Anda di halaman 1dari 23

L A P O R A N T U G A S B E S A R P T M & A L AT

KONSTRUKSI
Disusun untuk memenuhi tugas besar mata kuliah PTM & Alat Konstruksi
Program Studi Teknik Sipil Universitas Pakuan, dengan :
Dosen : Ir. Puji Wiranto, M.T.
Asisten Dosen : Muhammad Syukur

Disusun oleh :
Rizky Ardhita Firmansyah (053121060)

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FA K U LTA S T E K N I K
U N I V E R S I TA S PA K U A N
BOGOR
2023

1
K ATA P E N G A N TA R

Puji syukur kami haturkan ke hadirat Tuhan YME, karena dengan


karunia-Nya saya dapat menyelesaiakan “LAPORAN TUGAS BESAR
PEMINDAHAN TANAH MEKANIS & ALAT KONSTRUKSI”. Laporan
ini bertujuan untuk memberikan data-data hasi pengamatan yang telah
didapatkan. Meskipun banyak hambatan yang saya alami
dalam proses pengerjaannya, tapi saya berhasil menyelesaikan laporan tepat
pada waktunya.
Tidak lupa saya sampaikan terimakasih kepada pak Ir. Puji Wiranto,
M.T. selaku dosen mata kuliah irigasi dan bangunan air serta asisten dosen
bang Muhammad Syukur yang telah membantu dan membimbing saya
dalam mengerjakan laporan ini. Saya juga mengucapkan terimakasih kepada
teman-teman mahasiswa yang juga sudah memberi kontribusi baik langsung
maupun tidak langsung dalam pembuatan laporan ini.
Saya menyadari bahwa dalam menyusun laporan ini masih jauh dari
kesempurnaan, untuk itu penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran
yang bersifat membangun guna sempurnanya laporan ini. Saya berharap
semoga laporan ini bisa bermanfaat bagi mahasiswa Universitas Pakuan,
Fakultas Teknik khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.

Bogor, 13 Oktober 2023

Rizky Ardhita
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Alat-alat berat yang dikenal di dalam ilmu Teknik Sipil adalah alat
yang digunakan untuk membantu manusia dalam melakukan pekerjaan
pembangunan suatu struktur. Alat berat merupakan faktor penting di dalam
proyek,terutama proyek-proyek konstruksi dengan skala yang besar.
Tujuan penggunaan alat-alat berat tersebut untuk memudahkan
manusia dalam mengerjakan pekerjaannya sehingga hasil yang diharapkan
dapat tercapai dengan lebih mudah pada waktu yang relatif lebih singkat.
Alat berat yang umum dipakai di dalam proyek konstruksi antara
lain dozer, alat gali (excavator) seperti backhoe, frontshovel,clamshell,alat
pengangkut seperti loader,truck dan conveyor belt,alat pemadat tanah seperti
roller dan compactor, dan lain-lain. Pada saat suatu proyek akan
dimulai,kontraktor akan memilih alat berat yang akan digunakan di proyek
tersebut. Pemilihan alat berat yang akan dipakai merupakan salah satu
faktor penting dalam keberhasilan suatu proyek.
Alat berat yang dipilih haruslah tepat sehingga proyek berjalan
lancar. Kesalahan di dalam pemilihan alat berat dapat mengakibatkan
proyek menjadi tidak lancar. Dengan demikian keterlambatan penyelesaian
proyek dapat terjadi yang menyebabkan biayaakan membengkak.
Produktivitas yang kecil dan tenggang waktu yang dibutuhkan untuk
pengadaan alat lain yang lebih sesuai merupakan hal yang menyebabkan
biaya yang lebih besar.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang dapat dikemukakan pada makalah ini yaitu :
1.2.1 Apakah pengertian dari pemindahan tanah mekanis?
1.2.2 Apa saja alat – alat berat yang digunakan pada proses pekerjaan
pemindahan tanah mekanis?
1.2.3 Bagaimana pengembangan alat berat ditinjau dari segi kedudukan
dan fungsinya?
1.2.4 Apa yang dimaksud galian dan timbunan?
1.2.5 Bagaimana perhitungan biaya pada galian dan timbunan?

