SKRIPSI
Disusun Oleh:
Wa Obe
NIM. 200302001
MOTTO
PERSEMBAHAN
Sembah sujud serta syukur kepada Allah SWT. Atas segala karunia yang telah
memberiku kesempatan dalam menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, dengan
rasa bangga dan bahagia saya ucapkan rasa terima kasih saya kepada Ayahanda
La Kaniu dan Ibunda Wa Pae, yang selalu membuatku kuat dalam menghadapi
masalah, selalu mendo’akan dan selalu menasehatiku menjadi lebih baik. Terima
kasih Ayah, terima kasih Ibu dan atas segala yang kalian berikan. Untuk
saudaraku tercinta Ibrahim Musa S.Pd, Kakak Noni, Julia dan Mia yang selalu
membantu perjuangan proses studi kuliah semoga Allah SWT merahmati dan
membalas segala kebaikannya dengan kesuksesan dunia dan akhirat.
iv
ABSTRAK
WA OBE, NIM.200302001. Dosen pembimbing I Dr. Nur Alim Natsir, M,Si dan
pembimbing II Heni Mutmainnah, M.Biotech. Dengan judul Skripsi “Pengaruh
Variasi Limbah Ela Sagu Dan Limbah Tebu Terhadap Kualitas Bioplastik”.
Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Institut
Agama Islam Negeri (IAIN) Ambon 2023.
Bioplastik dapat terbuat dari limbah ela sagu dan limbah tebu. Bioplastik
merupakan plastik ramah lingkungan yang dapat terurai oleh mikroorganisme
pengurai dan tidak mengandung zat beracun. Pembuatan bioplastik dari limbah ela
sagu dan limbah tebu merupakan salah satu inovasi yang menjadi solusi dari
permasalah penggunaaan plastik konvensional saat ini. Selain itu tujuan utama
penelitian ini adalah untuk mengetahui variasi limbah ela sagu dan limbah tebu
terhadap kualitas bioplastik.
Hasil analisis menunjukan bahwa penggunaan variasi limbah ela sagu dan
limbah tebu tidak memiliki pengaruh yang signifikan dan melalui uji ANOVA
ternyata F hitung < F tabel 0,5%. Hasil penelitian yang didapatkan dari masing –
masing karakteristik yaitu ketebalan berkisar 0,5509-0,7613 mm, daya serap air
75,00-172,00%, dan degradasi bioplastik terurai secara sempurna selama 7 hari.
v
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah atas segala rahmat dan karunia Allah SWT, sehingga
“pengaruh variasi limbah ela sagu dan limbah tebu terhadap kualitas biolastik” serta
sholawat serta salam kepada Nabi Muhammad SAW yang telah menjadi panutan
skripsi tetapi berkat bantuan, dorongan, serta motivasi dari berbagai pihak hingga
hambatan tersebut bisa teratasi. Oleh karnanya dalam kesempatan ini penulis
1. Ayahhanda tercinta La Kaniu serta Ibunda tercinta Wa Pae dan saudara/i tercinta
Ibrahim Musa S.Pd, Salmia, Julia, Noni beserta keluarga besar yang selalu
terbaiknya. Tak ada kata yang mampu menggambarkan hanya dengan bentuk
terimakasih dan rasa syukur semoga Allah SWT membalas segala amal
2. Bapak Prof. Dr. Zainal A. Rahawarin, M.Si selaku Rektor IAIN Ambon beserta
Rektor I Bidang Akademik Dr. Adam Latuconsina, M.Si Wakil Rektor II Bidang
Keuangan Dr. Ismail Tuanany, M.M dan Wakil Rektor III Bidang
3. Dr. Ridwan Latuapo, M.Pd.I, selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan, Dr. Hj. Siti Jumaeda, M.Pd.I, selaku Wakil Dekan I, Hj. Corneli Pary,
vi
4. M.Pd, selaku Wakil Dekan II, dan Dr. Muhajir Abdurrahman, M.Pd.I, selaku
Wakil Dekan III Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan IAIN Ambon.
5. Ibu Surati, M.Pd, selaku Ketua Program Studi Pendidikan Biologi dan Pak
6. Bapak Dr. Nur Alim Natsir, M,Si, selaku Pembimbing I sekaligus penasehat
dapat terselesaikan.
8. Ibu Rosmawati T.,M.Si, selaku Penguji I dan Ibu Asyik Nur Allifah, AF, M.Si
9. Ibu Wa Atima, M.Pd, selaku Kepala Laboratorium MIPA IAIN Ambon beserta
Humaira Latuconsina, S.Si dan Siti Rahma Lestaluhu, M.Si, selaku staf
melakuakan penelitian.
10. Bapak Rivalna Rivai, M.Hum selaku Kepala Perpustakaan IAIN Ambon beserta
seluruh stafnya yang telah menyediakan segala fasilitas literatur yang penulis
butuhkan.
11. Bapak dan ibu Dosen serta seluruh pegawai di lingkungan kampus IAIN ambon,
vii
12. Ilmu pengetahuan, pelayanan yang baik dalam proses perkuliahan hingga
13. Kawan – kawan terbaik seperjuangan saya angkatan 2020, sahabat muslimah
BMI serta kakak tingkat Siti Sara, Anisa, Murni, Astira dan teman-taman yang
selalu membantu yang tidak dapat saya sebutkan satu – persatu semoga Allah
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari
kata sempurna oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran
yang membangun guna untuk penyempurnaan skipsi ini. Akhir kata penulis
mengucapkan permohonan maaf atas segala kekhilafan kepada semua pihak baik
disengaja maupun tidak disengaja. Semoga atas segala bantuan, bimbingan, dan
petunjuk yang telah diberikan insyaa Allah, akan ada imbalan yang lebih banyak
Wa Obe
NIM.200302001
viii
DAFTAR ISI
ix
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Plastik Menurut JIS, SNI 7818:2014 dan ASTM D638 .................. 7
x
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Struktur (a) amilosa dan (b) amilopektin .................................... 9
2.2 Limbah Ela atau Ampas Sagu (Metroxylon Sago) ...................... 14
2.3 Diagram Alir Ekstraksi Pati Sagu............................................... 17
2.4 Limbah atau Ampas Tumbuhan Tebu (Saccharum Officinarum
Lin) ........................................................................................... 19
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Signifikansi 5% ....................................................................... 44
Bioplastik ................................................................................ 47
xii
BAB I
PENDAHULUAN
peringkat cukup tinggi dalam penggunaan plastik setiap tahunnya. Hal ini
keunggulan yang dimiliki plastik menyebabkan bahan ini sangat banyak digunakan
oleh setiap kalangan masyarakat. Keunggulan plastik antara lain memiliki nilai
ekonomis yang murah, tahan air, ringan, elastis dan mudah dibawa kemana saja.
