KELOMPOK III
FAJAR PERDAMAIAN (31118034)
FIRMAN (31118040)
MUNAWARAH (31118043)
KELAS 2B
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini
dengan judul Manajemen Pengadaan dan Pengoperasian Alat Berat untuk Pekerjaan
Timbunan Tanah, Pembukaan Lahan, dan Pekerjaan Jembatan.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
proses pembuatan makalah ini hingga makalah ini bisa selesai.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka
kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaikinya.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat pada para
pembaca.
Penyusun
DAFTAR ISI
SAMPUL
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
Alasan kenapa kita harus mengelola alat berat yang dimiliki selalu berpusat
pada satu alasan pokok yaitu bagaimana kita bisa mendapatkan keuntungan
yang sebesar besarnya dari pengoperasian alat berat yang kita miliki.
Terdapat dua hal mendasaryang menentukan apakah keuntungan atau
kerugian yang akan didapat oleh pemilik alat berat.
Dua hal tersebut adalah
•Produksi (Ton, kWH, M3, dlsb)
•Biaya kepemilikan (Rp) dan biaya pengoperasian (Rp/Jam, Rp/Ton,
Rp/kWH, dlsb)
Apabila jumlah nominal hasil produksi lebih besar dari biaya maka selisih
yang didapat bisa dikatakan sebagaimargin atau selisih yang disebut sebagai
profit atau keuntungan. Semakin besar selisih yang didapat makaartinya
semakin besar keuntungan yang diperoleh. Apabila yang terjadi adalah
sebaliknya dimana secara nominal biaya lebih besar dibandingkan dengan
nominal produksi maka selisih yang ada bisa dikategorikan sebagai kerugian.
Dari paparan diatas maka tentu saja pengelolaan terhadap alat berat yang
dimilikii selalu diarahkan agar pemilik alat berat bisa memperoleh produksi
yang semaksimal mungkin dengan biaya yang seoptimum mungkin.
Untuk bisa memperoleh keuntungan yang diharapkan tentu saja pemilik alat
berat harus melakukan menejemen terhadap unit yang mereka miliki.
Serangkaian aktivitas dan proses menejemen tersebut hendaknya selalu
berpedoman pada tiga strategi pokok yang menjiwai seluruh proses
menejemen yang dilakukan.
Ketiga hal tersebut adalah:
2.2 Manajemen Pengadaan dan Pengoperasian Alat Berat pada Pekerjaan Timbunan Tanah
2.3 Manajemen Pengadaan dan Pengoperasian Alat Berat pada Pekerjaan Pembukaan Lahan
DOZER
Pada proyek konstruksi terdapat bermacam-macam alat pengolah lahan seperti dozer,
ripper, motor grader, dan scraper. Fungsi alat pengolah lahan adalah antara lain untuk :
e) Menyebarkan material.
g) Membersihkan quarry.
Dozer terdiri dari tiga bagian, yaitu penggerak utama (prime mover),traktor dan
pisau (blade) dibagian depan.
PENGGERAK(PRIME MOVER) Ada dua macam alat penggerak dozer, yaitu
rodacrawlerDan roda ban. Alat penggerak dozer umumnya adalah crawler.Jenis
dozer beroda crawler terbagi menjadi ringan, sedang dan berat. Jenis ini
digunakan untuk menarik dan mendorong beban berat serta mampu bekerja
pada permukaan kasar dan berair.
Sedangkan dozer beroda ban dapat bergerak lebih cepat sehingga lebih
ekonomis. Pemakaian alat ini umumnya pada permukaan seperti beton dan
aspal. Dilihat dari jarak tempuh maka dozer beroda ban mempunyai jarak
tempuh lebih besar daripada crawler dozer.
RIPPER
2.4 Manajemen Pengadaan dan Pengoperasian Alat Berat pada Proyek Konstruksi Jembatan
Setiap proyek konstruksi memerlukan beberapa jenis alat berat, namun tidak
mencakup semua alat berat yang ada. Jenis-jenis proyek yang pada umumnya
menggunakan alat berat adalah proyek gedung, pelabuhan, jalan, dam, irigasi, dan
lain-lain.
-Proyek Gedung
Alat berat yang umum dipakai dalam proyek gedung adalah alat permancang tiang
pondasi (pile driving), alat penggali (backhoe) untuk penggalian basement, crane
untuk pemindahan vertikal, truck, concrete mixer, dan lain-lain. Concrete
mixer digunakan sebagai pengangkut campuran beton. Alat pemadat juga seringam
digunakan untuk pemadatan disekitar basement.
-Proyek Jalan
Proyek jalan pada umumnya menggunakan alat gali, truck, dozer, grader, alat
pemadat, loader, dan lain-lain. Alat gali digunakan untuk menggali saluran disekitar
badan jalan. Dozer berfungsi untuk mengupas tanah dan grader untuk membentuk
permukaan tanah. Loader digunakan sebagai pemuat tanah kedalam truk. Untuk
jalan dengan pengerasan lentur digunakan asphalt mixing plant yang berfungsi
untuk mencampurkan bahan campuran aspal yang kemudian disebarkan, diratakan
dan dipadatkan dengan menggunakan asphalt finisher. Sedangkan untuk
pengerasan kaku beton diolah dengan menggunakan concrete batching plant yang
kemudian dipindahkan dengan menggunakan truck mixer.
-Proyek Jembatan
Alat berat yang digunakan untuk proyek jembatan antara lain adalah alat
pemancang tiang pondasi, alat penggali, crane, truck, concrete mixer atau concrete
mixer truck, alat pemadat, dan lain-lain.
-Proyek Bendungan
Proyek bendungan pada umumnya menggunakan alat penggali tanah, crane, truck,
concrete mixer truck, alat pemadat tanah, loader, buldozer, grader. Alat penggali
tanah yang umum dipakau untuk proyek dam berupa backhoe. Concrete
mixer digunakan untuk mencampurkan bahan pembuatan beton yang dipakai untuk
pembuatan dinding penahan tanah.
BAB IV
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pada saat suatu proyek akan dimulai, kontraktor akan memilih alat berat yang akan
digunakan di proyek tersebut. Pemilihan alat berat yang akan dipakai merupakan salah satu
faktor penting dalam keberhasilan suatu proyek. Alat berat yang dipilih haruslah tepat
sehingga proyek berjalan lancar. Maka dari itu perlu adanya manajemen pengadaan dan
pengoperasian alat berat.
3.2 Saran
Dalam pembuatan makalah ini akan lebih baik jika mempunyai referensi yang lebih
banyak agar dapat digambarkan lebih jelas. Maka dari itu perlu adanya penelitian lebih lanjut.