Kelompok 14
Wiswa Parwata
1361121007
1361121030
KATA PENGANTAR
Puji syukur dipanjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan Karunia-Nya akhirnya kami dapat menyelesaikan tugas
paper ini tepat pada waktunya. Tugas paper ini kami buat sebagai salah satu syarat
dalam menyelesaikan mata kuliah Etika Profesi dan Pengembangan Proyek
Komersial.
Adapun judul paper ini adalah Tanggung Jawab Sosial Bisnis Kontruksi.
Tugas paper ini disusun sudah maksimal atas bantuan banyak pihak, untuk
itu kami mengucapkan terima kasih yang kepada yang terhormat Ibu Ni Komang
Armaeni, ST., MT selaku Dosen Pengajar dan Pembimbing yang telah dengan
sabar membimbing hingga selesainya Tugas paper ini.
Atas bantuan dan bimbingan, kami mengharapkan Tugas paper ini mendapat
saran atau kritik membangun demi kesempurnaan dan semoga Tugas paper ini
dapat berguna untuk pembaca.
Denpasar, 7 Oktober 2016
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................1
1.3 Tujuan.............................................................................................................2
BAB II KAJIAN PUSTAKA.................................................................................3
2.1 Perngertian Tanggung Jawab Sosial...............................................................3
2.2 Keadilan Sosial...............................................................................................4
2.3 Paham Keadilan..............................................................................................4
2.4 Hak Pekerja.....................................................................................................6
2.4.1 Hak Atas Pekerjaan..................................................................................7
2.4.2 Hak Atas Upah Yang Adil........................................................................7
2.4.3 Hak Untuk Berserikat..............................................................................7
2.4.4 Hak Atas Keselamatan dan Kesehatan....................................................8
2.4 Lingkungan Hidup..........................................................................................8
2.4.1 Bisnis Konstruksi dan Lingkungan Hidup..............................................9
2.4.2 Etika Lingkungan Hidup.......................................................................10
BAB III PEMBAHASAN....................................................................................14
3.1 Masalah tanggung jawab sosial bisnis konstruksi........................................14
3.1.1 Contoh kasus dari berbagai sumber di Indonesia..................................14
3.2 Corporate Social Responsibility (CSR)........................................................19
3.2.1 Dasar Pemahaman CSR bagi Perusahaan..............................................20
BAB IV PENUTUP..............................................................................................23
4.1 Kesimpulan...................................................................................................23
4.2 Saran.............................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................24
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sektor jasa konstruksi adalah salah satu sektor strategis dalam mendukung
tercapainya pembangunan nasional. Posisi strategis tersebut dapat dilihat dari
adanya keterkaitan dengan sektor lain. Jasa konstruksi sesungguhnya merupakan
bagian penting dari terbentuknya produk konstruksi, karena jasa konstruksi
menjadi arena pertemuan antara penyedia jasa dengan pengguna jasa. Pada
wilayah penyedia jasa juga bertemu sejumlah faktor penting yang mempengaruhi
perkembangan sektor konstruksi seperti pelaku usaha, pekerjanya dan rantai pasok
yang menentukan keberhasilan dari proses penyediaan jasa konstruksi, yang
menggerakkan pertumbuhan sosial ekonomi.
Dalam pembangunan nasional, dengan pembangunan ekonomi sebagai soko
gurunya maka tanggung jawab sosial perusahan konstruksi mempunyai peranan
yang penting dalam memajukan kesejahteraan umum untuk mencapai masyarakat
yang adil dan makmur.
Dalam kenyataan, sering terjadi kesenjangan sosial yang besar dalam
masyarakat kita, juga melemahnya tanggung jawab sosial yang terlihat pada
ketidakpedulian pelaku bisnis konstruksi dalam lingkungan hidup. Situasi yang
demikian ini kurang menunjang perkembangan bisnis konstruksi yang sehat.
Karena itu, para pelaku bisnis konstruksi mempunyai tanggung jawab langsung
untuk mengatasi masalah ini, dan bahkan merupakan suatu keharusan yang tidak
bisa ditawar tawar, yaitu tanggung jawab sosial.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah tanggung jawab sosial yang ada dalam bisnis konstruksi?
2. Bagaimanakah kaitan tanggung jawab sosial khususnya lingkungan dan
masyarakat terhadap bisnis konstruksi?
3. Apakah permasalahan dan contoh kasus tanggung jawab sosial bisnis
konstruksi di Indonesia?
