Alan Agustian
Nirmala
Sesaria Marina Raissa
Teknik Sipil
Teknik Sipil
Teknik Lingkungan
1006659634
1006771232
1006680985
ii
Nama
Alan Agustian
NPM
1006659634
Tandatangan :
Tanggal
Desember 2013
Nama
Nirmala
NPM
1006771232
Tandatangan :
Tanggal
Desember 2013
Nama
NPM
1006680985
Tandatangan :
Tanggal
Desember 2013
iii
Universitas Indonesia
iv
ABSTRAK
ABSTRACT
Title: Internship Report in Kemang View Apartment Construction, Bekasi
Kemang View Apartment Construction is one of the construction project of high
rise building in Bekasi city. This construction is divided into three phases: lower
structure using piles, upper structure with reinforced concrete, and other facilities
related to this project. This report examines the project activities and to discuss
the construction process in terms of structure and project management with
overall environmental assessment.
Keywords: Apartment, Concrete, Development, Environment, Lower Structure,
Piles, Project Management, Upper Structure
Universitas Indonesia
DAFTAR ISI
Universitas Indonesia
vi
3.4.1.2
Universitas Indonesia
vii
Universitas Indonesia
viii
DAFTAR TABEL
Universitas Indonesia
ix
DAFTAR GAMBAR
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
xi
Gambar 4.23 Diagram Alir Quality Control Dalam Penerapan Manajemen Mutu ISO
9001-2000..................................................................................................................... 73
Gambar 4.24 Implementasi dan Operasi Inspection And Check List ............................... 74
Gambar 4.25 Diagram Alir Operasi Pelaksanaan Inspeksi ............................................. 75
Gambar 4.26 Struktur Organisasi Proyek Apartemen Kemang View, Bekasi ................. 76
Gambar 4.27 Proses Estimasi Biaya ............................................................................ 100
Gambar 4.28 Proses Penentuan Anggaran ................................................................... 101
Gambar 4.29 Diagram Alir Penentuan Anggaran Biaya ............................................... 102
Gambar 4.30 Proses Kontrol Biaya .............................................................................. 102
Gambar 4.31 Diagram Alir Kontrol Biaya ................................................................... 103
Gambar 4.32 Struktur P2K3 Panitia Pembina Kesehatan dan Keselamatan Kerja ......... 107
Gambar 4.33 Struktur Organisasi Tanggap Darurat...................................................... 107
Gambar 4.34 Jadwal Program She dan Housekeeping .................................................. 110
Gambar 4.35 Jadwal She Patrol .................................................................................. 110
Gambar 4.36 Peralatan Safety ...................................................................................... 112
Gambar 4.37 Kotak Peralatan Safety............................................................................ 113
Gambar 4.38 Tempat Sampah ..................................................................................... 113
Gambar 4.39 Tempat Pembuangan Sampah Sementara ................................................ 114
Gambar 4.40 Tabung Pemadam Kebakaran ................................................................. 115
Gambar 4.41 SHE Patrol ............................................................................................ 116
Gambar 4.42 SHE Talk ............................................................................................... 116
Gambar 4.43 Program Jumat Bersih ............................................................................ 117
Gambar 4.44 Titik Kumpul Darurat yang Berada di Pintu Masuk Lokasi Proyek dan di
Depan Direksi Keet ..................................................................................................... 117
Gambar 4.45 Beberapa Rambu Peringatan Di Lokasi Proyek ....................................... 118
Gambar 4.46 Safety Net Horisontal.............................................................................. 119
Gambar 4.47 Safety Net Vertikal ................................................................................. 119
Gambar 4.48 Kegiatan Fogging Di Lokasi Proyek ....................................................... 120
Gambar 4.49 Rambu dan Area Tempat Merokok ......................................................... 120
Gambar 4.50 Jalur Evakuasi Kantor ............................................................................ 121
Gambar 4.51 Jalur Evakuasi Lapangan Lantai Semibasement ...................................... 121
Gambar 4.52 Jalur Evakuasi Lapangan Lantai Tipikal ................................................. 122
Universitas Indonesia
BAB 1
PENDAHULUAN
Universitas Indonesia
Data Primer
Data yang diperoleh dari pengamatan langsung di lapangan dan hasil
wawancara dari narasumber (pihak-pihak terkait dalam proyek) serta
pengetahuan yang didapat dari tugas yang diberikan oleh pembimbing di
lokasi KP.
Universitas Indonesia
b.
Data Sekunder
Data dari dokumen-dokumen yang diperoleh dari proyek dan buku referensi
terkait yang digunakan.
yang
BAB 1 PENDAHULUAN
Menjabarkan perihal yang berkaitan dengan latar belakang, tujuan
penulisan, batasan masalah, sumber data penulisan, metode penulisan serta
sistematika penulisan dalam penyusunan laporan kerja praktek
kondisi
berlangsungnya
proyek
sehingga
dalam
penyusunan laporan yang mana meliputi latar belakang, tujuan, lokasi, data,
lingkup umum pekerjaan, kondisi eksisting dan site layout dari
pembangunan Proyek Apartemen Kemang View.
Universitas Indonesia
BAB 5 PENUTUP
Menjabarkan detail penting proyek beserta kritik dan saran yang dibutuhkan
untuk kelangsungan studi selanjutnya.
Universitas Indonesia
BAB 2
GAMBARAN UMUM PROYEK
Universitas Indonesia
Lokasi
Pemberi Tugas
: 503/0534/IB/BPPT/XII/2012
Konsultan Struktur
Konsultan M&E
Konsultan Arsitektur
: X | Y Architects
Konsultan Pengawas
Konsultan Pelaksana
Nilai Kontrak
Mata Uang
: Rupiah
Waktu Pelaksanaan
Cara Pembayaran
Project Manager
: Wahyu Triyanto, ST
: Astri Oktaviani, ST
: Hendrajat, ST
Tipe Kontrak
Retensi
: 5% Rp119.504.224.000,00 =
Rp5.975.212.200,00
Universitas Indonesia
a. Survai lokasi
b. Penyelidikan tanah dan perbaikan tanah
c. Pengadaan fasilitas sarana dan prasarana proyek.
2. Pekerjaan Struktur yang meliputi:
a. Pekerjaan Tanah
i. Dewatering Air Tanah
ii. Galian Basement
b. Pekerjaan Struktur Bangunan Bawah
i. Pengerjaan Sub Struktur Semi Basement 1 lantai
ii. Pekerjaan Lantai Kerja
c. Pekerjaan Struktur Bangunan Atas
i. Pengerjaan Lantai Tipikal sampai 22 lantai
ii. Pekerjaan Atap (Mahkota), Lift, dan Tangga
d. Pekerjaan Struktur Kolam Renang
e. Pekerjaan Struktur Pelengkap (Canopy, Duct House dan Summpit)
f. Pekerjaan Teknik Lingkungan: Pengerjaan Sub Struktur Sewage
Treatment Plant (STP), Ground Water Tank (GWT) dan Power
House
3. Pekerjaan Arsitektur yang meliputi:
a. pekerjaan dinding
b. pekerjaan dinding pracetak
c. pekerjaan partisi
d. pekerjaan lantai
e. pekerjaan plafond
f. pekerjaan opening pintu dan jendela
g. pekerjaan railing
h. pekerjaan sanitary
i. pekerjaan lain-lain (meja beton pracetak)
4. Pekerjaan Mekanikal dan Elektrikal (M/E) yang meliputi :
a. Pemasangan Air Conditioner (AC)
b. Pemasangan Hydrant dan Sprinkle
Universitas Indonesia
Penggunaan :
o Hunian Apartemen
o Hotel (dalam Apartemen terdapat area yang dijadikan sebagai
Hotel)
o Pertokoan serta Commercial Building lainnya
Kondisi Eksisting
Pada tanggal 17 Juni 2013 kondisi eksisting yang terdapat di lokasi
proyek pembangunan meliputi :
Fasilitas karyawan seperti site office, kantor pemasaran, kantor
owner, kantor subkontraktor, sistem penyediaan air bersih, dan
genset.
Pekerjaan struktur bawah (basement) sudah selesai dikerjakan.
Pekerjaan struktur atas dilakukan pertahapan.
2 tower crane telah selesai dipasang dan beroperasi dengan baik.
