Anda di halaman 1dari 17

Metode Pelaksanaan Konstruksi

Metode Pelaksanaan Pekerjaan Galian dan Urugan yang Sesuai Spesifikasi Teknik

DOSEN PENGAMPU
Drs. Mujiyono, M.Pd.

DISUSUN OLEH
Irma Imra’atul Azizah ( 190522548429 )
Laras Ayu Sekar Arum (190522548414)
Satria Wibisono (190522548404)
Sonia Yoesiananda (190522548417)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS TEKNIK
PRODI D3 TEKNIK SIPIL DAN BANGUNAN
MEI 2021
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Allah Swt yang telah melimpahkan rahmat-
Nya, maka pada hari ini makalah yang berjudul "Metode Pelaksanaan Pekerjaan Galian dan
Urugan yang Sesuai Spesifikasi Teknik" dapat diselesaikan. Secara garis besar, makalah ini
berisi tentang hal yang berhubungan dengan mata kuliah Metode Pelaksanaan Konstruksi
Tidak lupa kami mengucapkan terimakasih terhadap bantuan dari pihak yang telah
berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya. Penyusun sangat
berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca.
Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca praktekkan dalam
kehidupan sehari-hari.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Malang , 17 Mei 2021


Penyusun,

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.................................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang................................................................................................................1
1.2 Rumusan masalah..........................................................................................................1
1.3 Tujuan............................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Persiapan Alat Galian Dan Urugan................................................................................2
2.2 Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)........................................................................5
2.3 Pekerjaan Galian............................................................................................................7
2.4 Pekerjaan Urugan...........................................................................................................9
BAB III PENUTUP......................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................13
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam ilmu teknik sipil, tanah merupakan kumpulan mineral, bahan organik dan
endapan- endapan yang relatif lepas serta terletak di atas batuan dasar. Himpunan dari bagian-
bagian yang padat dan tidak terikat antara satu dengan lainnya, disertai oleh zat cair dan gas yang
mengisi ruang-ruang kosong diantara partikel padat tersebut. Pekerjaan teknik sipil tidak pernah
lepas dari kajian tentang tanah. Hampir setiap pekerjaan selalu terkait dengan tanah, baik ketika
tanah akan digunakan sebagai tempat diletakkannya sebuah struktur bangunan ataupun pada saat
tanah digunakan sebagai bahan konstruksi yang tersedia di lokasi pekerjaan. Tanah juga
merupakan tempat berdirinya suatu konstruksi

Ada berbagai jenis tanah yang dapat ditemukan yang kemudian diklasifikasikan menjadi
2 bagian yaitu tanah berbutir kasar dan halus. Dari klasifikasi tersebut tanah berbutir halus
merupakan tanah yang memiliki sifat buruk. Salah satu jenisnya merupakan tanah lempung yang
memiliki daya dukung yang rendah, indeks plastisitas tanah yang tinggi, dan proses penurunan
tanah yang lama. Indonesia merupakan negara beriklim tropis yang mempunyai dua musim yaitu
penghujan dan kemarau. Kondisi musim inilah yang menyebabkan tanah lempung mengalami
kembang susut yang cukup besar. Sifat-sifat inilah yang menyebabkan banyak kerusakan
maupun kegagalan dalam dunia teknik sipil, contohnya terjadi amblas atau jebolnya bangunan
sipil yang telah berdiri, terjadinya retakan pada konstruksi, dan lain sebagainya. Perbaikan tanah
perlu dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut agar tanah menjadi stabil dan lebih aman
untuk didirikan suatu konstruksi di atasnya. Hal yang dapat dilakukan untuk memperbaiki tanah
tersebut yaitu dengan melaksanakan pekerjaan galian dan timbunan tanah dengan tujuan
memperbaiki daya dukung tanah.

