Anda di halaman 1dari 45

LAPORAN KERJA PRAKTIK

PADA PROYEK

PEMBANGUNAN GEDUNG
EDUTORIUM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

ARDIAN NOER RAHADAN SANTOSO


20160110146

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

YOGYAKARTA
2019
RINGKASAN

Pendidikan merupakan sarana edukasi yang memiliki peranan penting


dalam upaya meningkatkan mutu kwalitas SDM bagi generasi bangsa. Mulai dari
SD, SMP, SMA dan Kuliah. Peningkatan sistem pendidikan di Indonesia membuat
sekolah-sekolah atau kampus-kampus berlomba-lomba untuk meningkatkan
kualitas mutu SDM bagi setiap anak didiknya dengan cara meningkatkan fasilitas
yang mereka punya seperti ruang belajar yang kondusif agar tercipta suasana yang
nyaman,laboratorium dengan peralatan yang lengkap, fasilitas olahraga, atau
memiliki gedung sekolah atau kuliah yang bagus agar menumbuhkan semangat
belajar yang tinggi seperti yang di lakukan oleh Universitas Muhammadiyah
Surakarta.
Pengembangan gedung perkuliahan Universitas Muhammadiyah Surakarta
merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan fasilitas sarana pendidikan
dikarenakan Universitas Muhammadiyah Surakarta menerima ribuan mahasiswa
baru setiap tahunya. Dengan adanya pengembangan gedung baru, maka kualitas
dari pendidikan yang ada di Universitas Muhammadiyah Surakarta meningkat dan
dapat bersaing dengan universitas-universitas ternama yang ada di Indonesia.

ii
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN KERJA PRAKTEK

Nama Proyek : Pembangunan Gedung Edutorium Universitas


Muhammadiyah Surakarta
Nama Mahasiswa : Ardian Noer Rahmadan Santoso
Nomor Mahasiswa : 20160110146
Waktu Kerja Praktek : 1 Juni 2019 – 25 Agustus 2019

Disetujui Diperiksa
Dosen Pembimbing Health Safty Environment

Seplika Yadi, S.T., M.T., Ph.D. M. Idris Supardi S,T


Tanggal, Tanggal,______________

Diketahui
Ketua Jurusan Teknik Sipil

Puji Harsanto, S.T., M.T., Ph.D.


Tanggal, ___

iii
LEMBAR MONITORING

iv
KATA PENGANTAR

Assalammu’alaikum Wr. Wb.


Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT. Akhirnya Laporan Kerja Praktek
ini bisa terselesaikan walaupun jauh dari kesempurnaan.
Laporan ini disusun sebagai salah satu persyaratan dalam menempuh
Pendidikan Strata 1 (S1), di Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta.
Dalam penyusunan laporan ini saya mendapatkan bimbingan dari berbagai
pihak, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Kedua orang tua dan keluarga yang telah memberikan bantuan moral dan
materi.
2. Bapak Seplika Yadi, S.T., M.T., Ph.D Selaku dosen pembimbing yang telah
memberikan pengarahan dan bimbingan dalam penyusunan laporan ini.
3. Puji Harsanto,ST, MT, Ph.D selaku Ketua Program Studi S1 Teknik Sipil
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
4. Bapak Irwan Aristya, S.T. yang telah mengizinkan saya untuk kerja praktek
pada Proyek Edutorium UMS.
5. Bapak M. Idris Sapardi, S.T. yang telah menjadi Pembimbing Lapangan/Proyek
untuk kerja praktek di proyek ini.
6. Segenap karyawan PT.Brantas Abipraya (Persero), penyedia jasa pembangunan
yang yang telah banyak memberikan bimbingan di lapangan baik pengetahuan
berupa akademik ataupun non-akademik (moral).
7. Teman-teman kerja praktik di Proyek Edutorium UMS, periode 1 Juli – 17
Agustus 2019
Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan balasan sepantasnya atas semua
kebaikan yang telah diberikan kepada penulis. Sangat saya sadari keterbatasan
dalam penyusunan laporan ini. Penulis berharap semoga Laporan Kerja Praktek
ini berguna bagi kita semua para pembaca. Aamiin.
Wassalammu’alaikum Wr. Wb.
Yogyakarta, 17 Agustus 2019
Penyusun

v
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i


RINGKASAN ................................................................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................. iii
LEMBAR MONITORING .............................................................................. iv
KATA PENGANTAR ...................................................................................... v
DAFTAR ISI .................................................................................................... vi
BAB I DESKRIPSI UMUM PROYEK ............................................................ 1
A. Latar Belakang Proyek .................................................................... 1
B. Data Umum Proyek ......................................................................... 2
C. Periode Waktu Pengamatan Proyek ................................................ 3
D. Lingkup Tinjauan Umum ................................................................ 3
BAB II DATA TEKNIS PROYEK................................................................... 4
A. Lokasi Proyek ................................................................................... 4
B. Detail Ukuran Proyek ....................................................................... 4
C. Spesifikasi Bangunan ....................................................................... 4
BAB III ORGANISASI PROYEK ................................................................... 6
A. Tinjauan Umum................................................................................ 6
B. Struktur Organisasi ........................................................................... 6
C. Hubungan Kerja Antara Unsur Pelaksanaan Pembangunan ............ 7
BAB IV TINJAUAN KHUSUS...................................................................... 12
A. Kolom, Balok dan Plat Lantai ........................................................ 14
1. Alat dan Bahan ........................................................................... 14
2. Pelaksanaan ................................................................................ 22
B. Permasalahan Dalam Proyek .......................................................... 30
BAB V PENUTUP .......................................................................................... 39
A. Kesimpulan..................................................................................... 39
B. Saran ............................................................................................... 39
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... vii
BAB I
DESKRIPSI UMUM PROYEK

A. Latar Belakang Proyek


Seiring dengan perkembangan jaman, pembangunan gedung kampus
sangat penting untuk menciptakan suasana perkuliahan yang nyaman dan
kondusif, sekaligus sebagai identitas suatu kampus. Di dalam pembangunannya
terdapat beberapa aspek yang perlu diperhatikan, yaitu dari segi arsitektural,
struktural, dan pemanfaatan gedung.
Pada perencanaan gedung, baik bertingkat ataupun tidak bertingkat harus
memperhatikan kekuatan, kenyamanan, keekonomisan, dan pengaruh terhadap
lingkungan. Aspek-aspek tersebutlah yang harus direncanakan dan
diperhitungkan secara matang. Faktor yang mempengaruhi kekuatan
konstruksi adalah beban-beban yang akan dipikul seperti beban mati, beban
hidup, beban angin, dan beban gempa.
Teknik sipil merupakan salah satu cabang ilmu teknik yang mempelajari
tentang perencanaan, pembangunan, dan pemeliharaan bangunan serta
infrastruktur. Teknik sipil berkembang memberi dukungan penting di sektor
publik dan swasta. Mahasiswa teknik sipil harus memiliki keahlian untuk
mengetahui bagaimana proses bekerja dalam proyek, mulai dari perencanaan
awal, proses pembuatan jadwal, merencanakan struktur bangunan, metode
konstruksi, hingga analisis keuangan

1
Lokasi Proyek Pengembangan gedung Edutorium Universitas
Muhammadiyah Surakarta terletak di Jln. Adisucipto No.33,Colomadu
Surakarta. Gedung ini berkapasitas tiga lantai dan mampu menampung
sebanyak 7.000-8.000 orang.

