Terapan. Yogyakarta: Beta Offset,.
Chow, V.T., Maidment, D.R., Mays, L.W. 1988. Applied Hydrology. New
York: McGraw- Hill
Cathment area, 2008, http://www.floodsite.net/juniorfloodsite/html/en/student
/thingstoknow/ hydrology/catchmentarea.html, 13 Maret 2019.
E. M. Wilson, 1993. Hidrologi teknik. Bandung: ITB Bandung,.
Harry Christanto dan Syahirul Alim, Pemilihan Kolam Pengendap Di Daerah
Tambang, perhapi, PT. Kaltim Prima Coal
Kemen LH no 34 tahun 2009 tentang Baku Mutu Air Limbah bagi usaha
dan/atau kegiatan Pertambangan Bijih Bauksit
Kriteria desain, 2016 http://kuliah.ftsl.itb.ac.id/wpcontent/uploads
/2016/10/Kriteria_Desain-2.pdf, 13 Maret 2019
Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. 2016. Kamus Besar Bahasa
Indonesia. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Linsley, R. K. et al, 1975, "Hydrology for Engineers, U.S.A: McGraw Hill.
Muhammad Endriantho, Muhammad Ramli, 2013, Perencanaan Sistem
Penyaliran Tambang Terbuka Batubara.
Mcarthur rive rmine. 2017. http://www.mcarthurrivermine.com
.au/en/sustainability/environment/Pages/overburden.aspx, Maret 13 2019
M. Sodiqin Utama Aji, Irvani, dan Ega Andini, 2018, rancangan teknis sistem
penyaliran penambangan timah dengan studi kasus di PT Menara Cipta Mulia,
Kecamatan Kelapa Kampit, Kabupaten Belitung Timur.
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37
TAHUN 2010 TENTANG BENDUNGAN.
69
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
70
Rahmadi Siahaan, Pocut Nurul Alam dan Febi Mutia, 2017, Evaluasi Teknis
Sistem Penyaliran Tambang Studi Kasus: PT. Bara Energi Lestari Kabupaten
Nagan Raya, Aceh
Sayoga, Rudy, 1994 Diktat Kuliah Sistem Penyaliran Tambang, Bandung:
Jurusan Teknik Pertambangan Fakultas Teknologi Mineral ITB, Pengantar
Penyaliran Tambang”
Syarifuddin, Sri Widodo, dan Arif Nurwaskito. 2017 Jurnal Geomine, Vol. 5,
No. 2: Agustus 2017 84 KAJIAN SISTEM PENYALIRAN PADA
TAMBANG TERBUKA KABUPATEN TANAH BUMBU PROVINSI
KALIMANTAN SELATAN
Suswanto, Rendhie. 2017, Kajian Teknis Dan Lingkungan sediment pond PT.
Antam (Persero), Tbk Unit Bisnis Pertambangan Bauksit (UBPB) Tayan
Kalimantan Barat, Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya, Palembang
samindo recources, 2018 http://samindoresources.com/business /overburden-
removal, 13 Maret 2019
Umar Achmad Baradja., Yunus Ashari., dan Yuliadi. 2016 Simulasi
Penyaliran Tambang Melalui OptimasiElevasi Muka AirKolamUntuk
Menjaga FrontKerja Penambangan(Studi Kasus : Penambangan Batubara Pit1
Wara, PT Adaro Indonesia, Kecamatan Tanjung, Kabupaten Tabalong,
Provinsi Kalimantan Selatan)
Wolley, Leslie. 2009. Sanitation Details. U.S.A: International Thomson
Publishing
James, William, 1996, Modeling the Management of Strom Impact. U.S.A:
CRC Press.
