Oleh :
Muchammad Bayu Triyono (170522526522)
Risna Ambarwati (170522526543)
Yustika Dyah Pratiwi (170522526501)
Jembatan ini dibangun khusus untuk jalur kereta api yang terhubung antar kota
ataupun antar pulau.
Contoh jembatan ini sering kali kita lihat di jalur penyebrangan ataupun di
setiap halte busway.
1) Apabila tanah dasar di bawah bangunan tersebut tidak mempunyai daya dukung (bearing
capacity), yang cukup untuk memikul berat bangunan dan bebannya, atau apabila tanah
keras yang mana mempunyai daya dukung yang cukup untuk memikul berat bangunan dan
bebannya letaknya sangat dalam.
2) Ketika menerima gaya-gaya horizontal, pondasi tiang dapat melawan tekuk sementara
menerima gaya-gaya vertikal yang datang dari struktur atasnya.
3) Pondasi untuk struktur-struktur seperti menara transmisi, konstruksi lepas pantai, dan
basement yang berada dibawah muka air tanah. Pondasi untuk jenis struktur ini untuk
menahan gaya angkat.
4) Abutment dan pier jembatan sering dibangun diatas pondasi tiang untuk menghindari
kemungkinan kehilangan daya dukung dari sebuah pondasi dangkal yang bisa jadi
disebabkan oleh erosi pada permukaan tanah.
A) Tiang Baja
Tiang baja umumnya digunakan baik sebagai tiang pipa maupun sebagai baja
penampang H. tiang pipa dapat diserongkan ke dalam tanah dengan ujung terbuka atau
tertutup. Tiang baja apabila diperlukan disambungan dengan las atau paku keling. Kadang-
kadang kondisi pemancangan agak sulit karena harus dipancang melalui kerikil padat,
lapisan keras, dan batuan lunak untuk ini juga tiang dapat dilengkapi dengan titik pancang
atau sepatu.
Tiang baja juga bisa mengalami korosi. Sebagai contoh, tanah-tanah rawa, gambut
dan tanah organik lain bisa menyebabkan korosi. Tanah-tanah yang mempunyai PH lebih
besar dari 7 tidak terlalu korosif. Untuk mempertimbangkan akibat korosi, saat tambahan
ketebalan baja lebih dan luas penampang rencana umumnya direkomendasikan. Dalam
keadaan tertentu penggunaan lapisan epoxy yang biasa dipakai di pabrik bisa juga
mencegah korosi. Lapisan ini tidak bagitu mudah rusak akibat pemancangan tiang
pelapisan dengan beton pada tiang baja juga dapat mencegah korosi.
Tiang pracetak dapat dibuat dengan menggunakan beton bertulang biasa, yang
penampangnya bisa jadi bujur sangkar atau segi delapan (octagonal). Penulangan
diperlukan untuk memungkinkan tiang mampu melawan momen lentur ketika
pengangkatan, beban vertikal, dan momen lentur yang diakibatkan oleh beban lateral.
Tiang dicetak dengan panjang yang diinginkan dan dirawat hingga sebelum diangkut ke
tempat pemancangan. Tiang pracetak bisa juga terbuat dari kabel prategang baja berkuatan
tinggi (beton prategang). Penulangan diperlukan untuk memungkinkan tiang mampu
melawan momen lentur ketika pengangkatan, beban vertikal, dan momen lentur yang
diakibatkan oleh beban lateral. Tiang pracetak bisa juga terbuat dari kabel prategang baja
berkuatan tinggi (beton prategang).
Tiang kayu adalah batang pohon yang cabang-cabangnya telah dipangkas dengan
hati-hati. Panjang maksimum kebanyakan tiang kayu adalah 10-20 m. agar kualitas tiang
kayu yang dipakai dapat bagus, maka kayunya harus lurus, keras, dan tanpa adanya
kerusakan. Klasifikasi tiang kayu dalam 3 kategori :
1). Tiang kelas A Tiang-tiang dalam kelas ini mampu menerima beban-beban yang berat.
Diameter minimum batang sekurang-kurangnya 356 mm.
2). Tiang kelas B Tiang-tiang dalam kelas ini mampu menerima beban-beban sedang.
Diameter minimum batang adalah 305-330 mm.
3). Tiang kelas C Tiang ini digunakan untuk konstruksi sementara. Tiang ini dapat
digunakan untuk konstruksi permanent apabila keseluruhan tiang tenggelam di bawah
muka air tanah. Diameter minimum batang sekurang-kurangnya 305 mm.
Tiang kayu dapat tetap tidak mengalami kerusakan dalam waktu tak terbatas apabila
sekeliling kayu adalah tanah yang jenuh air. Namun di lingkungan pantai, tiang kayu dapat
diserang berbagai organisme yang akan menimbulkan kerusakan yang berat setelah
beberapa bulan. Bagian tiang yang berada di atas muka air bisa juga diserang oleh serangga.
Umur tiang bisa ditingkatkan dengan melumuri tiang dengan minyak sebelum dipakai.
3. Pekerjaan pengeboran
Pada saat pengeboran alat bor harus disetting terlebih dahulu pada titik bore
pile yang ditenukan. pengeboran dilakukan dengan menggunakan auger, diameter
dan panjang disesuaikan dengan rencana pada gambar.
4. Claning bucket
Claning bucket dilakukan setelah mencapai kedalaman tertentu, claning
bucket ini berfungsi untuk membersihkan dasar bor.
5. Pengecekan kedalaman pengeboran
Pengukuran kedalaman lubang Bor dilakukan dengan menurunkan
measuring tape sampai ke dasar lubang bor. Di ujung measuring tape di pasang
plum dengan berat yang cukup agar memastikan measuring tape sampai ke dasar
bore hole.
6. Pemasangan tulangan besi
Pemasang tulangan besi di lokasi proyek. Steel cage yang sudah di pabrikasi
kemudian di turunkan ke lubang bor yang sudah selesai di bor sampai kedalaman
desain toe level. Steel cage disambung dengan alat las.
1.1 KESIMPULAN
Pondasi yang kuat dibutuhkan dalam pembangunan suatu jembatan dengan
tujuan untuk menahan seluruh beban jembatan ke dasar tanah, fungsi jembatan
salah satunya adalah memperlancar transportasi untuk menghubungkan antar
wilayah. Pondasi yang digunakan pada jembatan terdapat dua macam, yaitu pondasi
sumuran dan pondasi bored pile. Metode pelaksanaanya meliputi 8 jenis, yaitu
penetuan titik pasang, pemasangan casing temporary, cek pengeboran, tulangan
besi, pemasangan pipa tremi, dan pengecoran
1.2 SARAN
1. Pemilihan jenis pondasi harus disesuaikan dengan jenis tanah yang terdapat di
daerah tersebut
2. Pemasangan pondasi harus memperhatikan daya dukung tanah yang ada
3. Kegiatan pemasangan bored pile hendaknya memperhatikan Kesehatan dan
Keselamatan Kerja K3, mengingat banyak alat berat yang dijalankan pada saat
pengerjaanya
DAFTAR PUSTAKA