Universitas Indonesia
10
Universitas Indonesia
BAB 3
METODE KONSTRUKSI
Pembangunan Perumahan atau yang biasa disebut PT. PP (Persero) Tbk. dengan
status sebagai kontraktor struktur atas. Struktur Bawah pondasi telah dikerjakan
sebelum pelelangan oleh pihak owner dengan kontraktor lainnya. Setelah PT. PP
(Persero) Tbk. terpilih, maka selanjutnya dilakukan rapat koordinasi dengan pihak
owner. Rapat ini secara umum membahas mengenai detail pekerjaan teknis dan
aspek manajemen proyek antara owner dengan PT. PP (Persero) Tbk. Dengan
adanya rapat koordinasi ini, maka:
11
12
Universitas Indonesia
13
Universitas Indonesia
14
Tower Crane nantinya akan diletakan di kedua titik yang berbeda yaitu di
sebelah utara proyek dan di bagian selatan. Tower Crane di bagian selatan
diletakkan tepat di sebelah utara dari Tower Apartemen bagian C dengan tujuan
agar penggunaan Tower Crane maksimal di semua titik yang dijangkau.
Dengan meletakkan Dump Truck di wilayah sudut swing bucket dari Excavator
kisaran 45o - 90o bisa mengurangi cycle time dari Excavator hingga waktu yg
digunakan untuk memuat hasil galian ke dalam Dump Truck menjadi lebih cepat.
Universitas Indonesia
15
Jalur yang dilalui Dump Truck juga diperhatikan agar menghasilkan produk galian
yang optimal. Dari arah Dump Truck datang, lalu parkir dan kembali pergi untuk
membuang hasil tanah galian ke disposal area.
Gambar 3.3 Jalur Datang dan Pergi Dump Truck untuk hasil galian yang optimal
Sumber: Dokumentasi PT.PP (Persero) Tbk., 2013
Pekerjaan
Universitas Indonesia
16
Universitas Indonesia
17
Universitas Indonesia
18
Universitas Indonesia
19
Universitas Indonesia
20
Universitas Indonesia
21
Universitas Indonesia
22
Universitas Indonesia
23
Universitas Indonesia
24
Paling tidak terdapat 1278 titik tiang pancang yang masing-masing titik
dikelompokkan menjadi kelompok tiang dalam denah pemancangan pada Gambar
3.10 berikut.
Universitas Indonesia
25
Hal-hal yang perlu diingat dalam pekerjaan tiang pancang antara lain:
- Pengerjaan pemancangan sesuai Zona yang telah ditentukan supaya
tidak terjadi kesulitan saat memancang bagian tengah. Urutan
pemancangan dimulai dari Zona 1, Zona 2, Zona 3, dan Zona 4.
Hydraulic Jack.
Tiang diangkat
kembali pada
bagian titik
adalah jarak ideal untuk titik pengangkatan tiang untuk mengantisipasi tiang
Universitas Indonesia
26
patah. Dalam mengangkat tiang, perlu juga diperhatikan agar tiang tidak
bertabrakan dengan tiang lain atau benda lain.
b.
c.
d.
Pelindung tiang dipasang pada kepala tiang bagian atas (top) 12 m. Alat
Hydraulic Jack mengangkat tiang bagian atas (top) 12 m di titik 0,2
dari
11
m.
Lempengan pelat
logam
Universitas Indonesia
27
e.
Alat Hydraulic Jack memancang tiang bagian atas (top) 12 m dan jumlah
tekanan tiap penurunannya pun tak lupa dicatat oleh foremen menggunakan
counter. Setelah pelindung kepala tiang mencapai tanah, foremen lainnya
bersiap-siap untuk melakukan tes kalendering. Foremen menempelkan
kertas millimeter block pada kepala alat Hydraulic Jack. Foremen juga
menyiapkan pensil dan tatakan papan. Hal yang dicatat dalam tes
kalendering adalah penurunan posisi tiang pancang per tekanan tertentu
(blow). Jika nilai kalendering
mencapai kedalaman tanah keras. Jika nilai kalendering masih lebih dari 1
cm, berarti tiang pancang belum mencapai tanah keras. Imbasnya, tiang
akan terus dipancang (redriving) hingga final set.
- Dalam eksekusi pemancangan, terdapat tiga kemungkinan, yaitu:
- Tiang sudah mencapai final set
- Belum final set
- Tiang amblas
f.
Universitas Indonesia
28
Universitas Indonesia
29
keutuhan dari material tiang itu sendiri. Biasanya uji PIT dilakukan untuk tiang
bor karena tiang bor rawan akan ketidakutuhan tiang akibat pengecoran yang
dilakukan di tempat. Meskipun demikian, uji PIT juga diterapkan di tiang
pancang, terutama mengecek keutuhan sambungan tiang pancang. Uji PIT
didasarkan atas sifat rambat gelombang ketika diberikan ketukan alat uji. Dengan
uji PIT ini akan terlihat rambatan gelombang didalam tiang pancang dan dapat
diambil kesimpulan mengenai keutuhan dan kekuatan material tiang.
Pekerjaan Persiapan:
Universitas Indonesia
30
c.
d.
Perataan pasir setebal 10 cm. Pasir digunakan sebagai dasar untuk lantai
kerja agar permukaan menjadi datar.
e.
dibuat untuk
Universitas Indonesia
31
g.
Memasang tulangan pile cap, tie beam, dan kolom. Pemasangan dilakukan
sesuai dengan gambar rencana.
Perencanaan dan pelaksanaan pekerjaan pembesian ini dilakukan
berdasarkan SNI Tata Cara Perencanaan Struktur Beton untuk Bangunan
Gedung yang mengatur antara lain:
- tipe baja tulangan yang digunakan
- material baja dan kekuatannya
- perencanaan struktur
- kriteria tebal selimut beton, panjang penyaluran, dan panjang
sambungan.
Di samping SNI Tata Cara Perencanaan Struktur Beton untuk Bangunan
Gedung, pekerjaan di lapangan juga mengacu pada dokumen-dokumen
proyek seperti Bar Bending Schedule dan gambar kerja dari kontraktor.
Bar Bending Schedule (BBS) adalah dokumen yang menjelaskan tipetipe tekukan dan panjang potongan besi yang akan digunakan dalam
pekerjaan. BBS ini berfungsi untuk memudahkan pekerja dalam
melakukan penekukkan dan pemotongan besi sekaligus sebagai upaya
untuk menggunakan stok besi seefisien mungkin.
Universitas Indonesia
32
komponen horisontal atau disebut balok, maka tegagan yang bekerja pada kolom
adalah selain tegangan aksial juga terdiri dari tegangan yang disebabkan oleh
momen lentur.
Universitas Indonesia
33
3.4.1.1
a.
paling awal dari pekerjaan kolom. Pentingnya mempelajari gambar kerja ini
karena akan dikerjakan nantinya oleh para mandor dan diawasi para pengawas.
Shop Drawing dipelajari secara bertahap tergantung zona dan lantai yang akan
dikerjakan pada saat itu. Shop Drawing biasanya menggunakan program pada
komputer yaitu AutoCad.
Universitas Indonesia
34
b.
Drawing. Fungsi dari tahapan ini ialah agar posisi atau letak kolom sesuai dengan
perencanaan. Proses ini menggunakan alat yang dinamakan theodolit. Setiap akan
melakukan pekerjaan kolom harus dilakukan pengecekan ini untuk menghindari
kesalahan-kesalahan yang terjadi seperti perubahan letak as ataupun kolom yang
miring.
c.
sedemikian rupa agar dapat digunakan sebagai tulangan sesuai dengan dimensi
yang dibutuhkan pada gambar kerja. Pabrikasi tulangan menggunakan peralatan
seperti bar bender yang berguna untuk membengkokkan tulangan dan bar cutter
yang berguna untuk memotong tulangan. Setelah tulangan dipotong dan
dibengkokkan sebanyak yang dibutuhkan, tulangan tersebut dirangkai menjadi
satu kesatuan tulangan kolom.
Universitas Indonesia
35
d.
Setelah
tulangan
mencapai
posisi
yang
diinginkan,
tulangan
Universitas Indonesia
36
Stek Kolom
Marking Sepatu
Kolom
e.
Pabrikasi Bekisting
Bekisting adalah komponen yang digunakan untuk mencetak beton
Universitas Indonesia
37
plywood dan kayu kaso. Pada proses pabrikasi bekisting juga terjadi tahapan
pemasangan sabuk kolom yang terbuat dari besi. Biasanya sabuk kolom pada
bekisting berjarak 40 cm.
Universitas Indonesia
38
f.
Pemasangan Bekisting
Guna menjaga selimut beton, sebelum pengecoran beton decking harus
terpasang pada tulangan kolom. Beton deking berbentuk silinder dengan diameter
50 mm dan tebal 2.5 mm ini dibuat dengan campuran semen dan pasir dengan
perbandingan (2 semen : 1 pasir) yang nantinya dipasang pada tulangan kolom
setelah tulangan kolom dirakit.
