TUGAS AKHIR
ANALISA PENGGUNAAN PROFIL BAJA UNTUK
KONSTRUKSI DENGAN KONSEP PRE ENGINEERING
BUILDINGS
Disusun Oleh:
FAUZIAH AMINATUN
(NIM. 14/361405/SV/05684)
Disusun oleh:
FAUZIAH AMINATUN
NIM. 14/361405/SV/05684
ii
LEMBAR PENGESAHAN PENDADARAN
TUGAS AKHIR
ANALISA PENGGUNAAN PROFIL BAJA UNTUK
KONSTRUKSI DENGAN KONSEP PRE ENGINEERING
BUILDINGS
Tim Penguji,
1. Ketua Penguji
Dr. Ir. Sindu Nuranto, MS. : _____________________
NIP. 196206131989031002
2. Sekretaris Penguji
Dr. Ir. Sindu Nuranto, MS. : _____________________
NIP. 196206131989031002
iii
SURAT PERNYATAAN ORIGINALITAS LAPORAN
Analysis Of The Steel Profiles For Construction With Pre Engineering Building
Concepts
adalah benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri. Apabila di kemudian hari
diketahui bahwa tugas akhir ini merupakan hasil plagiatisme, maka saya bersedia
menerima hukuman berupa pembatalan kelulusan yang saya peroleh.
Demikian surat pernyataan ini saya buat untuk dipergunakan sebagaimana
mestinya.
Fauziah Aminatun
NIM. 14/361405/SV/05684
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
v
INTISARI
ANALISA PENGGUNAAN PROFIL BAJA UNTUK
KONSTRUKSI DENGAN KONSEP PRE ENGINEERING
BUILDINGS
FAUZIAH AMINATUN
14/361405/SV/05684
Perencanaan baja mutu tinggi menjadi permasalahan utama dimana baja sebagai
material utama dan penunjang kekuatan konstruksi, salah satunya perencanaan
dimensi dan mutu profil. Bentuk profil yang sering digunakan meliputi I-WF, H-
WF dan baja Pre Engineering Building sendiri memiliki ciri khas desain profil
nonprismatik (Taper) yang merupakan hasil pemotongan bagian badan profil
sehingga memiliki luasan yang lebih besar di salah satu ujung profil.
Penelitian ini bertujuan untuk merencanakan dimensi dan mutu profil dengan
konsep Pre Engineering Building dengan perencanaan bentang 30 m. Penelitian ini
menganalisis baja dengan menggunakan standar SNI, 1726:2012, SNI 1727:2013,
dan SNI 12729:2015. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui profil yang efisien
apabila digunakan dalam konstruksi bangunan pabrik.
Hasil penelitian yang dihitung dengan menggunakan program Microsoft Excel
menunjukkan bahwa kolom dengan dimensi 400/800x400x13x21 dan balok dengan
dimensi 800/400400x13x21 mampu menopang gaya dan momen bangunan
dengan bentang 30 m.
Kata kunci : I-WF, Pre Engineering Building, Nonprismatik, SNI 12729:2015
vi
ABSTRACT
ANALYSIS OF THE STEEL PROFILES FOR CONSTRUCTION
WITH PRE ENGINEERING BUILDING CONCEPTS
FAUZIAH AMINATUN
14/361405/SV/05684
High-quality steel planning is a major problem in which steel as the main materials
and strength supports construction, among other things, dimensional planning and
profile quality. Frequent profiles include I-WF, H-WF and the pre engineering
building itself have a typical non-prismatical profile design (taper) that results from
the cutting of the body of the profile so that it has a larger area at one end of the
profile.
The research aims to plan dimensions and quality profiles with pre engineering
building with 30 m span planning. This study analyzed steel using sni 1726:2012,
sni 1727:2013, and sni 12729:2015 standards. The study aims to identify an
efficient profile when used in the construction of factory buildings.
Studies that are calculated by using Microsoft excel programs indicate that column
with dimensions 400/800x400x13x21 and beams with dimensions
800/400400x13x21 are capable of supporting the force and momentum of
buildings with a span of 30 m.
Keywords : I-WF, Pre Engineering Building, Non-prismatical, SNI 12729:2015
vii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur kepada Allah SWT, atas rahmat dan karunia-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir dengan judul “Analisa
Penggunaan Profil Baja Untuk Konstruksi Dengan Konsep Pre Engineering
Buildings” di PT. BlueScope Indonesia dapat diselesaikan. Laporan tugas akhir ini
nantinya akan dijadikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli
Madya (A.Md) di Program Diploma Teknik Sipil Sekolah Vokasi Universitas
Gadjah Mada.
viii
8. Kedua orang tua saya yang selalu membimbing, dan mendukung saya
baik motivasi, materil dan doa yang selalu terucap.
9. Kakak-kakak saya yang selalu memberi dukungan baik motivasi,
material, dan doa.
10. Temanku Febi RWP, terimakasih atas semangat hidupnya.
11. Temanku Risca, terimakasih sudah bersedia menjadi tempat berkeluh
kesah.
12. Teman sekaligus rival yang memberi semangat at the last moment
Tugas Akhir ini wajib diselesaikan.
13. Dewi, Shefty Ayusa atas kekompakan dan kebersamaan dalam
menjalani magang di PT. BlueScope Indonesia.
14. Teman – teman DTS khususnya kelas A 2014 yang selalu menjaga
kebersamaan dan memberikan doa, semangat untuk terus berusaha.
15. Teman – teman mahasiswa/ mahasiswi Program Diploma Teknik Sipil
Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada baik kakak angkatan
maupun adik angkatan.
16. Semua pihak yang telah memberikan bantuan, dukungan, dan doa
kepada penulis.
Semoga laporan ini dapat bermanfaat tidak untuk penulis saja tetapi bagi
semua pembaca atau penuntut ilmu lainnya. Tidak ada dialam ini karya seseorang
yang sempurna maka dari itu penulis memohon maaf atas segalanya dalam
penyusunan laporan ini.
ix
DAFTAR ISI
x
2.4.3 Beban Hujan .................................................................................. 9
2.4.4 Beban Angin ............................................................................... 10
2.4.5 Beban Gempa .............................................................................. 17
2.5 Persyaratan Perencanaan ......................................................................... 23
BAB III MANAJEMEN/ORGANISASI INSTANSI/PROYEK ...........................30
3.1 Latar Belakang Instansi........................................................................... 30
3.2 Profil Perusahaan .................................................................................... 31
3.3 Sekilas Perusahaan .................................................................................. 32
3.4 Visi dan Misi Perusahaan........................................................................ 33
3.5 Tata Nilai Perusahaan ............................................................................. 33
3.6 Manajemen K3 PT BlueScope Buildings Indonesia ............................... 33
3.6.1 Our Bond ..................................................................................... 35
3.6.2 BlueScope Safety Beliefs ............................................................ 36
3.6.3 BlueScope HSEC Policy ............................................................. 36
3.6.4 BlueScope OHS Management Standards .................................... 37
3.6.5 Company – Wide Procedures and OHS Codes of Practice ......... 38
3.6.6 Operational OHS Procedures ...................................................... 38
3.7 Direksi Perusahaan.................................................................................. 38
3.8 Struktur Organisasi Perusahaan .............................................................. 41
BAB IV PEMBAHASAN ......................................................................................43
4.1 Konstruksi Baja Menggunakan konsep Pre Engineering Building ........ 43
4.1.1 Perencanaan................................................................................. 43
4.1.2 Analisis Struktur ......................................................................... 57
4.1.3 Pekerjaan Pra-Fabrikasi ............................................................ 110
4.1.4 Pengadaan Material ................................................................... 118
4.1.5 Ereksi atau Pemasangan ............................................................ 118
4.1.6 Analisa Biaya Pelaksanaan ....................................................... 119
4.1.7 Analisa Waktu Perencanaan...................................................... 120
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN..............................................................122
DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................123
xi
DAFTAR TABEL
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 1 Tabel Beban Hidup yang Diizinkan (Sumber: SNI 1727:2013) .........9
Gambar 2. 2 Peta Kecepatan Angin untuk Wilayah Asia-Pasifik (Sumber: HB 212-
2002) ......................................................................................................................11
Gambar 2. 3 Tabel Wind Speed untuk Beberapa Risk Category (Sumber:
ryanrakhmats.wordpress.com) ...............................................................................12
Gambar 2. 4 Tabel Koefisien Tekanan Eksternal Cp.............................................16
Gambar 2. 5 Input koordinat lokasi bangunan pada situs web Puskim Kementerian
PU...........................................................................................................................19
Gambar 2. 6 Nilai Percepatan Respon Spektra Pada Koordinat Lokasi Bangunan
................................................................................................................................20
Gambar 3. 1 Logo Perusahaan ...............................................................................31
Gambar 3. 2 Peta Lokasi PT . BlueScope Buildings Indonesia. ...........................32
Gambar 3. 3 The BlueScope Safety Management System Structure. ....................34
Gambar 3. 4 Struktur Organisasi PT BlueScope Buildings Indonesia...................42
Gambar 4. 1 Flowchart Pekerjaan Konstruksi Baja dengan Konsep Pre
Engineering
Building……………………………………………………………………………..
