PADA PROYEK
PEMBANGUNAN GEDUNG
EDUTORIUM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
YOGYAKARTA
2019
RINGKASAN
ii
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN KERJA PRAKTEK
Disetujui Diperiksa
Dosen Pembimbing Health Safty Environment
Diketahui
Ketua Jurusan Teknik Sipil
iii
LEMBAR MONITORING
iv
KATA PENGANTAR
v
DAFTAR ISI
1
Lokasi Proyek Pengembangan gedung Edutorium Universitas
Muhammadiyah Surakarta terletak di Jln. Adisucipto No.33,Colomadu
Surakarta. Gedung ini berkapasitas tiga lantai dan mampu menampung
sebanyak 7.000-8.000 orang.
Tujuan
1. Tujuan Umum
Adapun tujuan umum dalam pembangunan gedung Edutorium UMS yaitu
untuk tempat utama Muktamar ke-48 Muhammadiyah tahun 2020, wisuda,
dan disewakan untuk umum. Berfungsi juga sebagai sportorium (kegiatan
olahraga).
2. Tujuan Kerja Praktek
Adapun tujuan dilaksanakannya kerja praktek di Pengembangan Gedung
Edutorium Universitas Muhammadiyah adalah:
a) Mampu menerapkan ilmu rekayasa sipil dalam pelaksanaan bangunan
teknik sipil seperti tata cara, kasus , solusi, perkembangan teknologi
material, menejemen kontruksi oraganisasi proyek, dan aspek legal pada
pelaksanaan Pengembangan Gedung Edutorium Universitas
Muhammadiyah,
b) Mampu memahami bebagai masalah yang muncul pada proyek
pembangunan Gedung Edutorium dan bagaimana mengatasinya
c) untuk melaksanakan kegiatan yang belum pernah dilakukan selama
perkuliahan seperti melakukan mapping,Ncr (penyimpangan
kerusakan),monotoring penulangan dll.
2
Nama Kontraktor : PT. Brantas Abipraya Persero
Konsultan Perencana : Univesitas Muhammadiyah Surakarta
Konsultan Pengawas : Univesitas Muhammadiyah Surakarta
Luas Lahan : 5 Ha
3
BAB II
DATA TEKNIS PROYEK
A. Lokasi Proyek
Kerja praktek yang dilaksanakan pada Lokasi Proyek Pengembangan
Gedung Editorium Univesitas Muhammadiyah Surakarta yaitu Jln. Adisucipto
No.33,Colomadu Surakarta
. Lokasi dan batas wilayah seperti yang terlihat pada Gambar 2.1 sampai
Gambar 2.2 berikut ini.
4
Tabel 1.1. Batasan Wilayah Lokasi Kerja Praktek
Lokasi Wilayah batasan
Utara Jln.Adisucipto
Selatan Jln. Melon Raya
Timur Dapur Solo Edupark
Barat Jln. Garuda Mas
5
BAB III
ORGANISASI PROYEK
A. Tinjauan Umum
Organisasi adalah sarana yang digunakan untuk mencapai rencana dan
tujuan dalam suatu kegiatan berupa jasa maupun fisik yang telah disepakati
bersama. Dalam kegiatan organisasi setiap orang memiliki kedudukan atau
fungsi diantaranya adalah tugas, kewajiban, tanggung jawab, wewenang,
hubungan dan tata kerja masing-masing.
Organisasi adalah sebagai proses penetapan dan pengelompokan
pekerjaan yang akan dilakukan, merumuskan serta melimpahkan tanggung
jawab dan wewenang, dan menyusun hubungan-hubungan dengan maksud
untuk memungkinkan orang-orang bekerja sama secara efektif dalam mencapai
suatu tujuan.
Proyek adalah suatu kegiatan konstruksi yang didalamnya terdapat unsur
sebagai berikut :
1. Sumber daya manusia sebagai pelaksana,
2. Waktu yang menentukan durasi pekerjaan konstruksi, dan
3. Dana yang menjadi anggaran untuk memenuhi kebutuhan pekerja, alat,
bahan dan material yang digunakan.
