Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

JENIS- JENIS ALAT BERAT PEMADATAN TANAH BESERTA FUNGSI


DAN KEGUNAANNYA,SERTA KLASIFIKASI PEMADATAN TANAH.

DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH MEKANIKA TANAH


Ir. M.ENDAYANTI, MT

NAMA-NAMA KELOMPOK:
1. BINA MESRA HULU (22.041.111.035)
2. ANDIANUS GULO (22.041.111.034)
3. FINSESIUS ZAI (22.041.111.037)

PRODI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DARMA AGUNG
MEDAN
T.P 2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga kami bisa menyelesaikan makalah tentang " Jenis- Jenis Alat Berat
Pemadatan Tanah Beserta Fungsi Dan Kegunaannya,Serta Klasifikasi Pemadatan
Tanah.".
Tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah turut
memberikan kontribusi dalam penyusunan makalah ini. Tentunya, tidak akan bisa maksimal
jika tidak mendapat dukungan dari berbagai pihak.

Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan, baik dari penyusunan
maupun tata bahasa penyampaian dalam makalah ini. Oleh karena itu, kami dengan rendah
hati menerima saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.

Kami berharap semoga makalah yang kami susun ini memberikan manfaat dan juga inspirasi
untuk pembaca.

Medan, 14 November 2023


DAFTAR ISI

COVER……………………………………………………….. .........................................
KATA PENGANTAR……………………………………………………………………..
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………

BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………………

1. Latar belakang……………………………………………………………………..

2. Rumusan masalah………………………………………………………………….

3. Tujuan……………………………………………………………………………..

4. Manfaat……………………………………………………………………………

BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………………….

1. Alat berat untuk pemadatan……………………………………………………….

2. Tujuan Pemadatan…………………………………………………………………

3. Metode Pemadatan…………………………………………………………………

4. Jenis Alat Berat Untuk Pemadatan…………………………………………………

5. Cara Pemadatan Jalan………………………………………………………………

6. Pengaruh hasil pada pemadatan tanah………………………………………………

BAB III PENUTUP…………………………………………………………………………

1. Kesimpulan………………………………………………………………………….
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar belakang
Pemadatan adalah proses yang memakai tenaga dinamik untuk menjadikan tanah
lebih padat dan sekaligus mengeluarkan udara. Kadar air tanah tidak berubah ketika tanah itu
dipadatkan. Pemadatan (compaction) adalah proses naik nya kerapatan tanah dan
memperkecil jarak antar partikel sehingga terjadi reduksi volume udara.
Jika tanah dilapangan membutuhkan perbaikan guna mendukung bangunan diatas
nya, atau tanah akan digunakan sebagai bahan timbunan, maka pemadatan sering dilakukan,
maksud pemadatan tanah antara lain :
 Mempertinggi kuat geser tanah
 Mengurangi sifat mudah mampat (kompresibilitas)
 Mengurangi permeabilitas
 Mengurangi perubahan volume sebagai akibat perubahan kadar air dan lain-lain.

2. Rumusan masalah
 Apa pengertian pemadatan tanah?
 Apa saja yang mempengaruhi hasil pemadatan tanah ?
 Apa saja sifat tanah lempung yang dipadatkan?
 Apa saja spesifikasi pemadatan tanah di lapangan?
 Apa saja alat pemadat dalam prosuder pemadatan?
 Bagaimana control kepadatan di lapangan?

3. Tujuan Makalah Tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :


 Untuk mengetahui pengertian pemadatan tanah
 Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi hasil peamdatan tanah
 Untuk mengetahui sifat tanah lempung dipadatkan
 Untuk memahami bagaimana spesifikasi pemadatan tanah di lapangan
 Untuk mengetahui alat-alat pemadat dan prosedur pemadatan
 Untuk memahami control kepadatan di lapangan

4. Manfaat Makalah Manfaat penulisan makalah ini adalah :


 Sebagai acuan dana referensi bagi mahasiswa yang akan mempelajari mekanika tanah
1, umum nya pada bagian pemadatan tanah.
 Sebagai tugas mata kuliah mekanika tanah 1
 Sebagai sarana atau sumber pemberian informasi bagi pembaca tentang materi
pemadatan tanah
B AB II
PEMBAHASAN

1. Alat Pemadatan

Alat berat untuk pemadatan juga sangat dibutuhkan dalam proyek konstruksi serta
pertambangan. Alat ini diperlukan untuk memadatkan material timbunan hasil penggalian
atau pembersihan lahan.
Seperti diketahui, material timbunan di lokasi proyek biasanya merupakan material lepas.
Material ini secara alamiah akan menjadi padat, terutama akibat pengaruh cuaca dan waktu.