1.3 Maksud dan Tujuan Penyusunan


Dari rumusan masalah diatas, maka maksud dan tujuan dari
penulisan makalah ini yaitu untuk mengetahui :
1.3.1 Pengertian dari pemindahan tanah mekanis.
1.3.2 Alat – alat berat apa saja yang digunakan pada proses pekerjaan
pemidahan tanah mekanis.
1.3.3 Pengembangan alat berat ditinjau dari segi kedudukan serta
fungsinya.
1.3.4 Pengertian galian dan timbunan.
1.3.5 Perhitungan biaya pada proses pekerjaan galian dan timbunan.

1.4 Batasan Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, laporan ini
membatasi penjelasan yang mencakup pengenalan alat-alat berat guna
mempermudah berjalannya proses konstruksi serta menganalisis
perhitungan pekerjaan alat berat.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Umum
Alat-alat berat yang sering di kenal di dalam ilmu Teknik Sipil
merupakan alat yang digunakan untuk membantu manusia dalam melakukan
pekerjaan pembangunan suatu struktur bangunan. Alat berat merupakan
faktor penting di dalam proyek, terutama proyek-proyek konstruksi maupun
pertambangan dan kegiatan lainnya dengan skala yang besar.
Tujuan dari penggunaan alat-alat berat tersebut adalah untuk
memudahkan manusia dalam mengerjakan pekerjaannya, sehingga hasil yang
diharapkan dapat tercapai dengan lebih mudah dengan waktu yang relatif
lebih singkat (Rochmanhadi, 1985 ).
Setiap perusahaan atau organisasi dalam menjalankan aktivitas
usahanya, pasti dihadapkan pada teknologi yang akan mencerminkan
kekuatan perusahaan dalam mencapai tujuan, maka dari itu setiap perusahaan
berlomba-lomba dalam hal teknologi salah satunya penggunaan alat berat
guna mencapai sasaran.
Menurut (Rohman,2003) melaksanakan suatu proyek konstruksi
berarti
menggabungkan berbagai sumber daya untuk menghasilkan produk akhir
yang
diinginkan, pada proyek konstruksi kebutuhan untuk peralatan antara 7 – 15
%
dari biaya proyek. Peralatan konstruksi yang di maksud adalah alat/peralatan
yang diperlukan untuk melakukan pekerjaan konstruksi secara mekanis.
Artinya pemanfaatan alat berat pada suatu proyek konstruksi dapat
memberikan insentif pada efisiensi dan efektifitas pada tahap pelaksanaan
maupun hasil yang di capai. Optimalisasi alat berat adalah proses untuk
mencapai hasil alat berat yang ideal sesuai dengan kemampuan kapasitas dan
produksi alat berat dalam satu siklus.
2.2 Pengertian Pemindahan Tanah Mekanis
Pemindahan Tanah Mekanis (PTM) adalah semua pekerjaan yang
berhubungan dengan kegiatan penggalian (digging, breaking, loosening),
pemuatan(loading),pengangkutan(hauling,transporting),penimbunan(dump
ing, filling), perataan (spreading,leveling) dan pemadatan (compacting)
tanah atau batuan dengan menggunakan alat-alat mekanis atau alat–alat
berat. Yang dimaksud dengan tanah disini adalah bagian teratas dari kulit
bumi yang relatif lunak, tidak begitu kompak dan terdiri dari butiran-
butiran lepas.
Sedangkan yang dimaksud dengan batuan adalah bagian kulit bumi
yang lebih keras, lebih kompak dan terdiri dari kumpulan mineral
pembentuk batuan tersebut. Oleh karena perbedaan kekerasan dari material
yang akan digali sangat bervariasi,maka sering dilakukan penggolongan-
penggolongan berdasarkan mudah-sukarnya digali dengan peralatan PTM.
Adapun salah satu cara penggolongan material tersebut adalah :
A. Lunak (soft) atau mudah digali (easy digging)
B. Agak keras (medium hard digging)
C. Sukar digali atau keras (hard digging)
D. Sangat sukar digali atau sangat keras (very hard digging) atau
batuansegar (fresh rocks) yang memerlukan pemboran dan
peledakan sebelumdapat digali.
Macam-macam material ini juga akan dapat berpengaruh terhadap
faktor pengisian (fill factor) dan faktor pengembangan (swell factor) dari
tanah/batuan yang digali.

