SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara Untuk
Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna
Memperoleh Gelar Sarjana Hukum
OLEH :
DESI PRANATA SIMAMORA
NIM : 100200400
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2014
ABSTRAK
Desi Pranata Simamora1
Dr. Hasim Purba, SH, M.Hum**
Dr. Rosnidar Sembiring, SH, M.Hum ***
Biro perjalanan (travel)mempunyai tanggung jawab dalam menangani
permasalahan atas tiket dan ketidakberangkatan penumpang.Yang menjadi
permasalahan adalah pengaturan penumpang pesawat udara sebagai konsumen
pada PT. Eric Dirgantara Tour & Travel, problematika yang terjadi pada PT. Eric
Dirgantara Tour & Travel berkaitan dengan penumpang maskapai penerbangan,
dan tanggung jawab PT. Eric Dirgantara Tour & Travel terkait masalah
penumpang dengan maskapai penerbangannya.
Metode penelitian yang digunakan dalam menyusun skripsi ini adalah
metode penelitian yuridis empiris dengan menggunakan pendekatan deskriptif
analitis.Penelitian deskriptif analitis mengacu pada menggambarkan, menelaah,
menjelaskan, dan menganalisis suatu peraturan hukum.Dalam hal ini menelaah
dan mengkaji berbagai bentuk peraturan yang tentunya terkait dengan penelitian
ini khususnya dalam hal tanggung jawab. Penelitian yuridis empiris mengacu
pada pengalaman dalam masyarakat untuk mendapatkan data primer dan
menemukan kebenaran dengan menggunakan metode berpikir induktif dan
kriterium kebenaran koresponden serta fakta untuk melakukan proses induksi.
Hasil kesimpulan penulisan ini menunjukkan bahwa Pengaturan
penumpang pesawat udara sebagai konsumen pada PT. Eric Dirgantara Tour &
Travel yaitu adanya hal-hal perlindungan konsumen yang diberikan PT. Eric
Dirgantara Tour & Travel dalam menangani masalah apabila penumpang
bermasalah dengan tiketnya baik tidak berangkat, penggantian jadwal
keberangkatan, kesalahan huruf dari nama penumpang yang tercantum di tiket
dengan kartu identitas yang berbeda dan lain-lain. Problematika yang terjadi pada
PT. Eric Dirgantara Tour &Travel berkaitan dengan penumpang maskapai
penerbangan yaitumengubah jadwal keberangkatan (reschedule), mengubah rute
keberangkatan (reroute), kesalahan ticketing, ketidakberangkatan penumpang baik
daripihak penerbangan yang membatalkan, pengembalian uang akibat pembatalan
(refund), kenaikan kelas tiket penumpang (upgrade class), dan pesawat terlambat
(delay.) Tanggung jawab PT. Eric Dirgantara Tour & Travel terkait masalah
penumpang dengan maskapai penerbangannya yaitu membantu dan menangani
penumpang yang mempunyai masalah keberangkatan dengan berbagai cara
seperti pengembalian uang tiket (refund), memberitahu batas waktu (time limit),
menghubungi kantor pusat maskapai penerbangan apabila penumpang mengalami
masalah terhadap status tiket.
1*Mahasiswa Departemen Hukum Keperdataan Fakultas Hukum USU**Dosen Pembimbing I, Departemen
Hukum Keperdataan Fakultas Hukum USU
***Dosen Pembimbing II, Departemen Hukum Keperdataan Fakultas Hukum USU
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur Penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha
Pengasih, atas segala karunia, anugerah, kasih dan penyertaan-Nya kepada
Penulis, khususnya selama Penulis menuntut ilmu di Fakultas Hukum Universitas
Sumatera Utara sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.
Untuk memenuhi salah satu syarat meraih gelar Sarjana Hukum dari
Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara maka dalam kesempatan ini, Penulis
menyusun sebuah Karya Ilmiah dalam bentuk skrispsi dengan judul :
TANGGUNG JAWAB PT. ERIC DIRGANTARA TOUR & TRAVEL
TERHADAP
PENUMPANG
PESAWAT
UDARA
DITINJAU
DARI
kesempatan
ini
dengan
segala
kerendahan
hati
Penulis
Medan,
Maret 2014
Penulis,
DAFTAR ISI
ABSTRAK i
KATA PENGANTAR .. ii
DAFTAR ISI . vi
BAB I
: PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Permasalahan .. 8
C. Tujuan Penulisan 8
D. Manfaat Penulisan .. 8
E. Metode Penelitian .. 9
F. Keaslian Penulisan 11
G. Sistematika Penulisan .... 12
BAB II
BAB III
BAB IV
BAB V
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Biro perjalanan mempunyai peran penting dalam dunia modern saat ini.
Salah satu biro perjalanan atau dalam sebutan asing yaitu travel yang terdapat di
kota Medan adalah PT. Eric Dirgantara Tour & Travel. PT. Eric Dirgantara Tour &
Travelmempunyai tanggung jawab yang besar terhadap penumpangnya, sebab jika
ada kelengahan dan kelalaian dari pihak PT. Eric Dirgantara Tour & Travelmaka
penumpang tidak bisa menaiki pesawat.
pihak
maskapai
penerbangan
dan
pihak
travel
tidak
dapat
ketidakberangkatan
penumpang,
pembatalan
tiket
penumpang,
2 Hasil wawancara dengan Nelfi, ticketing dari PT. Eric Dirgantara Tour & Travel pada 2
Februari 2014.
menangani kasus-kasus tersebut. Sebab bentuk usaha apapun pasti memiliki risiko
dalam menjalaninya.
Hal yang sering menjadi pembicaraan para penumpang yang menjadi
problematika PT. Eric Dirgantara Tour & Travelselain itu adalah tiket promo.
Seringkali penumpang pesawat udara yang akan membeli tiket menanyakan tiket
promo dan menganggap pihak travel tidak menyediakannya ataupun menaikkan
harganya sehingga merugikan penumpang sebagai konsumen. Hal inilah yang
menjadi bentuk kekeliruan.Tiket promo bukan berarti tiket dengan harga murah
sekali, namun tiket promo adalah harga tiket yang murah pada maskapai tertentu
dengan harga lebih murah dibanding dengan harga tiket normal. Tiket promo ini
tidak dapat dibatalkan dan jika tidak berangkat maka dianggap hangus.3
Seperti yang diketahui bahwa tiket sudah dapat dibeli melalui internet
tetapi jika ada permasalahan yang dihadapi penumpang pesawat udara tersebut,
maka lebih baik membeli tiket di travel agar masalah dapat ditangani.4 Pihak
travel tidak dapat membantu masalah tersebut apabila penumpang tidak membeli
tiket kepadanya.PT. Eric Dirgantara Tour & Travelsebenarnya bukan tidak mau
membantu dan melayani penumpang yang mengalami masalah tiketnya melalui
pembelian di internet, tetapi setiap travel agent mempunyai username atau sign in
yang sudah didaftarkan sebelumnya dari sistem yang diinstal oleh pihak
penerbangan kepada travel. Username atau sign in itu hanya dapat membuka code
booking tiket penumpang yang membeli pada travel tersebut. Jadi jika penumpang
tersebut ingin dibantu, maka pihak travel tidak dapat membantunya sehingga
penumpang tersebut harus pergi ke kantor maskapai penerbangannya langsung.
3Hasil wawancara dengan Nelfi, ticketing dari PT. Eric Dirgantara Tour & Travel pada 2 Februari
2014.
4 Oka A. Yoeti. Tours and Travel Marketing, (Jakarta : Pradnya Paramita, 2003), hal. 31.
saatDepartemen
Perhubungan
Republik
Indonesia
sedang
mempersiapkan suatu Rancangan Undang-Undang Penerbangan baru.UndangUndang tersebut menggantikan Undang-Undang Nomor 83 Tahun 1958 tentang
Penerbangan dan bertujuan untuk mencakup perkembangan kegiatan-kegiatan
penerbangan yang telah dicapai maupun yang diperlukan oleh Indonesia.8
Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1992 tentang Penerbangan perlu
disempurnakan guna menyelaraskan dengan dan perkembangan teknologi,
perubahan paradigma, dan lingkungan strategis termasuk otonomi daerah,
kompetisi di tingkat regional dan global, peran serta masyarakat, persaingan
usaha, konvensi internasional tentang penerbangan, perlindungan profesi,serta
perlindungan konsumen.9
Pengertian Penerbangan adalah padanan dari perkataan aviation, bukan
padanan dari perkataan aerial navigation atau aeronautical atau flight atau air
navigation.Perkataan aviation mempunyai pengertian lebih luas dibandingkan
dengan perkataan aerial navigation atau aeronautical atau flight atau air
navigation.10
8H.K.Martono, Kamus Hukum dan Regulasi Penerbangan. (Jakarta : Raja Grafindo Persada,
2007), hal. 80.
9 Mieke Komar Kantaatmadja, Hukum Angkasa dan Hukum Tata Ruang, (Bandung : Mandar
Maju, 1994), hal. 60.
10 Pasal 1 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2009 yang menyatakan
Penerbangan adalah satu kesatuan sistem yang terdiri atas pemanfaatan wilayah udara,
B. Permasalahan
Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian skripsi ini adalah:
1. Bagaimana pengaturan penumpang pesawat udara sebagai konsumen
pada PT. Eric Dirgantara Tour & Travel?
2. Problematika apa saja yang terjadi pada PT. Eric Dirgantara Tour &
Travelberkaitan dengan penumpang maskapai penerbangan?
3. Bagaimana tanggung jawab PT. Eric Dirgantara Tour & Travel terkait
masalah penumpang dengan maskapai penerbangannya?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan permasalahan yang telah dikemukakan di atas maka
tujuan penelitian yang dilakukan adalah :
1. Untuk mengetahui pengaturan penumpang pesawat udara sebagai
konsumen pada PT. Eric Dirgantara Tour & Travel.
2. Untuk mengetahui problematika yang terjadi pada PT. Eric Dirgantara
Tour & Travelberkaitan dengan penumpang maskapai penerbangan.
3. Untuk mengetahui Tanggung jawab PT. Eric Dirgantara Tour & Travel
terkait masalah penumpang dengan maskapai penerbangannya
D. Manfaat Penelitian
Sehubungan dengan hal-hal tersebut di atas, maka penelitian ini diharapkan
dapat memberikan kontribusi atau manfaat sebagai berikut:
a.
b.
c.
d.
Bagi peneliti lain, sebagai bahan refrensi yang nantinya akan dapat
memberikan perbandingan dalam melakukan penelitian pada bidang yang
sama di masa yang akan datang.
E. Metode Penelitian
1. Jenis dan Sifat Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian yuridis normatif yaitu
penelitian yang difokuskan untuk mengkaji penerapan peraturan hukum
konsumen dan hukum penerbangan yang berlaku di Indonesia dalam dunia
penerbangan.Dengan pertimbangan bahawa penelitian yang dilakukan ialah
dengan mengkaji keberadaan dari penerbangan yang ada di Indonesia dilihat dari
tanggung jawab masing-masing pihak, baik pihak penumpang sebagai konsumen
dan pihak travel juga maskapai penerbangan sebagai pelaku usaha.
Sifat penelitian dari skripsi ini adalah bersifat deskriptif analitis yaitu suatu
penelitian yang menggambarkan, menelaah, menjelaskan, dan menganalisis suatu
peraturan hukum. Dalam hal ini menelaah dan mengkaji berbagai bentuk
peraturan yang tentunya terkait dengan penelitian ini khususnya dalam hal
tanggung jawab.
Selain itu, sifat penelitian dari skripsi ini adalah bersifat yuridis empiris
yaitu penelitian terhadap pengalaman yang terjadi dalam masyarakat untuk
mendapatkan data primer dan menemukan kebenaran dengan menggunakan
metode berpikir induktif dan kriterium kebenaran koresponden serta fakta yang
digunakan untuk melakukan proses induksi.
10
studi
dokumen
selanjutnya
dilakukan
analisis
dengen
F. Keaslian Penulisan
Sebagai suatu karya tulis ilmiah yang dibuat untuk memenuhi syarat
memperoleh gelar Sarjana, maka seyogyanya skripsi ditulis berdasarkan buah
pikiran yang benar-benar asli tanpa melakukan tindakan peniruan (plagiat) baik
sebagian ataupun seluruhnya dari karya orang lain.