.43
Gambar 4. 2 Denah Bangunan Dengan Konsep Pre Engineering Building...........45
Gambar 4. 3 Tampak 3 Dimensi bangunan............................................................45
Gambar 4. 4 Peta Kecepatan Angin untuk Wilayah Asia-Pasifik..........................48
Gambar 4. 5 Table Wind Speed untuk beberapa risk category ..............................49
Gambar 4. 6 Input koordinat lokasi bangunan pada situs web Puskim Kementerian
PU...........................................................................................................................52
Gambar 4. 7 Nilai percepatan respon spektra pada koordinat lokasi bangunan. ...53
Gambar 4. 8 Kolom 400/800x400x13x21..............................................................57
Gambar 4. 9 Balok profil 800/400x400x13x21 ..................................................58
Gambar 4. 10 Shearing Moment Diagram pada rangka utama. .............................58
Gambar 4. 11 Bending Moment Diagram pada rangka utama...............................58
Gambar 4. 12 Normal Force Diagram pada rangka utama. ...................................59
Gambar 4. 13 Kolom 800/400x400x13x21............................................................59
Gambar 4. 14 Balok 800/400~400x400x13x21 .....................................................85
Gambar 4. 15 Perencanaan Base Plate ...................................................................99
Gambar 4. 16 Perencanaan Sambungan Kolom-Balok ........................................105
Gambar 4. 17 Perencanaan Sambungan Balok-Balok .........................................108
Gambar 4. 18 CNC Cutting Machine (Sumber : atad.vn) ....................................111
Gambar 4. 19 CNC (6100 x 20) mm Shearing Machine (Sumber : atad.vn).......111
Gambar 4. 20 CNC (6100 x 16) mm Shearing Machine (Sumber : atad.vn).......112
Gambar 4. 21 Punching Machine (Sumber : atad.vn) ..........................................112
Gambar 4. 22 Drilling Machine (Sumber : atad.vn) ............................................113
xiii
Gambar 4. 23 Automatic Assembling and Welding Machine (Sumber : atad.vn)
..............................................................................................................................113
Gambar 4. 24 Automatic Assembling Machine (Sumber : atad.vn) ....................114
Gambar 4. 25 Automatic Welding Machine (Sumber : atad.vn) .........................114
Gambar 4. 26 Shot Blasting Machine (Sumber : atad.vn) ...................................115
Gambar 4. 27 Painting Machine (Sumber : atad.vn) ............................................116
Gambar 4. 28 Z Purlin Forming Machine (Sumber : atad.vn) .............................117
Gambar 4. 29 C Purlin Forming Machine (Sumber : atad.vn) .............................117
Gambar 4. 30 Kontainer 20 ft dan 40 ft (Sumber: Google.com) .........................118
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
xv
BAB I
PENDAHULUAN
1
macam-macam seperti balok-I, balok-H dan lain-lain. Sedangkan Pre
Engineering Building sendiri hampir sama dengan baja konvensional, hanya saja
bentuknya berbeda dengan baja konvensional. Baja Pre Engineering Building
memiliki desain Taper. Taper frame sendiri adalah suatu profil baja yang
memiliki bentuk asimetris. Kemiringan tertentu pada profil baja taper ini
merupakan hasil dari pemotongan bagian badan profil, sehingga hasil potongan
tersebut memiliki luasan yang lebih besar di salah satu ujung profil..
2
1.3 Rumusan Masalah
1.4 Tujuan
1.5 Manfaat
Laporan ini dibuat dengan harapan dapat memberi manfaat yang besar,
bukan hanya bagi penulis tetapi juga para pembaca dan masyarakat luas pada
umumnya, diantaranya adalah sebagai berikut :
a. Menambah pengetahuan khususnya tentang Pre Engineering
Buildings
b. Dapat digunakan sebagai referensi dalam perencanaan profil baja
pada konstruksi bangunan yang serupa.
3
BAB 1 : PENDAHULUAN
Bab ini berisi uraian mengenai teori struktur baja, Pre Engineering
Buildings, pembebanan dan desain struktur mengacu pada sni 1727-2013
dan SNI 1729-2015.
BAB IV : PEMBAHASAN
Bab ini berisi penutup dari laporan tugas akhir, meliputi kesimpulan-
kesimpulan dan saran terhadap pembahasan yang telah dilakukan.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
5
2.3 Konsep Pre Engineering Buildings
6
Komponen utama dari Pre Engineering Buildings terdiri dari rangka
utama, balok dan kolom.
2.3.2 Kolom
2.4 Beban
7
2.4.1 Beban Mati
Beban hidup di lantai dan atap terdiri dari semua beban yang
sementara ditempatkan pada struktur, Misalnya, banyak orang,
perabot, mesin, dan lainnya. Beban hidup terus berubah dari waktu
ke waktu. Beban hidup juga disebut beban yang dibebankan. Berapa
beban hidup yang diizinkan telah dicantumkan dalam SNI
1727:2013 sebagai berikut ini.
8
Gambar 2. 1 Tabel Beban Hidup yang Diizinkan (Sumber: SNI 1727:2013)
2.4.3 Beban Hujan
9
Beban hujan dapat diperhitungkan berdasarkan persamaan sebagai
berikut :
R=0,0098(ds+ dh).......................................................................(2.1)
Keterangan
R = beban air hujan pada atap yang tidak melendut, N/mm2
10
kecepatan angin lebih tinggi daripada yang
ditentukan.
11
Gambar 2. 3 Tabel Wind Speed untuk Beberapa Risk Category (Sumber:
ryanrakhmats.wordpress.com)
12
c) Kategori Eksposur, ditentukan untuk setiap arah
angin yang diperhitungkan, eksposur lawan angin
didasarkan pada kekasaran permukaan tanah yang
ditentukan dari topografi alam,vegetasi, dan fasilitas
dibangun. Kategori eksposur ditampilkan pada Tabel
2.2 dibawah ini.
Kategori Daerah
kekasaran
Daerah perkotaan dan pinggir kota, daerah berhutan
B
atau daerah lain dengan penghalang berjarak dekat
yang banyak memiliki ukuran dari tempat tinggal
keluarga-tunggal atau lebih besar.
Dataran terbuka dengan penghalang tersebar yang
C
memiliki tinggi umumnya kurang dari 30 ft(9,1m).
Kategori ini mencakup daerah terbuka datar dan
padang rumput.
Area datar, area tidak terhalang dan permukaan air.
D
Kategori ini berisi lumpur halus, padang garam, dan
es tak terputus.
