PENDAHULUAN
Akan tetapi, sering dijumpai juga jalan-jalan yang kondisinya rusak, seperti
adanya lubang. Menurut Azhari (dalam tribunnews, 2013) jalanan yang rusak
bisa juga disebabkan jalanan tergerus oleh air, baik dari air hujan sampai air
dari saluran-saluran yang ada yang menciptakan jalanan berlubang. Lubang itu
berpotensi membesar dan dapat menimbulkan kecelakaan bila tidak segera
diperbaiki. Selain menyebabkan kecelakaan, lubang itu juga bisa membuat ban
mengalami kebocoran atau ekstrimnya merusak velg kendaraan.
1
1.2 RUMUSAN MASALAH
1.3 TUJUAN
2
BAB II
PEMBAHASAN
Tanah Dasar
Lapisan tanah dasar adalah bagian terbawah dari perkerasan jalan raya.
Apabila kondisi tanah pada lokasi pembangunan jalan mempunyai
spesifikasi yang direncanakan, maka tanah tersebut bisa langsung
dipadatkan dan digunakan. Tebal berkisar 50-100 cm. Berfungsi
sebagai tempat perletakan jalan raya.
3
setempat (CBR ≥ 20%, PI ≤ 10%) yang relatif lebih baik dari tanah
dasar dapat digunakan sebagai bahan LPB.
Lapis Permukaan
Lapisan yang terletak paling atas pada lapisan perkerasan jalan raya.
Lapisan yang biasanya dipijak dan bersentuhan langsung dengan ban
kendaraan. Lapisan ini berfungsi sebagai penahan beban roda secara
langsung. Bahan lapisan ini sama seperti LPA, dengan persyaratan yang
lebih tinggi. Penggunaan bahan aspal diperlukan agar lapisan dapat
bersifat kedap air, tahan terhadap keausan akibat gesekan rem
kendaraan, dan juga dapat memberikan bantuan tegangan tarik, yang
berarti mempertinggi daya dukung lapisan terhadap beban roda
kendaraan.
4
Gambar 2.1 Lapis Perkerasan Jalan
Sumber : https://www.ilmutekniksipil.com/perkerasan-jalan-raya/perkerasan-
jalan
5
2.3 FAKTOR-FAKTOR PEMADATAN TANAH YANG PERLU
DIPERHATIKAN
6
d) Alat Pemadat
Pemilihan alat pemadat disesuaikan dengan kepadatan yang akan
dicapai. Pada pelaksanaan dilapangan, tenaga pemadat tersebut diukur
dalam jumlah lintasan alat pemadat dan berat alat pemadat itu sendiri.
Alat pemadat maupun tanah yang akan dipadatkan bermacam-macan
jenisnya, untuk itu pemilihan alat pemadat harus disesuaikan dengan
jenis tanah yang akan dipadatkan agar tujuan pemadatan dapat tercapai.
2) Tandem Roller
Penggunaan dari alat ini umumnya untuk mendapatkan permukaan
yang agak halus. Alat ini mempunyai 2 buah roda silinder baja
7
dengan bobot 8 s/d 14 ton. Penambahan bobot dapat dilakukan
dengan menambahkan zat cair.
8
Gambar 2.4 Pneumatik Tired Roller (PTR)
Sumber :
https://www.forconstructionpros.com/asphalt/article/10616882/clearing-the-air-
about-pneumatic-rollers
Proses pemadatan tanah akan dikhususkan pada lapisan pondasi bawah dan
lapisan pondasi atas saja. Pada LPA menggunakan macadam.
9
Kemiringan dan ketinggian akhir sesudah pemadatan tidak boleh lebih dari
1,5 cm kurang dari yang ditunjukkan pada Gambar atau diatur di lapangan
dan disetujui oleh Direksi Teknik.
b) Contoh Bahan
Contoh bahan yang digunakan untuk lapis pondasi bawah harus diserahkan
kepada Direksi Teknik untuk mendapatkan persetujuan paling sedikit 14
hari sebelum pekerjaan dimulai, dan harus disertai dengan hasil-hasil data
pengujian sesuai dengan persyaratan spesifikasi untuk kualitas dan bahan-
bahan seperti diuraikan dalam spesifikasi LPB dibawah.
c) Syarat Bahan
Persyaratan umum
Bahan-bahan yang dipilih dan digunakan untuk pembangunan LPB
terdiri dari bahan-bahan berbutir dipecah (A), bahan berbutir dibelah dan
kerikil (B), kerikil, pasir dan lempung alami (C).
