SKRIPSI
SHEAR CONECTOR
Oleh:
E1A1 15 056
FAKULTAS TEKNIK
KENDARI
2019
1
HALAMAN PERSETUJUAN
Conector
Menyetujui,
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui,
2
HALAMAN PENGESAHAN
Skripsi
E1A1 15 056
Dr. Hj. Nini Hasriyani Aswad, ST.,MT Rini Sriyani, ST.,MT Dr. Masdiana, ST.,MT
Nip. 19711124 200312 2 003 Nip. 19650930 199802 2 001 Nip. 19740115 200812 2 001
3
4
Fakultas : Teknik
pemikiran saya sendiri dan tidak mengambil atau melakukan plagiarisme terhadap
penelitian orang lain, kecuali sistematika dan beberapa kutipan-kutipan yang telah
disebutkan sumbernya.
merupakan hasil plagiat, maka penulis siap menerima sanksi akibat perbuatan
5
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas segala
sebesar-besarnya kepada Allah SWT, kepada kedua orang tua tercinta Ir. La
Ramuli., M.Si dan Haimah, SE yang telah banyak mengorbankan waktu, tenaga,
serta dukungan selama penulis menjalani pendidikan dari sekolah dasar sampai
penulis mencapai titik puncak Pendidikan Program Sarjana. Terima kasih yang
ST.,MT. selaku pembimbing I dan Ibu Dr.Hj.Nini Hasriani Aswad, ST.,MT. selaku
Oleo yang telah bersedia membimbing peneliti dalam melakukan segala rangkaian
Ucapan terima kasih tidak lupa penulis sampaikan kepada yang terhormat :
Kendari.
6
7
mendukung Penulis dari awal kuliah Sampai dititik ujung Penyelesaian Studi
Program S1
8. Keluarga besar Himpunan Mahasiswa Teknik Sipil yang menjadi wadah
perkuliahan.
9. Pengurus Himpunan Mahasiswa Teknik Sipil Periode 2017/2018, kalian yang
telah banyak membuat penulis merasa bahwa dunia kampus itu tidak harus
kuliah-kuliah saja tetapi mengurus atau menjadi bagian dari suatu lembaga
pola pikir yang lebih matang yang nantinya akan sangat kita butuhkan pada
Revolusi Periode 2018/2019 yang selama ini menjadi teman diskusi persoalan
apapun.
11. Leting-leting jurusan teknik sipil angkatan 015, agsan, agung, anas, hazar,
tandri, vieta, fitwal, isa, kevin, andri, lambelu, anita, arisman, bashar, bayu,
burhan, delsa, diki, dimas, fatah, ipong, iqbal small, isra, jas, jemi, memet,
lubis, martono, maun, mutiah, andri jr, nanang, nova small, ikbal big, nur,
8
pandu, rahmin, rizaldi, saban, safar, sardin, sari, satriana, sia, soni, wandi,
waras, la bonte, rafiq, feri, salam, nasrun, kisma, alfi, iman tekaka, suatu
bersama, banyak suka, duka, tangis, canda tawa, egois, kecewa, yang telah
berkat kalian.
13. Senior – senior jurusan teknik sipil angkatan 013 yang pertama menyambut
Penulis masuk di fakultas tercinta ini, kak hijra, kak dzariat, kak ken, kak
baim, kak santon, kak nadya, kak eka, kak nanda, kak al, kak makur, kak ika,
kak izzat, kak zuhikma, kak, abu, kak yayan, kak umar dan lain lain, terima
seutuhnya.
15. Seluruh senior dan junior dalam keluarga besar Fakultas Teknik Universitas
yusuf, minhar, mawan, delta, sukma, ido, ainun, dan lain lain yang telah
Vieta, Mbeloe, Ana, Tandri, dan Andri yang sudah menjadi tempat untuk
19. Seluruh pihak yang tidak sempat disebutkan satu persatu yang telah
terdapat banyak kekurangan, karena itu kritik dan saran yang membangun sangat
penulis harapkan. Semoga hasil penelitian ini bermanfaat bagi penulis dan para
Penulis
ABSTRAK
Andri, E1A1 15 005 “Pengaruh Variasi Penggunaan Pasir Laut Asal Desa
Peneliti dibimbing oleh Dr. Edward Ngii, ST.,MT selaku pembimbing I dan
Penggunaan material pasir laut sebagai bahan campuran beton telah lama
kualitas pasir laut di daerah tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
karakteristik serta pengaruh penggunaan pasir laut tersebut terhadap kuat tekan
beton.
eksperimen ini dilakukan dengan membuat benda uji beton berbentuk silinder
7%, kadar air 8,25%, kadar lumpur 4,68%, berat isi 1,59 gram/cm3, analisa
saringan masuk ke zona 2 (agak kasar), berat jenis (kondisi SSD) 2,4 dan
penyerapan sebesar 2,96%. Pada pengujian beton untuk beton normal (0% PL),
beton subs.1 (25% PL), beton subs.2 (50% PL), beton subs.3 (75% PL), dan beton
pasir laut (100% PL) diperoleh kuat tekan berturut-turut sebesar 28,86 MPa; 29,14
MPa; 28,12 MPa; 31,14 MPa dan 27,58 MPa, serta kuat tarik belah berturut-turut
sebesar 2,69 MPa; 2,48 MPa; 2,45 MPa; 2,52 MPa dan 2,55 MPa. Sehingga, dapat
10
11
disimpulkan pasir laut ini dapat digunakan untuk pembuatan beton dengan kuat
Kata Kunci : Pasir laut, pasir sungai, kuat tekan beton, kuat tarik belah beton.
ABSTRACT
Andri, E1A1 15 005 "The Effect of Variation in the Use of Sea Sand from
compressive strength". The researcher was guided by Dr. Edward Ngii, ST.,MT as
The use of sea sand material as a concrete mixture material has long been
the quality of sea sand in the area. This study aims to determine the
12
strength.
The results of sea sand study characteristic are follow by; salt content of
7%, moisture content of 8.25%, sludge content of 4.68%, fill weight of 1.59
gram / cm3, filter analysis into zone 2 (rather rough), density (SSD condition) of
2.4 and absorption of 2.96%. In concrete testing for normal concrete (0% PL),
concrete subs. 1 (25% PL), concrete subs. 2 (50% PL), concrete subs. 3 (75%
PL), and sea sand concrete (100 % PL), obtained compressive strength in a row
of 28.86 MPa; 29.14 MPa; 28.12 MPa; 31.14 MPa and 27.58 MPa, as well as
successive split tensile strengths of 2.69 MPa; 2.48 MPa; 2.45 MPa; 2.52 MPa
and 2.55 MPa. So, it can be concluded that this sea sand can be used for the
(75% PL).
Keywords : Sea sand, river sand, concrete compressive strength, concrete split
tensile strength.