Organisasi dalam suatu proyek konstruksi dibutuhkan untuk memastikan
bahwa pekerjaan dapat diselesaikan dengan cara yang efisien, tepat waktu dan
memiliki hasil yang sesuai dengan kualitas yang diharapkan.
6
Gambar 3.1 Struktur Organisasi Proyek
7
f. Ikut mengawasi dalam pelaksanaan pekerjaan yang direncanakan
dengan jalan menempatkan atau menunjuk suatu badan atau orang
untuk bertindak atas nama pemberi tugas (pemilik proyek).
g. Mengesahkan perubahan dalam pekerjaan apabila terjadi perubahan.
h. Menerima dan mengesahkan pekerjaan yang telah selesai dilaksanakan
oleh penyedia jasa jika produknya telah sesuai dengan apa yang
dikehendaki/direncanakan.
i. Dalam pelaksanaan pekerjaan Gedung Editorium Univesitas
Muhammadiyah Surakarta untuk pengawasan dilakukan oleh tim
pengawas Univesitas Muhammadiyah Surakarta.
2. Pengawas
Pengawas adalah pihak yang ditunjuk oleh pemilik proyek (owner)
untuk melaksanakan pekerjaan pengawasan.
Pengawas dalam suatu proyek memilki tugas sebagai berikut :
a. Menyelenggarakan administrasi umum mengenai pelaksanaan kontrak
kerja bersama penyedia jasa, penyedia jasa pembuat laporan
administrasi diperiksa dan disetujui tim pengawas internal.
b. Melaksanakan pengawasan secara rutin selama pelaksanaan proyek.
c. Menerebitkan laporan prestasi dibuat oleh penyedia dan disahkan dan
disetujui tim pengawas internal Univesitas Muhammadiyah Surakarta.
d. Memberikan saran atau pertimbangan kepada pemilik proyek maupun
kontraktor dalam proyek pelaksanaan pekerjaan.
e. Mengoreksi dan menyetujui gambar shop drawing yang diajukan
kontraktor sebagai pedoman pelaksanaan pembangunan proyek.
f. Memilih dan memberikan persetujuan mengenai tipe dan merek yang
diusulkan oleh kontraktor agar sesuai dengan harapan milik proyek
namun tetap berpedoman dengan kontrak kerja konstruksi yang sudah
dibuat.
8
3. Pimpinan Proyek ( Project Manager )
Project Manager adalah orang yang ditunjuk untuk menggerakkan
organisasi proyek dan memimpinnya dalam mencapai objektif proyek.
Tugas Project Manager adalah :
a. Membuat rencana kerja.
b. Mengendalikan seluruh kegiatan konstruksi.
c. Melakukan koordinasi dengan semua pihak terkait.
d. Membangun komunikasi internal dan eksternal.
e. Menetapkan kebutuhan sumber daya.
f. Menentukan alternativ dalam mencapai target.
g. Menyetujui rencana dan metode kerja.
h. Menunjuk pemasok dan subkontraktor.
4. Manager Lapangan ( Site Manager )
Site Manager merupakan wakil dari pimpinan tertinggi suatu proyek
yang ditunjuk untuk bisa memahami dan menguasai rencana kerja proyek
secara keseluruhan dan mendetail. Tugas Manager Lapangan adalah :
a. Bertanggung jawab atas urusan teknis yang ada dilapangan
Memberikan cara cara penyelesaian atas usul – usul perubahan desain
dari lapangan berdasarkan persetujuan pihak pemberi perintah kerja,
sedemikian rupa sehingga tidak menghambat kemajuan pelaksanaan
dilapangan.
b. Melakukan pengawasan terhadap hasil kerja apakah sesuai dengan
dokumen kontrak.
5. Site Engineer
a. Site Engineer Structure
Site Engineer Structure adalah seseorang yang membatu tugas manager
proyek dalam perencanan teknis dan material khususnya dalam bidang
struktur. Tugas Site Engineer Structure adalah :
1) Membuat perhitungan konstruksi yang diperlukan dalam suatu
proyek.