Bahan yang digunakan dalam pembuatan plastik memiliki sifat polimer sintetik
yang tidak mudah hancur dan membutuhkan waktu yang cukup lama agar bisa
jumlah pemakaian plastik setiap tahunnya mencapai 5,4 juta ton.2 Meningkatnya
1
Charul Uma Madam, Karakteristik Film Bioplastik Selulosa Dari Ampas Tebu dan Sekam
Padi, di Makassar (Skripsi Program Studi Teknologi Makassar Fakultas Sain dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Makassar, 2017), hlm 1, di kutip pada tanggal 20 September 2023
2
Nuryati. (2019). Pembuatan Plastik Biodegradable Dari Pati Biji Nangka,Jurnal
Teknologi Agro-Industri, Vol.6 No.1, hal.21
1
2
dalam pengelolaan sampah seperti daur ulang atau pengembangan plastik yang
Bioplastik adalah jenis plastik yang terbuat dari bahan organik dan dapat
terhadap lingkungan. 4 Bioplastik memiliki daya guna yang sama seperti plastik
zat beracun. Salah satu bahan baku utama yang banyak digunakan dalam
pembuatan bioplastik adalah dari jenis tumbuhan yaitu berupa pati yang diperoleh
dari bahan baku alami seperti limbah ela sagu, limbah tebu, limbah kulit pisang dan
lainya.5
Di Indonesia khususnya di Maluku pati adalah jenis bahan baku yang mudah
ditemukan sebab, makanan pokok kedua setelah nasi yang mengandung pati yang
3
Nuryati dkk. (2019). Pembuatan Plastik Biodegradable Dari Pati Biji Nangka.Jurusan
Teknologi Industri Pertanian Politeknik Negeri Tanah Laut. Jurnal Teknologi Agro Industri.Vol. 6
No. 1.
4
Wahyu Anita, Khasiat Luar Biasa Rumput Laut Potensi dan Manfaat Untuk Kesehatan
dan Lingkungan, (Semarang: Central Java, 2023) hlm 35
5
Ani Melani,.dkk, “Bioplastik Pati Umbi Talas Melalui Proses Melt Intercalation”, Jurnal
Distilasi, vol 2, 2017 hlm. 54
6
Energi Hijau, Rama Prihandana, Roy Hendroko, Energi Hijau, (Jakarta: Penebar
Swadaya, 2008), hlm 160
3
makanan pokok maka semakin bertambah pula ela sagu sebagai limbah yang
diperoleh dari sisa pembuangan hasil olahan saat memproduksi sagu sebagai olahan
makanan. Begitupun dengan produksi tebu sebagai minuman, atau gula yang
menyebabkan bertambah pula jumlah limbah tebu yang pada dasarnya hanya akan
limbah tebu menjadi produk baru yang ramah lingkungan. Oleh sebab itu, fokus
penelitian ini yaitu pembuatan bioplastik sebagai plastik ramah lingkungan yang
memanfaatkan variasi limbah ela sagu dan limbah tebu sebagai bahan utamanya.
Pemilihan sagu sagu dan ampas tebu sebagai bahan pembuatan bioplastik dinilai
Ela sagu memiliki kandungan pati yang tinggi memiliki sifat yang elastis
sehingga baik digunakan sebagai bahan pembuat bioplastik, begitupula pada limbah
tebu (ampas tebu) yang terdapat kandungan serat yang tinggi pada biasanya
digunakan sebagai bahan dalam pembuatan kertas dan dapat dijadikan sebagai
bahan pembuatan bioplastik. Perpaduan ela sagu dan limbah tebu (ampas tebu)
kualitas bioplastik yang lebih baik yang kemudian menjadi pilihan utama sebagai
plastik ramah lingkungan oleh khalayak umum. Berdasarkan dari latar belakang
Limbah Ela Sagu dan Limbah Padatan Tebu Terhadap Kualitas Bioplastik’’.
4
dalam penelitian ini yaitu “ apakah terdapat pengaruh variasi limbah ela sagu dan
untuk mengetahui “ apakah ada pengaruh variasi limbah ela sagu dan limbah tebu
1. Bagi Penulis: sebagai bagian dari usaha untuk menambah khazanah ilmu
pengetahuan menegenai pembuatan plastik dari limbah ela sagu dan limbah tebu
kelestarian lingkungan dengan mengenal pembuatan plastik dari limbah ela sagu
dan pembatasan penelitian, maka perlu adanya penegasan definisi operasional ialah
sebagai berikut:
1. Limbah ela sagu adalah hasil pembuangan sisa olahan sagu yang tidak
dimanfaatkan lagi sebagai makanan pokok yang mengandung pati dan dapat
2. Limbah tebu merupakan hasil buangan sisa penggilingan batang tebu yang
berupa ampas tebu yang berdaya serat tinggi dan dapat dimanfaatkan sebagai
3. Bioplastik adalah plastik ramah lingkungan yang berbahan dasar dari pati ela
1. Kualitas bioplastik yang diamati meliputi uji ketebalan, daya serap air dan laju
degradasi.
2. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pati padatan ela sagu dan pati
Maluku Tengah.
4. Limbah tebu (ampas tebu) diperoleh di Amalatu Desa Batu Merah Kecamatan
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Bioplastik
Bioplastik adalah plastik yang terbuat dari bahan organik dan dapat terurai
seperti pati jagung atau ubi kayu. Bioplatsik merupakan alternatif yang lebih ramah
dengan bantuan bakteri, jamur dan alga atau mengalami hidrolisis dalam lautan
konvensional, yang terbuat dari bahan bakar fosil seperti minyak bumi, yang saat
ini mulai menumpuk dilautan sebagai polutan. Hanya masalah waktu bioplastik
akan menjadi bagian keseharian manusia, sama sperti kotoran atau lumpur disekitar
kita.9
7
Wahyu Anita, 2023, Khasiat Luar Biasa Rumput Laut Potensi dan Manfaat Untuk
Kesehatan dan Lingkungan, (Semarang: Central Java,) hlm 35
8
Purnawan Pentana Putra, 2023, Kehalalan Produk Makanan Kosmetik dan Obat-obatan,
(Jawa Tengah: Wawasan Ilmu), hlm 18
9
Rusmi Indriyani, 2023 Panduan Lengkap Materi Pencemaran Lingkungan Dengan Model
Unquiry, (Jawa Tengah: Yayasan Lembaga GUMUN), hlm 19
6
7
digunakan, ternyata memiliki dampak buruk yakni berupa sampah yang tidak
mudah terurai apabila dipakai terus menerus bisa menumpuk dan mencemari
lingkungan.