Adapun karya tulis yang serupa dengan ini adalah karya tulis yang dapat
diakses milik mahasiswa Fakultas Hukum USU Angkatan 2005, berjudul
11
UU
NO.8
TAHUN
1999DALAM
HUBUNGANNYA
G. Sistematika Penulisan
Skripsi ini terdiri dari lima bab yang disusun secara sistematis dalam suatu
sistematika penulisan sebagai berikut:
Bab I membahas tentang gambaran dari seluruh isi skripsi, yang terdiri
dari latar belakang, permasalahan, tujuan penulisan, manfaat penulisan, metode
penelitian, keaslian penulisan, dan sistematika penulisan.
Bab II membahas tentang Tinjauan Umum Tentang PT. Eric Dirgantara
Tour & Travel. Bab ini terdiri dari 5 (lima) sub bab, yaitu (1) Pengertian dan
Pengaturan Usaha Jasa Travel; (2) Historis Berdirinya PT. Eric Dirgantara Tour &
Travel; (3) Visi, Misi, dan Tujuan Didirikannya PT. Eric Dirgantara Tour &
Travel, (4) Struktur Organisasi PT. Eric Dirgantara Tour & Travel; (5) Barang dan
Jasa yang Ditawarkan oleh PT. Eric Dirgantara Tour & Travel.
Bab III membahas tentang Perlindungan Konsumen Antara Travel dengan
Penumpang Pesawat Udara. Bab ini terdiri dari 5 (lima) sub bab, yaitu (1)
Pengertian Tiket Pesawat Udara; (2) Perlindungan Hukum Penumpang Pesawat
Udara sebagai Konsumen Berdasarkan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 dan
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009; (3) Peraturan Penerbangan Tentang
Perlindungan Terhadap Penumpang; (4) Hak dan Kewajiban Pihak Travel Dalam
12
Penjualan Tiket Penumpang; (5) Hubungan Antara Biro Perjalanan Selaku Pelaku
Usaha dengan Penumpang Pesawat Udara.
Bab IV membahas tentang Tanggung Jawab PT. Eric Dirgantara Tour &
Travel Terhadap Penumpang Pesawat Udara. Bab ini terdiri dari 3 (tiga) sub bab,
yaitu (1) Prosedur Pembelian Tiket Pesawat Udara Dimana Penumpang Berada;
(2) Faktor-Faktor Penyebab Pembatalan dan Ketidakberangkatan Penumpang; (3)
Tanggung Jawab PT. Eric Dirgantara Tour & Travel Terhadap Masalah Tiket yang
Penerbangannya Dibatalkan.
Bab V sebagai penutup, berisi tentang kesimpulan yang diperoleh dari
hasil penelitian dan saran sebagai rekomendasi yang berkaitan dengan penelitian
ini.
13
BAB II
TINJAUAN UMUM TENTANG PT. ERIC DIRGANTARA TOUR &
TRAVEL
wisatawan
dari
tahun
ke
tahun
terus
mengalami
Pengertian travel (biro perjalanan) menurut beberapa ahli adalah sebagai berikut:13
a) Menurut Yoeti (2003:58)
Biro perjalanan (Travel) adalah suatu perusahaan yang memperoleh
pendapatan dan keuntungan dengan menawarkan dan menjual produk serta
jasa-jasa pelayanan yang diberikannya kepada pelanggannya.
b) Menurut Foster (2000:77)
Biro perjalanan (Travel) adalah sebuah perusahaan yang menjual rancangan
perjalanan secara langsung pada masyarakat dan lebih khusus lagi menjual
transportasi udara, darat, laut; akomodasi penginapan; pelayaran wisata;
wisata paket; asuransi perjalanan; dan produk lainnya yang berhubungan.
Selain itu, menurut Yoeti (2003:59) munculnya biro perjalanan memiliki
beberapa peran, yaitu:
a)
b)
c)
d)
e)
f)
g)
h)
b)
Core Product
Produk inti adalah pelayanan atau manfaat yang disediakan untuk memuaskan
kebutuhan target pasar (wisatawan) yang sudah teridentifikasi.
The Tangible Product
13Oka A. Yoeti. Tours and Travel Marketing, (Jakarta : Pradnya Paramita, 2003), hal. 33.
15
16
yang berlaku
Patuh terhadap perundang-undangan yang berlaku. Jika kewajiban ini tidak
a)
Fungsi Umum
Dalam hal ini biro perjalanan wisata merupakan suatu badan usaha yang
dapat memberikan penerangan atau informasi tentang segala sesuatu yang
berhubungan dengan dunia perjalanan pada umunya dan perjalanan wisata
pada khususnya.
b)
Fungsi Khusus
Biro Perjalanan Wisata sebagai perantara. Dalam kegiatannya ia
bertindak atas nama perusahaan lain dan menjual jasa-jasa perusahaan
yang diwakilinya. Karena itu ia bertindak di antara wisatawan dan
industri wisata.
Biro Perjalanan Wisata sebagai badan usaha yang merencanakan dan
dagangannya.
Sementara itu, Agen Perjalanan Wisata mempunyai dua fungsi, yaitu :18
a) Sebagai Perantara
Di daerah asal wisatawan
1) Melengkapi informasi bagi wisatawan
2) Memberikan advis bagi calon wisatawan
3) Menyediakan tiket
Di daerah tujuan
1) Memberikan informasi bagi wisatawan
2) Membantu reservasi
3) Menyediakan transportasi
4) Mengatur perencanaan
5) Menjual dan memesan tiket
b) Sebagai Organisator
18H.K. Martono, Hukum Angkutan Udara Berdasarkan UU RI No.1 Tahun 2009 Bagian
Pertama, (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2011), hal. 73.
18
Karena travel agent sebagai perantara, maka ia berada di tengahtengah industri pariwisata, maka perlu ada kontrak yang dibuat
terlebih dahulu. Selain itu harus ada perjanjian khusus yang mengatur
hubungan kerja sehingga jelas tugas, kewajiban dan hak masingmasing pihak.
Dari segi faktor resiko:19
Biro Perjalanan Wisata memiliki tanggung jawab yang lebih besar
dibandingkan Agen Perjalanan Wisata.Hal ini disebabkan karena Biro Perjalanan
Wisata mengeluarkan produknya berupa Janji Jasa Perjalanan Wisata yang
dijual dalam bentuk Brosur Paket Wisata dan harus bertanggung jawab penuh
atas pelaksanaan produk yang dikeluarkannya. Biro Perjalanan Wisata harus
menjamin bahwa wisatawan akan menikmati perjalanannya seperti apa yang
tertulis dalam Brosur Paket Wisata yang dikeluarkan oleh Biro Perjalanan Wisata.
Agen Perjalanan Wisata tidak memiliki tanggung jawab atas produk yang
dijualnya. Hal ini dikarenakan Agen Perjalanan Wisata hanya sebagai perantara
perusahaan produk kepada konsumen atau pelanggan dan apabila pelanggan tidak
puas, mereka harus complain kepada pemilik produk (misalnya Hotel atau
Maskapai Penerbangan).
Biro Perjalanan Wisata memperoleh imbalan atau laba yaitu dari selisih
harga penjualan dengan total harga semua komponen yang dijualnya dalam paket
wisata. Sementara Agen Perjalanan Wisata memperoleh imbalan berupa komisi
dari pemilik produk dalam bentuk persen hasil penjualan.
20 Hasil wawancara dengan Komisaris PT. Eric Diregantara Tour & Travel, Ibu Tetty Agustina
Siregar, SH pada tanggal 8 Februari 2014.
20
berkembang ke arah yang lebih baik dari waktu ke waktu dan dapat memenuhi
kebutuhan konsumen secara maksimal.
PT. Eric Dirgantara Tour & Travel Medan merupakan salah satu badan
hukum yang bergerak dalam bisnis jasa kepariwisataan yang dimiliki oleh Bapak
(Alm) Dr. Sirjon Panama Simamora, SH, mempekerjakan 20 orang karyawan,
agen resmi dari 12 maskapai penerbangan dan PELNI (Pelayaran Nasional
Indonesia), penyediaan rental bus, penyediaan transportasi dari dan ke bandara
serta pelabuhan, penyediaan voucher hotel baik domestik maupun internasional,
penyediaan charter flight pada saat peak season dengan harga yang relatif lebih
terjangkau, kenyamanan ruang kantor, penyediaan computerisation programming
online system dalam reservasi tiket dari 12 maskapai penerbangan dan PELNI
(Pelayaran Nasional Indonesia), lokasi yang strategis, ruangan yang nyaman,
beroperasi selama 15 jam setiap hari.21
PT. Eric Dirgantara Tour & Travel Medan merupakan badan hukum yang
bergerak dalam bidang bisnis jasa kepariwisataan dan mempunyai nama dagang
Eric Travel. Sebagai badan hukum, PT. Eric Dirgantara Tour & Travel,
mempunyai nomor ijin usaha HO No.02.12.1.63.07877, tanda izin tetap usaha
pariwisata biro perjalanan wisata dari DIPARDA (Dinas Pariwisata Daerah)
Medan dengan nomor No.378/BPW/III/1999 yang diperbaharui setiap tahunnya,
anggota ASITA (Asosiasi Perusahaan Perjalanan Indonesia) dengan nomor
keanggotaan
NIA:0106/II/DPP/99,
serta
nomor
pokok
wajib
pajak
NPWP:1.850.730.1-111.
21Hasil wawancara dengan Komisaris PT. Eric Diregantara Tour & Travel, Ibu Tetty Agustina
Siregar, SH pada tanggal 8 Februari 2014.
21
PT. Eric Dirgantara Tour & Travel Medan mempunyai slogan Do The
Best, yang bermakna bahwa perusahaan ini selalu berusaha dengan berbagai
inovasi untuk memberikan pelayanan yang terbaik bagi para konsumennya. PT.
Eric Dirgantara Tour & Travel Medan berdiri pada tanggal 6 Mei 1998 sebagai
kantor pusat dengan waktu beroperasi 15 jam (pukul 07.00-22.00 WIB) setiap
harinya termasuk hari libur dan telah memiliki 1 kantor cabang yang terletak di
Sibolga.
PT. Eric Dirgantara Tour & Travel Medanberlokasi di Jalan. K. H. Wahid
Hasyim / Jalan Sei Wampu No.92 Medan 20119, dengan nomor telepon (061)
457-8899 (Hunting Line), nomor faksimili (061) 456-2468, dan alamat email:
erictour_travel@yahoo.co.id. Namun seiring perkembangan zaman, PT. Eric
Dirgantara Tour & Travel sudah tidak pernah lagi mengadakan perjalanan wisata
(tour) lagi sehingga lebih berfokus sebagai Agen Perjalanan Wisata (APW).Sebab
sebagai Agen Perjalanan Wisata (Travel Agent) memilki faktor risiko yang lebih
kecil dari pada biro perjalanan wisata.Selama beroperasi 15 tahun, PT. Eric
Dirgantara Tour & Travel Medan telah berhasil menerima beberapa penghargaan,
yakni:22
1) Agen Perjalanan Resmi Penyedia Tiket Penerbangan Domestik
Terlengkap
di Kota Medan dari ASITA (Association of the Indonesian Tours dan Travel
Agencies) Medan
2) Agen perjalanan dengan penjualan tertinggi dari maskapai penerbangan Lion
Air pada Travel Agent Award 2003
22Hasil wawancara dengan Komisaris PT. Eric Diregantara Tour & Travel, Ibu Tetty Agustina
Siregar, SH pada tanggal 8 Februari 2014.
22
3) Agen perjalanan
dengan
penjualan
tertinggi
seluruh
Indonesia dari
PT. Adam Air Sky Connection pada tahun 2005 dan 2006
4) Peningkatan penjualan yang kurang lebih mencapai 5% setiap tahunnya.
