Anda di halaman 1dari 12

TUGAS ALAT BERAT

MANAJEMEN PENGADAAN DAN PENGOPERASIAN ALAT


BERAT UNTUK PEKERJAAN TIMBUNAN TANAH,
PEMBUKAAN LAHAN, DAN PEKERJAAN JEMBATAN

KELOMPOK III
FAJAR PERDAMAIAN (31118034)

FIRMAN (31118040)

SRI YULITA JAMALUDDIN (31118042)

MUNAWARAH (31118043)

NUR ALIFYAH PUTRI RAHIM (31118044)

NURJASMIN ROSALIANA (31118045)

KELAS 2B

TEKNIK KONSTRUKSI GEDUNG


TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini
dengan judul Manajemen Pengadaan dan Pengoperasian Alat Berat untuk Pekerjaan
Timbunan Tanah, Pembukaan Lahan, dan Pekerjaan Jembatan.

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
proses pembuatan makalah ini hingga makalah ini bisa selesai.

Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka
kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaikinya.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat pada para
pembaca.

Makassar, 27 September 2019

Penyusun
DAFTAR ISI

SAMPUL

KATA PENGANTAR ………………………………………………………………………………………………………. ii

DAFTAR ISI ………………………………………………………………………………………………………………….. iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang …………………………………………………………………………………………... 1


1.2 Rumusan Masalah ……………………………………………………………………………………… 1
1.3 Tujuan ………………………………………………………………………………………………………. 1

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Manajemen Pengadaan dan Pengoperasian Alat Berat ………………………………….. 2

2.2 Manajemen Pengadaan dan Pengoperasian Alat Berat pada Pekerjaan

Timbunan Tanah ………………………………………………………………………………………… 3

2.3 Manajemen Pengadaan dan Pengoperasian Alat Berat pada Pekerjaan

Pembukaan Lahan ……………………………………………………………………………………….. 3

2.4 Manajemen Pengadaan dan Pengoperasian Alat Berat pada Proyek

Konstruksi Jembatan …………………………………………………………………………………… 7

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan ………………………………………………………………………………………………… 10

3.2 Saran ………………………………………………………………………………………………………….. 10


BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Alat-alat berat yang dikenal di dalam ilmu Teknik Sipil adalah alat yang digunakan untuk
membantu manusia dalam melakukan pekerjaan pembangunan suatu struktur. Alat berat
merupakan faktor penting di dalam proyek, terutama proyek-proyek konstruksi dengan
skala yang besar. Tujuan penggunaan alat-alat berat tersebut untuk memudahkan manusia
dalam mengerjakan pekerjaannya sehingga hasil yang diharapkan dapat tercapai dengan
lebih mudah pada waktu yang relatif lebih singkat. Alat berat yang umum dipakai di dalam
proyek konstruksi antara lain dozer , alat gali ( excavator ) seperti backhoe , front shove l ,
clamshell ; alat pengangkut seperti loader , truck dan conveyor belt ; alat pemadat tanah
seperti roller dan compactor ; dan lain-lain. Pada saat suatu proyek akan dimulai,
kontraktor akan memilih alat berat yang akan digunakan di proyek tersebut. Pemilihan alat
berat yang akan dipakai merupakan salah satu faktor penting dalam keberhasilan suatu
proyek. Alat berat yang dipilih haruslah tepat sehingga proyek berjalan lancar.
Kesalahan di dalam pemilihan alat berat dapat mengakibatkan proyek menjadi tidak lancar.
Dengan demikian keterlambatan penyelesaian proyek dapat terjadi yang menyebabkan
biaya akan membengkak. Produktivitas yang kecil dan tenggang waktu yang dibutuhkan
untuk pengadaan alat lain yang lebih sesuai merupakan hal yang menyebabkan biaya yang
lebih besar.

1.2. Rumusan Masalah


Rumusan masalah pada makalah ini adalah penjelasan mengenai manajemen pengadaan
dan pengopersian alat berat untuk pekerjaan timbunan tanah, pembukaan lahan, dan
pekerjaan jembatan.