(Sumber : SNI 1727:2013)
13
e) Faktor Efek Tiupan Angin (G), untuk suatu bangunan
gedung dan struktur lain yang kaku boleh diambil
sebesar 0,85.
f) Klasifikasi Ketertutupan, untuk menentukan
klasifikasi ketertutupan ditentukan dari banyaknya
bukaan pada pembungkus bangunan gedung yang
harus dibuat.
g) Koefisien Tekanan Internal (GCpi), Untuk
menentukan koefisien tekanan internal, semua
bangunan gedung harus diklasifikasikan sebagai
bangunan tertutup, tertutup sebagian, atau terbuka
seperti dijelaskan dalam Pasal 26.2. Berikut Tabel
2.3 klasifikasi ketertutupan.
14
Tabel 2. 4 Koefisien Eksposur Tekanan Velositas
Dalam SI:
Keterangan
15
qz = tekanan velositas dihitung menggunakan
Persamaan 2.2
Keterangan
q = qz untuk dinding di sisi angin datang yang diukur pada
ketinggian z di atas permukaan tanah
q = qh untuk dinding di sisi angin pergi, dinding samping, dan
16
atap yang diukur pada ketinggian h
G = faktor efek-tiupan angin, lihat sub sub-bab II.4.d poin 1.e
Cp = koefisien tekanan eksternal dari Gambar 2.4 (hal.15)
(GCpi) = koefisien tekanan internal dari Tabel 5.3 (hal. 13)
17
Tabel 2. 5 Kategori Risiko Bangunan
18
2. Menentukan faktor keutamaan gempa
Nilai diperoleh berdasar kategori risiko bangunan seperti pada Tabel 2.6
berikut.
Gambar 2. 5 Input koordinat lokasi bangunan pada situs web Puskim Kementerian
PU
19
Gambar 2. 6 Nilai Percepatan Respon Spektra Pada Koordinat Lokasi Bangunan
20
Tabel 2. 8 Koefisien situs, Fv
SD1 = SM1...……………………………………………………………….(2.5)
SMS = Fa x SS.……………………………………………………………….(2.6)
SM1 = Fv x S1..……………………………………………………………….(2.7)
Keterangan
SDS = parameter respon spektral percepatan desain pada perioda pendek.
SD1 = parameter respon spektral percepatan desain pada perioda 1 detik.
SMS = parameter spektrum respon percepatan pada perioda pendek.
SM1 = parameter spektrum respon percepatan pada perioda 1 detik.
Ss = percepatan batuan dasar pada perioda pendek.
S1 = percepatan batuan dasar pada perioda 1 detik.
Fa = koefisien situs, lihat Tabel 2.7 (hal.18)
Fv = koefisien situs, lihat Tabel 2.8 (hal.19)
21
7. Menentukan kategori desain seismik.
Kategori desain seismik telah dicantumkan pada SNI 1726:2012 Pasal
Pasal 6.5. Berikut Tabel 2.9 tentang kategori desain seismik.
Untuk perioda yang lebih kecil dari T0 harusl diambil dari persamaan;
Untuk perioda lebih besar dari atau sama dengan T0 dan lebih kecil dari
atau sama dengan Ts , spektrum respon percepatan desain Sa sama dengan
SDS.
Keterangan
SDS = parameter respon spektral percepatan desain pada perioda pendek.
SD1 = parameter respon spektral percepatan desain pada perioda 1 detik.
T = perioda getar fundamental struktur.
T0 = 0,2
22
Ts =
23
2.5.2 Kombinasi Beban
Desain yang sesuai dengan ketentuan untuk desain faktor beban dan
ketahanan (DFBK) memenuhi persyaratan spesifikasi ini bila
kekuatan desain setiap komponen strulktural yang sama atau
melebihi kekuatan perlu yang ditentukan berdasarkan kombinasi
beban DFBK.
Desain harus mengacu pada persamaan ;
𝑅𝑢 ≤ 𝑅𝑛…………………………………………………..(2.10)
Keterangan:
Ru = kekuatan perlu menggunakan kombinasi beban DFBK
Rn = kekuatan nominal,
ɸ = faktor ketahanan
ɸ Rn = kekuatan desain
24
2.5.4 Perancangan Kolom Berdasarkan Bab E SNI 1729:2015
25
1) Pasal E3. Tekuk Lentur Dari Komponen Struktur Tanpa Elemen
Langsing
Pasal ini diterapkan untuk komponen struktur tekan elemen non
langsing seperti dijelaskan dalam Tabel 2.11 untuk elemen dalam tekan
merata.
Catatan: Bila panjang tanpa breising torsional adalah lebih besar dari
panjang tanpa dibreising lateral, Pasal E4 boleh mengontrol desain dari
sayap lebar dan kolom-kolom berbentuk serupa.
26
Kekuatan lentur nominal, Mn , harus nilai terendah yang diperoleh
sesuai dengan keadaan batas dari leleh (momen plastis) dan tekuk torsi-
lateral.
Pasal ini diterapkan untuk komponen struktur profil I dan kanal yang
melengkung di sumbu minornya.
F2 C C Y, LTB
27
Y,
LTB,
F4 C, NC, S C, NC
FLB,
TFY
Y,
LTB,
F5 C, NC, S S
FLB,
TFY
Y, FLB,
F7 C, NC, S C, NC
WLB
F8 N/A N/A Y, LB
Y = pelelehan, LTB = tekuk torsi-lateral, FLB = tekuk lokal sayap, WLB = tekuk
lokal badan, TFY = pelelehan sayap tarik, LLB = tekuk lokal kaki, LB = tekuk lokal,
C = kompak, NC = nonkompak, S = langsing
28
Kekuatan lentur nominal, Mn , harus nilai terendah yang diperoleh
sesuai dengan keadaan batas dari leleh (momen plastis) dan tekuk torsi-
lateral.
Pasal ini diterapkan untuk komponen struktur profil I dan kanal yang
melengkung di sumbu minornya.
29
BAB III
MANAJEMEN/ORGANISASI INSTANSI/PROYEK
30
3.2 Profil Perusahaan
Website : http://www.bluescopebuildingsasean.com
31
3.3 Sekilas Perusahaan
32
3.4 Visi dan Misi Perusahaan
Visi
a. Perintis kami yang unik dibuat khusus system rekayasa.
b. Kompatibel dengan perangkat lunak pemodelan informasi bangunan
utama.
c. Memvisualisasikan detail, menghilangkan kelebihan dan dugaan
pekerjaan di lokasi konstruksi akhir.
d. Fokus pada desain struktur yang optimal.
a. Keamanan :
Komitmen kami terhadap Keselamatan akan menjadi tolok
ukur di Industri
b. Kepercayaan:
Kepercayaan akan menjadi dasar dalam kualitas produk dan
layanan kami dan juga komitmen pengiriman kami
c. Harga diri manusia :
Kami akan selalu menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan di
antara semua pemangku kepentingan
d. Keunggulan :
Kami akan berusaha untuk selalu mencapai standar tertinggi di
seluruh rantai nilai kami.
33
“Occupational Health and Safety Management System and Standard” yang
mendapat dukungan penuh dari manajemen puncak ini menjadi program prioritas
perusahaan. “OH & S Management System and Standard” dibuat dalam bentuk
piramida dimana penjabarannya sebagai berikut :
a. Our Bond
b. BlueScope Safety Beliefs
c. BlueScope HSEC Policy
d. BlueScope OHS Management Standards
e. Company – Wide Procedures and OHS Codes of Practice
f. Operational OHS Procedures
34
3.6.1 Our Bond
35
4) Komunitas kami adalah rumah kami.
Kesuksesan kami bergantung pada masyarakat
yang mendukung bisnis dan produk kami. Pada
gilirannya, kita peduli terhadap lingkungan, menciptakan
kekayaan, menghargai nilai-nilai lokal dan mendorong
keterlibatan. Kekuatan kita dalam memilih melakukan
apa yang benar.