1.2 Rumusan Masalah


a) Bagaimana metode pelaksanaan pekerjaan galian tanah yang sesuai spesifikasi teknik?
b) Bagaimana metode pelaksanaan pekerjaan urugan tanah yang sesuai spesifikasi teknik?
1.3 Tujuan
a) Memahami metode pelaksanaan pekerjaan galian tanah yang sesuai spesifikasi teknik
b) Memahami metode pelaksanaan pekerjaan urugan tanah yang sesuai spesifikasi teknik

1
BAB II

PEMBAHASAN

Metode Pelaksanaan Pekerjaan adalah metode yang menggambarkan penguasaan penyelesaian


pekerjaan yang sistematis dari awal sampai akhir meliputi tahapan/urutan pekerjaan utama dan
uraian/cara kerja dari masing-masing jenis kegiatan pekerjaan utama yang dapat
dipertanggungjawabkan secara teknis, serta bagaimana tahapan dalam metode pelaksanaan
pekerjaan harus relevan antara metode pelaksanaan pekerjaan dengan jadwal/jangka waktu
pelaksanaan pekerjaan dan analisa teknis satuan pekerjaan.

Pekerjaan galian tanah dimaksudkan untuk mengurangi tanah atau batuan dari elevasi tanah asli
yang lebih tinggi hingga mencapai garis ketinggian dari tanah atau batuan yang direncanakan,
dan macam pekerjaan galian tanah tergantung dari jenis konstruksi yang akan dibangun.

Pekerjaan urugan dimaksudkan untuk menguruk tanah atau batuan dari elevasi tanah asli hingga
mencapai garis ketinggian dari tanah atau batuan yang direncanakan, dan macam pekerjaan
urugan tergantung dari jenis konstruksi yang akan dibangun. Bekas galian tanah yang tidak akan
digunakan lagi dan berada di lokasi pembangunan harus dibuang keluar lokasi. Sebab tidak baik
dan sangat mengganggu pelaksanaan pekerjaan. Alat-alat yang digunakan dapat dipakai untuk
membuang bekas galian ini adalah dumptruk atau gerobak sorong.

2.1. Persiapan Alat Galian Dan Urugan


Tujuan penggunaan alat galian dan urugan tanah dalam suatu proyek yaitu untuk
membantu dan memudahkan pekerja sesuai dengan fungsinya masing-masing, yaitu seperti
alat penggali, alat pemuat, alat pengangkut, alat penghampar, dan alat pemadat. Sebagai
pengguna, alat tersebut haruslah digunakan secara efisien agar tingkat produktivitas dari alat
tercapai sesuai dengan jadwal. Supaya dapat menggunakannya secara efisien, pengguna
perlu mengetahui kemampuan alat, jenis dan fungsi, dan keterbatasan alat, serta biaya
operasional alat (alat berat).
2.1.1. Macam-macam jenis alat
Penggunaan suatu alat harus benar-benar tepat dan menyesuaikan dengan kondisi dan
situasi di lapangan. Oleh karenanya, pekerja wajib memahami sebelum menyewa
atau menggunakannya. Berikut ini jenis dan fungsi alat yang digunakan pada
pekerjaan galian dan urugan :
Jenis Peralatan Mekanik

Alat Kegunaan Gambar


Excavator Untuk menggali tanah
dengan galian besar

Bulldozer Berfungsi untuk pemerataan


material

Dump truck Digunakan untuk


mengangkut barang
semacam pasir, kerikil atau
tanah

Tandem roller Alat untuk memadatkan


timbunan atau tanah yang
akan diratakan sehingga
tanah atau timbunan menjadi
padat

Jenis Peralatan Manual

Alat Kegunaan Gambar


Cangkul Alat untuk menggali tanah
Gerobak Sorong Alat yang digunakan untuk
mengangkut tanah galian

Skop Alat yangdigunakan untuk


menyerok tanah, atau sebagai
pengganti alat gali

Belincong Untuk menghancurkan batu


saat proses menggali

Stemper Alat yang digunakan untuk


pemadatan tanah

Vibro Roller Alat yang digunakan untuk


memadatkan tanah urug

Peralatan Tambahan

Alat Kegunaan Gambar


Theodolith Untuk menentukan tinggi
tanah dengan sudut
Meteran Untuk mengukur jarak atau
panjang