Tapi diperlukan waktu lama untuk menunggu material tersebut menjadi padat. Untuk
mempercepat pemadatan, diperlukan peralatan mekanik. Selain cepat, hasilnya juga lebih
rapi.

Esensi pemadatan adalah mengeluarkan udara dari dalam rongga material, atau mengurangi
rongga antarpartikel tanah. Dengan demikian, volume tanah / material akan menjadi lebih
kecil.

2. Tujuan Pemadatan

Pemadatan mempunyai beberapa tujuan yang berbeda antara proyek yang satu dan proyek
lainnya. Beberapa tujuan pemadatan antara lain:

 Mengurangi perubahan bentuk (distorsi) terhadap permukaan tanah.


 Memperkecil penurunan (settlement) permukaan tanah.
 Meningkatkan kekuatan tanah.
 Mengurangi permeabilitas atau masuknya air ke dalam tanah.
Hasil dari proses pemadatan ini akan mengubah kepadatan (density) tanah. Namun seberapa
besar perubahan tersebut sangat tergantung dari tipe / karakteristik material dan kandungan
air (moisture content).

Praktik pemadatan yang sering dijumpai adalah ketika memadatkan jalan, sebelum ditutup
dengan campuran aspal maupun beton.

Pemadatan juga sering dilakukan kontraktor ketika hendak memulai pembangunan gedung.
Lokasi / tempat pondasi akan dibangun harus dipadatkan dulu, agar pondasi tidak mudah
bergeser dan bisa menahan beban bangunan di atasnya.

Dalam aktivitas pertambangan, akses menuju area tambang juga perlu dipadatkan, agar bisa
dilewati alat-alat berat seperti excavator, bulldozer, dump truck, dan sejenisnya.

3. Metode Pemadatan

Pemadatan dapat dilakukan melalui beberapa metode, tergantung dari jenis materialnya.
Berikut ini beberapa metode pemadatan yang sering diterapkan dalam proyek konstruksi dan
pertambangan:

1. Metode Peremasan (Kneading Action)

Tanah diremas-remas oleh gigi pada roda, sehingga udara dan air yang terdapat di antara
partikel material dapat dikeluarkan. Metode ini cocok untuk partikel yang kering dan
seragam.

2. Metode Pemberat (Static Weight)

Permukaan tanah ditekan oleh suatu berat tertentu secara perlahan-lahan. Metode ini
cocok untuk tanah liar atau banyak mengandung air, atau partikel halus dan sedikit lembab.

3. Metode Getaran (Vibration)

Tanah di bawah alat pemadatan diberi getaran yang berasal dari alat tersebut, sehingga
partikel tanah yang kecil dapat masuk di celah-celah partikel yang lebih besar, untuk mengisi
rongga yang ada. Metode ini juga bisa digunakan untuk partikel halus dan sedikit lembab.
4. Metode Tumbukan (Impact)

Proses dilakukan dengan menjatuhkan benda dari suatu ketinggian. Tanah pun menjadi
padat. Partikel tanah yang lebih besar menjadi pecah, sehingga butiran partikel menjadi
seragam.

4. Jenis Alat Berat Untuk Pemadatan

Alat berat yang khusus digunakan untuk pemadatan disebut compactor. Dalam
praktiknya, beberapa alat berat non-compactor yang lalu-lalang di lokasi proyek ikut berjasa
dalam memadatkan tanah.
Hanya saja proses pemadatan seperti ini belum sepenuhnya tuntas, baru sekitar 75% saja.
Karena itu tetap diperlukan alat khusus untuk memadatkan tanah di lokasi proyek.