2.3 Koefisien Jenis-Jenis Tanah


Beberapa sifat- sifat tanah yang berhubungan dengan pekerjaan
pemindahan, penggusuran dan pemadatan perlu diketahui, karena tanah yang
akan dikerjakan akan mengalami perubahan dalam volume dan kepadatannya.
Keadaan tanah yang mempengaruhi volume tanah yang kita jumpai
dalam pekerjaan-pekerjaan tanah antara lain :

1.1.1. Keadaan Asli (Bank Condition)


Keadaan material yang masih alami dan belum mengalami
gangguan teknologi disebut keadaan asli (bank). Dalam keadaan
seperti ini butiran-butiran yang dikandungnya masih terkonsolidasi
dengan baik. Ukuran tanah demikian biasanya dinyatakan dalam
ukuran alam atau bank measure = Bank Cubic Meter (BCM) yang
digunakan sebagai dasar perhitungan jumlah pemindahan tanah.

1.1.2. Keadaan Gembur (Loose Condition)


Yaitu keadaan material (tanah) setelah diadakan pengerjaan
(disturb), tanah demikian misalnya terdapat di depan dozer blade, di
atas truck, di dalam bucket dan sebagainya. Material yang tergali dari
tempat asalnya, akan mengalami perubahan volume (mengembang).
Hal ini disebabkan adanya penambahan rongga udara di antara
butiran¬butiran tanah. Dengan demikian volumenya menjadi lebih
besar. Ukuran volume tanah dalam keadaan lepas biasanya dinyatakan
dalam loose measure = Loose Cubic Meter (LCM) yang besarnya
sama dengan BCM + % swell x BCM dimana faktor “swell” ini
tergantung dan jenis tanah. Dengan demikian dapat dimengerti bahwa
LCM mempunyai nilai yang lebih besar dan BCM.

1.1.3. Keadaan Padat (Compact)


Keadaan padat adalah keadaan tanah setelah ditimbun kembali
dengan disertai usaha pemadatan. Keadaan ini akan dialami oleh
material yang mengalami proses pemadatan (pemampatan). Perubahan
volume terjadi karena adanya penyusutan rongga udara di antara
partikel-partikel tanah tersebut. Dengan demikian volumenya
berkurang, sedangkan beratnya tetap. Volume tanah setelah diadakan
pemadatan, mungkin lebih besar atau mungkin juga lebih kecil dari
volume dalam keadaan bank, hal ini tergantung dari usaha pamadatan
yang dilakukan. Ukuran volume tanah dalam keadaan padat biasanya
dinyatakan dalam compact measure = Compact Cubic Meter (CCM).