1) LPB kelas A, berupa agregat batu pecah disaring, digradasi dan
semuanya lolos saringan 3” atau 75.00 mm, memenuhi tabel 2.1
dibawah ini.
2) LPB kelas B, terdiri dari campuran batu belah dengan kerikil, pasir
dan lempung yang lolos saringan 2,5” atau 62.50 mm, memenuhi tabel
2.1 dibawah ini.
3) LPB kelas C, terdiri dari kerikil, pasir dan lempung yang lolos
saringan 1,5” atau 37.50 mm, memenuhi tabel 2.1 dibawah ini.
Bahan untuk pekerjaan lapis pondasi bawah harus bebas debu, zat
organic, serta bahan-bahan lain yang harus dibuang, dan harus memiliki
kualitas, bila bahan tersebut telah ditempatkan akan siap saling mengikat
membentuk satu permukaan yang stabil dan mantap.
Bila perlu dan sesuai dengan perintah Direksi Teknik, bahan-bahan dari
berbagai sumber atau pemasokan dapat disatukan (dicampur) dalam
10
perbandingan yang diminta oleh Direksi Teknik atau seperti yang
ditunjukan dengan pengujian-pengujian, untuk dapat memenuhi
persyaratan Spesifikasi bahan lapis pondasi bawah
Sumber : https://www.academia.edu/15500234/Spektek_Umum_LPA_dan_LPB
Syarat-syarat kualitas
Bahan yang digunakan untuk lapis pondasi bawah harus memenuhi syarat-
syarat kualitas berikut yang diberikan pada Tabel 2.2
11
Batas Cair Maksimum 35%
Indeks Plastisitas 4% - 12%
Ekivalen Pasir (Bahan Halus Plastis) Minimum 25
CBR terendam Minimum 30%
Kehilangan berat karena Abrasi (500 putaran) Maksimum 40%
Spesifikasi Umum
Sumber : https://www.academia.edu/15500234/Spektek_Umum_LPA_dan_LPB
d) Pelaksanaan Pekerjaan
Penyiapan lapis tanah dasar
Lapis tanah dasar atau formasi harus disiapkan dan diselesaikan sesuai
dengan pekerjaan yang ditetapkan. semua bahan sampai kedalaman 30
cm di bawah permukaan lapis tanah dasar harus dipadatkan sampai 100%
kepadatkan kering maksimum yang ditentukan oleh pengujian
laboratorium PB-001-78 (AASHTO T99, Standard Proctor)
12
Ketebalan lapis pondasi bawah terpasang harus sesuai dengan Gambar
Rencana atau seperti yang diperintahkan oleh Direksi Teknik di lapangan
sesuai kondisi tanah dasar yang sebenarnya.
13
kepadatan yang disyaratkan pada seluruh ketebalan tiap lapisan dan
mencapai 100% kepadatan kering maksimum yang ditetapkan yang
sesuai dengan AASHTO T99 (PB 0111).
e) Pengendalian Mutu
Test laboratorium untuk LPB batu pecah
Pengujian harus dilakukan terhadap bahan lapis pondasi bawah untuk
dapat memenuhi persyaratan spesifikasi.
Pengujian bahan lapis pondasi bawah harus dilakukan untuk setiap 500
m3 dari bahan-bahan yang ditumpuk di lapangan atau dipasang, menurut
batas ukuran test laboratorium yang diberikan pada Tabel 5.1.1, untuk
memenuhi kondisi kualitas yang diberikan dalam Spesifikasi ini atau
seperti ini atau seperti diperintahkan lain oleh Direksi Teknik.
Sumber : https://www.academia.edu/15500234/Spektek_Umum_LPA_dan_LPB
14
Pengendalian lapangan
Test pengendalian lapangan berikut ini harus dilaksanakan untuk
memenuhi persyaratan spesifikasi. Galian untuk lubang uji dan
penimbunan kembali dengan bahan lapis pondasi bawah dipadatkan
dengan sempurna, harus dikerjakan oleh Kontraktor dibawah pengawasan
Direksi Teknik.