2) Menentukan spesifikasi data teknis bahan dan volume pekerjaan.
9
b. Site Engineer Architect
Site Engineer Architect adalah seseorang yang membantu tugas
manager proyek dan ahli dalam bidang arsitektur dan merancang suatu
bangunan berdasarkan nilai estetika yang akan di terapkan pada
bangunan yang akan dibuat. Tugas site engineer architect adalah :
1) Menata letak bangunan–bangunan yang memiliki keterikatan
fungsi dalam sebuah site dan mendesain site tersebut.
2) Mengolah tata ruang sebuah bangunan.
3) Menentukan konsep desain interior sebuah bangunan (termasuk
perletakan furniturenya).
4) Mengolah bentuk luar dan tampak sebuah bangunan.
5) Menentukan jenis dan letak sistem struktur, instalasi listrik,
instalasi pipa air dan jalur penghawaan udara, serta alat – alat
transportasi dalam sebuah bangunan.
c. Site Engineer Mechanical Electrical dan Plumbing (SE MEP)
SE MEP adalah seorang ahli dalam membuat sistem kontrol mekanikal,
eletrikal, dan plumbing yang meliputi sistem pembuangan limbah / air
buangan (air kotor dan air bekas), sistem venting, air hujan dan
penyediaaan air bersih. Tugas dasi Site Engineer MEP adalah :
1) Memasang instalasi listrik, mesin pompa lantai semi basement,
mesin lift.
2) Memasang instalasi elektrikal seperti telepon jaringan internet, tata
suara gedung dan sejenisnya.
3) Memasang instalasi AC (air conditioner) dan penghawaan suatu
ruangan.
Dalam proyek pengembangan gedung Alma Ata Site engineer meliputi
bidang struktur, arsitek, dan Mechanical Electrical dan Plumbing (MEP)
6. Logistik Proyek
Tugas dari bagian logistik proyek adalah :
a. Melakukan seleksi atau perekrutan pekerja untuk pegawai bulanan
sampai dengan pekerja harian dengan spesialisasi keahlian masing –
masing sesuai posisi organisasi yang dibutuhkan.
10
b. Membuat laporan keuangan atau laporan kas bank proyek, laporan
pergudangan, laporan bobot prestasi proyek, daftar hutang.
c. Membuat dan melakukan verifikasi bukti – bukti pekerjaan yang akan
dibayar oleh owner sebagai pemilik proyek.
d. Membuat laporan akuntansi proyek dan menyelesaikan perpajakan
secara retribusi.
e. Menerima dan memproses tagihan dari subkontraktor jika proyek yang
dikerjakan berskala besar sehingga melakukan pemborongan kembali
kepada kontraktor spesialis sesuai dengan item pekerjaan yang
dikerjakan.
7. Admin Teknik
Tugas dari admin teknik adalah :
a. Mengembangkan dan mengatur jadwal produk secara detail.
b. Memantau biaya dan komitmen malalui permintaan (requisition) dan
invoice.
c. Memastikan keterlibatan aktif anggota tim.
d. Membangun strategi untuk mengatasi hambatan atau keterlambatan
dengan menerapkan berbagai metode.
e. Merancang aturan terkait dengan standar keselamatan.
8. Subkontraktor/Vendor/Bass Borong
Subkontraktor adalah penyedia pekerja yang dalam melaksanakan
pekerjaan bangunan/konstruksi hanya menyediakan tenaga kerja dan alat
konstruksi (traktor, mesin pancang dan sebagainya).
11
BAB IV
TINJAUN KHUSUS
12
Gambar 1.5 Kondisi Awal Tinjauan Proyek Edutorium Universitas
Muhammadiyah Surakarta
Pada akhir studi praktik kerja lapangan telah sampai pada pekerjaan struktur
lantai 3 dan sudah masuk pekerjaanlain seerti ekspos pada ground floor dan
pemasangan plambing yang di lakukan oleh mechanical engineering serta sudah
mulai masuk fabrikasi atap baja. Pada bagian bab ini, akan diuraikan hasil tinjauan
selama pelaksaan praktik kerja lapangan yaitu tinjauan metode pelaksaan pekerjaan
dari mulai pekerjaan persiapan.