Kondisi Kondisi tanah yang akan


dikerjakan
Jenis Tanah Tanah Semula
Asli Lepas Padat

(A) 1.00 1.11 0.95

Pasir (B) 0.90 1.00 0.86

(C) 1.05 1.17 1.00

Tanah liat (A) 1.00 1.25 0.90

Berpasir/ (B) 0.80 1.00 0.72


tanah
(C) 1.11 1.39 1.00
Biasa

(A) 1.00 1.25 0.90

Tanah Liat (B) 0.70 1.00 0.63

(C) 1.11 1.59 1.00

Tanah campur (A) 1.00 1.18 1.08

(B) 0.85 1.00 0.91

Kerikil (C) 0.93 1.09 1.00

(A) 1.00 1.13 1.03

Kerikil (B) 0.88 1.00 0.91

(C) 0.97 1.10 1.00

(A) 1.00 1.42 1.29

Kerikil kasar (B) 0.70 1.00 0.91

(C) 0.77 1.10 1.00

Pecahan cadas (A) 1.00 1.65 1.22

Atau batuan (B) 0.61 1.00 0.74

Lunak (C) 0.82 1.35 1.00

Pecahan (A) 1.00 1.70 1.31

Granit atau (B) 0.59 1.00 0.77


Batuan keras (C) 0.76 1.30 1.00

(A) 1.00 1.75 1.40

Pecahan batu (B) 0.57 1.00 0.80

(C) 0.71 1.24 1.00

Batuan hasil (A) 1.00 1.80 1.30

Peledakan (B) 0.56 1.00 0.72

(C) 0.77 1.38 1.00

Keterangan :
A = Tanah Asli ; B = Tanah Lepas ; C = Tanah Padat

2.4. Koefisien Traksi

gambar 1 wheel tractor gambar 2 crawler tractor

Koefisien traksi dapat didefinisikan sebagai faktor pengganda


yang harus diterapkan terhadap berat total alat berikut bebannya untuk
memperoleh gaya tarik maksimum antara ban atau track dengan
permukaan jalan sesaat sebelum menggelincir. Keseluruhan energi
mesin dari suatu unit peralatan yang direncanakanuntuk menarik beban
dapat dirubah menjadi tenaga tarik (tractive force),apabila suatu traksi
yang memadai dapat terjadi antara roda dengan permukaan jalan. Bila
tidak terdapat traksi yang cukup, maka keseluruhan tenaga mesin tidak
dapat dimanfaatkan. Roda-roda track akan menggelincir (slip) diatas
permukaan jalan.
Jenis permukaan Ban Karet Crawler
Beton kering dan kasar 0,80 – 1,00 0,45
Tanah liat kering 0,50 – 0,70 0,90
Tanah liat basah 0,40 – 0,50 0,70
Pasir kering 0,15 – 0,20 0,30
Pasir basah 0,20 – 0,40 0,50
Kerikil lepas 0,10 – 0,30 0,40
Es / salju 0,05 – 0,10 0,15

2.4 Jenis dan Spesifikasi Alat Berat yang akan digunakan


1. Backhoe Type caterpillar 320 D

Ekskavator/backhoe adalah adalah alat yang serba guna yang dapat


untuk menggali tanah, membuat parit, memuat material ke dump truck atau
kayu ke trailer. Dengan kombinasi penggatian attachment maka dapat
digunakan untuk memecah batu, mencabut tanggul, membongkar aspal dan
lain-lain. Kontruksi excavator bagian atasnya (upper structure) mampu
berputar (swing) 360 derajat, sehingga alat ini sangat lincah untuk penggalian
dan pemindahan tanah pada area yang sempit. Backhoe yang digunakan pada
tugas kali ini yaitu adalah Caterpillar 320 D.

Gambar 2.9.1. backhoe caterpillar 320 D


Pengaruh faktor swing dan faktor kedalaman galian dari alat backhoe
atau excavator sudah mempunyai nilai yang dapat digunakan dalam
perhitungan nilai nilai ini bisa di aplikasikan kedalam perhitungan untuk
mendapatkan nilai yang bisa di gunakan dalam perencanaan backhoe atau
excavator dengan nilai sebagai berikut :