36
persyaratan hukum, standar industri yang relevan, dan
maksud dari kebijakan ini
5) Mengidentifikasi, menilai dan mengelola risiko HSEC
kami
Berikan pelatihan HSEC yang sesuai untuk semua
karyawan kami
6) Diseminasi informasi HSEC kepada karyawan,
kontraktor dan pengunjung kami di tempat kerja kami
7) Berkonsultasi dan melibatkan pemangku kepentingan
kami untuk memfasilitasi tanggung jawab bersama untuk
memenuhi tujuan kebijakan HSEC kami.
37
3.6.5 Company – Wide Procedures and OHS Codes of
Practice
Prosedur K3 Operasional:
38
Indonesia, beliau pernah menjabat sebagai Chief Representative di Zamil
Steel Buildings Vietnam Co.Ltd pada Juni 2001 hingga Mei 2014. Juga
pernah menjabat sebagai Technical Director di PT. Jatim Mustika
Nusantara pada April 1999 hingga Maret 2001. Dan di perusahaan yang
sama beliau pernah menjabat sebagai Project Manager pada April 1997
hingga Maret 1999.
39
Mengawali kariernya di Technip Stone & Webster Process
Technology Zeotermeer Belanda sebagai Structural Engineer mulai
November 2013 hingga Februari 2014, dan di posisi yang sama beliau juga
bekerja di Technip FMC Rotterdam Belanda pada Juli 2011 hingga
November 2014. Dan pada Desember 2015 hingga Oktober 2016 beliau
menjabat sebagai Project Structural Engineer di KCI the Engineers B.V
Schiedam Belanda. Pada Februari 2016 hingga Oktober 2016 beliau
menjabat sebagai Lead Project Engineer Dubai-Eye di KCI-Hyundai
Engineering Saudi Arabia. Dan menjabat sebagai Engineering Manager di
PT. BlueScope Indonesia mulai dari Oktober 2016.
Meraih gelar Sarjana Teknik Mesin dan Metalurgi di Institut Sains dan
Teknologi Nasional (ISTN) Jakarta. Beliau sebelumnya juga pernah
menempuh program Diploma-2 (D-II) jurusan Bahasa dan Sastra
Jepang.
40
3.8 Struktur Organisasi Perusahaan
41
Gambar 3. 4 Struktur Organisasi PT BlueScope Buildings Indonesia.
(Sumber: Ruth Christyanti Budiman :2017
42
BAB IV
PEMBAHASAN
Mulai
Perencanaan
Pekerjaan Pra-fabrikasi
Pengadaan Material
Erection
Selesai
4.1.1 Perencanaan
43
pembangunan konstruksi guna mendapatkan volume
dan harga material baja menggunakan konsep Pre
Engineering Building.
2) Melakukan perhitungan yang akurat guna
mendapatkan kekuatan yang optimal dengan harga
yang efisien. Setelah didapatkan profil dan mutu
yang diinginkan, berlanjut ke tahap pekerjaan pra-
fabrikasi.
1. Data Perencanaan :
Spesifikasi Bangunan
44
Gambar 4. 2 Denah Bangunan Dengan Konsep Pre Engineering Building
45
2. Spesifikasi Bahan
1) Kolom : 400/800x400x13x21
2) Balok : 800/400~400x400x13x21
3) Purlin : 175x175x7,5x11
4) Berat profil :
800x400x13x21 : 209,50 kg/m
400x400x13x21 : 168,63 kg/m
5) Berat Purlin : 40,20 kg/m
6) Berat Penutup Atap : 6,38 kg/m
4. Pembebanan
a) Beban Mati
46
= 1,85 + 0,3828
0,402 kN/m
= 2,6348 kN/m
b) Beban Hidup
c) Beban Hujan
47
d) Beban Angin
48
Gambar 4. 5 Table Wind Speed untuk beberapa risk category
(Sumber : yanrakhmats.wordpress.com)
49
Klasifikasi ketertutupan gedung = bangunan gedung tertutup (Pasal
26.2 dan Pasal 26.10)
f) Menentukan koefisien tekanan internal, GCpi
Koefisien tekanan internal, GCpi = + 0,18 (untuk angin datang)
- 0,18 (untuk angin pergi)
Berdasarkan SNI 1727:2013 (Pasal 26.11 dan Tabel 26.11-1)
50
p = 687,89 × 0,85 × 0,8 – 687,89 × (±0,18) = 0,343 kN/m2, 0,591
kN/m2
b) Sisi angin pergi
p = 687,89 × 0,85 × (– 0,5) – 687,89 × (±0,18)= -0,416 kN/m2, -
0,168 kN/m2
b) (6m – 12m)
c) (>12m)
pada dinding sisi angin datang dan pergi : 0,77 kN/m2 × 6m = 4,62 kN/m
pada atap ; (0 – 3m) & (3m – 6m) : 0,38 kN/m2 × 6m = 2,28 kN/m
51
e) Beban Gempa
Gambar 4. 6 Input koordinat lokasi bangunan pada situs web Puskim Kementerian
PU
52
Gambar 4. 7 Nilai percepatan respon spektra pada koordinat lokasi bangunan.
Berdasarkan data koordinat lokasi bangunan yang dimasukan dalam situs web
puskim, didapatkan percepatan spektrum periode pendek (Ss) dan percepatan
spektrum periode 1 detik (S1) sebagai berikut:
Ss = 1,039 g
S1 = 0,390 g
Fa = 1,143
Fv = 1,560
53
Respon Spektrum Desan :
Berdasarkan SNI 1726:2012 Pasal 6.5 Tabel.6, untuk nilai SDS sebesar 0,791 g
dan nilai SD1 sebesar 0,405 g maka diperoleh kategori desain seismic tipe D.
54
Tabel 4. 3 Hasil perhitungan nilai T dan Sa Respon spektrum.
T (detik) Sa (g)
0 0,316
0,102 0,791
0,512 0,791
0,612 0,662
0,712 0,569
0,812 0,499
0,912 0,444
1,012 0,400
1,112 0,364
1,212 0,334
1,312 0,309
1,412 0,287
1,512 0,268
1,612 0,251
1,712 0,237
1,812 0,224
1,912 0,212
2,012 0,201
2,112 0,192
2,212 0,183
2,312 0,175
2,412 0,168
2,512 0,161
2,612 0,155
2,712 0,149
2,812 0,144
2,912 0,139
3,012 0,134
3,112 0,130
3,212 0,126
3,312 0,122
3,412 0,119
4 0,101
55
Desain Respon Spektrum
Percepatan respon Spektrum, Sa (g) 0.90
0.80
0.70
0.60
0.50
0.40
0.30
0.20
0.10
0.00
0.512
0.712
0.912
1.112
1.312
1.512
1.712
1.912
2.112
2.312
2.512
2.712
2.912
3.112
3.312
0
4
Periode, T (detik)
Berdasarkan SNI 1726:2012 Pasal 7.2.2 Tabel 9, sistem rangka pemikul momen
khusus memiliki parameter-parameter sebagai berikut :
R = 3,5
Cd = 3
Ω₀ = 3
56
4.1.2 Analisis Struktur
Hasil perhitungan beban mati, beban hidup, dan beban gempa diolah
menggunakan software SAP2000 v14. Didapat gaya dan momen yang akan
digunakan untuk perencanaan profil dan perencanaan kekuatan. Dalam
analisis rangka utama, masing-masing kolom dan balok dibagi menjadi 2
segmen sesuai dengan beban yang ditahan. Pembagian segmen pada rangka
kolom dan balok adalah sebagai berikut :
57
2. Balok : Dicoba profil 800/400x400x13x21
58
Gambar 4. 12 Normal Force Diagram pada rangka utama.
