Anda di halaman 1dari 102

UNIVERSITAS INDONESIA

PEMANFAATAN WAKTU LUANG BURUH PABRIK


(STUDI KASUS: BURUH PABRIK DI KECAMATAN CAKUNG,
JAKARTA TIMUR)

SKRIPSI

DWITA MAULIDA
0906635173

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


DEPARTEMEN GEOGRAFI
DEPOK
JANUARI 2014

UNIVERSITAS INDONESIA

PEMANFAATAN WAKTU LUANG BURUH PABRIK


(STUDI KASUS: BURUH PABRIK DI KECAMATAN CAKUNG,
JAKARTA TIMUR)

SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana sains

DWITA MAULIDA
0906635173

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


DEPARTEMEN GEOGRAFI
DEPOK
JANUARI 2014

iii

iv

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulilah saya panjatkan kepada Allah SWT, karena atas rahmat
dan karunia-Nya, saya dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini
dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana
Sains Jurusan Geografi pada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Indonesia.
Saya menyadari bahwa ini merupakan langkah awal untuk memahami
sebagian kecil dari ilmu geografi yang diperoleh dan dipelajari selama masa
perkuliahan. Masih banyak lagi hal yang harus dipelajari untuk memperluas
pengetahuan. Langkah awal ini diharapkan dapat menjadi modal awal untuk
pengaplikasian ilmu di masa depan. Dengan keterbatasan pengetahuan dan
kemampuan yang ada, sangatlah sulit bagi saya untuk menyelesaikan skripsi ini
tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, saya
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Hafid Setiadi S.Si, M.T., dan Dra. Tuty Handayani M.S., selaku dosen
pembimbing I dan II yang telah menyediakan waktu disela kesibukannya,
untuk memberikan ide, masukan, motivasi, dan dengan sabar membimbing
saya dalam masa penyusunan skripsi ini;
2. Dr. Djoko Harmantyo M.S., selaku ketua sidang dan Dra. Widyawati, MSP
selaku dosen penguji II yang telah memberikan masukan dan kritik dalam
penyusunan skripsi ini;
3. Drs. Hari Kartono M.S., selaku dosen penguji I yang telah memberikan
masukan dan kritik dalam penyusunan skripsi ini serta banyak membantu
saya dalam masa perkuliahan sebagai pembimbing akademik;
4. Seluruh dosen dan staf pengajar Departemen Geografi FMIPA UI yang
telah memberikan ilmu pengetahuan dan pengalaman kepada penulis selama
masa perkuliahan;
5. Seluruh karyawan dan staf Departemen Geografi FMIPA UI;
6. Om Duhro, Om Iwan, Om Uki, serta pihak-pihak lain yang tidak dapat
disebutkan satu persatu yang telah bersedia diwawancara oleh saya;
v

7. Mama, Papa, dan Ka Ima yang selalu mendoakan, sebagai tempat curhat,
serta memberikan dorongan baik moral maupun material selama masa
perkuliahan sampai penyusunan skripsi;
8. Geografi 2009 yang telah menjadi keluarga baru, terutama Uci, Deasy, Hani,
Ipur, Ali, Aster yang selalu chibi serta temen pulang bareng semasa kuliah,
Fara yang katanya ga mau jadi chibi dan Cem, terima kasih banyak atas
segala kekompakkan, kenangan, dukungan, dan bantuan semasa kuliah
hingga penyusunan skripsi ini,;
9. Astri balwel sebagai sahabat sejak SMP yang selalu memberi dukungan
dan doa selama penyusunan skripsi;
10. Ulan, Puji, Ciwe, dan Jejel sahabat ku tersayang yang selalu mendoakan
serta memberi semangat, semoga kita tetap lebay dan kompak hingga
nenek-nenek;
11. Semua pihak lainnya yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Akhir kata, saya berharap Allah SWT berkenan membalas segala kebaikan
semua pihak yang telah membantu. Semoga skripsi ini membawa manfaat bagi
perkembangan ilmu.

Depok, 10 Januari 2014

Penulis

vi

vii

ABSTRAK
Nama
Program Studi
Judul

: Dwita Maulida
: Geografi
: Pemanfaatan Waktu Luang Buruh Pabrik (Studi Kasus: Buruh
Pabrik di Kecamatan Cakung, Jakarta Timur)

Waktu dalam kehidupan sehari-hari dapat diibaratkan sebagai sumber daya.


Karena jumlahnya terbatas yaitu sebanyak 24 jam selama satu hari. Terbatasnya
waktu tersebut harus dimanfaatkan secara maksimal untuk beraktivitas setiap hari.
Di Kecamatan Cakung kegiatan sektor industri merupakan kegiatan perekonomian
yang paling mendominasi. Keberadaan sektor industri ini mendorong
pertumbuhan pabrik yang membutuhkan penggerak kegiatan industri. Buruh
pabrik merupakan satu dari banyak profesi yang muncul akibat pertumbuhan
pabrik tersebut. Berdasarkan situasi geografi, pemanfaatan waktu luang buruh
pabrik di Kecamatan Cakung cenderung beraktivitas di sekitar tempat tinggalnya.
Karena berdasarkan situasi aktivitas waktu luang, lebih banyak melakukan
aktivitas keluarga dan rumah. Kemudian berdasarkan situasi sosial, buruh pabrik
cenderung beraktivitas bersama dengan individu lain.
Kata kunci : Waktu Luang, Buruh Pabrik, Kecamatan Cakung
xiv + 63 halaman; 20 gambar; 5 tabel;
Daftar Pustaka : 25 (1977 2013)

viii

ABSTRACT

Name
Study Program
Title

: Dwita Maulida
: Geography
: Factory Labors Leisure Time Usage (Study Case: Factory
Labor in Cakung Disctrict, East Jakarta)

Time in daily life is a limited resource because there're only 24 hours a day. The
limited time in a day should be used to the maximum in order to fulfill daily life.
In District of Cakung, industrial sector is the main economic activities. The
existence of the industrial sector is pushing the growth of the factory and as the
result is the increasing demand of labors. Based on the geographic situation,
labors usually doing free time activities near their house. The reasons is, based on
their free time activities, they tend to do family activities and at home acivities.
The social situation, labors tend to do activities together with other individuals.
Key word: Leisure Time, Factory Labor, Cakung District
xiv + 63 pages; 20 Pictures; 5 Tables;
References: 25 (1977 2013)

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................... iii
KATA PENGANTAR .............................................................................................v
LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ............................. vii
ABSTRAK ........................................................................................................... viii
ABSTRACT ........................................................................................................... ix
DAFTAR ISI ............................................................................................................x
DAFTAR TABEL ................................................................................................. xii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xiv
BAB 1 PENDAHULUAN ......................................................................................1
1.1. Latar Belakang ............................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah .......................................................................................3
1.3. Tujuan Penelitian ........................................................................................3
1.4. Manfaat Penelitian ......................................................................................3
1.5. Batasan Penelitian .......................................................................................3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA .............................................................................5
2.1. Waktu ..........................................................................................................5
2.1.1. Waktu dalam ilmu geografi ..............................................................5
2.1.2. Waktu dalam aktivitas sehari-hari ....................................................7
2.2. Waktu Luang ...............................................................................................9
2.2.1. Definisi .............................................................................................9
2.2.2. Jenis aktivitas waktu luang .............................................................11
2.3. Mobilitas ...................................................................................................12
2.4. Waktu Luang Dalam Kehidupan Buruh Pabrik ........................................14
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN .............................................................16
3.1. Wilayah Penelitian ....................................................................................16
3.2. Alur Pikir Penelitian .................................................................................16
3.3. Informan ....................................................................................................18
3.4. Pengumpulan Data ....................................................................................19
x

3.4.1. Data primer .....................................................................................20


3.4.2. Data sekunder .................................................................................20
3.5. Analisis Data .............................................................................................21
3.6. Alur Kerja .................................................................................................22
BAB 4 GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN ..............................23
4.1. Kecamatan Cakung ...................................................................................23
4.2. Kawasan Industri di Kecamatan Cakung ..................................................24
4.3. Gambaran Umum Pabrik ..........................................................................27
4.4. Gambaran Umum Buruh Pabrik di Kecamatan Cakung ...........................29
BAB 5 PEMANFAATAN WAKTU LUANG BURUH PABRIK ....................32
5.1. Waktu Luang Menurut Buruh Pabrik .......................................................32
5.2. Situasi Aktivitas Pemanfaatan Waktu Luang Buruh Pabrik .....................33
5.2.1. Buruh pabrik yang sudah menikah .................................................34
5.2.2. Buruh pabrik yang belum menikah ................................................43
5.3. Situasi Sosial Pemanfaatan Waktu Luang Buruh Pabrik ..........................47
5.4. Situasi Geografi Pemanfaatan Waktu Luang Buruh Pabrik .....................48
5.4.1. Lokasi .............................................................................................48
5.4.2. Waktu .............................................................................................58
BAB 6 KESIMPULAN ........................................................................................60
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................61
LAMPIRAN ..........................................................................................................64

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1. Kelompok pengusaha kecil dan menengah di Kawasan PIK ..............24
Tabel 5.1. Pemahaman waktu luang menurut buruh pabrik .................................32
Tabel 5.2. Aktivitas waktu luang buruh pabrik yang menikah ............................37
Tabel 5.3. Aktivitas waktu luang buruh pabrik belum menikah ..........................44
Tabel 5.4. Ketersediaan waktu luang ...................................................................58

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Bentuk visualisasi geografi waktu ....................................................7


Gambar 2.2. Bangkitan perjalanan dan tarikan perjalanan .................................13
Gambar 3.1. Alur pikir penelitian .......................................................................18
Gambar 3.2. Alur kerja penelitian .......................................................................22
Gambar 4.1. Lokasi Kawasan Berikat Nusantara................................................26
Gambar 4.2. Lokasi P.T. Sayap Mas Utama .......................................................27
Gambar 4.3. P.T. Sayap Mas Utama ...................................................................28
Gambar 4.4. Kondisi tempat tinggal buruh pabrik
(permukiman tidak teratur) .............................................................29
Gambar 4.5. Kondisi tempat tinggal buruh pabrik (rumah susun) ......................30
Gambar 4.6. Kondisi aksesibilitas menuju rumah buruh pabrik .........................31
Gambar 5.1. Warung milik informan 2 ...............................................................34
Gambar 5.2. Kandang itik milik informan 1 .......................................................35
Gambar 5.3. Sketsa aktivitas keseharian buruh pabrik yang telah menikah .......41
Gambar 5.4. Sketsa aktivitas keseharian buruh pabrik yang telah menikah dan
aktivis .............................................................................................42
Gambar 5.5. Sketsa aktivitas keseharian buruh pabrik yang belum menikah .....46
Gambar 5.6. Sketsa pergerakan buruh pabrik yang telah menikah (tidak punya
usaha sampingan) ...........................................................................51
Gambar 5.7. Sketsa pergerakan buruh pabrik yang telah menikah (punya usaha
sampingan) .....................................................................................52
Gambar 5.8. Sketsa pergerakan buruh pabrik yang telah menikah (aktivis) .......53
Gambar 5.9. Sketsa pergerakan buruh pabrik yang belum menikah ...................54
Gambar 5.10. Sketsa pergerakan waktu luang buruh pabrik .................................56

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Informan 1 ..............................................................................................................65
Informan 2 ..............................................................................................................68
Informan 3 ..............................................................................................................70
Informan 4 ..............................................................................................................72
Informan 5 ..............................................................................................................74
Informan 6 ..............................................................................................................76
Informan 7 ..............................................................................................................79
Informan 8 ..............................................................................................................82
Informan 9 ..............................................................................................................84
Informan 10 ............................................................................................................86
Lampiran peta lokasi rumah informan ...................................................................88

xiv

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Dalam kehidupan sehari-hari, waktu dapat diibaratkan sebagai sumber
daya karena jumlahnya yang terbatas, namun harus digunakan secara
maksimal untuk melakukan aktivitas dalam satu hari. Setiap hari, semua
orang mendapatkan jumlah waktu yang sama untuk melakukan aktivitasnya
yaitu 24 jam (Ellegrd, 1999). Penggunaan waktu 24 jam tersebut
dialokasikan untuk berbagai aktivitas, berupa waktu untuk tidur, bekerja, dan
waktu luang. Dalam bidang ilmu geografi, pembahasan mengenai waktu dan
aktivitas sehari-hari dibahas lebih lanjut dalam geografi waktu. Geografi
waktu pertama kali didalami oleh Hgerstrand pada tahun 1970. Penekanan
bahasan dalam geografi waktu adalah aktivitas sehari-hari manusia terkait
dengan waktu dan ruang yang disajikan dalam bentuk akuarium (Sui, 2012).
Pengalokasian waktu setiap orang yang berbeda turut mengakibatkan
jumlah waktu untuk tidur, bekerja dan waktu luang yang berbeda. Hal ini
mengakibatkan ada seseorang yang memiliki waktu luang yang lebih sedikit
dan adapula yang lebih banyak. Waktu luang itu sendiri dapat diartikan
sebagai waktu bebas, artinya seseorang bebas melakukan hal apa yang ingin
dilakukan tanpa ada aturan yang mengekang aktivitas yang harus dilakukan.
Waktu luang menyediakan kesempatan terbaik untuk seseorang melakukan
hal yang diinginkan dan mencapai kesenangan, kebahagiaan, hingga bebas
mengekspresikan dirinya. Saat melakukan aktivitas waktu luang, ada yang
melakukan aktivitas yang telah terencana dan ada pula yang menghabiskan
waktu luangnya tanpa rencana apa pun. Berdasarkan beberapa penelitian
yang telah dilakukan sebelumnya, waktu luang yang dimanfaatkan dengan
baik dapat turut meningkatkan kesehatan seseorang dari aspek fisik,
hubungan sosial, dan mental. Lebih lanjut lagi, pengaturan waktu luang yang
baik dapat berkontribusi kepada kualitas hidup. Hal ini berkaitan dengan

1
Universitas Indonesia

aktivitas yang dilakukan saat waktu luang sehingga dapat mengurangi stress
dan meningkatkan kesehatan seseorang, dan dampaknya kualitas hidup dapat
meningkat apabila aktivitas waktu luangnya dimanfaatkan dengan baik
(ganec, 2010).
Kecamatan Cakung merupakan wilayah terluas dalam administrasi Kota
Jakarta Timur. Lokasi Kecamatan Cakung yang terletak di sebelah timur
Jakarta dan berbatasan langsung dengan Kota Bekasi menyebabkan
kecamatan ini menjadi salah satu pintu masuk ke wilayah Jakarta dari Jawa
Barat. Di Kecamatan Cakung terdapat beberapa kawasan industri, seperti
kawasan industri Pulogadung yang menurut situs resmi kecamatan ini
dibangun berdasarkan SK Gubernur 1b.3/2/35/69 tahun 1969 dengan luas
areal mencapai 500 ha. Selain kawasan industri Pulogadung, di Cakung juga
terdapat kawasan industri kayu dan meubel Klender, kawasan perkampungan
industri kecil Penggilingan, dan kawasan sentra primer baru timur yang
masih dalam tahap pengembangan. Keberadaan kawasan industri tersebut
mendorong munculnya pabrik-pabrik yang membutuhkan tenaga kerja
sebagai penggerak kegiatan industri.
Buruh pabrik merupakan salah satu jenis profesi yang muncul dari
berdirinya pabrik-pabrik tersebut. Dalam melakukan pekerjaannya, buruh
pabrik memiliki pengaturan jam kerja yang ketat karena telah diatur oleh
perusahaannya. Dalam satu hari seorang buruh pabrik dapat bekerja sekitar
tujuh hingga delapan jam, dimana waktu kerja tersebut belum ditambah
apabila terdapat waktu lembur. Jika ditambah waktu lembur, seorang buruh
pabrik dapat bekerja hingga sepuluh atau sebelas jam setiap harinya. Artinya
dari waktu 24 jam selama sehari yang tersedia, waktu yang tersisa hanya
sekitar tiga belas atau empat belas jam saja. Sisa waktu tersebut sudah
termasuk waktu untuk tidur dan waktu luang. Dengan demikian dapat
dibayangkan berapa banyak seorang buruh pabrik memiliki waktu yang
tersedia untuk bebas melakukan aktivitas sesuai yang dikehendakinya atau
dapat dikatakan sebagai waktu luang. Dengan waktu luang yang hanya tersisa
beberapa jam itulah yang dapat dimanfaatkan seorang buruh untuk

Universitas Indonesia

menghilangkan rasa penat dari pekerjaannya. Padahal waktu luang itu sendiri
penting untuk dimanfaatkan dengan baik agar dapat meningkatkan kesehatan
seseorang.
Berdasarkan paparan diatas mengenai terbatasnya waktu luang yang
dimiliki oleh buruh pabrik, muncul rasa ingin tahu peneliti untuk meneliti
bagaimana pemanfaatan waktu luang buruh pabrik dalam kesehariannya.
1.2. Rumusan Masalah
a. Bagaimanakah pemanfaatan waktu luang buruh pabrik berdasarkan
jarak antara pabrik dengan tempat tinggal?
b. Bagaimanakah mobilitas buruh pabrik dalam memanfaatkan waktu
luang?

1.3. Tujuan Penelitian


Tujuan penelitian ini adalah
a. Untuk

mengetahui

pemanfaatan

waktu

luang

buruh

pabrik

berdasarkan jarak antara pabrik dengan tempat tinggal.


b. Untuk mengetahui mobilitas buruh pabrik dalam memanfaatkan
waktu luangnya

1.4. Manfaat Penelitian


Manfaat dari penelitian ini adalah dapat mengetahui keterlibatan seseorang
dengan lingkungan sekitarnya ketika melakukan aktivitas serta mengetahui
keterlibatan seseorang dalam hubungan sosialnya.

1.5. Batasan Penelitian


1.

Buruh pabrik adalah pekerja yang terkait dengan aktivitas manual dan
dianggap lebih banyak menggunakan otot (Pacione, 2005). Buruh
pabrik dalam penelitian ini adalah pekerja tetap pabrik yang tidak
termasuk kedalam bidang pekerjaan manajemen.

2.

Waktu luang adalah waktu yang tidak digunakan untuk bekerja,


mencari nafkah, melaksanakan kewajiban, dan mempertahankan hidup

Universitas Indonesia

(Sukadji, 2000). Waktu luang dalam penelitian ini adalah waktu yang
tersisa dari aktivitas bekerja dan tidur, dimana tidak ada peraturan yang
mengekang aktivitas yang akan dilakukan.
3.

Aktivitas waktu luang adalah aktivitas yang dilakukan pada saat waktu
luang. Aktivitas waktu luang dalam penelitian ini memiliki tiga situasi,
yaitu situasi aktivitas (aktivitas rutin dan tidak rutin), situasi sosial, dan
situasi geografi (lokasi dan waktu).

4.

Situasi aktivitas dalam penelitian ini terbagi menjadi dua, yaitu aktivitas
proyek dan aktivitas keseharian. Aktivitas proyek adalah aktivitas yang
dilakukan oleh seseorang untuk mencapai tujuan tertentu. Aktivitas
keseharian adalah campuran dari berberapa aktivitas untuk tujuan yang
berbeda-beda.

5.

Situasi sosial dalam penelitian ini adalah ada atau tidaknya orang lain
yang ikut melakukan aktivitas bersama dengan seseorang.