Tabel 2.4.1.1 faktor swing dan kedalaman galian

Kedalaman Faktor Swing dan kedalaman Galian


Optimum Besar sudut swing (derajat)
% 45 60 75 90 120 150 180
40 0.93 0.85 0.85 0.80 0.72 0.65 0.59
60 1.10 1.03 0.96 0.91 0.81 0.73 0.66
80 1.22 1.12 1.04 0.98 0.86 0.77 0.69
100 1.26 1.16 1.07 1.00 0.88 0.79 0.71
120 1.20 1.11 1.03 0.97 0.86 0.77 0.70
140 1.12 1.04 0.97 0.91 0.81 0.73 0.66
160 1.03 0.96 0.90 0.85 0.75 0.67 0.62
Sumber: Peurifoy, 1985

Kondisi pekerjaan di lapangan akan mempengaruhi kinerja dari


pekerjaan tersebut juga oleh karena itu ada faktor khusus yang dapat
digunakan pada engineering untuk menentukan nilai yang dapat mendekati
kondisi pekerjaan yang ada, faktor ini adalah faktor kondisi pekerjaan dengan
nilai :

Tabel 2.9.1.2. Faktor kondisi pekerjaan

faktor kondisi pekerjaan


Kondisi Pekerjaan Kondisi tata lakasana
Baik Sekali Baik Sedang Buruk
Baik Sekali 0.84 0.81 0.75 0.7
Baik 0.78 0.75 0.71 0.65
Sedang 0.72 0.69 0.65 0.6
Buruk 0.63 0.61 0.57 0.52

Pengisian bucket memiliki faktor tersendiri dikarenakan setiap material


yang di angkut oleh bucket memiliki jenis material yang berbeda-beda oleh
karena itu di dapatkan nilai faktor pengisian bucket yang dimana nilainya
adalah:
Tabel 2.9.1.3. faktor pengisian bucket

faktor Pengisian bucket


Material faktor pengisian
Pasir kerikil 0.90-1.00
Tanah biasa 0.80-0.90
Tanah liat keras 0.65-0.75
Tanah liat basah 0.50-0.60
Batu pecahan baik 0.60-0.75
Batu pecahan kurang baik 0.40-0.50

Produktifitas kerja backhoe atau excavator bisa di hitung dengan

q x 3600 x E
Q=
Cm

Dimana :

Q = produksi excavator (m3/jam)

q = Produksi persiklus (m3)

E = efisiensi kerja

Cm = waktu siklus (detik)

Produksi persiklus dapat ditentukan dengan rumus :

q=ql x k

Dimana :

q = produksi tiap gerakan (m3)

ql = kapasitas bucket (m3)

k = faktor bucket

banyak nya tanah yang dapat dikeruk ke dalam bucket tergantung dari
tipe dan keadaan tanah saat pelaksanaan. Perbedaan ini diperhitungkan
melalui suatu perkalian denga faktor seperti dibawah
waktu siklus (Cm)

Cm = waktu gali + (waktu putar x 2) + waktu buang

Tabel 2.4.1.4 waktu gali

kondisi gali/ agak


ringan rata-rata sulit
kedalaman gali sulit
0m-2m 6 9 15 28
2m-4m 7 11 17 28
4m-lebih 8 13 19 30
Tabel 2.4.1.5 waktu putar(detik)

Waktu
Sudut Putar
Putar
45◦- 90◦ 4-7
90◦- 180◦ 5-8

Tabel 2.4.1.5 Spesiifikasi Backhoe Caterpillar 320 D

SPESIFIKASI BACKHOE CATERPILLAR 320 D


1 Tipe alat Caterpillar 320 D
2 Volume bucket 0,9 m3
3 Job Effisiency 0,75
4 Waktu Gali 13 dtk
5 Waktu Buang 4 dtk
6 Waktu putar 8 dtk
7 Faktor Bucket lihat tabel
8 Tenaga 137 HP
9 Umur ekonomis 5 tahun
10 Harga Alat Rp 1,9 M