V2 V3 M2 M3 P
Elemen Segmen
kN kN kNm kNm kN
1 (3 m) 217.73 0.55 1.65 593.78 298.43
Kolom
2 (3 m) 218.06 2.31 3.73 1249.55 288.46
V2 V3 M2 M3 P
Elemen Segmen
kN kN kNm kNm kN
2 (6 m) 205.61 7.78 14.11 1262.73 255.06
Balok
1 (9 m) 147.03 5.36 10.28 321.89 244.98
59
Segmen 1 : 400x400x13x21
60
ry = 102,20 mm
Sx = 3268079,36 mm3
Sy = 1120327,72 mm3
w = 168,63 kg/m
ho = 379 mm
h=hc = 358 mm
J = 2471151,33 mm4
Zx = 3600133 mm3
Zy = 855126 mm3
Cw= Iw = 8046249695440,96 mm6
rts = 110,48 mm
Iyc = 112000000 mm4
aw = 0,55 mm2
Ag = 21800,19 mm2
Perancangan Kolom
𝜆 = = 9,52
𝜆𝑝 = 0,56 = 16,17
𝜆 = = 27,54
𝜆𝑝 = 1,49 = 43,01
61
Menentukan penggunaan pasal bab E SNI 1729:2015
Tekuk lokal sayap = Tidak Langsing
Pasal E yang digunakan = E3 dan E4
Dengan keadaan batas yang ditinjau = Tekuk Lentur (FB)
= Tekuk torsi (TB)
Pasal E3. Menentukan tekuk lentur dari komponen struktur dengan elemen
langsing.
Klasifikasi tekuk elastis atau inelastis
Rmin = 102,20 mm
KL = 3000 mm
= 29,36
≤ 4,71 = 135,97
𝐹𝑒 = = 2290,63 MPa
Pasal E4. Menentukan tekuk torsi dan tekuk torsi-lentur dari komponen
struktur dengan elemen langsing.
Klasifikasi tekuk elastis atau inelastis
Rmin = 102,20 mm
KL = 3000 mm
62
= 29,36
≤ 4,71 = 135,97
𝐹𝑒 = ( )
+ 𝐺𝐽 = 2228,04 MPa
𝜆 = = 9,52
𝜆𝑝 = 0,38 = 10,97
𝜆𝑟 = 1,0 = 28,87
63
Pelat sayap termasuk elemen kompak
𝜆 = = 27,54
𝜆𝑝 = 3,76 = 108,54
𝜆𝑟 = 5,7 = 164,54
,
𝐶𝑏 = = 1,79 < 2,3
,
𝐿𝑝 = 1,76 𝑟𝑦 = 5192,25 mm
64
,
Lr = 1,95𝑟𝑡𝑠 ,
+ + 6,76 = 18050,48 mm
Jika Lb ≤ Lp, maka keadaan batas dari tekuk torsi lateral tidak boleh digunakan.
Mu ≤ Mn
593775300 ≤ 777628728 Nmm Aman
Faktor Perbesaran Momen
Elemen bergoyang
δh (Analisa elastis linier akibat Mu) = 1
Δh = 0,00033
Pmf = Pstory = Pu = 298429 N
𝑃𝑚𝑓
𝑅𝑚 = 1 − 0,15 = 0,85
𝑃𝑠𝑡𝑜𝑟𝑦
1
𝐵2 = =1≥1
𝑃𝑠𝑡𝑜𝑟𝑦
1−∝ 𝑃𝑒𝑠𝑡𝑜𝑟𝑦
Sehingga nilai
Mrx = 593775300 Nmm
Mcx = 777628728 Nmm
65
Kuat geser pelat badan tanpa adanya pengaku :
Aw = tw ht = 5200 mm
kv =5
Cv =1
v =1
Vn = v0,6Fy Aw Cv = 748800 N
Vu ≤ Vn
217732 ≤ 748800 Nmm Aman
Segmen 2 : 800x400x13x21
66
Kc = 1
Q = 1
,
𝐶𝑏 = ,
= 1,27 < 2,3
Iy = 224138777,17 mm4
rx = 336,67 mm
ry = 91,70 mm
Sx = 7552906,01 mm3
Sy = 1120693,89 mm3
w = 209,50 kg/m
ho = 779 mm
h=hc = 758 mm
J = 2472884,67 mm4
Zx = 8410933 mm3
Zy = 3375125,50 mm3
rts = 105,61 mm
aw = 1,17 mm2
Ag = 27000,19 mm2
67
Perancangan Lentur Kolom
𝜆 = = 9,52
𝜆𝑝 = 0,56 = 16,17
𝜆 = = 58,31
𝜆𝑝 = 1,49 = 43,01
Pasal E3. Menentukan tekuk lentur dari komponen struktur dengan elemen
langsing.
Klasifikasi tekuk elastis atau inelastis
68
Rmin = 91,70 mm
KL = 3000 mm
= 32,71
≤ 4,71 = 135,97
𝐹𝑒 = = 1844,34 MPa
Pasal E4. Menentukan tekuk torsi dan tekuk torsi-lentur dari komponen
struktur dengan elemen langsing.
Klasifikasi tekuk elastis atau inelastis
Rmin = 91,70 mm
KL = 3000 mm
= 32,71
≤ 4,71 = 135,97
𝐹𝑒 = ( )
+ 𝐺𝐽 = 2356,90 MPa
69
Maka Fcr E3 < E4 digunakan = 227,28 MPa
𝜆 = = 9,52
𝜆𝑝 = 0,38 = 10,97
𝜆𝑟 = 1,0 = 28,87
𝜆 = = 58,31
𝜆𝑝 = 3,76 = 108,54
𝜆𝑟 = 5,7 = 164,54
70
,
𝐶𝑏 = ,
= 1,27 < 2,3
𝐿𝑝 = 1,76 𝑟𝑦 = 4659,07 mm
,
Lr = 1,95𝑟𝑡𝑠 ,
+ + 6,76 = 12606,89 mm
Jika Lb ≤ Lp, maka keadaan batas dari tekuk torsi lateral tidak boleh digunakan.
Mu ≤ Mn
1249553100 ≤ 1816761528 Nmm Aman
71
δh (Analisa elastis linier akibat Mu) = 1
Δh = 0,00033
Pmf = Pstory = Pu = 298429 N
𝑃𝑚𝑓
𝑅𝑚 = 1 − 0,15 = 0,85
𝑃𝑠𝑡𝑜𝑟𝑦
1
𝐵2 = =1≥1
𝑃𝑠𝑡𝑜𝑟𝑦
1−∝ 𝑃𝑒𝑠𝑡𝑜𝑟𝑦
Sehingga nilai
Mrx = 1249553100 Nmm
Mcx = 1816761528 Nmm
kv =5
Cv =1
v =1
Vn = v0,6Fy Aw Cv = 1497600 N
Vu ≤ Vn
218058 ≤ 1497600 Nmm Aman
72
Segmen 1 : 400x400x13x21
73
Sx = 3268079,36 mm3
Sy = 1120327,72 mm3
w = 168,63 kg/m
ho = 379 mm
h=hc = 358 mm
J = 2471151,33 mm4
Zx = 3600133 mm3
Zy = 855126 mm3
Cw= Iw = 8046249695440,96 mm6
rts = 110,48 mm
Iyc = 112000000 mm4
aw = 0,55 mm2
Ag = 21800,19 mm2
𝜆 = = 9,52
𝜆𝑝 = 0,56 = 16,17
𝜆 = = 27,54
𝜆𝑝 = 1,49 = 43,01
74
Menentukan penggunaan pasal bab E SNI 1729:2015
Tekuk lokal sayap = Tidak Langsing
Pasal E yang digunakan = E3 dan E4
Dengan keadaan batas yang ditinjau = Tekuk Lentur (FB)
= Tekuk torsi (TB)
Pasal E3. Menentukan tekuk lentur dari komponen struktur dengan elemen
langsing.