6.

Situasi geografi dalam penelitian ini adalah tempat serta waktu


dilakukannya suatu aktivitas.

7.

Pergerakan adalah perjalanan yang dilakukan buruh pabrik dalam


melakukan aktivitas waktu luang, dimana dalam penelitian ini
pergerakan akan dikaitkan dengan dimensi ruang (lokasi) dan waktu.

Universitas Indonesia

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Waktu
2.1.1. Waktu dalam ilmu geografi
Dimensi waktu merupakan dimensi yang sangat penting karena
segala gejala di permukaan bumi tidak ada yang bersifat statis,
khususnya

fenomena

kemanusiaan.

Persepektif

waktu

dapat

diungkapkan dalam bentuk menit, jam, hari, minggu, bulan, dekade,


dan abad. Dalam aktivitas manusia sehari-hari juga tidak lepas dari
dimensi waktu (Yunus, 2010). Pada kajian-kajian terdahulu tentang
aktivitas sehari-hari manusia, geografi hanya memperhatikan aspek
lokasi, namun dalam beberapa dekade terakhir aspek waktu juga turut
diperhatikan. Geografi waktu menekankan kepada aktivitas sehari-hari
manusia terkait dengan waktu dan ruang yang disajikan dalam bentuk
akuarium. Geografi waktu pertama kali dibahas oleh Hgerstrand pada
tahun 1970. Dalam membahas tentang geografi waktu dilakukan
pendekatan yang dikenal dengan Lund time geography approach.
Pendekatan tersebut mengembangkan model masyarakat dimana
kendala dalam aktivitas yang dirumuskan dalam bentuk fisik lokasi
dalam ruang, ektensi area, dan durasi waktu (Sui, 2012). Fokus
dalam kajian geografi waktu adalah penaksiran dari berbagai aktivitas
dalam berbagai spasial dan hambatan sementara, dibandingkan dengan
memprediksi perilaku berpergian secara langsung (Neutens, 2010).
Waktu dalam kehidupan sehari-hari dapat diibaratkan sebagai
sumber daya. Setiap hari, semua orang mendapatkan jumlah waktu
yang sama untuk melakukan aktivitasnya yaitu 24 jam (Ellegrd,
1999). Penggunaan waktu 24 jam tersebut dialokasikan untuk
berbagai aktivitas, berupa waktu untuk tidur, bekerja, dan waktu

5
Universitas Indonesia

luang. Waktu luang merupakan waktu dimana seseorang bebas


melakukan hal apa yang ingin dilakukan. Waktu luang menyediakan
kesempatan terbaik untuk seseorang melakukan apa yang ingin
dilakukan dan mencapai kesenangan, kebahagiaan, dan ekspresi diri.
Dalam melakukan aktivitas saat waktu luang, ada yang melakukan
aktivitas secara sehat dan ada pula yang menghabiskan waktu
luangnya tanpa rencana apa pun sehingga dapat menyebabkan
masalah (ganec, 2010).
Bentuk visualisasi dari geografi waktu adalah mengkonstruksi
secara tiga dimensi (3D) dalam akuarium ruang-waktu untuk
menggambarkan karakteristik dari garis seseorang melalui ruang dan
waktu, penyebab pergerakan mereka, aktivitas, dan interaksi sosial
(Neutens, 2010). Representasi dimana waktu terintegrasi orthogonal
terhadap topografi datar membuat pemikiran yang jelas mengenai
perilaku perjalanan, aksesibilitas, dan pola geospasial. Pada sebuah
visualisasi ini yang paling dapat menarik perhatian adalah kecepatan,
jika seseorang diam di suatu lokasi maka garisnya akan tergambar
secara vertikal dalam akuarium. Kemudian jika seseorang melakukan
perjalanan garisnya akan tergambar miring dan kecepatan perjalanan
dapat terlihat dari kemiringan garis tersebut. Semakin miring garis
yang terbentuk artinya kecepatan perjalanannya semakin cepat
(Holloway dan Hubbard, 2001). Pada Gambar 2.1. dapat dilihat
bentuk visualisasi dari geografi waktu. Pada gambar tersebut terlihat
jumlah waktu yang tersedia yang digambarkan pada sumbu y,
kemudian sumbu x dan z berupa ruang atau space. Garis vertikal yang
terbentuk menunjukkan aktivitas yang dilakukan pada jam dan lokasi
tertentu, kemudian garis miring menandakan adanya pergerakan dari
satu lokasi ke lokasi lainnya.

Universitas Indonesia

Gambar 2.1. Bentuk visualisasi geografi waktu


Sumber: Thrift, 1977

2.1.2. Waktu dalam aktivitas sehari-hari


Thrift (1977) mengatakan bahwa ruang (space) dan waktu (time)
merupakan sumber daya dan dapat diatur alokasi penggunaannya
dalam aktivitas sehari-hari. Namun nyatanya dalam sehari-hari
terdapat beberapa hambatan yang menghambat seseorang untuk
mengalokasikan penggunaan ruang dan waktunya (Golledge dan
Stimson, 1997). Hambatan tersebut dibagi menjadi tiga, yaitu:
a.

Hambatan kemampuan (capability contstrains)


Membatasi aktivitas seseorang terkait dengan kemampuannya.
Misalnya jarak yang berpengaruh kepada kemampuan individu
dalam untuk berpergian atau berkomunikasi dengan lokasi lain
atau kondisi fisik dan sosial seseorang yang membatasi
kemampuannya untuk melakukan aktivitas.

b.

Hambatan berpasangan (coupling constrains)


Hambatan berpasangan adalah hambatan yang berpengaruh
terhadap kemana, kapan, dan berapa lama seseorang harus
menggabungkan individu lain atau objek lain untuk membentuk
kondisi produksi, konsumsi, sosial, dan aktivitas lainnya menjadi
satu. Hambatan ini sangat mempengaruhi bentuk dari prisma
aktivitas sehari-hari individu.

Universitas Indonesia

c.

Hambatan autoritas (authority constrains)


Hambatan autoritas membatasi akses lokasi ruang atau lokasi
waktu. Hambatan ini terbentuk karena adanya peraturan-peraturan,
hukum, dan hambatan ekonomi yang menetapkan siapa yang
boleh dan tidak mengakses lokasi tertentu, dengan tujuan untuk
melindungi sumber daya atau hal lainnya.

Selain ketiga faktor utama tersebut, ada pula faktor lainnya


seperti penggunaan kendaraan pribadi sehingga ruang aktivitas dapat
bertambah besar, pendapatan, pendidikan, pekerjaan, dan status sosial.
Ellegrd (1999) mengatakan bahwa ketika berbicara mengenai
aktivitas keseharian, terdapat empat konteks atau situasi yang dapat
berhubungan dengan sudut pandang geografi waktu, yaitu konteks
proyek, konteks keseharian, konteks sosial, dan konteks geografi.
Namun dalam penelitian selanjutnya, Ellegrd

dan Bertil (2004)

menggabungkan konteks proyek dan keseharian menjadi satu, yaitu


konteks aktivitas. Berikut dibawah ini adalah penjelasan lebih lanjut
mengenai konteks proyek, keseharian, sosial, dan geografi:
a.

Konteks proyek (the project context)


Konteks proyek terkait dengan aktivitas yang dilakukan
seseorang untuk tujuan tertentu. Konteks proyek merupakan
konfigurasi dari aktivitas-aktivitas dimana tipe aktivitas yang
berbeda-beda dikombinasikan untuk mencapai tujuan jangka
panjang maupun pendek.

b.

Konteks keseharian (the everyday context)


Konteks keseharian terkait dengan aktivitas yang dilakukan
oleh seseorang dalam kurun waktu tertentu. Berbeda dengan
konteks proyek, konteks keseharian merupakan campuran dari
beberapa aktivitas untuk tujuan yang berbeda-beda. Konteks
keseharian merupakan aktivitas yang dilakukan seseorang dan
tidak berubah dalam keseharian, misalnya makan, tidur, dan
bekerja.

Universitas Indonesia

c.

Konteks sosial (the social context)


Setiap aktivitas yang dilakukan dalam keseharian tidak selalu
dilakukan seorang diri, terdapat beberapa aktivitas yang
membutuhkan interaksi dengan orang lain. Artinya terdapat
konteks sosial dalam aktivitas yang dilakukan oleh seseorang.
Konteks sosial tersebut termasuk semua individu lain yang
melakukan aktivitas bersama-sama. Konteks sosial menunjukkan
kapan seseorang bersama dengan individu lainnya. Jika beberapa
individu sering bersama, maka secara tidak langsung akan
terbentuk suatu grup, hal ini sering terjadi kepada remaja.

d.

Konteks geografi (the geographical context)


Konteks geografi terkait dengan tempat serta waktu
dilakukannya suatu aktivitas. Saat ini, konteks geografi yang
sering dianalisa adalah hubungan antar aktivitas, lokasi serta
pergerakan individu. Pada level individu, pola teratur dapat
muncul dimana menunjukkan peran pusat dari tempat tinggal,
tempat kerja, toko, serta tempat tinggal teman dan keluarga.

2.2. Waktu Luang


2.2.1. Definisi
Waktu luang dapat didefinisikan dalam berbagai arti, dari segi
waktu, aktivitas atau kondisi pikiran. Dalam segi waktu, dapat
diartikan bahwa waktu luang adalah waktu bebas dari semua
kewajiban dan keperluan. Jadi dapat didefinisikan pula sebagai segala
aktivitas dimana orang lain tidak bisa membayar kita untuk
melakukan hal tertentu dan kita tidak harus melakukan sesuatu jika
kita tidak menginginkannya. Pada akhirnya waktu luang didefinisikan
sebagai

keadaan

pikiran,

artinya

melakukan

aktivitas

yang

menyenangkan (OECD, 2009).


Sukadji (2000) mengatakan waktu luang adalah waktu yang
tidak digunakan untuk bekerja, mencari nafkah, melaksanakan
kewajiban, dan mempertahankan hidup. Dalam mengisi waktu luang,

Universitas Indonesia

10

dapat

digunakan

sebagai

sarana

mengembangkan

potensi,

meningkatkan mutu pribadi, kegiatan terapeutik bagi yang mengalami


gangguan emosi, sebagai selingan dan hiburan, sarana rekreasi,
sebagai kompensasi pekerjaan yang kurang menyenangkan, atau
sebagai kegiatan menghindari sesuatu.
Menurut Wang (2011), aktivitas waktu luang adalah aktivitas
yang dilakukan saat waktu luang, dimana seseorang bebas melakukan
aktivitas apa yang diinginkan untuk mengekspresikan dirinya,
bersantai, dan merasa bahagia. Waktu luang yang dimaksud dalam
penelitian ini adalah waktu yang tersisa dari aktivitas bekerja dan tidur,
dimana tidak ada peraturan yang mengekang aktivitas yang akan
dilakukan. Ketika seseorang melakukan aktivitas saat waktu luang, hal
tersebut dapat membantu mengurangi perasaan depresi dan kesepian
sehingga membantu meningkatkan kesehatan fisik, sosial, dan kognitif
(Cheung, 2009).
Beberapa penelitian yang membahas mengenai aktivitas waktu
luang mengatakan bahwa dengan memanfaatkan waktu luang dengan
baik maka turut meningkatkan kondisi kesehatan dari segi fisik, sosial,
dan kognitif. Cheung pada tahun 2009 meneliti mengenai aktivitas
waktu luang dan hubungannya terhadap kualitas hidup dari segi
kesehatan terhadap komunitas lanjut usia di Hongkong. Hasil dari
penelitian ini adalah orang lanjut usia lebih banyak menghabiskan
waktu luang mereka dengan melakukan aktivitas seperti menonton
televisi, mendengarkan musik atau radio dan berkebun atau
memelihara binatang. Aktivitas tersebut meningkatkan kualitas hidup
mereka dari aspek kesehatan karena terkait dengan aktivitas kognitif
dan sosial. Waktu luang penting dalam kesehatan baik secara fisik dan
mental.
Definisi waktu luang yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
waktu yang tersisa dari aktivitas bekerja dan tidur, dimana tidak ada
peraturan yang mengekang aktivitas yang akan dilakukan.

Universitas Indonesia

11

2.2.2. Jenis aktivitas waktu luang


Aktivitas saat waktu luang dapat dihabiskan dengan berbagai
cara, seperti menonton televisi, tidur, olahraga, berkunjung ke
tetangga,

berpartisipasi

dalam

acara-acara

keagamaan,

dan

mengunjungi anggota keluarga lain. Pengaturan waktu luang yang


baik merupakan faktor kunci untuk mengurangi stress yang didapat
dari pekerjaan, merasa santai, meningkatkan kesehatan, serta dapat
meningkatkan kepuasan bekerja serta kualitas dalam bekerja. Hal ini
dikarenakan dalam melakukan aktivitas di waktu luang, seseorang
tidak diatur oleh peraturan-peraturan sehingga bebas mengekspresikan
dirinya (Wang, 2011). Aktivitas yang dilakukan saat waktu luang
dapat membangun hubungan sosial yang lebih baik, memberikan
perasaan positif, menambah pengetahuan dan keterampilan, hingga
dapat meningkatkan kualitas hidup.
Dari berbagai aktivitas yang dapat dilakukan saat waktu luang,
ganec (2010) membagi aktivitas waktu luang kedalam tiga kategori:
a.

Bersosialisasi dan berpergian ke luar rumah


Jenis aktivitas: berolahraga, pergi ke kafe, mengunjungi
lomba olahraga, dan makan di restoran.

b.

Berkunjung ke tempat hiburan


Jenis aktivitas: mengunjungi pameran, pergi ke teater, pergi
ke bioskop, datang ke konser, pergi bertamasya, dan melakukan
hobi tertentu.

c.

Aktivitas keluarga dan rumah


Jenis aktivitas: mengunjugi teman dan keluarga, belanja,
pergi ke tempat ibadah, dan menonton televisi.
Selain ketiga kategori diatas, jenis aktivitas waktu luang juga

dapat dikategorikan berdasarkan aktivitas yang dilakukan. Hal ini


terkait dengan konteks proyek yang telah dibahas sebelumnya, dimana
beberapa aktivitas dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu. Misalnya,

Universitas Indonesia

12

seseorang ingin berkebun maka jenis aktivitas yang dilakukan seperti


membeli bibit tanaman, menanam bibit tanaman, dan memberi pupuk.
Dalam penelitian ini, aktivitas waktu luang akan dibagi menjadi
dua, yaitu jenis aktivitas dan tujuan aktivitas. Jenis aktivitas
didalamnya termasuk situasi aktivitas dan situasi sosial yang
menjelaskan tentang pemanfaatan waktu luang buruh pabrik. Situasi
aktivitas mencakup aktivitas yang dilakukan secara rutin dan tidak.
Kemudian situasi sosial mencakup individu lain yang ikut terlibat
ketika melakukan aktivitas. Tujuan aktivitas mencakup situasi
geografi yang didalamnya terdapat lokasi serta waktu dilakukannya
aktivitas, dimana akan terlihat mobilitas yang dilakukan.
2.3. Mobilitas
Mobilitas atau pergerakan adalah istilah umum yang terkait dengan
segala tipe pergerakan manusia dalam suatu wilayah. Terdapat dua aspek
perilaku dalam mobilitas, pertama mobilitas yang dilakukan sehari-hari atau
temporal contohnya perjalanan ke toko, kantor, atau ke sekolah. Mobilitas
yang seperti ini bersifat ulang-alik atau komuter dikarenakan jangka
waktunya yang pendek (tidak untuk waktu yang lama) serta dilakukan secara
teratur. Perilaku mobilitas pergerakan kedua adalah mobilitas yang bersifat
lama (dalam pengertian waktu yang lebih lama) biasanya terkait dengan
keputusan untuk meninggalkan rumahnya secara permanen untuk tinggal di
lokasi baru yang kemudian lebih sering dikatakan sebagai migrasi. Kedua
perilaku tersebut secara tidak langsung berdampak kepada dimensi waktu.
Karena seseorang melakukan mobilitas melewati waktu, seringkali terdapat
sebuah ritme dan pola aktivitas yang terbentuk dari pergerakan tersebut
(Fellman, 2010). Dalam penelitian ini mobilitas yang akan dibahas adalah
perilaku pertama dimana mobilitas dilakukan seseorang untuk melakukan
aktivitas kesehariannya.
Mobilitas yang dilakukan sehari-hari terjadi karena adanya tujuan dari
perjalanan tersebut seperti bekerja, belajar, belanja, rekreasi, dan lainnya.

Universitas Indonesia

13

Tujuan tersebut muncul akibat adanya faktor penarik di tempat tujuan yang
seringkali disebut juga dengan tarikan perjalanan (trip attraction). Tarikan
perjalanan menurut Tamin (2000) adalah pergerakan berbasis rumah dengan
tempat asal dan/atau tujuan bukan rumah atau pergerakan yang tertarik oleh
pergerakan berbasis bukan rumah. Selain tarikan perjalanan, adapula yang
dikatakan sebagai faktor pendorong terjadinya mobilitas yang disebut dengan
bangkitan perjalanan (trip production). Bangkitan perjalanan menurut Tamin
(2000) adalah pergerakan berbasis rumah yang memiliki tempat asal atau
tujuan adalah rumah, atau pergerakan yang dibangkitkan oleh pergerakan
berbasis bukan rumah. Dalam penelitian ini, posisi teori bangkitan dan
tarikan perjalanan adalah sebagai penyebab terjadinya mobilitas dalam
melakukan aktivitas ketika waktu luang. Contohnya seseorang memiliki
waktu luang di siang hari ingin menonton film di bioskop, maka ia
melakukan perjalanan ke mall untuk menonton, disini mall ketika siang hari
dikatakan sebagai tarikan perjalanan dan rumah merupakan bangkitan
perjalanan.

tarikan

bangkitan

Gambar 2.2. Bangkitan perjalanan dan tarikan perjalanan


Sumber: Tamin, 2000

Setiap individu memiliki tipe pergerakan atau mobilitas yang sama,


namun terdapat beberapa variabel yang memepengaruhi frekuensi serta
durasi seperti budaya, ekonomi, dan keadaan sekitar. Fellman (2010)
mengatakan tipe pergerakan individu dapat diperluas menjadi ruang aktivitas
mereka berdasarkan tiga variabel yang tidak saling berhubungan, yaitu:

Universitas Indonesia

14

a. Usia
Aktivitas anak usia sekolah dasar selepas sekolah akan terbatas
dengan kemapuan berjalan atau naik sepeda ke tempat terdekat.
Sedangkan, pelajar tingkat atas dan orang dewasa memiliki mobilitas
yang lebih jauh karena dipengaruhi oleh kepentingan lain seperti
berbelanja kebutuhan sehari-hari, rekreasi, menjemput anak dari sekolah,
dan lainnya.
b. Kemampuan untuk bermobilitas
Terkait dengan biaya dan usaha yang dibutuhkan untuk mengatasi
hambatan jarak dalam melakukan perjalanan. Ketersediaan alat
transportasi

umum

serta

kepemilikan

kendaraan

mempengaruhi

perjalanan yang dilakukan. Sehingga dapat pula dikatakan bahwa jika


seseorang yang memiliki tingkat ekonomi lebih baik akan lebih sering
melakukan perjalanan dibandingkan dengan mereka yang tidak.
c. Ketersediaan lokasi untuk beraktivitas
Ada atau tidaknya sekolah, mall, pabrik, akan membatasi aktivitas
serta pergerakan seseorang. Tidak hanya ketersediaan lokasi saja, namun
pengetahuan tentang suatu daerah juga turut membatasi mobilitas
seseorang. Contohnya seseorang yang tinggal di tempat terpencil dan
memiliki akses terhadap informasi terbatas mobilitas yang dapat
dilakukan oleh orang tersebut turut terbatas pula.