Tujuan
1. Tujuan Umum
Adapun tujuan umum dalam pembangunan gedung Edutorium UMS yaitu
untuk tempat utama Muktamar ke-48 Muhammadiyah tahun 2020, wisuda,
dan disewakan untuk umum. Berfungsi juga sebagai sportorium (kegiatan
olahraga).
2. Tujuan Kerja Praktek
Adapun tujuan dilaksanakannya kerja praktek di Pengembangan Gedung
Edutorium Universitas Muhammadiyah adalah:
a) Mampu menerapkan ilmu rekayasa sipil dalam pelaksanaan bangunan
teknik sipil seperti tata cara, kasus , solusi, perkembangan teknologi
material, menejemen kontruksi oraganisasi proyek, dan aspek legal pada
pelaksanaan Pengembangan Gedung Edutorium Universitas
Muhammadiyah,
b) Mampu memahami bebagai masalah yang muncul pada proyek
pembangunan Gedung Edutorium dan bagaimana mengatasinya
c) untuk melaksanakan kegiatan yang belum pernah dilakukan selama
perkuliahan seperti melakukan mapping,Ncr (penyimpangan
kerusakan),monotoring penulangan dll.

B. Data Umum Proyek


Nama Proyek :Proyek Pembangunan Gedung Edutorium
Universitas Muhammadiyah
Lokasi : Jln. Adisucipto No.33,Colomadu Surakarta
Waktu Pelaksanaan : Mulai tanggal 2 April 2019 S/D 25 Februari 2019
Nilai Kontrak : Rp.258.181.818.920.83,-
Sumber Dana : Universitsa Muhammadiyah Surakarta

2
Nama Kontraktor : PT. Brantas Abipraya Persero
Konsultan Perencana : Univesitas Muhammadiyah Surakarta
Konsultan Pengawas : Univesitas Muhammadiyah Surakarta
Luas Lahan : 5 Ha

C. Periode Waktu Pengamatan Proyek


Kerja praktek dilaksanakan selama 45 hari efektif terhitung mulai
tanggal 1 Juli 2019 sampai dengan 25 Agustus 2019. Selama kerja praktek
Penyusun melaporkan berbagai kegiatan proyek yang dilaksanakan sesuai
dengan jadwal yang telah ditentukan. Pengamatan yang dilakukan pada
kegiatan kerja praktek adalah metode pelaksanan konstruksi pada pekerjaan
balok lantai dan kolom.

D. Lingkup Tinjauan Umum


Selama kerja praktik, penyusun hanya dapat melaporkan berbagai
kegiatan proyek yang dilaksanakan sesuai dengan pengamatan kerja praktik
yang telah di program oleh Tim Perencana PT Brantas Abipraya yang secara
umum dapat saya amati selama pelaksanaan kerja praktek meliputi pekerjaan
footplat, bekisting, sloof, kolom, balok dan pelat.

3
BAB II
DATA TEKNIS PROYEK

A. Lokasi Proyek
Kerja praktek yang dilaksanakan pada Lokasi Proyek Pengembangan
Gedung Editorium Univesitas Muhammadiyah Surakarta yaitu Jln. Adisucipto
No.33,Colomadu Surakarta
. Lokasi dan batas wilayah seperti yang terlihat pada Gambar 2.1 sampai
Gambar 2.2 berikut ini.

Gambar 1.1 Lokasi kerja praktek

B. Detail Ukuran Proyek


Pada Proyek Pembangunan Edutorium ini direncanakan luasan bangunan ±
14.400 m² dan terdiri dari 4 lantai. Berikut ini adalah batasan-batasan wilayah
pada lokasi kerja praktek yang terlihat pada Tabel 1.1. berikut ini.

4
Tabel 1.1. Batasan Wilayah Lokasi Kerja Praktek
Lokasi Wilayah batasan
Utara Jln.Adisucipto
Selatan Jln. Melon Raya
Timur Dapur Solo Edupark
Barat Jln. Garuda Mas

Gambar1.2 Batasan wilayah


C. Spesifikasi Bangunan
Bangunan Gedung Editorium Univesitas Muhammadiyah Surakarta ini
berbentuk oval terdiri dari 3 lantai dengan kapasitas 7.000-8.000 orang. Pada
proyek bangunan ini beton yang digunakan adalah beton dengan rata-rata mutu
K400. Ukuran kolom dan balok pada setiap lantai dapat berbeda-beda karena
menyesuaikan kebutuhan beban dan efesiensi biaya.

5
BAB III
ORGANISASI PROYEK

A. Tinjauan Umum
Organisasi adalah sarana yang digunakan untuk mencapai rencana dan
tujuan dalam suatu kegiatan berupa jasa maupun fisik yang telah disepakati
bersama. Dalam kegiatan organisasi setiap orang memiliki kedudukan atau
fungsi diantaranya adalah tugas, kewajiban, tanggung jawab, wewenang,
hubungan dan tata kerja masing-masing.
Organisasi adalah sebagai proses penetapan dan pengelompokan
pekerjaan yang akan dilakukan, merumuskan serta melimpahkan tanggung
jawab dan wewenang, dan menyusun hubungan-hubungan dengan maksud
untuk memungkinkan orang-orang bekerja sama secara efektif dalam mencapai
suatu tujuan.
Proyek adalah suatu kegiatan konstruksi yang didalamnya terdapat unsur
sebagai berikut :
1. Sumber daya manusia sebagai pelaksana,
2. Waktu yang menentukan durasi pekerjaan konstruksi, dan
3. Dana yang menjadi anggaran untuk memenuhi kebutuhan pekerja, alat,
bahan dan material yang digunakan.
Organisasi dalam suatu proyek konstruksi dibutuhkan untuk memastikan
bahwa pekerjaan dapat diselesaikan dengan cara yang efisien, tepat waktu dan
memiliki hasil yang sesuai dengan kualitas yang diharapkan.