1.3. Tujuan Penulisan


Tujuan dari penulisan makalah ini adalah memahami alat berat untuk pekerjaan
timbunan tanah, pembukaan lahan, dan pekerjaan jembatan.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Manajemen Pengadaan dan Pengoperasian Alat Berat

Alasan kenapa kita harus mengelola alat berat yang dimiliki selalu berpusat
pada satu alasan pokok yaitu bagaimana kita bisa mendapatkan keuntungan
yang sebesar besarnya dari pengoperasian alat berat yang kita miliki.
Terdapat dua hal mendasaryang menentukan apakah keuntungan atau
kerugian yang akan didapat oleh pemilik alat berat.
Dua hal tersebut adalah
•Produksi (Ton, kWH, M3, dlsb)
•Biaya kepemilikan (Rp) dan biaya pengoperasian (Rp/Jam, Rp/Ton,
Rp/kWH, dlsb)

Apabila jumlah nominal hasil produksi lebih besar dari biaya maka selisih
yang didapat bisa dikatakan sebagaimargin atau selisih yang disebut sebagai
profit atau keuntungan. Semakin besar selisih yang didapat makaartinya
semakin besar keuntungan yang diperoleh. Apabila yang terjadi adalah
sebaliknya dimana secara nominal biaya lebih besar dibandingkan dengan
nominal produksi maka selisih yang ada bisa dikategorikan sebagai kerugian.

Dari paparan diatas maka tentu saja pengelolaan terhadap alat berat yang
dimilikii selalu diarahkan agar pemilik alat berat bisa memperoleh produksi
yang semaksimal mungkin dengan biaya yang seoptimum mungkin.

Untuk bisa memperoleh keuntungan yang diharapkan tentu saja pemilik alat
berat harus melakukan menejemen terhadap unit yang mereka miliki.
Serangkaian aktivitas dan proses menejemen tersebut hendaknya selalu
berpedoman pada tiga strategi pokok yang menjiwai seluruh proses
menejemen yang dilakukan.
Ketiga hal tersebut adalah:

1. Rancang dan operasikan alat agar selalu konsisten memenuhi target


produksi dan dengan biaya yang seoptimum mungkin. Ini adalah
marupakan strategi dasar bagi semua kegiatan produksi.
2. Ketahui kinerja alat sesungguhnya mengandung pengertian untuk
selalu memonitor kondisi alat berat yang sedang dioperasikan.
3. Optimalisasi kinerja alat dapat dilakukan apabila dua strategi
sebelumnya diatas sudah dilakukan. Strategi selanjutnya untuk bisa
meningkatkan keuntungan adalah dengan melakukan terobosan
terobosan baru berdasarkan data dan pengalaman sebelumnya.
Untuk merumuskan tiga strategi dasar tadimenjadi proses menejemen yang
bisa direalisasikan maka terdapat lima langkah menejemen yang harus
dilakukan, kelima hal tersebut adalah:

 Menejemen Pemilihan Alat


 Menejemen Pembelian
 Menejemen Pengoperasian
 Menejemen Perawatan
 Menejemen Peremajaan

Kelima hal tersebut hendaknya dilakukan secara terkoordinasi dan


berkesinambungan.

2.2 Manajemen Pengadaan dan Pengoperasian Alat Berat pada Pekerjaan Timbunan Tanah

Pada pekerjaan penimbunan lahan biasanya setelah dilakukan penimbunan


maka pada lahan tersebut perlu dilakukak pemadatan. Hal ini dilakukan untuk
memadatkan permukaan yang rata dan padat. Pemadatan juga dilakukan untuk
pembuatan jalan baik itu jalan tanah dan jalan dengan pengerasan lentur maupun
pengerasan kaku.

Yang termasuk sebagai alat pemadatan adalah tamping roller, pneumatic-tired,


compactor, dan lain-lain.