13
A. METODE KERJA PELAKSANAAN KOLOM, BALOK DAN PLAT
LANTAI
a. KOLOM
14
dibongkar. Rangkaian pekerjaan kolom tertera dalam diagram alir terlihat pada
Gambar 1.6
Proses pelaksanaan:
15
b) Buat as kolom dari garis pinjaman
2. Pekerjaan tulangan
Pekerjaan tulangan kolom menggunakan sistem perakitan di tempat los
besi untuk ring atau sengkang kolom, akan tetapi untuk tulangan utama
sistem perakitan ditempat. Untuk tipe tulangan yang dipakai yaitu tipe
tulangan ulir. Untuk kolom utama menggunakan tulangan ulir diameter 19.
Sedangkan untuk kolom praktis menggunakan tulangan ulir diameter 12.
Alat Dan Bahan
Gambar Bahan Fungsi
16
Mesin
Mesin untuk memotong
pemotong
tulangan
tulangan
Untuk melakukan
Meteran pengukuran pada
pekerjaan tulangan
Gunting
Untuk memotong tulangan
pemotong
secara manual
tulangan
Mesin
Sebagai pembengkok
pembengkok
tulangan
tulangan
17
dengan kolom yang akan dipasang tulangan dengan menggunakan tower
crane
d. Merakit tulangan utama dan sengkang kolom serta mengatur jarak sengkang
kolom baik itu untuk tulangan tumpuan maupun lapangan
e. Tulangan kolom yang telah dirakit diangkut menggunakan tower crane ke
dalam kolom yang telah dipasang stek kolom
Perkuat sambungan stek kolom dengan tulangan utama menggunakan
kawat bendrat seperti terlihat pada Gambar 1.7
3. Pembesian Kolom
18
oleh kawat dengan sistem silang.
f) Setelah tulangan selesai dirakit, untuk besi tulangan precast diangkut
dengan menggunakan tower crane ke lokasi yang akan dipasang.
g) Setelah besi terpasang pada posisinya dan cukup kaku, lalu dipasang
beton deking 25 mm. Beton deking ini berfungsi sebagai selimut beton.
i. Bekisting Kolom
a) Phenolic Film
b) Unp
c) Hollow 5/5
d) Tie Road
f) Base Plate
Ketentuan umum:
1. Konstruksi bekisting untuk kolom harus kokoh dan kuat dari pengaruh
tinggi pengecoran dan kecepatan pengecoran Konstruksi bekisting
sesuai dengan shopdrawing dan sudahmemperhitungkan kekuatannya,
juga sudah disetujui oleh Pengawas
19
4. Pengecoran kolom
1) Persiapan pengecoran
dengan kapasitas bucket sampai 1,3 m3. Bucket tersebut diangkut dengan
menggunakan tower crane untuk memudahkan pengerjaan. Penuangan
beton dilakukan secara bertahap, hal ini dilakukan untuk menghindari
terjadinya segregasi yaitu pemisahan agregat yang dapat mengurangi mutu
beton. Batas jatuh slang tremi yaitu dibawah 1,5 meter. Selama proses
pengecoran berlangsung, pemadatan beton menggunakan vibrator yang
harus sampai ke dasar kolom. Hal tersebut dilakukan untuk menghilangkan
rongga-rongga udara serta untuk mencapai pemadatan yang maksimal,
elevasi stop pengecoran kolom berapa dibawah elevasi balok pada setiap
sisi kolom.
20
3) Pembongkaran Bekisting Kolom
21
rangkaian/ panel bekisting terlepas.