Setelah pabrikasi bekisting dan bekisting sudah siap dipasang maka
bekisting dipindahkan menggunakan tower crane.
Universitas Indonesia
39
Universitas Indonesia
40
3.4.1.2
a.
dengan tower crane. Pengecoran kolom dilakukan apabila pekerjaan tulangan dan
bekisting telah selesai dikerjakan dan telah mendapat persetujuan dari konsultan
pengawas. Pengecekan ini bertujuan untuk mengetahui jumlah volume beton yan
akan dibutuhkan pada tahap pengecoran yang dilakukan nantinya.
b.
pengecekan terhadapap nilai slump dan pengambilan benda uji guna pengujianan
laboraturium. Hal tersebut dilakukan guna memastikan beton yang dipesan sesuai
dengan permintaan atau tidak. Dalam hal ini nilai slump yang dikehendaki adalah
15 2 cm.
Universitas Indonesia
41
c.
Pengecoran
Pengecoran biasanya dilakukan pada malam hari setelah semua bekisting
telah terpasang dan arus lalu lintas sekitar proyek tidak terlalu padat. Arus lalu
lintas di sekitar jika terjadi macet maka akan berpengaruh pada ready mix karena
bisa mengeras sebelum digunakan. Karena alasan ini juga pengecoran dilakukan
secara berkala dan tidak langsung datang banyak sekaligus. Pengecoran untuk
lantai dasar hingga lantai dua masih menggunakan concrete pump karena
jangkauan pipa masih memadai, namun untuk pengecoran lantai yang cukup
tinggi ialaha menggunakan tower crane dan bucket. Caranya dengan memasukkan
campuran ke dalam bucket yang sebelumnya telah dibersihkan menggunakan air.
Setelah itu bucket diangkat dan dipindahkan ke lokasi kolom yang akan dicor.
Penuangan campuran dari bucket menggunakan selang untuk menjaga distribusi
dari komposisi campuran.
Universitas Indonesia
42
Penuangan akan berhenti disetiap 1/3 tinggi kolom, lalu dilakukan pemadatan
dengan vibrator. Kegiatan tersebut diulangi setiap kelipatan 1/3 tinggi kolom
sampai adonan beton memenuhi tinggi kolom yang diinginkan.
d.
Pemadatan
Pemadatan dilakukan dengan tujuan agar tidak ada kandungan udara
Universitas Indonesia
43
e.
Pembongkaran Bekisting
Setelah kolom beton mengeras dan dinilai cukup umur maka dilakukan
Universitas Indonesia
44
f.
Pekerjaan Perawatan
Pekerjaan perawatan ialah pekerjaan yang dilakukan sebelum beton
Universitas Indonesia
45
Universitas Indonesia
46
3.4.2.1
Pemasangan Perancah
Perancah atau scaffolding adalah komponen yang akan memikul
bekisting untuk pelat dan balok. Jenis scaffolding yang digunakan pada proyek ini
adalah scaffolding konvensional yang masih harus dibongkar pasang jika hendak
dipindahkan ke area lainnya. Scaffolding memiliki peranan lain di luar menyangga
bekisting, yaitu menyangga beban ketika pelat dan balok belum siap dan pekerja
hendak melakukan pekerjaan selanjutnya di atas pelat dan balok.
3.4.2.2
Pembuatan Bekisting
Bekisting yang digunakan untuk balok akan bertumpu pada suri-suri
scaffolding yang telah dipasang. Bekisting untuk balok terdiri dari komponen
yaitu, kaso 5/7, balok plywood, form tie, balok siku 5050,5 , penjepit berdiameter
10mm, form tie dengan ketentuan jarak tertentu, plywood, balok 6/12, perancah T
frame dan U head.
Universitas Indonesia
47
Universitas Indonesia
48
3.4.2.3
Pembesian
Pekerjaan pembesian dilakukan setelah seluruh proses pemasangan
bekisting selesai. Balok berfungsi untuk mendukung beban vertikal, yang meliputi
berat sendiri balok, dan beban-beban lain yang mendukungnya (di antaranya
termasuk beban pelat dan dinding). Balok juga menahan beban horisontal yang
ditimbulkan oleh beban gempa dan beban angin, kemudian meneruskannya ke
kolom. Selain itu, balok juga berfungsi untuk menghubungkan antarkolom agar
portal dapat berfungsi dengan kuat dan kokoh. Balok juga direncanakan untuk
menerima lentur, geser, dan torsi. Pelat lantai berfungsi untuk menahan beban
mati (berat sendiri pelat, beban tegel, beban spesi, beban penggantung, dan beban
plafond), serta beban hidup yang bekerja di atasnya, kemudian menyalurkan
beban-beban tersebut ke balok di bawahnya.
Universitas Indonesia
49
3.4.2.4
Pengecoran
Setelah pekerjaan balok dan pelat selesai, dilakukanlah pengecekan
pekerjaan balok dan pelat yang telah dilakukan. Pengecekan meliputi cek
perkuatan acuan perancah, pengecekan kerapatan pada bekisting dan kesikuan
bekisting, dan juga pengecekan pekerjaan/pemasangan tulangan, apakah telah
sesuai dengan perencanaan. Selain itu perlu dilakukan untuk menentukan elevasi
dari permukaan lantai yang akan dicor sesuai tebal pelat lantai gambar kerja
dengan menggunakan theodolit. Setelah ditentukan elevasinya, maka dipasang
pipa besi/relat sebagai acuan pada saat pengecoran agar tidak melebihi batas yang
telah diukur. Apabila pengecekan telah selesai dilakukan oleh pengawas maka
dapat dilanjutkan ke pekerjaan lainnya, namun apabila masih terdapat kesalahan
Universitas Indonesia
50
yaitu
menyingkirkan
kotoran-kotoran
serbuk
gergaji,
Universitas Indonesia
51
Saat pengecoran pelat dan balok juga harus dilakukan penggetaran agar
tidak ada gelembung udara yang terjebak. Penggetaran pelat menggunakan trowel,
trowel ada alat penggetar seperti baling-baling dengan jangkauan penggetaran
yang cukup besar. Pemadatan dilakukan menggunakan alat concrete vibrator.
Setelah itu, permukaan beton diratakan dengan menggunakan papan perata. Untuk
mengecek kedalaman beton agar sesuai dengan harapan, dapat dilihat ditanda
garis pada papan bekisting balok ataupun dengan cara menancapkan baja
sepanjang tebal beton untuk memastikan apakah kedalaman beton sudah benar.
kemudian dilakukan pengecekan kembali elevasi pelat menggunakan theodolit.
3.4.2.5
Lepas Shoring
Pembongkaran scaffolding dan bekisting balok dilakukan setelah beton
Waktu
12 jam
14 hari
7 hari
21 hari
21 hari
Universitas Indonesia
52
Keterangan:
- T = siklus pengecoran lantai = 7 hari
- n = jangka waktu sejak pengecoran lantai i, pembongkaran reshore
di bawah lantai i-2, dan pembongkaran reshore di bawah lantai i-1
= 5 hari.
- Pengecoran lantai I = x hari
- Pembongkaran reshore dibawah lantai i-2 dan pembongkaran
reshoring di bawah lantai i-1 = x+n hari.
Universitas Indonesia
53
3.4.2.6
Curing Beton
Setelah pembongkaran semua bekisting selesai maka dilakukan
pemeliharaan terhadap
hasil
pengecoran (curing
beton),
yaitu
dengan
Universitas Indonesia
54
Universitas Indonesia
BAB 4
MANAJEMEN PROYEK
4.1.2 Milestones
Milestones adalah kejadian penting yang dapat terjadi dalam sebuah
proyek, dan tidak memiliki durasi. Milestones unik untuk setiap proyek.
Milestones dapat terjadi pada akhir dari sebuah paket kerja dalam WBS dan dapat
termasuk dalam jadwal proyek. Dalam pekerjaan konstruksi, milestones sering
digunakan sebagai suatu titik dalam proyek dimana suatu pembayaran dibuat.
Milestones pada Proyek Pembangunan Apartemen Kemang View sebagai berikut
a.
Penyelesaian Persiapan
b.
Penyelesaian Konstruksi
c.
Penyelesaian Proyek
d.
Proyek dimulai
55
56
jadwal proyek yang telah ditentukan. Beberapa cara tersebut meliputi fast tracking
dan crashing. Fast tracking adalah pengerjaan pekerjaan secara bersamaan atau
paralel dan crashing merupakan pengerjaan dengan menambahkan waktu kerja
serta sumber daya yang ada.