DAFTAR IS
HALAMAN JUDUL...............................................................................................i
HALAMAN PERSETUJUAN..............................................................................ii
HALAMAN PENGESAHAN..............................................................................iii
KATA PENGANTAR.............................................................................................v
ABSTRAK...........................................................................................................viii
ABSTRACT............................................................................................................ix
DAFTAR ISI...........................................................................................................x
DAFTAR GAMBAR...........................................................................................xiv
DAFTAR TABEL.................................................................................................xv
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
13
14
2.2.2 Agregat......................................................................................15
2.2.3 Air..............................................................................................20
2.10Penelitian Terdahulu..............................................................................42
15
Hermawan..................................................................................42
Remigildus Cornelis..................................................................45
3.4.1 Alat............................................................................................50
3.4.2 Bahan.........................................................................................51
4.3.1 Perbandingan Kuat Tekan Beton Normal dan Beton Pasir Laut60
BAB V PENUTUP................................................................................................68
5.1 KESIMPULAN.....................................................................................68
5.2 SARAN..................................................................................................68
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................69
LAMPIRAN..........................................................................................................72
NOTASI.................................................................................................................77
DOKUMENTASI.................................................................................................88
DAFTAR GAMBARY
Gambar 2. 2 Grafik Hubungan antara kuat tekan dan faktor air semen (benda uji
Gambar 2. 3 Grafik Hubungan antara kuat tekan dan faktor air semen (benda uji
Gambar 4. 7 Grafik Hubungan Kuat Tekan dan Kuat Tark Belah Beton...............67
17
DAFTAR TABE
Tabel 2. 10 Perkiraan Kekuatan Tekan (MPa) Beton dengan Faktor Air Semen,
Tabel 2.11 Persyaratan Jumlah Semen Minimum dan Faktor Air Semen
Tabel 2. 13 Ketentuan Untuk Beton yang Berhubungan Dengan Air Tanah yang
Mengandung Sulfat................................................................................................37
18
19
Tabel 4. 5 Hasil Pengujian Kuat Tekan Beton Pasir Laut (100% PL)...................60
Tabel 4. 11 Perbandingan Kuat Tekan dan Kuat Tarik Beton dengan Pendekatan
Nawy......................................................................................................................66
Tabel 4. 12 Hubungan Kuat Tekan dan Kuat Tarik Belah dengan Pendekatan SNI
................................................................................................................................66
BAB I
PENDAHULUAN
Beton adalah salah satu unsur yang sangat penting dalam struktur
bangunan. Kelebihan beton dengan struktur lain di antaranya adalah tahan api,
awet/tahan lama, kuat tekannya cukup tinggi, dan mudah dibentuk ketika masih
segar. Beton merupakan elemen struktur bangunan yang telah dikenal dan banyak
dimanfaatkan sampai saat ini. Beton juga telah banyak mengalami perkembangan,
kombinasi antara material beton dan baja tulangan yang digabungkan menjadi
satu kesatuan konstruksi dan dikenal sebagai beton bertulang. Beton bertulang
perkerasan jalan, bendungan air, tandon air dan berbagai konstruksi lainnya.
Beton bertulang pada bangunan gedung terdiri atas beberapa elemen struktur,
misalnya balok, kolom, pelat lantai, pondasi, sloof, ring balok, ataupun pelat atap.
bertulang jika dibandingkan dengan bahan material lainnya, beton bertulang juga
sering dijumpai adalah masalah keretakan yang terjadi pada bahan tersebut.
Keretakan pada beton bertulang dapat timbul pada saat pra-konstruksi dan pasca
1
2
bangunan pasti akan terjadi retakan, yang harus dipertimbangkan adalah apakah
retakan tersebut dapat ditolerir karena tidak berbahaya atau retakan tersebut
bertulang ini disebabkan oleh beberapa hal, karena pengaruh dari sifat beton itu
langsung. Kalau kita lihat dari jenis retakannya, ada dua jenis keretakan pada
beton bertulang yaitu retakan yang terjadi saat pembuatan beton dan retakan yang
terjadi setelah beton selesai dibuat. Dari dua jenis retakan tersebut banyak sekali
Keretakan Beton Yang Terjadi Saat Pembuatan Beton Bertulang adalah sifat
beton, suhu, korosi pada tulangan, pembuatan yang kurang baik, material yang
kurang baik, serta cara penulangan, dan penyebab keretakan beton yang terjadi
pembebanan.
inovasi – inovasi dalam hal perbaikan dan perkuatan struktur di antaranya adalah
metode injeksi untuk memperbaiki retak pada struktur, metode patching dan
beton ataupun dengan konstruksi baja yang bertujuan memperkecil gaya – gaya
dalam yang terjadi, memperbesar dimensi dari pada beton (concrete jacketing)
menambah dimensi serta meningkatkan mutu beton sebagai salah satu alternatif
1) Berapakah besar kuat tekan beton dari masing – masing benda uji yang
1) Untuk mengetahui seberapa besar kuat tekan beton dari masing – masing
benda uji yang mengalami proses jacketing setelah di lakukan uji tekan.
2) Untuk mengetahui besar kuat tekan dari beton jacketing yang menggunakan
struktur.
2) Manfaat praktis, hasil penelitian diharapkan dapat menjadi referensi bagi
1) Penelitian ini hanya menggunakan tiga mutu beton yaitu K-125, K-150,K-
hari.
5) Pengujian beton jacketing dilakukan pada umur 7, 14 dan 28 hari.
5
BAB I : Pendahuluan
Bab ini membahas tentang latar belakang, tujuan dan manfaat, batasan
Bab ini berisi uraian tentang penelitian terdahulu yang relevan dengan
penelitian serta uraian konsep dan teori yang mendukung dalam penelitian ini.
Bab ini membahas tentang penjelaskan mengenai bahan, alat, variabel dan tahap
penelitian.
pengolahan data yang telah di peroleh dari hasil pengujian yang telah di
BAB V : Penutup
TINJAUAN PUSTAKA
dkk (2013). Penelitian ini dibuat model sederhana yaitu balok beton bertulang
yang dipilih adalah 120 mm x 50 mm. Konektor ini dipasang pada permukaan
balok hingga 80 mm. Konektor Dowel dipasang pada sisi balok dengan lebar
150 mm dan permukaan sisi dengan kedalaman 300 mm dari balok yang jarak
bonding chemical. Metode II yaiu pelapisan balok dengan bonding agent dan
beton yang dilakukan setelah pelapisan bonding agent. Metode III yaitu
6
7
balok. Dan setelah itu dilakukan pelapisan balok dengan micro – concrete.
konektor dowel dan bonding agent, hanya micro – concrete yang telah
dapat meningkatkan sifat struktural untuk balok RC. Untuk balok jacketing
permukaan halus, daya dukung beban tertinggi terjadi pada teknik jacketing
(2011). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan kinerja struktur
apapun di bawah gempa bumi di masa depan serta untuk mengetahui teknik
Concrete Jacketing, Steel jacketing dan Beam Jacketing. Teknik inovatif dari
tepat guna, pengerjaan, dan kontrol kualitas selama pelaksanaan adalah faktor
8
kunci untuk perbaikan sukses, penguatan dan pemulihan struktur yang rusak.
lakukan. Untuk sifat beton harus sesuai dengan struktur beton yang ada serta
kuat tekan harus lebih besar dari struktur yang ada dengan 5 N / mm 2 atau
setidaknya sama dengan kuat tekan dari struktur yang ada. Untuk tebal
untuk shotcrete. Untuk Steel jacketing ketebalan pelat baja yang disarankan
adalah 6 mm, ketinggian jacketing 1,2 sampai 1,5 kali panjang sambungan
untuk kasus kolom lentur dan ketinggian sepanjang kolom untuk kasus kolom
adalah penulis tidak menggunakan bahan serat karbon untuk bahan tambah
Nie dkk (2017). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kekuatan
lima tiang setinggi 40 m sebagai struktur prototipe, yang terdiri dari tiga
Spesimen SCCRJ-1 dan SCCRJ-2 adalah steel jacketing (yaitu, beton bagian
bawah kolom pada dua spesimen ini dibungkus oleh jaket baja dengan
panjang 550 mm (sepanjang arah kolom), lebar 530 mm, tinggi 432 mm
dengan tebal baja 6 mm) dan koneksi komposit beton. Spesimen SCCRJ-3
beban siklik pada ketiga spesimen tersebut dan akan dilihat apa yang terjadi
pada ketiga spesimen tersebut. Hasil uji beban siklik terbalik dari tiga
struktural yang lebih baik dari pada sambungan tulangan, dan momen lentur
jaket baja. Ketahanan retak dan daya dukung Spesimen SCCRJ-1 dan
SCCRJ-2 lebih baik dari Spesimen SCCRJ-3, yang berarti koneksi jaket
komposit baja lebih baik dari pada koneksi rebar tradisional. Alasan utama
untuk ini adalah bahwa RC kolom dekat sendi sambungan ditutupi oleh steel
koneksi ke bagian terluar dari jaket baja di kolom RC di mana momen lentur
semen hidrolis lainnya, agregat halus, agregat kasar, dan air, dengan atau tanpa
semakin mengeras dan akan mencapai kekuatan rencana (f’c) pada usia 28 hari.