Waterpass Mengukur atau menentukan


sebuah benda atau garis
dalam posisi rata

2.1.2. Memeriksa kondisi peralatan


1) Pemeriksaan kondisi peralatan mekanik.
Peralatan mekanik sebelum dipergunakan untuk bekerja, harus dilakukan
pemeriksaan, dan pemeriksaan alat tersebut meliputi pemeriksaan terhadap fungsi
dan kelaikan
2) Pemeriksaan kondisi peralatan manual.Peralatan manual yang diperlukan untuk
pekerjaan bronjong harus diperhatikan kondisinya, oleh karena itu pemeriksaan
alat dilakukan pada tingkat kelayakan kondisi peralatan.
2.1.3. Uji coba kelayakan peralatan sesuai dengan SOP
a) Uji coba peralatan mekanik :
 Uji coba mesin berfungsi standar atau tidak
 Uji coba fungsi alat penggerak mesin
 Uji coba fungsi alat,dll
b) Uji coba peralatan manual :
 Kekokohan gagang cangkup
 Kekokohan gagang sekop
 Keutuhan (rata) alat,dll

2.2. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)


K3 merupakan salah satu upaya untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas
dari pencemaran lingkungan, sehingga dapat mengurangi dan atau bebas dari kecelakaan
kerja dan penyakit akibat kerja yang pada akhirnya dapat meningkatkan efisiensi dan
produktivitas kerja.
2.2.1. Standar K3
1. Pakaian kerja yang digunakan tidak seperti pakaian karyawan kantor
2. Sepatu kerja yang dipakai terbuat dari sol yang tebal supaya bebas berjalan
dimana-mana tanpa terluka
3. Menggunakan kacamata agar debu tidak mengenai mata
4. Menggunakan sarung tangan
5. Menggunakan helm sebagai pelindung kepala
6. Sabuk pengaman digunakan untuk menghindari kecelakaan pada saat bekerja.
7. Penutup telinga digunakan untuk melindungi telinga dari bunyi-bunyi yang
dikeluarkan oleh mesin
8. Masker digunakan sebagai pelindung pernapasan
9. Tangga digunakan untuk memanjat

2.2.2. Sasaran K3
Untuk menjamin dan meningkatkan keamanan total dari ancaman Resiko bahaya
yaitu dengan cara

 Life Safety
 Property Safety
 Environmental Safety

Mengingat kegiatan konstruksi yang sangat kompleks, karenanya untuk mencapai


sasaran K3 dibutuhkan sistem manajemen konstruksi yang terintegrasi.

2.2.3. K3 Pekerjaan Tanah


Tanah atau lahan merupakan pondasi alami dari konstruksi yang berdiri di
atasnya.Pengetahuan mengenai sifat-sifat fisik tanah sangat berguna dalam
menentukan metode pencegahan terhadap bahaya yang mungkin terjadi. Pada
dasarnya pekerjaan tanah terdiri dari pekerjaan galian, pekerjaan timbunan dan
pemadatan serta pekerjaan bawah tanah.
Potensi Sumber Bahaya :

a. Pekerja tertimbun longsoran

 Kondisi tanah : geologis, topografis, jenis tanah,lereng galian


 Pengaruh air : air tanah, air permukaan, sumber air, piping, dll
 Alat berat/kendaraan yang digunakan : beban, getaran

b. Pekerja tenggelam/ terkena banjir


c. Pekerja terkena sengatan aliran listrik
d. Pekerja menghirup gas beracun
e. Pekerja menghirup debu/kotoran
f. Pekerja tertimpa alat kerja/material
g. Pekerja terjatuh ke dalam galian
2.2.4. Persyaratan umum pekerjaan galian tanah
1. Untuk tempat kerja di bawah tanah, setiap pergantian shift kerja lakukan
pemeriksaan. Lakukan pemeriksaan seminggu sekali untuk :