Berdasarkan Karakteristik kantong plastik menurut JIS ialah nilai kuat tarik 3,92
Mpa dan nilai ketebalan ≤ 0,25. Karakteristik plastik menurut standar SNI
7818:2014 yaitu memiliki nilai kuat tarik antara 24,7-30,3 Mpa, nilai ketahanan air
99%, nilai elongasi 21-220% dan elastisitas 117-137.10 Kemudian berdasarkan SNI
waktu terurainya plastik dalam tanah maksimal 60 hari dan minimal 6-7 hari. 11
Tabel 2.1 Plastik Menurut JIS, SNI 7818:2014 dan ASTM D638
Standar karakteristik
Ketebalan (mm) Ketahanan air (%) Degradasi (k)
Standar Nasional
Indonesia (SNI) - 99 -
7818:2014
American Society For
Testing And Material - - 6-7 atau 60 hari
(ASTM D638)
Sumber: Ajeng Ayu Ramadhani. 12
10
Ramadhani, A.A. 2021. KARAKTERISTIK BIOPLASTIK UMBI PORANG (Amorphophallus
muelleri) DENGAN PENAMBAHAN KITOSAN SISIK BANDENG, Skrispsi: Program Studi Jurusan Sains
Fakultas Sains Dan Teknologi Universitas Islam Negeri Sunan Ampel, Surabaya. Halm.25,di kutip pada
tanggal 4 November 2023
11
Pujawati D,.2021. Kararkteristik Komposit Bioplastik Pati Ubi Talas-Keragenan Pada
Variasi Suhu Dan Waktu Gelatinisasi, Jurnal Rekayasa Ddan Manajemen Agroindustri, Vo.9,
No.3,Halm 285
12
Ibid...Halm 25
8
bioplastik adalah suatu kebutuhan dimasa yang akan datang. Hal ini karena sifanya
yang ramah lingkungan tersebut sehingga tidak mencemari lingkungan. Jika plastik
petrokimia membutuhkan waktu ratusan tahun untuk dapat terurai dengan baik.
Bioplastik hanya membutuhkan waktu sekitar 60 hari untuk dapat terurai secara
ada.13
cepat dibanding plastik sintetik. Proses degradasi bioplastik terdiri dari beberapa
tahap, pertama yaitu degradasi sifat mekanik, kimia, dan fisik polimer akibat
monomer, dan yang terakhir yaitu perubahan bioplastik menjadi CO 2 air dan
biomassa.
Selain itu, lingkungan berperan sebagai faktor penting untuk degradasi yaitu Ph,
suhu, kelembaban dan kandungan oksigen. Volume dengan rantai yang lebih
pendek bagian yang lebih amor, dan komposisi yang kurang kompleks lebih rentan
diharapkan dapat memiliki fungsi sebagai pengemas namun dapat terurai dalam
13
Fahruddin, 2022. Aplikasi Bioteknologi, (Surabaya: PT.Global Eksekutif Teknologi),
hlm 99
9
kurun waktu yang cepat dalam beberapa bulan sehingga tidak menimbulkan
Bioplastik terbuat dari tiga komponen penting yaitu matriks, penguat dan
pemlastis. Matriks yang biasa digunakan dalam pembuatan bioplastik adalah Pati
glukosa dengan ikatan a-glikosida. Pati terdiri atas dua komponen utama yaitu
amilosa dan amilopektin amilosa merupakan polimer rantai linear dan glukosa dan
polimer bercabang dari glukosa dengan ikatan glikosida a-1,4 dan a-1,6. Adapun
14
Karna Wijaya, 2021, Menuju Indonesia 2045, (Yogyakarta: Gadja Mada Universyti
Press), hlm 49
15
Ibid..hlm 50
10
maka semakin kuat ikatan intramolekulnya. Sifat amilosa lebih mudah keluar dari
Amilosa merupakan polimer linear yang mampu membentuk film dan serat (fibert)
Struktur cabang pada amilopektin merupakan salah satu hasil mekanisme enzim
dengan bantuan air dan panas yang memungkinkan ikatan hidrogen pada pati
terputus sehingga air masuk ke dalam granula pati. Air yang masuk membentuk
granula pati menjadi larutan polimer. Penambahan kitosan sebagai penguat dan
pembalastis asam oleat pada bioplastik yang terbuat dari pati kulit singkong dan
diperoleh nilai kuat tarik (transile strengh) terbaik sebesar 3,4 MPa dan nilai
antibakteri. Sifat inilah yang kemudian akan dimunculkan oleh kehadiran AgNPs
pada bioplastik.
yang tidak larut dalam air mampu membentuk film serta tidak toksik. Pelarut
kitosan yang baik adalah asam asetat karena dapat menghasilkan film yang
11
transparan fleksibel dan sesuai sebagai pengemas. Kelarutan kitosan dalam asam
gugus amina. Penggunaan kitosan sebagai bahan pencampur atau penguat. 16 Pada
bioplastik pati dari biji durian dengan menambahkan kitosan sebagai penguat
dengan konsentrasi 10, 20, 30%. Hasil yang diperoleh adalah dengan meningkatnya
konsentrasi kitosan maka nilai kuat tarik akan meningkat namun persen elongasi
akan menurun. Hal ini karena kitosan menyebabkan penurunan jarak ikatan
ikatan hidrogen yang terbentuk antara molekul kitosan dengan amilosa dan
yang mempunyai titik didih tinggi dan jika ditambahkan ke senyawa lain akan
mengubah sifat fisik dan mekanik senyawa tersebut. Pemlastis yang umum
digunakan dalam pembuatan bioplastik adalah air, gliserol, etilen glikol sorbitol,
dan polietilen glikol. Pemplastis dapat meningkatkan elongasi yang membuat film
16
Ibid.. hlm 51
17
Ibid…hlm 52
12
Ela sagu adalah limbah pengolahan dari tanaman sagu yang diperoleh dari
limbah pengolahan batang sagu dengan kadar protein pati yang cukup tinggi. 18 Ela
sagu merupakan produk sampingan dari hasil proses olahan batang pohon sagu
yang memiliki kandungan karbohidrat dan bahan organik lainnya dalam jumlah
banyak. 19 Namun, hingga sekarang ela sagu pemanfaatannya masih terbatas, dan
seringkali limbah ini hanya terbuang dan dibiarkan disekitar lokasi pinggiran
lingkungan dan kurangnya efisiensi dalam pemanfaatan sumber daya. Oleh karena
itu, penting dilakukan penelitian dengan tujuan untuk mengatasi masalah ini dan
Ampas sagu atau ela sagu dapat diubah menjadi bioetanol melalui
dan fermentasi. Pretreatmen dilakukan untuk mempersiapkan ela sagu agar lebih
sagu menjadi glukosa yang dapat difermentasi oleh mikroorganisme seperti ragi.
berbagai manfaat yang dapat diperoleh. Pertama, ela sagu yang awalnya dianggap
sebagai limbah dapat diubah menjadi sumber energi alternatif dalam mengatasi
18
Sidalog, H.J., 2019. Beternak Itik Petelur Dengan Pakan Berbasis Bahan Lokal
Pemanfaatan Keong Mas Hama Padi Sebagai Sumber Protein, Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press, halm 95.