2.4. Waktu Luang Dalam Kehidupan Buruh Pabrik


Berdasarkan UU RI Nomor 13 2003 tentang ketenagakerjaan, pekerja
atau buruh adalah setiap orang yang bekerja dengan menerima upah atau
imbalan dalam bentuk lain. Buruh seringkali dianggap hanya pekerja kasar
pabrik tetapi pada kenyataannya tidak demikian, semua orang yang bekerja di
bawah pemerintahan kekuasaan orang lain dan menerima upah juga
dikatakan sebagai buruh. Buruh dapat pula dikatakan sebagai pekerja kerah
biru, menurut Pacione (2005) pekerja kerah biru memiliki pekerjaan yang
terkait dengan aktivitas manual dan dianggap lebih banyak menggunakan otot.
Kondisi ini sama dengan buruh pabrik yang dalam pekerjaan sehari-harinya

Universitas Indonesia

15

lebih banyak beraktivitas secara manual. Dalam penelitian ini, yang


dimaksud dengan buruh pabrik adalah pekerja tetap pabrik yang telah
menikah dan tidak termasuk kedalam bidang pekerjaan management. Di
Indonesia, buruh digaji berdasarkan upah minimum regional (UMR) yang
telah ditetapkan pemerintah. Besaran UMR tiap propinsi di Indonesia
berbeda disesuaikan dengan beberapa pertimbangan seperti kebutuhan fisik
minimum, indeks harga konsumen, perluasan kesempatan kerja, dan lainnya.
Berdasarkan Pasal 1 Peraturan Gubernur Propinsi Daerah Khusus Ibukota
Jakarta No. 189 Tahun 2012 tentang upah minimum propinsi tahun 2013,
upah minimum Jakarta ditetapkan sebesar Rp. 2.200.000,00 per bulan.
Seorang buruh pabrik dalam kesehariannya memiliki pengaturan waktu
yang ketat karena tuntutan pekerjaannya. Waktu masuk dan pulang kerja
yang telah ditentukan berdasarkan peraturan perusahaan, membuat jumlah
waktu yang tersisa untuk melakukan aktivitas lain menjadi terbatas.
Pengaturan waktu kerja buruh pabrik dibagi menjadi dua berdasarkan Pasal
77 UU RI No. 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan, pertama tujuh jam
dalam sehari dan empat puluh jam dalam satu minggu untuk enam hari kerja.
Kedua, waktu kerja buruh selama delapan jam dalam sehari dan empat puluh
jam dalam satu minggu untuk lima hari kerja. Dalam undang-undang tersebut
dikatakan juga apabila suatu buruh bekeja melebihi waktu kerjanya atau
dapat dikatakan lembur, maka paling banyak waktu untuk lembur hanya
dapat dilakukan selama tiga jam sehari dan empat belas jam untuk satu
minggu. Berdasarkan peraturan tersebut, jika sebuah pabrik menerapkan
waktu kerja selama tujuh jam sehari ditambah waktu lembur selama tiga jam
pada hari yang sama maka dapat dikatakan buruh pabrik bekerja selama
sepuluh jam selama satu hari. Buruh yang bekerja selama sepuluh jam sehari
hanya memiliki waktu yang tersisa selama empat belas jam berupa waktu
untuk tidur serta waktu luang. Sisa waktu tersebut yang bisa dimanfaatkan
oleh buruh pabrik untuk menghilangkan penat dari pekerjaannya.

Universitas Indonesia

BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Wilayah Penelitian


Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Cakung, Jakarta Timur. Alasan
pemilihannya karena Kecamatan Cakung merupakan kawasan khusus industri
sehinga kegiatan sektor industri mendominasi di wilayah ini. Selain hal
tersebut, alasan lainnya karena lokasi Cakung yang terletak di Jakarta. Di
Jakarta fenomena macet bukanlah fenomena yang asing lagi, kemacetan yang
semkin parah berdampak mengganggu aktivitas masyarakat (Kiswondari,
2013). Oleh karena itu peneliti menganggap bahwa waktu tempuh dari satu
lokasi ke lokasi lain menjadi lebih penting dibandingkan dengan jarak antara
satu lokasi dengan lokasi lainnya.
Kecamatan Cakung merupakan salah satu dari 10 kecamatan di Jakarta
Timur, terletak di 106o 55 30 Bujur Timur sampai dengan 106o 57 54
Bujur Timur dan 6o 09 18 Lintang Selatan sampai dengan 6o 13 12
Lintang Selatan. Kecamatan Cakung berlokasi di sebelah timur Kota Jakarta
Timur dan merupakan pintu gerbang menuju Jakarta dari sebelah timur.
Batas wilayah Kecamatan Cakung sebagai berikut:
Utara

: Kecamatan Cilincing, Kota Jakarta Utara

Timur

: Kecamatan Bekasi Utara, Kota Bekasi

Barat

: Kecamatan Pulogadung, Kota Jakarta Timur

Selatan

: Kecamatan Duren Sawit, Kota Jakarta Timur

3.2. Alur Pikir Penelitian


Obyek dalam penelitian ini yang akan diteliti adalah buruh pabrik yang
berada di Kecamatan Cakung. Fokus penelitian ini terletak kepada
pemanfaatan waktu luang serta mobilitas yang dilakukan oleh buruh pabrik.
Pemanfaatan waktu luang buruh pabrik yang akan diteliti merupakan aktivitas
yang dilakukan selama satu minggu terakhir. Pada aktivitas waktu luang

16
Universitas Indonesia

17

terbagi menjadi dua fokus, pertama mengenai jenis aktivitas dan kedua
mengenai tujuan aktivitas.
Jenis aktivitas didalamnya termasuk situasi aktivitas dan situasi sosial
yang menjelaskan tentang pemanfaatan waktu luang buruh pabrik. Situasi
aktivitas mencakup aktivitas yang dilakukan secara rutin dan tidak. Kemudian
situasi sosial mencakup individu lain yang ikut terlibat ketika melakukan
aktivitas. Tujuan aktivitas mencakup situasi geografi yang didalamnya
terdapat lokasi serta waktu dilakukannya aktivitas, dimana akan terlihat
mobilitas yang dilakukan.
Berdasarkan pemanfaatan waktu luang dan mobilitas tersebut akan
dapat dipahami bagaimana pola pemanfaatan waktu luang buruh pabrik. Alur
pikir penelitian ini dapat dilihat dalam Gambar 3.1.

Universitas Indonesia

18

Buruh pabrik

Aktivitas waktu
luang

Jenis
aktivitas

Situasi
geografi

Situasi
sosial

Situasi
aktivitas

Aktivitas
rutin

Tujuan
aktivitas

Aktivitas
tidak rutin

Individu lain
yang terlibat

Lokasi

Waktu

Mobilitas buruh pabrik


dalam memanfaatkan
waktu luang

Pemanfaatan waktu luang


buruh pabrik

Pola pemanfaatan waktu luang


buruh pabrik

Gambar 3.1. Alur Pikir Penelitian

3.3. Informan
Kriteria informan dalam penelitian ini merupakan orang yang memiliki
pengalaman pribadi sesuai dengan permasalahan yang diteliti dan orang yang
memiliki pengetahuan yang luas mengenai permasalahan yang diteliti.
Sebelum melakukan survei, peneliti membangun hubungan baik dengan
informan yang sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan sebelumnya.

Universitas Indonesia

19

Dalam penelitian ini diambil sepuluh informan. Berdasarkan hal tersebut,


peneliti menemukan beberapa informan yaitu sebagai berikut:
a. Informan 1 : Haris Mukti (51 tahun), buruh pabrik asal Jakarta yang
sudah bekerja menjadi buruh semenjak sekitar tahun 1980.
b. Informan 2 : Duhro (50 tahun), buruh pabrik asal Pemalang yang
sudah bekerja menjadi buruh semenjak tahun 1982.
c. Informan 3 : Iwan Triadi (42 tahun), buruh pabrik asal Pemalang yang
sudah bekerja menjadi buruh semenjak tahun 1991.
d. Informan 4 : Roni (40 tahun), buruh pabrik asal Pemalang yang sudah
bekerja menjadi buruh semenjak tahun 1994.
e. Informan 5 : Dwi Susanto (32 tahun), buruh pabrik asal Wonogiri
yang sudah bekerja menjadi buruh semenjak tahun 2001.
f. Informan 6 : Agung Santoso (32 tahun), buruh pabrik asal Sragen
yang sudah bekerja menjadi buruh semenjak tahun 2003.
g. Informan 7 : Sugeng Prayitno (26 tahun), buruh pabrik asal Madiun
yang sudah bekerja menjadi buruh semenjak tahun 2006.
h. Informan 8 : Supri (51 tahun), buruh pabrik asal Semarang yang
sudah bekerja menjadi buruh semenjak tahun 1985.
i. Informan 9 : Hendra (23 tahun), buruh pabrik asal Jakarta yang sudah
bekerja menjadi buruh semenjak tahun 2008.
j. Informan 10 : Dwi Santoso (25 tahun), buruh pabrik asal Jakarta yang
sudah bekerja menjadi buruh semenjak tahun 2006.

3.4. Pengumpulan Data


Penelitian ini merupakan penelitian bersifat kualitatif, dimana menelaah
mengenai esensi, mencari makna dibalik frekuensi dan variansi. Dalam
penelitian kualitatif, analisis lebih ditekankan kepada upaya mengungkapkan
hal-hal terkait dengan proses bukan produk. Oleh karena itu sampel yang
diambil tidak terlalu banyak karena dari padanya cukup memadai untuk
diteliti secara mendalam berkaitan dengan proses itu sendiri. Metode
penelitian kualitatif berangkat dari definisi atau konsep umum dan kemudian

Universitas Indonesia

20

berdasarkan temuan lapangan konsep tersebut dapat diubahnya dalam wujud


variabel penelitian baru yang merupakan suatu produk penelitiannya (Yunus,
2010).
Pengumpulan data dilakukan pada bulan Oktober 2013 dengan teknik
pengumpulan data berupa observasi, wawancara mendalam, dan dokumentasi.
Observasi langsung ke lapangan dimaksudkan untuk mengetahui dan melihat
secara langsung berbagai gejala dan perilaku. Wawancara mendalam
dimaksudkan untuk mengetahui aspek-aspek kualitatif secara lebih mendalam.
Kemudian dokumentasi dilakukan untuk memperluas dan melengkapi hasil
kajian.
3.4.1. Data primer
Data primer pada penelitian ini diperoleh dari observasi
langsung dan wawancara informan kunci. Penentuan informan kunci
dilakukan dengan metode sampling bola salju. Pada metode sampling
bola salju, anggota sampel yang dipilih memiliki keterkaitan
emosional antara anggota sampel ke n dan anggota sampel ke n+1
(Yunus, 2010). Karena anggota sampel selanjutnya merupakan pilihan
dari sampel sebelumnya maka terdapat kemungkinan bahwa sampel
memiliki sifat dan karakteristik yang sama. Informan kunci yang
dipilih dalam penelitian ini adalah buruh pabrik yang bertempat
tinggal di Kecamatan Cakung, memiliki jenis kelamin laki-laki, serta
memiliki waktu kerja yang sama (hari kerja lima atau enam hari dalam
satu minggu). Data primer yang dibutuhkan dari informan kunci
adalah:
a.

Lokasi pabrik dan rumah informan

b.

Aktivitas rutin yang dilakukan ketika waktu luang

c.

Aktivitas keseharian yang dilakukan (mencakup jenis


aktivitas yang dilakukan, lokasi aktivitas, serta bersama siapa
aktivitas tersebut dilakukan)

d.

Alasan pemilihan lokasi aktivitas yang dilakukan

Universitas Indonesia

21

3.4.2. Data sekunder


Data sekunder yang diperlukan dalam penelitian ini adalah:
a.

Peta administrasi Jakarta

b.

Peta administrasi Kecamatan Cakung

c.

Citra Google Earth

3.5. Analisis Data


Tahapan yang dilakukan dalam menganalisis data:
a.

Mengkelompokkan data aktivitas waktu luang menjadi jenis aktivitas dan


tujuan aktivitas. Dalam jenis aktivitas, data dikelompokkan kembali
kedalam situasi aktivitas serta situasi sosial. Pengkelompokkan data
diseseuaikan dengan jenis aktivitas yang dilakukan serta individu lain
yang

turut

terlibat

didalamnya.

Dalam

tujuan

aktivitas,

data

dikelompokkan yang didalamnya terdapat informasi spasial berupa lokasi


dan waktu dilakukannya aktivitas.
b.

Mengilustrasikan aktivitas keseharian dalam bentuk sketsa yang hanya


memasukkan situasi geografi berupa lokasi dan waktu. Sketsa
digambarkan dalam bentuk dua dimensi. Sumbu x pada sketsa
menggambarkan lokasi aktivitas keseharian yang dilakukan. Kemudian
untuk memudahkan pembacaan sketsa, peneliti menggambarkan lokasi
aktivitas disamping garis yang terbentuk berdasarkan aktivitas yang
dilakukan dalam 24 jam. Penggambaran lokasi aktivitas pada sketsa
disesuaikan dengan letak lokasi sebenarnya pada lapangan. Sumbu y
pada sketsa merupakan waktu selama satu hari yaitu 24 jam. Garis
vertikal yang terbentuk menunjukkan aktivitas yang dilakukan pada jam
dan lokasi tertentu dalam satu hari. Kemudian garis miring menandakan
adanya pergerakan dari satu lokasi ke lokasi lainnya.

c. Untuk mengetahui mobilitas aktivitas waktu luang yang dilakukan oleh


buruh pabrik, maka peneliti membuat sketsa pergerakan aktivitas, dimana
situasi geografi yang dimasukkan dalam peta berupa lokasi serta arah
pergerakannya.

Universitas Indonesia

22

d. Melakukan pembahasan dan penafsiran berdasarkan data yang telah


didapatkan sehingga dapat dipahami pemanfaatan waktu luang yang
dilakukan buruh pabrik serta pergerakan ketika waktu luang.

3.6. Alur Kerja

Menentukan
tema penelitian

Menentukan
masalah serta
lokasi
penelitian

Mengumpulkan
data sekunder

Menentukan
kriteria informan

Membuat
transkrip
wawancara

Menarasikan
fenomena yang
ditemukan ketika
observasi

Melakukan pembahasan
dan penafsiran terhadap
data yang telah
dikategorisasikan dan
diilustrasikan

Studi literatur
dan internet
browsing

Menulis
proposal
penelitian

Observasi dan
wawancara
mendalam dengan
informan

Membuat catatan
lapang

Mengkategorisasi
kan data aktivitas
waktu luang

Membuat visualisasi
hasil berupa sketsa

Mengilustrasikan
aktivitas waktu
luang kedalam
tabel

Menulis
laporan akhir

Gambar 3.2. Alur Kerja Penelitian

Universitas Indonesia

BAB 4
GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

4.1. Kecamatan Cakung


Kecamatan Cakung terletak di paling timur Kota Jakarta dengan luas
wilayah 42,47 Km2, berbatasan langsung dengan Kota Bekasi, Jawa Barat
mengakibatkan kecamatan ini menjadi salah satu pintu masuk ke Jakarta.
Secara administrasi Kecamatan Cakung terdiri atas tujuh kelurahan, yaitu
Kelurahan Rawa Terate, Kelurahan Jatinegara, Kelurahan Penggilingan,
Kelurahan Cakung Barat, Kelurahan Cakung Timur, Kelurahan Ujung
Menteng, dan Kelurahan Pulogebang. Diantara ketujuh kelurahan yang ada,
kelurahan yang terluas adalah Kelurahan Cakung Timur dengan luas wilayah
9,81 Km2 dan kelurahan yang terkecil adalah Kelurahan Rawa Terate dengan
luas wilayah 4,10 Km2. Jumlah penduduk di Kecamatan Cakung adalah
sekitar 224.001 jiwa dengan tingkat pertumbuhan penduduk 2,63 % per tahun.
Persentase penggunaan lahan terbesar di Kecamatan Cakung adalah
perumahan sebanyak 45,27 % dan penggunaan industri yang terkecil yaitu
sebanyak 24,33 % (Pemerintah Kota Jakarta Timur).
Dari segi perekonomian, Kecamatan Cakung merupakan kawasan
khusus industri karena kegiatan di sektor industri mendominasi pada
kecamatan ini. Hal ini tidak lepas dari lokasi Kecamatan Cakung yang
strategis karena terletak di pintu gerbang masuk Jakarta dari arah timur yaitu
Provinsi Jawa Barat (Kota Bekasi), selain itu kecamatan ini juga dilintasi oleh
jalan tol Cakung Cilincing yang lebih sering dikenal penduduk sebagai jalan
tol CaCing. Di kecamaran ini terdapat pabrik-pabrik besar (berat) maupun
kecil (ringan dan industri rumah tangga) yang menghasilkan berbagai macam
produk. Kegiatan industri terbesar terdapat di kawasan industri Pulogadung
(Pemerintah Kota Jakarta Timur).

23
Universitas Indonesia

24

4.2. Kawasan Industri di Kecamatan Cakung


Berikut dibawah ini kawasan industri yang berlokasi di Kecamatan
Cakung:
a.

Perkampungan Industri Kecil (PIK) Penggilingan


Menurut Dinas Perindustrian dan Energi Provinsi DKI Jakarta,
Perkampungan Industri Kecil (PIK) berlokasi di Jalan Raya Penggilingan
dengan luas area kawasan mencapai 44 Ha. Produk yang dihasilkan oleh
kegiatan industri di kawasan ini antara lain tas, sepatu, pakaian jadi dan
olahraga, aksesoris, peralatan rumah tangga, dan lainnya. Di PIK terdapat
lima kelompok pengusaha kecil dan menengah, yaitu:
Tabel 4.1. Kelompok pengusaha kecil dan menengah di Kawasan PIK
No.

Jenis usaha

Jumlah

Jumlah

pengusaha

pekerja

Garmen

273

3.619

Logam

96

927

Kulit

72

632

Aneka komoditi

46

491

Meubel

37

Sumber: Dinas Perindustrian dan Energi Provinsi DKI Jakarta, 2012

b.

Kawasan industri kayu dan meubel Klender


Pada tahun 1950-an, Klender tumbuh sebagai pusat pengrajin
meubel kayu jati rumahan. Cikal bakalnya dimulai dari daerah sekitar
Jatinegara Kaum dan Pulo Kambing. Produk kerajinan kayu dikerjakan
di bengkel sekitar Klender. Para pengrajin meubel dan showroom meubel
Klender terletak pada koridor Jalan Bekasi Timur Raya dan Jalan
Pahlawan Revolusi Jakarta Timur. Di sepanjang koridor ini, terdapat
lebih dari 200 pengusaha meubel baik perorangan maupun badan usaha
(Dinas Perindustrian dan Energi Provinsi DKI Jakarta).