5) Pengabdian kepada Pimpinan PT. Eric Dirgantara Tour & Travel dalam
kepengurusan DPD ASITA (Association of the Indonesian Tours dan Travel
Agencies) Sumatera Utara periode 2008-2012 sebagai KABID.ADVOKASI/
HUKUM dan HAM
6) Agen perjalanan dengan penjualan tertinggi di Medan dari maskapai
penerbangan Riau Airlines pada The Preferred Agent Award 2009
7) Mendapatkan Akreditasi dari IATA (International Air Transport Association)
pada tahun 2010
8) Sepuluh besar travel agent terbaik di Medan pada tahun 2011 dari maskapai
penerbangan Garuda Indonesia dan Citilink
9) Penghargaan sebagai agen domestik dengan pertumbuhan penjualan terbaik
kedua Tahun 2011 dari maskapai penerbangan Garuda Indonesia
10) Penghargaan dalam partisipasi dari Garuda Indonesia Travel Fair 2011
11) Pemasang iklan terbaik pada tahun 2012 dari Sumut Pos
12) Penghargaan sebagai mitra iklan terbaik pada tahun 2012 dari Metro Siantar
C. Visi, Misi, dan Tujuan Didirikannya PT. Eric Dirgantara Tour & Travel
1. Visi Perusahaan:
23
perusahaan
biro
perjalanan
wisata
yang
memberikan
kepuasanterhadap konsumen
b. Menjadikan perusahaan sebagai tempat bekerja yang dapat dibanggakan
dan diandalkan karena :
a) terpercaya
b) kokoh
c) mengakomodasi dan menghargai ide- ide positif guna perbaikan
d) mengayomi semua gender, suku/ras, dan agama
e) memberikan peluang pengembangan karier
f) memberi imbalan dan penghargaan yang kompetitif
g) selalu menatap masa depan dengan optimisme yang tinggi
24
ERNA SINAGA
BETHESDA
Bag. Administrasi
LEOWARNO
Bag.Ticketing
Bag.
Umum
T.A.SIREGAR,
SH
Bag. Keuangan
POLTAK.S
Airport Handling
NELFI.N
Kasir
ANNI
Ticketing
PARULIAN
PANDI
PL
TicketingNANDA
SISKA
Ticketing
WINDA
Ticketing
RAHMATTicketing
ECHY
MIMI
Ticketing
LASTRI
Ticketing
ANDRE
Supir
Ticketing
ELDIAN
25
ULI
FIRMAN
Ticketig
Ticketing
PL
BURHAN
Security
DEDED
Parkir
Security
E. Barang dan Jasa yang Ditawarkan oleh PT. Eric Dirgantara Tour &
Travel
Barang dan jasa merupakan dua hal yang saling berkaitan erat dalam
perdagangan. Sebab dalam hal bertransaksi barang, pasti akan berhubungan
dengan jasa dimana jasa tersebut apakah baik atau tidak baik. Secara umum yang
diketahui orang awam, pengertian barang dan jasa berbeda walapun saling
berkaitan. Barang adalah benda-benda yang berwujud, yang digunakan
masyarakat untuk memenuhi kebutuhannya atau untuk menghasilkan benda lain
yang akan memenuhi kebutuhan masyarakat. Sementara jasa adalah suatu barang
yang tidak berwujud, tetapi dapat memberikan kepuasan dan memenuhi
kebutuhan masyarakat.
Beberapa ahli yang mendefinisikan "jasa" diantaranya adalah:23
23 Oka A. Yoeti. Tours and Travel Marketing, (Jakarta : Pradnya Paramita, 2003), hal. 21.
26
Jasa adalah setiap tindakan atau unjuk kerja yang ditawarkan oleh salah satu pihak
ke pihak lain yang secara prinsip intangibel dan tidak menyebabkan perpindahan
kepemilikan apapun. Produksinya bisa terkait dan bisa juga tidak terikat pada
suatu produk fisik.
Jasa adalah proses yang terdiri atas serangkaian aktivitas intangible yang
biasanya(namun tidak harus selalu) terjadi pada interaksi antara pelanggan dan
karyawan jasa dan atau sumber daya fisik atau barang dan atau sistem penyedia
jasa, yang disediakan sebagai solusi atas masalah pelanggan". Interaksi antara
penyedia jasa dan pelanggan kerapkali terjadi dalam jasa, sekalipun pihak-pihak
yang terlibat mungkin tidak menyadarinya.Selain itu, dimungkinkan ada situasi di
mana pelanggan sebagai individu tidak berinteraksi langsung dengan perusahaan
jasa.
Barang yang ditawarkan oleh PT. Eric Dirgantara Tour & Travel adalah
tiket untuk penumpang baik tiket pesawat udara maupun tiket kapal laut dan
voucher untuk tempat wisata permainan. Tiket yang dimaksud yaitu tiket untuk
27
rute dalam negeri (domestik) dan luar negeri (internasional) dan voucher untuk
tempat wisata permainan yang dimaksud adalah tiket untuk tempat wisata
permainan seperti Trans Studio, Disneyland, Universal Studio, dll.24
Sementara itu, jasa yang ditawarkan oleh PT. Eric Dirgantara Tour & Travel
adalah adanya para staff travel (ticketing) yang bersedia selalu melayani
penumpang untuk sekedar memeriksa harga tiket dan mencetak tiket para
penumpang baik penumpang pesawat udara maupun penumpang kapal laut
dimana beberapa tiket pesawat udara yang disediakan PT. Eric Dirgantara Tour &
Travel adalah Garuda Indonesia, Citilink, Lion Air, Wings Air, Batik Air, Air Asia,
Sriwijaya Air, Firefly, Sky Aviation, Tiger Airlines, Malaysia Airlines, Silk Air, dll.
Untuk penumpang kapal laut, PT. Eric Dirgantara Tour & Travel menyediakan
untuk rute domestik saja dan menjadi agen resmi dari PELNI (Pelayaran Nasional
Indonesia). Selain itu jasa yang ditawarkan adalah menyediakan kendaraan berupa
mobil dan/atau minibus untuk mengantarkan penumpang pesawat udara ke
Bandara Kualanamu Internasional dan menyediakan bus pariwisata kepada
penumpang kapal laut untuk diantarkan ke pelabuhan Belawan, dan juga
menyediakan reservasi hotel kepada para penumpang baik pesawat udara maupun
penumpang kapal laut untuk menginap di hotel manapun yang sesuai dengan
kemauan penumpang baik di dalam maupun luar negeri.
Dulu sempat pula PT. Eric Dirgantara Tour & Travel menyediakan jasa
rental mobil tetapi seiring dengan kurangnya keamanan yang terjadi belakangan
ini, dimana mobil yang dirental bisa saja dilakukan untuk tindakan jahat ataupun
24 Hasil wawancara dengan Nelfi, ticketing dari PT. Eric Dirgantara Tour & Travel pada 8
Februari 2014.
28
berniat jahat untuk dibawa lari atau kabur oleh peminjam (orang yang
merentalkan) mobil tersebut, dan ketidakhati-hatian pengguna rental dalam
mengendarai mobil tersebut sehingga menyebabkan kerusakan pada mobil dan
yang paling naas adalah kehilangan mobil. Itu sebabnya karena risiko yang terlalu
besar, maka PT. Eric Dirgantara Tour & Travel tidak menyediakan jasa rental
mobil lagi.25
Selain itu, PT. Eric Dirgantara Tour & Travel juga pernah mengadakan
paket perjalanan (tour) rohani ke Yerusalem beserta para rombongan yang
beragama Kristiani yang berlangsung sekitar 3 tahun yaitu tahun 1998-2002. Akan
tetapi melihat adanya hambatan yang dirasakan dalam menjalaninya, maka paket
perjalanan (tour) diberhentikan untuk sementara.Sekarang PT. Eric Dirgantara
Tour & Travel lebih fokus sebagai agen perjalanan (travel agent) dimana menjadi
travel agent mempunyai risiko yang lebih minim dibandingkan paket perjalanan
(tour). Yang menjadi kelemahan bagi usaha travel adalah ketika maskapai
penerbangan mengalami kebangkrutan yang menyebabkan pailitnya maskapai
penerbangan tersebut.
Dengan pailitnya maskapai penerbangan tesebut, maka seluruh deposit
tanpa sisa sepeserpun yang sudah ditanamkan dan dimodalkan oleh travel adalah
seluruhnya milik maskapai penerbangan. Jumlah yang cukup fantastis memang
ketika maskapai penerbangan yang cukup besar dan tidak disangka tiba-tiba
dinyatakan pailit sementara travel agent menanamkan modal yang sangat besar
dan sama sekali tidak ada dikembalikan atau disebut dengan hangus begitu saja.
25Hasil wawancara dengan Nelfi, ticketing dari PT. Eric Dirgantara Tour & Travel pada 8
Februari 2014.
29
Itulah yang menjadi risiko terbesar dalam menjalani usaha travel sehingga apabila
travel ingin menanamkan modal atau biasa disebut dengan deposit kepada
maskapai penerbangan, maka pihak travel harus memahami secara baik dan benar
bagaimana perkembangan maskapai tersebut ke depannya.
Dengan adanya barang dan jasa yang ditawarkan oleh PT. Eric Dirgantara
Tour & Travel maka diharapkan para penumpang dapat terlayani dengan baik dan
nyaman sesuai dengan visi,misi dan tujuan didirikannnya PT. Eric Dirgantara
Tour & Travel ini dengan motto Do The Best maka PT. Eric Dirgantara Tour &
Travel selalu berusaha memberikan yang terbaik bagi seluruh penumpang.
BAB III
PERLINDUNGAN KONSUMEN ANTARA TRAVEL DENGAN
PENUMPANG PESAWAT UDARA
30
perlu diingat, nama yang tertera di tiket harus sesuai dengan KTP yang berangkat.
Selain menaati aturan main, itu juga merupakan syarat mutlak untuk melakukan
klaim asuransi jika terjadi apa-apa selama penerbangan.26
Anak yang berusia dibawah 22 bulan (infant/bayi) tidak diwajibkan
membeli tiket dan duduk sendiri, orang tua harus ikut terbang bersama bayi dan
menjadi pendamping. Kebanyakan maskapai menerapkan peraturan ketat dalam
hal ini, bahkan ada yang harus dibawa ke loket pembelian tiket dan ditimbang
berat badannya sebelum label boarding pass diberikan. Sedangkan anak diatas 22
bulan (child) sudah terhitung dewasa dan harus membeli tiket terpisah.
Masalah harga, infant hanya cukup membayar sebesar 10% dari total harga
tiket orang dewasa, sedangkan child tetap dihitung normal karena mendapat
tempat duduk dan servis standar layaknya tiket yang berlaku untuk dewasa.
Menurut Rahmat Darsono, tiket pesawat udara adalah salah satu dokumen
perjalananyang dikeluarkan oleh maskapai penerangan dan merupakan kontrak
tertulissatu pihak yang berisikan ketentuan yang harus dipenuhi oleh penumpang
selama memakai jasa penerbangan, dan data penerbangan penumpang yang
mempunyai masa periode waktu tertentu.
Pesawat terbang adalah pesawat udara yang lebih berat dari udara,
bersayap tetap, dan dapat terbang dengan tenaga sendiri. Secara umum istilah
pesawat terbang sering juga disebut dengan pesawat udara atau kapal terbang atau
26 Hasil wawancara dengan Nelfi, ticketing dari PT. Eric Dirgantara Tour & Travel pada 8
Februari 2014.
31
cukup pesawat dengan tujuan pendefenisian yang sama sebagai kendaraan yang
mampu terbang di atmosfer atau udara.27
Namun dalam dunia penerbangan, istilah pesawat terbang berbeda dengan
pesawat udara, istilah pesawat udara jauh lebih luas pengertiannya karena telah
mencakup pesawat terbang dan helikopter.28
Tiket pesawat udara itulah yang akan digunakan penumpang agar dapat
terbang dengan maskapai penerbangan tersebut. Dahulu tiket pesawat udara
berbentuk buku yang terdiri sekitar 4 lembar tipis juga menggunakan kertas
karbon berwarna merah agar salah satu lembaran tiket tersebut dikoyak dan
disimpan oleh travel atau maskapai penerbangan itu sendiri sebagai bukti
pertinggal bagi pihak mereka yang berisikan nama penumpang, rute penumpang,
jam penerbangan berangkat dan jam ketibaannya. Tetapi bentuk tiket yang seperti
ini mempunyai banyak kekurangan dan resiko yang ditimbulkan.
Apabila tiket tersebut hilang ataupun mengalami kerusakan dan kesalahan
data penumpang yang tertera di tiket, maka penumpang tidak dapat berangkat dan
tiket dinyatakan hangus. Jadi jika ingin berangkat sementara tiketnya hilang, maka
tiket
harus
dibeli
lagi.