Panel bekisting yang telah terlepas, atau setelah dibongkar segera
diangkat dengan tower crane ke lokasi pabrikasi awal.
d) Perawatan Beton Kolom
22
b. Ledger
c. Base Jack (Jack Base)
d. U-Head Jack (U-Head)
e. Beam Bracket
f. Cantilever
Metode kerja didalam pembuatan bekisting balok dan pelat lantai antara lain:
1. Letakan base jack pada lantai.
23
3. Pasang ledger pada standart kunci dengan wedge (baji)
5. Pasang Uhead jack pada beam bracket (untuk balok) dan pada
standart (untuk slab)
24
6. Pasang balok pikul (hollow uk. 5x10 cm) pada Uhead penopang
beban balok dan atau primary level (hollow ukuran 5x10 cm)
pada Uhead penopang beban slab
25
8. Pemasangan bottom form (bodeman) diatas suri-suri.
9. Pemasangan side form (tembereng).
26
10. Pemasangan beam clamp (siku balok) sebagai pengunci sekaligus
penguat posisi tembereng.
27
13. Pemasangan level half slab- menggunakan hollow ukuran 5x5 cm.
(Tampak Atas)
28
Potongan Pemasangan Half Slab (Tampak Depan)
29
15. Pengecekan
Setelah pemasangan bekisting balok dan pelat dianggap selesai
selanjutnya pengecekan tinggi level pada bekisting balok dan pelat
dengan waterpass, jika sambungan playwood renggang lebih dari 5 mm
dipasang plakban, bekisting kepalaan kolom dibuka satu sisi
kegunaannya untuk arah pembuang debu, sampah dan sisa kawat bendrat.
Setalah pekerjaan pembersihan menggunakan kompresor dikerjakan
maka bekisting untuk balok dan pelat sudah siap.
30
b. Pembesian Pelat Sistem Kromo
Setelah tulangan balok terpasang. Selanjutnya adalah tahap
pembesian pelat, antara lain:
d. Pembongkaran Bekisting
Pembongkaran bekisting pelat dilakukan setelah 7 hari dan untuk
balok pada umur 21 hari, atau dengan hasil test beton mencapai
31
±75% pada hari ke 7. Setelah bekisting di bongkar kemudian
dipasang sapot sebagai penunjang pelat dan beban diatasnya.
32
dorong untuk mengambil sampel dan test slump yang diawasi
olah engineer dan pihak Pengawas.
Setelah dinyatakn OK, pengecoran siap dilaksanakan
Sampel benda uji diambil setiap kelipatan 5 mobil truck mixer
3 smple kubus. bersamaan selama pengecoran berlangsung,
diambil beton yang keluar dari truk kemudian dituang ke bucket
lalu bucket diangkut dengan tower crane
Setelah bucket sampai pada tempat yang akan dicor, petugas
bucket membuka katup bucket untuk mengeluarkan beton segar
ke area pengecoran.
Kemudian pekerja cor meratakan beton segar tersebut ke bagian
balok terlebih dahulu selanjutnya untuk pelat diratakan oleh
scrub secara
33
concrete pump dengan menggunakan beton readymix. Dengan
berdasarkan dimensi atau besarnya dan jangkauan yang bisa
dilakukan oleh si lengan pompa (Boom) maka CP bisa dibagi
menjadi beberapa bagian truk concrete pump:
34
permukaan coran dengan menggunakan alat-alat manual.
Setelah proses pengecoran selesai sampai batas
pengecoran, maka dilakukan finishing menggunakan alat
pertukangan plester agar tidak terjadi retak rambut.
35
Gambar (Pengecoran hari Ke 4)
Pada hari ketujuh setelah pengecoran untuk pelat dalam luasan 4 x 6 meter
dipasang 3 baris Re-shoring, sedangkan untuk balok dalam 8 meter dipasang
3 resoring. Sampai selesai pengecoran 2 lantai diatasnya.
36
Gambar 4.44 Pengecoran hari Ke 14
37
beton yang dapat membuat retak beton serta merusak kekuatan struktur
itu sendiri.
38
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari pelaksanaan kerja praktik pada proyek
Pembangunan Edutorium Universitas Muhammadiyah Surakarta adalah sebagai
berikut :
39