Sedikitnya ada tujuh jenis alat berat untuk pemadatan. Penggunaannya tergantung dari
kebutuhan dan jenis proyek konstruksinya. Ketujuh alat pemadatan itu adalah:

1. Tamping roller
2. Modified tamping roller
3. Smooth-wheel roller
4. Pneumatic-tired roller
5. Vibrator compactor
6. Manually operated vibratory plate compactor
7. Manually operated rammer compactor
Jika dipetakan berdasarkan pergerakannya, alat pemadat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu:

 Ditarik traktor (towed)


 Bergerak sendiri (self propelled) melalui mesin pada alat tersebut.
Berdasarkan jenis roda penggilasnya, alat pemadat terdiri atas dua jenis:

 Steel wheel (roda baja)


 Pneumatic (roda karet)
Menilik bentuk permukaan rodanya, alat pemadat bisa diklasifikasikan menjadi tiga tipe,
yaitu:

 Plain (halus)
 Segment grid
 Sheep’s foot
Susunan roda alat pemadat pun bermacam-macam, antara lain:

 Roda tiga (three wheels)


 Roda dua (tandem roller)
 Three axle tandem roller
Umumnya, compactor memiliki susunan roda depan yang berfungsi sebagai guide roll,
sedangkan roda belakang sebagai drive roll.

1. Tamping Roller

Tamping roller bisa bergerak sendiri maupun ditarik oleh alat lain. Alat pemadatan ini
menggunakan sheep’s foot, yaitu roda baja yang pada permukaannya terdapat gigi-gigi.

Tamping roller (sheep’s foot roller)

Karena itu, tamping roller disebut juga sebagai sheep’s foot roller. Setiap unit alat ini
memiliki satu roda atau lebih. Jika lebih dari satu, rodanya mempunyai lebar dan keliling
bervariasi.

Tamping roller bekerja dengan menggunakan metode pemadatan kneading (peremasan).


Dengan pemadatan model ini, permukaan tanah diharapkan bisa dilalui tanpa banyak
hambatan.

Saat material telah padat, gigi-gigi tidak masuk lagi ke dalam tanah. Jika kepadatan
permukaan tanah tidak sesuai dengan apa yang diinginkan, berarti alat yang digunakan terlalu
berat atau kurang cocok untuk jenis material yang ada.

Tamping roller baik digunakan untuk tanah lempung berpasir, dengan kedalaman pemadatan
sekitar 15-25 cm. Dalam pengoperasiannya, setiap pemadatan dilakukan secara overlap
kurang lebih 30 cm.
2. Modified Tamping Roller

Modified tamping roller sering disebut juga grid roller. Alat ini dilengkapi
pemberat (ballast) berupa balok beton. Dengan adanya pemberat, maka tekanan terhadap
tanah menjadi lebih besar.

Modified tamping roller (grid roller)


Jika tanah mengandung bebatuan, grid roller yang diberi pemberat bisa memecah batuan,
sehingga permukaan tanah relatif lebih rata. Alat ini biasanya digunakan pada tanah kohesif
(bukan tanah pasir atau tanah berlempung).

3. Smooth-wheel Roller

Roller tipe ini menggunakan metode berat statis, dan dibagi berdasarkan tipe serta beratnya.
Berat smooth-wheel rooler ditentukan dalam ton.
Smooth wheel roller
Kapasitas beratnya bisa ditingkatkan dengan memberi pemberat dari pasir atau air. Kalau
spesifikasi alat tertulis 8-14 ton, berarti berat alat tanpa pemberat adalah 8 ton, dan berat
maksimal pemberat adalah 6 ton.

Roda yang digunakan terbuat dari baja dengan permukaan rata. Jumlah roda bisa 1, 2,
maupun tiga. Smooth-wheel roller cocok digunakan untuk memadatkan material berbutir
seperti pasir, kerikil, dan batuan pecah / split.

Permukaan tanah yang telah dipadatkan dengan tamping roller akan menjadi lebih licin dan
rata jika dipadatkan lagi dengan alat ini. Kedalaman efektif lapisan yang dipadatkan dengan
alat ini sekitar 10-20 cm.

Dalam pengoperasiannya, perlu diperhatikan beberapa hal sebagai berikut:

 Hindari percepatan atau pengereman mendadak.