B. Struktur Organisasi Proyek


Struktur organisasi proyek adalah susunan yang menunjukkan posisi-posisi
dari anggota organisasi dan tugas dari masing-masing anggota tersebut.
Struktur organisasi pada Proyek Pembangunan Gedung Edutorium Universitas
Muhammadiyah Surakarta seperti yang terlihat pada Gambar 3.1 di bawah ini.

6
Gambar 3.1 Struktur Organisasi Proyek

C. Uraian Tugas dan Tanggung Jawab Organisasi Proyek


1. Pemberi Tugas
Pemberi tugas pada Proyek Pengembangan Gedung Editorium
Univesitas Muhammadiyah Surakarta adalah Yayasan Muhammadiyah
Surakarta Hak dan kewajiban yang dilaksanakan oleh pemberi tugas antara
lain :
a. Menunjuk penyedia jasa (perencana/penyedia jasa melalui kontrak
penunjukan langsung dan kontraktor).
b. Meminta laporan secara periodik mengenai pelaksanaan pekerjaan
yang telah dilakukan oleh penyedia jasa (perencana dan kontraktor).
c. Menyediakan fasilitas baik berupa sarana dan prasarana yang
dibutuhkan oleh pihak penyedia jasa (perencana dan kontraktor) untuk
kelancaran pekerjaan di lapangan.
d. Meyediakan lahan untuk pelaksanaan pekerjaan.
e. Menyediakan dana dan kemudian membayar kepada pihak penyedia
jasa (konsultan dan kontraktor) sejumlah biaya yang diperlukan untuk
mewujudkan sebuah bangunan.

7
f. Ikut mengawasi dalam pelaksanaan pekerjaan yang direncanakan
dengan jalan menempatkan atau menunjuk suatu badan atau orang
untuk bertindak atas nama pemberi tugas (pemilik proyek).
g. Mengesahkan perubahan dalam pekerjaan apabila terjadi perubahan.
h. Menerima dan mengesahkan pekerjaan yang telah selesai dilaksanakan
oleh penyedia jasa jika produknya telah sesuai dengan apa yang
dikehendaki/direncanakan.
i. Dalam pelaksanaan pekerjaan Gedung Editorium Univesitas
Muhammadiyah Surakarta untuk pengawasan dilakukan oleh tim
pengawas Univesitas Muhammadiyah Surakarta.
2. Pengawas
Pengawas adalah pihak yang ditunjuk oleh pemilik proyek (owner)
untuk melaksanakan pekerjaan pengawasan.
Pengawas dalam suatu proyek memilki tugas sebagai berikut :
a. Menyelenggarakan administrasi umum mengenai pelaksanaan kontrak
kerja bersama penyedia jasa, penyedia jasa pembuat laporan
administrasi diperiksa dan disetujui tim pengawas internal.
b. Melaksanakan pengawasan secara rutin selama pelaksanaan proyek.
c. Menerebitkan laporan prestasi dibuat oleh penyedia dan disahkan dan
disetujui tim pengawas internal Univesitas Muhammadiyah Surakarta.
d. Memberikan saran atau pertimbangan kepada pemilik proyek maupun
kontraktor dalam proyek pelaksanaan pekerjaan.
e. Mengoreksi dan menyetujui gambar shop drawing yang diajukan
kontraktor sebagai pedoman pelaksanaan pembangunan proyek.
f. Memilih dan memberikan persetujuan mengenai tipe dan merek yang
diusulkan oleh kontraktor agar sesuai dengan harapan milik proyek
namun tetap berpedoman dengan kontrak kerja konstruksi yang sudah
dibuat.

8
3. Pimpinan Proyek ( Project Manager )
Project Manager adalah orang yang ditunjuk untuk menggerakkan
organisasi proyek dan memimpinnya dalam mencapai objektif proyek.
Tugas Project Manager adalah :
a. Membuat rencana kerja.
b. Mengendalikan seluruh kegiatan konstruksi.
c. Melakukan koordinasi dengan semua pihak terkait.
d. Membangun komunikasi internal dan eksternal.
e. Menetapkan kebutuhan sumber daya.
f. Menentukan alternativ dalam mencapai target.
g. Menyetujui rencana dan metode kerja.
h. Menunjuk pemasok dan subkontraktor.
4. Manager Lapangan ( Site Manager )
Site Manager merupakan wakil dari pimpinan tertinggi suatu proyek
yang ditunjuk untuk bisa memahami dan menguasai rencana kerja proyek
secara keseluruhan dan mendetail. Tugas Manager Lapangan adalah :
a. Bertanggung jawab atas urusan teknis yang ada dilapangan
Memberikan cara cara penyelesaian atas usul – usul perubahan desain
dari lapangan berdasarkan persetujuan pihak pemberi perintah kerja,
sedemikian rupa sehingga tidak menghambat kemajuan pelaksanaan
dilapangan.
b. Melakukan pengawasan terhadap hasil kerja apakah sesuai dengan
dokumen kontrak.
5. Site Engineer
a. Site Engineer Structure
Site Engineer Structure adalah seseorang yang membatu tugas manager
proyek dalam perencanan teknis dan material khususnya dalam bidang
struktur. Tugas Site Engineer Structure adalah :
1) Membuat perhitungan konstruksi yang diperlukan dalam suatu
proyek.
2) Menentukan spesifikasi data teknis bahan dan volume pekerjaan.