Klasifikasi tekuk elastis atau inelastis
Rmin = 102,20 mm
KL = 3000 mm
= 29,36
≤ 4,71 = 135,97
𝐹𝑒 = = 2290,63 MPa
Pasal E4. Menentukan tekuk torsi dan tekuk torsi-lentur dari komponen
struktur dengan elemen langsing.
Klasifikasi tekuk elastis atau inelastis
Rmin = 102,20 mm
KL = 3000 mm
75
= 29,36
≤ 4,71 = 135,97
𝐹𝑒 = ( )
+ 𝐺𝐽 = 2228,04 MPa
𝜆 = = 9,52
𝜆𝑝 = 0,38 = 10,97
𝜆𝑟 = 1,0 = 28,87
76
Pelat sayap termasuk elemen kompak
𝜆 = = 27,54
𝜆𝑝 = 3,76 = 108,54
𝜆𝑟 = 5,7 = 164,54
𝑀𝑛 = 𝑀𝑝 = 𝐹𝑦 × 𝑍𝑦 = 205230120 Nmm
Digunakan kuat batas Pelelehan = 205230120 Nmm
Mu ≤ Mn
1651200 ≤ 184707108 Nmm Aman
Faktor Perbesaran Momen
Elemen bergoyang
δh (Analisa elastis linier akibat Mu) = 1
77
Δh = 0,00033
Pmf = Pstory = Pu = 298429 N
𝑃𝑚𝑓
𝑅𝑚 = 1 − 0,15 = 0,85
𝑃𝑠𝑡𝑜𝑟𝑦
1
𝐵2 = =1≥1
𝑃𝑠𝑡𝑜𝑟𝑦
1−∝ 𝑃𝑒𝑠𝑡𝑜𝑟𝑦
Sehingga nilai
Mry = 1651200 Nmm
Mcy = 184707108 Nmm
Kolom 400x400x13x21
Pcx(i) = 19 kN
Pcy(i) = 19 kN
Prx(i) = 298 kN
Pry(i) = 298 kN
Mrx(i) = 594 kNm
Mry(i) = 2 kNm
Mcx(i) = 778 kNm
Mcy(i) = 185 kNm
78
Analisis Struktur Penampang Kolom
Segmen 2 : 800x400x13x21
79
Ix = 3021162404,67 mm⁴
Iy = 224138777,17 mm⁴
rx = 336,67 mm
ry = 91,70 mm
Sx = 7552906,01 mm³
Sy = 1120693,89 mm³
w = 209,50 kg/m
ho = 779 mm
h=hc = 758 mm
J = 2472884,67 mm⁴
Zx = 8410933 mm³
Zy = 3375125,50 mm³
rts = 105,61 mm
aw = 1,17 mm2
Ag = 27000,19 mm2
𝜆 = = 9,52
𝜆𝑝 = 0,56 = 16,17
80
𝜆 = = 58,31
𝜆𝑝 = 1,49 = 43,01
Pasal E3. Menentukan tekuk lentur dari komponen struktur dengan elemen
langsing.
Klasifikasi tekuk elastis atau inelastis
Rmin = 91,70 mm
KL = 3000 mm
= 32,71
≤ 4,71 = 135,97
𝐹𝑒 = = 1844,34 MPa
81
Pasal E4. Menentukan tekuk torsi dan tekuk torsi-lentur dari komponen
struktur dengan elemen langsing.
Klasifikasi tekuk elastis atau inelastis
Rmin = 91,70 mm
KL = 3000 mm
= 65,43
≤ 4,71 = 135,97
𝐹𝑒 = ( )
+ 𝐺𝐽 = 2356,90 MPa
82
Untuk tekuk lokal pelat sayap,
𝜆 = = 9,52
𝜆𝑝 = 0,38 = 10,97
𝜆𝑟 = 1,0 = 28,87
𝜆 = = 58,31
𝜆𝑝 = 3,76 = 108,54
𝜆𝑟 = 5,7 = 164,54
𝑀𝑛 = 𝑀𝑝 = 𝐹𝑦 × 𝑍𝑦 = 810030120 Nmm
Digunakan kuat batas Pelelehan = 810030120 Nmm
83
Mu ≤ Mn
3731500 ≤ 729027108 Nmm Aman
Sehingga nilai
Mry = 3731500 Nmm
Mcy = 729027108 Nmm
Kolom 800x400x13x21
Pcx(i) = 5523 kN
Pcy(i) = 5523 kN
Prx(i) = 288 kN
Pry(i) = 288 kN
Mrx(i) = 1250 kNm
Mry(i) = 4 kNm
Mcx(i) = 1817 kNm
Mcy(i) = 729 kNm
84
𝑃𝑟
= 0,03 < 0,2
𝑃𝑐
Jika Pr/Pc ≥ 0,2 , maka
𝑃𝑟 8 𝑀𝑟𝑥 𝑀𝑟𝑦
+ + =0<1
𝑃𝑐 9 𝑀𝑐𝑥 𝑀𝑐𝑦
Jika Pr/Pc < 0,2 , maka
𝑃𝑟 8 𝑀𝑟𝑥 𝑀𝑟𝑦
+ + = 0,61 < 1
2𝑃𝑐 9 𝑀𝑐𝑥 𝑀𝑐𝑦
Segmen 1 : 800x400x13x21
85
Jarak sokongan lateral (L) = 6000 mm
,
𝐶𝑏 = = 1,59 < 2,3
,
86
Perancangan Lentur Balok
𝜆 = = 9,52
𝜆𝑝 = 0,38 = 10,97
𝜆𝑟 = 1,0 = 28,87
𝜆 = = 58,31
𝜆𝑝 = 3,76 = 108,54
𝜆𝑟 = 5,7 = 164,54
87
Bentang menengah = Lp ≤ Lb ˂ Lr
Bentang panjang = Lb > Lr
Lb = 6000 mm
𝐿𝑝 = 1,76 𝑟𝑦 = 4659,07 mm
,
Lr = 1,95𝑟𝑡𝑠 ,
+ + 6,76 = 12606,89 mm
Mn ≤ Mp
Hasil perhitungan diatas menunjukkan Mn ≥ Mp, maka digunakan :
Mp = 2018623920 Nmm
88
Kuat geser pelat badan tanpa adanya pengaku :
Aw = tw ht = 10400 mm
kv =5
Cv =1
v =1
Vn = v0,6Fy Aw Cv = 1497600 N
Kontrol kuat geser nominal balok tanpa pengaku
Vu ≤ Vn
205605 ≤ 1497600 Nmm Aman
Desain komponen struktur untuk tekuk lentur melengkung di sumbu major
(Sumbu X)
Segmen 2 : 400x400x13x21
89
tf/h = 21 mm
r = 22 mm
A = 21454 mm2
Ix = 653615871,33 mm4
Iy = 224065543,83 mm4
rx = 174,54 mm
ry = 102,20 mm
Sx = 3268079,36 mm3
Sy = 1120327,72 mm3
w = 168,63 kg/m
ho = 379 mm
h=hc = 358 mm
J = 2471151,33 mm4
Zx = 3600133 mm3
Zy = 855126 mm3
Cw= Iw = 8046249695440,96 mm6
rts = 110,48 mm
Iyc = 112000000 mm4
aw = 0,55 mm2
𝜆 = = 9,52
𝜆𝑝 = 0,38 = 10,97
90
𝜆𝑟 = 1,0 = 28,87
𝜆𝑝 = 3,76 = 108,54
𝜆𝑟 = 5,7 = 164,54
𝐿𝑝 = 1,76 𝑟𝑦 = 5192,25 mm
,
Lr = 1,95𝑟𝑡𝑠 ,
+ + 6,76 = 18050,48 mm
91
𝑀𝑛 = 𝐶𝑏 𝑀𝑝 − (𝑀𝑝 − 0,7𝐹𝑦𝑆𝑥) = 1170346663 Nmm
Mn ≤ Mp
Hasil perhitungan diatas menunjukkan Mn > Mp, maka digunakan :
Mp = 864031920 Nmm
92
Analisis Struktur Penampang Balok
Segmen 1 : 800x400x13x21
93
ry = 91,70 mm
Sx = 7552906,01 mm3
Sy = 1120693,89 mm3
w = 209,50 kg/m
ho = 779 mm
h=hc = 758 mm
J = 3024708,67 mm4
Zx = 8410933 mm3
Zy = 3375126 mm3
Cw= Iw = 34004149918649,30 mm6
rts = 105,61 mm
Iyc = 112000000 mm4
aw = 1,17 mm2
𝜆 = = 9,52
𝜆𝑝 = 0,38 = 10,97
𝜆𝑟 = 1,0 = 28,87
94
𝜆𝑝 = 3,76 = 108,54
𝜆𝑟 = 5,7 = 164,54
95
Cv =1
v =1
Vn = v0,6Fy Aw Cv = 1497600 N
Kontrol kuat geser nominal balok tanpa pengaku
Vu ≤ Vn
7784 ≤ 1497600 Nmm Aman
Segmen 2 : 400x400x13x21
96
r = 22 mm
A = 21454 mm2