Beton memliki daya kuat tekan yang baik oleh karena itu beton banyak dipakai
halus (pasir), agregat kasar (kerikil) atau jenis agregat lainnya dengan air dan
pondasi, balok, kolom, dan plat lantai, sedangkan untuk bangunan air beton
Beton mempunyai kuat tekan yang sangat tinggi tetapi mempunyai kuat Tarik
1. Harga yang relatif lebih murah karena menggunakan bahan-bahan dasar yang
2. Termasuk bahan yang awet, tahan aus, tahan panas, tahan terhadap pengkaratan
lebih murah
3. Mempunyai kuat tekan yang cukup tinggi sehingga jika dikombinasikan dengan
baja tulangan yang mempunyai kuat tarik tinggi sehingga dapat menjadi satu
kesatuan struktur yang tahan tarik dan tahan tekan, untuk itu struktur beton
4. Pengerjaan atau workability mudah karena beton mudah untuk dicetak dalam
bentuk dan ukuran sesuai keinginan. Cetakan beton dapat dipakai beberapa kali
1. Bahan dasar penyusun beton agregat halus maupun agregat kasar bermacam-
sesuai dengan bagian bangunan yang akan dibuat, sehingga cara perencanaan
3. Beton mempunyai kuat tarik yang rendah, sehingga getas atau rapuh dan mudah
retak. Oleh karena itu perlu diberikan cara-cara untuk mengatasinya, misalnya
12
dengan memberikan baja tulangan, serat baja dan sebagainya agar memiliki
a. Beton Ringan
Beton ringan adalah beton yang berat volumenya <1900 kg/m³, dipakai
c. Beton Berat
Beton Berat adalah beton yang berat volumenya >2500 kg/m³, dipakai
untuk struktur teretentu misalnya struktur yang harus tahan terhadap radiasi
atom.
bendungan dan pondasi turbin pada pembangkit listrik. Pada saat pengecoran
yang timbul, karena semakin besar massa beton maka suhu didalam beton
semakin tinggi. Bila perbedaan suhu didalam beton dan suhu di permukaan
dengan beton lama mengingat waktu setting beton yang singkat (±2 jam),
akibat panas hidrasi dapat juga dilakukan sebagai salah satu pertimbangan
struktural.
2. Ferosemen (ferrocement)
Mortar semen yang diberi anyaman kawat baja. Beton ini mempunyai
fleksibilitas dan sifat kedap air yang lebih baik dari beton biasa.
berupa serat plastik/baja. Beton serat lebih daktail daripada beton biasa,
dipakai pada bangunan hidrolik, landasan pesawat, jalan raya dan lantai
jembatan.
4. Beton Siklop
14
kasar dapat sebesar 20 cm. Beton ini digunakan pada pembuatan bendungan
dapat menghasilkan permukaan beton yang halus (misal baja dan multiplek
film). Beton ini sering dijumpai pada gelagar jembatan, listplank, kolom dan
balok bangunan.
Bahan penyusun beton meliputi air, semen portland, agregat kasar dan halus
serta bahan tambah, di mana setiap bahan penyusun mempunyai fungsi dan
pengaruh yang berbeda-beda. Sifat yang penting pada beton adalah kuat tekan,
bila kuat tekan tinggi maka sifat-sifat yang lain pada umumnya juga baik. Faktor-
faktor yang mempengaruhi kuat tekan beton terdiri dari kualitas bahan penyusun,
nilai faktor air semen, gradasi agregat, ukuran maksimum agregat, cara pengerjaan
Portland Cement (PC) atau semen adalah bahan yang bertindak sebagai
bahan pengikat agregat, jika dicampur dengan air semen menjadi pasta. Dengan
proses waktu dan panas, reaksi kimia akibat campuran air dan semen
adalah Joseph Aspdin pada tahun 1824, seorang tukang batu kebangsaan Inggris.
Cement) yaitu semen hidrolis yang dihasilkan dengan cara menggiling terak
semen portland terutama yang terdiri atas kalsium silikat yang bersifat hidrolis
dan digiling bersama - sama dengan bahan tambahan berupa satu atau lebih
bentuk kristal senyawa kalsium sulfat dan boleh ditambah dengan bahan
tambahan lain. Semen OPC (Ordinary Portland Cement) dibagi menjadi 5 (lima
a. Jenis I, yaitu semen portland untuk konstruksi umum yang tidak memerlukan
hidrasi rendah.
e. Jenis V, yaitu semen portland yang dalam dalam penggunaanya memerlukan
2.5.2 Agrerat
pengisi dalam campuran mortar atau beton. Agregat ini kira – kira menempati
sebanyak 70% dari volume mortar atau beton. Pemilihan agregat merupakan
adalah suatu bahan yang berasal dari butir‐butir batu pecah, kerikil, pasir atau
mineral lain, baik yang berasal dari alam maupun buatan yang berbentuk mineral
Agregat halus adalah agregat dengan besar butir maksimum 4,75 mm.
Agregat halus juga disebut dengan pasir. Adapun syarat - syarat halus yang
baik digunakan untuk bahan campuran beton, antara lain sebagai berikut :
1) agregat halus tidak boleh mengandung kadar lumpur lebih dari 5%,
2) agregat halus tidak mengandung zat organik terlalu banyak, yang dibuktikan
dengan percobaan warna dengan larutan 3% NaOH, yaitu warna cairan diatas
5) kekekalan jika diuji dengan natrium sulfat bagian yang hancur maksimum 10%
dan jika di pakai magnesium sulfat bagian yang hancur maksimum 10%.
(Tjokrodimuljo, 2007)
Agregat kasar adalah agregat dengan besar butir lebih dari 4,75 mm.
Untuk mendapatkan kuat tekan beton mutu tinggi > 62,1 MPa, sebaiknya ukuran
maksimum agregat kasar adalah 12,5 mm. Agregat kasar juga disebut kerikil,
batu pecah, ataupun split. Adapun syarat – syarat agregat halus yang baik
2) Agregat kasar tidak boleh mengandung zat - zat yang reaktif terhadap alkali,
18
3) Agregat kasar memliki ukuran butir maksimum tidak boleh melebihi dari 1/5
jarak terkecil antara bidang-bidang samping cetakan, 1/3 tebal pelat beton, 3/4
4) Agregat kasar tidak mengandung butiran yang panjang dan pipih lebih dari
20%,
5) Agregat kasar memiliki kekekalan maksimum 12% bagian yang hancur jika
diuji dengan natrium sulfat dan jika diuji dengan magnesium sulfat bagian
(SNI 03-2834-1992)
(SNI 03-2834-1992)
agregat berat dan agregat ringan. Agregat normal ialah agregat yang berat
jenisnya antara 2,5 sampai 2,7. Biasanya berasal dari agregat granit, basalt,
20
kuarsa, dan sebagainya. Beton yang dihasilkan berberat jenis sekitar 2,3 dengan
kuat tekan antara 15 MPa sampai 40 MPa dan disebut beton normal.
Agregat berat berberat jenis lebih dari 2,8 misalnya magnetik (Fe3O4),
barytes (BaSO4), atau serbuk besi. Beton yang dihasilkan juga berat jenisnya
tinggi (sampai 5), yang efektif sebagai dinding pelindung radiasi sinar X.
Agregat ringan mempunyai berat jenis kurang dari 2,0 yang biasanya
dibuat untuk nonstruktural, akan tetapi dapat pula untuk beton struktural atau blok
Bila suatu agregat kering beratnya W, maka diperoleh berat jenisnya (Bj)
adalah :
W
B.j = Vb ( 2.0 )
Dimana :
Bj = Berat Jenis
beton dengan kekuatan yang sama, akan membutuhkan semen yang lebih sedikit
apabila dipakai butir kerikil yang besar-besar. Oleh karena itu, untuk mengurangi
juga berarti pengurangan panas hidrasi, dan ini berarti mengurangi kemungkinan
21
beton untuk retak akibat susut atau perbedaan panas yang besar. Walaupun
demikian, besar butir maksimum agregat (dapat juga diartikan ukuran maksimum
butir kerikil/batu pecah) tidak dapat terlalu besar, karena ada faktor-faktor lain
adalah :
a. Ukuran maksimum butir agregat tidak boleh lebih besar dari 3/4 kali jarak
bersih antara baja tulangan atau antara baja tulangan dengan cetakan
b. Ukuran maksimum butir agregat tidak boleh lebih besar dari 1/3 kali tebal plat.
c. Ukuran maksimum butir agregat tidak boleh lebih besar dari 1/5 kali jarak
agregat umumnya dipakai 10 mm, 20 mm, 30 mm, atau 40 mm. Jika tidak dipakai
baja tulangan, misalnya beton untuk pondasi sumuran, ukuran maksimum agregat
Gradasi agregat ialah distribusi ukuran butiran dari agregat. Bila butir-
butir agregat mempunyai ukuran yang sama (seragam) volume pori akan besar.