Sumber : https://www.academia.edu/15500234/Spektek_Umum_LPA_dan_LPB
15
Kelandaian dan ketinggian akhir sesudah pemadatan tidak boleh lebih dari
satu sentimeter kurang dari yang ditunjukan pada gambar rencana atau
seperti yang diatur di lapangan dan disetujui oleh Direksi Teknik.
Penyimpangan maksimum dalam kehalusan permukaan jika diuji dengan
satu mistar panjang 3,0 m yang diletakan sejajar atau melintang terhadap
garis sumbu jalan tidak boleh melebihi 1, 5 cm.
b) Contoh bahan
Contoh bahan yang digunakan untuk lapis pondasi atas harus
diserahkan kepada Direksi Teknik untuk mendapatkan persetujuan
paling sedikit 14 hari sebelum pekerjaan dimulai, beserta hasil-hasil
test laboratorium sesuai dengan persyaratan spesifikasi untuk
kualitas dan bahan sebagaimana diuraikan dalam spesifikasi LPA
dibawah.
Tidak boleh ada perubahan sumber pemasokan atau kualitas bahan
lapis pondasi atas yang diizinkan tanpa persetujuan Direksi Teknik,
dan setiap perubahan demikian harus disertai penyerahan tambahan
contoh bahan dan hasil-hasil test yang telah dilakukan.
Bilamana Direksi Teknik mengaanggap perlu, Kontraktor akan
diminta untuk melakukan test tersebut lebih lanjut sebagaimana
diperlukannya untuk memastikan bahwa bahan-bahan tersebut
memenuhi persyaratan Spesifikasi, sebelum menempatkan bahan
lapis pondasi atas pada pekerjaan di lapangan.
c) Syarat Bahan
Persyaratan umum
Bahan-bahan yang dipilih dan digunakan untuk pembangunan lapis
pondasi atas agregat terdiri dari satu atau dua kelas bahan sebagaimana
yang diperlukan dalam Kontrak tertentu dan seperti yang dinyatakan
dalam Daftar Penawaran.
Semua lapisan lapis pondasi atas harus memenuhi persyaratan spesifikasi
ini dan harus sesuai dengan Gambar Kontrak dan seperti yang diuraikan
sebelumnya dalam Daftar Penawaran.
16
Bahan lapisan lapis pondasi atas terdiri dari potongan batu bersudut tajam
yang keras, awet dan bersih tanpa potongan-potongan yang terlalu tipis
atau memanjang dan bebas dari batu-batu yang lunak, tidak merupakan
batuan batu bata pecah atau tercerai berai, kotor, mengandung zat organik
atau zat-zat lain yang harus dibuang. Bahan yang tercerai berai bila
secara alternative dibasahi dan dikeringkan, tidak boleh digunakan.
Persyaratan gradasi untuk bahan lapis pondasi atas Kelas A dan kelas B
diberikan dalam Tabel 2.5 dan Tabel 2.6 berikut :
Tabel 2.5 Gradasi Agregat Lapis Pondasi Atas Kelas A
UKURAN
LOLOS ATAS BERAT
SARINGAN
%
MM
37,5 100
19,0 64 – 81
9,5 42 – 60
4,75 27 – 45
2,36 18 – 33
1,10 11 – 25
0,60 -
0,425 0 – 10
0,075 0-8
Spesifikasi Umum
Sumber : https://www.academia.edu/15500234/Spektek_Umum_LPA_dan_LPB
17
Tabel 2.6 Gradasi Agregat Lapis Pondasi Atas Kelas B, Makadam Ikat
Basah
UKURAN
LOLOS ATAS
SARINGAN
BERAT
MM
Aggr. Kasar/pokok
75,0 100
62,5 93 – 100
50,0 35 – 70
37,5 0 – 15
25,0 0–5
19,0 -
Aggr. halus/ pengisi
9,5 100
4,75 70 – 95
2,36 45 – 65
1,18 33 – 60
0,425 22 – 45
0,15 -
0,075 10 - 21
Spesifikasi Umum
Sumber : https://www.academia.edu/15500234/Spektek_Umum_LPA_dan_LPB
Syarat-syarat kualitas
Bahan-bahan yang harus digunakan untuk pekerjaan lapis pondasi atas
harus memenuhi syarat kualitas pada Tabel 2.7
18
Tabel 2.7 Syarat-Syarat Kualitas Bahan Lapis Pondasi Atas
BATAS UJIAN
KELAS B
JENIS PENGUJIAN
KELAS A Agregat Agregat
Kasar Halus
Batas cair
Mak. 25% Tidak Perlu Maks. 35%
Indeks Plastisitas
Mak. 8% Tidak Perlu 4 – 12%
Ekivalensi Pasir
Min. 35% Tidak Perlu Min. 30%
California Bearing Ratio
Min. 60% Min. 55% Min. 55%
(direndum)
Tidak Perlu Tidak Perlu Tidak Perlu
Penyerapan Air
Mak. 40% Mak. 40% Tidak Perlu
Kehilangan berat karena Abrasi
(500 putaran)
Catatan : Pengujian di atas adalah jumlah minimum pengujian kualitas yang
diperlukan. Bila direksi menganggap perlu, pengujian yang lebih
luas dapat diminta untuk menentukan kekerasan dan kebagusan
kualitas batu dan bagian yang halus.