 Hindari berbelok secara tajam.
 Gunakan sprinkler saat bekerja dengan material panas dan lengket.
Jangan biarkan alat berada di atas material yang sedang mengeras. Hal ini untuk
menghindari penurunan permukaan.
Smooth-wheel roller terdiri atas tiga tipe, yaitu:
a. Single-axle roller

Ada pemberat / ballast berupa air atau pasir. Ada single-axle roller yang bergerak sendiri
(karena bermesin), dan ada pula yang ditarik dengan alat lain. Jenis alat yang bermesin bisa
menghasilkan permukaan lebih rata.

b. Three-wheeled roller

Three wheeled roller


Tipe ini memiliki tiga roda, satu di depan dan dua di belakang. Roda depan lebih lebar
daripada roda belakang. Alat ini digerakkan oleh roda depan, dan cocok untuk memadatkan
jalan yang beraspal.
c. Tandem roller

Tandem roller
Alat penggeraknya adalah roda depan. Biasa digunakan untuk penggilasan akhir, karena
fungsinya meratakan permukaan, bukan memadatkan batuan keras dan tajam (karena bisa
merusak roda).

Tandem roller juga terdiri atas dua tipe, yakni two axle tandem roller dan three axle tandem
roller. Model yang pertama memiliki berat 8-14 ton. Ballast yang dipakai biasanya cairan.

Model kedua (three axle tandem roller) berfungsi menambah kepadatan, dan sering dipakai
dalam proyek landasan / lapangan terbang.
4. Pneumatic-tired Roller

Pneumatic tired roller


Proses pemadatan alat ini merupakan gabungan antara metode kneading dan static weight.
Tekanan alat pada permukaan tanah dapat disetel dengan mengatur berat alat, menambah atau
mengurangi tekanan ban.

Pengaturan berat alat bisa dilakukan dengan menggunakan ballast dari batu. Penambahan
berat bisa mencapai dua kali lipat. Apabila mau memadatkan lapisan aspal panas (hotmix
asphalt), alat ini bisa digunakan tanpa ballast.

Tekanan pada ban bisa diatur sesuai kondisi tanah. Untuk pemadatan tanah, alat ini
memerlukan 4-8 pass. Untuk pemadatan jalan, diperlukan 4-6 pass. Kecepatan pemadatan
paling baik adalah 20 km / jam (maju dan mundur).
Roda pada pneumatic-tired roller terdiri atas dua ukuran, yaitu besar dan kecil. Yang kecil
memiliki dua as roda, dengan tujuh roda (3 depan, 4 belakang). Yang besar juga
menggunakan dua as roda, tapi memakai sembilan roda (4 depan, 5 belakang).

Roda depan dan belakang letaknya tidak sejajar, sehingga rongga antar-roda tetap bisa
dipadatkan oleh roda belakang.

Tekanan pada roda dan berat alat yang sangat besar membuat alat ini mampu memadatkan
tanah sampai kedalaman cukup besar. Alat berukuran kecil bisa digunakan untuk
memadatkan lapisan dengan kedalaman 10-20 cm. Yang besar bisa mencapai kedalaman
hingga 60 cm.

Dalam pengoperasian alat ini, perlu diperhatikan beberapa hal berikut ini:

 Untuk pekerjaan finishing jalan, ballast tak perlu digunakan.


 Karena rodanya merupakan ban karet, maka lokasi pekerjaan harus bebas dari
benda tajam yang bisa merusak roda.
 Jangan membelokkan alat pada area yang dipadatkan, karena bisa mengubah
bentuk permukaan.
5. Vibrating Compactor

Vibrating compactor
Material yang bisa dipadatkan antara lain pasir, kerikil, dan batuan split. Hasil pemadatan
juga lebih baik dari alat pemadat lainnya, karena faktor tekanan dan getaran terhadap material
di bawahnya.
Dengan adanya getaran, maka partikel yang lebih kecil akan mengisi rongga di antara
partikel-partikel yang lebih besar. Dengan adanya tekanan statis, maka tanah akan padat
dengan kekosongan minimum.

Alat ini memiliki roda depan dari besi dan roda belakang karet. Pada roda karet terdapat
kembang-kembang untuk menjaga agar alat tidak mengalami slip.