Sebaliknya bila ukuran butir-butirnya bervariasi akan terjadi volume pori yang
kecil. Hal ini karena butiran yang kecil mengisi pori di antara butiran yang lebih
tinggi.
yang tertinggal atau lewat di dalam suatu susunan ayakan. Susunan ayakan itu
(3/8”), 4,80 mm (No. 4), 2,40 mm (No. 8), 1,20 mm (No. 16), 0,60 mm (No. 30),
dilakukan dengan pengujian ketahanan aus dengan mesin los angeles, atau
(Tjokrodimuljo, 1996)
b. Tidak mengandung tanah atau kotoran lain yang lewat ayakan 0,075 mm (No.
200). Pada agregat halus jumlah kandungan kotoran ini harus tidak lebih dari
5% untuk beton sampai 10 Mpa (100 Kg/cm²), dan 2,5% ntuk beton mutu
yang lebih tinggi. Pada agregat kasar kandungan kotoran ini dibatasi sampai
2.5.3 Air
Air merupakan salah satu bahan yang paling penting dalam pembuatan
beton karena menentukan mutu dalam campuran beton. Fungsi air pada campuran
beton adalah untuk membantu reaksi kimia semen portland dan sebagai bahan
pelicin antara semen dengan agregat agar mudah dikerjakan. Air diperlukan pada
Secara umum, air yang dapat dipakai untuk bahan pencampur beton ialah
air yang bila dipakai akan dapat menghasilkan beton dengan kekuatan lebih dari
Dalam hal terdapat kesulitan air di daerah terpencil misalnya yang tidak
terdapat air minum atau air untuk penggunaan umum, dan kualitas air yang ada
Kekuatan beton dan daya tahannya berkurang jika air mengandung kotoran.
Pengaruh pada beton diantaranya pada lamanya waktu ikatan awal adukan beton,
adalah sodium klorida dan 15 persennya adalah magnesium sulfat. Adanya garam-
garam dalam air dapat mengurangi kekuatan beton sampai 20%. Air laut tidak
boleh digunakan untuk campuran beton pada beton bertulang atau beton prategang
Air untuk campuran beton minimal yang memenuhi persyaratan air minum,
akan tetapi bukan berarti air untuk campuran beton harus memenuhi standar air
24
dari 2 gram/liter
c. Tidak mengandung garam-garam yang dapat larut dan dapat merukas beton,
Bahan tambah yaitu bahan selain unsur pokok pada beton (air, semen dan
agregat) yang ditambahkan pada adukan beton, baik sebelum, segera atau selama
pengadukan beton dengan tujuan mengubah satu atau lebih sifat-sifat beton
sewaktu masih dalam keadaaan segar atau setelah mengeras. Fungsi-fungsi bahan
Bahan tambah diberikan dalam jumlah yang relatif sedikit dengan pengawasan
yang ketat agar tidak berlebihan yang berakibat memperburuk sifat beton
Admixtures ialah semua bahan penyusun beton selain air, semen hidrolik
dan agregat yang ditambahkan sebelum, segera atau selama proses pencampuran
adukan di dalam batching, untuk merubah sifat beton baik dalam keadaan segar
atau setelah mengeras. Definisi additive lebih mengarah pada semua bahan yang
25
ditambahkan dan digiling bersamaan pada saat proses produksi semen (Taylor,
1997).
adukan beton dengan maksud agar diperoleh sifat-sifat yang berbeda pada beton
yang lebih mudah dan waktu pengikatan yang lebih lambat atau lebih cepat.
a. Kadar semen dapat dikurangi cukup besar untuk menjaga faktor air semen
semen dan kinerja kelecakan yang sama. Hal ini akan menyebabkan
peningkatan kekuatan.
c. Kinerja tinggi pada faktor air semen sangat rendah seperti pengecoran beton
(chemical admixture) dalam beton, bahan tambah pengurang air (normal water
reducer) adalah bahan tambah yang disebut plasticizer dalam teknologi beton.
Suatu produk pengurang air yang biasa mampu mengurangi kebutuhan air sebesar
10% sampai 15%. Pengurangan air yang lebih tinggi, dengan memasukkan jumlah
besar bahan tambah jenis plasticizer, akan menghasilkan efek yang tidak
diinginkan pada beton seperti bleeding, segregasi dan pengikatan yang tidak
senyawa kimia berbeda dari pengurang air biasa (NWR/plasticizer) akan mampu
mengurangi kadar air sampai dengan 30%. Bahan tambah yang termasuk dalam
Reducer), yang sebenarnya merupakan versi yang lebih modern dari plasticizer
A. Epoxy Adhesive
Epoxy adalah kopolimer yang terbentuk dari dua bahan kimia yang
berbeda, yaitu resin dan pengeras. Resin digunakan sebagai basenya dan
sangat keras dan getas, tetapi pada saat penggunaannya akan dicampurkan bahan
yang biasa digunakan pada lahan parkir, gedung, pabrik, gudang, rumah sakit,
catepoxy akan lebih kuat, lebih bersih tidak ada sambungan nat, kokoh, terlihat
mengkilap, dan tahan terhadap benturan ataupun terkena bahan kimia. Epoxy
juga merupakan standart dari ISO pada perusahaan yang sejenis industry. Epoxy
juga digunakan sebagai perekat stuktural, bahan seperti kayu dan lain-lain yang
1. Epoxy coating
2. Epoxy floorcoating
3. Epoxy mortar
4. Epoxy microseal
5. Epoxy injection
direaksikan oleh polymed suatu kimia yang kuat menempel pada beton, keramik,
D. EPOXY MORTAR
acian pada struktur beton yang rapuh, sebagai penambal lapisan pada permukaan
Berfungsi untuk pendempulan pada lapisan dinding, body kapal, dudukan mesin,
kayu, fiber, plat, body mobil dan lain-lain. Bahannya dempul epoxy dapat tahan
terhadap panas.
F. EPOXY CLEAR
epoxy clear satu ini. Bahan epoxy clear tidak berwarna melainkan transparan,
biasa digunakan pada tahap akhir pengecatan pada dinding, ataupun lantai
G. CARA PENGAPLIKASIAN
1. Jika lantai yang mau dilapisi dengan epoxyadalah beton, maka terlebih
vacum cleaner, jika sudah bersih untuk lapisan awal gunakan epoxy
29
cat semprot.
2. Tunggu epoxy primer ini sampai kering, tunggu sekitar 12 jam agar
pengeringan sempurna.
3. Setelah itu tahap base epoxy coate, body coate, dan top coate, tahap ini
harus dilakukan secara bertahap dengan jangka waktu yang sama dan
dengan bulu yang tidak rontok, karena jika ada sisa bulu yang rontok
akan terlihat dan tidak rata, itu harus segera dibersihkan dan kemudian di
cat ulang.
karet yang lunak dan rata, Agar tidak berpengaruh pada lapisan yang baru
9. Setelah lapisan sudah selesai, lantai tidak boleh langsung dilewati, tunggu
sampai sekitar 12 jam, agar lantai dapat dilewati. Tetapi lantai dapat
30
10. Mobil, gerobak, atau mesin lainnya baru bisa lewat setelah jangka waktu
epoxy, mari kita lihat dudlu seperti apa cat epoxy itu. Yaaaa… cat epoxy
yang licin dan mengkilap dan memiliki daya tahan yang kuat terhadap tekanan.