19
Johni Jonatan Numberi, J, A.E, Analisis Sifat Fisika Kimia Ampas Ela Sagu Sebagai
Bahan Bakar Bioetanol 65%, Jurnal Teknologi Terapan, Vol.7, No.3, hlm 1169
13
peamanfaatan ela sagu secara efisien dapat mengurangi polusi air, tanah, dan udara
akibat pembuangan limbah. Ketiga, pengembangan industry bieotanol dari ela sagu
Langkah penting dalam upaya pemanfaatan ela sagu sebagai sumber energi
dapat diolah dengan lebih efisien dan menghasilkan bioetanol berkualitas tinggi,
Ela sagu adalah salah satu limbah yang dihasilkan dari proses olahan sagu
dan memilki karakteristis khas. Limbah ini terdiri dari beberapa komponen
senyawa, yaitu berupa lignoselulosa, selulosa, dan lignin, yang ketiganya dapat
kompleks dalam struktur ampas ela sagu yang terdiri dari serat-serat selulosa yang
terikat dengan lignin dan hemiselulosa. Selain itu, ela sagu juga masih mengandung
sejumlah sisa pati setelah dilakukan proses ekstrasi sagu. Kandungan pati yang
masih ada dalam ela sagu setelah proses ekstrasi pasti sagu juga memberikan nilai
tambah dalam pemanfaatan limbah ini. Pati merupakan polisakarida yang dapat
diubah menjadi glukosa melalui hidrolisis enzimatik atau reaksi kimia tertentu.
14
Glukosa yang terbentuk dapat dimanfaatkan sebagai bahan dasar dalam pembuatan
bioetanol. 20
Tanaman sagu sejak lama digunakan sebagai makanan pokok oleh sebagian
penduduk Indonesia bagian timur terutama di Maluku dan Papua. Sampai sekarang
Kingdom: Plantae
Devisi : Spermathopphyta
Sub Devisi: Angiospermae
Kelas : Monocotylidonae
Ordo : Arecales
Family : Arecaceae
Genus : Metroxylon
Spesies : Metroxylon sago
Sinonim : Metroxylon rumphi; M.squarroum23
20
Ibid.. hlm 1170
21
Rama Prihandana, Roy Hendroko, Energi Hijau,(Jakarta: Penebar Swadaya,2008),hlm
160
22
https://visual.republika.co.id/berita/r7v0kd283/pembuatan-sagu-tumang-maluku,
dikutip pada tanggal 22 oktober 2023.
23
Vita, 2017“Etnobotani Sagu (Metroxylon Sago) Dilahan Basah Situs Air Sugihan,
Sumatra Selatan: Warisan Budaya Masa Sriwijaya”, Vol.26, Jurnal KALPATARU,Majalah
Arkeologi, hal.112
15
pengolahan batang sagu saat ini adalah menghasilkan pati sagu. Walaupun begitu,
pelepah untuk dinding dan plafon, daun untuk atap, dan lain-lain. 24 Batang sagu
dapat diolah menjadi pati sagu dari empulur batang dan air dengan cara yang
sederhana, yaitu ekstraksi pati yang bertujuan untuk memisahkan pati dengan
dengan memotong batang sagu dalam ukuran yang lebih kecil untuk memudahkan
dengan ekstraksi.
masyarakat, yaitu cara tradisional, semi mekanis dan mekanis sederhana. Alat-alat
mekanis yang digunakan dalam pengolahan pati pada industri kecil berfungsi untuk
meningkatkan efisiensi hasil dan biaya, sedangkan alat-alat modern digunakan pada
industri menengah dan besar karena memiliki kapasitas yang lebih besar untuk
mencapai efisiensi kerja. Dibandingkan dengan jenis pati lainnya, biaya produksi
pati sagu lebih murah dan dapat memberikan hasil yang lebih besar. Adapun
24
Netelda R. Timisela, 2023, Pelesatarian dan Penguatan Eksistensi Tanaman Sagu,
(Yogyakarta: CV Budi Utama, 2023), hlm 8
25
Ibid… hlm 9
16
membersihkan areal tebangan serta pokok pohon yang akan ditebang dan dilakukan
dengan menggunakan kapak dan parang. Pembersihan batang sagu dilakukan dalam
proses awal pemotongan dan pembelahan. Panjang batang sagu dipotong sesuai
alat pahat yang terbuat dari kayu keras menjadi dua bagian. Proses untuk
melepaskan dan menghancurkan empulur dari kulit batang menggunakan alat yang
terbuat dari kayu atau bambu yang disebut sebagai “nani” atau “pengukur”
termasuk dalam proses penghancuran empulur yang dikenal sebagai istilah “tokok
Ekstraksi pati atau remas sagu dilakukan dalam keadaan basah dengan
meletakkan hancuran empulur pada sahani atau pangkal pelepah yang telah
dipasang runut atau penyaring dari pembungkus pelepah kelapa yang disebut
mengaduk dan menekan hancuran empulur untuk kemudian disaring dan dialirkan
ke penampung melalui saringan yang lain. Ampas empulur yang tersisa selanjutnya
dibuang. Penampungan dan pengendapan pati dilakukan di tawear atau goti, yaitu
tempat yang terbuat setelah empulur di potong dari belahan batang sagu, kemudian
air dipisahkan dari pati basah yang mengendap melalui larutan pati sagu di dalam
goti, lalu dikemas dalam tumang, yaitu keranjang yang terbuat dari daun sagu.
Berikut mekanisme tahapan pengolahan pati sagu dapat dijelaskan pada gambar
berikut.
empulur dengan mesin dan melakukan ekstraksi sampai pemisahan pasti secara
kapak dan parang. Bahkan mesin mesin parut sudah digunakan untuk penghancuran
pengemasan, dan pengeringan dilakukan dengan cara yang sama seperti proses
pengolahan sagu secara tradisional. Walaupun begitu, saat ini telah dikembangkan
alat sederhana menggunakan kompor minyak tanah untuk mengeringkan pati sagu.
26
Ibid.. hlm 10
18
terlalu banyak tenaga kerja, dalam melakukan proses ini. Dengan sistem semi
mekanis proses pengolahan sagu untuk satu pohon dapat diselesaikan dengan
tenaga kerja dua sampai tiga orang dalam waktu dua sampai tiga hari, berbeda
delapan hari.
c. Produksi Sagu
masyarakat, produksi utama pohon sagu adalah pati. Ada tiga komponen yang
area, yaitu luas lahan sagu yang dimiliki dengan jumlah permusim dalam setahun,
minuman jus atau sisa pembuatan gula. Ampas tebu selain diperoleh dari hasil
pembuatan minuman juga banyak dijumpai pada stasiun gilingan pabrik gula.