Ix = 653615871,33 mm4
Iy = 224065543,83 mm4
rx = 174,54 mm
ry = 102,20 mm
Sx = 3268079,36 mm3
Sy = 1120327,72 mm3
w = 168,63 kg/m
ho = 379 mm
h=hc = 358 mm
J = 2471151,33 mm4
Zx = 3600133 mm3
Zy = 855126 mm3
Cw= Iw = 8046249695440,96 mm6
rts = 110,48 mm
Iyc = 112000000 mm4
aw = 0,55 mm2
𝜆 = = 9,52
𝜆𝑝 = 0,38 = 10,97
𝜆𝑟 = 1,0 = 28,87
97
Pelat sayap termasuk elemen kompak
𝜆 = = 27,54
𝜆𝑝 = 3,76 = 108,54
𝜆𝑟 = 5,7 = 164,54
98
≤ 2,24 = 27,54 < 64,66
99
Tegangan leleh baja, (fy) = 240 Mpa
Tegangan tarik putus plat, (fup) = 370 Mpa
Lebar plat tumpuan, (B) = 500 mm
Panjang plat tumpuan, (L) = 500 mm
Tebal plat tumpuan, (t) = 20 mm
Faktor reduksi kekuatan lentur, (фb) = 0.9
100
Faktor pengaruh ulir pada bidang geser, (r1) = 0.4
Faktor reduksi kekuatan geser, (фf) = 0.75
Konstanta tegangan untuk baut mutu tinggi, (f1) = 807 Mpa
(f2) = 621 Mpa
Faktor pengaruh ulir pada bidang geser, (r2) = 1.9
Eksentrisitas Beban
𝑀𝑢 = 𝑃𝑢 × 𝑒
𝑒= = 4331.807 mm
ℎ = 𝐻𝑡 − 𝑡𝑓 = 379 mm
𝑒𝑡 = 𝑓 + = 289.500 mm
𝑒𝑐 = − 𝑓 = 89.500 mm
101
𝑓𝑐𝑛 = 1,7 × 𝑓𝑐′ = 34.000 Mpa
Tegangan tumpu nominal beton yang digunakan,
fcn = 18.700 Mpa
tegangan tumpu beton yang diijinkan
ф × 𝑓𝑐𝑛 = 12.155 Mpa
Tegangan tumpu maksimum yang terjadi pada beton,
×
𝑓𝑐𝑢 = = 8.323 Mpa
×
102
ф𝑏 × 𝑀𝑛 = 10800000 Nmm
Syarat yang harus dipenuhi :
Mup ≤ ф𝑏 × 𝑀𝑛
5748595.684 ≤ 10800000 Nmm AMAN
103
Gaya tumpu pada angkur baut
Gaya tumpu pada angkur baut, Ru1=Vu1 = 54514.500 N
Tahanan tumpu nominal,
𝑅𝑛 = 2,4 × 𝑑 × 𝑡 × 𝑓𝑢𝑝 = 337440 N
Tahanan tumpu,
ф𝑓 × 𝑅𝑛 = 253080 N
Syarat yang harus dipenuhi :
Ru1 ≤ ф𝑓 × 𝑅𝑛
54514.500 ≤ 253080 N AMAN
104
ft ≤ 𝑓1 − 𝑟2 × 𝑓𝑢𝑣
618.750 ≤ 730.091 Mpa AMAN
Syarat yang harus dipenuhi :
ft ≤ f2
618.750 ≤ 621 Mpa AMAN
𝐿𝑚𝑖𝑛 = = 424.853 mm
× ×
105
Data Profil
Tinggi penampang (hf) = 800 mm
Lebar penampang (bf) = 400 mm
Tebal badan (tw) = 13 mm
Tebal sayap (tf) = 21 mm
Tegangan leleh (Fy) = 240 Mpa
Tegangan tarik putus (Fu) = 370 Mpa
Data Baut
Tipe baut = A-325
Tegangan tarik putus angkur baut, (fub) = 830 Mpa
Diameter angkur baut, (d) = 19.00 mm
Jarak tepi, = 40 mm
Jarak antar baut, = 70 mm
Untuk jarak tepi (lc) = 29 mm
Untuk jarak antar baut lc = 47 mm
Koefisien reduksi baut (ф) = 1.00
Koefisien slip rata-rata (μ) = 0.3
Faktor berdasarkan rasio pra-tegang (Du) = 1.13
Faktor pengisi (hf) = 1.00
Gaya pra-tegang minimum (Tb) = 124.550 kN
Jumlah bidang geser (ns) = 1
Faktor reduksi kekuatan tarik, (фt) = 0.75
Faktor reduksi kekuatan geser, (фf) = 0.75
106
Kuat tarik nominal baut (Fnt) = 620 Mpa
Kuat geser nominal baut (Fnv) = 372 Mpa
Luas penampang baut
𝐴𝑏 = × 𝜋 × 𝑑² (Ab) = 283.529 mm2
≈ 7 baut
107
8. Perencanaan Sambungan Balok-Balok
Data Sambungan
Data Beban Kolom
Gaya geser akibat beban terfaktor, (Vu) = 147.027 kN
Momen akibat beban terfaktor, (Mu) = 321.887 kNm
Gaya aksial akibat beban terfaktor, (Pu) = 244.980 kN
Data Profil
Tinggi penampang (hf) = 400 mm
Lebar penampang (bf) = 400 mm
Tebal badan (tw = 13 mm
Tebal sayap tf = 21 mm
Tegangan leleh Fy = 240 Mpa
Tegangan tarik putus Fu = 370 Mpa
108
Data Baut
Tipe baut = A-325
Tegangan tarik putus angkur baut, (fub) = 830 Mpa
Diameter angkur baut, (d) = 19.00 mm
Jarak tepi, = 40 mm
Jarak antar baut, = 70 mm
Untuk jarak tepi (lc) = 29 mm
Untuk jarak antar baut (lc) = 47 mm
Koefisien reduksi baut (ф) = 1.00
Koefisien slip rata-rata (μ) = 0.3
Faktor berdasarkan rasio pra-tegang Du = 1.13
Faktor pengisi (hf) = 1.00
Gaya pra-tegang minimum (Tb) = 124.550 kN
Jumlah bidang geser (ns) = 1
Faktor reduksi kekuatan tarik, (фt) = 0.75
Faktor reduksi kekuatan geser, (фf) = 0.75
Kuat tarik nominal baut (Fnt) = 620 Mpa
Kuat geser nominal baut (Fnv) = 372 Mpa
Luas penampang baut
𝐴𝑏 = × 𝜋 × 𝑑² Ab = 283.529 mm2
109
Perencanaan jumlah baut yang diperlukan
Jumlah baut yang diperlukan
𝑛= = 5.80 baut
Ф
≈ 6 baut
Perencanaan pada konsep Pre Engineering Building hampir sama dengan konsep
Konvensional, hanya saja yang menjadi pembeda terletak pada profil dan pekerjaan
pra-fabrikasi. Pada konsep Pre Engineering Building, profil yang digunakan
biasanya berbentuk tappered. Dan pekerjaan pra-fabrikasi tersebut juga menjadi
salah satu ciri khas dari konsep Pre Engineering Building. Sebab dalam pekerjaan
tersebut profil yang dibuat sudah disesuaikan dengan bentuk, ukuran, dan kekuatan
yang diinginkan. Jadi pada saat dilapangan semua profil tinggal dirangkai oleh
kontraktor.