Universitas Indonesia

25

c.

Kawasan industri Pulogadung


Kawasan industri Pulogadung memiliki luas mencapai 500 ha areal
lahan di Kecamatan Cakung yang berada di Kelurahan Jatinegara dan
Rawa Terate. Kawasan industri ini dibangun berdasarkan SK Gubernur
1b.3/2/35/69 yang ditetapkan tanggal 20 Mei 1969. Kawasan industri
Pulogadung dihuni oleh lebih dari 450 investor baik lokal maupun asing
dengan jumlah karyawan lebih kurang sebanyak 70.000 orang. Kawasan
industri ini dikelola oleh P.T. JIEP (Jakarta Indusrial Estate Pulogadung).
Kawasan ini dikelola secara terpadu dengan menyediakan kavling siap
bangun, bangunan pabrik siap pakai atau sewa untuk industri menengah
dan kecil, kelengkapan fasilitas perumahan (rumah susun), dan fasilitas
lainnya (kompleks olahraga, fasilitas kesehatan, peribadatan, dan ruang
terbuka hijau). Jenis industri di kawasan ini meliputi industri
berteknologi tinggi yang tidak polutif, hemat lahan dan air (Dinas
Perindustrian dan Energi Provinsi DKI Jakarta).

d.

Kawasan Berikat Nusantara (KBN)


Berdasarkan situs resmi Kawasan Berikat Nusantara (KBN),
kawasan ini dikelola oleh P.T. Kawasan Berikat Nusantara (KBN) yang
merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN). P.T. KBN didirikan
pemerintah berdasarkan PP No. 23 Tahun 1986 untuk mengelola
kawasan industri terpadu berstatus berikat yang berfungsi sebagai
kawasan proses ekspor (Export Processing Zone/EPZ) maupun industri
umum lainnya tanpa tujuan ekspor. Kawasan ini berlokasi di tiga
kawasan industri paling strategis di Jakarta yang dekat dengan akses tol
lingkar luar (JOR) untuk menuju pelabuhan laut maupun pelabuhan udara.
Ketiga kawasan tersebut adalah Kawasan Cakung seluas 176,7 Ha,
Kawasan Marunda seluas 413,8 Ha, dan Kawasan Tanjung Priok seluas 8
Ha. Fasilitas yang disediakan antara lain fasilitas listrik, air bersih,
teknologi informasi dan komunikasi, kesehatan, perbengkelan, dan
fasilitas properti non-industri lainnya.

Universitas Indonesia

26

(b)

(c)
(a)
Gambar 4.1. Lokasi Kawasan Berikat Nusantara
(a) Kawasan Cakung, (b) Kawasan Marunda, dan (c) Kawasan Tanjung Priok
Sumber: Situs resmi P.T. Kawasan Berikat Nusantara

e.

Kawasan Sentra Primer Baru Timur (SPBT)


Kawasan ini terletak di Kelurahan Pulogebang dan Kelurahan
Penggilingan dengan landmark kantor pemerintah Kota Jakarta Timur.
Tujuan pembangungan SPBT adalah melakukan pembangunan dan
pembenahan titik-titik potensial serta pemeliharaan sarana prasarana
yang ada di kawasan

SPBT

dan

melakukan

pembangunan,

pengembangan , dan pemeliharaan akses strategis menuju kasawan SPBT.


SPBT mempunyai prospek kedepan yang cukup baik karena telah
didukung sarana dan prasarana kota yang terus dibangun.

Beberapa

sarana dan prasarana perkotaan yang akan berpengaruh dengan


pengembangan kawasan SPBT dimasa mendatang antara lain Double

Universitas Indonesia

27

Double Track (DDT) Manggarai Cikarang, Banjir Kanal Timur (BKT),


koridor Transjakarta, dan terminal Pulogebang.

4.3. Gambaran Umum Pabrik


Dalam penelitian ini, buruh pabrik yang diteliti adalah buruh pabrik
yang bekerja di P.T. Sayap Mas Utama. Pabrik ini dipilih oleh peneliti dengan
alasan untuk mempermudah pengambilan data. Sebelumnya, peneliti telah
mengenal beberapa buruh pabrik yang bekerja di pabrik tersebut. Pabrik ini
berlokasi di Kawasan Perluasan Utara P.T. JIEP Jalan Tipar Cakung Kav. F5
7 Jakarta Timur. Akses menuju pabrik cukup mudah, lebar jalan yang
menjadi jalur masuk menuju pabrik selebar lebih kurang lima meter. Pabrik
ini juga memiliki akses menuju Jalan Raya Bekasi dan Jalan Tol CakungCilincing (CaCing). Pabrik ini berdekatan dengan pabrik lainnya yang sudah
masuk ke dalam wilayah KBN.

Gambar 4.2. Lokasi P.T. Sayap Mas Utama (dilingkari warna kuning)
Sumber: Google Earth, 2013

Universitas Indonesia

28

Produk yang dihasilkan oleh pabrik ini antara lain sabun mandi dalam
bentuk cair dan batangan, pembersih lantai, deterjen, dan pengharum pakaian.
Berdasarkan produk yang dihasilkan, pabrik ini termasuk ke dalam golongan
industri aneka kimia dan serat. Berdasarkan orientasinya, industri ini masuk
ke dalam industri yang berorientasi kepada pasar sehingga lokasi industri
berada dekat dengan pasarnya.
Pengaturan jam kerja di pabrik ini dibagi kedalam tiga shift. Jam kerja
shift satu atau shift pagi untuk hari Senin sampai Jumat dari jam 06.00 s.d.
13.30 WIB sedangkan hari Sabtu dari jam 06.00 s.d. 11.00 WIB. Jam kerja
shift dua atau shift siang untuk hari Senin sampai Jumat dari jam 13.30 s.d.
21.00 WIB sedangkan untuk hari Sabtu dari jam 11.00 s.d. 16.00 WIB. Jam
kerja shift tiga atau shift malam untuk hair Senin sampai Jumat dari jam 21.00
s.d. 06.00 WIB sedangkan untuk hari Sabtu dari jam 16.00 s.d. 21.00 WIB.
Penambahan jam kerja atau lembur sebanyak dua jam untuk hari Senin
sampai Jumat dengan jumlah lembur tiap minggu mencapai delapan jam.
Pengaturan shift kerja biasanya digilir setiap minggu, dimulai dari shift satu
kemudian menjadi shift tiga lalu terakhir shift dua dan kembali lagi menjadi
shift satu.

Gambar 4.3. P.T. Sayap Mas Utama


Sumber: Dokumentasi pribadi, 2013

Universitas Indonesia

29

Di sekitar pabrik banyak terdapat warung makanan yang menjual


makanan untuk karyawan pabrik ini. Biasanya, para karyawan membeli
makanan di warung tersebut untuk sarapan maupun makan siang. Ketika
istirahat pun mereka memilih berkumpul bersama sambil mengobrol di
warung-warung tersebut. Untuk fasilitas yang disediakan oleh pabrik,
terdapat lapangan bulu tangkis dalam ruangan (indoor). Lapangan ini sengaja
disediakan oleh pabrik sebagai tempat olahraga karyawan mereka. Waktu
penggunaan fasilitas ini tidak diatur secara khusus, setiap karyawan bebas
memanfaatkannya kapan saja.

4.4. Gambaran Umum Buruh Pabrik di Kecamatan Cakung


Buruh pabrik yang tinggal di Cakung ada yang berasal dari Jakarta dan
ada juga yang berasal dari luar Jakarta. Mereka pada umumnya tinggal atau
mengontrak rumah dekat dengan tempat kerja mereka untuk memperkecil
pengeluaran biaya transportasi. Pada umumnya, buruh yang tinggal dekat
dengan pabrik hanya membutuhkan waktu tempuh menuju pabrik sekitar lima
hingga lima belas menit saja. Selain mengontrak rumah, ada juga buruh yang
memilih tinggal di rumah susun sewa. Alasannya uang sewa yang dikeluarkan
lebih murah dibandingkan mengontrak sebuah rumah. Lokasi rusunnya pun
masih di Cakung dan berdekatan dengan tempat bekerja.

Gambar 4.4. Kondisi tempat tinggal buruh pabrik


(permukiman tidak teratur)
Sumber: Dokumentasi pribadi, 2013

Universitas Indonesia

30

Kebanyakan buruh pabrik tinggal di permukiman tidak teratur dengan


kondisi lebar jalan masuk menuju rumah sekitar tiga meter bahkan ada yang
hanya sekitar satu meter saja. Pada umumnya, lokasi tempat tinggal mereka
masih dapat dijangkau oleh angkutan umum hanya sampai jalan rayanya saja.
Kemudian untuk mencapai ke tempat tinggal digunakan sepeda motor karena
lebar jalan yang sempit dan masih jauhnya jarak antara tempat tinggal mereka
dengan jalan raya yang dilalui angkutan umum.

Gambar 4.5. Kondisi tempat tinggal buruh pabrik


(rumah susun)
Sumber: Dokumentasi pribadi, 2013

Universitas Indonesia

31

Buruh pabrik di Cakung pada umumnya tinggal secara berkelompok di


suatu tempat. Kondisi ini disebabkan kegiatan industri di Cakung yang besar
sehingga banyak rumah-rumah yang berlokasi tidak jauh dari pabrik dijadikan
sebagai tempat kontrakan. Oleh karena itu, tidak jarang ditemukan buruh
yang tinggal bertetangga.

Gambar 4.6. Kondisi aksesibilitas menuju rumah buruh pabrik


Sumber: Dokumentasi pribadi, 2013

Universitas Indonesia

BAB 5
PEMANFAATAN WAKTU LUANG BURUH PABRIK

5.1. Waktu Luang Menurut Buruh Pabrik


Tabel 5.1. memperlihatkan tentang pemahaman waktu luang menurut
beberapa buruh pabrik. Berdasarkan tabel tersebut terdapat pemahaman
waktu luang menurut buruh pabrik tidak sepenuhnya satu pemikiran. Ada
buruh yang mengartikan waktu luang sebagai waktu untuk beristirahat,
berkumpul bersama keluarga dan bercerita. Meskipun dikatakan sebagai
waktu untuk istirahat, ada buruh pabrik yang berpendapat tidur bukanlah
merupakan bentuk dari istirahat. Jadi artinya, ia beranggapan bahwa waktu
luang yang ada harus dimanfaatkan untuk melakukan suatu kegiatan atau
aktivitas tertentu. Buruh yang mengatakan waktu luang sebagai waktu untuk
istirahat adalah buruh yang pekerjaan utamanya adalah buruh pabrik, tidak
memiliki pekerjaan lainnya. Pendapat ini tidak jauh berbeda dengan pendapat
yang telah dikemukakan para ahli mengenai mengenai waktu luang (lihat
kembali sub-bab 2.2.1.) bahwa waktu luang merupakan waktu yang tersisa
dalam satu hari dari aktivitas lainnya seperti bekerja dan waktu luang
dimanfaatkan untuk melakukan aktivitas secara aktif sehingga tidur tidak
termasuk kedalam waktu luang.
Tabel 5.1. Pemahaman waktu luang menurut buruh pabrik
Informan
1
2
4
5

Pemahaman waktu luang


Waktu untuk istirahat melepas lelah, bermain dengan cucu,
menonton televisi
Waktu yang digunakan untuk kepentingan yang bermanfaat.
Maksudnya kegiatan yang bermanfaat dalam artian dapat
menghasilkan penghasilan tambahan
Waktu luang akan terbuang sia-sia apabila tidak ada aktivitas
yang dapat menambah penghasilan
Waktu luang adalah waktu untuk bersantai dan istirahat, tetapi
tidur bukan istirahat

Sumber: Pengolahan data, 2013

32
Universitas Indonesia

33

Sedangkan, pendapat lain dikatakan oleh buruh pabrik yang


memiliki usaha atau pekerjaan lain sebagai seorang pedagang. Mereka
berpendapat bahwa waktu luang lebih baik dimanfaatkan untuk
menambah penghasilan sehingga tidak terbuang sia-sia. Pendapat
mereka berbeda dengan arti dari waktu luang yang dimaksud dalam
penelitian ini.
Berdasarkan pemahaman buruh pabrik tentang waktu luang yang
merupakan waktu yang digunakan untuk beristirahat dan melepas lelah,
peneliti menarik kesimpulan bahwa buruh pabrik mengartikan waktu
luang sebagai waktu untuk melakukan aktivitas yang bersifat santai atau
leisure activities. Aktivitas yang sifatnya santai adalah aktivitas yang
dilakukan untuk menghilangkan stress, merasa rileks, dan melakukan
hal-hal yang diinginkan. Contoh aktivitas yang dilakukan pun beragam
seperti berolahraga, mengunjungi lokasi wisata, menonton televisi,
mendengarkan radio, dan lainnya.
5.2. Situasi Aktivitas Pemanfaatan Waktu Luang Buruh Pabrik
Situasi aktivitas merupakan gabungan antara konteks proyek dan
konteks keseharian. Konteks proyek merupakan aktivitas yang
dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu, baik dalam jangka pendek
maupun panjang. Konteks keseharian merupakan aktivitas yang
dilakukan secara berulang-ulang dan tidak berubah dalam keseharian
(lihat kembali sub-bab 2.1.2.). Dalam penelitian ini, peneliti
menganggap bahwa konteks keseharian dalam aktivitas merupakan
aktivitas rutin dan konteks proyek dalam aktivitas merupakan aktivitas
yang tidak rutin karena tidak muncul secara berulang-ulang. Berikut
dibawah ini akan dipaparkan lebih lanjut mengenai situasi aktivitas
pemanfaatan waktu luang buruh pabrik yang peneliti bedakan menjadi
dua, yaitu buruh pabrik yang sudah menikah dan belum menikah.

Universitas Indonesia

34

5.2.1. Buruh pabrik yang sudah menikah


Buruh pabrik yang telah menikah dalam pembahasan ini
dibedakan menjadi dua, yaitu buruh yang pekerjaan hanya
sebagai buruh pabrik saja dan buruh yang pekerjaannya selain
sebagai buruh juga sebagai pedagang atau usaha lainnya.

Gambar 5.1. Warung milik informan 2


Sumber: Dokumentasi pribadi, 2013

Buruh pabrik yang memiliki usaha diluar pekerjaan


utamanya sebagai seorang buruh mempunyai aktivitas yang
lebih banyak dibandingkan dengan buruh pabrik yang tidak
memiliki usaha diluar pekerjaan sebagai buruh pabrik. Usaha
tersebut dilakukan oleh mereka untuk menambah penghasilan
yang dianggap kurang cukup untuk memenuhi kebutuhan seharihari mereka bersama keluarga. Usaha yang dilakukan oleh buruh
pabrik pun beragam mulai dari berjualan pulsa, membuka
warung, berjualan kaos olahraga, hingga ternak itik.

Universitas Indonesia

35

Gambar 5.2. Kandang itik milik informan 1


Sumber: Dokumentasi pribadi, 2013

Keberadaan usaha tersebut mempengaruhi aktivitas waktu


luang mereka sehingga terdapat aktivitas yang dilakukan untuk
mendukung kegiatan usaha yang dimilikinya. Contohnya, Duhro
(50 tahun) adalah seorang buruh pabrik yang telah bekerja
selama lebih dari 30 tahun dan memiliki usaha warung di
rumahnya. Setiap satu atau dua kali dalam satu minggu, ia pergi
membeli kebutuhan warungnya di agen warung bersama dengan
istri dan cucunya sekaligus mengajak cucunya berjalan-jalan.
Buruh pabrik lainnya, Roni (40 tahun) memiliki usaha
berdagang kaus olahraga. Setiap pulang kerja, ia menawarkan
barang dagangannya kepada teman-temannya dengan langsung
mendatangi rumahnya. Meskipun begitu, ia tidak pergi ke rumah
temannya setiap hari, aktivitas tersebut dilakukan apabila ia
tidak lelah seusai bekerja.

Universitas Indonesia

36

Buruh pabrik yang pekerjaannya hanya sebagai buruh


pabrik saja, waktu luangnya lebih banyak digunakan untuk
kepentingan keluarga. Hampir seluruh aktivitas yang dilakukan
selalu terkait dengan keluarga mereka. Contohnya Dwi Susanto
(32 tahun), aktivitas waktu luangnya lebih banyak digunakan
untuk mengurus kedua anaknya serta membantu istrinya
melakukan aktivitas rumah tangga. Aktivitas lainnya yang
dilakukan seperti menonton televisi dan mengobrol dengan
tetangganya. Adapun aktivitas lainnya yang dilakukan oleh
buruh pabrik yang tidak memiliki usaha sampingan seperti
melakukan hobi tertentu, mengobrol dengan keluarga, solat di
musala,

olahraga,

dan

mengantar

anggota

keluarganya

berpergian baik istri maupun anak mereka.


Selain buruh pabrik yang memiliki usaha sampingan dan
tidak memiliki usaha sampingan, ada pula buruh pabrik yang
menjadi aktivis. Seorang buruh pabrik sekaligus aktivis
memiliki pemanfaatan waktu luang yang lebih beragam dan
pergerakannya lebih luas jika dibandingkan dengan buruh yang
memiliki usaha maupun yang tidak. Hal tersebut disebabkan
acara yang diselenggarakan oleh organisasi yang diikutinya dan
lokasi acara tersebut bukanlah di Cakung. Meskipun memiliki
pemanfaatan waktu luang yang lebih beragam, tidak berarti
aktivitas yang dilakukan selalu seperti itu. Ada kalanya mereka
tidak aktif dalam organisasi dan saat itu aktivitasnya tidak jauh
berbeda dengan buruh pabrik lainnya yakni lebih banyak
aktivitas yang dilakukan di rumah dan aktivitas untuk keluarga.
Hal ini dialami oleh Agung Santoso (32 tahun) yang merupakan
seorang buruh pabrik yang telah menikah dan merangkap
sebagai aktivis. Ketika organisasinya sedang mengadakan acara,
ia lebih sering beraktivitas di luar Cakung, namun ketika sedang
tidak ada acara maupun kegiatan apapun ia lebih memilih di
rumah saja.

Universitas Indonesia

37

Berikut di bawah ini merupakan tabel aktivitas waktu


luang yang dilakukan oleh buruh pabrik yang telah menikah:
Tabel 5.2. Aktivitas waktu luang buruh pabrik yang menikah
Informan
Aktivitas rutin
1
Mencari keong
Mengobrol dengan keluarga
Menonton televisi
Beribadah di musala
Bermain dengan cucu
Mengurus itik
Pengajian
2
Belanja kebutuhan warung
Mengobrol dengan tetangga
Menonton televisi
Menjaga warung
Olahraga
Pengajian
Membantu istri
Mengurus ayam
3
Mengantar istri belanja
Mengobrol dengan keluarga
Olahraga
Menonton televisi
4
Menonton televisi
Mengobrol dengan tetangga
Mengobrol dengan keluarga
Olahraga
5

Mengurus anak
Mengantar anak sekolah
Mengobrol dengan tetangga
Menonton televisi
Mengobrol dengan keluarga
Mengantar anak mengaji
Menjemput anak mengaji
Menonton televisi
Mengobrol dengan keluarga

Aktivitas tidak rutin


Acara pernikahan
Berkunjung ke tetangga
Berobat

Solat di mesjid

Bermain catur dengan tetangga


Mengantar anak
Berkunjung ke rumah teman
Berjualan kaos
Membeli pakan untuk hewan
peliharaan
Mengambil barang dagangan
Memancing
Mengurus ayam
Menjemput istri
Bermain dengan anak (ke tempat
hiburan)
Acara pernikahan
Berkunjung ke rumah keluarga
Memasang spanduk
Pendidikan dan pelatihan satgas
Aksi demo
Dialog kebangsaan
Pengawalan penetapan KHL

Universitas Indonesia

38

Informan
6
8

Aktivitas rutin

Mengurus burung
Solat di musola
Mengobrol dengan tetangga
Menonton televisi
Mengobrol dengan keluarga

Aktivitas tidak rutin


Pembahasan rencana mogok kerja
Mengantar anak sekolah
Menjemput anak
Berkunjung ke rumah keluarga
Acara pernikahan

Sumber: Pengolahan data, 2013

Jika dikelompokkan berdasarkan kategorinya, aktivitas


waktu luang yang dilakukan oleh buruh pabrik yang sudah
menikah antara lain adalah:
a.