Spesifikasi Umum
Sumber : https://www.academia.edu/15500234/Spektek_Umum_LPA_dan_LPB
d) Pelaksanaan Pekerjaan
Penyiapan lapis pondasi bawah (LPB)
Jika lapis pondasi atas harus diletakan di atas lapis pondasi bawah,
permukaan lapis pondasi bawah harus diselesaikan sesuai dengan
pekerjaan yang ditentukan dan harus diatur serta dibersihkan dari
kotoran-kotoran dan setiap bahan lain yang merugikan untuk
penghamparan lapis pondasi atas
Agregat lapis pondasi atas harus ditempatkan dan ditimbun bebas dari
lalu lintas serta drainase dan lintasan air di sekitarnya.
19
kelembaban yang optimum sebagaimana ditentukan dibawah
spesifikasi.
3) Agregat harus dihampar dalam lapisan yang tidak melebihi ketebalan
20 cm, dalam satu cara sehingga kepadatan maksimum yang telah
ditetapkan dapat dicapai.
20
2) Penggilasan untuk pembentukan dan pemadatan harus maju secara
gradual (sedikit demi sedikit) dari pinggir ke tengah dari perkerasan,
sejajar dengan sumbu jalan dan harus dilaksanakan dalam operasi
yang menerus untuk membuat pemadatan matang yang merata. Pada
bagian superelevasi miring melintang atau kemiringan yang terjal,
penggilasan harus berjalan dari bagian jalan yang lebih rendah menuju
ke bagian atas.
Setiap ketidak-teraturan atau penurunan setempat yang mungkin
terjadi, harus diperbaiki dengan membongkar permukaan yang sudah
dipadatkan, menggaruk, menambah atau membuang bahan pondasi,
membentuk kembali dan memadatkan sampai permukaan akhir dan
kemiringan melintang yang betul.
Bagian-bagian perkerasan yang sempit di sekitar batu tepi atau
dinding-dinding yang tidak dapat dimasuki mesin gilas, harus
dipadatkan dengan kompactor (mesin pemadat) atau penumbuk
mekanikal (stamper).
3) Kadar air untuk pemasangan harus dijaga di dalam batas-batas 3%
lebih rendah dari kadar air optimum sampai 1% lebih tinggi dari kadar
optimum dengan penyiraman air atau pengeringan bila perlu, dan
bahan L.P.A tersebut harus dipadatkan sampai menghasilkan
kepadatan 100% maksimum kepadatan kering yang diperlukan, yang
ditetapkan sesuai dengan AASHTO T99 (PB 0111-75).
21
bagian tinggi. Mesin harus kembali menggilas pada bagian yang sama
sebelumnya. Setiap gilasan harus menutupi sebagian dari pada yang
sebelumnya kira-kira 20 cm. Kecepatan mesin harus sekitar 1,5
km/jam pada masa permulaan pemadatan dan dapat ditingkatkan
sampai 3 km/jam pada masa akhir pemadatan.