curah hujan
BULAN
2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
JANUARI 63 80 40 30 123 39 82 62 48 117
FEBRUARI 47 73 14.5 110 100 95 62 110 119 90
MARET 31 54 82 32 32 125 53 90 54 80
APRIL 86 163 85 35 27 68 33 33 115 75
MEI 87 48 86 97 86 155 73 75 57 95
JUNI 52.5 48 71 78 45 126 76 49 51 120
JULI 52.5 55 56.5 55 43 72 55 59 73 27
AGUSTUS 25 35 43 20 46 72 13 28 84 40
SEPTEMBER 58 51 76 90 42 23 6 81 95 70
OKTOBER 96 35 80 81 59 45 66 46 78 52
NOVEMBER 94 61 143 41 106 97 68 112 127 -
DESEMBER 63 96 119 91 42 68 68 39 85 -
TOTAL 755 799 896 760 751 985 655 784 986 766
MAX 96 163 143 110 123 155 82 112 127 120
72
Data jam hujan selama 10 tahun dari hasil pemantauan lamanya waktu hujan yang terjadi pada area tambang PT.
ANTAM,Tbk Unit Bisnis Penambangan Bauksit.
HARI HUJAN
BULAN
2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 TOTAL MAX
JANUARI 19 19 14 18 13 14 22 20 16 11 166 22
FEBRUARI 12 12 11 18 19 7 13 23 10 11 136 23
MARET 17 17 14 23 10 13 11 20 13 17 155 23
APRIL 17 11 15 19 17 13 16 17 16 6 147 19
MEI 11 18 14 8 19 17 15 15 18 8 143 19
JUNI 10 14 11 4 8 11 12 11 11 8 100 14
JULI 8 18 8 13 15 2 19 12 11 3 109 19
AGUSTUS 7 12 7 7 10 13 5 4 12 4 81 13
SEPTEMBER 5 14 11 7 13 13 3 17 14 12 109 17
OKTOBER 20 17 18 17 14 14 9 20 18 3 150 20
NOVVEMBER 19 19 19 19 19 20 21 18 17 - 171 21
DESEMBER 16 21 17 23 20 18 14 19 20 - 168 23
73
Data pemantauan jumlah hari pada saat terjadinya hujan yang terjadi pada area tambang PT. ANTAM,Tbk Unit Bisnis
Penambangan Bauksit.
JAM HUJAN
BULAN
2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 TOTAL MAX
JANUARI 77,5 59 47,5 36,5 37 23 23 47 26,5 30,75 407,75 77,5
FEBRUARI 36 40 21,5 46 64 10 38 61 29,5 23,67 369,67 64,0
MARET 44 51 42 48 26 36 36 59 37 52 431,00 59,0
APRIL 59,5 34,5 35 95,5 43 35 34 41 32 26,5 436,00 95,5
MEI 24 43 37,5 24,5 61 41 37 33 40 33,5 374,50 61,0
JUNI 26,5 41 32 15,5 16 38,5 24 29 19,5 46,83 288,83 46,8
JULI 26 49,5 26 29 16 7 8 20 20,5 9,5 211,50 49,5
AGUSTUS 22 33 14,5 21 23 24 7 10 70,5 8,25 233,25 70,5
SEPTEMBER 24 42 15,5 25 44 21 8 34 41 47,67 302,17 47,7
OKTOBER 49 33 36,5 48 36 20 24 42 31 6,25 325,75 49,0
NOVVEMBER 89 63 49 52 48 43 34 47 51 - 476,00 89,0
DESEMBER 55 61 78 56 45,5 31 36 51 40,5 - 454,00 78,0
74
75
Lampiran B
Perhitungan Jam Hujan Rata – Rata
Perhitungan jam hujan rata – rata dengan membagi total jam hujan dengan total hari
hujan selama kurun waktu 10 tahun.