Pengelolaan tebu akan menghasilkan ampas yang akan menjadi limbah padat.
Limbah ini ialah sisa buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik
industri maupun domestik rumah tangga atau yang lebih dikenal sebagai sampah,
yang kehadirannya pada suatu saat tidak dikehendaki oleh lingkungan karena tidak
memiliki daya guna. Jenis sampah ini pada umumnya berbentuk padat.28
27
Ibid.. hlm 12
28
Majdah Muhyiddin Zain, Seribu Manfaat Tanaman Tebu Inovasi Limbah Tebu Yang
Wajib anda ketahui, (Yogyakarta: CV Budi Utama), hlm 70
19
Gambar 2.4 Limbah atau Ampas Tumbuhan Tebu (Saccharum Officinarum Linn).29
Klasifikasi dari tumbuhan tebu ialah sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Sub Kingdom: Trachiobionta (Tumbuhan Pembuluh)
Super Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan Berbunga)
Kelas : Liliopsida (Berkeping Satu/Monokotil)
Sub Kelas : Commelinidae
Family : Graminae atau Poaceae (Suku Rumput-Rumputan)
Genus : Seccharum
Spesies : Saccharum Officinarum Linn
Ampas tebu juga dapat dikatakan sebagai produk pendamping karena ampas
tebu sebagian besar dipakai langsung oleh pabrik gula sebagai bahan bakar katel
untuk memproduksi energi keperluan proses, yaitu sekitar 10,2 juta ton per tahun (
97,4% produksi ampas). Sisanya (sekitar 0,3 juta ton per tahun) terhampar di lahan
pabrik sehingga dapat menyebabkan polusi udara, pandangan dan bau yang tidak
sedap di sekitar pabrik gula. Ampas tebu mengandung air gula, serat dan mikroba
29
https://www.agronet.co.id/detail/indeks/gula/8521-Baggase-Si-Ampas-Tebu-Sumber-
Energi-Berkelanjutan,dikutip pada tanggal 22 oktober 2023
20
sehingga bila ditumpuk akan mengalami fermentasi yang menghasilkan panas. Jika
ternyata memiliki manfaat salah satunya adalah kelayakan limbah tebu sebagai
pupuk organik atau juga bisa digunakan untuk bioplastik. Ampas tebu mengandung
serat yang tinggi hingga bisa digunakan dalam campuran pembuatan kertas
attaupun bioplastik.
2.4 Hipotesis
digunakan untuk menguji kebenaran atau suatu pernyataan secara statistik serta
hasil penelitian yang telah teruji ditemukan tidak adanya pengaruh signifikan dan
disimbolkan dengan H0 yaitu tidak ada pengaruh variasi limbah ela sagu dan limbah
30
Majdah Muhyiddin Zain, Seribu Manfaat Tanaman Tebu Inovasi Limbah Tebu Yang
Wajib anda ketahui, (Yogyakarta: CV Budi Utama), hlm 71
BAB III
METODE PENELITIAN
laboratorium dimana objek penelitian yaitu limbah ela sagu dan limbah tebu
a. Tempat
Kabupaten Maluku Tengah dan untuk limbah tebu di Amalatu Desa Batu Merah
b. Waktu
Desember 2023.
Variabel penelitian menggunakan dua variabel yaitu bebas (X) dan terikat
(Y). Variabel bebas (X) yaitu limbah ela sagu dan limbah tebu dengan kosentrasi
21
22
tunggal yaitu rancangan yang paling sederhana diantara rancangan percobaan baku.
Rancangan ini terdiri dari 5 perlakuan (P1, P2, P3, P4, P5) dan diulang sebanyak 3
kali.
Keterangan:
Penjelasan alat dan bahan penelitian dapat dilihat pada tabel 3.2 dan 3.3
sebagai berikut:
23
a. Alat
b. Bahan
3. Cuci potongan ela sagu menggunakan air hingga bersih, setelah proses
4. Agar proses pengeringan lebih sempurna, keringkan ela sagu mengunakan oven
5. Selanjutnya haluskan ela sagu yang telah kering dengan menggunakan blender.
6. Ela sagu yang telah dihaluskan kemudian direndam dengan air sebanyak 10 liter
8. Buang rendaman air bening yang paling atas rendaman sedikit demi sedikit
setelah itu ambil endapan berupa pati yang ada dibawah lalu keringkan dengan
9. Setelah dikeringkan dan pati telah menjadi tepung. Pati ela sagu berupa tepung
3. Cuci potongan ampas tebu menggunakan air hingga bersih, setelah proses
blender
6. Setelah diblender ampas tebu telah menjadi tepung. Tepung ampa tebu siap
c. Pembuatan Bioplastik
1. Sediakan pati padatan ela sagu dan pati ampas tebu masing-masing 1 kg
gram limbah ela sagu dan limbah tebu 1 gram, limbah ela sagu 8 gram dan
limbah tebu 2 gram, limbah ela sagu 7 gram dan limbah tebu 3 gram, limbah
ela sagu 6 gram dan limbah tebu 4 gram, limbah ela sagu 5 gram dan limbah
tebu 5 gram.
air aquades sebanyak 50 ml. Selanjutnya membuat larutan kitosan dengan cara
gelas ukur dan akan dilarutkan bersamaan dengan asam asetat kosentrasi 100 %
31
Kalsum Umi, R,Y.2020.Pembuatan Bioplastik Dari Ampas Tahu Dan Ampas Tebu
Dengan Pengaruh Penambahan Gliserol Dan Tepung Maizena, Junal Distilasi,Vol.O5 No.2,Hal 35
26
limbah ela sagu dan limbah tebu 1 gram, limbah ela sagu 8 gram dan limbah
tebu 2 gram, limbah ela sagu 7 gram dan limbah tebu 3 gram, limbah ela sagu
6 gram dan limbah tebu 4 gram, limbah ela sagu 5 gram dan limbah tebu 5 gram.