Aktivitas keluarga dan rumah


Dalam aktivitas keluarga dan rumah terdapat yang
dilakukan secara rutin dan tidak. Dikatakan aktivitas rutin
karena aktivitas terebut muncul beberapa kali dalam
aktivitas keseharian yang dilakukan. Contoh aktivitas
keluarga dan rumah yang rutin dilakukan adalah menonton
televisi, mengobrol dengan keluarga, membantu istri
membersihkan rumah, mengurus anak, dan lainnya.
Sedangkan aktivitas yang tidak rutin dapat dikatakan
demikian karena aktivitas tersebut hanya muncul satu atau
dua kali dalam aktivitas keseharian yang dilakukan. Contoh
aktivitas keluarga dan rumah yang tidak rutin dilakukan
adalah belanja kebutuhan warung, berkunjung ke rumah
saudara, dan lainnya.

b.

Sosialisasi dan pergi ke luar rumah


Sama seperti aktivitas keluarga dan rumah, dalam
aktivitas sosialisasi dan pergi ke luar rumah juga terdapat
aktivitas yang dilakukan secara rutin dan tidak. Aktivitas
yang rutin dilakukan seperti acara keagamaan, mengobrol
dengan tetangga, dan olahraga.

Universitas Indonesia

39

Sedangkan aktivitas yang tidak rutin dilakukan seperti


datang ke acara pernikahan, berobat ke dokter, pergi
memancing, berukunjung ke rumah teman, dan lainnya.
c.

Berkunjung ke tempat hiburan


Jenis aktivitas dalam kategori ini termasuk kedalam
aktivitas yang tidak rutin dilakukan. Kemunculan aktivitas
ini tidak tentu karena buruh pabrik yang telah menikah
jarang ada berkunjung ke tempat hiburan secara rutin.
Alasannya cukup beragam, ada yang beralasan tidak
memiliki keinginan untuk jalan-jalan, adapula yang
mengatakan

tidak

memiliki

uang,

serta

ada

yang

mengatakan bekerja setiap harinya sudah membuat lelah


sehingga ketika hari libur memilih untuk istirahat di rumah.
Jika dihitung dari jumlah waktu yang digunakan untuk
ketiga kategori di atas, jumlah waktu paling banyak digunakan
untuk melakukan aktivitaskeluarga dan rumah.
Gambar 5.3. dan 5.4. merupakan sketsa aktivitas
keseharian buruh pabrik yang telah menikah. Pada Gambar 5.3.
terdapat dua sketsa, yaitu sketsa (a) yang merupakan contoh dari
buruh pabrik yang memiliki usaha dan sketsa (b) yang
merupakan contoh dari buruh pabrik yang tidak memiliki usaha.
Kedua gambar tersebut menggambarkan sketsa aktivitas
keseharian buruh pabrik. Sumbu x pada sketsa menggambarkan
lokasi aktivitas keseharian yang dilakukan. Sumbu y pada sketsa
merupakan waktu selama satu hari yaitu 24 jam. Garis vertikal
yang terbentuk menunjukkan aktivitas yang dilakukan pada jam
dan lokasi tertentu dalam satu hari. Kemudian garis miring
menandakan adanya pergerakan dari satu lokasi ke lokasi
lainnya.
Berdasarkan gambar tersebut, dapat diketahui bahwa
buruh pabrik yang telah menikah lebih banyak menghabiskan

Universitas Indonesia

40

waktu luang mereka untuk melakukan aktivitas di rumah mereka.


Kemudian ketika mereka melakukan aktivitas di luar rumah,
aktivitas mereka pada umumnya terkait dengan individu lain.
Individu lain yang dimaksud adalah keluarga, teman, atau
tetangga mereka. Keberadaan individu lain ini akan dibahas
selanjutnya dalam pembahasan situasi sosial.

Universitas Indonesia

41

L
L
5

8
8

B
8
8

Waktu

Waktu

8
8

?
8

(a) informan 2

(b) informan 5

Keterangan:
B : pabrik
? : taman kanak-kanak

L : pos satpam
? : sekolah dasar

5 : agen warung
8 : rumah

: waktu luang

Gambar 5.3. Sketsa aktivitas keseharian buruh pabrik yang telah menikah
(a) memiliki usaha; (b) tidak memiliki usaha
Sumber: Pengolahan data, 2013
Universitas Indonesia

42

Sketsa 5.4. merupakan sketsa aktivitas buruh pabrik yang


menikah dan seorang aktivis. Sketsa dibawah ini merupakan
contoh aktivtas tidak rutin yang dilakukan, dimana aktivitas ini
hanya akan muncul ketika ada acara yang diadakan oleh
organisasi yang diikutinya. Pada grafik ini dapat terlihat, ketika
sedang ada acara yang diselenggarakan oleh organisasi, buruh
yang juga sebagai aktivis lebih banyak menghabiskan waktunya
untuk melakukan aktivitas di luar rumahnya dibandingkan
dengan buruh pabrik yang telah menikah lainnya.

Waktu

;
B

Informan 6

8
8
8

Keterangan:
: musala
? : sekolah dasar

B : pabrik
8 : rumah

: departemen tenaga kerja dan transmigrasi


: waktu luang

Gambar 5.4. Sketsa aktivitas keseharian buruh pabrik yang telah menikah dan aktivis
Sumber: Pengolahan data, 2013

Universitas Indonesia

43

5.2.2. Buruh pabrik yang belum menikah


Buruh pabrik yang belum menikah memiliki jumlah waktu
luang yang lebih sedikit daripada yang telah menikah. Waktu
luang yang dimiliki lebih sedikit karena buruh yang belum
menikah lebih sering kerja lembur baik pada hari kerjanya
maupun diluar hari kerjanya seperti hari Minggu. Selain itu,
buruh yang belum menikah juga lebih bebas dari segi waktu.
Maksudnya, mereka bebas berpergian hingga larut malam untuk
berkumpul bersama dengan teman-temannya. Hal ini berbeda
dengan buruh yang sudah menikah karena mereka memiliki
kewajiban dan tanggung jawab dengan keluarganya sehingga
tidak bisa pergi bebas.
Aktivitas waktu luang buruh pabrik yang belum menikah
secara umum tidak jauh berbeda dengan buruh pabrik yang
sudah menikah. Aktivitas yang dilakukan kebanyakan berupa
aktivitas keluarga dan rumah serta bersosialisasi dan berpergian
ke luar rumah. Perbedaan aktivitas antara buruh yang sudah
menikah dengan yang belum menikah adalah pergi ke tempat
hiburan. Tidak seperti buruh yang sudah menikah yang
kebanyakan jarang pergi ke tempat hiburan, buruh pabrik yang
belum menikah lebih sering pergi ke tempat hiburan jika sedang
libur. Mereka pada umumnya pergi ke tempat hiburan karena
diajak oleh teman atau mengajak kekasih mereka berjalan-jalan
ke tempat hiburan seperti mal. Mereka pergi ke tempat hiburan
bersama dengan kekasihnya atau teman-temannya.
Selain aktivitas tersebut, adapula buruh pabrik yang rutin
membeli makanan di warung makan dekat rumahnya seperti
yang dilakukan Sugeng (26 tahun). Sugeng memilih untuk
membeli makanan di warung makan karena ia tinggal di Jakarta
tidak bersama dengan keluarganya, ia mengontrak rumah di
daerah Pulogebang bersama dengan teman-temannya. Lain

Universitas Indonesia

44

halnya dengan Hendra (23 tahun) yang tinggal bersama dengan


keluarganya di Jakarta, sehingga dalam kesehariannya terdapat
aktivitas rutin yang biasa dilakukan seperti menjemput pulang
adiknya yang masih duduk di bangku Sekolah Menengah Atas
(SMA).
Berikut dibawah ini merupakan aktivitas waktu luang
yang dilakukan buruh pabrik yang belum menikah.
Tabel 5.3. Aktivitas waktu luang buruh pabrik belum menikah
Informan
7

10

Aktivitas rutin
Berbenah rumah
Olahraga
Menonton televisi
Membeli makanan
Menjemput adik
Membersihkan rumah
Mengobrol dengan keluarga
Mengobrol dengan tetangga
Mengobrol dengan keluarga
Menonton televisi
Olahraga
Mengobrol dengan tetangga

Aktivitas tidak rutin


Jalan-jalan ke ancol, monas
Berkunjung ke rumah keluarga
Berkunjung ke rumah teman
Mengobrol dengan tetangga
Jalan-jalan ke mal
Memancing
Mengantar anggota keluarga
Berkunjung ke rumah teman
Jalan-jalan ke mal
Berkunjung ke rumah kekasih
Mengantar anggota keluarga

Sumber: Pengolahan data, 2013

Jika dikelompokkan berdasarkan kategorinya, aktivitas


waktu luang yang dilakukan oleh buruh pabrik yang belum
menikah antara lain adalah:
a.

Aktivitas keluarga dan rumah


Dalam aktivitas keluarga dan rumah terdapat aktivitas
yang dilakukan secara rutin dan tidak rutin. Aktivitas yang
dilakukan secara rutin antara lain adalah membersihkan
rumah, mengobrol dengan keluarga, menonton televisi, dan
membeli makanan. Sedangkan aktivitas keluarga dan rumah
yang tidak rutin dilakukan antara lain seperti mengantar
anggota keluarga, dan berkunjung ke rumah saudara.

Universitas Indonesia

45

b.

Bersosialisasi dan pergi ke luar rumah


Sama halnya dengan aktivitas keluarga, aktivitas
sosialisasi dan pergi ke luar rumah juga terdapat aktivitas
yang dilakukan secara rutin dan tidak. Aktivitas sosialisasi
dan pergi ke luar rumah yang rutin adalah berolahraga dan
mengobrol dengan tetangga. Aktivitas sosialisasi dan pergi
ke luar rumah yang tidak rutin adalah berkunjung ke rumah
teman

c.

Berkunjung ke tempat hiburan


Jenis aktivitas yang dilakukan berjalan-jalan ke mal dan
berkunjung ke tempat hiburan.

Gambar 5.5. merupakan sketsa aktivitas keseharian yang


dilakukan oleh buruh pabrik yang belum menikah. Sumbu x
pada sketsa menggambarkan lokasi aktivitas keseharian yang
dilakukan. Sumbu y pada sketsa merupakan waktu selama satu
hari yaitu 24 jam. Garis vertikal yang terbentuk menunjukkan
aktivitas yang dilakukan pada jam dan lokasi tertentu dalam satu
hari. Kemudian garis miring menandakan adanya pergerakan
dari satu lokasi ke lokasi lainnya (lihat kembali sub-bab 3.5.).
Berdasarkan gambar tersebut dapat dilihat bahwa buruh pabrik
kebanyakan menghabiskan waktu luangnya untuk beraktivitas di
rumah.

Universitas Indonesia

46

Waktu

Waktu

8
(a) Informan 9

Waktu

(b) Informan 10

(c) Informan 7

Keterangan:
8 : rumah
: warung

B : pabrik
[ : tempat makan

8 : rumah kekasih
? : sekolah menengah atas

: waktu luang

Gambar 5.5. Sketsa aktivitas keseharian buruh pabrik yang belum menikah
Sumber: Pengolahan data, 2013
Universitas Indonesia

47

5.3. Situasi Sosial Pemanfaatan Waktu Luang Buruh Pabrik


Situasi sosial dalam aktivitas adalah ada atau tidaknya individu
lain yang ikut terlibat dalam melakukan suatu aktivitas. Situasi sosial
menunjukkan kapan seseorang bersama dengan individu lainnya (lihat
kembali sub-bab 2.1.2. ).
Berdasarkan situasi sosial, individu lain yang terlibat dalam
aktivitas waktu luang buruh pabrik adalah keluarga, teman kerja atau
kekasih, serta tetangga. Diantara individu yang terlibat, keluarga-lah
yang paling sering terlibat dalam aktivitas keseharian yang dilakukan.
Kondisi ini terlihat dari aktivitas yang rutin dilakukan adalah aktivitas
keluarga dan rumah, dengan jenis aktivitas yang dilakukan seperti
mengantar dan menjemput anggota keluarga (istri, anak, hingga orang
tua), membantu istri mereka, mengurus anak, bahkan ketika akan
berjalan-jalan ke tempat hiburan keluarga pun turut terlibat.
Keterlibatan anggota keluarga dalam beraktivitas memunculkan
hambatan berupa hambatan berpasangan atau coupling constrains.
Hambatan berpasangan adalah hambatan yang muncul ketika
seseorang akan melakukan aktivitas dengan individu lainnya, dan
keberadaan individu lain ini akan mempengaruhi kapan, ke mana, serta
berapa lama aktivitas yang akan dilakukan (Ellegrd, 2004). Hambatan
ini muncul karena keluarga membatasi aktivitas apa yang akan
dilakukan oleh buruh pabrik, terutama pada buruh yang telah menikah
sehingga aktivitas yang dilakukan tidak lepas dari keberadaan anggota
keluarga dan aktivitas yang dilakukan juga dilakukan untuk
kepentingan keluarga. Sedangkan, untuk buruh pabrik yang belum
menikah, aktivitas mereka tidak selalu terkait dengan ada atau tidaknya
anggota keluarga. Aktivitas yang mereka lakukan umumnya terkait
dengan keberadaan teman atau kekasih mereka. Sehingga, bagi buruh
yang belum menikah hambatan berpasangannya adalah teman atau
kekasihnya.

Universitas Indonesia

48

Dari segi interaksinya, buruh pabrik hanya melakukan interaksi


sosial dengan keluarga, teman kerja, dan tetangga. Dari hal tersebut,
peneliti menyimpulkan bahwa interaksi sosial buruh terbatas pada
lingkungan tempat kerja dan tempat tinggal mereka. Penyebab
terbatasnya interaksi sosial mereka dengan lingkungannya adalah waktu
yang tersedia untuk berinteraksi terbatas sehingga hanya melakukan
interaksi dengan lingkungan sekitar tempat tinggal saja. Selain itu
lokasi rumah buruh pabrik yang berdekatan (berkelompok) antara satu
dengan yang lainnya mengakibatkan mereka lebih sering berinteraksi
satu sama lainnya.
5.4. Situasi Geografi Pemanfaatan Waktu Luang Buruh Pabrik
Situasi geografi pada aktivitas keseharian terkait pada tempat dan
waktu dilakukannya aktivitas. Berdasarkan situasi geografi, dapat
terlihat pergerakan seseorang dalam melakukan aktivtias kesehariannya.
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi pergerakan seseorang.
Fellman (2010) mengatakan tipe pergerakan individu dapat diperluas
menjadi ruang aktivitas mereka berdasarkan tiga variabel yang tidak
saling berhubungan, yaitu usia, kemampuan untuk bermobilitas, dan
ketersediaan lokasi untuk beraktivitas (lihat kembali sub-bab 2.1.2.).
5.4.1. Lokasi
Aktivitas keseharian yang rutin dilakukan oleh beberapa
buruh pabrik pada umumnya hanya di sekitar tempat tinggalnya.
Hal ini berdasarkan jawaban buruh pabrik yang mengatakan
bahwa lokasi aktivitas keseharian yang rutin dilakukan hanya
rumah dan pabrik saja. Kondisi ini ditemukan pada buruh pabrik
yang sudah menikah maupun yang belum menikah.
Lokasi aktivitas di sekitar tempat tinggal juga ditemukan
pada buruh pabrik yang tinggal di perbatasan Kecamatan
Cakung,. Mereka cenderung beraktivitas keluar Cakung, namun
masih dekat dengan lokasi tempat tinggalnya. Contohnya
Sugeng (26 tahun) tinggal di Kelurahan Pulogebang, ketika ia

Universitas Indonesia

49

melakukan aktivitas diluar tempat tinggalnya ia cenderung


memilih lokasi aktivitas di kecamatan lain (bukan Kecamatan
Cakung) dengan alasan bahwa lokasi tersebut lebih dekat
dengan rumahnya.
Gambar 5.6. sampai dengan 5.9. merupakan sketsa
pergerakan buruh pabrik yang telah menikah. Gambar tersebut
merupakan sketsa buruh yang tidak memiliki usaha sampingan,
memiliki usaha sampingan, dan aktivis. Berdasarkan sketsa
tersebut, dapat diketahui bahwa pergerakan yang dilakukan oleh
buruh pabrik hanya di sektiar tempat tinggalnya (Gambar 5.7.
dan 5.8.). Sketsa pergerakan ini didasarkan kepada aktivitas
rutin yang dilakukan.
Keadaan yang berbeda muncul pada buruh pabrik yang
sudah menikah sekaligus aktivis (Gambar 5.8). Ia melakukan
pergerakan tidak hanya dalam lingkup Kecamatan Cakung saja,
melainkan keluar ke kecamatan lainnya. Meskipun demikian,
lokasi aktivitasnya masih dalam wilayah Jakarta (lihat kembali
Gambar 5.4.). Sketsa pergerakan ini didasarkan kepada aktivitas
tidak rutin yang dilakukan. Buruh sekaligus aktivis umumnya
memiliki aktivitas diluar pekerjaannya. Karena adanya acaraacara yang diadakan oleh organisasi. Acara-acara tersebut
bukanlah merupakan aktivitas rutin yang dilakukan keseharian,
karena sifatnya tidak diadakan setiap hari. Jika tidak ada acara
yang diadakan oleh organisasi, aktivitas yang dilakukannya juga
di sekitar tempat tinggalnya. Karena memiliki aktivitas yang
lebih banyak, tentunya pergerakannya lebih luas dibandingkan
dengan buruh lainnya. Pergerakannya menjadi lebih luas karena
adanya lokasi dari aktivitas-aktivitas yang dilakukan di luar
Cakung.
Gambar 5.9. merupakan sketsa pergerakan buruh pabrik
yang belum menikah. Berdasarkan sketsa tersebut, pergerakan

Universitas Indonesia

50

buruh pabrik yang belum menikah tidak hanya dalam lingkup


Kecamatan Cakung saja, melainkan juga keluar kecamatan
lainnya. Pergerakan tersebut didorong oleh lokasi rumahnya
yang berada di perbatasan antar kecamatan.
Pergerakan buruh pabrik dalam memanfaatkan waktu
luang juga dipengaruhi oleh ada atau tidaknya usaha sampingan
yang dilakukan. Jika memiliki usaha sampingan, pergerakannya
akan

terpengaruh

dengan

adanya

kebutuhan

usahanya.