2. Dumptruck type Mitsubishi Fuso FN527MS

Dump Truck adalah alat yang digunakan untuk mengangkut material


pada jarak menengah hingga jarak jauh, yang dapat mencapai 500 meter atau
lebih. Muatannya diisi oleh alat pemuat, sementara untuk membongkar
muatannya, alat ini mampu bekerja secara mandiri. Dilihat dari kapasitas
muatannya, Dump Truck dapat dikelompokkan menjadi 2 golongan.
1. On high way dump truck, muatannya lebih kecil dari 20m3
2. Off high way dump truck, muatannya lebih besar 20m3

Umumnya dikenal tiga macam dump truck :

1) Side dump truck


2) Rear dump truck
3) Rear and side dump truck

Kapasistas yang dipilih harus berimbang dengan alat pemuatnya. Jika


tidak berimbang akan terjadi antrean atau menunggu terlalu lama, atau
sebaliknya pemuat yang menunggu.

Produktifitas suatu alat selalu bergantung dari waktu siklus, waktu


siklus terdiri dari waktu muata, waktu pengangkutan, waktu pembongkaran
muatan, waktu perjalanan kembali dan waktu antri, untuk mencari
kemampuan produktivitas dapat dihitung dengan rumus :

3600
Q= x ( n x q ) x SF x FF x EF
CTm

Keterangan :

Q= Kapasitas produksi alat angkut (BCM/jam)

q = kapasitas bucket alat muat (m3)

n = banyaknya penumpahan

CT = Cycle time alat (detik)

SF = faktor pengembangan material

FF = faktor pengisian bucket

EF = Efisiensi kerja (%)

n
q=n x q 1 x K
Dimana :

q = produksi per siklus

n = jumlah pengissian bak oleh bucket

q1 = kapasitas munjung

K = Faktor pengisian bucket

Untuk menghitung produksi perjam total dari beberapa dump truck


yang mengerjakan pekerjaan yang sama secara stimultan dapat dihitung
dengan rumus :

q x 60 x E
Q=
Cm

Dimana :

Q = profuksi dump truck (m3/jam)

q = produksi persiklus (m3)

E = efiesiensi kerja

Cm = waktu siklus (menit)

Cm = cycle time = - waktu pemuatan (T1)

- Waktu pengangkutan (Th)


- Waktu menumpah (Td)
- Waktu kembali (Tr)
- Waktu menunggu (Tw)

Total cycle time = T1+Th+Td+Tr+Tw

a. Waktu pemuatan = T1
Cd
T 1= x K x Cml
q1
Dimana :
T1 = waktu pemuatan (det)
Cd = kemampuan muat dump truck (m3)
q1 = kapasitas bucket excavator (m3)
k = faktor bucket
Cm1 = waktu siklus excavator tiap sekali muat
b. Waktu pengangkutan = Th
D
Th=
V1
Dimana :
Th = Waktu pengangkutan (det)
D = jarak angkut (m)
V1 = Kecepatan Rata-rata pada saat muatan Penuh (m/menit)
c. Waktu kembali = Tr
D
Tr=
V2
Dimana :
Tr = waktu kembali (det)
D = Jarak angkut (m)
V2 = kecepatan kembali saat muatan kosong (m/menit)
d. Waktu menumpah = Td
Dimana bisa diperkirakan dan ini tergantung dari lokasi penumpahan.
e. Waktu menunggu = Tw
Dimana bisa di perkirakan dan ini tergantung dari lokasi pemuatan.

Tabel 2.9.2.1 Kecepatan Dump Truck

Datar Menanjak Menurun

kecepatan dengan tanpa dengan tanpa dengan tanpa


(km/jam) beban beban beban beban beban beban
30 50 20 40 20 40
Tabel 2.9.2.2 Spesifikasi Dump Truck

SPESIFIKASI DUMP TRUCK MITSHUBISHI FUSO FN527MS


1 Tipe alat Mitshubishi Fuso FN527MS
2 Kapasitas 6m
3 Job Effisiency 0,75
4 Kecepatan rata-rata isi 51 km/jam
5 Kecepatan rata-rata kosong 81 km/jam
6 Faktor bucket 0,8
7 Cycle time loading 3,6 menit
Dumping dan manuever 2 menit
8 Tenaga 220 HP
9 Umur ekonomis 5 tahun
1
Harga alat
0 Rp775.000.000

3. Bulldozer Type Caterpillar D6G Series 2

Bulldozer adalah alat berat yang dilengkapi dengan pisau pendorong.