Lapisan Makadam memperoleh kekuatan terutama dari sifat saling
mengunci antara butir yang satu dengan butir yang lainnnya. Oleh
karena itu pemadatan harus dilanjutkan sampai agregat-agregat tidak
bergerak lagi di bawah roda-roda mesin gilas.
3) Bahan pengisi/halus dihamparkan tipis dan rata di atas permukaan
batu pokok langsung dari truk-truk atau dan tempat penimbunan.
Untuk membantu bahan halus mengisi rongga-rongga di antara
agregat-agregat batu pokok, maka air disiramkan di atas bahan pengisi
dan bahan halus didorong terus menerus dengan sapu ke dalam rongga
di antara agregat-agregat. Tanggul-tanggul kecil atau gundukan-
gundukan dari bahan pengisi dapat ditimbun pada pinggir lapisan agar
air di atas tidak hilang melalui alur-alur selokan.
Penggilasan dengan mesin gilas roda besar dilakukan selama
penghamparan bahan pengisi dan air. Kecepatan mesin gilas dapat
dinaikkan sampai 3 km/jam. Bahan pengisi harus ditambahkan yaitu
setiap timbul rongga di antara agregat-agregat. Penempatan bahan
pengisi/halus dan penggilasan harus diteruskan sampai isian berikut
tidak dapat dimasukkan lagi. Pada akhir pekerjaan, permukaan lapisan
Makadam harus menyerupai batu mozaik yang padat dan bebas dari
rongga-rongga.
4) Karena LPA Kelas B mengandung agregat > 50 mm, Sandcone untuk
test kepadatan tidak dapat dilaksanakan. Tabel 2.8 akan dipakai
sebagai persyaratan pemadatan dengan mesin gilas.
22
Tabel 2.8 Persyaratan Pemadatan Dengan Mesin Gilas
BATAS UJIAN
KELAS B
JENIS PENGUJIAN
KELAS A Agregat Agregat
Kasar Halus
Batas cair
Mak. 25% Tidak Perlu Maks. 35%
Indeks Plastisitas
Mak. 8% Tidak Perlu 4 – 12%
Ekivalensi Pasir
Min. 35% Tidak Perlu Min. 30%
California Bearing Ratio
Min. 60% Min. 55% Min. 55%
(direndum)
Tidak Perlu Tidak Perlu Tidak Perlu
Penyerapan Air
Mak. 40% Mak. 40% Tidak Perlu
Kehilangan berat karena Abrasi
(500 putaran)
Catatan : Pengujian di atas adalah jumlah minimum pengujian kualitas yang
diperlukan. Bila direksi menganggap perlu, pengujian yang lebih
luas dapat diminta untuk menentukan kekerasan dan kebagusan
kualitas batu dan bagian yang halus.
Spesifikasi Umum
Sumber : https://www.academia.edu/15500234/Spektek_Umum_LPA_dan_LPB
e) Pengendalian Mutu
Persyaratan pengujian
Jumlah data uji penunjang yang diperlukan untuk persetujuan awal
harus sesuai dengan Contoh bahan (b). Sebuah program mengenai
pengujian pengendalian kualitas bahan harus dilaksanakan
sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Teknik untuk
memenuhi persyaratan uji yang diberikan di dalam Tabel 2.9.
Pengujian laboratorium
Bahan agregat L.P.A harus diambil contohnya dan diuji untuk setiap 250
meter kubik bahan yang dipasang, kecuali diperintahkan lain oleh Direksi
Teknik yang sesuai dengan batas perbedaan pengujian berikut untuk
memenuhi syarat-syarat kualitas yang ditetepkan pada sub bab Bahan-
bahan spesifikasi ini.