Contohnya, buruh yang memiliki usaha warung sekali dalam


seminggu pergi berbelanja kebutuhan warung dan buruh yang
memiliki usaha ternak itik setiap hari mencari pakan untuk
hewan ternaknya seusai kerja. Selain itu, buruh pabrik yang
telah menikah pergerakan dalam pemanfaatan waktu luangnya
terpengaruh dengan adanya anggota keluarga.

Universitas Indonesia

Sumber: Pengolahan data, 2013

Gambar 5.6. Sketsa pergerakan buruh pabrik yang telah menikah (tidak punya usaha sampingan)
51

Universitas Indonesia

Universitas Indonesia

Sumber: Pengolahan data, 2013

Gambar 5.7. Sketsa pergerakan buruh pabrik yang telah menikah (punya usaha sampingan)
52

Sumber: Pengolahan data, 2013

Gambar 5.8. Sketsa pergerakan buruh pabrik yang telah menikah (aktivis)
53

Universitas Indonesia

Universitas Indonesia

Sumber: Pengolahan data, 2013

Gambar 5.9. Sketsa pergerakan buruh pabrik yang belum menikah

54

55

Seperti yang telah dibahas pada bahasan sebelumnya,


bahwa buruh pabrik yang telah menikah dalam pemanfaatan
waktu

luangnya

memiliki

hambatan

berpasangan

yang

disebabkan aktivitas yang dilakukan buruh yang telah menikah


biasanya terkait dengan anggota keluarganya. Namun, penulis
berpendapat bahwa tidak berarti buruh yang belum menikah
tidak memiliki hambatan berpasangan. Jika buruh yang sudah
menikah penghambatnya adalah keluarga, maka buruh yang
belum menikah penghambatnya adalah teman atau kekasih.
Gambar 5.10. merupakan sketsa pergerakan buruh pabrik
dalam memanfaatkan waktu luangnya. Gambar tersebut
merupakan gabungan dari buruh pabrik yang sudah menkah dan
belum menkah. Berdasarkan gambar tersebut dapat dilihat
bahwa lokasi aktivitas waktu luang buruh pabrik pada umumnya
dekat dengan tempat tinggal mereka. Arti dekat dalam penelitian
ini adalah memiliki waktu tempuh yang singkat untuk menuju
lokasi aktivitas dari tempat tinggal buruh pabrik.

Universitas Indonesia

Universitas Indonesia

Sumber: Pengolahan Data, 2013

Gambar 5.10. Sketsa pergerakan waktu luang buruh pabrik

56

57

Berdasarkan hal yang telah dikemukakan, peneliti


menyimpulkan bahwa penyebab aktivitas mereka terbatas di
sekitar tempat tinggalnya adalah karena terdapat hambatan
kemampuan (capability constrains). Hambatan kemampuan
adalah hambatan yang membatasi aktivitas seseorang terkait
dengan

kemampuan

seorang

individu

untuk

berpergian

(Ellegrd, 2004). Dalam penelitian ini, peneliti membagi


hambatan kemampuan buruh pabrik ketika aktivitas waktu luang
kedalam tiga kategori, yaitu:
a.

Waktu tempuh dan jarak antara lokasi aktivitas dari tempat


tinggal
Buruh pabrik cenderung mempertimbangkan waktu
tempuh dan jarak antara lokasi aktivitas dari tempat
tinggal mereka. Kondisi ini tidak lepas dari fatkta bahwa
setiap pergerakan dari satu lokasi ke lokasi lainnya
membutuhkan waktu. Mereka tetap mempertimbangkan
hal ini merskipun aktivitas yang dilakukan hanya dalam
lingkup Kecamatan Cakung saja. Oleh karena itu, buruh
pabrik cenderung memilih lokasi aktivitas yang dekat
dengan rumahnya karena alasan kondisi lalu lintas yang
macet serta waktu tempuh yang lebih singkat.

b.

Ketersediaan biaya
Besarnya penghasilan yang terbatas menjadi alasan
mengapa mereka jarang berpergian ke tempat-tempat
hiburan yang jauh dari tempat tinggalnya.

c.

Kurangnya keinginan untuk beraktivitas di luar Cakung


atau jauh dari tempat tinggal
Buruh pabrik yang tinggal di Cakung pada umumnya
hanya beraktivitas di sekitar tempat tinggal mereka.
Padahal tidak jauh dari tempat tinggal mereka terdapat
atraksi seperti mal maupun tempat makan (lihat Gambar
5.10). Alasannya terkait dengan adanya pertimbangan

Universitas Indonesia

58

antara waktu tempuh menuju lokasi aktivitas dengan


lokasi tempat tinggal mereka. Peneliti menganggap faktor
ini merupakan faktor pendorong yang mengakibatkan
kurangnya keinginan buruh pabrik untuk beraktivitas di
luar Cakung atau jauh dari tempat tinggal mereka.

5.4.2. Waktu
Tabel 5.4. merupakan jumlah ketersediaan waktu luang
buruh pabrik dalam satu hari. Jumlah waktu luang yang dimiliki
buruh pabrik bergantung kepada lama waktu perjalanan dari
rumah mereka hingga pabrik serta waktu tidurnya. Waktu
tempuh pada tabel tersebut merupakan waktu yang dibutuhkan
dari tempat tinggal menuju pabrik untuk satu kali perjalanan.
Dalam perhitungannya, peneliti menghitung waktu tempuh
sebanyak dua kali perjalanan yaitu ketika berangkat dan pulang.
Tabel 5.4. Ketersediaan waktu luang

Informan

Jarak tempat
tinggal
dengan pabrik
(km)

Waktu tempuh satu


kali perjalanan
rumah dengan
pabrik
( menit)

Waktu
tidur

45

5 jam 30
menit

10

8 jam

6 jam 30
menit

10

6 jam

10

7 jam

10

7 jam

30

5 jam 30
menit

30

8 jam

15

7 jam

10

15

6 jam

Waktu kerja

9 jam 30
menit
9 jam 30
menit
9 jam 30
menit
9 jam 30
menit
9 jam 30
menit
9 jam 30
menit
9 jam 30
menit
9 jam 30
menit
9 jam 30
menit
9 jam 30
menit

Jumlah waktu
luang yang
tersedia
7 jam 30 menit
6 jam 10 menit
7 jam 50 menit
8 jam 10 menit
7 jam 10 menit
7 jam 10 menit
8 jam
5 jam 30 menit
7 jam
8 jam

Sumber: Pengolahan data, 2013


Universitas Indonesia

59

Berdasarkan tabel tersebut, rata-rata seorang buruh pabrik


memiliki jumlah waktu luang sebanyak 7 jam dalam satu hari.
Meskipun memiliki jumlah yang dapat dikatakan tidak sedikit,
kondisi tersebut tidak mempengaruhi pemilihan lokasi aktivitas
waktu luang menjadi lebih jauh. Hal ini terjadi pada buruh yang
tinggal dekat dengan pabrik maupun yang tinggal jauh dari
pabrik. Mereka pada umumnya, lokasi aktivitas yang dipilih
masih berada sekitar tempat tinggal mereka (lihat kembali
Gambar 5.10.). Artinya, banyaknya waktu luang yang dimiliki
tidak mempengaruhi buruh pabrik untuk melakukan pergerakan
lebih jauh dari tempat tinggalnya. Kemudian aktivitas yang
dilakukan pun lebih banyak berupa aktivitas keluarga dan rumah
dibanding dengan aktivitas lainnya.

Hal ini terlihat dalam

Gambar 5.3. dan 5.5. yang telah dibahas sebelumnya. Bahwa


berdasarkan gambar tersebut, buruh pabrik dalam memanfaatkan
waktu luang mereka lebih banyak dihabiskan untuk melakukan
aktivitas di rumah mereka.

Universitas Indonesia

BAB 6
KESIMPULAN

Dalam penelitian ini disimpulkan bahwa, buruh pabrik di Kecamatan


Cakung yang tinggal jauh maupun dekat dengan pabrik dalam pemanfaatan waktu
luangnya cenderung beraktivitas di sekitar tempat tinggalnya. Berdasarkan situasi
aktivitas ternyata buruh pabrik lebih suka melakukan aktivitas keluarga dan rumah.
Hal tersebut dikarenakan adanya pertimbangan lokasi aktivitas, ketersediaan biaya,
serta kurangnya keinginan untuk beraktivitas di luar Cakung. Kemudian
berdasarkan situasi sosial, buruh pabrik cenderung beraktivitas bersana dengan
keluarga dan tetangga terdekatnya.

60
Universitas Indonesia

DAFTAR PUSTAKA

Cheung, M.C., dkk. (2009). Leisure Participation and Health Related Quality of
Life of Community Dwelling Elders in Hongkong. Asian J Gerontol Geriatr
(2009) 4: 15-23.
Ellegrd, Kajsa. (1999). A Time-Geographical Approach to The Study of
Everyday Life of Individuals A Challenge of Complexity. GeoJournal
(1999) 48: 167-175.
Ellegrd, Kajsa dan Bertil, Vilhelmson. (2004). Home as a Pocket of Local Order:
Everyday Activities and the Friction of Distance. Geografiska Annaler., 86
B (2004) 4: 281-296.
Fellman, Jerome D., dkk. (2010). Human Geography Landscape of Human
Activities 11th Edition. New York: McGraw-Hill.
Golledge, Reginald G. dan Stimson, Robert J. (1997). Spatial Behavior: A
Geographic Perspective. New York: The Guilford Press.
Holloway, Lewis dan Hubbard, Phil. (2001). People and Place the
extraordinary geographies of everyday live. Dorset: Pearson Education.
Neutens, Tijs. (2010). Space, Time, and Accessibility analyzing human activities
and travel possibilities from a time-geographic perspective. Ghent: Ghent
University.
OECD. (2009) Society at a Glance 2009 OECD Social Indicators. May 4, 2009.
http://www.sourceoecd.org/socialissues/9789264049383
Pacione, M. (2005). Urban Geography: A Global Perspective. New York:
Routledge.
Peraturan Gubernur Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta No. 189 Tahun 2012
Tentang Upah Minimum Propinsi Tahun 2013.

61
Universitas Indonesia

62

Sui, Daniel. (2012). Looking Through Hgerstrands Dual Vistas: Towards a


Unifying Framework for Time Geography. Journal of Transport Geography
23 (2012) 5-16.
Sukadji, Soetarlinah. (2000). Psikologi Pendidikan dan Psikologi Sekolah. Depok:
Lembaga Pengembangan Sarana Pengukuran dan Pendidikan Psikologi.
Tamin, Ofyar Z. (2000). Perencanaan dan Permodelan Transportasi. Bandung:
ITB.
Thrift, Nigel. (1977). An Introduction to Time-Geography. Norwich: University of
East Anglia.
Undang-Undang Republik Indonesia Tahun 2003 Tahun 2003.
Wang, Wei-Ching, dkk. (2011). Free Time Management Contributes to Better
Quality of Life: A Study of Undergraduate Students in Taiwan. Journal of
Happines Studies 12 (2011) 561-573.
Yunus, Hadi S. (2010). Metodologi Penelitian Wilayah Kontemporer.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
ganec, Andreja B., dkk. (2010). Quality of Life and Leisure Activities: How do
Leisure Activities Contribute to Subjective Well-Being?. Soc Indic Res
(2011) 102: 81-91.
Sumber online:
Kiswondari, dkk. (2013). Jakarta Semakin Macet. November 11, 2013.
http://www.koran-sindo.com/node/343519 diakses pada 20 Januari 2014
pukul 21.43 WIB.
Situs resmi Dinas Perindustrian dan Energi.
http://disperindgi.jakarta.go.id/kawasan-perkampungan-industri-kecilpenggilingan/ diakses pada 18 November 2013 pukul 11.51 WIB.

Universitas Indonesia

63

Situs resmi Dinas Perindustrian dan Energi.


http://disperindgi.jakarta.go.id/kawasan-sentra-primer-barutimur/ diakses
pada 18 November 2013 pukul 11.51 WIB.
Situs resmi Dinas Perindustrian dan Energi.
http://disperindgi.jakarta.go.id/kawasan-industri-kayu-dan-meubel-klender/
diakses pada 18 November 2013 pukul 11.55 WIB.
Situs resmi Dinas Perindustrian dan Energi.
http://disperindgi.jakarta.go.id/kawasan-industri-pulo-gadung/ diakses pada
18 November 2013 pukul 12.07 WIB.
Situs resmi Kecamatan Cakung. http://www.kecamatancakung.org diakses pada 4
Maret 2013 pukul 06.31 WIB.
Situs resmi P.T. Kawasan Berikat Nusantara. http://www.kbn.co.id/kbin/
diakses pada 19 November 2013 pukul 13.12 WIB.
Situs resmi Pemerintah Kota Jakarta Timur.
http://timur.jakarta.go.id/v6/?page=Kecamatan&sub=10 diakses pada 18
November 2013 pukul 11.30 WIB.

Universitas Indonesia

LAMPIRAN

65

Informan 1
Nama

: Haris Mukti

Jenis kelamin : Laki-laki


Usia

: 51 tahun

Status

: Menikah

Alamat

: Jalan Cempaka 6, Kayu Tinggi, Cakung Timur

Peneliti bertanya tentang asal daerah, lama tinggal di Cakung, dan lama bekerja
menjadi buruh pabrik:
Asal Jakarta, memang orang asli Jakarta lahir di Jakarta besar juga di
Jakarta. Rumah dari lahir emang udah di Cakung, tidak pernah pindah-pndah.
Masuk pabrik sekitar tahun 1980-an lah.
Peneliti bertanya mengenai gambaran umum kehidupan buruh pabrik:
Buruh memiliki waktu kerja yang tidak tentu disebabkan karena adanya
waktu lembur yang berbeda-beda, sehingga waktu yang tersisa susah
dimanfaatkan untuk berwiraswata atau berdagang.
Peneliti bertanya mengenai aktivitas yang dilakukan dalam satu minggu terakhir:
Kegiatannya hanya dirumah saja, paling mencari makan untuk itik yang
diternak (keong) biasanya selama 30 menit dari jam 16.30 atau selepas kerja.
Cari makan buat itiknya di sawah. Sisanya hanya menghabiskan waktu diluar jam
kerja di rumah saja, mengobrol dengan keluarga, menonton televisi, bermain
dengan cucu.
Kalau malam Selasa, Kamis, dan Jumat pergi mengaji dari bada isya
(sekitar jam 19.00) hingga jam 21.30, mesjid tempat mengaji berbeda-beda setiap
harinya. Pertama mesjid Al Abror, Al Qomariyah, Al Inayah. Alasan
pemilihan mesjid ini karena mesjid ini dekat dengan rumah hanya sekitar 1 km,
pergnyai naik motor sekitar 10-15 menit. Biasanya pergi mengaji dari rumah naik
motor, bersama dengan teman atau tetangga. Mesjidnya digilir setiap hari agar
semua kebagian disetiap kampung agar jemaah yang datang saat pengajian
selalu penuh.
Peneliti bertanya mengenai lokasi aktivitas yang dilakukan:
Seminggu terakhir ya cuma pabrik, rumah, dan sawah aja. Tidak ada yang
lainnya.

Universitas Indonesia

66

Peneliti bertanya mengenai sebab pemilihan lokasi aktivitas:


Hanya beraktivitas dalam Cakung saja soalnya ga suka berpergian jauh.
Soalnya sudah lelah. Pergi ke mall saja belum pernah kalau tidak salah. Iya
belum pernah paling yang pergi anak sama cucu. Alasannya emang ga kepengen
pergi ke mall sih.
Peneliti bertanya mengenai aktivitas yang dianggap rutin:
Aktivitas rutin itu bekerja
Peneliti bertanya mengenai pemahaman waktu luang menurut informan:
Waktu luang itu waktu untuk beristirahat melepas lelah, bermain dengan
cucu, nonton televisi.
Peneliti bertanya aktivitas yang biasanya dilakukan untuk menghabiskan waktu
luang yang dimiliki:
Biasanya cari makan buat itik setiap hari di sawah belakang rumah.
Aktivitas lainnya biasanya ya cuma itu pengajian.
Aktivitas keseharian (14 20 Oktober 2013)
1. Senin
Pulang kerja jam 16.00, istirahat sebentar kemudian mengurus itik,
mencari makan itik (keong) sampai jam 17.00
Jam 18.00 aktivitas solat kemudian takbiran di musola pulang jam 23.00
kemudian istirahat tidur.
2. Selasa
Jam 04.00 solat subuh. Jam 06.00 berangkat solat ied sampai selesai,
langsung silahturahmi dengan keluarga sampai jam 10.00. setelah itu
membantu pemotongan hewan kurban sampai jam 14.30, kemudian
beristirahat hingga tiba waktu magrib kemudian solat magrib. Setelah
solat isya istirahat sambil menonton tv, jam 21.00 istirahat tidur.
3. Rabu
Pulang kerja jam 16.00 istirahat sebentar, jam 16.30 mengantar istri
pergi kondangan ke teman bersama dengan cucu. Jam 17.30 pulang, jam
18.00 aktivitas solat magrib dan isya. Jam 20.00 pulang istirahat sambil
nonton tv. Tidur jam 22.00
4. Kamis
Jam 04.00 bangun solat subuh, kemudian jam 05.00 pergi berangkat
kerja. Pulang kerja jam 16.00 langsung pergi mencari keong buat itik
hingga jam 17.00. Jam 18.00 solat sampai isya. Jam 20.00 pergi ke tempat

Universitas Indonesia

67

tetanga bersama rekan ke rumah Bapak Sanja menyambut kepulangan


dari tanah suci sampai jam 23.00 kemudian istirahat tidur
5. Jumat
Pulang sampai rumah jam 15.30, jam 16.30 pergi berobat ke Seroja
karena sakit sampai jam 18.00 kemudian istirahat.
6. Sabtu
Istirahat total dirumah. Tidak masuk kerja.
7. Minggu
Istirahat total di rumah sambil momong cucu dan menonton televisi.

Universitas Indonesia

68

Informan 2
Nama

: Duhro

Jenis kelamin : Laki-laki


Usia

: 50 tahun

Status

: Menikah

Alamat

: RT 001/07 Cakung Barat

Peneliti bertanya tentang asal daerah, lama tinggal di Cakung, dan lama bekerja
menjadi buruh pabrik:
Asli Pemalang, Jawa Tengah. Tinggal di Cakung dari tahun 1985 setelah
menikah, sebelumnya tinggal di Sukapura dari tahun 1982 1985 ketika masih
bujangan. Kerja menjadi buruh pabrik dari tahun 1982.
Peneliti bertanya tentang gambaran umum kehidupan buruh pabrik:
Kehidupan buruh pabrik itu pas, cukup dari segi ekonomi. Kalau waktu
luangnya mah ya mending dipake buat usaha.
Peneliti bertanya mengenai aktivitas yang dilakukan dalam satu minggu terakhir:
Tadi pagi belanja ke agen sama ibu sambil ajak jalan-jalan cucu naik
motor. Hari Rabu kemarin karena ada kerabat yang meninggal ke Cipitung, jam
21.30 berangkat ke Kebumen untuk dua hari, hari Kamis sama Jumat. Pulang ke
Jakarta Jumat pagi jam 07.00 udah sampe rumah.
Peneliti bertanya mengenai lokasi aktivitas yang dilakukan:
Biasanya cuma rumah, pabrik, pos satpam depan rumah, sama ke agen
warung.
Peneliti bertanya mengenai sebab pemilihan lokasi aktivitas:
Cari yang deket aja. Belanja buat warung juga deket-deket sini.
Peneliti bertanya mengenai aktivitas yang dianggap rutin:
Aktivitas rutin tuh solat lima waktu, kerja, sama belanja kebutuhan
warung.
Peneliti bertanya mengenai pemahaman waktu luang menurut informan:
Waktu yang dapat digunakan untuk kepentingan yang bermanfaat. Maksud
bermanfaat, kegiatannya bermanfaat gtu. Ya ada sampingan usaha buat nambah
penghasilan. Dulu banget usahanya kredit barang, bantu ngurusin STNK sama
SIM temen, terus lama-lama akhirnya bisa buka warung.