Hal ini
tentu merugikan
penumpang karena
kehilangan,kerusakan dan kesalahan data yang tertera pada tiket bukanlah hal
yang disengaja dan kelalaian dari penumpang itu sendiri. Resiko yang lebih besar
lagi salah satunya adalah apabila pihak travel mencetak tiket tersebut dengan
27 Pasal 3 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 yang menyatakan, Pesawat Udara adalah
setiap mesin atau alat yang dapat terbang di atmosfer karena gaya angkat reaksi udara, tetapi
bukan karena reaksi udara terhadap permukaan bumi yang digunakan untuk penerbangan.
28 Pasal 4 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 yang menyatakan, Pesawat Terbang adalah
pesawat udara yang lebih berat dari udara, bersayap tetap, dan dapat terbang dengan tenaga
sendiri.
32
menuliskan data pada tiket tersebut dan salah dalam penulisan data penumpang
makan penumpang tidak dapat terbang, dan hal yang lain apabila ticketing
(pegawai travel yang mencetak tiket) dari travel tersebut melakukan kelalaian
berupa tiket yang sudah ia cetak itu hilang, maka ticketing tersebut dapat dituntut
oleh penumpang dan resikonya yaitu ticketing mendapat kurungan penjara
beberapa minggu akibat kelalaiannya menghilangkan tiket. Itulah yang menjadi
keluhan dari berbagai pihak, baik pihak penumpang maupun pihak travel agent
yang mencetak tiket penumpang.29
Seiring perkembangan zaman, bentuk tiket tersebut berganti menjadi
selembar kertas yang hanya di print dari komputer. Hal ini dianggap sangat praktis
dan memudahkan penumpang sebab penumpang yang berada di kotalain yang
bukan berada di kota travel itu juga dapat mencetak tiket dari kota lain yang
sedang ia tinggalin. Bentuk tiket ini disebut elektronik tiket (electronic ticket).
Electronic ticket ini merupakan tiket yang dianggap sah untuk maskapai
penerbangan dimana tiket tersebut dapat di print dari mana saja ia berada. Ia dapat
mencetak tiketnya apabila ia berada di luar kota ataupun di kota itu sendiri tanpa
harus pergi ke travel. Caranya ia meminta travel tersebut mengirim tiket yang
sudah dicetak melalui surat internet (email) dan tiket tersebut dapat ia print.
Selain itu apabila tiketnya tinggal atau hilang sementara penumpangnya
akan berangkat, penumpang dapat mencetak tiketnya ke counter maskapai
penerbangannya hanya dengan memberikan data-datanya sesuai yang ada di tiket
ataupun kode pembukuan (code booking) dari tiketnya tersebut. Dengan adanya
29 Hasil wawancara dengan Firman, ticketing dari PT. Eric Dirgantara Tour & Travel pada 08
Februari 2014.
33
electronic ticket ini, maka resiko dan kekurangan lain yang sering dikeluhkan baik
penumpang maupun pihak travel sangat berkurang.
Begitu juga dengan bagasi penumpang dimana bagasi dibawa sesuai
kebutuhan, bukan sesuai keinginan.Selain menyiksa diri sendiri, hal ini sangat
ampuh mengantisipasi terjadinya kelebihan bagasi (overweight). Sebab jika
kelebihan bagasi akan ada penambahan bagasi dan dikenakan biaya penambahan
bagasi. Sebaiknya tandai bagasi sensitif sebagai barang pecah belah (fragile), dan
jangan sekali-kali memasukkan barang berharga ke dalam bagasi.
Tiket pesawat udara juga mempunyai ketentuan-ketentuan dimana
ketentuan tersebut merupakan catatan penting dari pihak maskapai penerbangan
yang harus dipatuhi oleh penumpang.Isi dari ketentuan yang tertera pada tiket
tersebut yaitu:
34
Bagasi yang ditentukan oleh maskapai penerbangannya ada yang cumacuma,ada yang harus membayar, dan ada yang muatan beratnya di kabin
ditentukan oleh maskapai penerbangan sehingga penumpang diharapkan
harus menaatinya demi keselamatan bersama
dalam angkutan udara baik bagi perusahaan penerbangan, pengguna jasa angkutan
udara maupun bagi pemerintah. Bagi perusahaan penerbangan tarif merupakan
sumber pendapatan perusahaan penerbangan, tarif yang tinggi perusahaan
penerbangan sehat keuangannya, sebaliknya tarif yang terlalu rendah dapat
mengancam kelangsungan hidup perusahaan penerbangan. Bagi penumpang tarif
yang murah penumpang dapat menikmati jasa angkutan udara, sebaliknya tarif
yang mahal penumpang tidak dapat menikmati jasa angkutan udara.Bagi
pemerintah, tarif merupakan sarana untuk mengendalikan keseimbangan antara
kebutuhan masyarakat atas jasa angkutan udara dengan kelangsungan hidup
perusahaan penerbangan.
Menurut rekomendasi Organisasi Penerbangan Sipil Internasional (ICAO)
tarif yang dikenakan kepada penumpang dalam perjanjian angkutan udara
internasional timbal balik harus disepakati oleh perusahaan penerbangan yang
ditunjuk
(designated
airline)
setelah
dibahas
bersama
antarperusahaan
30 Hasil wawancara dengan Firman, ticketing dari PT. Eric Dirgantara Tour & Travel pada 09
Februari 2014.
35
unsur-unsur
lain
dengan
keuntungan
yang
wajar
dengan
36
presentase
dari
kapasitas
tempat
duduk,
pemerintah
37
angkutan udara berjadwal dalam negeri. Tarif tersebut tidak akan mempengaruhi
mekanisme harga yang telah tercipta dalam pasar. Dalam penetapan harga jual
tiket, perusahaan angkutan udara niaga berjadwal harus memerhatikan aspek
keamanan dan keselamatan penerbangan, persaingan usaha yang sehat.Harga tiket
dan perubahannya harus dilaporkan kepada Direktur Jenderal Perhubungan Udara
selambat-lambatnya tiga hari sebelum diberlakukan.Perusahaan angkutan udara
niaga berjadwal bertanggung jawab terhadap harga jual tiket baik yang dilakukan
sendiri atau oleh mitra penjualan.
Tarif referensi merupakan batas bawah penetepan harga jual tiket angkutan
udara niaga kelas ekonomi.Bilamana perusahaan penerbangan menetapkan harga
jual tiket lebih rendah dibandingkan dengan tarif referensi, maka DirekturJenderal
Perhubungan Udara segera melakukan pengawasan khusus terhadap perusahaan
angkutan udara niaga berjadwal yang bersangkutan. Pengawasan tersebut berupa
tindakan pengecekan langsung secara intensif dan ekstensif terhadap perusahaan
angkutan udara niaga berjadwal tersebut baik organisasi, keuangan maupun
aktivitas perawatan dan pengoperasian pesawat udara dengan mengacu pada
peraturan yang berlaku di bidang angkutan udara, keamanan, keselamatan, dan
pelayanan penerbangan. Tarif referensi akan dievaluasi secara berkala setiap 6
bulan atau apabila terjadi perubahan yang sangat signifikan terhadap biaya operasi
pesawat udara.
4. Tarif Non-Ekonomi
Tarif pelayanan penumpang non-ekonomi angkutan udara niaga berjadwal
(scheduled airlines) dalam negeri dan angkutan kargo berjadwal dalam negeri
40
mengacu pada konsep liberal, karena itu pemerintah hanya menentukan presentase
kapasitas tempat duduk kelas non-ekonomi sedangkan besaran tarif ditentukan
oleh perusahaan
41
dikaitkan dengan tarif angkutan harus lebih dahulu mendapat persetujuan Menteri
Perhubungan. Berdasarkan keputusan Mentri Perhubungan Nomor KM 9 Tahun
2002 jelas sekali bahwa Menteri Perhubungan campur tangan dengan ketat
terhadap tarif ekonomi angkutan udara niaga berjadwal (secheduled airlines).
Dengan ini dapat diketahui bahwa penetapan tarif pada tiket pesawat udara
juga berperan dalam bagaimana seseorang mendapatkan layanan baik di bandara
maupun di dalam pesawat udara.Sebab tarif pesawat udara tersebut berbagai
macam, tergantung penumpang membeli tiket pesawat udara dengan rata-rata
(budget) harga yang diinginkan sesuai dengan ketentuan harga dari maskapai
penerbangan.
42
memperjuangkan hak-haknya. Dengan kata lain, ia tidak hanya tinggal diam saja
ketika menyadari bahwa hak-haknya telah dilanggar pelaku usaha.
Menurut Pasal 4 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun
1999 tentang Perlindungan Konsumen, hak-hak konsumen adalah sebagai
berikut:40
Hak atas kenyamanan, keamanan, dan keselamatan dalam mengkonsumsi
43
Hak atas informasi yang benar, jelas, dan jujur mengenai kondisi dan jaminan
digunakan
Hak untuk mendapatkan advokasi, perlindungan dan upaya penyelesaian
diskriminatif
Hak untuk mendapatkan kompensasi, ganti rugi dan./atau penggantian,
apabila barang dan/atau jasa yang diterima tidak sesuai dengan perjanjian
barang/jasa yang akan dikonsumsi. Jika suatu saat ada risiko negatif dari
produk/jasa yang telah dikonsumsinya, konsumen telah mengetahui hal tersebut
sebelumnya.Artinya, konsumen memiliki hak untuk mengetahui ciri/ atribut
negatif dari suatu produk seperti efek samping dari mengonsumsi suatu produk
atau adanya peringatan dalam label/ kemasan produk.
Hak untuk Memilih (The Right to Choose)
Setiap konsumen berhak memilih produk barang/jasa dengan harga yang wajar.
Aritnya, konsumen tidak boleh dalam kondisi tertekan atau paksaan untuk
memilih suatu produk tersebut yang mungkin bias merugikan hak-haknya. Ia
harus dalam kondisi bebas dalam menentukan pilihannya terhadap barang
dan/atau jasa yang akan dikonsumsi.
Hak untuk Didengarkan (The Right to be Heard)
Konsumen harus mendapatkan haknya bahwa kebutuhan dan klaimnya bisa
didengarkan, baik oleh pelaku usaha yang bersangkutan maupun oleh lembagalembaga perlindungan konsumen yang memperjuangkan hak-hak konsumen.
Hak untuk memperoleh keamanan penting ditempatkan pada kedudukan
utama karena berabad-aband berkembang suatu falsafah berpikir bahwa
konsumen (terutama pembeli) adalah pihak yang wajib berhati-hati, bukan pelaku
usaha.Falsafah yang disebut caveat emptor (let the buyer beware) ini mencapai
puncaknya pada abad ke-19 seiring dengan berkembangnya paham rasional
individualisme di Amerika Serikat.Dalam perkembangannya kemudian, prinsip
yang merugikan konsumen ini telah ditinggalkan.42
Begitu juga dengan penumpang pesawat udara berhak mendapatkan
perlindungan atas keamanan dan keselamatan konsumen dalam penggunaan jasa
maskapai penerbangan sehingga konsumen terhindar dari kerugian (fisik maupun
42Ibid, hal. 25.
45
psikis). Sebab itu merupakan hak konsumen dimana hal tersebut berkaitan dengan
perlindungan konsumen dan perlindungan hukum. Oleh karena itu, perlindungan
konsumen mengandung aspek hukum. Adapun materi yang mendapatkan
perlindungan itu bukan sekedar fisik, melainkan terlebih-lebih hak-haknya yang
bersifat abstrak. Dengan kata lain, perlindungan konsumen sesungguhnya identik
dengan perlindungan yang diberikan hukum tentang hak-hak konsumen.
Penumpang pesawat udara juga berhak mendapat ganti rugi apabila ia
mendapatkan
kerugian.
Misalnya
apabila
pesawat
udara
tersebut
jam
46
bertanggung jawab akan hal tersebut dan menjanjikan akan mengembalikan uang
sejumlah harga di tiket. Pada kenyataannya, hal tersebut satupun tidak ada
terealisasi dan tidak ada diindahkan. Inilah yang menjadi kekesalan dari
penumpang pesawat udara.43
Sementara itu, pihak maskapai penerbangan selaku pelaku usaha
mempunyai kewajiban terhadap penumpang pesawat udara selaku konsumen.