4.2.2 Spesifikasi
Apartemen Kemang View akan dijadikan sebagai sarana tempat tinggal,
hotel, dan juga perniagaan yang mana karena itu kualitas bangunan yang
merupakan tanggung jawab dari PT. PP (Persero) Tbk. diwajibkan mampu
mendukung seluruh kegiatan yang mungkin terjadi setelah Apartemen Kemang
View terbangun tanpa adanya resiko yang tinggi.
Spesifikasi kerja dalam hal ini meliputi target kualitas yang telah
ditetapkan oleh PT. PP (Persero) Tbk.. Spesifikasi kerja yang dilakukan pada
pembangunan Apartemen Kemang View adalah
a.
Pekerjaan Struktur
Struktur Beton Kolom
Universitas Indonesia
57
Universitas Indonesia
58
b.
Pekerjaan Arsitektur
Pekerjaan pemasangan dinding bata ringan
Universitas Indonesia
59
c.
Pekerjaan Pembesian
Sesuai dengan shop drawing: diameter, jarak, dimensi, jumlah
Ikatan antar pertemuan tulangan kuat dan diikat 100% memakai kawat
beton
Selimut beton > 3 cm dan < 15 cm
Ukuran dan jumlah posisi beton deking kuat
Overlap minimal 40 diameter
Bersih dari kotoran, lumpur, oli, cat, karat, kerak
Jika tulangan dibiarkan terekspos dalam waktu yang cukup lama, maka
seluruh tulangan harus dibersihkan dan diolesi dengan adukan semen
acian
Universitas Indonesia
60
d.
Pekerjaan Bekisting
Sesuai dengan shop drawing: dimensi dan konstruksi
Lot dan siku
Bekisting terpasang dengan kuat dan kencang
Toleransi dimensi panjang:
- Jika panjang total < 6 m
: 5 mm
: 15 mm
: 10 mm
e.
Pekerjaan Beton
Mutu beton sesuai dengan desain
Tidak keropos, tidak retak
Tidak ada plin pada sambungan
Warna seragam
Universitas Indonesia
61
f.
Pekerjaan Perancah
Pekerjaan Perancah Shoring
Posisi tegak, vertikal
Semua conncection/joint kuat dan kencang
Shoring berdiri di atas pondasi shoring
g.
Pekerjaan I Girder
Sesuai dengan shop drawing: bekisting, pembesian, separator, ducting,
strand, angkur, dan lainnya
Cetakan dan tulangan harus lurus dan simetris
Material ducting dan strand sesuai spek
Mutu beton sesuai spek
Beton tidak retak, tidak plin, tidak geripis pada daerah sudut
Kuat tekan sesuai dengan desain rencana
Universitas Indonesia
62
h.
i.
Universitas Indonesia
63
j.
Universitas Indonesia
64
Universitas Indonesia
65
k.
l.
Universitas Indonesia
66
Universitas Indonesia
67
- Tidak mengelupas
Concrete Barrier
- Semua sudut lurus toleransi 3 mm/3 m
- Tidak keropos
- Tidak geripis pada sudut beton
- Tidak ngeplin antar sambungan
- Warna beton sama
n.
o.
Pekerjaan Kanstin
Kelurusan sudut tepi atas toleransi 10 mm/50 m
Permukaan atas rata
Finishing nat rapi bersih dari acian
Lebar nat 5 mm toleransi 1 mm
Universitas Indonesia
68
p.
Pekerjaan Sambungan
Dimensi sesuai shop drawing
Pemadatan pengisi maksimal
Material yang digunakan sesuai spek
Kerataan permukaan bahan epoxy beton 1mm
Kelurusan bibir epoxy lurus 5 mm
Kesempurnaan epoxy utuh tidak rusak/cacat/pecah/retak.
Rubber tidak cacat, utuh tidak rusak 100%, menempel 100% pada epoxy
di kedua sisi.
Universitas Indonesia
69
Gambar 4.16 Diagram Alir dan Urutan Kerja Galian untuk Selokan Drainase dan
Saluran Air
Sumber: PT. PP (Persero) Tbk., 2013
Universitas Indonesia
70
Universitas Indonesia
71
Universitas Indonesia
72
Universitas Indonesia
73
Gambar 4.23 Diagram Alir Quality Control dalam Penerapan Manajemen Mutu
ISO 9001-2000
Sumber: PT. PP (Persero) Tbk., 2013
Universitas Indonesia
74
a.
serta ketentuan-ketentuan yang ada di dalam RKS: SNI, SII, ASTM, AASHO, dan
lain sebagainya. Disarankan setiap proyek QC memiliki buku-buku referensi
terkait. Dalam perencanaan ITP, bersumber dari buku-buku referensi, gambar
kerja, dan RKS, dilakukan breakdown item pekerjaan sebagai berikut:
Tentukan Material dan Alat yang digunakan
Tentukan Sequence Pekerjaan
Tentukan Acceptance Kriteria
Tentukan Referensi (RKS, SNI, SII, ASTM, dll)
Tentukan Frekuensi Inspeksi
Tentukan penanggung Jawab pekerjaan
(Hal tersebut ditentukan berdasarkan BoQ, RKS, Construction Drawing, Quality
Target Mutu PP (jika tidak ditentukan di RKS)
b.
Universitas Indonesia
75
Fungsi
Jumlah
Staff
Durasi
(Bulan)
1
1
1
1
21
21
21
21
1
1
21
21
KEY STAFF
1
2
3
4
Project Manager
Site Engineering Manager
Site Operation Manager
Site Administration Manager
STAFF
5 Perencanaan Teknik dan Material
6 Perencanaan Biaya dan Administrasi Kontrak
(sambungan)
Universitas Indonesia
76
(sambungan)
7 Quantity Surveyor
8 Drafter
9 Logistik
10 Peralatan
11 General Superintendent
12 Superintendent
13 Surveyor
14 Assistant Surveyor
15 Security
16 Keuangan
17 Akuntasi
18 Umum
19 SDM
20 Office Boy
3
1
2
3
1
2
1
3
4
1
1
1
1
1
21
21
21
21
21
21
21
21
21
21
21
21
21
21
70
10
21
21
LOCAL STAFF
21
22
Pekerja
Mandor
Universitas Indonesia
77
Project Manager
Seorang PM berkedudukan di bawah dari owner. Seorang project manager
bertindak sebagai pimpinan proyek, bertanggung jawab dalam penanganan
pelaksanaan proyek (baik teknis maupun finansial) yang sesuai dengan
perencanaan, dan melaporkan perkembangan proyek kepada pemberi
perintah.
Universitas Indonesia
78
Quantity Surveyor
- Menghitung prestasi volume yang telah dilaksanakan
- Melaksanakan permintaan SEM untuk mengumpulkan data
pelaksanaan pekerjaan di proyek
- Melaporkan hasil perhitungan volume kerja kepada project
manager
- Menyiapkan SPK untuk mandor dengan kuantitas yang sudah
disesuaikan dengan RAP dan menegosiasi harga borongan mandor
bersama-sama project manager
- Memonitor dan menghitung pekerjaan tambah dan kurang di
lapangan
- Membantu project manager terhadap hasil perhitungan akhir
kemajuan pekerjaan yang akan diajukan kepada SOM setiap
bulannya dan yang akan ditagihkan kepada owner
- Melaksanakan perhitungan progres pekerjaan mandor dengan
masukan pencapaian progress dari pelaksana.
Drafter
Bertanggungjawab atas pembuatan gambar.
Logistik
Bagian ini membuat rencana pengadaan logistik, melakukan pengadaan
logistik sesuai dengan prosedur, dan melakukan seleksi terhadap penawaran
yang masuk.
Peralatan
Bagian ini membuat rencana pengadaan peralatan, melakukan pengadaan
peralatan sesuai dengan prosedur, dan mengusulkan rekanan kepada wilayah
serta melakukan kalibrasi terhadap alat milik perusahaan.
General Superintendent
Melakukan koordinasi pengawasan serta kontrol dan kegiatan dari
superintendent dan surveyor.
Superintendent
Universitas Indonesia
79
Surveyor
Assistant Surveyor
Security
Keuangan
Akuntansi
Umum
SDM
Office Boy
Kemampuan interpersonal
Tim dapat menekan timbulnya masalah dan meningkatkan kerjasama
dengan adanya pemahaman antar anggota tim sehingga setiap anggota
mampu mengantisipasi tindakan anggota lainnya. Selain itu melalui adanya
kemampuan interpersonal ini tiap anggota dapat memperlihatkan sisi
kepedulian dan menindaklajuti masalah yang ada.