HARI JAM
TAHUN
HUJAN HUJAN
2009 161 532.5
2010 192 550
2011 159 435.0
2012 176 497.0
2013 177 459.5
2014 155 329.5
2015 160 309.0
2016 196 474.0
2017 176 439.0
2018 83 284.9
TOTAL 1635 4.310,4
RATA RATA JAM
HUJAN 2.636
76
Lampiran C
Perhitungan debit limpasan
Perhitungan debit limpasan ini dilakukan sesuai dengan kemajuan katifitas
penambangan
bukit 7
1. Debit bulan januari
Q= 0,278 x 0,9 x 21,74 x 0,415
Q = 2,26 m3/s
Total debit perhari
Q = 2,26 x 2,64 x 3.600
Q = 21.434,656 m3/hari
78
Lampiran E
Perubahan Daerah Tangkapan Hujan Bulanan
Daerah tangkapan hujan Januari
79
Daerah tangkapan hujan Februari
80
Daerah tangkapan hujan Maret
81
Daerah tangkapan hujan April
82
Daerah tangkapan hujan Mei
83
Daerah rangkapan hujan Juni
84
Daerah Tangkapan Hujan Juli
85
86
Lampiran F
Data Laporan Hasil Uji Air Limpasan Inlet
Januari
PARAMETER BAKU HASI
NO SATUAN METODE UJI
UJI MUTU UJI
1 pH - 6-9 5,93 SNI 06-6989.11-2004
2 TSS mg/l maks. 200 2040 SNI 06-6989.3-2004
3 Besi (Fe) mg/l maks 5 158 SNI 06-6989.4-2009
4 tembaga (Cu) mg/l maks 2 0,007 SNI 06-6989.6-2009
5 Nikel (Ni) mg/l maks 0.5 < 0.001 SNI 06-6989.18-2009
6 Mangan (Mn) mg/l maks. 2 0.056 SNI 06-6989.5-2009
7 Timbal (Pb) mg/l maks. 0,1 < 0.002 SNI 06-6989.8-2009
Februari
PARAMETER BAKU HASI
NO SATUAN METODE UJI
UJI MUTU UJI
1 pH - 6-9 5.97 SNI 06-6989.11-2004
2 TSS mg/l maks. 200 1195 SNI 06-6989.3-2004
3 Besi (Fe) mg/l maks 5 72.6 SNI 06-6989.4-2009
4 tembaga (Cu) mg/l maks 2 <0.001 SNI 06-6989.6-2009
5 Nikel (Ni) mg/l maks 0.5 < 0.001 SNI 06-6989.18-2009
6 Mangan (Mn) mg/l maks. 2 <0.001 SNI 06-6989.5-2009
7 Timbal (Pb) mg/l maks. 0,1 < 0.002 SNI 06-6989.8-2009
Maret
PARAMETER BAKU HASI
NO SATUAN METODE UJI
UJI MUTU UJI
1 pH - 6-9 4.17 SNI 06-6989.11-2004
2 TSS mg/l maks. 200 1660 SNI 06-6989.3-2004
3 Besi (Fe) mg/l maks 5 216 SNI 06-6989.4-2009
4 tembaga (Cu) mg/l maks 2 <0.001 SNI 06-6989.6-2009
5 Nikel (Ni) mg/l maks 0.5 0.005 SNI 06-6989.18-2009
6 Mangan (Mn) mg/l maks. 2 0.022 SNI 06-6989.5-2009
7 Timbal (Pb) mg/l maks. 0,1 < 0.002 SNI 06-6989.8-2009
87
April
PARAMETER BAKU HASI
NO SATUAN METODE UJI
UJI MUTU UJI
1 pH - 6-9 5.85 SNI 06-6989.11-2004
2 TSS mg/l maks. 200 2725 SNI 06-6989.3-2004