Universitas Indonesia

69

Peneliti bertanya aktivitas yang biasanya dilakukan untuk menghabiskan waktu


luang yang dimiliki:
Berdagang, jaga warung, belanja buat kebutuhan warung di agen.
Agennya depan gereja situh deket kok sekitar 500 meter. Perginya naik motor.
Belanja kebutuhan warung biasanya dua hingga tiga kali dalam satu minggu.
Perginya sama ibu dan cucu, sekalian diajak jalan-jalan cucunya. Aktivitas
lainnya olahraga bulu tangkis di pabrik, dua kali dalam seminggu hari Kamis
sama Minggu dari jam 16.00 18.00 WIB. Kalau lagi sempet kumpul sama
tetangga di pos satpam depan rumah sekalian jagain warung, biasanya habis
magrib sampai sekitar jam 22.00 WIB. Kalau hari Minggu malam ada pengajian
di musola deket rumah tiap bada isya.
Aktivitas keseharian (14 19 Oktober 2013)
1. Senin
Jam 06.00 11.00 bantu istri di rumah, kasih makan ayam. Jam 11.15
berangkat kerja, pulang jam 21.00 kemudian istirahat selama 1 jam, jam
22.00 tidur.
2. Selasa
Jam 06.15 07.15 solat ied di mesjid Al Karamah, jam 09.00 11.30
membantu pemotongan hewan kurban berupa kambing 9 ekor, ketika
malam hari bakar-bakar sate.
3. Rabu
Jam 07.00 11.00 di rumah, ada hajat akikah, motong kambing 1 ekor
bersama dengan warga sekitar.
4. Kamis
Jam 06.00 10.00 belanja keperluan warung diagen tempat di Cakung
juga.
5. Jumat
Jam 06.00 10.00 bantu ibu di rumah sambil mengurus ternak ayam.
Jam 10.30 berangkat kerja sekalian solat jumat di pabrik untuk
mempersingkat waktu.
6. Sabtu
Jam 06.00 10.00 bantu ibu di rumah sambil ternak ayam, jam 11.00
16.00 kerja. Jam 19.00 23.00 olahraga bulutangkis di pabrik.

Universitas Indonesia

70

Informan 3
Nama

: Iwan Triadi

Jenis kelamin : Laki-laki


Usia

: 42 tahun

Status

: Menikah

Alamat

: Cakung Barat

Peneliti bertanya tentang asal daerah, lama tinggal di Cakung, dan lama bekerja
menjadi buruh pabrik:
Saya asli Pemalang. Pas masih bujangan tinggal di Semper dari tahun
1991 sampe 1994. Kemudian menikah tahun 1995, pindah ke Cakung. Kalo
pindah ke rumah ini baru seminggu yang lalu, alamatnya saja saya gak apal.
Bekerja menjadi buruh pabrik dari tahun 1991.
Peneliti bertanya tentang gambaran umum kehidupan buruh pabrik:
Kehidupan buruh pabrik itu pas. Pas untuk sekolah anak, kehidupan
sehari-hari, jika mau ada lebih harus menghemat pengeluaran. Biaya hidup yang
tinggi, tetapi gaji pas-pasan. Kecuali yang memiliki usaha sampingan seperti
buka warung atau jualan pulsa.
Peneliti bertanya mengenai aktivitas yang dilakukan dalam satu minggu terakhir:
Pergi bekerja ke pabrik seperti biasa, waktu tempuh ke pabrik hanya 5
10 menit. Setiap waktu istirahat siang biasanya pulang ke rumah untuk makan,
kemudian kembali lagi ke pabrik. Sisanya hanya beristirahat di rumah saja, hari
minggu antar istri ke pasar dari jam 09.30 sampai jam 10.00-an. Tidur jam 23.00
sampai jam 06.30 atau 07.00
Peneliti bertanya mengenai lokasi aktivitas yang dilakukan:
Sehari-hari ya cuma rumah, pabrik aja. Kalau hari Minggu sama ke pasar
paling.
Peneliti bertanya mengenai sebab pemilihan lokasi aktivitas:
Aktivitas hanya di Cakung karena dekat, kalau ke tempat lain atau keluar
Cakung suka macet sehingga malas. Selain itu juga memang kurang tahu daerah
lainnya hanya tahu daerah sini aja.
Peneliti bertanya mengenai aktivitas yang dianggap rutin:
Kerja. Sama olahraga bulu tangkis Minggu sore dari jam 17.00 20.00
WIB.

Universitas Indonesia

71

Peneliti bertanya mengenai pemahaman waktu luang menurut informan:


Waktu untuk istirahat, berkumpul dengan anak, curhat-curhatan dengan
istri, jika ada waktu luang hanya beraktivitas di rumah saja.
Peneliti bertanya aktivitas yang biasanya dilakukan untuk menghabiskan waktu
luang yang dimiliki:
Terkadang main catur dengan tetangga dari jam 22.00 00.00, jika tidak
main catur biasanya nonton bola bareng di warung depan rumah. Kadang juga
ajak anak jalan-jalan ke Ramayana PTC tiap akhir bulan, di PTC karena dekat
rumah, jika mau ke Ujung Menteng macet kemudian jaraknya lebih jauh dari
rumah dibandingkan dengan PTC. Ke PTC naik motor dengan anak. Terkadang
juga antar anak belajar kelompok ke rumah teman anaknya tetapi aktivitas ini
tidak rutin (karena anaknya sudah kelas 6 SD).
Aktivitas keseharian (14 20 Oktober 2013)
1.

Senin

2.

Jam 05.00 bangun tidur, jam 05.20 berangkat kerja, jam 05.30 sampai di
pabrik, jam 11.30 istirahat, pulang ke rumah untuk makan. Jam 12.30
kembali ke tempat kerja, jam 17.30 pulang kerja, 17.40 sampai di rumah
kemudian beristirahat nonton tv sambil merokok. Jam 19.00 mandi setelah
mandi nonton televisi.
Selasa

3.

Pergi ke rumah teman kerja dari jam 10.00 di Candrabaga, Bekasi dengan
teman kerja juga, pulang jam 12.30
Rabu

4.

Hanya bekerja saja, seperti dengan hari senin.


Kamis

5.

Bekerja dari jam 06.00 15.30, kemudian bermain bulutangkis di pabrik,


baru pulang jam 21.30
Jumat

6.

Sama seperti hari senin dan rabu


Sabtu

7.

Kerja dari jam 06.10 13.00, kemudian tidur siang sampai jam 15.00
Minggu
Tadi antar istri belanja ke pasar dari jam 09.00

Universitas Indonesia

72

Informan 4
Nama

: Roni

Jenis kelamin : Laki-laki


Usia

: 40 tahun

Status

: Menikah

Alamat

: Cakung Barat

Peneliti bertanya tentang asal daerah, lama tinggal di Cakung, dan lama bekerja
menjadi buruh pabrik:
Aslinya orang Pemalang. Kerja jadi buruh pabrik dari tahun 1994. Dulu
tinggalnya di Sukapura terus pindah ke Cakung dari tahun 1997.
Peneliti bertanya tentang gambaran umum kehidupan buruh pabrik:
Pekerja pabrik itu kurang sejahtera, penghasilan minim untuk wilayah
ibukota tetapi pengeluarannya besar. Dari segi waktu, standar dengan waktu
kerja yang telah ditetapkan. Bila ada lembur itu tergantung dengan kebutuhan
pabrik. Jika kerja sesuai dengan yang telah ditetapkan pabrik tidak ditambah
dengan waktu lembur memang banyak waktu yang tersisa, namun jadi terbuang
sia-sia. Maksud dari terbuang sia-sia adalah karena tidak ada aktivitas yang bisa
menambah penghasilan.
Peneliti bertanya mengenai aktivitas yang dilakukan dalam satu minggu terakhir:
Jualan kaos aja door to door gitu. Ke rumah temen juga, temen kerja.
Masih di Cakung juga kok.
Peneliti bertanya mengenai lokasi aktivitas yang dilakukan:
Rumah, pabrik, rumah temen, toko hewan
Peneliti bertanya mengenai sebab pemilihan lokasi aktivitas:
Males aja kalo keluar Cakung, macet. Terus jarang jalan-jalan soalnya
ga ada duit
Peneliti bertanya mengenai aktivitas yang dianggap rutin:
Kerja doang kalo menurut saya.
Peneliti bertanya mengenai pemahaman waktu luang menurut informan:
Waktu luang adalah waktu yang tidak digunakan untuk beraktivitas, tidak
ada kegiatan sama sekali hanya tiduran nonton tv, denger musik, ngasih makan
burung.

Universitas Indonesia

73

Peneliti bertanya aktivitas yang biasanya dilakukan untuk menghabiskan waktu


luang yang dimiliki:
Jualan kaos, beli pakan burung sekalian pulang kerja setiap sekali
seminggu atau dua minggu sekali. Tempat beli makan burungnya masih deket
tempat kerja dan biasanya sekalian pulang ke rumah. Aktivitas lainnya ngobrol
sama tetangga biasanya sejam atau setengah jam di pos satpam deket rumah.
Ambil barang dagangan di Pemalang, tapi sifatnya tidak rutin cuma satu kali
setiap dua atau tiga bulan. Pulang kerja nawarin barang dagangan ke rumah
temen, kalo lagi males ya ga jualan.
Aktivitas keseharian (21 26 Oktober 2013)
1. Senin
Pulang ke rumah jam 16.00 kemudian istirahat sebentar, jam 17.00
kasih makan ternak ayam. Jam 18.00 nonton tv, jam 23.00 tidur.
2. Selasa
Jam 05.00 mandi kemudian berangkat pergi kerja, pulang jam 16.00,
ke rumah teman mengobrol sambil menawarkan barang dagangan
(jualan kaos olahraga). Sampai di rumah jam 17.30, istirahat
menonton tv sambil mengobrol dengan istri. Jam 23.00 tidur
3. Rabu
Pulang kerja jam 16.00 kemudian istirahat nonton tv. Jam 16.30
pergi ke rumah teman untuk jual kaos olahraga, pulang jam 18.00.
jam 23.00 tidur.
4. Kamis
Pulang kerja main bulu tangkis sampai jam 17.30 kemudian pulang
dan istirahat. Jam 19.30 mengobrol dengan tetangga teman kerja juga
sampai jam 23.00 tidur.
5. Jumat
Jam 04.30 bangun bersiap pergi kerja. Pulang kerja istirahat tidur.
Jam 17.00 19.30 keluar ke warung sambil mengobrol dengan
tetangga. Jam 22.30 tidur.
6. Sabtu
Pulang kerja membuat umpan untuk memancing ikan sampai jam
16.00. Jam 18.30 pergi mancing dengan teman sebanyak 8 orang ke
laut di daerah Batu Jaya, Karawang sampai malam. Jam 08.00 pagi
besoknya baru pulang ke rumah, istirahat, jam 12.00 bangun makan
kemudian istirahat kembali dari jam 14.30 hingga sore.

Universitas Indonesia

74

Informan 5
Nama

: Dwi Susanto

Jenis kelamin : Laki-laki


Usia

: 32 tahun

Status

: Menikah

Alamat

: Cakung Barat

Peneliti bertanya tentang asal daerah, lama tinggal di Cakung, dan lama bekerja
menjadi buruh pabrik:
Asli Wonogiri, Solo. Bekerja menjadi buruh pabrik dari tahun 2001,
tinggal di Cakung Barat dari tahun 2006. Sebelumnya tinggal di Sukapura,
tinggal di Cakung Barat mengontrak rumah tapi punya rumah di Jembatan
Tinggi.
Peneliti bertanya tentang gambaran umum kehidupan buruh pabrik:
Pekerja pabrik kehidupannya pas-pasan kalau tidak ada pekerjaan
sampingan. Dari segi waktu senggangnya biasanya hanya dipakai untuk menjaga
anak karena masih kecil. Jaga anaknya gentian dengan istri karena istrinya juga
bekerja sebagai buruh pabrik.
Peneliti bertanya mengenai aktivitas yang dilakukan dalam satu minggu terakhir:
Pulang kerja biasanya hanya mengurus anak, jika jalan-jalan keluar
hanya seminggu sekali bersama anak. Pagi mengantar anak pertama ke sekolah
jam 06.30, kemudian pulang ke rumah lagi dan jam 07.30 pergi mengantar anak
kedua ke TK. Lokasi SD anak pertama di belakang rumah, jika jalan kaki hanya
sekitar 2 menit, lokasi TK anak kedua dekat pabrik. Ngumpul dengan tetangga
biasanya sore hari hari 19.00 20.00 setelah mengajar anak-anak, tempat
mengobrolnya di depan rumah. Sore hari suka menjemput istri pulang kerja dari
pabrik dari jam 17.30 18.00
Peneliti bertanya mengenai lokasi aktivitas yang dilakukan:
Ke pabrik, sekolah anak pertama, sekolah anak kedua, sama rumah.
Peneliti bertanya mengenai sebab pemilihan lokasi aktivitas:
Malas kalau keluar Cakung, macet mbak.
Peneliti bertanya mengenai aktivitas yang dianggap rutin:
Kerja, nganter anak sekolah. Aktivitas rutin yang dilakukan mengantar
anak ke sekolah, menjemput anak pulang sekolah yang masih TK biasanya bareng
dengan anak pertama jam 10.30 WIB. Biasanya ngajak anak jalan-jalan ke

Universitas Indonesia

75

PTC/Giant Ujung Menteng hari minggu sore untuk ajak anak main games, itu
juga akhir bulan. Ke PTC/Giant naik motor.
Peneliti bertanya mengenai pemahaman waktu luang menurut informan:
Aktivitas waktu luang itu waktu untuk nyantai (jalan, nonton tv),kalau
tidur itu termasuk istirahat. Tidur malam jam 22.00 atau jam 23.00 sampai jam
05.00 WIB.
Peneliti bertanya aktivitas yang biasanya dilakukan untuk menghabiskan waktu
luang yang dimiliki:
Ya nganter anak, jemput anak, kadang jemput istri pulang kerja. Olahraga
bulu tangkis kadang ikut kadang tidak, kalau ikut hari minggu sore. Pulang ke
rumah pas istirahat? Engga, emang sih rumah deket jalannya lima menit doang
naik motor tapi kan belom ngeluarin motor, masuk lagi buat parkirnya, dan
lainnya. Malah makan waktu lebih banyak jadinya.
Aktivitas keseharian (21 23 Oktober 2013)
1. Senin
Jam 10.30 15.30 kondangan di tempat saudara di Bantar Gebang, Bekasi.
Jam 16.00 pergi ke tempat adik di Pondok Ungu Permai naik motor. Pulang
dari pondok ungu jam 20.30 sampai di rumah. Sampai jam 23.00 santai
sambil menonton tv. Jam 23.00 istirahat tidur, bangun jam 05.00
2. Selasa
Jam 05.45 memandikan anak pertama, jam 06.00 memakaikan baju dan
mempersiapkan perlengkapan sekolah, jam 06.15 mengantar anak ke sekolah.
Jam 07.00 memandikan anak no 2 (TK) memakaikan baju dan perlengkapan
sekolah. Jam 07.30 pergi mengantar anak, pulang jam 08.00. Dari jam 08.00
10.00 membantu pekerjaan rumah tangga. Jam 10.00 sarapan, jam 10.15
mandi, jam 10.30 jemput anak TK. Jam 11.00 berangkat kerja (shift 2)
pulang jam 21.15 sampai rumah, makan malam sambil nonton tv, jam 23.00
istirahat tidur.
3. Rabu
Aktivitasnya sama dengan hari senin dan selasa.

Universitas Indonesia

76

Informan 6
Nama

: Agung Santoso

Jenis kelamin : Laki-laki


Usia

: 32 tahun

Status

: Menikah

Alamat

: Rumah susun, Cakung Barat

Peneliti bertanya tentang asal daerah, lama tinggal di Cakung, dan lama bekerja
menjadi buruh pabrik:
Asli Sragen, Jawa Tengah. Kerja menjadi buruh pabrik dari tahun 2003.
Tinggal di rusunawa Cakung sudah tiga tahun dari 2010. Sebelumnya
mengontrak tetapi karena harga sewa rusun lebih murah jadi memilih untuk
tinggal di rusun saja.
Peneliti bertanya tentang gambaran umum kehidupan buruh pabrik:
Kehidupan buruh pabrik jauh dari kesejahteraan, dari segi waktu banyak
buruh yang memanfaatkan waktu luangnya untuk mendapat tambahan
penghasilan.
Peneliti bertanya mengenai aktivitas yang dilakukan dalam satu minggu terakhir:
Seminggu terakhir hari sabtu dan minggu ke Bumi Perkemahan Cibubur,
ada pendidikan Satgas KSPI (Konversi Serikat Pekerja Indonesia). Pendidikan
dan pelatihan satgas, tujuannya untuk mengatur massa aksi agar jika saat aksi
kondisinya kondusif. Alat transportasi dari rumah naik motor ke pabrik, dari
pabrik disediakan kendaraan dari organisasinya. Memasang spanduk untuk
acara yang diadakan oleh organisasi hari jumat dari jam 15.00 19.00 di Jl.
Cakung Cilincing, Priuk sampai daerah Sunter. Memasang spanduk bersama
dengan teman 1 organisasi empat orang naik motor.
Peneliti bertanya mengenai lokasi aktivitas yang dilakukan:
Seminggu kemaren ke pabrik, rumah, Cibubur, sama masng spanduk di
Cakung-Cilincing.
Peneliti bertanya mengenai sebab pemilihan lokasi aktivitas:
Biasanya cuma di Cakung saja, tapi kalo ada kegiatan ya bisa sampe
keluar Cakung.