Jadi cat epoxy juga memiliki kelebihan dan kekurangannya, mari kita bahan
1. KELEBIHAN
a) PENAMPILAN
Yaaaa…. Karena cat pelapis epoxy memiliki tampilan yang menarik dan
cat epoxy sudah tidak diragukan lagi, jika pengaplikasian yang benar dan
tepat dapat menghasilkan lapisan epoxy yang telihat baik dan mengkilap.
b) KETAHANAN
31
dengan tekanan tinggi. Selain ketahanan dalam tekanan cat epoxy juga
tahan terhadap panas dan tahan air, selain itu cat epoxy juga tahan
c) UMUR PANJANG
ketahanan dalam aspek umur. Cat pelapis lantai epoxy memiliki umur
tanpa retak ataupun mengelupas. Hal ini dikarenakan cat pelapis epoxy
terbuat dari bahan kimia resin dengan campuran pengeras yang membuat
d) TERJANGKAU
sangatlah tepat dan sangan terjangkau dari cat pelapis lantai lainnya.
banyak perusahaan yang memakai jasa cat pelapis epoxy. Kenapa cat
32
pelapis epoxy sangat terjangkau? Karena cat pelapis epoxy mudah dalam
lantai beton atau lainnya. Inilah kenapa cat pelapis lantai epoxy sekarang
menjadi factor utama dan ini bisa anda temukan di cat pelapis lantai
epoxy.
e) VARIASI
mengecat lantainya dengan cat pelapis epoxy. Ini dikarenakan cat pelapis
epoxy memiliki variasi variasi yang banyak dan juga memilki tampilan
yang menarik. Cat epoxy memilki banyak variasi warna yang menambah
pelapis epoxy lantai juga dapat diatur kedalam mode tradisional, pribadi,
atau pun desain khusus seperti vintage dan lainnya. Adanya jumlah
varian warna yang sangat banyak menjadikan cat pelapis lantai epoxy
e) PROTEKTIF
pada lantai beton atau lantai lainnya yang dapat merusak kekuatan lantai
33
beton tersebut. Cat pelapis lantai epoxy juga dapat melindungi lantai dari
air, retak, minyak, bakteri, atau pun zat kimia yang membahayakan. Hal
karpet atau nat. hal ini juga santa cukup murah untuk durasi dan tingkat
f) KENYAMANAN
penerapannya pada lantai rumah atu kantor. Salah satu keuntungan ini
tidak banyak yang mengetahuinya, hal ini adalah cat pelapis epoxy lantai
a) HANYA SEMENTARA
relatif panjang, cat pelapis lantai epoxy harus diganti dengan yang baru
kendaraan berat. Dengan adanya hal ini agar lantai tetap terlihat baik
anda harus melapisinya dengan mantel epoxy yang baru agar lebih tahan
lama, ini tidak bisa dihindari pada permukaan lantai yang sering dilewati
ini adalah masalah umum yang biasa yang dihadapi lantai pada umunya,
sering dilalui oleh kendaraan berat, hal ini harus cepat dilakuakan
penambalan ulang, jika tidak ini akan berakibat pada pelapis yang
b) LICIN
permukaan yang mengkilap yang menjadikan licin saat terkena air atau
minyak. Laantai yang dilapisi epoxy relatiftahan selip, ini tidak universal.
Hal ini hanya untuk aplikasi khusus untuk penggunaan di area yang
lantai epoxy anti- licin harus diterapkan agar tidak menjadi sangat licin.
Lantai yang dilapisi cat epoxy bisa menjadi sangat licin saat
basah, hal ini bisa menjadi situasi yang sangat berbahaya terhadap
Cat pelapis epoxy lantai tidaklah cocok untuk lantai yang baisa terkena
c) PERSIAPAN
Untuk mendapatkan lantai yang siap untuk diinstalasi cat pelapis epoxy
harus melawati beberapa tahap yang cukup banyak, dan perlu jeda waktu
Missal juka yang ingin dilapisi cat epoxy lantai beton, lantai
beton harus bebas dari kotoran dan minyak, hal ini harus benar-benar
epoxy pada lantai beton. Apalagi jika da keretakan pada lantai beton itu
lantai semen atau tanah, lantai harus rata dan bersih dari kotoran atau sisa
berpengalaman maka semakin cepat pula hal itu dapat dihindari atau
d) PENGERINGAN
36
untuk instalasi cat epoxy pada lantai beton atau lantai lainnya. Cat pelapis
lantai epoxy ini juga memakan waktu yang cukup lama dalam masa
waktu yang cukup lama. Contohnya : cat primer atau cat dasar harus
baru bisa dilapisi dengan cat lainnya. Tetapi hai ini dapat
e) BAU
karena memang bahan dasar cat adalah dari bahan kimia tertentu. Cat
pelapis lantai epoxy pun juga begitu, ia memiliki bau yang sangat
terlalu mencium bau itu. Tetapi bau ini hanya bersifat sementara ketika
cat epoxy masih basah, ketika sudah mongering bau yang dihasilkan oleh
pelapis lantai epoxy. Untuk mengetahui lebih dalam mengenai cat pelapis
Faktor air semen (fas) adalah perbandingan berat air dan berat semen yang
digunakan dalam adukan beton. Faktor air semen yang tinggi dapat menyebabkan
beton yang dihasilkan mempunyai kuat tekan yang rendah dan semakin rendah
faktor air semen kuat tekan beton semakin tinggi. Namun demikian, nilai faktor
air semen yang semakin rendah tidak selalu berarti bahwa kekuatan beton semakin
tinggi. Nilai faktor air semen yang rendah akan menyebabkan kesulitan dalam
menyebabkan mutu beton menurun. Oleh sebab itu ada suatu nilai faktor air
semen optimum yang menghasilkan kuat desak maksimum. Umumnya nilai faktor
air semen minimum untuk beton normal sekitar 0,4 dan maksimum 0,65 (Tri
Mulyono, 2004). Perbandingan faktor air semen dengan kondisi lingkungan dapat
(SNI 03-2834-2000)
39
Pada setiap pengerjaan beton, ada hal-hal yang penting yang harus
beton biasanya di periksa dengan uji slump untuk dapat memperoleh nilai slump
yang kemudian dipakai sebagai tolak ukur kelecakan beton segar untuk
Slump pada beton sangat berhubungan dengan faktor air semen (fas) yang
ada pada beton, semakin tinggi nilai factor air semen pada sebuah beton maka
biasanya akan semakin tinggi pula nilai slump yang didapatkan berarti jika nilai
slump tinggi maka kuat tekanpun akan semakin kecil karena menurut Gambar 2.2,
pada gambar tersebut dapat terlihan grafik yang menunjukkan semakin besar nilai
fas pada beton maka nilai kuat tekanpun akan semakin kecil dan sebaliknya
semakin kecil nilai fas yang diperoleh maka kuat tekan akan semakin tinggi.
Sehingga nilai slump dan kandungan fas pada beton akan sangat mempengaruhi
Gambar 2.2 Hubungan antara kuat tekan dan faktor air semen
(SNI 03-2834-1993)
menjaga agar permukaan beton segar selalu lembab, sejak dipadatkan sampai
beton itu harus dijaga agar air didalam beton segar tidak keluar. Hal ini untuk
menjamin proses hidrasi semen (reaksi semen dan air) berlangsung dengan
sempurna. Bila hal ini tidak dilakukan, maka oleh udara panas akan terjadi proses
penguapan air dari permukaan beton segar, sehingga air dari dalam beton segar
mengalir keluar, dan beton segar kekurangan air untuk hidrasi, sehingga timbul
akan dilakukan, Air laut sendiri mengandung 3,5% zat garam, gas-gas terlarut,
41
bahan-bahan organik dan partikel tak terlarut. Zat garam utama yang terdapat
dalam air laut adalah klorida sebanyak 55%, natrium 31%, sulfat 8%, magnesium
4%, kalsium 1%, potassium 1% dan sisanya terdiri dari bikarbonat, bromide, asam
yang terlalu cepat, maka dilakukan perawatan beton dengan cara sebagai berikut
ini.
yang belum mengeras, benda segera ditutup setelah pekerjaan akhir, lebih
dipilih plat yang tak menyerap dan reaktif atau lembaran plastik yang kuat,
awet dan kedap air. Goni basah dapat digunakan untuk menutup, tetapi harus
diperhatikan untuk menjaga goni tetap basah hingga benda uji dibuka dari
cetakan. Letakan lembaran plastik di atas goni akan melindungi goni untuk
tetap basah. Lindungi permukaan luar cetakan papan dari kontak dengan goni
basah atau sumber air lainnya sedikitnya untuk 24 jam setelah silinder dicetak.