3 Besi (Fe) mg/l maks 5 371 SNI 06-6989.4-2009
4 tembaga (Cu) mg/l maks 2 0.132 SNI 06-6989.6-2009
5 Nikel (Ni) mg/l maks 0.5 <0.001 SNI 06-6989.18-2009
6 Mangan (Mn) mg/l maks. 2 <0.001 SNI 06-6989.5-2009
7 Timbal (Pb) mg/l maks. 0,1 < 0.002 SNI 06-6989.8-2009
Mei
PARAMETER BAKU HASI
NO SATUAN METODE UJI
UJI MUTU UJI
1 pH - 6-9 5.68 SNI 06-6989.11-2004
2 TSS mg/l maks. 200 910 SNI 06-6989.3-2004
3 Besi (Fe) mg/l maks 5 59.5 SNI 06-6989.4-2009
4 tembaga (Cu) mg/l maks 2 0.014 SNI 06-6989.6-2009
5 Nikel (Ni) mg/l maks 0.5 <0.001 SNI 06-6989.18-2009
6 Mangan (Mn) mg/l maks. 2 <0.001 SNI 06-6989.5-2009
7 Timbal (Pb) mg/l maks. 0,1 < 0.002 SNI 06-6989.8-2009
Juni
PARAMETER BAKU HASI
NO SATUAN METODE UJI
UJI MUTU UJI
1 pH - 6-9 6.52 SNI 06-6989.11-2004
2 TSS mg/l maks. 200 12525 SNI 06-6989.3-2004
3 Besi (Fe) mg/l maks 5 735 SNI 06-6989.4-2009
4 tembaga (Cu) mg/l maks 2 0.450 SNI 06-6989.6-2009
5 Nikel (Ni) mg/l maks 0.5 <0.001 SNI 06-6989.18-2009
6 Mangan (Mn) mg/l maks. 2 0.104 SNI 06-6989.5-2009
7 Timbal (Pb) mg/l maks. 0,1 < 0.002 SNI 06-6989.8-2009
88
Juli
PARAMETER BAKU HASI
NO SATUAN METODE UJI
UJI MUTU UJI
1 pH - 6-9 5.91 SNI 06-6989.11-2004
2 TSS mg/l maks. 200 4870 SNI 06-6989.3-2004
3 Besi (Fe) mg/l maks 5 254 SNI 06-6989.4-2009
4 tembaga (Cu) mg/l maks 2 0.055 SNI 06-6989.6-2009
5 Nikel (Ni) mg/l maks 0.5 0.032 SNI 06-6989.18-2009
6 Mangan (Mn) mg/l maks. 2 0.020 SNI 06-6989.5-2009
7 Timbal (Pb) mg/l maks. 0,1 < 0.002 SNI 06-6989.8-2009
Agustus
PARAMETER BAKU HASI
NO SATUAN METODE UJI
UJI MUTU UJI
1 pH - 6-9 5.40 SNI 06-6989.11-2004
2 TSS mg/l maks. 200 9700 SNI 06-6989.3-2004
3 Besi (Fe) mg/l maks 5 159 SNI 06-6989.4-2009
4 tembaga (Cu) mg/l maks 2 0.081 SNI 06-6989.6-2009
5 Nikel (Ni) mg/l maks 0.5 <0.001 SNI 06-6989.18-2009
6 Mangan (Mn) mg/l maks. 2 0.007 SNI 06-6989.5-2009
7 Timbal (Pb) mg/l maks. 0,1 < 0.002 SNI 06-6989.8-2009
September
PARAMETER BAKU HASI
NO SATUAN METODE UJI
UJI MUTU UJI
1 pH - 6-9 5.70 SNI 06-6989.11-2004
2 TSS mg/l maks. 200 11320 SNI 06-6989.3-2004
3 Besi (Fe) mg/l maks 5 136 SNI 06-6989.4-2009
4 tembaga (Cu) mg/l maks 2 0.063 SNI 06-6989.6-2009
5 Nikel (Ni) mg/l maks 0.5 0.032 SNI 06-6989.18-2009