Menurut Pasal 7 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1999
tentang Perlindungan Konsumen, Kewajiban pelaku usaha adalah sebagai
berikut:44
Beritikad baik dalam melakukan kegiatan usahanya
Memberikan informasi yang benar, jelas, dan jujur mengenai kondisi dan
jaminan barang dan/atau jasa serta memberi penjelasan penggunaan,
diskriminatif
Menjamin mutu
barang
dan/atau
jasa
yang
diproduksi
dan/atau
yang berlaku
Memberi kesempatan kepada konsumen untuk menguji, dan/atau mencoba
barang dan/atau jasa tertentu serta memberi jaminan dan/atau garansi atas
43 Hasil wawancara dengan Nelfi, ticketing dari PT. Eric Dirgantara Tour & Travel pada 12
Februari 2014.
44 Citra Umbara, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1999, (Bandung : Citra
Umbara, 2007), hal. 6.
47
disini yaitu maskapai penerbangan, ada juga tanggung jawab yang harus
dipikulnya. Tanggung jawab merupakan bagian dari kewajiban yang mengikat
kegiatan mereka dalam berusaha.Tanggung jawab ini disebut juga dengan istilah
tanggung gugat produk (product liability). Product liability adalah suatu tanggung
jawab secara hukum dari orang atau badan yang menghasilkan suatu produk
(producer, manufacturer), dari orang atau badan yang bergerak dalam suatu
proses
untuk
menghasilkan
suatu
produk
(processor,
assembler)
atau
pengaturan
mengenai
unsur-unsur
itulah
yang
merupakan
perlindungan hukum bagi konsumen yang kalau disusun secara sistematis dan
integral akan merupakan suatu sistem perlindungan hukum bagi konsumen jasa
angkutan udara.
49
Yang pokok dalam suatu sistem perlindungan hukum bagi konsumen jasa
angkutan udara adalah kepentingan konsumen karena konsumenlah yang menjadi
raison detre seluruh kegiatan angkutan udara.Tanpa konsumen tidak ada
justifikasi bagi investasi untuk sarana dan prasaran angkutan udara yang begitu
besar.Namun hal ini agaknya seringkali dilupakan. Pentingnya konsumen pasti
akan lebih dirasakan oleh produsen jasa angkutan udara kalau industri angkutan
udara telah mempunyai saingan dalam tubuh industri, kalau bagi konsumen jasa
angkutan udara tersedia pilihan antara beberapa perusahaan angkutan udara yang
sama baiknya, baik dari segi peralatan,maupun pelayanan.
Suatu sistem perlindungan hukum bagi konsumen jasa angkutan udara
adalah suatu sistem yang terdiri dari peraturan perundang-undangan dan prosedur
yang mengatur semua aspek yang baik langsung maupun tidak langsung mengenai
kepentingan dari konsumen jasa angkutan udara.
Dari sistem perlindungan hukum tersebut dapat dilihat unsur-unsur
perlindungan konsumen, yaitu :
a) Keselamatan penerbangan
b) Keamanan penerbangan
c) Kenyamanan penerbangan
d) Pelayanan penerbangan
e) Pertarifan
f) Perjanjian angkutan udara
Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2009 yang
dapat memerintahkan langsung kepada Menteri Perhubungan untuk mengeluarkan
peraturan
Menteri
Perhubungan.
Di
dalam
Rancangan
Undang-Undang
Penerbangan yang diusulkan oleh pemerintah sendiri juga tidak terdapat sanksi
administratif, yang ada hanya sanksi pidana. Dalam Rancangan Undang-Undang
Penerbangan terdapat 102 Pasal yang diusulkan terdapat 52 pasal pidana,
sedangkan di dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2009
50
51
kerugian nyata, untuk bagasi tercatat dan kargo yang dikirim, sedangkan untuk
keterlambatan berdasarkan kerugian penumpang, pengirim barang akibat
keterlambatan. Dalam penjelasannya yang dimaksud sekurang-kurangnya dalam
ketentuan ini adalah tanggung jawab ganti kerugian yang harus diberikan oleh
pengangkut tidak boleh kurang dari yang ditetapkan oleh Menteri Perhubungan,
tetapi penumpang dapat menuntut ganti kerugian yang lebih tinggi apabila dapat
membuktikan kecelakaan yang terjadi disebabkan oleh kelalaian atau kesalahan
pengangkut.
Dalam Pasal 180 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun
2009 diatur besarnya asuransi penerbangan. Menurut Pasal tersebut besarnya
kewajiban mengasuransi adalah kecuali penumpang membuat perjanjian khusus
yang menetapkan ganti kerugian yang lebih tinggi, sebesar tanggung jawab
hukum dalam hal penumpang yang meninggal dunia, cacat tetap atau luka-luka,
sedangkan jumlah ganti kerugian bagasi setinggi-tingginya kerugian nyata.
Jumlah ganti kerugian tersebut di luar jumlah ganti kerugian yang diberikan oleh
lembaga yang ditetapkan oleh pemerintah, dalam hal ini Jasa Raharja.Besarnya
ganti kerugian tersebut diatur lebih lanjut dengan Peraturan Menteri Perhubungan.
Menurut Pasal 240 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun
2009, badan usaha bandar udara bertanggung jawab terhadap kerugian yang
diderita oleh pengguna jasa bandar udara dan/atau pihak ketiga yang diakibatkan
oleh pengoperasian bandar udara. Tanggung jawab terhadap kerugian tersebut
meliputi kematian atau luka fisik orang, musnah, hilang, atau rusak peralatan yang
dioperasikan dan/atau dampak lingkungan di sekitar bandar udara akibat
pengoperasian bandar udara wajib diasuransikan.Terhadap orang melanggar
52
53
54
berhak menerima ganti kerugian, badan usaha angkutan udara niaga menyerahkan
ganti kerugian kepada negara setelah dikurangi biaya pengurusan jenazah sesuai
dengan ketentuan perundang-undangan.
Selain itu dalam hal gugatan diatur dalam Pasal 176 dan 177 UndangUndang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2009. Menurut Pasal 176 UndangUndang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2009, penumpang, pemilik bagasi
kabin, pemilik bagasi tercatat, pengirim kargo, dan/atau ahli waris penumpang,
yang menderita kerugian akibat kejadian angkutan udara di dalam pesawat udara
dan/atau naik turun pesawat udara, karena hilang atau rusaknya bagasi kabin yang
disebabkan oleh tindakan pengangkut atau orang yang dipekerjakan pengangkut,
karena bagasi tercatat hilang, musnah atau rusak yang diakibatkan oleh kegiatan
angkutan udara selama bagasi tercatat berada dalam pengawasan pengangkut
karena kargo hilang, musnah atau rusak yang diakibatkan oleh kegiatan angkutan
udara selama kargo berada dalam pengawasan pengangkut, dan ahli waris
penumpang dapar mengajukan gugatan terhadap di pengadilan negeri di wilayah
Indonesia dengan menggunakan hukum Indonesia.
Gugatan dapat diajukan ke pengadilan negeri tempat pembelian tiket,
pengiriman barang, domisili kantor pengangkut, kantor cabang dan domisili
tergugat dan penggugat di seluruh wilayah Republik Indonesia. Hal tersebut
dimaksudkan untuk memberi kemudahan kepada korban. Hak untuk menggugat
kerugian yang meliputi untuk penumpang adalah meninggal dunia, luka-luka
tubuh,keterlambatan dan tidak terangkut, dan untuk bagasi tercatat dan kargo
adalah hilang, musnah, rusak, terlambat dan tidak terangkut sesuai dengan jadwal
yang telah ditentukan yang diderita penumpang atau pengirim kepada pengangkut
55
56
banyak
menyerahkan
peraturan
pelaksanaannya
kepada
peraturan
57
perkataan
lingkungan
hidup.
Pengertian
Penerbangan
58
59
penumpang/km dalam tahun 1990. Apabila dilihat kurun waktu 30 tahun terakhir
penurunan tersebut semakin jelas. Jumlah korban kecelakaan pesawat udara dari
0,69 setiap 100 juta penumpang/km dalam tahun 1961 menjadi 0,18 setiap 100
juta penumpang/km dalam tahun 1970 dan menurun lagi menjadi 0,08 setiap 100
juta penumpang/km dalam tahun 1980 dan terakhir menjadi 0,03 setiap 100 juta
penumpang/km dalam tahun 1990.
Bagaimanapun canggihnya teknologi penerbangan, kecelakaan pesawat
udara tidak dapat dicegah sama sekali. Usaha manusia adalah hanya mengurangi
atau memperkecil tingkat kecelakaan pesawat udara. Di Indonesia, khususnya
dalam waktu 10 tahun terakhir ini terdapat tidak kurang 329 kecelakaan
(accident)53 atau kejadian (incident).54
Dari jumlah kecelakaan dan kejadian tersebut telah merenggut 483 jiwa
meninggal dunia dan 85 orang luka berat maupun ringan di samping kerugian atas
pesawat udara. Kerugian pesawat udara maupun korban jiwa tersebut merupakan
risiko yang dihadapi oleh perusahaan penerbangan, karena itu perusahaan
penerbangan memerlukan peran asuransi penerbangan sebagai mitra usaha karena
lembaga asuransi penerbangan meruapakan lembaga yang dapat membagi beban
risiko yang dihadapi oleh perusahaan penerbangan. Perusahaan penerbangan
tumbuh dan berkembang bersama dengan asuransi penerbangan, semakin canggih
53Kecelakaan (accident) adalah suatu peristiwa yang terjadi di luar dugaan manusia yang
berhubungan dengan pengoperasian pesawat udara yang berlangsung sejak penumpang naik
pesawat udara (boarding) dengan maksud melakukan penerbangan sampai waktu semua
penumpang turun dari pesawat (debarkasi).Peristiwa tersebut mengakibatkan orang meninggal
dunia atau luka parah akibat benturan dengan pesawat udara atau kontak langsung dengan bagian
pesawat udara atau terkena hampasan langsung mesin jet.
54 Kejadian (incident) adalah peristiwa yang terjadi selama penerbangan berlangsung yang
berhubungan dengan operasi pesawat udara yang dapat membahayakan terhadap keselamatan
penerbangan.
60
teknologi
penerbangan
maka
semakin
memerlukan
kehadiran
asuransi
penerbangan.55
Perusahaan penerbangan dapat menghadapi berbagai risiko sperti
pembajakan udara, ledakan nuklir, peledakan bom plastik seperti dialami oleh Pan
Am 103 di Lokerbie tahun 1998, mesin pesawat udara mati (ingestion), mesin
pesawat udara kemasukan burung (bird hazard), serangan teroris, serangan
musuh, penembakan oleh militer seperti dialami oleh KAL 007 dan Iran Air Airus
A-300, penyitaan oleh pemerintah, nasionalisasi oleh pemerintah untuk perang,
pemakaian pesawat udara terlalu lama (aus), kerusakan struktural, kecelakaan
pesawat udara pada saat taxying, tinggal landas, senggolan dengan pesawat udara
lain, ditabrak oleh ground power, hubungan arus pendek (corsluiting) yang
menyambar bahan bakar yang mengakibatkan kebakaran pesawat udara.
Di samping risiko tersebut, perusahaaan penerbangan masih menghadapi
risiko awak pesawat udara. Awak pesawat udara merupakan asset perusahaan
penerbangan yang sangat mahal, karena awak pesawat udara memerlukan
pendidikan yang lama dan biaya yang tinggi. 56 Risiko kehilangan awak pesawat
udara akan sangat berpengaruh terhadap produksi perusahaan penerbangan dan
kadang-kadang dirasakan sangat berat dibandingkan dengan kehilangan pesawat
udara. Kehilangan pesawat udara dapat segera diganti dengan pesawat udara yang
baru,tetapi penggantian awak pesawat yang mempunyai keterampilan yang sama
dengan yang meninggal dunia sangat sulit dicarikan penggantinya. Risiko awak
55 Dennis L.Foster, First Class An Introduction to Travel and Tourism Second Edition, (Jakarta :
Raja Grafindo Persada, 2000), hal.123.
56 Sebagai ilustrasi betapa besarnya biaya untuk mendidik 220 jam terbang seorang pilot
tempur sebesar US$ 1,5 juta dan memerlukan pendidikan tambahan setiap 3 (tiga) bulan harus
terbang malam, terbang simulator minimal 15 (lima belas) jam. Biaya terbang berbeda-beda
tergantung jenis pesawat udara, sukhoi Rp 500.000.000 per jam terbang, F-16 sekitar Rp
75.000.000 per jam, Hercules C-130 Rp 20.000.000 per jam terbang dan Fokker Rp 10.000.000
per jam terbang, Kompas 10 Juni 2009.