2.3 Manajemen Pengadaan dan Pengoperasian Alat Berat pada Pekerjaan Pembukaan Lahan

DOZER

Pada proyek konstruksi terdapat bermacam-macam alat pengolah lahan seperti dozer,
ripper, motor grader, dan scraper. Fungsi alat pengolah lahan adalah antara lain untuk :

a. Mengupas lapisan permukaan.


b. Membuka jalan baru.
c. Menyebarkan material.
Gambar 2.3.1. Dozer Beroda Crawler

Dozer merupakan traktor yang dipasangkan pisau atau blade di bagian


depannya. Pisau berfungsi untuk mendorong, atau memotong material yang ada
di depannya. Jenis pekerjaan yang biasanya menggunakan dozer atau buldozer
adalah :

a) Mengupas top soil dan pembersihan lahan dari pepohonan.

b) Pembukaan jalan baru.

c) Memindahan material pada jarak pendek sampai dengan 100 m.

d) Membantu mengisi material pada scraper.

e) Menyebarkan material.

f) Mengisi kembali saluran.

g) Membersihkan quarry.

Gambar 2.3.2. Dozer Beroda Ban

Dozer terdiri dari tiga bagian, yaitu penggerak utama (prime mover),traktor dan
pisau (blade) dibagian depan.
PENGGERAK(PRIME MOVER) Ada dua macam alat penggerak dozer, yaitu
rodacrawlerDan roda ban. Alat penggerak dozer umumnya adalah crawler.Jenis
dozer beroda crawler terbagi menjadi ringan, sedang dan berat. Jenis ini
digunakan untuk menarik dan mendorong beban berat serta mampu bekerja
pada permukaan kasar dan berair.

Gambar 2.3.3. Bagian dari Dozer

Sedangkan dozer beroda ban dapat bergerak lebih cepat sehingga lebih
ekonomis. Pemakaian alat ini umumnya pada permukaan seperti beton dan
aspal. Dilihat dari jarak tempuh maka dozer beroda ban mempunyai jarak
tempuh lebih besar daripada crawler dozer.

Dalam melaksanakan pekerjaan konstruksi dengan menggunakan dozer


ada dua teknik yang sering digunakan, yaitu side by side dozing dan s l o t d o z i
n g. Pada teknik side by side dozing, dua dozer bekerja bersama secara
berdampingan. Pisau kedua dozer dihimpitkan sedekat mungkin. Hal ini untuk
menghindari spillage atau keluarnya material dari pisau. Kelemahan dari teknik
ini adalah manuver alat yang lama sehingga tidak praktis untuk pemindahan
berjarak kurang dari 15 m dan lebih dari 10 m. Sementara itu, pada teknik slot
dozing dibuat semacam penghalang di sisi pisau, yang berfungsi untuk
menghindari adanya spillage dari dozer. Penggunaan teknik ini dapat
meningkatkan produktivitas.
Gambar 2.3.4.Slot Dozing

Gambar 2.3.5.Side by Side Dozing

RIPPER

Ripper adalah alat yang menyerupai cakar (shank) yang dipasangkan di


belakang traktor. Fungsi dari alat ini adalah untuk menggemburkan tanah keras.
Pekerjaan penggemburan ini memerlukan penetrasi ripper ke dalam tanah dan
traktor berkemampuan besar. Jumlah cakar ripper antara satu sarnpai lima
buah. Bentuk dari shank ada 2 macam, lurus dan lengkung. Shank lurus dipakai
untuk material yang padat dan batuan berlapis. Sedangkan shank yang lengkung
dipakai untuk batuan yang retak. Gerakan pada ripper ada dua tipe yaitu tipe
lengkung (arc) dan paralel. Tipe arc merupakan gerakan yang sederhana, namun
kadang roda belakang traktor terangkat sehingga kemampuan tahan kurang.
Pada tipe paralel gigi masuk dari arah atas sehingga menambah traksi alat. Tipe
ini baik digunakan pada material keras.
Gambar 2.3.6.Ripper