Pelatihan
Pelatihan yang dilaksanakan dirancang untuk meningkatkan kompetensi
anggota tim. Pelatihan dapat berupa formal maupun informal.
Aktivitas team-building
Tujuan aktivitas ini adalah untuk menjadikan tim agar mampu bekerja
secara efektif.
Ground rules
Universitas Indonesia
80
Co-location
Merupakan penempatan beberapa anggota tim atau seluruh anggota tim
yang paling aktif pada lokasi fisik yang sama untuk meningkatkan kinerja
tim. Proses ini dapat bersifat sementara dan strategi lokasi meliputi ruang
pertemuan tim, tempat untuk penempatan jadwal, dan kenyamanan lainnya
yang meningkatkan komunikasi dan rasa komunitas.
efektif apabila
yang
Universitas Indonesia
81
Analisa Resiko
Adanya perubahan
mutu pembesian
dimana pada lantai
semi basement dan
ground menggunakan
mutu U-40 sedangkan
dari upper ground
hingga Lt.22
menggunakan besi U50
Dampak Resiko
(sambungan)
Universitas Indonesia
82
(sambungan)
2 Perbedaan
denah struktur
dan arsitektur
Lahan kerja
yang belum
siap
dikarenakan
pihak owner
masih
melakukan
pemancangan
Gambar tidak
lengkap dan
belum ada
detail
Kebutuhan
scaffolding di
lapangan sulit
terpenuhi
B. Aspek Teknis
1 Lahan kerja
belum dapat
sepenuhnya
dikerjakan
2 Tidak dapat
bekerja lembur
Antara konsultan
struktur dan arsitektur
kurang berkomunikasi
sehingga terdapat
perbedaan-perbedaan
As, elevasi, dan
penggunaan ruangan,
sehingga sampai saat
ini gambar dari pihak
owner masih terus
mengevaluasi gambar
tersebut.
Lahan kerja masih
belum siap.
1. Keterlambatan pelaksanaan di
lapangan
2. Akan timbul biaya overhead
Adanya pekerjaan
pekerjaan yang belum
tercantum dalam BQ
(sambungan)
Universitas Indonesia
83
(sambungan)
3 Keterlambatan
produksi
shopdrawing
Approval
shopdrawing
sangat lama
C. Aspek SDM
1 Team owner
tidak berada di
lokasi
2 Kesulitan
mencari pekerja
3
Kekurangan
Personel di
Lapangan
D. Aspek Peralatan
1 Kesulitan
pemenuhan
kebutuhan
scaffolding
Gambar For
Construction belum
benar-benar matang
dan masih terus direvisi
pihak owner
Pihak owner yang
bertugas mengevaluasi
gambar tidak berada di
lingkungan proyek dan
memegang beberapa
proyek
Team owner
memegang banyak
proyek
Mandor memegang
banyak proyek
Seiring banyaknya
proyek yang sedang
berjalan maka
kebutuhan scaffolding
yang tersedia ditempat
sewa alat banyak tidak
tersedia
E. Aspek Peraturan & Politis
1 IMB belum
IMB masih dalam
selesai
proses dan masih
berupa surat
rekomendasi
(sambungan)
Universitas Indonesia
84
(sambungan)
F. Aspek Lingkungan
1 Jam kerja
Pihak owner telah
hanya dibatasi
mengadakan
hingga pukul
kesepakatan
18.00 dan
sebelumnya dengan
tercantum
pihak warga bahwa
dalam AMDAL pekerjaan hanya
dan Notulen
sampai pukul 18.00
rapat pihak
owner dan
warga di sekitar
proyek
2 Komplain
Polusi yang
masyarakat
ditimbulkan dari
pelaksanaan proyek
Uraian
(Frekuensi - Dampak)
Tinggi - Berat
Rendah - Berat
Tinggi - Ringan
Rendah - Ringan
Universitas Indonesia
85
2 Perbedaan
denah struktur
dan arsitektur
3 Lahan kerja
yang belum
siap
dikarenakan
pihak owner
masih
melakukan
pemancangan
(sambungan)
Analisa Resiko
Adanya perubahan
mutu pembesian
dimana pada lantai
semi basement dan
ground menggunakan
mutu U-40 sedangkan
dari upper ground
hingga Lt.22
menggunakan besi U50
Antara konsultan
struktur dan arsitektur
kurang berkomunikasi
sehingga terdapat
perbedaan-perbedaan
As, elevasi, dan
penggunaan ruangan,
sehingga sampai saat
ini gambar dari pihak
owner masih terus
mengevaluasi gambar
tersebut.
Lahan kerja masih
belum siap.
Dampak Resiko
Kode
1. Keterlambatan
pelaksanaan di lapangan
2. Akan timbul biaya
overhead
Universitas Indonesia
86
(sambungan)
4 Gambar tidak
lengkap dan
belum ada
detail
5 Kebutuhan
scaffolding di
lapangan sulit
terpenuhi
B. Aspek Teknis
1 Lahan kerja
belum dapat
sepenuhnya
dikerjakan
2 Tidak dapat
bekerja lembur
Adanya pekerjaan
pekerjaan yang belum
tercantum dalam BQ
Banyak Proyek sedang
berjalan dilingkungan
PT. PP (Persero) Tbk
Menimbulkan biaya
tambahan untuk melengkapi
pekerjaan yang belum
didetailkan pihak owner
Melakukan penyewaan alat
scaffolding dari pihak luar
yang harganya lebih tinggi
dari tempat sewa biasa,
koperasi dan PJA
Keterlambatan di lapangan
C. Aspek SDM
1 Team owner
tidak berada di
lokasi
2 Kesulitan
mencari
pekerja
Team owner
memegang banyak
proyek
Mandor memegang
banyak proyek
3 Kekurangan
Personel di
Lapangan
3 Keterlambatan
produksi
shopdrawing
4 Approval
shopdrawing
sangat lama
2
Keterlambatan di lapangan,
menghambat produktivitas
proyek
Dikhawatirkan terjadi
kesalahan di lapangan
dikarenakan gambar yang
belum fix dari pihak owner
Dikhawatirkan terjadi
kesalahan di lapangan
dikarenakan gambar yang
belum mendapat approval
dari pihak owner
(sambungan)
Universitas Indonesia
87
(sambungan)
D. Aspek Peralatan
1 Kesulitan
Seiring banyaknya
pemenuhan
proyek yang sedang
kebutuhan
berjalan maka
scaffolding
kebutuhan scaffolding
yang tersedia ditempat
sewa alat banyak tidak
tersedia
E. Aspek Peraturan & Politis
1 IMB belum
IMB masih dalam
selesai
proses dan masih
berupa surat
rekomendasi
F. Aspek Lingkungan
1 Jam kerja
Pihak owner telah
hanya dibatasi mengadakan
hingga pukul
kesepakatan
18.00 dan
sebelumnya dengan
tercantum
pihak warga bahwa
dalam
pekerjaan hanya
AMDAL dan
sampai pukul 18.00
Notulen rapat
pihak owner
dan warga di
sekitar proyek
2 Komplain
Polusi yang
masyarakat
ditimbulkan dari
pelaksanaan proyek
Kebutuhan scaffolding di
lapangan tidak terpenuhi
100% dan produksi di
lapangan tidak maksimal
karena siklus pemakaian alat
yang cukup lama akibat
kekurangan tersebut
Menghambat produktivitas
proyek
Menghambat produktivitas
proyek
Universitas Indonesia
88
Uraian
Hindari Resiko
Terima Resiko dan buat
rencana penanganannya
Mengurangi tingkat
terjadinya resiko
Mengurangi akibat
konsekwensi yang
ditimbulkan
Mengalihkan resiko ke
pihak lain
Mengabaikan resiko
Tindakan
Tidak diambil
Kode
A
Redesign, Inovasi
Dari sering ke
jarang terjadi
Dari dampak yg
berat ke ringan
Kontrak subkon,
supplier
Dikerjakan
E
F
Universitas Indonesia
89
Analisa Resiko
Dampak Resiko
Kode
Tipe
Resiko
Respon Tindakan
Kode
Penanganan
Resiko
1. Segera melakukan
perhitungan volume, dan
analisa perbedaaan
volume dari perbedaan
detail tersebut untuk
mengajukan kerja
tambah kurang
2. Melakukan koordinasi
dengan pihak owner dan
segera meminta
kepastian gambar yang
akan digunakan melalui
surat agar
terdokumentasi
mengenai keterlambatan
gambar tersebut
3. Mengirimkan segera
shopdrawing ke pihak
owner untuk
mendapatkan approval
agar pelaksanaan di
lapangan memiliki
acuan gambar
(sambungan)
Universitas Indonesia
90
(sambungan)
2 Perbedaan
denah struktur
dan arsitektur
3 Lahan kerja
yang belum
siap
dikarenakan
pihak owner
masih
melakukan
pemancangan
Antara konsultan
struktur dan arsitektur
kurang berkomunikasi
sehingga terdapat
perbedaan-perbedaan
As, elevasi, dan
penggunaan ruangan,
sehingga sampai saat ini
gambar dari pihak
owner masih terus
mengevaluasi gambar
tersebut.