Air dapat menyebabkan cetakan mengembang dan merusakkan benda uji pada
umur awal.
2. Pembukaan Cetakan
Membuka benda uji dari cetakan 24 jam ± 8 jam setelah pencetakan.
3. Lingkungan perawatan beton
Kecuali bila ada persyaratan lain, semua benda uji dirawat basah pada temperatur
23ºC ± 1,7ºC mulai dari waktu pencetakan sampai saat pengujian, dengan
42
catatan temperatur dalam pasir basah atau di bawah goni basah atau bahan
yang serupa akan selalu lebih rendah dari atmosfir sekitarnya jika penguapan
bebas getaran. Seperti yang diberlakukan pada perawatan benda uji yang
dibuka, perawatan basah berarti bahwa benda uji yang akan diuji harus
memiliki air bebas yang dijaga pada seluruh permukaan pada semua waktu.
Kondisi ini dipenuhi dengan merendam dalam air jenuh kapur dan dapat
dipenuhi dengan penyimpanan dalam ruang jenuh air sesuai dengan (AASTHO
M 201). Benda uji tidak boleh diletakkan pada air mengalir atau air yang
menetes. Rawat silinder beton struktur ringan sesuai dengan standar ini atau
penyimpanan untuk masa minimum 20 jam segera sebelum pengujian benda uji
direndam dalam cairan jenuh kapur pada 23ºC ± 1,7ºC saat terakhir masa
catatan jumlah pengeringan yang relatif sedikit dari permukaan benda uji lentur
akan menyebabkan tegangan tarik pada serat ekstrim yang akan mengurangi
sedikit selisih perbedaan dalam penyerapan air bagian dalam beton. Selain itu,
penyerapan air permukaan yang tinggi hanya mengurangi kuat tekan selimut
beton. Seluruh kekuatan tekan beton tergantung pada kedua permukaan dan
struktur dalam beton. Hal tersebut dapat disimpulkan kekuatan beton tidak dapat
dievaluasi oleh penyerapan air. Penyerapan air dapat dihitung dengan persamaan
(2.3)
Bb−Ba ( 2.0 )
PA = x 100
Ba
Dimana :
Kinerja dalam sebuah beton dapat dibuktikan dengan nilai kuat tekan
beton. Kuat tekan beton merupakan kemampuan beton untuk menerima beban
persatuan luas (Mulyono, 2004). Benda uji beton hancur bila dibebani dengan
gaya tekan tertentu yang dihasilkan oleh mesin tekan. Nilai kuat tekan beton
sering kali menjadi parameter utama untuk mengenali mutu sebuah konstruksi,
karena kuat tekan beton mengidentifikasikan mutu dari sebuah struktur. Faktor
pun akan semakin menurun, hal ini tidak dapat dilihat pada umur beton muda
seperti 28 hari karena biasanya pada umur tersebut beton masih mengalami
peningkatan, tetapi jika beton sudah berumur 360 hari ke atas baru akan terlihat
penurunan tersebut .
2. Workability pada saat pengerjaan beton, karena biasanya pada beton normal
segregasi dan bleeding yang menyebabkan nilai kuat tekannya pun menurun.
3. Gradasi butiran, pada saat pembuatan sampel beton tentu dibutuhkan gradasi
yang tidak seragam dari gradasi yang paling kecil hingga besar untuk mengisi
rongga - rongga atau celah pada saat pembuatan cetakan / silinder beton. Hal
ini sangat berpengaruh karena jika jumlah gradasi agregat kasar yang seragam
terlalu besar maka rongga - rongga pada beton tidak akan tertutup sempurna
dan mengakibatkan terjadinya lubang - lubang atau keropos pada bagian beton,
5. Kadar semen, karena semakin tinggi kadar semen dalam beton, maka semakin
rendah, sebaliknya beton yang lebih padat akan memiliki kuat tekan yang lebih
tinggi.
Kuat tekan beton diwakili oleh tegangan maksimum f’c dengan satuan
kg/cm2 atau MPa (Mega Pascal) yang bisa didapatkan pada Persamaan ( 2.3 ).
Nilai kuat tekan beton umumnya relatif lebih tinggi dibandingkan dengan kuat
tariknya, oleh karena itu untuk meninjau mutu beton biasanya secara kasar hanya
ditinjau kuat tekannya saja (Tjokrodimuljo, 2007). Kuat tekan beton mengalami
kenaikan seiring bertambahnya hari sampai umur 28, Menurut (Mulyono, 2004)
kekuatan tekan beton akan bertambah dengan naiknya umur beton. Kekuatan
beton akan naik secara cepat sampai umur 28 hari, tetapi setelah itu kenaikannya
akan kecil.
P ( 2.0 )
f’c =
A
∑f 'c ( 2.0 )
f’c rata-rata =
N
Dimana :
dari garis lurus yang ditarik) dari kondisi tegangan nol ke kondisi tegangan 0,45
oleh jenis agregat, kelembaban benda uji beton, faktor air semen, umur beton dan
elastisitas beton normal dengan kuat tekan beton adalah Ec = 4700 √ f ' c .
( 2.0 )
σ
EC =
ε
( 2.0 )
EC =4700 ∙ √ f ' C
Dimana :
masa layan tertentu. Namun selama masa layannya, bangunan rentan terhadap
kerusakan akibat berbagai hal. Setiap kerusakan diusahakan dapat dideteksi sedini
kerusakan lainnya.
47
atau elemen – elemen struktur diperlukan apabila terjadi degradasi bahan yang
persyaratan tersebut tidak hanya disebabkan karena kerusakan saja akan tetapi
perubahan peraturan (code) dengan persyaratan yang lebih ketat, mungkin saja
Ada dua jenis perbaikan yang dapat dilakukan dalam pekerjaan retrofitting
yang sudah rusak, dimana telah terjadi penurunan kekuatan, untuk dikembalikan
kekuatan atau kemampuan bangunan untuk memikul bebanbeban yang lebih besar
kolom dari kerusakan yang dapat terjadi, misalnya kerusakan akibat pengaruh
dan akibat beban yang berlebihan dari kapasitas yang direncanakan serta akibat
beban sementara seperti gempa , beban hidup yang besar yang tidak terduga, dan
maupun konstruksi.
terjadi dilihat dari tingkat kepentingan bangunan, lokasi bangunan, dan lain
sebagainya.
dilakukan:
pemeliharaan.
49
lebar dan kedalaman retak, kondisi beton, potensi korosi baja, kuat tekan beton,
Didalam pemilihan ini juga terkait pemilihan bahan agar diperoleh hasil perbaikan
yang kekuatannya sesuai dengan yang diinginkan dan tahan lama. Secara umum
1. Susut kecil.
3. Muaian dan modulus elastisitas tidak jauh dengan bahan yang diperbaiki.
4. Permeabilitas rendah.
5. Tahan lama.
telah terbukti sebagai solusi perkuatan yang efektif untuk meningkatkan kinerja
seismik kolom. Teknik perkuatan struktur ini digunakan pada kolom bangunan
menjadi besar dari pada sebelumnya sehingga kekuatan geser beton menjadi
dan pertambahan batas daripada kekuatan dan duktilitas beton, dan keuntungan
jacket dapat mengurangi kegagalan geser langsung (direct shear), namun dapat
maka ada beberapa spesifikasi minimum yang harus dipenuhi. Menurut dokumen
a. Mutu beton pembungkus yang harus lebih besar atau sama dari mutu beton
existing.