Perhitungan produktivitas ripper sangat sulit untuk diperkirakan. Salah


satu faktornya adalah pekerjaan dengan penggunaan ripper bukanlah pekerjaan
yang dilakukan terus-menerus. Biasanya pekerjaan ini dilakukan bersama-sama
dengan pemuatan material, sehingga kadang kala di lapangan kita dapat melihat
bahwa sebuah traktor dipasangkan blade dan ripper pada waktu bersamaan.
Perhitungan produktivitas ripper dapat dilakukan dengan beberapa cara. Cara
pertama adalah dengan mengukur potongan topografi di lapangan dan waktu
yang dibutuhkan untuk menggemburkan tanah. Cara ini memberikan hasil yang
akurat. Cara lain adalah dengan mengasumsikan kecepatan rata-rata ripper
yang bekerja pada suatu area. Dengan diketahuinya jarak yang ditempuh pada
setiap pass maka waktu berangkat dapat dicari. Total waktu siklus merupakan
penambahan waktu berangkat dengan waktu yang dibutuhkan ripper untuk
mengangkat atau menurunkan cakarnya.

2.4 Manajemen Pengadaan dan Pengoperasian Alat Berat pada Proyek Konstruksi Jembatan

ALAT BERAT PADA MACAM-MACAM PROYEK KONSTRUKSI

Setiap proyek konstruksi memerlukan beberapa jenis alat berat, namun tidak
mencakup semua alat berat yang ada. Jenis-jenis proyek yang pada umumnya
menggunakan alat berat adalah proyek gedung, pelabuhan, jalan, dam, irigasi, dan
lain-lain.

-Proyek Gedung

Alat berat yang umum dipakai dalam proyek gedung adalah alat permancang tiang
pondasi (pile driving), alat penggali (backhoe) untuk penggalian basement, crane
untuk pemindahan vertikal, truck, concrete mixer, dan lain-lain. Concrete
mixer digunakan sebagai pengangkut campuran beton. Alat pemadat juga seringam
digunakan untuk pemadatan disekitar basement.

-Proyek Jalan
Proyek jalan pada umumnya menggunakan alat gali, truck, dozer, grader, alat
pemadat, loader, dan lain-lain. Alat gali digunakan untuk menggali saluran disekitar
badan jalan. Dozer berfungsi untuk mengupas tanah dan grader untuk membentuk
permukaan tanah. Loader digunakan sebagai pemuat tanah kedalam truk. Untuk
jalan dengan pengerasan lentur digunakan asphalt mixing plant yang berfungsi
untuk mencampurkan bahan campuran aspal yang kemudian disebarkan, diratakan
dan dipadatkan dengan menggunakan asphalt finisher. Sedangkan untuk
pengerasan kaku beton diolah dengan menggunakan concrete batching plant yang
kemudian dipindahkan dengan menggunakan truck mixer.

-Proyek Jembatan

Alat berat yang digunakan untuk proyek jembatan antara lain adalah alat
pemancang tiang pondasi, alat penggali, crane, truck, concrete mixer atau concrete
mixer truck, alat pemadat, dan lain-lain.

-Proyek Bendungan

Proyek bendungan pada umumnya menggunakan alat penggali tanah, crane, truck,
concrete mixer truck, alat pemadat tanah, loader, buldozer, grader. Alat penggali
tanah yang umum dipakau untuk proyek dam berupa backhoe. Concrete
mixer digunakan untuk mencampurkan bahan pembuatan beton yang dipakai untuk
pembuatan dinding penahan tanah.
BAB IV

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pada saat suatu proyek akan dimulai, kontraktor akan memilih alat berat yang akan
digunakan di proyek tersebut. Pemilihan alat berat yang akan dipakai merupakan salah satu
faktor penting dalam keberhasilan suatu proyek. Alat berat yang dipilih haruslah tepat
sehingga proyek berjalan lancar. Maka dari itu perlu adanya manajemen pengadaan dan
pengoperasian alat berat.

3.2 Saran

Dalam pembuatan makalah ini akan lebih baik jika mempunyai referensi yang lebih
banyak agar dapat digambarkan lebih jelas. Maka dari itu perlu adanya penelitian lebih lanjut.

Anda mungkin juga menyukai