Yang termasuk vibrating compactor adalah:

 Vibrating padded drum roller: roda depan dan belakang dari besi. Bisa
memadatkan aspal dengan kedalaman 7,5-15 cm.
 Vibrating steam drum roller: Bisa memadatkan aspal dengan kedalaman hingga 1
meter.
6. Manually Operated Vibratory Plate Compactor

Alat ini digunakan untuk memadatkan tanah dan lapisan aspal, di mana alat-alat yang besar
tak bisa atau kurang efektif. Alat ini digerakkan secara manual.

7. Manually Operated Rammer Compactor

Alat ini cocok digunakan untuk memadatkan tanah yang kohesif dan tanah campuran. Alat ini
juga digerakkan secara manual.

5. Cara Pemadatan Jalan

 Untuk menjaga kemiringan permukaan, pekerjaan pemadatan dimulai dari jalur


tepi paling rendah. Hal ini untuk menahan pergeseran tanah. Artinya, jalur
terendah yang dipadatkan terlebih dulu bisa menahan pergeseran tanah pada jalur
yang lebih tinggi.
 Perpindahan jalur compactor harus dilakukan saat alat berjalan maju.
 Agar pemadatan bisa efektif, maka ketebalan lapisan yang akan dipadatkan jangan
terlalu besar.
 Untuk semua alat (kecuali vibratory dan pneumatic roller yang besar), ketebalan
pemadatan yang disarankan sekitar 15-20 cm.
 Untuk pneumatic roller, ketebalan pemadatan sekitar 30 cm.
 Untuk vibratory roller, ketebalan pemadatan tergantung jenis tanah dan berat alat.
Untuk tanah berbutir, ketebalan efektif 20-122 cm (tergantung berat alat). Untuk
tanah batuan, ketebalan bisa mencapai 2,1 m.
6. Pengaruh hasil pemadatan tanah pada tanah

 Pada tahanan geser


Meningkatnya kepadatan tanah akibat pemadatan umumnya meningkatkan
juga tahanan geser. Hal ini dapat dilihat dari pekerjaan subgrade pada pada
konstruksi jalan dimana dibutuhakan perkerasan yang lebih tipis apabila
didirikan diatas lapisan tanah subgradeyang telah dikompaksi

 Pada pergerakan air


Ketika partikel tanah menerima pembebanan akibat pemadatan, maka
jumlahrongga pada massa tanah dan ukuran ruang rongga berkurang.
Perubahan ini menyebabkanberkurangnya juga kemampuan tanah untuk
mengalirkan air (permeabilitas menjadi rendah)

 Perubahan volume
Perubahan volume (shrinkage dan swelling) merupakan hal penting terutama
untuk lapisan subgrade pada konstruksi jalan. Khusus untuk tanah.

Beban Berat mengakibatkan Pemadatan semua tanah wajib dipadatkan


sebelum beton dituangkan di atasnya. Tanah yang dipadatkan ialah tanah yg udara
pada antara buah-buah tanah terdorong keluar menggunakan cara menekan tanah
bersama-sama menggunakan bertenaga. Ini umumnya dilakukan saat sejumlah besar
tekanan atau berat diterapkan ke tanah. Sebelum meletakkan beton pada jalan masuk,
garasi, atau trotoar, tanah harus dipadatkan. Tanah yg dipadatkan sebagai sangat keras
serta padat, itulah sebabnya beliau membentuk fondasi yang jauh lebih baik daripada
tanah yg gembur.Pemadatan tidak sinkron menggunakan susut dan konsolidasi.
Penyusutan tanah terjadi ketika kadar air tanah mengering, sedangkan konsolidasi
terjadi saat beban berat menekan tanah dengan bertenaga sehingga seluruh air
tergusur, meskipun tak menguap atau mengering. pada akhirnya, baik melalui
penyusutan, konsolidasi, atau pemadatan, tanah tumbuh lebih padat.
BAB III
PENUTUP

1. Kesimpulan
Pada pemadatan timbunan tanah untuk jalan raya, dam tanah, dan banyak struktur
teknik lainnya, tanah yang lepas haruslah dipadatkan untuk meningkatkan berat
volumenya. Pemadatan tersebut berfungsiuntuk meningkatkan kekuatan tanah, sehingga
denagn demikian meningkatkan daya dukung pondasi diatasnya. Pemadatan juga dapat
mengurangi besarnya penurunan tanah yang tidak diinginkan danmeningkatkan
kemampatan lereng timbunan.

Anda mungkin juga menyukai