Anda di halaman 1dari 7

KASUS KEGAGALAN KONSTRUKSI

AMBRUKNYA KESERAKAHAN MALL SAMPOONG

Di Susun Oleh :

SIFA FEBRU AMIN (164101 2696)

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


UNIVERSITAS WIJAYAKUSUMA
PURWOKERTO
2017
A. Ambruknya Keserakahan Mall Sampoong

Mall Sampoong adalah bangunan yang dipenuhi keserakahan yang akhirnya


keserakahan itulah yang membuatnya menjadi ambruk. Suatu pelajaran berharga
dalam merancang dan membangun suatu bangunan. Aspek teknis sama sekali tak
boleh diabaikan apalagi oleh keserakahan.

B. Design dan Pembangunan

Sampoong departement store dibangun tahun 1987 hingga 1989. Berlokasi di


Seoul, Korea Selatan. Lokasi bangunan adalah Tempat Pembuangan Sampah
(TPA) yang dibeli oleh Sampoong Grup yang kemudian menjadikannya sebagai
lahan tempat pembangunan gedung perkantoran.

Perubahan dilakukan oleh direktur yaitu Lee Joon. Fungsi bangunan yang semula
perkantoran itu dirubah menjadi department store. Beberapa kolom struktur
dipotong sekitar 25 % agar escalator bisa dipasang. Saat kontraktor utama
menolak melakukannya, Lee memecat mereka dan menyewa kontraktor lainnya
untuk membangun bangunan tersebut. Departement Store merupakan yang
terbesar di distrik Seoul.
Bangunan dibuka untuk publik 7 Juli 1990 dengan pengunjung kira-kira 40.000
orang perhari selama 5 tahun, Bangunan ini terdiri dari sayap utara dan selatan
dan dihubungkan oleh atrium. Dikarenakan kebutuhannya bertambah, maka lantai
lima ditambahkan.
Lantai kelima pertama kali direncanakan menjadi arena skating untuk mematuhi
peraturan zonasi yang mencegah seluruh bangunan digunakan sebagai sebuah
departemen store. Fungsi sebagai tempat bermain sepatu roda diganti oleh pemilik
gedung menjadi food court, dengan 8 restoran masakan tradisional korea berada di
dalamnya. Arsitek dan para kontraktor yang ditunjuk untuk melakukan design dan
konstruksi tambahan lantai tersebut tidak setuju karena di khawatirkan bagian
bawah bangunan tidak dapat menahan beban. Pemilik gedung yang tidak mau
mendengar kritikan ini, Lee kembali memecat arsitek dan semua kontraktornya,
dan mencari kontraktor penggantinya sendiri.

C. Kronologis Keruntuhan

Pada tanggal 29 Juni, pukul 8 pagi, beberapa jam sebelum bangunan tersebut
runtuh, manajer Sampoong Departement Store, menerima notes di mejanya dari
karyawan jaga malam. Karyawan tersebut menulis bahwa ia mendengar suara
yang keras dari bagian atas gedung. Manajer segera mengecek dan menemukan
adanya retakan yang besar dilantai.

Beberapa jam kemudian, salah satu pemilik restoran di lantai lima menemukan
retakan sebesar kepalan tangan di dapur restorannya. Manajer hanya menyarankan
agar restoran itu ditutup untuk satu hari, sambil menunggu adanya perbaikan
gedung. Manajer melaporkan masalah ini kepada pemilik gedung, dan arsitektur
bangunan. Manajer dan arsitektur menyarankan untuk menutup pusat perbelanjaan
itu sampai diketahui penyebabnya, namun pemilik gedung menolak, karena akan
mengakibatkan kerugian yang besar.

Sekitar dua jam sebelum bangunan runtuh, terdengar kembali suara yang sangat
keras dari lantai atas, tetapi semua pengunjung mengabaikan tanda tersebut.
Manajer segera mengambil tindakan dengan mematikan pendingin ruangan. 52
menit sebelum bangunan runtuh, toko masih belum ditutup dan pengunjung sudah
mulai complain dengan suhu udara yang terlalu panas. Meskipun begitu, para
pemimpin telah meninggalkan gedung, sebagai tindakan jaga-jaga.