9
b. Site Engineer Architect
Site Engineer Architect adalah seseorang yang membantu tugas
manager proyek dan ahli dalam bidang arsitektur dan merancang suatu
bangunan berdasarkan nilai estetika yang akan di terapkan pada
bangunan yang akan dibuat. Tugas site engineer architect adalah :
1) Menata letak bangunan–bangunan yang memiliki keterikatan
fungsi dalam sebuah site dan mendesain site tersebut.
2) Mengolah tata ruang sebuah bangunan.
3) Menentukan konsep desain interior sebuah bangunan (termasuk
perletakan furniturenya).
4) Mengolah bentuk luar dan tampak sebuah bangunan.
5) Menentukan jenis dan letak sistem struktur, instalasi listrik,
instalasi pipa air dan jalur penghawaan udara, serta alat – alat
transportasi dalam sebuah bangunan.
c. Site Engineer Mechanical Electrical dan Plumbing (SE MEP)
SE MEP adalah seorang ahli dalam membuat sistem kontrol mekanikal,
eletrikal, dan plumbing yang meliputi sistem pembuangan limbah / air
buangan (air kotor dan air bekas), sistem venting, air hujan dan
penyediaaan air bersih. Tugas dasi Site Engineer MEP adalah :
1) Memasang instalasi listrik, mesin pompa lantai semi basement,
mesin lift.
2) Memasang instalasi elektrikal seperti telepon jaringan internet, tata
suara gedung dan sejenisnya.
3) Memasang instalasi AC (air conditioner) dan penghawaan suatu
ruangan.
Dalam proyek pengembangan gedung Alma Ata Site engineer meliputi
bidang struktur, arsitek, dan Mechanical Electrical dan Plumbing (MEP)
6. Logistik Proyek
Tugas dari bagian logistik proyek adalah :
a. Melakukan seleksi atau perekrutan pekerja untuk pegawai bulanan
sampai dengan pekerja harian dengan spesialisasi keahlian masing –
masing sesuai posisi organisasi yang dibutuhkan.

10
b. Membuat laporan keuangan atau laporan kas bank proyek, laporan
pergudangan, laporan bobot prestasi proyek, daftar hutang.
c. Membuat dan melakukan verifikasi bukti – bukti pekerjaan yang akan
dibayar oleh owner sebagai pemilik proyek.
d. Membuat laporan akuntansi proyek dan menyelesaikan perpajakan
secara retribusi.
e. Menerima dan memproses tagihan dari subkontraktor jika proyek yang
dikerjakan berskala besar sehingga melakukan pemborongan kembali
kepada kontraktor spesialis sesuai dengan item pekerjaan yang
dikerjakan.
7. Admin Teknik
Tugas dari admin teknik adalah :
a. Mengembangkan dan mengatur jadwal produk secara detail.
b. Memantau biaya dan komitmen malalui permintaan (requisition) dan
invoice.
c. Memastikan keterlibatan aktif anggota tim.
d. Membangun strategi untuk mengatasi hambatan atau keterlambatan
dengan menerapkan berbagai metode.
e. Merancang aturan terkait dengan standar keselamatan.
8. Subkontraktor/Vendor/Bass Borong
Subkontraktor adalah penyedia pekerja yang dalam melaksanakan
pekerjaan bangunan/konstruksi hanya menyediakan tenaga kerja dan alat
konstruksi (traktor, mesin pancang dan sebagainya).

11
BAB IV
TINJAUN KHUSUS

Pelaksanaan pekerjaan struktur merupakan salah satu kegiatan yang sangat


penting dan sebagai langkah lanjutan dari proses perencanaan dan perancangan
proyek yang telah disusun sebelumnya. Koordinasi yang harus terjalin dengan baik
antara tenaga kerja, bahan, alat, mandor, maupun pihak-pihak pelaksana dapat
melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya yang terarah dan tertata. Penempatan
dan pengalokasian sumber daya yang baik dipergunakan secara efektif dan efisien
akan menghasilkan pekerjaan yang maksimal dan optimal.
Struktur atas suatu gedung adalah seluruh bagian struktur gedung yang berada
diatas muka tanah, sedangkan struktur bawah adalah seluruh bagian struktur yang
berada di bawah muka tanah, yang terdiri dari struktur basement – kalau ada –
dan/atau struktur fondasinya (SNI 03-1726-2002).
Selama waktu pelaksanaan Kerja Praktek yang dimulai tanggal 1 Juli 2019
hingga 24 Agustus 2019, penyusun melakukan kerja praktek pada Proyek
Pembangunan Gedung Edutorium Universitas Muhammadiyah Surakarta. Selama
penyusun mengamati pekerjaan yang dilaksanakan pada proyek ini, kualitas yang
dihasilkan cukup baik dapat dilihat dari minimnya penyimpangan pelaksanaan
pekerjaan yang ada pada perencanaan yang sudah ditetapkan. Faktor pengawasan
yang ketat dan baik juga mempengaruhi terjaganya mutu dari pekerjaan
pembangunan ini.
Pada awal studi praktik kerja lapangan, gedung Edutorium universitas
muhammadiyah surakarta masih dalam proses pengerjaan plat lantai lantai satu dan
ground floor.Pekerjaan plat lantai pada lantai satu ini tidak sepenuhnya telah
dikerjakan. Pada as 1-5 bangunan telah dilaksanakan pekerjaan pengecoran plat
lantai, sedangkan untuk as lainnya masih dalam proses pembersihan area yang akan
dilakukan pengecoran dan untuk sebagian lainnya masih dalam pekerjaan
pemasangan tulangan wiremash dan pemasangan beton decking. Pekerjaan
penulangan untuk kolom telah dilaksanakan dan pada area yang telah plat lantai
telah dalam pekerjaan pengelasan untuk sepatu kolom. Keadaan di lapangan saat
awal tinjauan terlihat pada Gambar 1.5

12
Gambar 1.5 Kondisi Awal Tinjauan Proyek Edutorium Universitas
Muhammadiyah Surakarta

Pada akhir studi praktik kerja lapangan telah sampai pada pekerjaan struktur
lantai 3 dan sudah masuk pekerjaanlain seerti ekspos pada ground floor dan
pemasangan plambing yang di lakukan oleh mechanical engineering serta sudah
mulai masuk fabrikasi atap baja. Pada bagian bab ini, akan diuraikan hasil tinjauan
selama pelaksaan praktik kerja lapangan yaitu tinjauan metode pelaksaan pekerjaan
dari mulai pekerjaan persiapan.