61
pesawat tidak hanya dihadapi oleh perusahaan penerbangan, tetapi juga dihadapi
oleh awak pesawat itu sendiri beserta keluarganya. Risiko yang dihadapi awak
pesawat tersbut anatara lain kematian, luka, cacat tetap atau sementara, sehingga
mereka tidak dapat melakukan tugasnya sebagai awak pesawat udara. Khusus
untuk penerbang mereka menghadapi risiko kehilangan sertifikat kecakapan
(certificate of competency).
Perusahaan penerbangan juga menghadapi risiko tanggung jawab hukum
(legal liability risk) yang diajukan oleh penumpang dan atau pengirim barang
maupun oleh pihak ketiga di permukaan bumi.Pada hakikatnya transportasi udara
adalah perjanjian timbal balik secara lisan maupun tertulis antara perusahaanperusahaan penerbangan dengan penumpang dan atau pengirim barang.
Perusahaan penerbangan dapat meningkatkan diri untuk mengangkut penumpang
dan atau barang, sedangkan penumpang dan atau pengirim barang mengikatkan
diri untuk membayar ongkos transportasi sebagai imbal jasa. Perusahaan
penerbangan maupun penumpang dan atau pengirim barang masing-masing
mempunyai hak dan kewajiban.57
Penumpang dan atau pengirim wajib membayar transpotasi udara yang
merupakan hak bagi perusahaan penerbangan dan sebaliknya perusahaan
penerbangan mempunyai kewajiban mengangkut penumpang dan atau barang
sampai di tempat tujuan dengan selamat maka perusahaan penerbangan
bertanggung jawab memberi ganti kerugian yang diderita oleh penumpang dan
atau pengirim barang. Perusahaan penerbangan dapat digugat perdata di depan
pengadilan oleh penumpang dan atau pengirim barang. Risiko tanggung jawab
57H.K. Martono, Hukum Penerbangan Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 1 Tahun 2009 Bagian Pertama, (Bandung : Mandar Maju, 2009), hal. 47.
62
hukum perusahaan penerbangan tidak terbatas pada gugatan yang diajukan oleh
pihak ketiga di permukaan bumi sesuai dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.Risiko tanggung jawab hukum terhadap pihak ketiga tidak dapat
diremehkan oleh perusahaan penerbangan karena kemungkinan dapat digugat
tidak terbatas (unlimited liability).
Mengingat besarnya risiko yang dihadapi oleh perusahaan penerbangan
sebagaimana diuraikan di atas, asuransi penerbangan mempunyai peran yang
sangat penting sebagai mitra usaha untuk meringankan beban risiko yang dihadapi
oleh perusahaan penerbangan. Asuransi penerbangan sebagai lembaga yang
membagi beban risiko dapat memperhitungkan risiko yang akan dihadapi oleh
perusahaan penerbangan dan membagi risiko tersebut dengan perusahaan asuransi
lainnya (re-insurance).
Secara historis, asuransi penerbangan diperkirakan mulai berkembang
pada saat berakhirnya perang dunia pertama. Dalam kenyataannya asuransi
penerbangan lebih cepat berkembang dibandingkan dengan cabang asuransi
lainnya. Pada awalnya asuransi penerbangan ditawarkan oleh The White Cross
Insurance Agency (WCIA)dalam tahun 1910, tetapi pada saat itu belum ada bukti
adanya kontrak asuransi. Transaksi asuransi di Inggris berkisar pada tahun 19141918. Yang benar-benar sebagai perintis asuransi penerbangan adalah Capt.
Lamplough yang mulai menulis asuransi penebangan atas nama kelompok Union
of Canton di mana WCIA tergabung. Dalam tahun 1931 didirikan British Aviation
Insurance Company yang kemudian membuat cabang yang melayani berbagai
transaksi dalam perusahaan penerbangan dan cabang berikutnya didirikan dalam
63
64
65
66
67
dengan
banyaknya
kecelakaan
pesawat
udara
di
68
US$ 4,065,077.00 (empat juta enam puluh lima ribu tujuh puluh tujuh dollar),
sedangkan kerusakan landing gear Fokker-28-MK 4000 milik Garuda Indonesia
yang pernah terjadi di Pekan Baru menelan biaya sebesar US$ 5,850,000.00 (lima
juta delapan ratus lima puluh ribu dollar).
Risiko tidak hanya dialami oleh Garuda Indonesia, Merpati Nusantara
Airlines juga mengalami risiko kerusakan pesawat udara. Kerugian kecelakaan
pesawat udara Fokker 28 nomor penerbangan MZ724 yang pernah terjadi di
Sorong sebesar US$ 4,500,000.00 (empat setengah juta dollar) tanpa
memperhitungkan jumlah ganti rugi terhadap sebanyak 42 orang meninggal dunia,
sedangkan kecelakaan mesin pesawat Lufthansa yang pernah terjadi di Bali
sebesar DM 2,000,000.00 (dua juta uang Jerman). Risiko yang dihadapi oleh
perusahaan penerbangan sangar berat apabila tidak diasuransikan kepada
perusahaan asuransi. Sebagai mitra kerja perusahaan penerbangan, perusahaan
asuransi dapat menawarkan berbagai jenis asuransi penerbangan yang dapat
ditawarkan misalnya all risk hull insurance, war risk hull insurance, all risk
property insurance, hull insurance, spares and war risk insurance, loss of use
insurance, total loss insurance, actual total loss insurance, passengers liability
insurance, third party legal liability insurance, product legal liability insurance,
aircrew insurance, loss of license, personnel insurance, aiport operator liability
insurance, dan lain-lain.
D. Hak dan Kewajiban Pihak Travel Dalam Penjualan Tiket Penumpang
Undang-Undang Perlindungan Konsumen menentukan hak dan kewajiban
pelaku usaha, sebagaimana ditentukan dalam Pasal 6 dan Pasal 7. 66 Secara
66 Citra Umbara, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1999, (Bandung : Citra
Umbara, 2007).
69
barang
dan/atau
jasa
yang
diproduksi
dan/atau
70
yang berlaku;
e) memberi kesempatan kepada konsumen untuk menguji, dan/atau mencoba
barang dan/atau jasa tertentu serta memberi jaminan dan/atau garansi atas
f)
diperdagangkan;
g) memberi kompensasi, ganti rugi dan/atau penggantian apabila barang
dan/atau jasa yang diterima atau dimanfaatkan tidak sesuai dengan perjanjian.
Dari keterangan undang-undang tersebut, maka dapat diketahui bahwa
pelaku usaha mempunyai tanggung jawab yang cukup besar bagi konsumennya.
Begitu juga bagi pihak travel dalam penjualan tiket penumpang dimana pihak
travel mempunyai peran yang cukup besar demi memberikan pelayanan terbaik
bagi penumpang.
Hak dari pihak travel dalam penjualan tiket penumpang yaitu tidak
bertanggung jawab atas penundaan jam berangkat (delay), gangguan dan
kegagalan keberangkatan yang diberikan kepada pihak maskapai penerbangan
sehingga menyebabkan penumpang tidak berangkat atau tiba tepat waktu di
tempat tujuan pada hari dan waktu yang sudah ditentukan. Ini dapat terjadi
kemungkinan karena banyaknya jam penerbangan dengan maskapai lain sehingga
menyebabkan maskapai tersebut harus bersabar untuk terbang, adanya kerusakan
pada mesin pesawat mungkin disebabkan mesin yang sudah aus atau akibat dari
bencana alam, awak pesawat yang belum lengkap atau mengalami penyakit
71
mendadak yang menyebabkan pesawat tidak dioperasikan, dll. Ini menjadi hal
yang utama yang menyebabkan para penumpang emosi, mengeluh dan marah juga
menyalahkan pihak travel karena disebut-sebut memberikan tiket pesawat yang
jam terbangnya ditunda. Sebenarnya yang salah adalah pihak maskapai
penerbangan bukan pihak travel karena pihak travel hanya sebagai perantara
untuk menjualkan tiket tersebut, tetapi pihak maskapai penerbangan menundanya
dan terkadang tidak memberikan konsumsi kepada penumpang yang ditunda jam
keberangkatannya itu. Lantas karena merasa dirugikan, maka penumpang
mengamuk kepada pihak travel sementara travel tidak bisa sama sekali mengganti
jam penerbangan penumpang. Untuk itu, penumpang seharusnya harus lebih bijak
dalam berpikir siapa yang harusnya bertanggung jawab ketika jam penerbangan
ditunda. 67
Sebenarnya untuk keterlambatan berangkat seperti itu sudah menjadi
tanggung jawab pihak maskapai penerbangan seutuhnya. Jika pesawat terlambat
lebih dari 30 menit, pihak maskapai penerbangan wajib memberikan makan dan
minum, jika lebih dari 90 menit wajib memberikan makan dan minum beserta
pindah pesawat pada jam yang sama jika penumpang tidak merasa nyaman lagi.
Seharusnya hal ini tidak perlu terjadi lagi apabila maskapai penerbangan
konsekuen dalam penerapan Keputusan Menteri Perhubungan Republik Indonesia
Nomor 25 Tahun 2008 (KM No.25 Tahun 2008) tentang Penyelenggaraan
Angkutan Udara, yang sudah berlaku pada bulan Juni tahun 2008 lalu. Dalam KM
tersebut, ada beberapa kewajiban maskapai penerbangan untuk memberikan
67 Hasil wawancara dengan Nelfi, ticketing dari PT. Eric Dirgantara Tour & Travel pada 12
Februari 2014.
72
penumpang
bersangkutan
untuk
penerbangan
hari
73
74
disepakati bersama ini bersifat standar dalam arti berasal dari pihak pengusaha
angkutan yang sudah dirumuskan sedemikian rupa sehingga para pemakai jasa
tinggal menyetujuinya baik secara diam-diam maupun secara terang-terangan.
Mengenai hak, dan kewajiban pihak pengangkut ketentuannya sudah diatur di
dalam Ordonansi Pengangkutan Udara (OPU), selain itu terdapat pula dalam
ketentuan khusus lainnya dan tidak menyimpang dari ketentuan undang-undang.
Seperti yang diketahui hubungan antara biro perjalanan (travel) dengan
penumpang pesawat udara sangat berkaitan erat. Sebab para penumpang pesawat
udara mendapatkan tiketnya dari travel. Travel dapat menjual tiket pesawat udara
karena program reservasinya sudah diinstal di pihak travel dari pihak maskapai
penerbangan.70
Biro perjalanan mempunyai banyak hal yang harus dilakukan demi
kenyamanan dan kepuasan penumpang pesawat udara. Keberangkatan penumpang
dengan baik dan selamat menjadi harapan biro perjalanan. Seperti yang diketahui,
sekarang sudah bisa membeli tiket dari website online maskapai penerbangan.
Tetapi melihat prosedurnya dan aturan pembayarannya yang cukup ribet, maka
penumpang lebih memilih membeli tiket di travel agent agar pemesanannya lebih
mudah, praktis dan aman sehingga apabila ketika jadwal keberangkatannya
berhalangan, maka penumpang dapat meminta bantuan dari pihak biro perjalanan
untuk menyelesaikan masalah penerbangannya.
Selain itu penumpang juga sudah bisa di check in kan oleh pihak
travel.Check in adalah istilah lain dari lapor berangkat, dimana penumpang
yang sudah memiliki tiket akan didata kembali dan ditimbang bagasinya. Siapkan
70 E.Suherman, Aneka Masalah Hukum Kedirgantaraan. (Himpunan Makalah 1961-1995),
(Bandung : Mandar Maju, 2000), hal.99.
75
kartu identitas anda saat berada dalam antrian agar lebih mempercepat proses.
Check-in dapat diwakilkan oleh orang lain, dengan syarat nama calon penumpang
harus sesuai dengan nama yang tertera di kartu identitas. Layanan check-in mulai
dibuka sejak 2 jam sebelum waktu keberangkatan, dan ditutup 45 menit sebelum
pesawat tinggal landas. Seharusnya check in 2 jam sebelum keberangkatan tetapi
sekarang check in sudah bisa 24 jam sebelum keberangkatan dan di check in kan
oleh pihak travel. Hal ini memudahkan dan memberikan kenyamanan kepada
penumpang pesawat udara agar dapat memilih bangku yang diinginkan sesuai
dengan keinginannya. Itulah berbagai bentuk hubungan antara biro perjalanan
dengan penumpang pesawat udara.