6 Mangan (Mn) mg/l maks. 2 0.021 SNI 06-6989.5-2009
7 Timbal (Pb) mg/l maks. 0,1 < 0.002 SNI 06-6989.8-2009
89
Oktober
PARAMETER BAKU HASI
NO SATUAN METODE UJI
UJI MUTU UJI
1 pH - 6-9 5.68 SNI 06-6989.11-2004
2 TSS mg/l maks. 200 49825 SNI 06-6989.3-2004
3 Besi (Fe) mg/l maks 5 155 SNI 06-6989.4-2009
4 tembaga (Cu) mg/l maks 2 0.076 SNI 06-6989.6-2009
5 Nikel (Ni) mg/l maks 0.5 <0.001 SNI 06-6989.18-2009
6 Mangan (Mn) mg/l maks. 2 0.022 SNI 06-6989.5-2009
7 Timbal (Pb) mg/l maks. 0,1 < 0.002 SNI 06-6989.8-2009
90
Lampiran G
Data Laporan Hasil Uji Air Limpasan Outlet
Januari
PARAMETER BAKU HASI
NO SATUAN METODE UJI
UJI MUTU UJI
1 pH - 6-9 6.49 SNI 06-6989.11-2004
2 TSS mg/l maks. 200 27 SNI 06-6989.3-2004
3 Besi (Fe) mg/l maks 5 0.364 SNI 06-6989.4-2009
4 tembaga (Cu) mg/l maks 2 <0.001 SNI 06-6989.6-2009
5 Nikel (Ni) mg/l maks 0.5 < 0.001 SNI 06-6989.18-2009
6 Mangan (Mn) mg/l maks. 2 0.038 SNI 06-6989.5-2009
7 Timbal (Pb) mg/l maks. 0,1 < 0.002 SNI 06-6989.8-2009
Februari
PARAMETER BAKU
NO SATUAN HASI UJI METODE UJI
UJI MUTU
1 pH - 6-9 6.72 SNI 06-6989.11-2004
2 TSS mg/l maks. 200 3.2 SNI 06-6989.3-2004
3 Besi (Fe) mg/l maks 5 <0.001 SNI 06-6989.4-2009
4 tembaga (Cu) mg/l maks 2 <0.001 SNI 06-6989.6-2009
5 Nikel (Ni) mg/l maks 0.5 < 0.001 SNI 06-6989.18-2009
6 Mangan (Mn) mg/l maks. 2 <0.001 SNI 06-6989.5-2009
7 Timbal (Pb) mg/l maks. 0,1 < 0.002 SNI 06-6989.8-2009
Maret
PARAMETER BAKU
NO SATUAN HASI UJI METODE UJI
UJI MUTU
1 pH - 6-9 6.71 SNI 06-6989.11-2004
2 TSS mg/l maks. 200 18.2 SNI 06-6989.3-2004
3 Besi (Fe) mg/l maks 5 1.35 SNI 06-6989.4-2009
4 tembaga (Cu) mg/l maks 2 <0.001 SNI 06-6989.6-2009
5 Nikel (Ni) mg/l maks 0.5 0.001 SNI 06-6989.18-2009
6 Mangan (Mn) mg/l maks. 2 0.032 SNI 06-6989.5-2009
7 Timbal (Pb) mg/l maks. 0,1 < 0.002 SNI 06-6989.8-2009
91
April
PARAMETER BAKU
NO SATUAN HASI UJI METODE UJI
UJI MUTU
1 pH - 6-9 6.81 SNI 06-6989.11-2004
2 TSS mg/l maks. 200 22.6 SNI 06-6989.3-2004
3 Besi (Fe) mg/l maks 5 2.3 SNI 06-6989.4-2009
4 tembaga (Cu) mg/l maks 2 <0.001 SNI 06-6989.6-2009
5 Nikel (Ni) mg/l maks 0.5 <0.001 SNI 06-6989.18-2009
6 Mangan (Mn) mg/l maks. 2 <0.001 SNI 06-6989.5-2009
7 Timbal (Pb) mg/l maks. 0,1 < 0.002 SNI 06-6989.8-2009