Universitas Indonesia

77

Peneliti bertanya mengenai aktivitas yang dianggap rutin:


Kerja, biasanya antear anak mengaji setiap hari senin sampai sabtu
sekitar jam 17.30 WIB.
Peneliti bertanya mengenai pemahaman waktu luang menurut informan:
Waktu luang adalah waktu untuk istirahat setelah beraktivitas, untuk
nonton televisi, mengobrol dengan istri dan anak.
Peneliti bertanya aktivitas yang biasanya dilakukan untuk menghabiskan waktu
luang yang dimiliki:
Antar anak ngaji biasanya. Jarang keluar rumah kalau tidak ada tujuan
yang penting dan berguna malas keluar rumah. Main-main juga jarang, lebih
memilih di rumah saja.
Aktivitas keseharian (21 25 Oktober 2013)
1. Senin
Berangkat ke pabrik jam 06.45 07.00 naik motor, kemudian jam 08.00
13.00 aksi demo ke DPR/MPR naik motor. Jam 13.00 18.00 menghadiri
dialog kebangsaan di Istora Senayan. Jam 18.00 kembali ke pabrik naik
motor. Jam 19.00 pulang ke rumah, sampai di rumah jam 19.15. Jam 19.15
22.00 beristirahat di rumah nonton tv, kemudian jam 22.00 tidur
2. Selasa
Jam 09.00 09.15 berangkat ke pabrik naik motor, jam 11.00 12.00
berangkat ke disnakertrans (pengawalan penetapan KHL). Jam 18.00
kembali ke pabrik, kemudian bekerja dari jam 19.00 21.00. Pulang ke
rumah jam 21.00, sampai di rumah jam 21.15, kemudian istirahat sampai
tidur jam 22.30
3. Rabu
Jam 11.15 11.30 berangkat ke pabrik naik motor, kemudian bekerja dari
jam 11.30 14.00, jam 14.00 17.00 menghadiri undangan pembekalan
dewan komisaris di HRD, kemudian menghadiri pembahasan rencana mogok
kerja di kawasan industri Pulogadung dari jam 17.00 22.00. Kembali lagi
ke pabrik jam 22.00, kemudian jam 22.30 pulang ke rumah dan istirahat,
setelah itu tidur dari jam 00.30 05.00
4. Kamis
Berangkat ke pabrik jam 12.15 naik motor, kemudian bekerja dari jam
12.30 21.00 WIB. Setelah itu pulang ke rumah jam 21.00, dari jam 21.15
23.30 istirahat di rumah, kemudian tidur dari jam 23.30 05.00

Universitas Indonesia

78

5. Jumat
Jam 09.30 09.45 pergi mengantar anak ke sekolah naik motor. Jam 11.45
12.30 solat jumat di mesjid dekat rumah. Jam 13.00 berangkat ke pabrik,
sampai pabrik jam 13.15. Jam 13.30 14.30 perjalanan ke disnakertrans,
kemudian dari jam 14.30 23.30 pengawalan sidang penetapan KHL di
disnakertrans. Jam 23.30 kembali lagi ke pabrik. Jam 00.15 pulang ke rumah,
sampai rumah jam 00.30, kemudian istirahat sebentar sampai jam 01.00,
setelah itu tidur jam 01.00 05.00
6. Sabtu
Jam 08.30 09.00 pergi mengantar anak ke sekolah naik motor, kemudian
kembali ke rumah dan istirahat sebentar sampai jam 10.30. Jam 10.30
10.45 berangkat ke pabrik, bekerja dari jam 11.00 16.00, kemudian pulang
sampai rumah jam 16.15. Jam 16.15 22.00 pergi ada acara keluarga,
kemudian tidur jam 22.00

Universitas Indonesia

79

Informan 7
Nama

: Sugeng Prayitno

Jenis kelamin : Laki-laki


Usia

: 26 tahun

Status

: Belum menikah

Alamat

: Pulogebang

Peneliti bertanya tentang asal daerah, lama tinggal di Cakung, dan lama bekerja
menjadi buruh pabrik:
Asli Madiun, Jawa Timur. Bekerja menjadi buruh pabrik dari tahun 2006.
Tinggal di belakang walikota baru 1 tahun, sebelumnya tinggal di Tipar Cakung
dari tahun 2006 sampai akhir 2011.
Peneliti bertanya tentang gambaran umum kehidupan buruh pabrik:
Buruh pabrik menurut Sugeng itu pekerjaannya seperti kuli jika terus
dilakukan maka akan bosan karena yang dikerjakan hanya itu-itu saja, dari segi
waktu luangnya sedikit.
Peneliti bertanya mengenai aktivitas yang dilakukan dalam satu minggu terakhir:
Seminggu terakhir hanya di kontrakan saja, kalau bosan pergi main. Tidak
pernah keluar jalan-jalan karena capek.
Peneliti bertanya mengenai lokasi aktivitas yang dilakukan:
Hanya rumah dan pabrik saja.
Peneliti bertanya mengenai sebab pemilihan lokasi aktivitas:
Sedang capek, jadi hanya di rumah saja.
Peneliti bertanya mengenai aktivitas yang dianggap rutin:
Aktivitas rutin hanya bekerja, berbenah rumah, istirahat tidur (23.00
04.30), olahraga bulu tangkis rutin hari minggu dari jam 15.30 20.00 di pabrik
terkadang hari senin dan kamis tergantung capek atau tidak setelah bekerja.
Peneliti bertanya mengenai pemahaman waktu luang menurut informan:
Waktu luang adalah waktu untuk beristirahat, dimana tidak ada aktivitas,
dihabiskan hanya untuk menonton tv atau jalan-jalan.

Universitas Indonesia

80

Peneliti bertanya aktivitas yang biasanya dilakukan untuk menghabiskan waktu


luang yang dimiliki:
Pergi jalan-jalan ke monas, ancol apabila bosan di rumah, perginya
malam minggu/senin bersama dengan teman-teman naik mobil. Jarang
mengobrol dengan tetangga karena tidak akrab dengan tetangga, paling hanya
bertegur sapa jika bertemu. Tetangga yang dikenal pun hanya samping kontrakan.
Perjalanan dari kontrakan sampai ke pabrik 20 menit 30 menit. Biasanya beli
makan deket pabrik kalau mau kerja. Jika sedang waktu istirahat di pabrik
memilih untuk istirahat minum kopi atau tiduran. Saya jarang pergi ke luar
rumah karena tempat kontrakan jadi tempat kumpul teman-teman.Biasanya di sini
rame.
Aktivitas keseharian (21 25 Oktober 2013)
1. Senin
Bangun tidur jam 04.30 kemudian mandi, bersiap berangkat kerja.
Berangkat kerja jam 04.55 sampai pabrik jam 05.15 kemudian beli sarapan
sekaligus ngopi di deket pabrik. Bekerja dari jam 06.00 13.30, ketika
istirahat pertama dari jam 08.00 09.00 mengobrol sama teman sambil
ngopi dan merokok, kemudian mulai kerja lagi jam 09.00 11.00. Jam 11.00
12.00 istirahat siang, aktivitasnya makan, tidur, solat. Begitu seterusnya
hingga pulang kerja jam 16.30 karena ada lembur tiga jam. Pulang kerja jam
16.30, sampai di rumah 16.50 kemudian istirahat tidur-tiduran. Tidur jam
21.00
2. Selasa
Kegiatan pagi sampai pulang kerja idem dengan hari senin. Pulang kerja
jam 16.30, mampir ke rumah kakak di Cakung ngambil titipan HP punya
teman sampai jam 17.30, kemudian pulang sampai rumah jam 17.45.
Sesampainya di rumah langsung mandi, solat, makan, nonton tv, kemudian
tidur jam 21.30
3. Rabu
Jam 01.30 bangun nonton bola, kemudian tidur lagi jam 03.30. Kegiatan
pagi sampai pulang kerja idem dengan hari senin. Pulang kerja jam 16.30
sampai rumah jam 16.50, setelah mandi main ke rumah teman sampai jam
21.00 (di Cakung juga). Sampai rumah lagi jam 21.20, nonton tv sebentar
kemudian tidur jam 22.00
4. Kamis
Kegiatan pagi sampai pulang kerja idem dengan hari senin. Pulang kerja
jam 16.30 langsung main bulu tangkis di pabrik sampai jam 19.30. Sampai
rumah jam 19.55, setelah itu mandi dan pergi beli nasi kucing ke perumnas

Universitas Indonesia

81

Klender sampai jam 21.00. Sesampainya di rumah nonton tv, mengobrol


sama teman kemudian tidur jam 22.30
5. Jumat
Kegiatan pagi sampai pulang kerja idem dengan hari senin. Pulang kerja
jam 13.30 (tidak lembur). Pulang kerja ke rumah teman bantu pindahan
sampai jam 15.00 kemudian pulang ke rumah sampai rumah jam 15.30.
Setelah itu berbenah rumah, cuci motor, baju, mandi, solat, nonton tv. Jam
20.00 main ke rumah tetangga, patungan beli martabak makan bersamasama sampai jam 21.30. tidur jam 23.00
6. Sabtu
Kegiatan pagi sampai pulang kerja idem dengan hari senin. Pulang kerja
jam 11.00 (kerja setengah hari). Pulang kerja nganterin teman beli kado
sambil cari makan. Setelah itu pulang ke rumah sampai jam 13.00. Aktivitas
selanjutnya di dalam rumah mandi, solat, nyetrika baju sampai jam 15.00.
Setelah itu istirahat sampai magrib. Jam 19.00 jalan-jalan sama temen pergi
nonton, pulang ke rumah jam 23.00 kemudian langsung tidur

Universitas Indonesia

82

Informan 8
Nama

: Supri

Jenis kelamin : Laki-laki


Usia

: 51 tahun

Status

: Menikah

Alamat

: Pulogebang

Peneliti bertanya tentang asal daerah, lama tinggal di Cakung, dan lama bekerja
menjadi buruh pabrik:
Asalnya Semarang, tinggal di Pulogebang setelah nikah dari tahun 1989,
sebelumnya tinggal di Buaran. Sudah kerja jadi buruh pabrik dari tahun 1985.
Peneliti bertanya tentang gambaran umum kehidupan buruh pabrik:
Buruh pabrik itu capek kerjanya, kalau dari waktu luang tidak banyak
yang ada, jadi mendingan dipake buat istirahat.
Peneliti bertanya mengenai aktivitas yang dilakukan dalam satu minggu terakhir:
Seminggu terakhir cuma kerja, ngurusin burung, ngejemput anak pulang
kerja. Sama kalau magrib saya solat di musala
Peneliti bertanya mengenai lokasi aktivitas yang dilakukan:
Rumah, pabrik, stasiun, musola.
Peneliti bertanya mengenai sebab pemilihan lokasi aktivitas:
Males kalau pergi jauh-jauh. Belum lagi macetnya sama lamanya
mendingan di Cakung aja. Ditambah lagi udah keburu capek abis kerja jadi
males kemana-mana. Bahkan ada teman yang sama sekali ga tau Jakarta, monas
aja saya yang kasih tahu.
Peneliti bertanya mengenai aktivitas yang dianggap rutin:
Kerja, ngurusin burung peliharaan, ngobrol sama tetangga, sama solat di
musola.
Peneliti bertanya mengenai pemahaman waktu luang menurut informan:
Waktu luang tuh waktu buat istirahat setelah bekerja seharian. Kalau saya
lebih seneng nyantai di rumah sambil nonton televisi sama keluarga.
Peneliti bertanya aktivitas yang biasanya dilakukan untuk menghabiskan waktu
luang yang dimiliki:

Universitas Indonesia

83

Aktivitasnya ya itu tadi ngurusin burung peliharaan, ngobrol sama


tetangga, ngejemput anak. Jarang pergi jalan-jalan ke mall karena malas. Kalau
ada waktu kosong mending di rumah saja.
Aktivitas keseharian (21 25 Oktober 2013)
1. Senin
Bangun jam 05.00 setelah itu siap-siap kerja. Jam 05.30 berangkat kerja
naik motor. Pulang sampe rumah jam 15.30, habis itu ngurusin burung
sambil ngobrol sama tetangga. Magrib solat di musola, terus nonton televisi.
2. Selasa
Sama seperti hari senin. Jam 19.00 jemput anak pulang kerja ke stasiun.
Habis itu nonton televisi, tidur jam 21.00 WIB.
3. Rabu
Pulang kerja jam 15.30, terus jam 16.00 antar istri ke rumah saudara naik
motor. Pulangnya sampe rumah sudah hampir magrib, solatnya jadi di
rumah saja. Terus nonton televisi, jam 22.00 tidur.
4. Kamis
Sama seperti hari Senin.
5. Jumat
Pulang kerja sampe rumah jam 14.00, setelah itu ngurusin burung sampai
jam 15.00 WIB. Terus nonton televisi sambil ngerokok. Jam 18.00 solat
magrib di musola, jam 19.00 jemput anak pulang kerja ke stasiun.
6. Sabtu
Pulang kerja langsung datang ke nikahan anak teman kerja, sampai rumah
sudah jam 14.00 WIB. Ngurusin burung sampai jam 15.30, habis itu ngobrol
sama tetangga sampe jam 17.00 WIB. Solat magrib di musola, habis itu
nonton televisi.

Universitas Indonesia

84

Informan 9
Nama

: Hendra

Jenis kelamin : Laki-laki


Usia

: 23 tahun

Status

: Belum menikah

Alamat

: Penggilingan

Peneliti bertanya tentang asal daerah, lama tinggal di Cakung, dan lama bekerja
menjadi buruh pabrik:
Asli Jakarta, dari lahir disini. Jadi buruh pabrik sejak tahun 2008.
Peneliti bertanya tentang gambaran umum kehidupan buruh pabrik:
Buruh pabrik kerjanya capek, meres tenaga. Waktu luangnya lebih baik
dipakai buat istirahat soalnya sedikit.
Peneliti bertanya mengenai aktivitas yang dilakukan dalam satu minggu terakhir:
Seminggu ini ke rumah pacar kemaren hari Sabtu. Habis itu jalan-jalan ke
PTC. Jemput adik pulang sekolah, ngobrol sam a tetangga aja. Sisanya di rumah
saja bantu-bantu bersih rumah kalau pulang kerja.
Peneliti bertanya mengenai lokasi aktivitas yang dilakukan:
Rumah, rumah pacar, sekolah adik, PTC.
Peneliti bertanya mengenai sebab pemilihan lokasi aktivitas:
Saya malas jauh jalan-jalan jadi mending deket rumah aja deh. Kalau ga
di PTC ya Giant yang di Ujung Menteng. Paling jauh ke Buaran kalo jalan-jalan
sama pacar. Biasanya pergi-perginya naik motor sama pacar.
Peneliti bertanya mengenai aktivitas yang dianggap rutin:
Kerja, jemput adek pulang sekolah, sama bantu ibu berbenah rumah.
Peneliti bertanya mengenai pemahaman waktu luang menurut informan:
Waktu luang itu waktu untuk istirahat, sehabis kerja. Ya buat kumpulkumpul sama teman-temanlah, sama keluarga.
Peneliti bertanya aktivitas yang biasanya dilakukan untuk menghabiskan waktu
luang yang dimiliki:

Universitas Indonesia

85

Aktivitasnya ya itu jalan sama pacar, jemput adek, ngobrol sama tetangga.
Kadang suka mancing juga ke Priok, tapi itu jarang-jarang kalau lagi diajak
teman doang.
Aktivitas satu minggu (11 14 November 2013)
1. Senin
Pulang kerja jam 16.30, antar pacar karena satu tempat kerja ke sukapura.
Jam 17.30 pulang sampai rumah istirahat. Jam 20.00 keluar ngobrol sama
teman-teman sambil ngopi di warung samping rumah sampai jam 24.00 terus
pulang istirahat.
2. Selasa
Hari selasa libur bangun jam 09.00 habis mandi langsung antar ibu ke Batu
Jaya, Karawang ke rumah saudara, sampai rumah jam 23.00 terus istirahat
tidur.
3. Rabu
Pulang kerja jam 16.30 sampai rumah jam 17.00 langsung jemput adik di
SMA Diponegoro 2 Kayu Tinggi. Pulang jam 18.00 terus istirahat.
4. Kamis
Pulang kerja jam 16.30 langsung jemput adik SMA di Kayu Tinggi sampai
rumah jam 18.00. Jam 20.00 membantu tetangga persiapan hajatan khitanan
sampai jam 23.00 setelah itu tidur.

Universitas Indonesia

86

Informan 10
Nama

: Dwi Santoso

Jenis kelamin : Laki-laki


Usia

: 25 tahun

Status

: Belum menikah

Alamat

: Penggilingan

Peneliti bertanya tentang asal daerah, lama tinggal di Cakung, dan lama bekerja
menjadi buruh pabrik:
Orang tua dari Jawa, kalau saya lahir di Jakarta. Dari lahir tinggal disini.
Kerja jadi buruh pabrik dari tahun 2006.
Peneliti bertanya tentang gambaran umum kehidupan buruh pabrik:
Sketsa pergerakan waktu luang informan 9
Buruh pabrik ngepas-ngepas kantongnya. Makanya jadi sering ambil
lemburan buat nambah gaji. Waktu luangnya jadi dikit gara-gara sering lembur.
Peneliti bertanya mengenai aktivitas yang dilakukan dalam satu minggu terakhir:
Seminggu ini ke jalan-jalan sama pacar ke PTC, ngobrol sama tetangga,
ke rumah saudara di Bogor. Saya biasanya juga ga kemana-mana paling cuma
jalan sama pacar saja.
Peneliti bertanya mengenai lokasi aktivitas yang dilakukan:
Rumah, rumah pacar, PTC.
Peneliti bertanya mengenai sebab pemilihan lokasi aktivitas:
Mendingan kalo jalan-jalan ke PTC deh, kan suka ada artis datang jadi
bisa nonton artis. Kalau di rumah aja, soalnya saya orangnya malas keluar
rumah, lebih senang di rumah.
Peneliti bertanya mengenai aktivitas yang dianggap rutin:
Menurut saya kerja.
Peneliti bertanya mengenai pemahaman waktu luang menurut informan:
Waktu untuk istirahat, ngobrol sama keluarga, jalan-jalan sama pacar
Peneliti bertanya aktivitas yang biasanya dilakukan untuk menghabiskan waktu
luang yang dimiliki:

Universitas Indonesia

87

Aktivitasnya jalan-jalan sama pacar, kadang main ke rumahnya juga.


Kadang main ke rumah temen juga. Kalau lagi males suka di rumah aja main
laptop, nonton televisi, kalau lagi ga capek main bola deket rumah. Seringnya di
rumah saja sih. Kalau jalan-jalan sama teman suka ikut kadang-kadang kalau
diajak, pergi ke Ancol atau Monas gitu. Habis itu pulangnya malam, tapi enak
bebas pulang malam kalo belum nikah. Kalau udah nikah mah ga bisa pulang
malam, mesti cepet pulang, soalnya udah ada yang nungguin di rumah. Kalo
kayak kita kan tidak.
Aktivitas keseharian (11 14 November 2013)
1. Senin
Pulang kerja jam 16.30 sampai rumah istirahat. Jam 19.30 ke rumah pacar,
terus pulang jam 23.00 langsung nonton bola sampai jam 02.00 pagi terus
tidur.
2. Selasa
Bangun jam 10.00 kemudian mandi dan makan. Karena hari libur jadi pergi
ke PTC bersama pacar sambil nonton artis pulang jam 15.30 kemudian antar
pacar pulang ke Kayu Tinggi. Jam 16.30 sampai rumah terus istirahat.
3. Rabu
Pulang kerja jam 16.30 kemudian istirahat. Jam 19.00 keluar ngobrol
dengan tetangga sampai jam 20.30 kemudian pulang istirahat karena besok
kerja.
4. Kamis
Pulang kerja jam 16.30 kemudian antar ibu berobat sampai jam 17.30 terus
istirahat di rumah.

Universitas Indonesia

88

Lampiran peta lokasi rumah informan

Universitas Indonesia

Anda mungkin juga menyukai