BAB IV
TANGGUNG JAWAB PT. ERIC DIRGANTARA TOUR & TRAVEL
TERHADAP PENUMPANG PESAWAT UDARA
A.
borjuis, kini setiap orang bisa dengan bebas menjelajahi dunia menggunakan
pesawat terbang.Bahkan, semakin hari harga tiket yang ditawarkan pun semakin
murah.Hal ini terjadi karena banyaknya maskapai yang berlomba-lomba
memberikan pelayanan prima dengan pembukaan rute-rute baru yang semakin
76
marak. Selain karena persaingan jadwal dalam satu destinasi yang sama, tingkat
keterisian pesawat juga merupakan salah satu faktor penentunya, sehingga harga
yang ditawarkan menjadi sangat kompetitif dan menguntungkan para konsumen.
Namun, walau kita sudah sering naik pesawat, terkadang ada saja yang terlupa
soal detil-detil terkait menggunakan sarana transportasi ini, mulai dari saat
reservasi tiket, di bandara, ketika di penerbangan, dan lain sebagainya.
Kesan pertama dari penumpang tentang suatu perusahaan penerbangan,
bahkan mungkin mengenai seluruh sistem perhubungan nasional, diperolehnya
ketika ia membeli tiket. Seperti yang diketahui, penumpang merupakan sebagian
besar bahkan yang terutama diangkut oleh pesawat udara sedangkan
pengangkutan barang masih menempati tempat kedua. Ordonansi pengangkutan
udara tidak memberikan definisi tentang apa yang dimaksud dengan penumpang
tetapi pada penerbangan teratur yang dapat dikatakan bahwa yang dimaksud
dengan penumpang oleh ordonansi tersebut adalah setiap orang yang diangkut
oleh pengangkut berdasarkan suatu perjanjian angkutan dengan adanya bayaran.
Pemesanan tiket adalah istilah lain dari mengamankan tempat, biasanya
jika seorang calon penumpang sudah sepakat dengan harga yang berlaku, ia akan
dianjurkan oleh petugas reservasi untuk melakukan booking terlebih dahulu.
Penumpang tidak perlu khawatirsebab pemesanan tiket adalah fasilitas bebas
biaya yang diberikan oleh maskapai dan dapat dilakukan oleh pihak travel. PT.
Eric Dirgantara Tour & Travelakan memasukkan data calon penumpang sesuai
kartu identitas seperti Kartu Tanda Penduduk (KTP), Surat Izin Mengemudi
(SIM), Kartu Pelajar/ Mahasiswa, Paspor dan Kartu Keluarga, lalu penumpang
77
penumpang tidak dapat berangkat, karena penumpang marah maka kehilangan ini
berlanjut ke kantor polisi sehingga membuat staff ticketing tersebut mendapatkan
hukuman kurungan penjara 3 minggu.72
Hal ini dianggap masih ketinggalan karena banyaknya resiko yang cukup
besar ditanggung oleh penumpang pesawat udara sehingga menyebabkan
penumpang merasa kurang nyaman untuk menaiki pesawat udara sebagai alat
transportasi mereka.Untuk itu pihak penerbangan melakukan upaya yang lebih
baik dan modern agar penumpang sebagai konsumen dapat terlayani dengan
baik.Untuk itu muncullah electronic ticket (e-ticket) atau biasa disebut dengan
elektronik tiket. Electronic ticket adalah tiket yang hanya berupa kertas selembar
yang berisikan data penumpang, rute penumpang, jadwal keberangkatan dan
ketibaan penumpang dan ketentuan-ketentuan mengenai maskapai penerbangan.
Tiket yang satu ini dianggap sangat mudah dan praktis juga tidak ribet sebab
apabila penumpang kehilangan tiket atau kerusakan tiket, maka penumpang hanya
cukup memberikan kode pembukuan (code booking) tiket ataupun nama
penumpang tersebut sesuai dengan di tiket pada maskapai penerbangan. Dengan
adanya electronic ticket ini, maka penumpang merasa lebih tenang dan nyaman
sekalipun ia kehilangan tiket.73
Tentang prosedur pembelian tiket pada masa kini, tentu sudah jauh lebih
mudah dibandingkan masa dulu. Masa dahulu, tiket harus dicetak dengan manual
dan penumpang tersebut harus berada di kota yang akan menjadi tempat ia
72 Hasil wawancara dengan Nelfi, ticketing dari PT. Eric Dirgantara Tour & Travel pada 14
Februari 2014.
73 Hasil wawancara dengan Nelfi, ticketing dari PT. Eric Dirgantara Tour & Travel pada 14
Februari 2014.
79
berangkat sehingga orang lain tidak dapat mencetakkan tiketnya. Sekarang, sudah
lebih mudah. Apabila seseorang berada di Jakarta,Bandung atau kota apapun di
Indonesia bahkan di negara manapun, ia bisa membeli tiket dari kota manapun.
Misalnya seseorang yang tinggal di Jakarta ingin berangkat ke Kuala Lumpur,
tetapi ia membeli tiket pesawatnya dari kantor travel agent di Medan. Dulu
memang seperti ini tidak masuk akal untuk dilakukan dan bagaimana bisa
penumpang dari kota lain memesan tiket dari kota yang lain pula. Tetapi hal itu
sudah dapat dilaksanakan sekarang. Jadi orang tersebut memesan tiket dari travel
agent di Medan, lalu pihak travel mencetak tiket yang untuk tujuan Jakarta ke
Kuala Lumpur tersebut. Pembayaran yang dilakukan untuk keadaan seperti ini
adalah transfer rekening. Maka pihak travel memberikan nomor rekening
perusahaan kepada penumpang yang di Jakarta tersebut, lalu uang pembayarannya
pun ditransfer. Setelah di transfer, maka penumpang tersebut mengabarkan kepada
pihak travel bahwa ia sudah mengirimkan uang sejumlah harga tiket yang
disebutkan tadi. Lalu pihak travel memeriksa rekeningnya, dapat melalui dilihat
dari cetakan terbaru buku tabungan atau cara yang paling praktis saat ini adalah
pembayaran melalui internet dari bank tersebut atau biasa disebut dengan internet
banking. Dengan internet banking, maka proses pemeriksaan rekening dapat
dilakukan secara cepat dan bisa dimana saja. Setelah pihak travel mengatakan
bahwa pembayaran tiket tersebut sudah masuk melalui pengiriman transfer tadi,
maka pihak travel memberitahu ulang reservasinya yaitu tanggal keberangkatan,
rute penumpang, nama penumpang yang berangkat sesuai dengan kartu identitas,
nomor handphone yang bisa dihubungi dan kemudian pihak travel mencetak
80
tiketnya. Setelah tiket dicetak, penumpang diberikan code booking untuk di print
(dicetak) penumpang nanti di bandara ketika ia ingin check in di counter maskapai
penerbangannya pada tanggal keberangkatannya. Atau dapat juga tiket yang sudah
dicetak tersebut dikirim pihak travel kepada penumpang melalu surat elektronik
(email) dan penumpang tersebut membuka emailnya dan ia yang mencetak tiket
tersebut dengan print. Atau cara lain, dapat dikirim melalui faks pihak travel dan
nanti diterima oleh pihak penumpang di mesin faks yang ia punya. Dengan itu,
maka penumpang akhirnya dapat memperoleh tiketnya sekalipun tidak bertatap
muka langsung dengan ticketingnya dan tidak sedang berada di kota tempat ia
membeli tiket tersebut. Sehingga dengan mudahnya prosedur pembelian tiket
pesawat udara dewasa ini dimanapun penumpang berada, maka penumpang
merasa lebih gampang dan praktis dalam membeli tiket pesawat udara.
Tiket pesawat tersebut seharusnya dapat di check in kan 2 jam sebelum
keberangkatan. Tetapi sekarang pihak travel dapat melakukan check in tiket
penumpang 24 jam sebelum keberangkatan dan penumpang bisa memilih bangku
(seat) yang dikehendakinya. Mengenai pajak bandara (airport tax), pada umumnya
pajak bandara dibayarkan setelah anda melakukan proses lapor berangkat di meja
check-in. Besaran biaya di bandara-bandara Indonesia untuk penerbangan
domestik adalah Rp40.000, sedangkan untuk penerbangan internasional
dikenakan Rp150.000. Sebaiknya penumpang jangan membayar biaya lain selain
pajak bandara, juga menghindari loket dan petugas yang menawarkan layanan
asuransi dan mengatasnamakan pajak daerah. Asuransi penumpang sudah dijamin
maskapai sejak tiket anda dianggap sah di meja check-in. Daerah sudah mendapat
81
B.
harus dihadapi. Dalam menghadapi risiko tersebut, tentu saja ada faktor-faktor
yang menyebabkan terjadinya permasalahan. Faktor-faktor penyebab itulah yang
bisa memicu ketidakpedulian penumpang dan ingin keinginannya dipenuhi
walaupun tidak sepenuhnya kesalahan terletak pada pihak travel agent tetapi bisa
saja kesalahan terletak pada pihak penumpang pesawat udara tersebut.
Yang sering menjadi permasalahan dalam urusan penerbangan antara
penumpang dengan pihak travel adalah pembatalan dan ketidakberangkatan
penumpang. Permasalahan terjadi inilah yang menjadi acuan bagi penumpang
terhadap travel sebatas mana kemampuan travel tersebut mampu menangani
permasalahan itu, sebatas mana kesabaran para staff travel (ticketing) menangani
penumpang yang sudah tidak sabar dan dapat menahan emosi lagi, dan sebatas
mana pelayanan yang mampu diberikan oleh travel kepada penumpang ibarat
garansi ketika membeli suatu barang, bagaiman tanggung jawab pihak pelaku
usaha terhadap keluhan yang diberikan oleh para konsumen.75
74 Hasil wawancara dengan Nelfi, ticketing dari PT. Eric Dirgantara Tour & Travel pada 14
Februari 2014.
75 Ketidakberangkatan penumpang dipengaruhi oleh kesalahan bisa dari penumpang, pihak
travel, ataupun maskapai penerbangannya. Penumpang yang tiketnya sudah hangus tidak dapat
berangkat dan jika ingin berangkat maka harus membuka tiket baru lagi, boleh dengan maskapai
82
melakukan
pembatalan
tiket
seminggu
sebelum
tanggal
83
harganya paling murah, yaitu Victor Class. Sementara untuk kelas ekonomi
yang tidak promo atau standard mendapatkan pengembalian uang sebesar 75
persen, yang dipotong sekitar 25 persen dimana dengan ketentuan pembatalan
keberangkatan belum memasuki 72 jam sebelum tanggal keberangkatan. Jika
pembatalan dilakukan sehari sebelum tanggal keberangkatan, maka dipotong 75
persen dari harga tiket. Dan yang paling istimewa adalah untuk business class
(kelas bisnis) apabila melakukan pembatalan tiket, maka uang dikembalikan
secara utuh dan penumpang harus membayar biaya administrasi sebesar Rp
100.000,- (seratus ribu rupiah) atau dapat digeser 6 bulan dari tanggal dicetaknya
tiket.76
Selain pembatalan tiket, ada juga hal yang menyebabkan penumpang tidak
berangkat. Ketidakberangkatan penumpang itu, dapat disebabkan dengan
beberapa hal, dapat terjadi akibat adanya kerusakan mesin pesawat, adanya
kekurangan awak pesawat, atau faktor cuaca yang kurang baik, ataupun adanya
terjadi bencana alam di kota tersebut ataupun di kota tujuan yang akan didatangi
oleh maskapai penerbangan tersebut. Sebab gangguan cuaca itu juga menjadi
faktor yang penting dalam proses penerbangan. Pihak maskapai penerbangan
harus lebih peka dan harus memberikan pelayanan terbaik kepada penumpang
pesawat udara. Jika kondisi cuaca memang buruk dan tidak memungkinkan untuk
terbang, maka pihak maskapai penerbangan tidak boleh memaksakan pesawat
untuk terbang sebab jika dipaksakan terbang maka akan terjadi kerusakan pada
mesin pesawat dan dapat mengakibatkan kejadian yang fatal yaitu kecelakaan
76 Hasil wawancara dengan Nelfi, ticketing dari PT. Eric Dirgantara Tour & Travel pada 14
Februari 2014.
84
tidak
mau
memberangkatkan
mereka
dengan
kondisi
cuaca
Untuk
penerbangan
internasional,
hal
itu
sudah
wajib
untuk check-in dalam waktu yang sudah sangat terdesak, maka penumpang
dianggap tidak dapat berangkat. Jadi, usahakan datang awal. Lebih baik lagi
penumpang tersebut tiba tiga jam sebelum keberangkatan.