13
A. METODE KERJA PELAKSANAAN KOLOM, BALOK DAN PLAT
LANTAI

a. KOLOM

Kolom merupakan suatu elemen struktur tekan yang memegang peranan


penting dari suatu bangunan, sehingga keruntuhan pada suatu kolom merupakan
lokasi kritis yang dapat menyebabkan runtuhnya (collapse) lantai yang
bersangkutan dan juga runtuh total (total collapse) seluruh struktur
(Sudarmoko, 1996). Fungsi kolom adalah sebagai penerus beban seluruh
bangunan ke pondasi. Bila diumpamakan, kolom itu seperti rangka tubuh
manusia yang memastikan sebuah bangunan berdiri. Kolom termasuk struktur
utama untuk meneruskan berat bangunan dan beban lain seperti beban hidup
(manusia dan barang-barang), serta beban hembusan angin. Kolom berfungsi
sangat penting, agar bangunan tidak mudah roboh.
SK SNI T-15-1991-03 mendefinisikan kolom adalah komponen struktur
bangunan yang tugas utamanya menyangga beban aksial tekan vertikal dengan
bagian tinggi yang tidak ditopang paling tidak tiga kali dimensi lateral.
Struktur dalam kolom dibuat dari besi dan beton. Keduanya merupakan
gabungan antara material yang tahan tarikan dan tekanan. Besi adalah material
yang tahan tarikan, sedangkan beton adalah material yang tahan tekanan.
Gabungan kedua material ini dalam struktur beton memungkinkan kolom atau
bagian struktural lain seperti sloof dan balok bisa menahan gaya tekan dan gaya
tarik pada bangunan.
Pada pekerjaan kolom hal yang pertama dilakukan ialah menentukan titik
kolom, setelah itu tentukan stek tulangan kolom untuk lantai 1 dan marking
kolom tersebut, bersamaan pula dilakukan pekerjaan pabrikasi yang dilakukan
dilos besi. Setelah di pabrikasi angkut tulangan kolom tersebut ke area titik
kolom dan pasang tulangan kolom, kemudian pasang sepatu kolom setelah
tulangan kolom selasai dipasang, pemasangan bekisting dilakukan dengan
bantuan alat berat tower crane kemudian cek ketegakan kolom apabila kolom
tersebut telah lurus kolom siap di cor dan setelah 7 jam, bekisting kolom boleh

14
dibongkar. Rangkaian pekerjaan kolom tertera dalam diagram alir terlihat pada
Gambar 1.6

Gambar 1.6 Flowchart Pekerjaan Kolom

b. LANGKAH-LANGKAH METODE KOLOM


1. Penetuan As Kolom

Titik-titik dari as kolom diperoleh dari hasil pengukuran dan pematokan.


Hal ini disesuaikan dengan gambar yang telah direncanakan. Cara
menentukan as kolom membutuhkan alat-alat seperti: theodolit,
meteran, tinta, sipatan dll.

Proses pelaksanaan:

a) Penentuan as kolom dengan theodolite dan waterpass berdasarkan


shop drawing dengan menggunakan acuan yang telah ditentukan
bersama dari titik BM (Bench Mark) Jakarta.

15
b) Buat as kolom dari garis pinjaman

c) Pemasangan patok as bangunan/ kolom (tanda berupa garis dari


sipatan).

2. Pekerjaan tulangan
Pekerjaan tulangan kolom menggunakan sistem perakitan di tempat los
besi untuk ring atau sengkang kolom, akan tetapi untuk tulangan utama
sistem perakitan ditempat. Untuk tipe tulangan yang dipakai yaitu tipe
tulangan ulir. Untuk kolom utama menggunakan tulangan ulir diameter 19.
Sedangkan untuk kolom praktis menggunakan tulangan ulir diameter 12.
Alat Dan Bahan
Gambar Bahan Fungsi

Sebagai penahan gaya


Baja
tarik pada konstruksi
Tulangan
beton bertulang pada
Ulir
balok

Kawat Sebagai pengikat


Bendrat antar tulangan

Sebagai pengikat untuk


Tang besi pemasangan kawat
bendrat

16
Mesin
Mesin untuk memotong
pemotong
tulangan
tulangan

Untuk melakukan
Meteran pengukuran pada
pekerjaan tulangan

Sebagai penanda untuk


Kapur
pemotongan baja tulangan

Gunting
Untuk memotong tulangan
pemotong
secara manual
tulangan

Mesin
Sebagai pembengkok
pembengkok
tulangan
tulangan

Tahapan pelaksanaan pekerjaan penulangan kolom meliputi:


a. Pemotongan baja tulangan untuk sengkang atau ring kolom berdasarkan
dimensi yang telah direncanakan dan pemotongan tulangan utama kolom di
los besi
b. Pengangkutan baja tulangan menggunakan alat berat truck dari lokasi los
besi ke lokasi proyek
c. Selanjutnya pengangkutan baja tulangan siap rakit ke area yang dekat

17
dengan kolom yang akan dipasang tulangan dengan menggunakan tower
crane
d. Merakit tulangan utama dan sengkang kolom serta mengatur jarak sengkang
kolom baik itu untuk tulangan tumpuan maupun lapangan
e. Tulangan kolom yang telah dirakit diangkut menggunakan tower crane ke
dalam kolom yang telah dipasang stek kolom
Perkuat sambungan stek kolom dengan tulangan utama menggunakan
kawat bendrat seperti terlihat pada Gambar 1.7

3. Pembesian Kolom

Proses pekerjaan pembesian dalam proyek ini adalah sebagai berikut:

a) Pembesian atau perakitan tulangan kolom adalah precast atau dikerjakan


di tempat lain yang lebih aman
b) Pada pembesian kolom tulangan utama menggunakan D19 dan D22
sedangkan untuk sengkang menggunakan D10 dengan jarak sengkang
untuk tumpuan 150 mm dan untuk lapangan 200 mm
c) Perakitan tulangan kolom harus sesuai dengan gambar kerja.

d) Selanjutnya adalah pemasangan tulangan utama. Sebelum pemasangan


sengkang, terlebih dahulu dibuat tanda pada tulangan utama dengan
kapur.
e) Posisi sambungan tilangan kolom adalah lapangan sedangnkan panjang
ketentuan tulangan kolom adalah 40D Selanjutnya adalah pemasangan
sengkang, setiap pertemuan antara tulangan utama dan sengkang diikat

18
oleh kawat dengan sistem silang.
f) Setelah tulangan selesai dirakit, untuk besi tulangan precast diangkut
dengan menggunakan tower crane ke lokasi yang akan dipasang.
g) Setelah besi terpasang pada posisinya dan cukup kaku, lalu dipasang
beton deking 25 mm. Beton deking ini berfungsi sebagai selimut beton.
i. Bekisting Kolom

Material Yang Digunakan:

a) Phenolic Film

b) Unp

c) Hollow 5/5

d) Tie Road

e) Support Brace RSS1

f) Base Plate

Ketentuan umum:

1. Konstruksi bekisting untuk kolom harus kokoh dan kuat dari pengaruh
tinggi pengecoran dan kecepatan pengecoran Konstruksi bekisting
sesuai dengan shopdrawing dan sudahmemperhitungkan kekuatannya,
juga sudah disetujui oleh Pengawas

4. Vertikalitas pemasangan pembesian harus terjamin, pemasangan beton


decking sesuai dengan gambar kerja. Vertikaliti dilakukan dengan cara
menggunakan unting-unting pada dua sisidan menggunakan benang
yang diberi pemberat besi kemudian mengukur semua sisi bekisting luar
tidak boleh lebih dari 5 cm.
5. Sambungan bekisting harus rapat, untuk menghindari kebocoran saat
pengecoran.