Mei
PARAMETER BAKU
NO SATUAN HASI UJI METODE UJI
UJI MUTU
1 pH - 6-9 6.21 SNI 06-6989.11-2004
2 TSS mg/l maks. 200 14 SNI 06-6989.3-2004
3 Besi (Fe) mg/l maks 5 0.567 SNI 06-6989.4-2009
4 tembaga (Cu) mg/l maks 2 <0.001 SNI 06-6989.6-2009
5 Nikel (Ni) mg/l maks 0.5 <0.001 SNI 06-6989.18-2009
6 Mangan (Mn) mg/l maks. 2 <0.001 SNI 06-6989.5-2009
7 Timbal (Pb) mg/l maks. 0,1 < 0.002 SNI 06-6989.8-2009
Juni
PARAMETER BAKU
NO SATUAN HASI UJI METODE UJI
UJI MUTU
1 pH - 6-9 6.04 SNI 06-6989.11-2004
2 TSS mg/l maks. 200 8 SNI 06-6989.3-2004
3 Besi (Fe) mg/l maks 5 2.34 SNI 06-6989.4-2009
4 tembaga (Cu) mg/l maks 2 0.008 SNI 06-6989.6-2009
5 Nikel (Ni) mg/l maks 0.5 <0.001 SNI 06-6989.18-2009
6 Mangan (Mn) mg/l maks. 2 <0.001 SNI 06-6989.5-2009
7 Timbal (Pb) mg/l maks. 0,1 < 0.002 SNI 06-6989.8-2009
92
Juli
PARAMETER BAKU
NO SATUAN HASI UJI METODE UJI
UJI MUTU
1 pH - 6-9 6.53 SNI 06-6989.11-2004
2 TSS mg/l maks. 200 6 SNI 06-6989.3-2004
3 Besi (Fe) mg/l maks 5 0.73 SNI 06-6989.4-2009
4 tembaga (Cu) mg/l maks 2 <0.001 SNI 06-6989.6-2009
5 Nikel (Ni) mg/l maks 0.5 <0.001 SNI 06-6989.18-2009
6 Mangan (Mn) mg/l maks. 2 <0.001 SNI 06-6989.5-2009
7 Timbal (Pb) mg/l maks. 0,1 < 0.002 SNI 06-6989.8-2009
Agustus
PARAMETER BAKU
NO SATUAN HASI UJI METODE UJI
UJI MUTU
1 pH - 6-9 6.48 SNI 06-6989.11-2004
2 TSS mg/l maks. 200 14.4 SNI 06-6989.3-2004
3 Besi (Fe) mg/l maks 5 0.346 SNI 06-6989.4-2009
4 tembaga (Cu) mg/l maks 2 0.034 SNI 06-6989.6-2009
5 Nikel (Ni) mg/l maks 0.5 <0.001 SNI 06-6989.18-2009
6 Mangan (Mn) mg/l maks. 2 <0.001 SNI 06-6989.5-2009
7 Timbal (Pb) mg/l maks. 0,1 < 0.002 SNI 06-6989.8-2009
September
PARAMETER BAKU
NO SATUAN HASI UJI METODE UJI
UJI MUTU
1 pH - 6-9 6.05 SNI 06-6989.11-2004
2 TSS mg/l maks. 200 12.7 SNI 06-6989.3-2004
3 Besi (Fe) mg/l maks 5 3.28 SNI 06-6989.4-2009
4 tembaga (Cu) mg/l maks 2 0.004 SNI 06-6989.6-2009
5 Nikel (Ni) mg/l maks 0.5 <0.001 SNI 06-6989.18-2009
6 Mangan (Mn) mg/l maks. 2 <0.001 SNI 06-6989.5-2009
7 Timbal (Pb) mg/l maks. 0,1 < 0.002 SNI 06-6989.8-2009
93
Oktober
PARAMETER BAKU
NO SATUAN HASI UJI METODE UJI
UJI MUTU
1 pH - 6-9 6.61 SNI 06-6989.11-2004
2 TSS mg/l maks. 200 5.6 SNI 06-6989.3-2004