Bagian tersebut dapat digunakan untuk berbagai fungsi seperti menarik
beban, meratakan, menggali, dan menimbun tanah. Pada proyek yang
memiliki tanah rawa menggunakan swamp dozer dan tanah yang sangat keras
menggunakan ripper atau alat garpu.

1) Fungsi penggunaan bulldozer:


1. Pembabatan lahan
2. Merintis lahan
3. Penggalian tanah
4. Angkutan jarak pendek
5. Menyebarkan material
6. Penimbunan kembali
7. Sebagai alat untuk menarik sebuah barang lain ketika di butuhkan

2) Berdasarkan bladenya Bulldozer dapat dibagi :

 Universal Blade (U-blade)


- Reklamasi Tanah
- Stock pile work
- cocok untuk tanah non kohesif
 Straight Blade (S-blade)
 Angling Blade

Gambar 2.3.1 Caterpillar D6G Series 2

Menurut alat geraknya bulldozer dibagi menjadi dua tipe, ialah


dengan roda rantai (crawler tractor doze) dan dengan roda ban (whell
tractror doze)

Tabel 2.9.3.1 Perbandingan antara roda rantai dan roda ban

Roda Rantai Roda Ban


1. Daya dukurng besar 1. kecepatan lebih besar
terutama pada tanah lunak

2. Dapat bekerja pada lumpur 2. tidak perlu alat angkut ke


lokasi pengerjaan
3. Dapat Bekerja pada tanah 3. Menguntungkan untuk jarak
berbatu tajam angkut yang jauh
4. kecepatan rendah, jarak 4. kelelahan operator kecil
angkut pendek
5. daya apung besar 5. Tidak dapat bekerja pada
medan yang jelek
6. perlu angkut ke lokasi, 6. Jalan angkut perlu
karena dapat merusak jalan pemeliharaan yang baik
yang dilalui

3) Taksiran produktivitas bulldozer (dozing)


Untuk pekerjaan dozing, taksiran produktifitas bulldozer dihitung
dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
FK
TP=KB x 60 x +Z
J J
+
F R
Dimana :
KB = kapasitas blade (m3)
FK = Faktor koreksi
J = Jarak dorong (m)
F = Kecepatan maju (meter/menit)
R = Kecepatan Mundur (meter/menit)
Z = waktu tetap (menit)
Kapasitas blade bisa di hitung seara empiris menggunakan rumus :
V =L x H x H =Lx 2 H
Dimana :
V = volume blade (m3)
L = panjang blade (m)
H = tinggi blade (m)

Tabel 2.9.3.2 Spesifikasi Bulldozer

SEPSIFIKASI BULLDOZER CATERPILLAR D6G SERIES 2


1 Tipe Alat : Caterpillar D6G series 2
2 Lebar pisau : 2,44 m
3 Tinggi pisau : 0,56 m
4 Faktor pisau : lihat tabel
5 Job efficiency : 0,75
6 Jarak gusur : 60m
7 Tenaga : 160 HP
8 Umur ekonomis : 5 tahun
9 Harga alat : Rp2.100.000.000

4. Vibration Roller

Vibration Roller adalah versi lain dari tendem roller yang juga berfungsi
sebagai alat pemadat yang yang roda depannya berbentuk penggilas getar.
Vibrator roller memiliki efisiensi pemadatan yang sangant baik dan
memungkinkan untk digunakan secara luas tiap jenis pekerjaan pemadatan.
Akibat dari efek vibrator dari efek vibrator roller adalah gaya dinamis
terhadap tanah atau permukaan kosong yang ada di antara butirannya.
Sehingga getaran ini mengakibatkan tanah menjadi padat dengan susunan
yang seragam. Ada 3 faktor yang harus diperhatikan proses pemadatan
dengan menggunakan vibrator roller:

1) Frekuensi getaran
2) Amplitudo getaran
3) Gaya sentrifugal

Gambar 2.4.2 Caterpillar CB24 Utility Compactor

Pada gambar dapat dilihat bahwa roda depan dan belakang vibrator
roller memiliki jenis yang berbeda. Roda depan terbuat dari besi yang
dilengkapi dengan fungsi getar sedangkan roda belakang sebagai tenaga
pendorong menggunakan roda karet.

Pada umumnya perhitungan produktivitas untuk alat pemadat sama.


Mulai dar ismooth stell roller, tandem rollers, pneumatic tire roller, dan sheep
foot roller hal ini yang menjadi perbedaan hanyalah fungsi yang berbeda-beda
dari masing-masing alat pemadat. Adapun cara dalam menghitung
produktivitas vibrator roller. Menggunakan persamaan
W x Lx S
Cm3/Jam =
P

Dimana :

W = lebar pemadatan dalam satu laluan (meter untuk satuan metrik)

L = Tebal Lapisan (mm)

S = Kecepatan rata-rata (km/jam)

P = jumlah pass yang diperlukan untuk kepadatan tertentu

Dalam menghitung produktivitas roller telah diatur dalam Permen


tentang analisis Harga satuan pekerjaan bidang pekerjaan umum seperti dapat
dilihat pada persamaan dibawah:

( be x V x 1000 ) x t x Fa
Q=
n

Dimana :

be = lebar efektif pemadatan = b – bo (overlap) (m)

b = lebar efektif pemadatan (m)

bo = lebar overlap (m)

V = kecepatan rata-rata (km/jam)

n = jalur lajur lintasan

Fa = Faktor efisiensi alat

t = tebal lapisan agrerat (m)

1000 = perkalian dari Km ke m (m)

Tabel 2.7.4.1 jumlah pass untuk pemadatan

Jenis Jumlah Pass


Mesin gilas roda ban 3-4
Mesin gilas roda besi 4-8
Mesin gilas getar 4-8
Kompaktor tanah 4-10
Tabel 2.7.4.2 kecepatan operasi

Jenis Kecepatan
Mesin gilas roda besi Sekitar 2 Km/jam
Mesin gilas roda ban Sekitar 2.5 Km/jam
Mesin gilas getar Sekitar 1.5 Km/jam
Mesin gilas kaki kambung Sekitar 20 Mil/jam
Kompaktor tanah Sekitar 4-10 Km/jam
Tamper Sekitar 1 Km/jam

Tabel 2.7.4.3 Lebar efektif pemadatan

Jenis W

Tiper gilas makadam Lebar roda gerak = 0.2 m

Mesin Gilas Tandem Lebar roda gerak = 0.2 m

Kompaktor tanah Lebar roda gerak x 2 = 0.2 m

Jarak antara dari luar ban paling


Mesin gilas roda ban
luar = 0.3m
Mesin gilas getar dan besar Lebar roller = 0.2 m
Bulldozer Lebar trackshoe x 2 = 0.3 m
Mesin gilas getar yang kecil Lebar roller = 0.1 m

Tabel 2.7.4.4 Spesifikasi Vibration roller

SPESIFIKASI VIBRATION ROLLER CATERPILLAR CB24


1 Tipe alat : Caterpillar CB24 utility Compactor
2 Kecepatan rata-rata : 2 Km/jam
3 Lebar efektif pemadatan : 1,2 m
4 Jumlah Lintasan : 4
5 Job efisiency : 0,75
6 Tabel pemadatan : 26
7 Tenaga : 33 HP
8 Umur ekonomis : 5 tahun
9 Harga alat : 1.100.000.000

Anda mungkin juga menyukai