19
4. Pengecoran kolom

Langkah kerja pekerjaan pengecoran kolom adalah sebagai berikut:

1) Persiapan pengecoran

Sebelum dilaksanakan pengecoran, kolom yang akan dicor harus benar-


benar bersih dari kotoran agar tidak membahayakan konstruksi dan
menghindari kerusakan beton. Antara sambungan beton lama dan baru
digunakan sikalbon untuk mengikat beton lama dan baru.
2) Pelaksanaan pengecoran

Pengecoran dengan tulangan kolom sudah 2 lantai, pengecoran dilakukan


dengan menggunakan bucket cor yang dihubungkan dengan selang tremi

dengan kapasitas bucket sampai 1,3 m3. Bucket tersebut diangkut dengan
menggunakan tower crane untuk memudahkan pengerjaan. Penuangan
beton dilakukan secara bertahap, hal ini dilakukan untuk menghindari
terjadinya segregasi yaitu pemisahan agregat yang dapat mengurangi mutu
beton. Batas jatuh slang tremi yaitu dibawah 1,5 meter. Selama proses
pengecoran berlangsung, pemadatan beton menggunakan vibrator yang
harus sampai ke dasar kolom. Hal tersebut dilakukan untuk menghilangkan
rongga-rongga udara serta untuk mencapai pemadatan yang maksimal,
elevasi stop pengecoran kolom berapa dibawah elevasi balok pada setiap
sisi kolom.

20
3) Pembongkaran Bekisting Kolom

Setelah pengecoran selesai, maka dapat dilakukan pembongkaran


bekisting. Proses pembongkarannya adalah sebagai berikut:

 Setelah beton berumur 8 jam, maka bekisting kolom sudah dapat


dibongkar, tidak boleh diangkat karena bisa menyebabkan patah
kolom, dan jika diangkat tampa dilepas terlebih dahulu harus
menunggu waktu 1x24 jam Pertama-tama, plywood dipukul-pukul
dengan menggunakan palu agar lekatan beton pada plywood dapat
terlepas.
 Kendorkan push pull (penyangga bekisting), lalu lepas push pull.

 Kendorkan baut-baut yang ada pada bekisting kolom, sehingga

21
rangkaian/ panel bekisting terlepas.
 Panel bekisting yang telah terlepas, atau setelah dibongkar segera
diangkat dengan tower crane ke lokasi pabrikasi awal.
d) Perawatan Beton Kolom

Perawatan beton kolom setelah pengecoran adalah dengan sistem


kompon, yaitu dengan disiram 3 kali sehari selama 3 hari.
e) Pengecoran Kolom Lanjutan.

c. BALOK DAN PELAT LANTAI


Pekerjaan balok dilaksanakan setelah pekerjaan kolom telah selesai
dikerjakan. Pada proyek Edutorium UMS sistem balok yang dipakai adalah
PCH (Perth Construction Hire). Balok yang digunakan memiliki tipe yang
berbeda-beda. Balok terdiri dari 2 macam, yaitu balok utama (balok induk)
dan balok anak. Semua perkerjaan balok dan pelat dilakukan langsung di
lokasi yang direncanakan, mulai dari pemasangan bekisting, pembesian
balok dan plat lantai, pengecoran sampai perawatan.
1. Tahap Persiapan
 Pekerjaan Pengukuran
Pengukuran ini bertujuan untuk mengatur/ memastikan kerataan
ketinggian balok dan pelat. Pada pekerjaan ini digunakan pesawat ukur
theodolite.
 Pembuatan Bekisting
Pekerjaan bekisting balok dan pelat merupakan satu kesatuan pekerjaan,
kerena dilaksanakan secara bersamaan. Pembuatan panel bekisting
balok harus sesuai dengan gambar kerja. Dalam pemotongan phenolic
harus cermat dan teliti sehingga hasil akhirnya sesuai dengan luasan
pelat atau balok yang akan dibuat. Pekerjaan balok dilakukan langsung
di lokasi dengan mempersiapkan material utama antara lain: kaso 5/7,
balok kayu6/12, papan phenolic.

Material yang digunakan didalam pembuatan bekisting balok dan pelat


lantai antara lain sebagai berikut:
a. Standart

22
b. Ledger
c. Base Jack (Jack Base)
d. U-Head Jack (U-Head)
e. Beam Bracket
f. Cantilever

Metode kerja didalam pembuatan bekisting balok dan pelat lantai antara lain:
1. Letakan base jack pada lantai.

2. Pasang standart pada base jack

23
3. Pasang ledger pada standart kunci dengan wedge (baji)

4. Pasang beam bracket pada standart.

5. Pasang Uhead jack pada beam bracket (untuk balok) dan pada
standart (untuk slab)

24
6. Pasang balok pikul (hollow uk. 5x10 cm) pada Uhead penopang
beban balok dan atau primary level (hollow ukuran 5x10 cm)
pada Uhead penopang beban slab

7. Pemasangan suri-suri diatas balok pikul.

25
8. Pemasangan bottom form (bodeman) diatas suri-suri.
9. Pemasangan side form (tembereng).

26
10. Pemasangan beam clamp (siku balok) sebagai pengunci sekaligus
penguat posisi tembereng.

11. Pemasangan primary level (gelagar) & secondary hollow.


12. Pemasangan plywood polyfilm (multiplek 15 mm).

27
13. Pemasangan level half slab- menggunakan hollow ukuran 5x5 cm.

(Tampak Atas)

28
Potongan Pemasangan Half Slab (Tampak Depan)

14. Pemasangan cantilever untuk balok area tepian gedung.

29
15. Pengecekan
Setelah pemasangan bekisting balok dan pelat dianggap selesai
selanjutnya pengecekan tinggi level pada bekisting balok dan pelat
dengan waterpass, jika sambungan playwood renggang lebih dari 5 mm
dipasang plakban, bekisting kepalaan kolom dibuka satu sisi
kegunaannya untuk arah pembuang debu, sampah dan sisa kawat bendrat.
Setalah pekerjaan pembersihan menggunakan kompresor dikerjakan
maka bekisting untuk balok dan pelat sudah siap.