Lahan kerja masih
belum siap.
Dikhawatirkan terjadi
kesalahan di lapangan
dikarenakan gambar
yang belum fix dari
pihak owner
2
1. Keterlambatan
pelaksanaan di
lapangan
2. Akan timbul biaya
overhead
2
Melakukan komposit
gambar struktur dan
arsitektur untuk segera
diajukan shopdrawing lalu
dilakukan penrhitungan
volume bersama antara
PT.PP dan PT. ADM
(sambungan)
Universitas Indonesia
91
(sambungan)
4 Gambar tidak
lengkap dan
belum ada
detail
5 Kebutuhan
scaffolding di
lapangan sulit
terpenuhi
B. Aspek Teknis
1 Lahan kerja
belum dapat
sepenuhnya
dikerjakan
Adanya pekerjaan
pekerjaan yang belum
tercantum dalam BQ
Menimbulkan biaya
tambahan untuk
melengkapi pekerjaan
yang belum didetailkan
pihak owner
Melakukan penyewaan
alat scaffolding dari
pihak luar yang
harganya lebih tinggi
dari tempat sewa biasa,
koperasi dan PJA
Keterlambatan di
lapangan
(sambungan)
Universitas Indonesia
92
(sambungan)
2 Tidak dapat
bekerja lembur
3 Keterlambatan
produksi
shopdrawing
4 Approval
shopdrawing
sangat lama
C. Aspek SDM
1 Team owner
tidak berada di
lokasi
Keterlambatan di
lapangan, Menghambat
produktivitas proyek
Gambar For
Construction belum
benar-benar matang dan
masih terus direvisi
pihak owner
Dikhawatirkan terjadi
kesalahan di lapangan
dikarenakan gambar
yang belum fix dari
pihak owner
Dikhawatirkan terjadi
kesalahan di lapangan
dikarenakan gambar
yang belum mendapat
approval dari pihak
owner
Melakukan pendekatan
dengan pihak warga sekitar
dan meminta kejelasan dari
pihak owner mengenai
kesepakatan tersebut,
apabila dimungkinkan
mempertemukan pihak
owner dengan warga
Secara aktif mengajukan
gambar shopdrawing untuk
mengumpan komen-komen
mengenai gambar yang akan
dilaksanakan di lapangan,
dan segera meminta gambar
for construction secara
tertulis
Berkomunikasi melalui
email dan telepon sebelum
pihak owner memberi
approval terhadap
shopdrawing
Berkomunikasi melalui
email dan telepon sebelum
pihak owner memberi
approval terhadap
shopdrawing
(sambungan)
Universitas Indonesia
93
(sambungan)
2 Kesulitan
mencari
pekerja
3 Kekurangan
Personel di
Lapangan
D. Aspek Peralatan
1 Kesulitan
pemenuhan
kebutuhan
scaffolding
Mandor memegang
banyak proyek
Seiring banyaknya
proyek yang sedang
berjalan maka
kebutuhan scaffolding
yang tersedia ditempat
sewa alat banyak tidak
tersedia
Kekurangan tenaga
kerja di lapangan
sehingga produktivitas
di lapangan tidak
maksimal
Laporan administrasi di
lapangan terlambat,
pemenuhan kebutuhan
di lapangan terlambat
dan personel kurang
fokus terhadap 1
pekerjaan
Kebutuhan scaffolding
di lapangan tidak
terpenuhi 100% dan
produksi di lapangan
tidak maksimal karena
siklus pemakaian alat
yang cukup lama akibat
kekurangan tersebut
(sambungan)
Universitas Indonesia
94
(sambungan)
E. Aspek Peraturan & Politis
1 IMB belum
IMB masih dalam
selesai
proses dan masih berupa
surat rekomendasi
F. Aspek Lingkungan
1 Jam kerja
Pihak owner telah
hanya dibatasi mengadakan
hingga pukul
kesepakatan sebelumnya
18.00 dan
dengan pihak warga
tercantum
bahwa pekerjaan hanya
dalam
sampai pukul 18.00
AMDAL dan
Notulen rapat
pihak owner
dan warga di
sekitar proyek
2 Komplain
Polusi yang ditimbulkan
masyarakat
dari pelaksanaan proyek
Proyek beresiko
didatangi pihak bertugas
mempertanyakan
kelengkapan IMB dan
izin-izin lainnya
Menghambat
produktivitas proyek
Menghambat
produktivitas proyek
Melaksanakan kegiatan
proyek sesuai aturan
OHSAS dan memahami
kondisi lingkungan
Universitas Indonesia
95
Mengidentifikasi biaya
Perbandingan biaya yang ditawarkan oleh pihak kontraktor saat
pelelangan harus diperhatikan agar dapat menguntungkan bagi kedua belah pihak.
Oleh karena itu, dibutuhkan metode akuntansi yang digunakan untuk membuat
perbandingan harga. Biasanya estimasi biaya dari kontraktor akan berbeda
terhadap gaji pekerja selama proses berlangsung, akuntansi, pembayaran total,
managemen pengawas, dan penggunaan di lapangan. Pembatasan dana juga perlu
dibuat untuk menutupi biaya-biaya tambahan.
b.
Menetukan ketersediaan
Kontraktor yang akan dipilih pada saat pelelangan adalah yang sebisa
mungkin dapat bekerja sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan oleh
pemerintah guna menghindari adanya hambatan dari pelaksanaan proyek.
c.
Persyaratan kualitas
Kontraktor memiliki pertanggungjawaban akan kualitas proyek yang
Universitas Indonesia
96
d.
suatu lingkup kemasyarakatan tertentu. Oleh karena itu, pihak owner dan
kontraktor harus sama-sama terbuka kepada masyarakat mengenai proyek yang
dikerjakannya beserta permasalahan-permasalahannya yang dapat mempengaruhi
masyarakat.
Universitas Indonesia
97
Kode
Vendor
Nama Rekanan
A1006
JD425
S0990
E0042
BahanAlat
Bantu
B0812
BBM
(Solar HSD)
S0942
Besi
Beton
K009
(sambungan)
Bandung
Jl. Kresek Indah I No. 26A
Kalisari, Ps. Rebo, Jakarta
Jl. Karang Anyar Raya Blok
B3 No. 3, Jakarta
Komplek Glodok Jaya Lt. 4
No. A24, Jakarta
Jl. Gunung Sahari Raya No. 2,
Komplek Marinatama Blok B
No. 15, Jakarta Utara
M0773
B0812
Alamat
Jakarta
Universitas Indonesia
98
(sambungan)
Beton
Jadi
(Ready
Mix)
A0234
P0192
Baja
Profil
Plant Cakung
Plant Cibitung
Pusat
Plant Jati Asih
Plant Lemah Abang, Cikarang
Plant LIPPO, Cikarang
Jl. Raya Bekasi Km 24,5,
Cakung, Jakarta
Kawasan Industri Jababeka I
Jl. Jababeka V Blok U No. 1,
Cikarang
U0077
S0402
Limestone
Batu Kali
A1006
Bandung
Batu Bata
A1006
Bandung
Plywood
S0402
M0720
Semen
Bata
Ringan
Universitas Indonesia
99
a.
b.
secara
resmi,
pemberitahuan
tertulis
mengenai
Universitas Indonesia
100
biaya tenaga kerja dan biaya operasional. Perencanaan biaya sesuai dengan
kebutuhan biaya yang diperlukan keseluruhan proyek. Biaya tenaga kerja
merupakan biaya yang diperlukan untuk membayar jasa tenaga kerja. Biaya
tenaga kerja dipengaruhi oleh detail pekerjaan yang akan dikerjaan dan
disesuaikan dengan bobot kerja dan pengalaman dari tenaga kerja. Dalam
manajemen biaya terdapat tahapan-tahapan yaitu:
Universitas Indonesia
101
harus dicari sebabnya dan diadakan penelitian kembali sehingga didapatkan harga
yang sesuai untuk pekerjaan tersebut. Perkiraan biaya pembebasan tanah (ROW)
akan dibuat berdasarkan harga satuan yang ditentukan oleh pemerintah untuk
setiap jenis penggunaan tanah.