 Mesin-mesin
 Peralatan
 Penyangga
 Jalan keluar, dll

2. Daerah kerja di bawah tanah yang berbahaya harus dipagari


3. Buat sistem komunikasi (sambungan telepon)
4. Gunakan APD (pakaian water proof, sepatu boot)
5. Semua yang masuk ke tanah harus dicatat dan diidentifikasi
6. Buat ventilasi udara
7. Tingkat potensi bahaya yang berbeda-beda. Untuk hal ini dibutuhkan tenaga
operator yang terdidik dan terlatih dalam bidang K3
8. Pengamanan dalam pekerjaan galian

 Dinding pnahan, perancah dan tenaga kerja


 Pagar pengaman
 Sirkulasi udara yang cukup
 Penerangan yang cukup
 Sarana komunikasi

2.2.5. Persyaratan rencana penggalian


Lakukan penelitian terhadap :

 Keadaan tanah
 Air tanah
 Jaringan utilitas di bawah tanah (listrik, air, gas)
 Tenaga kerja harus dilindungi dari bahaya tertimbun tanah
 Lampu dan rambu-rambu dipasang untuk mencegah orang terjatuh
 Saat melakukan pekerjaan yang menggunakan tenaga listrik, lingkungan
pekerjaan harus kering dan bersih

2.3. Pekerjaan Galian

2.3.1. Syarat-syarat penggalian


 Penggalian harus dilakukan untuk mencapai garis elevasi permukaan dan
kedalaman-kedalaman yang diperlukan untuk pondasi, lantai dan lain-lain yang
di persyaratkan atau diperlihatkan maupun diindikasikan pada gambar-gambar
dengan cara sedemikianrupa sehingga pekerjaan ini dapat selesai dengan baik
sesuai dengan spesifikasi ini.
 Penggalian tanah mencakup pemindahan tanah serta batu-batuan lain yang di
jumpai dalam pekerjaan.
 Lapisan atau hasil galian daerah pembangunan yang dipakai kembali, ditimbun
ditempat yang ditunjuk dan atas persetujuan pengawas untuk digunakan dalam
pekerjaan lanscaping.
 Kalau dijumpai akar-akar/bahan yang bisa melapuk pada keadaan yang
diperlihatkan dalam gambar, maka-akar bahan tersebut harus diangkat dan di
urug kembali dan dipadatkan.

2.3.2. Metode Pelaksanaan Galian

A. Persiapan
 Memeriksa kesesuaian kondisi peralatan dengan spesifikasi teknis
 Melewati uji coba kelayakan peralatan sesuai dengan SOP
 Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan galian tanah
 Persiapan lahan kerja.
 Persiapan alat” yang akan digunakan

B. Pengukuran
Membuat tanda batas tanah yang akan digali. Tanda batas tanah yang akan digali
dibuat dengan menggunakan metode bouwplank. Tanda batas tanah tersebut
biasanya menggunakan patok, perletakannya disesuaikan dengan elevasi
sebagaimana gambar kerja.

C. Menyiapkan lokasi penampungan tanah galian


Lokasi galian tanah perlu disiapkan karena hasil galian tanah akan menimbulkan
tanah yang menumpuk dan membutuhkan tempat sementara sebelum
dimanfaatkan untuk timbunan. Penyiapan lokasi ini diperlukan guna menghimpun
tanah hasil penggalian. Penyiapan lokasi penampungan tanah galian juga harus
memperhatikan jalan akses dari dan ke lokasi penimbunan. Penyiapan lokasi
penampungan diupayakan berdekatan dengan lokasi tanah dasar yang akan
dipadatkan.Penyiapan lokasi penampungan tanah galian tidak mengganggu
sirkulasi arus pekerjaan yang lain.