 Pembesian Balok Dan Pelat Lantai.


a. Pembesian balok
Tahap pembesian balok adalah sebagai berikut:
1. Untuk pembesian balok pada awalnya dilakukan pabrikasi di los
besi kemudian diangkat menggunakan tower crane ke lokasi yang
akan dipasang.
2. Untuk pembesian balok tulangan utama menggunakan D22, D19
sedangakan untuk sengkang menggunakan D10 dengan jarak antar
sengkang 100 mm untuk tumpuan dan 200 mm untuk lapangan.
3. Besi tulangan balok yang sudah diangkat lalu diletakkan diatas
bekisting balok dan ujung besi balok dimasukkan ke kolom.
4. Pasang beton decking umtuk jarak selimut beton pada alas dan
samping balok lalu diikat.
Untuk pembesian balok dilakukan 3 kali perubahan dalam metode
pemasangannya. Perubahan yang pertama yaitu semua besi tulangan
dipabrikasi seluruh bagian sampai balok jadi utuh, namun ada kendala
pada saat pertemuan pembesian kolom sehingga dilakukan perubahan
yang kedua yaitu dengan pembesian pabrikasi sebagian, tulangan
memanjang dan sengkang dipisah namun ada kendala pada saat
pembersihannya dan perubahan yang terakhir semua bagian
pembesian dilakukan ditempat yang akan dicor tidak dipabrikasikan
lagi.

30
b. Pembesian Pelat Sistem Kromo
Setelah tulangan balok terpasang. Selanjutnya adalah tahap
pembesian pelat, antara lain:

 Pembesian pelat dilakukan langsung di atas bekisting pelat yang


sudah siap. Besi tulangan diangkat menggunakan tower crane
dan dipasang diatas bekisting pelat.

 Rakit pembesian dengan tulangan bawah terlebih dahulu.


Kemudian pasang tulangan ukuran tulangan D10-200,
selanjutnya secara menyilang dan diikat menggunakan kawat
ikat dan cakar ayam setiap 1 m² ada 4 buah.
 Letakkan beton decking tebal 25 mm antara tulangan bawah
pelat dan bekisting alas pelat. Pasang juga tulangan kaki ayam
antara untuk tulangan atas dan bawah pelat.
 Area sambungan tulangan plat adalah 40D.
c. Pengecekan
Setelah pembesian balok dan pelat dianggap selesai, lalu diadakan
checklist/ pemeriksaan untuk tulangan. Adapun yang diperiksa
untuk pembesian balok adalah diameter dan jumlah tulangan utama,
diameter, jarak, dan jumlah sengkang, ikatan kawat, dan beton
decking. Untuk pembesian pelat lantai yang diperiksa adalah,
penyaluran pembesian pelat terhadap balok, jumlah dan jarak
tulangan ekstra, perkuatan (sparing) pada lubang-lubang di pelat
lantai, beton decking, kaki ayam, dan kebersihannya dilakukan
dengan menggunakan kompresor dengan output pengeluaran
sampah, debu dan sisa potongan kawat bendrat diarahkan pada satu
sisi kepalaan kolom yang terbuka.

d. Pembongkaran Bekisting
Pembongkaran bekisting pelat dilakukan setelah 7 hari dan untuk
balok pada umur 21 hari, atau dengan hasil test beton mencapai

31
±75% pada hari ke 7. Setelah bekisting di bongkar kemudian
dipasang sapot sebagai penunjang pelat dan beban diatasnya.

 Pengecoran Balok dan Pelat Lantai Administrasi pengecoran


 Setelah bekisting dan pembesian siap engineer mengecek ke
lokasi atau zona yang akan dicor
 Setelah semua OK, engineer membuat izin Kerja Pengecoran
dan mengajukan surat izin ke konsultan pengawas
 Kemudian tim pengawas melakukan inspeksi ke lokasi yang
diajukan dalam surat cor.

 Setelah OK konsultan pengawas menandatangani surat izin cor


tersebut
 Surat izin cor dikembalikan kepada engineer dan pengecoran
boleh dilaksanakan.
 Proses Pengecoran Pelat Lantai dan Balok Jika Menggunakan
Bucket Cor. Pengecoran pelat dilaksanakan bersamaan dengan
pengecoran balok. Peralatan pendukung untuk pekerjaan
pengecoran balok diantaranya yaitu: bucket, truck mixer,
vibrator, lampu kerja, papan perata dan tower crane. Adapun
proses pengecoran pelat sebagai contoh pengamatan yaitu
adalah sebagai berikut :

 Setelah mendapatkan ijin pengecoran disetujui, engineer


menghubungi pihak beaching plant untuk mengecor sesuai
dengan mutu dan volume yang dibutuhkan di lapangan.
 Pembersihan ulang area yang akan dicor dengan menggunakan
air compressor sampai benar – benar bersih
 Truck Mixer tiba di proyek dan laporan ke staf lapangan
kemudian petugas dari beaching plant menyerahkan bon
penyerahan barang yang berisi waktu keberangkatan,
kedatangan, waktu selesai, volume. Waktu seting beton 3-4 jam.
 Bucket dipersiapkan sebelumnya kemudian di siram air untuk
membersihkan bucket dari debu-debu atau sisa pengecoran
sebelumnya. Selanjutnya mempersiapkan satu keranjang

32
dorong untuk mengambil sampel dan test slump yang diawasi
olah engineer dan pihak Pengawas.
 Setelah dinyatakn OK, pengecoran siap dilaksanakan
 Sampel benda uji diambil setiap kelipatan 5 mobil truck mixer
3 smple kubus. bersamaan selama pengecoran berlangsung,
diambil beton yang keluar dari truk kemudian dituang ke bucket
lalu bucket diangkut dengan tower crane
 Setelah bucket sampai pada tempat yang akan dicor, petugas
bucket membuka katup bucket untuk mengeluarkan beton segar
ke area pengecoran.
 Kemudian pekerja cor meratakan beton segar tersebut ke bagian
balok terlebih dahulu selanjutnya untuk pelat diratakan oleh
scrub secara

manual lalu check level dengan waterpass, 1 pekerja vibrator


memasukan alat kedalam adukan kurang lebih 5-10 menit di
setiap bagian yang dicor. Pemadatan tersebut bertujuan untuk
mencegah terjadinya rongga udara pada beton yang akan
mengurangi kualitas beton.