Komponen biaya dalam proyek ini antara lain:
Biaya langsung
Biaya langsung adalah biaya yang langsung berhubungan dengan
pelaksanaan konstruksi di lapangan. Berikut ialah yang merupakan biaya
langsung:
- Biaya upah
- Biaya subkontraktor
- Biaya alat
- Biaya naterial
- Biaya sewa
Universitas Indonesia
102
Universitas Indonesia
103
Universitas Indonesia
104
Pekerjaan yang bisa dibayar adalah pekerjaan yang sudah diterima dari
segi pengukuran/kuantitas dan kualitas, sehingga biaya yang dikeluarkan
adalah benar-benar untuk pekerjaan yang sudah memenuhi spesifikasi.
Pekerjaan yang bisa dibayar adalah pekerjaan yang tercantum dalam
kontrak dan harga satuan pekerjaan yang sudah ada dalam kontrak
pelaksanaan, sehingga biaya proyek dibayarkan sesuai dengan item
pekerjaan yang ada dalam kontrak.
Penyimpangan biaya keseluruhan biasanya disebabkan oleh adanya
pekerjaan tambahan sebagai akibat dari perubahan design dan
pertambahan volume pekerjaan.
Pengendalian biaya langsung meliputi:
a. Pengendalian biaya bahan
-
Mencocokkan
perhitungan
volume
tersebut
dengan
Membuat
surat
pemesanan
bahan
dengan
volume
Mencocokkan
perhitungan
volume
tersebut
dengan
Universitas Indonesia
105
Universitas Indonesia
106
Universitas Indonesia
107
Agus Riyanto
SS
Koordinator Evakuasi Kantor
Anggota 1
Anggota 2
Supriyanto
OOK Sugiarto
Eko Prasetyo
Pujiyono
Mukti
Security
Mandor
Subkon
Gambar 4.32 Struktur P2K3 Panitia Pembina Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Sumber: PT. PP (Persero) Tbk., 2013
Universitas Indonesia
108
Perencanaan K3
Petunjuk atau gambaran pelaksanaan K3 di area proyek.
b.
Target
Target berupa Zero Accident
c.
SHE Induction
Pendekatan dan pengarahan tentang K3, housekeeping dan ketertiban
proyek kepada pekerja baru dan kepada pekerja sebelum melakukan
pekerjaan yang berpotensi bahaya tinggi. Hal ini berlaku untuk perusahaan,
subkon, dan mandor.
d.
SHE Talk
Pengarahan singkat tentang K3 dan kondisi proyek kepada seluruh pekerja
sebelum pekerjaan dimulai, dilakukan setiap hari Jumat jam 08.00 08.30
WIB.
e.
f.
SHE Meeting
Meeting internal dilaksanakan hari rabu jam 10.00 membahas masalah yang
mungkin terjadi dan tindakan pencegahannya serta melaporkan kecelakaan
yang terjadi dan langkah-langkah perbaikannya.
g.
Training K3
Training K3 kepada karyawan, mandor, dan subkontraktor tentang dasardasar K3, P3K, cara pemadaman api, dan tanggap darurat.
h.
Housekeeping
Housekeeping dengan target lingkungan kerja bersih, rapi, dan sehat.
Universitas Indonesia
109
i.
Audit K3
Audit pelaksanaan dan penerapan K3 yang dilakukan dari pusat selama tiga
bulan sekali.
b.
c.
Pemeriksaan safety
SHO memeriksa semua peralatan yang sudah direkomendasikan untuk
disediakan oleh sub kontraktor/mandor pada saat pengajuan SIMP
SHO meneruskan SIMP ke SOM apabila sub kontraktor/mandor sudah
memenuhi persyaratan safety sesuai yang tertera pada SIMP dan setelah
SIMP ditandatangani SHO
SOM tidak diperbolehkan mengizinkan sub kontraktor/mandor memulai
pekerjaan sebelum SHO menandatangani SIMP
SHO mengadakan safety induction kepada pekerja baru
Universitas Indonesia
110
d.
Target
Zero accident dan proyek bersih, rapih, sehat, dan nyaman.
Program kerja K3L atau SHE (Safety, Health and Environment) yang
dimiliki oleh proyek pembangunan Apartemen Kemang View ini juga
memiliki
jadwal
program
pelaksaan
program
dan
pengawasan
Universitas Indonesia
111
b.
Peralatan Safety
Helm Proyek
Dipakai oleh seluruh Karyawan PP dan pekerja yang berada di area.
Masker
Dipakai melindungi dari debu akibat pelaksanaan kerja.
Sepatu Kerja
Dipakai oleh seluruh Karyawan PP dan pekerja di area proyek. Sepatu ini
melindungi kaki saat bekerja. Menggunakan sepatu safety dapat
menolong dari luka karena menginjak paku, menendang benda keras,
tertimpa benda, dan lainnya.
Lampu steek
Dipakai sebagai rambu-rambu pengarah lalu lintas sementara.
Bendera
Membantu pengerjaan traffic management
Rompi/Kaos
Digunakan sebagai pelindung badan pekerja
Universitas Indonesia
112
Pelindung Telinga
Pelindung telinga digunakan untuk melindungi pendengaran dari suara
bising yang terus-menerus. Suara bising yang melampaui batas dapat
menyebabkan telinga menjadi tuli.
Sarung Tangan
Sarung tangan dapat melindungi tangan dari luka dan penyakit kulit.
Sarung tangan yang digunakan haruslah tepat untuk pekerjaan yang telah
ditentukan.
c.
Universitas Indonesia
113
d.
Kesehatan
Terkait dengan kesehatan para pekerja, maka pekerja dianjurkan untuk:
Segera lapor ke atasan anda jika menderita luka saat bekerja
Jangan memaksakan diri untuk bekerja jika anda mengalami luka yang
cukup serius
Periksakan kesehatan diri secara teratur
Jangan minum minuman yang beralkohol
Jangan tidur terlalu larut malam
Selesai bekerja istirahatlah yang cukup
Selain itu disediakan pula fasilitas seperti tempat sampah yang diatur
sedemikian rupa agar sampah terpilah sesuai jenisnya dan diletakkan di
titik-titik tertentu.
Universitas Indonesia
114
e.
Kebakaran
Seluruh pekerja harus tahu cara menggunakan alat pemadam kebakaran
dan cara memadamkan api
Bila terjadi kebakaran kecil, api segera dipadamkan
Cara menyelamatkan diri waktu terjadi kebakaran di saat anda berada di
dalam ruangan:
- Pada waktu anda melewati pintu ruangan, anda harus menutup
setiap pintu di belakan anda.
- Pintu yang tertutup akan melindungi anda dari panas dan asap.
- Guanakan jendela jika jalan keluar melalui pintu tidak aman
- Bila banyak asap, merangkaklah dengan kedua belah tangan dan
lutut, dan cari jalan keluar.
- Jangan merangkak dengan perut menempel di lantai
- HATI-HATI! Asap kebakaran merupakan pembunuh yang hebat.
Universitas Indonesia
115
f.
Program Safety
Sebagaimana dengan yang telah dijelaskan sebelumnya, program safety
yang diterapkan terdiri dari:
SHE Patrol
Petugas safety patrol memberikan pengarahan, teguran, dan bila ada
ketidaksesuaian dilakukan denda.
Universitas Indonesia
116
SHE Talk
Universitas Indonesia
117
Kebersihan
g.
Gambar 4.44 Titik Kumpul Darurat yang Berada di Pintu Masuk Lokasi Proyek
dan di depan Direksi Keet
Sumber: Dokumentasi Penulis, 2013
Universitas Indonesia
118
h.
Rambu-rambu Peringatan
Laporan atau record hasil safety patrol untuk dibahas dalam rapat lapangan.
Universitas Indonesia
119
dihadiri oleh seluruh pekerja dan staf dari setiap sub kontraktor yang terlibat
dalam pembangunan proyek Apartemen Kemang View yang mana di dalam
kegiatannya dilakukan pembahasan beserta evaluasi kinerja K3 selama satu
minggu. Selain itu, fasilitas penunjang penerapan K3 di lingkungan proyek antara
lain kantor direksi yang di dalamnya terdapat ruang rapat dan kantor. Di dalam
kantor dilengkapi sarana wajib seperti tempat sampah, ventilasi, pencahayaan,
kamar mandi, dapur, kotak P3K, dan alat pemadam kebakaran. Di dalam ruang
rapat juga diberikan poster-poster mengenai target kualitas, konsep green
construction, dan K3 yang dimiliki oleh PT. PP (Persero) Tbk., selain itu terdapat
juga peraturan mengenai pemakaian ruang rapat demi kenyamanan dan keamanan
sesama karyawan.