110
1. Member Primer
a) Pemotongan :
Plat baja dapat dipotong untuk setiap bentuk desain oleh mesin
CNC dengan pemotong otomatis multi-head. Semua plat dipotong
sesuai ukuran yang dibutuhkan dengan suhu yang sangat panas dengan
ketebalan sampai 80 mm.
111
Gambar 4. 20 CNC (6100 x 16) mm Shearing Machine (Sumber : atad.vn)
b) Pembuatan Lubang
112
Gambar 4. 22 Drilling Machine (Sumber : atad.vn)
c) Pemasangan
113
Gambar 4. 24 Automatic Assembling Machine (Sumber : atad.vn)
114
e) Pembersihan Permukaan:
115
Gambar 4. 27 Painting Machine (Sumber : atad.vn)
2. Member Sekunder
a) Pembentukan
116
Gambar 4. 28 Z Purlin Forming Machine (Sumber : atad.vn)
c) Pengecatan
117
4.1.4 Pengadaan Material
118
angkat berat seperti hoist, crane/mobile crane, karena lebih aman dan lebih
mudah.
Beban dibawah 1 ton dengan ketinggian kolom 6m, dapat
menggunakan peralatan seperti chain block, hoist yang memiliki daya
angkat dari 5 ton.
4.1.6 Analisa Biaya Pelaksanaan
119
Berat Penutup Atap = Berat jenis atap x L₁
= 6,38 kg/m² × 563400 m²
= 3594492 kg
Tabel 4. 6 Total volume material konstruksi baja dengan konsep Pre Engineering
Building
Volume
No Pekerjaan (Kg) Satuan
1 Kolom 15.881,46 Kg
2 Balok 38.845,38 Kg
3 Purlin 20.260,8 Kg
4 Penutup atap 3.594.492 Kg
5 Plat sambung 12.100 Kg
6 Angkur 56 Bh
7 Mur & Baut
Baut M22 420 Bh
Baut M12 400 Bh
8 Pengecatan 4.042 m2
Harga (Rp.)
Volume Total Biaya (Rp.)
No Pekerjaan Sat Upah Material
(1) (2) (3) (4)=((1)*(2))+((1)*(3))
1 Kolom 15.881,46 Kg 1.018 18.834 315.278.744
2 Balok 38.845,38 Kg 1.018 18.834 771.158.484
3 Purlin 20.260,8 Kg 1.018 18.834 402.217.402
4 Plat sambung 12.100 Kg 1.018 18.834 1.860.096.700
5 Penutup atap 3.594.492 Kg 1.018 20.870 78.676.240.896
6 Angkur 56 Bh 10.500 82.425 5.203.800
7 Mur & Baut 100 Kg 1.018 20.870 2.188.800
2
8 Pengecatan 4.042 m 1.018 3.125 16.746.006
9 Transport Ke Job Site 291.600.000
82.340.730.831
120
Didapat total durasi waktu pekerjaan konstruksi Baja
Konvensional sebagai berikut.
Total Durasi Waktu = Waktu Pabrikasi + Pengiriman Material
+ Waktu Erection
= 5 hari + 30 hari + 5 hari
= 40 hari.
121
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN.
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
1. Perlu dilakukan penelitian lain untuk bangunan konstruksi pabrik.
2. Perlu dilakukan penelitian lain untuk perencanaan profil bangunan
konstruksi pabrik.
3. Dikarenakan belum banyak literasi mengenai Pre Engineering Building
di Indonesia, maka banyak referensi mengenai PEB dari jurnal, maupun
buku-buku dari media asing.
122
DAFTAR PUSTAKA
123
Handayani, Oktaviani Tri, dkk, 2018. “Comparison of Wind Load Analysis Results
Based on Indonesia Minimum Design Loads Standard SNI 1727:2013
Inputted Automatically and Manually by Using SAP2000”. Applied
Mechanics and Materials Vol. 881. Switzerland: Trans Tech Publications.
Ikhtisoliyah & Hamid Suroyo., 2017. “Analisis Perhitungan Kekuatan pada
Struktur Atap Gudang STG-Boiler Batu Bara”. Wahana Teknik: Jurnal
Keilmuan dan Terapan Teknik Vol. 6 No.2. Gresik: Universitas Gresik.
Kristof, Imola, dkk., 2017. “A Simplified Method for the Design of Steel Beam-to-
column Connections”. Periodica Polytechnica Architecture. Hungaria:
Budapest University of Technology and Economics.
Kurniawan, Rahmat, dkk., 2015. “Analisa Perbandingan Biaya dan Waktu
Bangunan Konstruksi Baja Menggunakan Sistem Pre-Engineering
Building dan Sistem Konvensional pada Proyek Pabrik Fober Cement
Boards Mojosari”. Jurnal Teknik ITS Vol. 4 No. 1. Surabaya: Institut
Teknologi Sepuluh Nopember.
Manalu, Ignatio Sahat Parulian & Johannes Tarigan., 2019. “Analisis Sambungan
Baut terhadap Gaya Geser dengan Perhitungan Manual dan Program
Ansys”. Jurnal Teknik Sipil USU Vol. 8 No. 1. Sumatera Utara: Universitas
Sumatera Utara.
Mu’tashimbillah, Ferdin., 2019. “Perancangan Struktur Atas Jembatan Rangka
Baja Kereta Api”. Tugas Akhir. Bandung: Politeknik Negeri Bandung.
Pangan, Glen. Y.D, dkk., 2016. “Analisis Dimensi Pelat Dasar (Base plate) pada
Kolom Struktur Baja yang Mampu Tahan Terhadap Efek Pray”. Jurnal
Sipil Statik Vol. 4 No. 6. Manado: Universitas Sam Ratulangi.
Phiegiarto, Fendy, dkk., 2015. “Perencanaan Elemen Struktur Baja Berdasarkan
SNI 1729:2015”. Jurnal Dimensi Pratama Teknik Sipil Vol. 4 No. 2.
Surabaya: Universitas Kristen Petra Indonesia.
Santina, Azmi Cindi, dkk., 2018. “Optimalisasi Profil Baja IWF pada Konstruksi
Bangunan Parkir Sepeda Motor 4 Lantai (Studi Kasus Gedung Spazio
Tower 2, Surabaya)”. GeSTRAM: Jurnal Perencanaan dan Rekayasa Sipil
Vol. 01 No. 02. Surabaya: Universitas Dr. Soetomo.
Setialaksana, Andre Pranata, dkk., 2017. “Kajian ekonomis Perancangan Sistem
Sambungan Struktur Baja pada Rangka Atap dengan Variasi Ukuran Baut,
Konfigurasi Baut, dan Mutu Baut”. Reka Racana: Jurnal Online Institut
Teknologi Nasional Vol. 3 No. 4. Bandung: Institut Teknologi Nasional.
Utama, Weda., 2014. “Perhitungan Perencanaan Base Plate Kolom Baja”.
124