D. Pelaksanaan pekerjaan galian tanah


 Pekerjaan galian tanah dapat menggunakan alat manual maupun alat berat,
maka dapat disesuaikan dengan kebutuhan galian ataupun dengan perjanjian
awal pelaksanaan.
 Gali tanah dengan sesuai patok yang telah dipasang.
 Buang tanah sisa galian pada area yang telah ditentukan dan tidak mengganggu
pelaksanaan pekerjaan.
 Galian tanah untuk pondasi dilakukan hingga kedalaman dan lebar sesuai
rencana.
 Pada setiap periode tertentu kedalaman galian tanah selalu diperiksa dengan
memakai alat ukur manual atau dengan theodolith.
 Bila ada genangan air dalam galian maka disediakan pompa drainase
secukupnya biar air sanggup segera dipompa ke luar, sehingga tidak
mengganggu proses pekerjaan.
 Saat penggalian tanah sangat memungkinkan ditemukannya lokasi bekas
pembuangan sampah, banyak serpihan kayu, atau tanah yang berlumpur. Bila
hal ini dijumpai, baiknya benda-benda tersebut diangkat.

Pada pekerjaan penggalian pelaksana penggalian wajib melaksanakan syarat-syarat


teknis K3 sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku

Ketentuan Umum Pelaksanaan Galian


1. Sebelum penggalian pada suatu tempat dimulai, stabilitas tanah harus diuji
terlebih dahulu oleh orang yang ahli.
2. Sebelum pekerjaan penggalian di mulai pada setiap tempat galian pemberi kerja
harus melakukan pemeriksaan terlebih dahulu atas instalasi di bawah tanah seperti
saluran pembuangan, pipa gas, pipa air, dan konduktor listrik, yang waktu dapat
menimbulkan bahaya selama waktu pekerjaan.
3. Apabila perlu sebelum pengalian dimulai, gas, air, listrik harus dimatikan atau
diputuskan aliranya.
4. Apabila gas, air, listrik tidak dapat diputuskan aliranya maka harus dipagari,
ditarik keatas atau dilindungi.
5. Untuk mencegah bahaya tanah harus dibersihkan dari pohon-pohon, batu-batu
besar dan rintangan-rintangan lain sebelum pengalian dimulai.

2.4. Pekerjaan Urugan


2.4.1. Metode pelaksanaan urugan
A. Persiapan
 Meninjau keadaan dan kondisi lapangan. Jika melakukan pengurugan harus
meninjau langsung area yang akan diurug. Peninjauan ini sangat dibutuhkan
untuk mengetahui spesifikasi tanah dan luas area yang akan diurug.
 Mengambil semple tanah. Memastikan jenis tanah yang akan dipakai untuk
urugan, dengan melihat spesifikasi tanah existing. Material tanah yang akan
digunakan sebagai tanah urug yaitu tanah yang memenuhi kriteria sebagai
tanah urugan, biasanya tanah berwarna coklat dan berpasir atau berbatuan,
untuk tanah berlumpur tidak diperkenankan untuk digunakan sebagai tanah
urug.
 Memprediksi volume urugan, dengan memperhitungkan luas, volume urugan
tidak dapat diprediksi sama dengan 100 % volume di gambar, karena
memperhatikan faktor susut setelah tanah dipadatkan. Kebutuhan volume
urugan = ± 130 % volume gambar (faktor susut = ± 30 %).
 Menyiapkan peralatan untuk pekerjaan timbunan, perlu mempertimbangkan
luas area pekerjaan tanah itu sendiri, seperti jarak tempuh pengangkutan.
 Menentukan kriteria subkontraktor urugan dengan melihat bonafiditas dan
referensi yang ada.
B. Pekerjaan Urugan
 Membersihkan lokasi yang akan diurug terhadap kayu, semak-semak atau
sampah lainnya.
 Selanjutnya tahap turap, dalam tahap ini dimulainya pekerjaan dengan diawali
membuat turap atau dinding vertikal untuk menahan tanah serta air supaya
tidak masuk ke lubang galian.
 Menyediakan tanah urugan dengan kualitas yang baik.
 Membuat batas-batas, patok-patok, menarik benang dari 1 patok ke patok
yang lainnya, agar diperoleh permukaan tanah rata-rata sesuai dengan level
yang diharapkan.
 Urugan tanah dilakukan lapis demi lapis sesuai spesifikasi (misalnya tiap 30
cm) dan setiap lapis diikuti dengan pemadatan.
 Untuk pemadatan menggunakan alat sesuai dengan keperluannya (stamper,
baby roller atau alat berat pemadatan).