51
mm.
tulangan longitudinal.
e. Jarak maksimal tulangan sengkang pada daerah ¼ bentang adalah 100 mm, dan
jarak vertikal antar tulangan sengkang tidak boleh melebihi 100 mm.
sebagai berikut :
a. Kelebihan
b. Kekurangan
2) Jika penempatan concrete jacketing ini tidak perhatikan dengan baik maka
Pengertian dan Fungsi Besi Beton – Besi beton atau yang biasa disebut beton
bertulang adalah besi yang digunakan dalam pembuatan beton untuk kebutuhan tulangan
Kedua bahan, yaitu tulangan dan beton sama-sama saling melengkapi karena
untuk menciptakan bangunan yang kuat harus didukung oleh gaya tarik dan mampu
menahan gaya tekan. Kedua gaya ini dimiliki oleh gabungan dari tulangan dan
beton. Besi beton tulangan ini mempunyai dua bentuk atau dua jenis yaitu besi polos dan
besi ulir. Besi polos juga sering disebut plain bar sedangkan besi ulir biasa disebut
1) Besi polos merupakan besi yang mempunyai ciri dengan penampang bundar dengan
permukaan yang tidak bersirip dan mempunyai permukaan yang lisin. Berbeda
dengan besi polos, besi ulir ini mempunyai bentuk fisik yang berbentuk sirip
pola tertentu. Selain itu, ada juga batang tulangan yang dipilin pada proses
produksinya.
2) Tulangan polos (BJTD) ini pengaplikasiannya jarang digunakan kecuali untuk
membungkus tulangan longitudinal (sengkang atau spiral) yang diberi kait pada
sebagai elemen utama dalam pembangunan gedung yang tinggi. Awalnya pada abad ke-
Besi beton lebih sering digunakan untuk pembangunan gedung di Indonesia. Bukan
tanpa sebab, karena bahan ini relatif lebih mudah didapat serta lebih ekonomis jika
merupakan bahan yang paling penting. Pada bangunan gedung bertingkat tinggi besi
beton sangat penting dalam pembuatan balok, dinding, plat kolom dan sloof.
Satu hal yang tidak kalah penting adalah saat proses pembuatan besi beton bertulang,
cek kembali kualitas kekerasan beton tersebut. Apakah sesuai standar atau tidak. Anda
bisa mengetahui juga tekan beton menggunakan sebuah alat yang bernama alat uji tekan
beton.
METODOLOGI PENELITIAN
beton dengan berbagai mutu yaitu k-125, k-150, k-175, k-225 sebagai beton
eksisting dan terdiri dari dua variasi yang mana adalah beton tanpa besi
semen portland, air, sampel agregat kasar berupa split moramo dan agregat
campuran beton terdiri dari beberapa mutu yaitu k-125, k-150, k-175, k-225
54
55
beton eksisting jadi dan telah menjalani proses curing selama 28 hari
mutu k-300.
2. Beton jacketing dengan besi tulangan dengan komposisi campuran beton
sebagai agregat kasar, pasir sabolakoa sebagai agregat halus, dan besi
proses curing selama 28 hari barulah beton eksisting tersebut siap untuk
Bahan, Fakultas Teknik, Universitas Halu Oleo dengan detail waktu yang
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
Adapun alat yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1. Ayakan, dengan lubang berturut-turut 4,80 mm, 2,40 mm, 1,20 mm, 0,6
mm, 0,3 mm, 0,015 mm yang dilengkapi dengan tutup pan dan alat
adukan beton.
3. Gelas ukur yang digunakan berfungsi untuk mengukur banyaknya air yang
tinggi 20 cm.
7. Mesin uji tekan yang akan digunakan berfungsi untuk menguji kuat tekan
8. benda uji beton.
Adapun bahan yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :
57
1. Agregat Halus
butirannya lolos saringan ukuran 4,75 mm dan memenuhi syarat agregat halus
menurut ASTM.
2. Semen
Bahan pengikat semen yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah
3. Air
Air yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah adalah air yang
dan benda yang melayang lainnya lebih dari 2 gram/liter serta tidak mengandung
4. Besi Tulangan
Besi tulangan yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah Besi Ulir
cm sebanyak 55 buah.
adalah SNI 1974 : 2011 tentang cara uji kuat tekan beton dengan
adalah metode SNI 2491 : 2014 tentang metode uji kuat tarik belah
agregat kasar, agregat halus, dan air. Langkah awal yang harus dilakukan
adalah pemeriksaan material sesuai dengan metode dan aturan yang telah
ditetapkan baik oleh SNI ataupun ASTM C33. Pemeriksaan dilakukan untuk
digunakan sebagai data acuan dalam mix design beton sesuai mutu yang
diinginkan.
dua jenis agregat , yaitu pasir pohara (sebagai agregat halus standar)
dan pasir laut desa Labone (sebagai agregat halus alternatif). Adapun
hasil yang diperoleh dari pemeriksaan material dapat dilihat pada tabel
rekapitulasi berikut.
kasar split moramo. Agragat ini telah banyak digunakan dan diteliti
(agregat kasar) karena pada dasarnya sasaran utama pada penelitian ini adalah
daerah pesisir dan pulau, dimana pada daerah tersebut bangunan yang dibuat
oleh masyarakat cenderung tidak membutuhkan beton mutu tinggi. Selain itu,
masyarakat. Adapun variasi benda uji yang dibuat pada penelitian ini dapat
karena pada dasarnya sasaran utama pada penelitian ini adalah daerah pesisir
dan pulau, dimana pada daerah tersebut bangunan yang dibuat oleh
masyarakat.
Crushing Test, yaitu metode pengujian menggunakan alat tekan hidrolik. Uji
Fakultas Teknik, Universitas Halu Oleo dengan jumlah sampel uji sebanyak
66
40 buah. Berikut adalah salah satu contoh pengujian kuat tekan pada salah
4.3.1 Perbandingan Kuat Tekan Beton Normal dan Beton Pasir Laut
Pengujian kuat tekan untuk beton normal dan beton pasir laut
Tabel 4. 5 Hasil Pengujian Kuat Tekan Beton Pasir Laut (100% PL)
dengan beton pasir laut. Hasil pengujian menunjukan beton normal (0%
PL) memiliki kuat tekan rata-rata sebesar 28,86 MPa. Sedangkan kuat
tekan rata-rata beton pasir laut (100% PL) sebesar 27,58 MPa.
dalam komposisi campuran beton yaitu, beton subs.1 (25% PL), beton
subs.2 (50% PL), dan beton subs.3 (75% PL). Penggunaan subtitusi
untuk ketiga variasi beton tersebut dilakukan pada umur beton 28 hari.
peningkatan dengan kuat tekan beton rata-rata sebesar 29,14 MPa. Pada
beton subs.2 (50% PL) terjadi penurunan dengan kuat tekan rata-
rata 28,12 MPa. Sedangkan pada beton subs.3 (75% PL) terjadi
peningkatan yang cukup besar dengan kuat tekan rata-rata sebesar 31,14
MPa.
70
Hasil pengujian kuat tekan untuk seluruh benda uji dapat dilihat pada
30
29
28
27
26
25
0 25 50 75 100
penggunaan pasir laut dan pasir sungai cenderung memiliki kuat tekan
yang lebih tinggi dibanding hanya menggunakan pasir laut saja. Hasil
pada variasi beton subs.3 (75% PL) dengan kuat tekan sebesar 31,14
71
MPa, sedangakan kuat tekan terendah terjadi pada beton pasir laut
sama dengan uji kuat tekan yaitu metode Crushing Test. Uji kuat tarik belah
Universitas Halu Oleo pada umur 28 hari dengan jumlah sampel uji sebanyak
10 buah. Berikut adalah salah satu hasil pengujian kuat tekan pada sampel
benda uji.
Adapun hasil uji kuat tarik belah beton dapat dilihat pada tabel
rekapitulasi berikut.