Kemudian sekitar pukul 5 sore, kembali terdengar suara yang sangat keras diikuti
dengan jatuhnya pecahan-pecahan kaca. Pengunjung mulai berhamburan mencari
pintu keluar. Sampoong Departement Store akhirnya rata dengan tanah dalam
waktu dua puluh detik.
Peristiwa ini merupakan peristiwa yang paling tragis di Korea Selatan, sehingga
peristiwa itu dianggap sebagai “The Largest Peacetime Disaster in South Korean
History”. Sampoong Departement Store yang menjadi icon kemajuan kota Seoul
pada saat itu, runtuh dalam waktu 20 detik, dengan 1.500 orang berada
didalamnya. Kerugian ditaksir $ 216 million.
D. Investigasi

Perubahan fungsi lantai lima dianggap menjadi awal mula kesalahan


pembangunan. Karena ketika makan, masyarakat Korea duduk dengan tidak
menggunakan kursi, maka pemanas ruangan ditaruh dibagian bawah lantai. Panas
yang dikeluarkan oleh pemanas ini terus menjalar ke pilar-pilar penyangga
gedung. Kemudian, getaran yang ditimbulkan oleh pendingin bangunan juga
semakin memperburuk retakan diantara pilar-pilar gedung.

Beberapa penyebab runtuhnya bangunan hasil investigasi, kondisi design dan


perkembangannya serta kronologis keruntuhan adalah:

1. Pondasi dibangun di tanah yang tidak stabil.


2. Kualitas beton di bawah standar.
3. Diameter kolom 60 cm dari seharunya 80 cm, besi tulangan terpasang
lebih kecil dari yang seharusnya.
4. Besi tulangan lantai dipasang 10 cm dari selimut beton atas dari yang
seharusnya 5 cm sehingga mengurangi kekuatan beton pelat lantai.
5. Perubahan yang dibuat kemudian, seperti pemotongan kolom hingga 25 %
dan penambahan 1 lantai diatasnya.
6. Beban yang berlebihan pada beton pelat lantai lima karena memiliki
ketebalan yang cukup besar.
7. Pemindahan unit chiller AC yang melewati daerah yang tidak mampu
untuk mendukung beban chiller yang begitu besar sehingga menimbulkan
kegagalan struktur atap.
8. Keterlambatan penanganan atas tanda-tanda awal keruntuhan gedung.

Penyelidikan ini akhirnya mengarah pada ditemukannya praktek korupsi besar-


besaran dalam tubuh perusahaan. Beberapa petugas kebersihan dan staff
dinyatakan bersalah karena terbukti menerima suap dari perusahaan. Pejabat kota
dan mantan kepala administrasi kota juga ditahan, karena kelalaian mereka dalam
memeriksa kelayakan bangunan dan mengizinkan penggunaan material bangunan
yang kurang terjamin keamanannya.
Peristiwa yang terjadi di Sampoong menuntut pemerintah untuk meninjau kembali
kelayakan bangunan di seluruh Korea Selatan. Hasilnya menunjukkan bahwa 20%
bangunan dianggap tidak aman, 80% bangunan diwajibkan melakukan
perombakan bangunan besar-besaran, dan hanya 2,5% bangunan yang dinyatakan
aman untuk digunakan.

E. Pelajaran Berharga
1. Keserakahan pada akhirnya akan menyebabkan kerusakan besar termasuk diri
sendiri. Keuntungan besar hanya tampak di awal, lalu seolah-olah akan
menjadi bom waktu yang meledak di saat yang tak terduga.
2. Adanya korupsi akan menyebabkan mutu material akan dikurangi dalam
rangka menjaga target keuntungan. Sehingga hal ini akan menjadikan
kehandalan (reliability) bangunan akan berkurang.
3. Idealisme Insinyur harus dipertahankan apabila itu menyangkut keselamatan
banyak orang yang akan menggunakan hasil karyanya dan aspek teknis harus
diperhatikan dan diprioritaskan dalam pengambilan keputusan penting di
proyek baik pada masa design maupun pada masa konstruksi. (dari berbagai
sumber)

DAFTAR PUSTAKA

file:///E:/teknik/semsester%203/teknik%20bahan%20konstruksi/AGUNG%20HE
RU%20%20KEGAGALAN%20KONSTRUKSI.htm

Anda mungkin juga menyukai