Di lapangan proyek dipasang pula safety net horisontal dan vertikal guna
menghindari jatuhnya benda keras atau puing-puing bangunan dari lantai atas ke
bawah. Hal ini tentunya merupakan hal yang wajib diterapkan oleh PT. PP
(Persero) Tbk. untuk meminimalkan resiko kecelakaan kerja.
Universitas Indonesia
120
Universitas Indonesia
121
Universitas Indonesia
122
Universitas Indonesia
123
tidak menimbulkan dampak penting, sehingga tidak akan dibahas lebih lanjut.
Adapun kegiatan lain pada tahap pra-konstruksi antara lain:
a.
b.
c.
Aktivitas
Dampak Lingkungan
Persiapan
1
2
Pekerjaan Persiapan
Perubahan kondisi tanah
Pembuatan Shop Drawing
Konstruksi
Perubahan kondisi tanah
Kebisingan
Pekerjaan Tanah
Polusi Udara
Debu
Perubahan kondisi tanah
Kebisingan
Polusi Udara
Pekerjaan Struktur Bangunan
Bawah
Debu
Pencemaran Air Tanah
Limpasan Air
Kebisingan
Polusi Udara
Pekerjaan Struktur Bangunan Atas Debu
Pencemaran Air Tanah
Limpasan Air
Kebisingan
Polusi Udara
Pekerjaan Struktur Lainnya
Debu
Limpasan Air
Polusi Udara
Pekerjaan Arsitektur
Debu
Limpasan Air
Penyelesaian
Kebisingan
Finishing
Polusi Udara
Debu
Universitas Indonesia
124
Kebisingan
3
4
Pengembangan Penataan
Bangunan
Kemacetan
Struktur Tanah
Universitas Indonesia
125
Sektor
Pengelolaan
Penggunaan
Lahan
Institusi Pengelolaan
Lingkungan
Pelaksana Pengawas
Upaya Pengelolaan
Lingkungan
Periode
Pengelolaan
Lingkungan
Memelihara kehijauan
lingkungan / menyerap
CO2 dan polutan
Penghijauan di sekitar
Kontraktor Keet
Tidak menebang pohon
Pengadaan sumur resapan untuk
air limpasan
Filterisasi air sebelum masuk ke
dalam drainase kota
Selama tahap
Kontraktor
pelaksanaan
Owner
Selama tahap
Kontraktor
pelaksanaan
Owner
Mengurangi beban
drainase kota akan
limpasan air hujan, baik
kuantitas maupun kualitas
Pemantauan dan
pencatatan pemakaian
listrik
Efisiensi dan
Konservasi
Energi
(sambungan)
Universitas Indonesia
126
(sambungan)
Mengendalikan
penggunaan sumber
energi yang memberikan
dampak pada lingkungan
Pemantauan dan
pencatatan pemakaian air
3
Konservasi
Air
Penghematan konsumsi
air
Selama tahap
Kontraktor
pelaksanaan
Owner
Owner
(sambungan)
Universitas Indonesia
127
Pengelolaan
Limbah
Padat
Mendorong mengurangi
terjadinya sampah
sehingga mengurangi
beban TPA
Selama tahap
Kontraktor
pelaksanaan
Owner
Selama tahap
Kontraktor
pelaksanaan
Owner
(sambungan)
Universitas Indonesia
128
(sambungan)
Green
Construction
Kesehatan
dan
Mengurangi dampak asap
Kenyamanan
rokok
Kerja di Area
Proyek
Selama tahap
Kontraktor
pelaksanaan
Owner
Selama tahap
Kontraktor
pelaksanaan
Owner
(sambungan)
Universitas Indonesia
129
Selama tahap
Kontraktor
pelaksanaan
Owner
Universitas Indonesia
130
Universitas Indonesia
BAB 5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil kerja praktik yang telah dilakukan di Proyek
pembangunan Apartemen Kemang View di Jalan Raya Pekayon, kota Bekasi,
maka diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Selama dilakukannya kerja praktik, didapatkan berbagai pengetahuan dan
pengalaman di lapangan tentang pengetahuan teknik sipil dan lingkungan
yang tidak didapatkan di bangku kuliah. Selain itu, didapat pula
pengalaman mengenai pekerjaan-pekerjaan yang ada di dalam suatu
proyek, metode konstruksi yang digunakan, masalah yang dihadapi, dan
alternatif pemecahan masalah.
2. Proyek Pembangunan Apartemen Kemang View menggunakan metode
konstruksi struktur bawah tiang pancang dengan alat hydraulic Jack
dimana alat ini digunakan dikarenakan kondisi sekitar perumahan warga
tidak diperbolehkan timbul banyak kebisingan. Pembangunan struktur atas
bangunan tipikal dengan beton bertulang menggunakan bahan ready mix
concrete untuk bagian struktural dan precast concrete untuk beberapa
bagian bukan struktural. Ready mix concrete digunakan dikarenakan tidak
memungkinkan didirikannya Concrete Batching Plan di sekitar lokasi
proyek sementara Precast Concrete digunakan untuk mempercepat
pengerjaan serta memiliki bentuk yang lebih menarik.
3. Sistem K3L yang digunakan di dalam proyek ini sudah cukup memadai
dengan sarana dan prasarana yang cukup lengkap. Diberlakukannya safety
talk setiap minggu mampu memberikan kesadaran bagi pekerja untuk terus
mengutamakan keselamatan kerja dan kebersihan lingkungan. Sistem
sanitasi dan house keeping pada kantor direksi keet cukup memadai
meskipun masih sistem penumpukan sampah dan pengangkutan sampah
masih belum berjalan dengan baik. Begitu pula dengan sistem saluran
pembuangan limbah cair hasil pekerjaan konstruksi yang memang ada
tetapi belum berjalan dengan baik.
131
132
4. Sistem pengendalian yang dilakukan dalam proyek ini meliputi kegiatankegiatan sebagai berikut: melakukan perencanaan terhadap semua kegiatan
secara terinci dan terstruktur, solusi dan tanggapan secara cepat terhadap
perubahan desain yang terjadi di tengah proyek berjalan, serta melakukan
pengontrolan terhadap seluruh arus keluar masuk material dan peralatan,
melakukan pengorganisasian terhadap seluruh sumber daya manusia,
merencanakan metode kerja dan situasi kerja yang aman bagi para pekerja,
melakukan Quality Control (QC) terhadap hasil pekerjaan di lapangan,
melaksanakan rapat-rapat koordinasi dengan pihak sub-contractor agar
didapatkan kesepahaman dalam langkah-langkah pelaksanaan konstruksi,
5.2 Saran
Berdasarkan hasil pengamatan selama melakukan kerja praktik, ada
beberapa hal yang diidentifikasi sebagai kekurangan. Untuk itu, berikut
dipaparkan beberapa saran yang menjadi masukan yang baik untuk pelaksanaan
proyek yang lebih baik, yaitu
1. Keselamatan, keamanan dan kesehatan para pekerja perlu lebih
ditingkatkan dan diperhatikan, beberapa bagian diantaranya adalah hunian
yang layak dan tempat MCK yang memadai bagi pekerja proyek; batas
keamanan dengan jelas mengingat bangunan semakin tinggi sehingga
tingkat resiko kecelakan akan semakin besar. Disamping itu perlu adanya
himbauan yang lebih untuk para pekerja dalam hal kesadaran memakai
perlengkapan keselamatan yang baik, seperti helm dan sepatu boot.
2. Memperbaiki drainase sementara untuk keperluan proyek mengingat
masih terdapat saluran air pada sebagian kawasan proyek yang meluap
ketika hari hujan.
3. Perlu adanya peningkatan pengendalian mutu proyek yang lebih baik
dengan terus memberikan pantauan secara rutin dan tepat sasaran,
terutama terhadap pengecoran dan pembangunan bagian non-struktural
yang memerlukan aplikasi tenaga ahli.
4. Perlunya pengendalian kebersihan dan kerapihan di beberapa tempat
seperti penumpukan material, tempat pembuangan material sisa, dan
Universitas Indonesia
133
Universitas Indonesia
134
DAFTAR PUSTAKA
Universitas Indonesia
135
Universitas Indonesia
137
Universitas Indonesia