23
Tabel 2.9 Test Laboratorium Bahan Lapis Pondasi Atas
RUJUKAN
TEST BINA TIPE
AASHTO
MARGA
Analisa Saringan Memenuhi distribusi ukuran
PB 0201 -
Agregat Halus dan T 27 partikel agregat halus dan
76
Kasar kasar
PB 0109 –
Penentuan Batas Pengujian plastisitas untuk
T 89 76
Cair dan Batas batas cair dan Indeks
T 90 PB 0110 -
Plastis Plastisitas
76
Bagian Halus Yang Pengujian Ekivalen pasir
Plastis di dalam untuk menunjukan
T 175 -
Agregat Bergradasi perbandingan bagian halus
dan Tanah dan lempung
Hubungan Ujian Standar Proctor
PB 0111 -
Kelembaban - T 90 menggunakan pemukul 2,5
76
Kepadatan kilogram
California Bearing PB 0113 - Menentukan nilai dukungan
T 193
Ratio (direndam) 76 tanah dan agregat
Berat Jenis dan Menentukan penyerapan air
PB 0103 -
Penyerapan Agregat T 85 oleh agregat kasar kelas B
76
Kasar saja
Pengujian untuk agregat <
Ketahanan Agregat
PB 0206 - 37,5 mm, menggunakan
Kasar terhadap T 96
76 mesin Los Angeles (500
Abrasi
putaran)
Spesifikasi Umum
Sumber : https://www.academia.edu/15500234/Spektek_Umum_LPA_dan_LPB
Pengendalian lapangan
Pengujian-pengujian lapangan berikut ini harus dilakukan untuk
memenuhi persyaratan Spesifikasi. Membuat lubang uji dan pengisian
kembali dengan bahan lapis pondasi atas dipadatkan dengan baik, harus
dilaksanakan oleh Kontraktor di bawah pengawasan Direksi Teknik.
24
Tabel 2.10 Persyaratan Pengendalian Lapangan
RUJUKAN
TEST BINA TIPE
AASHTO
MARGA
Analisa Saringan Memenuhi distribusi ukuran
PB 0201 -
Agregat Halus dan T 27 partikel agregat halus dan
76
Kasar kasar
PB 0109 –
Penentuan Batas Pengujian plastisitas untuk
T 89 76
Cair dan Batas batas cair dan Indeks
T 90 PB 0110 -
Plastis Plastisitas
76
Bagian Halus Yang Pengujian Ekivalen pasir
Plastis di dalam untuk menunjukan
T 175 -
Agregat Bergradasi perbandingan bagian halus
dan Tanah dan lempung
Hubungan Ujian Standar Proctor
PB 0111 -
Kelembaban - T 90 menggunakan pemukul 2,5
76
Kepadatan kilogram
California Bearing PB 0113 - Menentukan nilai dukungan
T 193
Ratio (direndam) 76 tanah dan agregat
Berat Jenis dan Menentukan penyerapan air
PB 0103 -
Penyerapan Agregat T 85 oleh agregat kasar kelas B
76
Kasar saja
Pengujian untuk agregat <
Ketahanan Agregat
PB 0206 - 37,5 mm, menggunakan
Kasar terhadap T 96
76 mesin Los Angeles (500
Abrasi
putaran)
Spesifikasi Umum
Sumber : https://www.academia.edu/15500234/Spektek_Umum_LPA_dan_LPB
25
bisa di dapatkan nilai Indeks Tebal Perkerasan (ITP). ITP digunakan sebagai
standard dalam menentukan tebal minimal lapisan perkerasan jalan.
Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya Dengan Metode Analisa Komponen
26
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Pemadatan tanah adalah suatu proses dimana udara pada pori-pori tanah
dikeluarkan dengan salah satu cara mekanis (menggilas / memukul /
mengolah)
Tujuan pemadatan tanah, untuk menaikan kekuatan daya dukung tanah,
memperbaiki kuat geser tanah, mengurangi kompresibilitas oleh beban,
menurunkan permeabilitas, mengurangi perubahan volume tanah akibat
perubahan kadar air, mengurangi sifat kembang susut tanah (pada tanah
lempung ekspansif)
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam pekerjaan pemadatan tanah,
jenis tanah yang dipadatkan, tebal lapisan yang dipadatkan, kadar air
tanah dan alat pemadat yang digunakan.
Proses pemadatan tanah dibagi menjadi 2 bagian pemadatan, lapisan
pondasi bawah dan lapisan pondasi atas. Masing-masing bagian
dijelaskan tentang toleransi ukuran, contoh bahan, syarat bahan,
pelaksanaan pekerjaan dan pengendalian mutu. Ada tambahan tentang
tebal lapisan perkerasan berdasarkan metode analisa komponen
SARAN
27
DAFTAR PUSTAKA
28