3 Besi (Fe) mg/l maks 5 0.171 SNI 06-6989.4-2009
4 tembaga (Cu) mg/l maks 2 <0.001 SNI 06-6989.6-2009
5 Nikel (Ni) mg/l maks 0.5 <0.001 SNI 06-6989.18-2009
6 Mangan (Mn) mg/l maks. 2 <0.001 SNI 06-6989.5-2009
7 Timbal (Pb) mg/l maks. 0,1 < 0.002 SNI 06-6989.8-2009
Lampiran H
Peta Penambangan Tahun 2019
94
Lampiran I
Peta Situasi Tambang
95
Lampiran J
Lokasi Rawa - Rawa
96
97
Lampiran K
Perhitungan Waktu Pengendapan
Kecepatan pengendapan
2
𝑔. . (𝜌𝑝 − 𝜌𝑎)
𝑉=
1 𝜇
ℎ
𝑡𝑣 =
𝑣𝑡
𝑡𝑣 =
0,0019963
𝑡𝑣 = 003,71 detik
𝑡𝑣 = 33, men t
98
Lampiran L
Perhitungan Waktu Air Dari Inlet Ke Outlet
panjang
Debit
kolam luas (A) jalur air
(m³/s)
(m)
1 3.2 83.61 34.65
2 3.34 132.50 95.19
3 3.34 72.10 72.40
4 3.34 101.63 66.56
5 3.34 105.44 33.79
6 3.34 117.47 73.95
Kolam 1
Kecepatan laju air
𝑄
𝐴=
𝑣
3, 0 𝑚3 𝑠
𝑣=
3,61 𝑚2
𝑣 = 0,03 𝑚 𝑠
𝑡 = 905,33det k
𝑡 = 15,09 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
99
Kolam 2
Kecepatan laju air
𝑄
𝐴=
𝑣
3,3 𝑚3 𝑠
𝑣=
13 ,50 𝑚2
𝑣 = 0,0 5 𝑚 𝑠
𝑡 = 3.776, 1det k
𝑡 = 6 ,9 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
Kolam 3
Kecepatan laju air
𝑄
𝐴=
𝑣
3,3 𝑚3 𝑠
𝑣=
7 ,10 𝑚2
𝑣 = 0,0 6 𝑚 𝑠
100
Kolam 4
Kecepatan laju air
𝑄
𝐴=
𝑣
3,3 𝑚3 𝑠
𝑣=
101,63 𝑚2
𝑣 = 0,033 𝑚 𝑠
𝑡 = .0 5,15 det k
𝑡 = 33,75 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
101
Kolam 5
Kecepatan laju air
𝑄
𝐴=
𝑣
3,3 𝑚3 𝑠
𝑣=
105, 𝑚2
𝑣 = 0,03 𝑚 𝑠
𝑡 = 1.066,5 det k
𝑡 = 17,7 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
Kolam 6
Kecepatan laju air
𝑄
𝐴=
𝑣
3,3 𝑚3 𝑠
𝑣=
117, 7𝑚2
𝑣 = 0,0 𝑚 𝑠
102
𝑡 = .600,61 det k
𝑡 = 3,3 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
103
Lampiran M
Penampang Kolam Pengendapan
Penampang Kolam A
104
Penampang Kolam B
Penampang Kolam C
105
Penampang kolam D
Penampang Kolam E
106
Penampang Kolam F
Lampiran N
Spesifikasi Long Arm ZX 210 LC
107
Lampiran O
Data Test Pit
ID BKT NOKODE XCOLLAR YCOLLAR ZCOLLAR FROM TO LAB KETERANGAN SPASI
37092 7 A 406193.2 9993664 104.173 2 4 Geomin Bauksit 25
37093 7 B 406193.2 9993664 104.173 4 6 Geomin Bauksit 25
37094 7 C 406193.2 9993664 104.173 6 8 Geomin Bauksit 25
37095 7 D 406193.2 9993664 104.173 8 8.5 Geomin Kong 25
36951 7 A 406043 9993689 91.22 1.00 3.00 Geomin Bauksit 25