4. Apakah yang dimaksud dengan CSR (Corporate Social Responsibility)?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui tanggung jawab sosial yang ada dalam bisnis konstruksi.
1
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Perngertian Tanggung Jawab Sosial
Perusahan konstruksi mempunyai tanggung jawab sosial yang berkaitan
langsung dengan masyarakat, maka disini terlihat dengan jelas bahwa ada dua
jalur tanggung jawab sosial perusahaan konstruksi sesuai dengan dua jalur
hubungan perusahaan konstruksi dengan masyarakat.
Tanggung jawab sosial perusahaan konstruksi adalah keterlibatan perusahaan
konstruksi dalam mengusahakan kebaikan dan kesejahetraan sosial masyarakat,
tanpa terlalu menghiraukan untung ruginya dari segi ekonomis. Tanggung jawab
sosial ini dapat kita rumuskan dalam dua wujud :
1. Tanggung jawab positif
Melakukan kegiatan yang bukan didasarkan pada perhitungan untung
ruginya, melainkan didasarkan pada pertimbangan demi kesejahteraan
sosial. Ada banyak masalah sosial seperti pengangguran, kurangnya
pelayanaan kesehatan, terbatasnya prasarana pendidikan. Diharapkan
perusahaan konstruksi ikut serta memecahkan masalah masalah sosial
tersebut
2. Tanggung jawab negatif
Tidak melakukan kegiatan kegiatan yang dari segi ekonomis
menguntungkan tetapi dari segi sosial merugikan kepentingan dan
kesejahteraan sosial
2.2 Keadilan Sosial
Keadilan sosial adalah sikap adil, jujur dan objektif, baik terhadap diri sendiri
maupun terhadap diri orang lain. Prinsip keadilan sosial ini merupakan prinsip
utama dalam etika, sehingga kita dituntut agar memberi kepada setiap orang apa
yang menjadi haknya. Dalam prinsip ini terkandung hal hal :
yang lemah dari kaum yang kuat. Bukan malah sebaliknya, yaitu
semakin memeras dan menekan. Namun, harus diakui pelaksanaan
keadilan sangat bergantung dengan proses ekonomi, politis, sosial,
budaya, dan ideologis dalam masyarakat yang disebut keadilan
struktural.
2.3 Paham Keadilan
Keadilan sosial merupakan tema yang muncul sebagai persoalan etika yang
sangat berhubungan dengan dunia bisnis konstruksi. Ada berbagai paham dan
teori keadilan, yang semuanya berusaha merumuskan apa itu keadilan sosial dan
bagaimana menegakkan keadilan dalam dunia bisnis konstruksi.
Menurut keraf (1993 : 105 119), paham keadilan ini terdiri dari paham
tradisional., paham kejujuran, paham hak, paham kapitalisme, dan paham
sosialisme. Secara khusus akan dibahas keadilan menurut paham pancasila.
a. Paham tradisional
Secara tradisional paham keadilan dibagi menjadi tiga yaitu : keadilan
umum (legal), keadilan membagi (distributif), dan keadilan tukar
menukar (komutatif).
b. Paham Kejujuran
Paham ini juga disebut kontrak sosial mengenai keadilan. Teori ini
didasarkan pada angggapan mengenai kedudukan seseorang dalam
perjanjian. Kontrak harus mencantumkan aturan yang bersifat rasional,
moralis, dan mengatur hubungan antarindividu secara jujur.
Menurut paham ini, setiap manusia membutuhkan sesamanya. Produsen
(perusahaan konstruksi)
upah yang sama. Upah yang adil adalah suatu patokan mengenai upah minimum
yang layak bagi penghidupan yang layak, dan atas dasar upah minimum layak
itulah pasar dapat ikut menetukan tingkat upah minimum yang berlaku.
Misalnya, dalam hal kebijaksanaan Upah Minimum Regional (UMR) yang
ditetapkan oleh masing masing daerah (karena patokan kelayakan masing
masing daerah berbeda beda)
pendidikan dan pengalaman, lama kerja, lingkup tanggung jawab dan resikonya,
serta macam dan kondisi perusahaannya. Perbedaan tingkat upah ini tidak bisa
diabaikan, tetapi teruslah berada dalam batas tingkat upah minimum.