2. Kebanyakan bawaaan
Untuk menyelesaikan semua bagasi itu butuh serangkaian proses sehingga
memakan waktu. Mulai dari proses penimbangan, tagging, sampai masuk
bagasi.Setiap penumpang mempunyai hak membawa bagasi.Pada umumnya tiap
maskapai penerbangan memberikan bagasi beratnya hingga 15 kg per
penumpang.Jika berlebih maka penumpang dikenakan biaya tambahan untuk
bagasi.Untuk itu sebaiknya penumpang memastikan bagasi sesuai jatah, bila perlu
ditimbang dulu sebelum berangkat. Pesawat juga menyediakan kabin dengan
muatan 7 kg per penumpang untuk itu penumpang sebaiknya membawa yang
diperlukan saja agar jam berangkat pesawat tidak terhambat.
3. Penumpang tidak disiplin
Jika sudah di dalam pesawat, seharusnya penumpang duduk dengan teratur sesuai
kursinya dan meletakkan barang bawaan di tempatnya. Karena awak kabin akan
menghitung jumlah penumpang yang ada. Penumpang juga wajib mematikan
semua alat komunikasi tanpa harus diingatkan. Sebab semua alat komunikasi yang
menggunakan gelombang radio bisa mengganggu komunikasi pilot dengan
menara kontrol. Jika ada penumpang yang melawan peraturan tersebut,
menghambat komunikasi pilot dan pesawat akan terlambat untuk terbang.
86
4. Penumpang VIP
Jika penumpang lainnya terbang bersama penumpang VIP, maka akan ada proses
pengecekan keamanan pesawat. Ini biasanya makan waktu di luar kebiasaan.
Apalagi kalau penumpang pentingnya terlambat check-in. Untuk itu setiap
penumpang sebaiknya tidak boleh terlambat agar proses penerbangan dapat
berjalan dengan lancar.
C. Tanggung Jawab PT. Eric Dirgantara Tour & Travel Terhadap Masalah
Tiket yang Penerbangannya Dibatalkan
Pengertian tanggung jawab sangat luas, namun demikian menurut Peter
Salim78 dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok besar, masing-masing
tanggung jawab dalam arti accountability, responsibility, dan liability. Demikian
pula menurut Henry Campbell Black membagi tiga pengertian tanggung
jawab.Yang pertama adalah tanggung jawab dalam arti accountability yaitu
menyangkut masalah keuangan dan berkaitan dengan keuangan.Yang kedua
adalah tanggung jawab dalam arti responsibility yaitu memikul beban akibat suatu
perbuatan dan dapat juga berarti kewajiban memperbaiki kembali kesalahan yang
pernah terjadi, serta wajib menanggung segala sesuatunya.Yang ketiga adalah
tanggung jawab dalam arti liability yaitu kewajiban membayar ganti kerugian
yang diderita. Sementara tanggung jawab hukum dalam arti legal liability
dimaksudkan kewajiban membayar segala kerugian atau biaya yang timbul akibat
78 Peter Salim, Contempary English-Indonesian Dictionary. Edisi Pertama. (Jakarta :
Modern English Press, 1985).
87
kecelakaan pesawat udara yang dilakukan oleh kapten penerbang dan kewajiban
tersebut dapat diajukan gugatan di depan pengadilan perdata.
Untuk menghindari munculnya konflik maka harus ada tanggung jawab
dari pihak pemberi jasa kepada konsumen. Ketika penumpang yang tiket yang
penerbangannya dibatalkan, maka pihak PT. Eric Dirgantara Tour & Travel harus
membantu penumpang tersebut dan yang berlaku untuk dibantu adalah
penumpang yang membeli tiket dari PT. Eric Dirgantara Tour & Travel. Hal ini
dikarenakan setiap travel agent mempunyai kode pengguna sistem maskapai
penerbangan dan yang bisa dibuka hanyalah kode pengguna dimana tempat
penumpang tersebut membeli tiket, Maka seperti adanya bencana alam yang
membuat penumpang sama sekali tidak dapat berangkat, maka penerbangannya
dibatalkan. Apabila penumpang ingin membatalkan tiketnya karena tidak mau
terlantar akibat menunggu kabar akibat bencana alam, maka staff
PT. Eric
Dirgantara Tour & Travel akan mengatakan tidak bisa berangkat tapi apabila
tiketnya mau diuangkan (refund) maka pihak travel akan membantu dengan
mengonfirmasi ke maskapai penerbangan pusat agar dapat diurus proses
pengembalian uang. Pihak PT. Eric Dirgantara Tour & Travel akan mengurus tiket
tersebut dengan menelepon ke call centre pihak maskapai penerbangan lalu tiket
yang bermasalah tersebut dibawa dan diurus ke pihak penerbangan.79
Hal pembatalan lain adalah apabila penumpang mengalami halangan untuk
berangkat misalnya meninggalnya anggota keluarga yang membuat penumpang
tidak bisa berangkat. Maka pembatalan dapat dilakukan, tetapi tergantung
79 Hasil wawancara dengan Nelfi, ticketing dari PT. Eric Dirgantara Tour & Travel pada 14
Februari 2014.
88
89
80 Hasil wawancara dengan Nelfi, ticketing dari PT. Eric Dirgantara Tour & Travel pada 14
Februari 2014.
81Hasil wawancara dengan Nelfi, ticketing dari PT. Eric Dirgantara Tour & Travel pada
14 Februari 2014.
90
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan pada bab-bab sebelumnya,
maka dapat diambi kesimpulan sebagai berikut :
1. Pengaturan penumpang pesawat udara sebagai konsumen pada PT. Eric
Dirgantara Tour & Travelyaitu adanya hal-hal perlindungan konsumen yang
diberikan PT. Eric Dirgantara Tour & Travel dimana penumpang pesawat
udara mendapatkan layanan jasa yang baik dan menangani masalah apabila
penumpang bermasalah dengan tiketnya baik tidak berangkat, pennggantian
jadwal keberangkatan, kesalahan huruf dari nama penumpang yang tercantum
di tiket dengan kartu identitas yang berbeda dan lain-lain. Selain itu PT. Eric
Dirgantara Tour & Travelmemberikan jasa lain berupa pengantaran
penumpang pesawat udara ke bandara, pengantaran tiket penumpang ke
rumahnya, dan adanya voucher hotel sebagai tempat penginapan penumpang
yang menambah kenyamanan penumpang untuk membeli tiket lagi di PT. Eric
Dirgantara Tour & Travel.
2. Problematika
Travelberkaitan
penumpang
yang
terjadi
dengan
yang
pada
PT. Eric
penumpang
ingin
maskapai
mengubah
91
Dirgantara
Tour
penerbangan
jadwal
&
yaitu
keberangkatan
dikenakan,
kesalahan
reservasi
akibat
kelalaian
atau
karena
penumpang
yang
menggeser
tanggal
penumpang pada saat masa tiket masih manual belum selembar kertas
92
3. Tanggung jawab PT. Eric Dirgantara Tour & Travel terkait masalah
penumpang dengan maskapai penerbangannya yaitu membantu dan
menangani penumpang yang mempunyai masalah keberangkatan dengan
berbagai cara seperti mengembalikan sejumlah uang harga tiket (refund)
sesuai
dengan
ketentuan
penerbangan
apabila
penumpang
tersebut
mengajukan pembatalan tiket, PT. Eric Dirgantara Tour & Travelketika ingin
melakukan booking ticket harus meminta nomor telepon atau handphone
penumpang yang bisa dihubungi sebab apabila ada kemajuan atau
kemunduran jadwal penerbangan dari penumpang tersebut, maka pihak PT.
Eric Dirgantara Tour & Travelwajib menghubungi penumpang agar
penumpang mendapatkan pemberitahuan, PT. Eric Dirgantara Tour &
Travelwajib bertanggung jawab apabila terjadi kesalahan dan kelalaian dalam
mencetak tiket apabila rute atau nama yang berangkat salah yang
menyebabkan penumpang tidak dapat berangkat, PT. Eric Dirgantara Tour &
Travelharus memberitahu batas waktu (time limit) dari booking ticket agar
penumpang mengetahui batas pembayaran, pihak PT. Eric Dirgantara Tour &
93
B. Saran
Saran-saran pada penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. PT. Eric DirgantaraTour & Travelsebaiknya dapat lebih baik menangani
pembatalan dan ketidakberangkatan penumpang sebab dengan bertanggung
jawab dan menangani penumpang tersebut dengan baik, maka penumpang
akan mau datang kembali untuk membeli tiket di travel tersebut. PT.Eric
DirgantaraTour &Travelperlu menjaga dan mempertahankan produk-produk
pendukung yang dapat menambah keunggulannya seperti memberikan harga
yang relatif terjangkau pada saat peak seasondimana pada masa itu
merupakan masa puncak kenaikan harga tiket pesawat, memperbanyak
penyediaan jasa transportasi dari dan ke bandara serta pelabuhan, beroperasi
15 jam setiap harinya dan inovasi-invoasi lainnya yang dapat meningkatkan
kenyamanan bagi penumpang. Dengan adanya hal tersebut terutama harga
tiket yang relatif lebih murah atau terjangkau bagi para penumpang maka PT.
Eric DirgantaraTour & Travelmampu bersaingdengan biro perjalanan lainnya.
2. Maskapai
penerbangan
seharusnya
lebih
memerhatikan
bagaimana
94
jam
pesawat
dimana
pelayanan
yang
diberikan
terhadap
DAFTAR PUSTAKA
95
A. Buku
Foster , Dennis L. 2000. First Class An Introduction to Travel and Tourism
Second Edition. Jakarta : Raja Grafindo Persada.
Kantaatmadja, Mieke Komar. 1994.Hukum Angkasa dan Hukum Tata Ruang.
Bandung : Mandar Maju.
Kantaatmadja, Mieke Komar. 1990. Lembaga Jaminan Kebendaan Pesawat
Udara Indonesia. Bandung : Mandar Maju.
Kristiyanti ,Celina Tri Siwi. 2011. Hukum Perlindungan Konsumen.Jakarta :
Sinar Grafika.
Martono, H.K.2011.Hukum Angkutan Udara Berdasarkan UU RI No.1 Tahun
2009 Bagian Pertama. Jakarta : Raja Grafindo Persada.
Martono , H.K. 2009.Hukum Penerbangan Berdasarkan Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2009 Bagian Pertama. Bandung :
Mandar Maju.
Martono, H.K. 1987. Hukum Udara, Angkutan Udara dan Hukum
Angkasa.Bandung : Alumni.
Martono, H.K. 2007. Kamus Hukum dan Regulasi Penerbangan. Jakarta : Raja
Grafindo Persada.
Media,Fokus.2009. Undang-Undang Penerbangan Republik Indonesia Nomor
1 Tahun 2009.Bandung : Fokus Media.
Miru,Ahmadi. 2011. Prinsip-Prinsip Perlindungan Hukum Bagi Konsumen Di
Indonesia. Jakarta : Rajawali Pers.
Peter,Salim. 1985. Contempary English-Indonesian Dictionary Edisi
Pertama.Jakarta: Modern English Press.
S ,Wiradipradja. 1989. Tanggung Jawab Pengangkut Dalam Hukum Angkutan
Udara Internasional dan Nasional. Yogyakarta : Liberty.
Shidarta. 2004. Hukum Perlindungan Konsumen Indonesia.Jakarta : Gramedia
Widiasarana Indonesia.
96
B. Peraturan Perundang-undangan
Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 96.PR.303/Phb-84 tentang
Penyesuaian Tarif Udara Dalam Negeri.
Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 157.PR.303/Phb-83 tentang Tarif
Angkutan Udara Dalam Negeri untuk Kelas Utama Pesawat Udara Air Bus.
Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 180/LU/3014/Phb-79 tentang Bea
Pelayanan Penerbangan Internasional (Route Air Navigation Facility
Charge).
Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM Tahun 2002 tentang Tarif
Penumpang Angkutan Udara Niaga Berjadwal Dalam Negeri Kelas
Ekonomi.
Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1995 tentang Angkutan Udara.
Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 1965 tentang Pelaksaan Dana.
Pertanggungan Wajib Kecelakaan Penumpang, Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 28 Tahun 1965, Tambahan Lembaran Negara.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan
Konsumen.
97
98