4. Setelah itu campurkan larutan limbah tebu dan pati ela sagu yang sudah
didilarutan dengan air aquades ke dalam beker gelas berisi larutan kitosan sesuai
masing- masing perlakuan pengenceran yaitu: 9 gram limbah ela sagu dan
limbah tebu 1 gram, limbah ela sagu 8 gram dan limbah tebu 2 gram, limbah
ela sagu 7 gram dan limbah tebu 3 gram, limbah ela sagu 6 gram dan limbah
tebu 4 gram, limbah ela sagu 5 gram dan limbah tebu 5 gram.
dengan memakai hot plate pada sahu 2000C selama 30 menit atau lebih sampai
6. Terakhir tuangkan larutan percobaan diatas cetakan kaca berlaskan plastik jilid
G. Analisis Data
Data hasil penelitian ini dianalisis secara statistik berdasarkan dua objek
penelitian produk bioplastik dari limbah ela sagu dan limbah tebu dengan data uji
secara biodegradable bioplastik berupa ketebalan, kuat tarik, daya serap air, dan
laju degradasi dapat dianalisis dengan menggunakan perhitungan data manual uji
1. Uji Ketebalan
𝑡 1 +𝑡 2+ 𝑡 3 + 𝑡 4
Ketebalan rata-rata =
4
Keterangan:
t 1 = Titik pengukuran 1
t 2 = Titik pengukuran 2
t 3 = Titik pengukuran 3
t 4 = Titik pengukuran 4
Uji daya serap ini dilakukan untuk mengetahui terjadinya ikatan dalam
polimer serta tingkatan atau keteraturan ikatan dalam polimer dan ditentukan
33
Amanda Mirra S.,M,C,L. 2023,”Pengaruh suhu dan waktu pengeringan pada bioplastik
dari pati jagung terhadap biodegradasi”,Jurnal Ilmia Teknik Kimia .Vol 20, No.1, hal 77.
28
rumus: 34
𝑊1−𝑊0
A= × 100%
𝑊0
Keterangan:
A = Daya serap air (%)
W1 = Berat akhir setelah perendaman (gr)
W0 = Berat awal sebelum perendaman (gr)
3. Uji Biodegradasi
(soil burial test).35 Dilakukan dengan memotong bioplastik dengan ukuran 1x1 cm
kemudian ditimbang untuk mengetahui berat awal, lalu ditanam kedalam tanah
dengan kedalaman 1 cm dalam waktu 7 hari. Setelah waktu penanaman selesai cek
kembali, jika masih ada sisa bioplastiknya angkat lalu timbang berat akhirnya,
Keterangan:
%W = Berat residu
W1 = Massa sempel setelah penguburan
W0 = Massa sempel sebelum awal penguburan
34
Ilmiati Illing, Satriawan MB, Uji Ketahanan Air Bioplastik Dari Blimbah Ampas Sagu
Dengan Penambahan Variasi Konsetrasi Gelatin,vol 03, prosiding seminar nasional, hlm 185.
35
Amanda Mirra S.,M,C,L. 2023,”Pengaruh suhu dan waktu pengeringan pada bioplastik
dari pati jagung terhadap biodegradasi”,Jurnal Ilmia Teknik Kimia .Vol 20, No.1, hal 78.
36
Khotimah Khusnul, dkk,”Sifat Fisik Dan Mekanik Bioplastik Komposit Dari Alginat Dan
Karagena”,vol.11 ,Jurnal Of Marine Research,2022, hlm 412.
BAB IV
1. Karakteristik Bioplastik
Pembuatan bioplastik berbahan dasar limbah ela sagu dan limbah tebu
menunjukkan karakteristik yang berbeda dan data yang dihasilkan disajikan pada
tabel berikut.
Tabel 4.1 Hasil Pengamatan Pembuatan Plastik Biodegradable Variasi Limbah Ela
Sagu dan Limbah Ampas Tebu.
Perlakuan Warna Karakteristik Hasil
Elastis
Permukaan kurang
halus, keriput dan
P1 Coklat sedikit pekat bergelembung
Ketebalan rata-rata
0,6775 mm
Elastis
Permukaan halus
dan sedikit
P2 Coklat sedikit pekat mengkerut
Ketebalan rata-rata
0,77 mm
Elastis
Permukaan halus
dan sedikit
P3 Coklat transparan
Ketebalan rata-rata
0,74 mm
Kurang elastis
Permukaan halus
dan terdapat
P4 Coklat pekat gelembung
Ketebalan rata-rata
0,7125
29
30
Hasil uji ANOVA berupa ketebalan, daya serap dan degradasi bioplastik
berbahan dasar limbah ela sagu dan limbah tebu disajikan pada tabel berikut.
menunjukkan tidak nyata secara statistik hal ini dibuktikan dengan F hitung < F
4.3 Pembahasan
1. Karakteristik Bioplastik
ini diperoleh dari pati limbah ela sagu yang di ambil di Kampung Hurnala Tulehu
ampas tebu di Amalatu Desa Batu Merah Kecamatan Sirimau Kota Ambon pada
membuat ekstrak pati ela sagu yaitu menggunakan metode pencucian, pengeringan,
terik matahari atau dengan oven dan pengayakan. Selanjutnya, proses pembuatan
dibawah terik matahari atau dengan oven, penghalusan dan pengayakan. Awal
penimbangan bobot awal bahan baku mentah ela sagu dari 8 kg sampai ke proses
1 kg pati. Setelah bobot bahan baku telah tersedia maka akan dijadikan sebagai
Limbah ela sagu dan limbah tebu sebagai sampel utama dalam penelitian
dimulai dari tahap penimbangan dan pengukuran sampel dari lima perlakuan pati
limbah sagu (9 gram, 8 gram, 7 gram, 6 gram, 5 gram), pati limbah tebu sebanyak
32
gliserol 3 ml.
hotplet dan melakukan pencetakan diatas kaca ukuran 20x10cm yang beralaskan
plastik jilid bening kemudian dipipih ratakan agar permukaan plastik terlihat
dengan ukuran 1x1 cm pada setiap perlakuan untuk melakukan uji ketebalan, daya
faktor rendahnya kualitas fisik plastik biodegradable saat penelitian pada setiap
perlakuan yaitu: perlakuan P1; berwarna coklat, terdapat gelembung kecil berwarna
putih akibat kitosan tidak sepenuhnya larut saat dilarutkan, permukaan plastik
belum sepenuhnya kering saat dilepas dari kaca dan kemudian terkena pantulan
sinar matahari saat dikering anginkan. Perlakuan P2; berwarna coklat, permukaan
plastik halus dan terdapat yang sedikit kerutan akibat pantulan sinar matahari saat
dikering anginkan. Perlakuan P3; berwarna coklat, permukaan plastik halus dan
elastis. Perlakuan P4; berwarna coklat, permukaan plastik sangat halus kurang
elastis apabila dipegang dengan tidak hati-hati maka plastik akan pecah saat
dilepaskan dari cetakan. Saat proses pemanasan sampel tidak bisa mengental
disebakan karna tingginya kadar serat pada pati tebu dan kurangnya kadar pati ela
33
sagu sebagai dan pengikat agar tidak mudah pecah. Perlakuan P5; berwarna coklat,
plastik tidak elastis, permukaan sedikit kasar dan mudah retak sehingga
proses pemanasan sampel tidak bisa mengental disebakan karna tingginya kadar
serat pada pati tebu dan kurangnya kadar pati ela sagu sebagai dan pengikat agar
yang baik diantaranya tidak terdapat gelembung udara pada hasil akhirnya, tidak
terdapat pecahan akibat terlalu panas atau terlalu banyak katalis maupun tebalnya
atas, plastik yang memenuhi kualitas fisik yang baik maka seharuanya plastik
tersebut elastis saat disentuh, mengkilat dan sedikit transparan. Sesuai hasil
penelitian plastik yang dikatakan baik yaitu terdapat pada perlakuan P3 dengan
perbandingan 7gr pati ela sagu dan 3gr pati limbah tebu. Kemudian dari rata-rata
a. Ketebalan
dicetak. Pengujian ini dilakukan dengan cara mengukur 4 sisi plastik yang telah
37
Rahmawati P.M.,L,.D,M,R.2022, Perbedaan Sifat Bioplastik Limbah Kulit Singkong
Dengan Bioplastik Tepung Tapioka, Jurnal Seminar Indonesia IPA XIII.Halm 22.