36952 7 B 406043 9993689 91.22 3.00 5.00 Geomin Bauksit 25
36953 7 C 406043 9993689 91.22 5.00 7.00 Geomin Bauksit 25
36954 7 D 406043 9993689 91.22 7.00 9.20 Geomin Kong 25
45629 7 A 407107 9992142 78.21 3.50 5.50 Geomin Bauksit 25
45630 7 B 407107 9992142 76.21 5.50 7.50 Geomin Bauksit 25
45631 7 C 407107 9992142 74.21 7.50 8.50 Geomin kong 25
3008 7 A 406020 9991910 99.40 3.30 5.30 Geomin BAUKSIT 25
3009 7 B 406020 9991910 99.40 5.30 7.00 Geomin BOULDER 25
3010 7 A 406045 9991910 95.70 3.00 5.00 Geomin BAUKSIT 25
3011 7 B 406045 9991910 95.70 5.00 7.00 Geomin BAUKSIT 25
3012 7 C 406045 9991910 95.70 7.00 8.50 Geomin KONG 25
3013 7 A 406071 9991910 90.37 2.00 4.00 Geomin BAUKSIT 25
3014 7 B 406071 9991910 90.37 4.00 6.00 Geomin BAUKSIT 25
3015 7 C 406071 9991910 90.37 6.00 8.00 Geomin BAUKSIT 25
3016 7 D 406071 9991910 90.37 8.00 8.60 Geomin KONG 25
108
BHID BUKIT NOKODE XCOLLAR YCOLLAR ZCOLLAR FROM TO Geomin KETERANGAN SPASI
4 7 A 407207 9992043 73.21 1.70 3.70 Geomin BAKUSIT 25
4 7 B 407207 9992043 73.21 3.70 5.70 Geomin BAUKSIT 25
4 7 C 407007 9992043 73.21 5.00 7.00 Geomin KONG 25
5 7 A 407007 9991942 89.09 3.30 5.30 Geomin BAUKSIT 25
5 7 B 407007 9991942 89.09 5.30 7.30 Geomin KONG 25
104 7 A 406071 9991910 90.37 2.00 4.00 Geomin BAUKSIT 25
104 7 B 406071 9991910 90.37 4.00 6.00 Geomin BAUKSIT 25
104 7 C 406071 9991910 90.37 6.00 8.00 Geomin BAUKSIT 25
104 7 D 406071 9991910 90.37 8.00 8.60 Geomin KONG 25
105 7 A 406096 9991910 84.30 3.30 5.30 Geomin BAUKSIT 25
105 7 B 406096 9991910 84.30 5.30 7.10 Geomin KONG 25
106 7 A 406122 9991910 77.73 2.30 4.30 Geomin BAUKSIT 25
106 7 B 406122 9991910 77.73 4.30 6.30 Geomin KONG 25
1024 7 A 406967 9992567 100.67 2.40 4.40 Geomin Bauksit 25
1024 7 B 406967 9992567 100.67 4.40 6.40 Geomin Bauksit 25
1024 7 C 406967 9992567 100.67 6.40 8.40 Geomin Bauksit 25
1024 7 D 406967 9992567 100.67 8.40 9.60 Geomin KONG 25
1025 7 A 406992 9992567 95.49 6.20 8.20 Geomin Bauksit 25
1025 7 B 406992 9992567 95.49 8.20 9.80 Geomin KONG 25
1029 7 A 406593 9992541 78.96 1.80 3.80 Geomin Bauksit 25
1029 7 B 406593 9992541 78.96 3.80 5.80 Geomin Bauksit 25
1029 7 C 406593 9992541 78.96 5.80 7.70 Geomin KONG 25
109
110
Lampiran P
Curah Hujan