2.60
2.40
2.20
2.00
0 25 50 75 100
normal (0% PL) lebih tinggi dibandingkan kuat tarik belah pada beton pasir
laut (100%).. Hasil pengujian menunjukan pada kelima variasi benda uji
tersebut memiliki kuat tarik belah beton berturut turut sebesar 2,69 MPa, 2,48
penelitian ini diperoleh hubungan kuat tekan dan kuat tarik beton sebagai
berikut.
Pendekatan Nawy
74
penelitian ini diperoleh hubungan kuat tekan dan kuat tarik beton sebagai
berikut.
Tabel 4. 12 Hubungan Kuat Tekan dan Kuat Tarik Belah dengan Pendekatan
SNI
beragam pada seluruh variasi benda uji dengan kuantitas seluruhnya berada
Grafik Hubungan
Kuat Tekan dan Kuat Tarik Belah Beton
2.70
0% PL 25% PL
2.60
50% PL 75% PL
2.50
100% PL
2.40
25 26 27 28 29 30 31 32
Gambar 4. 7 Grafik Hubungan Kuat Tekan dan Kuat Tark Belah Beton
kuat tarik belah beton yang terjadi secara acak pada seluruh variasi benda uji.
Hal tersebut menunjukan bahwa kuat tarik belah beton tidak memenuhi
5.1 KESIMPULAN
Survey dan Pengujian Bahan, Fakultas Teknik, Universitas Halu Oleo, maka
agregat halus untuk pembuatan beton, akan tetapi kandungan kadar garam
tinggi pada beton dengan campuran pasir laut dan pasir sungai
5.2 SARAN
1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut terkait pengaruh kadar garam pada
diperoleh sifat pasir laut yang mirip bahkan dapat menggantikan fungsi
ASTM C-29 Standart Practice Making and Curing Concrete test specimens in
field,
ASTM C-117 Standart Practice Making and Curing Concrete test specimens in
ASTM C-127 Standart test method for materials, Specific gravity and absorbtion
ASTM C-136 Standart test method for Sieve analysis of fine and coarse
aggregate,
ASTM
Bahar, Suardi et al. 2004. Pedoman Pekerjaan Beton. Jakarta : PT. WIJAYA
KARYA.
http://www.indjst.org/index.php/indjst/article/viewFile/98631/72665.
Imran., Yunus, Muhammad. 2017. Analisis Kuat Tekan Beton yang Menggunakan
http://jurnal.poliupg.ac.id/index.php/Intek/article/download/96/65.
Indra Syahlur Fuad, dkk. 2015. Pengaruh Penggunaan Pasir Sungai Dengan
http://www.univtridinanti.ac.id/ejournal/index.php/teknik/article/viewFile
SK. SNI M-62-1990-03.1990. Metode Pengujian dan Perawatan Benda Uji Beton
SK. SNI M-62-1990-03.1990. Metode Pengujian dan Perawatan Benda Uji Beton
Standarisasi Nasional.
Standar Nasional Indonesia (SNI 1973-2008). Cara Uji Berat Isi, Volume
Standarisasi Nasional.
Standar Nasional Indonesia (SNI 1974-2011). Cara Uji Kuat Tekan Beton Dengan
https://media.neliti.com/media/publications/141920-ID-substitusi-
WITA)
Zulkifly. 2013. Pengaruh Penambahan Serat Sabut Kelapa Terhadap Kuat Tekan
Oleo.
LAMPIRAN
N
Perancangan Campuran Adukan Beton
Parameter :
Berat Material
(Volume Material= )
Bs
- Volume Air : 0,184 m3
- Volume Semen : 0,296 m3
- Volume Pasir : 0,460 m3
- Volume Split Moramo : 0,798 m3
Adapun kebutuhan pasir per3 untuk berbagai variasi dapat dilihat pada
analisa berikut.
Diketahui :
Ditanyakan :
Sehingga diperoleh :
= 734,10 kg
b. Beton Subs.1 (25% PL)
Berat Pasir Laut = 25% x 0,460 x 1270
= 146,18 kg
Berat Pasir Sungai = 75% x 0,460 x 1595
= 550,58 kg
c. Beton Subs.2 (50% PL)
Berat Pasir Laut = 50% x 0,460 x 1270
= 292,37 kg
Berat Pasir Sungai = 50% x 0,460 x 1595
= 367,05 kg
d. Beton Subs.3 (75% PL)
Berat Pasir Laut = 75% x 0,460 x 1270
= 438,55 kg
Berat Pasir Sungai = 25% x 0,460 x 1595
= 183,53 kg
e. Beton Pasir Laut (100% PL)
= 584,73 kg
= 0 kg
Kebutuhan material per m3 pada seluruh variasi dapat dilihat pada tabel
rekapitulasi berikut.
Tabel Rekapitulasi Kebutuhan Material per m3
Cl = Clorin
PC = Portland Cement
PL = Pasir Laut
SO4 = Sulfat
SNI 03-1971-1990
Asisten Laboratorium
MUKHLIS SERAH, ST
SNI 03-1971-1990
SNI 03-4142-1996
Asisten Laboratorium
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS HALUOLEO
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM SURVEY DAN PENGUJIAN BAHAN
Alamat : Kampus Hijau Bumi Tridharma Andounohu Kendari 93232
Telp. (0401) 3190887-31993383, Kendari 93121
MUKHLIS SERAH, ST
SNI 03-4142-1996
Asisten Laboratorium
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS HALUOLEO
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM SURVEY DAN PENGUJIAN BAHAN
Alamat : Kampus Hijau Bumi Tridharma Andounohu Kendari 93232
Telp. (0401) 3190887-31993383, Kendari 93121
MUKHLIS SERAH, ST
SNI 03-4804-1998
Lepas Padat
Parameter
I II III I II III
Berat Mould (gram) 4374,20 4374,20 4374,20 4374,20 4374,20 4374,20
Berat Mould + Benda Uji (gram) 8931,30 8964,90 8957,90 9418,80 9421,70 9423,10
Berat Benda Uji (gram) 4557,10 4590,70 4583,70 5044,60 5047,50 5048,90
Volume Mould (cm3) (V) 3017,54 3017,54 3017,54 3017,54 3017,54 3017,54
Berat Isi (gram/cm3) (ϒ) 1,51 1,52 1,52 1,67 1,67 1,67
3
Berat Isi Rerata (gram/cm ) 1,52 1,67
Lepas Padat
Parameter
I II III I II III
Berat Mould (gram) 4374,20 4374,20 4374,20 4374,20 4374,20 4374,20
Berat Mould + Benda Uji (gram) 8007,20 8003,70 8021,50 8400,00 8401,10 8409,40
Berat Benda Uji (gram) 3633,00 3629,50 3647,30 4025,80 4026,90 4035,20
Volume Mould (cm3) (V) 3017,54 3017,54 3017,54 3017,54 3017,54 3017,54
Berat Isi (gram/cm3) (ϒ) 1,20 1,20 1,21 1,33 1,33 1,34
Berat Isi Rerata (gram/cm3) 1,21 1,34
Asisten Laboratorium
MUKHLIS SERAH, ST
SNI 03-4804-1998
Lepas Padat
Parameter
I II III I II III
Berat Mould + Benda Uji (gram) 8386,40 8281,90 8327,40 8707,50 8788,40 8747,90
Berat Benda Uji (gram) 4010,90 3906,40 3951,90 4332,00 4412,90 4372,40
Volume Mould (cm3) (V) 3017,54 3017,54 3017,54 3017,54 3017,54 3017,54
Berat Isi (gram/cm3) (ϒ) 1,33 1,29 1,31 1,44 1,46 1,45
SNI 03-1969-1990
Asisten Laboratorium
MUKHLIS SERAH, ST
SNI 03-1969-1990
Asisten Laboratorium
MUKHLIS SERAH, ST
SNI 03-1968-1990
SNI 03-1968-1990
Asisten Laboratorium
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS HALUOLEO
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM SURVEY DAN PENGUJIAN BAHAN
Alamat : Kampus Hijau Bumi Tridharma Andounohu Kendari 93232
Telp. (0401) 3190887-31993383, Kendari 93121
MUKHLIS SERAH, ST
T
A
I
PENGAMBILAN MATERIAL
PEMBUATAN BENDA UJI