34
Plastik biodegradable yang dihasilkan berdasarkan variasi pati limbah ela sagu dan
peralatan sampel pada kaca pencetak masih memakai peralatan derhana atau pada
saat pemanasan sampel mengeras akibat kelebihan waktu hingga sampel berupa
pendapat Rozi Atiffah, bahwa banyaknya frasi terlarut, luas, dan volume dalam
cetakan akan memberbanyak jumlah padatan larutan, maka makin tebal pula
pati akan meningkatkan rantai polimer penyusun matriks dalam lapisan plastik
pati yang banyak akan meningkatkan polimer penyusun matriks edible film dan
jumlah film makin besar sehingga film dihasilkan akan semakin tebal. 39
variasi limbah ela sagu 9gr dan limbah tebu 1gr menghasilkan ketebalan tertinggi
38
Atiffah rozi. 2020, Karakteristik Bioplastik Dari Pati Biji Durian Dan Pati Singkong
Yang Menggunakan Bahan Pengisi Mcc ( Microcrystalline Celluleso) Dari Kulit Kakao, vol.25,
Jurnal: Gema Agro, halm.5
39
Warkoyo, 2014. Sifat Fisik, Mekanik Dan Barrier Edible Film Berbasisi Pati Umbi Kipul
(Xanthosoma Sagittifolium) Yang Dikorporasi Dengan Kalium Sorba, Jurnal Agritech,Vol. 34,
Halm 75
35
(0,7300 mm), keempat P2 (0,6967 mm) dan terendah diperoleh pada perlakuan P1
yaitu (0,5509 mm). Beradarkan pada Japanes Industrial (JIS) standar ketebalan
bioplastik ialah ≤ 0,25 mm, sementara data yang dihasilkan penelitian menujukkan
Uji daya serap air dilakukan untuk mengetahui tingkat ketahanan bioplastik
terhadap air. Uji ketahanan air dilakukan dengan cara mengukur 4 sisi plastik yang
massa bioplastik setelah direndam dengan air (W1) dalam waktu 1 jam.
Daya serap air pada bioplastik diharuskan memiliki daya serap yang rendah
sebab karena semakin kecil nilai daya serap air pada bioplastik maka, semakin besar
konsentrasi pati yang ditambahkan maka semkin kuat nilai daya serap yang
dihasilkan. Hal ini dikarenakan pati memiliki sifat yang hidrofilik, sama dengan
plastilizer gliserol yang dapat memberikan pengaruh besar terhadap nilai daya
serap air. Sejalan dengan pernyataan Rozzana, bahwa nilai persen air berbanding
40
Ramadhani, A.A. 2021. KARAKTERISTIK BIOPLASTIK UMBI PORANG (Amorphophallus
muelleri) DENGAN PENAMBAHAN KITOSAN SISIK BANDENG, Skrispsi: Program Studi Jurusan Sains
Fakultas Sains Dan Teknologi Universitas Islam Negeri Sunan Ampel, Surabaya. Halm.25,di kutip pada
tanggal 4 November 2023
36
terbalik dengan ketahanan air yang diserap oleh bioplastik artinya semakin kecil air
adalah 99%. Jika dilihat dari daya serap air bioplastik disetiap perlakuan variasi
limbah ela sagu dan limbah tebu yang rata-rata menyerap air, daya serap tertinggi
yang diperoleh pada perlakuan P1 (188,67 %), kedua P2 (172,00 %), ketiga P4
yaitu (75,00%). Semakin tinggi daya serap air yang dihasilkan maka semakin
rendah pula ketahanan air bioplastik. Rata-rata hasil keseluruhan uji daya serap
tersebut dihitung dari daya serap terendah yaitu 75,00% berarti masih kurang dari
c. Biodegradasi
mikroorganisme dalam tanah pada suatu lingkungan. Uji degradasi ini di lakukan
ditanam didalam tanah kedalaman 1 cm, membuat kolom perbedaan pada setiap
perlakuan yaitu kolom (P1, P2, P3, P4, dan P5), kemudian diamati secara visual
penelitian menunjukkan bahwa bioplastik yang ditanam telah menyatu dan meyerap
41
Rozzana.2020.Pengaruh Massa Pati Terhadap Tensil Strength, Elongasi Dan Daya Serap
Terhadap Air Pada Pembuatan Bioplastik Dari Pati Sagu Dan Gliserol.Jurnal Inovasi Ramah
Lingkungan. Vol 03. Halm 20
42
Ibid…Halm.25
37
dengan tanah. Hal tersebut dikarenakan bioplastik terbuat dari bahan baku organik
sehingga mudah terurai dalam tanah bersamaan dengan faktor cuaca berupa panas
lembab akibat hujan dan panas matahari. Oleh karenanya bioplastik dari variasi
limbah ela sagu dan limbah tebu dikatakan sebagai plastik biodegradable sebab
komponen penyusun yang ada didalamnya terbuat dari bahan baku alami sehingga
disebabkan oleh bahan organik secara alami yang mudah terinteraksi terhadap air
dan mikroorganisme, sensitif pada pengaruh fisik atau kimia, lingkungan dan faktor
60 hari dan minimal 6-7 hari. Jika dilihat dari hasil uji dan dan pengamatan
bioplastik terhadap variasi limbah ela sagu dan limbah tebu yang telah terurai dalam
tanah dengan waktu 7 hari, maka berdasarkan waktu tersebut artinya sudah
43
Amin C,. 2015, Pembuatan Bioplastik Dari Pati Ubi Kayu Berpenguat Nano Serat Jerami
Dan Zno, Jurnal Litbang Industry, Vol.5, Halm.96.