2.4.3
akui dan diatur dalam Undang Undang Dasar 1945 pasal 28 yang menyatakan :
Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan dan
tulisan dan sebagainya ditetapkan dengan undang undang. Bahkan dalam
pelaksanaannya, telah dibentuk organisasi secara nasional dan di banyak
perusahaan telah terbentuk pula Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI). Dengan
adanya serikat pekerjaan ini diharapkan terpenuhinya hak hak pekerja, termasuk
hak hak untuk memperoleh upah yang adil. Pada gilirannya akan tercapai
keadilan sosial, baik di lingkungan perusahaan konstruksi maupun masyarakat.
2.4.4
lahan
dieksploitasi
untuk
pembangunan
perumahan
tanpa
10
sebagai partisipasi dalam ekosistem bumi. Jadi, sikap dasar yang perlu
terus dikembangkan oleh pelaku bisnis konstruksi adalah menguasai
sambil
menghargai,
mencintai,
mendukung,
dan
mengembangkan
12
BAB III
PEMBAHASAN
14
pembangunan. Kompetensi mereka pun, menurut dia, bisa diuji terlebih dahulu
sebelum dilibatkan dalam kegiatan pembangunan tersebut.
Berbeda dengan proyek kereta cepat, pemanfaatan tenaga kerja terampil asal KBB
telah diberdayakan dalam pembangunan PLTA Upper Cisokan. Sedikitnya 25
tenaga kerja akan dilibatkan dalam pembangunan pembangkit listrik untuk
memasok kebutuhan listrik di Pulau Jawa dan Bali itu.
Kalau Direktur Cisokan, sudah ada permintaan ke Pemda untuk merekrut tenaga
kerja asal KBB. Dan, kami sudah siapkan itu, katanya.
Sutrisno mengungkapkan, setiap proyek pembangunan pemerintah sejatinya
melibatkan tenaga kerja lokal. Apalagi, saat ini banyak tenaga kerja yang tidak
terserap sejumlah perusahaan akibat krisis ekonomi.
Di KBB, jumlah angkatan kerja per tahun mencapai 60.000 orang, sementara
jumlah perusahaan skala kecil hingga besar sekitar 400 unit. Namun akibat krisis
ekonomi, banyak yang tidak terserap. Justru banyak yang dirumahkan, tuturnya.
Sementara itu, Direktur PT Kereta Cepat Indonesia Cina, Hanggoro Budi
Wiryawan di sela peletakan batu pertama kereta cepat di kawasan Walini,
Cikalongwetan mengungkapkan, proyek tersebut membutuhkan 87.000 pekerja.
Sejumlah tenaga kerja tersebut akan diutamakan dari daerah sekitar.
Jumlah pekerja yang dibutuhkan pada tahap konstruksi kereta cepat sebanyak
39.000 orang, pada saat konstruksi TOD 20.000 orang, dan pada saat operasional
TOD sebanyak 28.000 orang, katanya. (Cecep Wijaya/A-88)
Sumber : Pikiran Rakyat (21 Januari, 2016 - 18:06)
15
banding
Pemprov
DKI
atas
izin
reklamasi.
Jakarta
menambahkan,
Pusat,
proyek
Jumat
reklamasi
tak
(21/10/2016).
layak
dilanjutkan.
Ia
kerang hijau seharga Rp 85 juta untuk 1 hektar per tahun, serta kerusakan
ekosistem
mangrove
yang
mencapai
Rp
28
miliar
per
bulan.
pencemaran
sumber
daya
ikan
dengan
Undang-Undang
berkelanjutan
guna
meningkatkan
kualitas
kehidupan
dan
18
berkelanjutan
dengan
memperhatikan
para
karyawan
dan
perusahaan.
Dasar Pemahaman CSR bagi Perusahaan
Pemahaman tentang CSR pada umumnya berkisar pada tiga hal pokok,
yaitu CSR adalah: pertama, suatu peran yang sifatnya sukarela (voluntary) dimana
suatu perusahaan membantu mengatasi masalah sosial dan lingkungan, oleh
karena itu perusahaan memiliki kehendak bebas untuk melakukan atau tidak
melakukan peran ini; Kedua, disamping sebagai institusi profit, perusahaan
menyisihkan sebagian keuntungannya untuk kedermawanan (filantropi) yang
tujuannya untuk memberdayakan sosial dan perbaikan kerusakan lingkungan
19
20
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
21
DAFTAR PUSTAKA
Kirana, Andy. Etika Bisnis Konstruksi.Yogyakarta: Kanisius (Anggota IKAPI),
1996.
22
23