 Setelah dipastikan balok dan pelat telah terisi beton semua,


permukaan beton segar tersebut diratakan dengan
menggunakan balok kayu yang panjang dengan memperhatikan
batas ketebalan pelat yang telah ditentukan sebelumnya.
Pekerjaan ini dilakukan berulang sampai beton memenuhi area
cor yang telah ditentukan, idealnya waktu pengecoran
dilakukan 6 sampai 8 jam.
 Proses Pengecoran Balok dan Pelat Jika Menggunakan
Conrete Pump. Setelah pekerjaan pembesian balok dan pelat
selesai, maka dapat dilakukan pengecoran. Pengecoran balok
dan pelat dilakukan bersamaan. Nilai slump pada pelat 12±2cm
(10cm s/d 14cm) sedangkan pada balok 12±2cm (10cm s/d
14cm). Pengecoran balok dan pelat dengan menggunakn

33
concrete pump dengan menggunakan beton readymix. Dengan
berdasarkan dimensi atau besarnya dan jangkauan yang bisa
dilakukan oleh si lengan pompa (Boom) maka CP bisa dibagi
menjadi beberapa bagian truk concrete pump:

1. Congrete Pump Standard, jangkauan ketinggian dibawah 20


meter.
2. Conrete Pump Long Boom, jangkauan ketinggian diatas 20
meter s/d 40 meter.
3. Concrete Pump Super Long Boom, jangkauan ketinggian
diatas 40 meter s/d dibawah 60 meter.
4. Concrete Pump Double Long Boom, jangkauan ketinggian
diatas 60 meter.
5. Concrete Pump Portable (pompa kodok), jarak jangkauan 120
meter s/d 170 meter.
6. Concrete Pump Beton Minimix, jangkauan ketinggian s/d latai
2 bangunan.
Sebelum proses pengecoran dilaksanakan, maka perlu
dilakukan pemeriksaan bekisting meliputi: Posisi bekisting harus
dicek lagi apakah sudah sesuai dengan yang direncanakan.
Bekisting harus lurus, tegak, tidak bocor, dan kuat. Selain
mengenai hal tersebut, sebelum dilaksanakan pengecoran,
bekisting dibersihkan dulu dengan menggunakan compressor.

Pelaksanaan pengecoran balok dan pelat adalah sebagai


berikut:
 Untuk pelaksanaan pengecoran balok dan pelat lantai,
digunakan concrete pump yang menyalurkan beton
readymix dari truck mixer ke lokasi pengecoran, dengan
menggunakan pipa pengecoran yang di sambung-
sambung.
 Alirkan beton readymix sampai ke lokasi pengecoran,
lalu padatkan dengan menggunakan vibrator.
 Setelah beton dipadatkan, maka dilakukan perataan

34
permukaan coran dengan menggunakan alat-alat manual.
 Setelah proses pengecoran selesai sampai batas
pengecoran, maka dilakukan finishing menggunakan alat
pertukangan plester agar tidak terjadi retak rambut.

 Pembongkaran Bekisting Pelat dan Balok PCH

Gambar (Pengecoran hari Ke 2)

35
Gambar (Pengecoran hari Ke 4)

Pada hari ketujuh setelah pengecoran untuk pelat dalam luasan 4 x 6 meter
dipasang 3 baris Re-shoring, sedangkan untuk balok dalam 8 meter dipasang
3 resoring. Sampai selesai pengecoran 2 lantai diatasnya.

Gambar 4.43 Pengecoran hari Ke 7 atau hasil test ±80%

36
Gambar 4.44 Pengecoran hari Ke 14

Gambar 4,45 Pengecoran hari Ke 21

Gambar 4.46 Pembongkaran bekisting


b) Perawatan Struktur Balok
Untuk perawatan struktur balok dilakukan bersamaan dengan perawatan
struktur pelat. Perawatan dilakukan dengan menyiram beton dengan air
sehari setelah proses pengecoran ataupun dengan menghamparkan
Lapisan plastik khusus. Penyiraman dilakukan untuk menjaga beton
agar tetap lembap dan bareaksi dengan sempurna. Sedangkan lapisan
plastik berfungsi untuk mencegah penguapan yang berlebihan pada

37
beton yang dapat membuat retak beton serta merusak kekuatan struktur
itu sendiri.

Gambar 4.47 Perawatan beton (curing)


e. Permasalahan Dalam Proyek
Dalam Proyek Pembangunan Gedung Edutorium Universitas
Muhammadiyah Surakarta, Penulis melihat beberapa permasalahan yang terjadi
di lapangan, yaitu:
1. Segi pelaksanaan pekerjaan, metode pelaksanaan untuk setiap pekerjaan
yang diterapkan secara teknis baik, manajemen pekerjaan secara
keseluruhan dapat terkoordinasi dengan baik. Namun, ada beberapa pekerja
yang kurang sadar akan penggunaan APD.
2. Perlu adanya pengawasan atau pengontrolan yang lebih terhadap kebersihan
sebelum dan setelah pengecoran dilakukan untuk meminimalisir adanya
kotoran dan sisa kayu bekisting yang dapat mengganggu estetika.
3. Perlu adanya pengawasan yang lebih pwnggunaan vibrator ketika
pengecoran karena penggunaan vibrator yang kurang maksimal dapat
menebabkan terjadinya beton keropos sehingga dapat mengganggu
kekuatan dan estetika bangunan.

38
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari pelaksanaan kerja praktik pada proyek
Pembangunan Edutorium Universitas Muhammadiyah Surakarta adalah sebagai
berikut :

1. Proyek Pembangunan Edutorium UMS memiliki suatu perencanaan yang


matang, baik dalam perencanaan struktur, mekanik dan elektrikal, maupun
perencanaan arsitektur, sehingga proyek ini dapat berjalan dengan lancar
dan memberikan manfaat yang baik bagi pemakainya.
2. Pengawasan pada Proyek Pembangunan Edutorium UMS di lapangan yang
berpengaruh dalam upaya mengendalikan mutu pekerjaan agar diperoleh
hasil pekerjaan yang tepat waktu, biaya dan mutu.
3. Pengawasan terhadap material yang digunakan maupun peralatan, akan
memberikan keuntungan baik dalam kemudahan pelaksanaan maupun
dalam hal efisiensi waktu dan biaya.
4. Pelaksanaan proyek memiliki tenaga ahli yang cakap dalam bidang
pekerjaannya.
B. Saran
Beberapa saran sehubungan dengan pelaksanaan pekerjaan proyek
pembangunan tersebut yang mungkin dapat bermanfaat, antara lain:
1. Melakukan pemeliharaan material-material yang ada di lapangan,
contohnya menutup baja dengan terpal untuk melindungi dari hujan.
2. Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) hendaknya dilaksanakan dengan
lebih baik lagi.
3. Penggunaan peralatan kerja dalam pelaksanaan proyek perlu ditingkatkan,
baik segi jumlah maupun kemampuan alat.

39

Anda mungkin juga menyukai