44
Pujawati D,.2021. Kararkteristik Komposit Bioplastik Pati Ubi Talas-Keragenan Pada
Variasi Suhu Dan Waktu Gelatinisasi, Jurnal Rekayasa Ddan Manajemen Agroindustri, Vo.9,
No.3,Halm 285
BAB V
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
bahwa variasi limbah ela sagu dan limbah tebu tidak berpengaruh terhadap kualitas
bioplastik ditinjau dari faktor ketebalan, daya serap air dan biodegradasi.
Berdasarkan hasil analisis ANOVA uji ketebalan dan daya serap F hitung < Tabel
dan untuk biodegrasi bioplastik telah terurai dengan sempurna selama 7 hari di
dalam tanah.
4.2 Saran
1. Perlu ada penelitian lanjutan terkait pengaruh variasi limbah ela sagu dan
limbah tebu terhadap kualitas bioplastik berupa uji elastisitas, daya tarik dan
modulus.
yang ditentukan.
38
DAFTAR PUSTAKA
39
40
Madam, C.U. 2017, Karakteristik Film Bioplastik Selulosa Dari Ampas Tebu Dan
Sekam Padi, Di Makassar, Skripsi Program Studi Dan Teknologi Makassar
Fakultas Sains Dan Teknologi Universitas Islam Negeri Makassar.
Nahir, N. 2017”Pengaruh Penambahan Kitosan Terhadap Karakteristik Bioplastik
Dari Pati Biji Asam (Tamarindus Indica L.)”Makassar, Repository.UIN-
alauddin.ac.id.32.
Nuryati, 2019.Jurusan Teknologi Industri Pertanian Politeknik Negeri Tanah Laut.
Jurnal Teknologi Agro Industri.Vol. 6 No. 1.
Noviayanto, T.S.H. 2022, Pengantar Microteaching, (Bakipandeyan: Pradina
Pustaka).
Pamuji U.S , 2017, Rancangan Acak Lengkap Untuk Mengetahui Pengaruh Jenis
Pupuk Terhadap Pertumbuhan Tanaman Bawang Merah, Skripsi:Jurusan
Stastitika Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Indonesia, Yogyakarta, halm.16-18, dikutip pada tanggal 9 desember 2023.
Putra, P.P. 2023, Kehalalan Produk Makanan Kosmetik dan Obat-obatan, Jawa
Tengah: Wawasan Ilmu.
Rahmawati P.M.,L,.D,M,R.2022, Perbedaan Sifat Bioplastik Limbah Kulit
Singkong Dengan Bioplastik Tepung Tapioka, Jurnal Seminar Indonesia
IPA XIII.Halm 22.
Ramadhani, A.A. 2021. Karakteristik Bioplastik Umbi Porang (Amorphophallus
Muelleri) Dengan Penambahan Kitosan Sisik Bandeng, Surabaya, Skrispsi:
Program Studi Jurusan Sains Fakultas Sains Dan Teknologi Universitas
Islam Negeri Sunan Ampel. Halm.25
Rozzana.2020.Pengaruh Massa Pati Terhadap Tensil Strength, Elongasi Dan Daya
Serap Terhadap Air Pada Pembuatan Bioplastik Dari Pati Sagu Dan
Gliserol.Jurnal Inovasi Ramah Lingkungan. Vol 03. Halm 20
Rsayidah, K.M. 2020”Pelatihan Pengolahan Limbah Padatan Tahu Menjadi
Menjadi Bahan Pangan Bagi Masyarakat Desa Jentera Kabupaten
Langkat”. Jurnal Pengabdian Masyarakat, vol.26,hal.54
Sidalog, H.J, 2019. Beternak Itik Petelur Dengan Pakan Berbasis Bahan Lokal
Pemanfaatan Keong Mas Hama Padi Sebagai Sumber Protein, Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press,halm 95
Suryati, 2016. Optimasi Proses Pembuatan Bioplastik Dari Pati Limbah Kulit
Singkong, Jurnal Teknologi Kimia Unimal, Vol.5:1, 2016, Hal 78-91
Timisela, N.R. 2023, Pelesatarian dan Penguatan Eksistensi Tanaman Sagu,
Yogyakarta: CV Budi Utama.
41
Perhitungan:
Faktor Koreksi
FK = 10,49382 / 5x3 = 110,11992 /15 = 7,3414
Jumlah Kuadrat Total
JKT = 0,73752 + 0,23752 +….+0,73632 – FK = 0,2525
Jumlah Kuadrat Perlakuan
JKP = 1,65252 + 2,09002 +….+2,28382 /3 – FK = 0,912
Jumlah Kuadrat Galat
JKG = JKT- JKP = 0,2525 - 0,912 = 0,1613
Tabel 2. Hasil uji ketebalan bioplastik dengan uji ANOVA dengan perhitungan
secara manual.
Sumber Derajat Jumlah Kuadrat F hitung F tabel 5%
Keragaman Bebas (DB) Kuadrat tengah (KT)
(SK) (JK)
Perlakuan 4 0,0912 0,3612 0,56 3,48
Galat 10 0,1613 0,6389
Total 14 0,2525
H0 : F hitung < F Tabel 5%
42
43
Tabel 3. Hasil Analisis Uji Daya Serap Air (%) Dengan Perlakuan Variasi
Limbah Ela Sagu Dan Limbah Tebu
Perlakuan Ulangan Jumlah Rata-rata
U1 U2 U3 (y,j) (ỹi)
P1 166 100 300 566 188,67
P2 200 150 166 516 172,00
P3 100 100 200 400 133,34
P4 150 100 100 350 116,64
P5 75 100 50 225 75,00
Jumlah (yi.) 691 550 816 2.057 685,68
Perhitungan:
Faktor Koreksi
FK = 2.0572 / 5x3 = 4.231.2492 /15 = 282.083,267
Jumlah Kuadrat Total
JKT = 1662 + 1002 +3002….+502 – FK = 56.153,733
Jumlah Kuadrat Perlakuan
JKP = 5662 + 5162 +4002….+2252 /3 – FK = 24.496,733
Jumlah Kuadrat Galat
JKG = JKT- JKP = 56.153,733 - 24.496,733 = 31.657
Tabel 4. Hasil Uji Daya Serap Air Pada Bioplastik Dengan Uji ANOVA Dengan
Perhitungan Secara Manual.
Sumber Derajat Jumlah Kuadrat F hitung F tabel 5%
Keragaman Bebas Kuadrat (JK) tengah (KT)
(SK) (DB)
Perlakuan 4 24.496,733 0,4541 0,81 3,48
Galat 10 31.657 0,5638
Total 14 56.153
H0 : F hitung < F Tabel 5%
44
46
47