Sumber : Internet

 Dilakukan test kepadatan tanah di lapangan sesuai spesifikasi. Dengan


pengujian :
a) Nilai kepadatan tanah hasil Lab dan hasil Lapangan
b) Jenis tanah dan kadar air tanah
c) Kandungan air tanah dan rembesan
Jika masyarakat dan perusahaan melakukan pengurugan tanah tanpa kendali / tanpa
mematuhi aturan itu akan mengakibatkan kerusakan lingkungan. Dampak dari
mengurugan tanah itu nantinya menyebabkan timbulnya :
 Erosi
 Tanah longsor
 Rusaknya sarana transportasi warga
 Pencemaran udara pada musim kemarau
 Adanya genangan air pada musim hujan menjadi sarang nyamuk

Jika terjadi pelanggaran pengurugan tanah yang dilakukan masyarakat maupun


perusahaan dapat ditindak tegas dengan ancaman hukuman sesuai dengan pasal yang
di langgarnya. Solusi yang bisa digunakan untuk mencegah pengurugan tanah
merusak lingkungan yaitu dengan cara mematuhi aturan atau tahap-tahap yang
seharusnya dilakukan dalam melakukan pegurugan tanah, mengecek terlebih dahulu
apakah tanah yang akan diurug aman dan tidak menimbulkan kesalahan, dan
mendaftarkan pengurugan tanah tersebut kepada badan Pertanahan.
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Metode pelaksanaan pekerjaan dan rencana teknis dibutuhkan dalam pelaksanaan
pekerjaan jalan. Metode pelaksanaan pekerjaan sebagai metode yang menggambarkan
penguasaan penyelesaian pekerjaan yang sistematis dari awal sampai akhir meliputi
tahapan/urutan pekerjaan utama. Rencana teknis yaitu kegiatan penyusunan rencana teknis yang
sesuai fungsi dan persyaratan yang ditetapkan untuk acuan pelaksanaan dan pengawasan
pekerjaan. Dari tahapan pekerjaan galian dan urugan tanah inilah diperlukan proses dan tahapan
yang terpadu sehingga dihasilkan perbaikan tanah yang sesuai dengan harapan atau rencana.
Galian dan urugan ini dilakukan dengan tujuan untuk memperbaiki stabilitas dan daya dukung
tanah. Untuk galian dan urugan tanah ini memiliki metode pelaksanaan dan syarat teknis yang
harus diterapkan dengan baik dan terarah.

Saran

Untuk mendapatkan hasil galian dan urugan tanah yang berkualitas, maka dalam
pelaksanaan pekerjaan ini harus mengikuti metode pelaksanaan perkerjaan dan rencana teknis
yang ada. Dan setiap tahapan harus diselesaikan sesuai dengan prosedur pekerjaan yang ada,
sehingga pekerjaan ini dapat dijalankan dengan teratur. Selain itu pemilihan alat juga menjadi
pengaruh keberhasilan pekerjaan tanah tersebut. Sehingga diperlukan keselektifan dalam
pemilihan alat pekerjaan ini.
DAFTAR PUSTAKA

http://sibima.pu.go.id/pluginfile.php/32639/mod_resource/content/1/2011-02-
Jadwal%20Kerja%20Harian%20%20Mingguan.pdf
http://sibima.pu.go.id/pluginfile.php/32367/mod_resource/content/1/2007-07-
Pekerjaan%20Tanah.pdf
https://www.beritakonstruksi.com/2019/04/pekerjaan-tanah-galian-dan-urugan.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Urugan_tanah
https://caranecom.blogspot.com/2018/08/metode-pelaksanaan-timbunan-tanah-atau.html

Anda mungkin juga menyukai