Anda di halaman 1dari 13

Metode Pelaksanaan Pekerjaan Pondasi Jembatan

dengan Metode Bored Pile

Makalah untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Metode Pelaksanaan Konstruksi I
Yang Dibina oleh Bapak Mujiono

Oleh :
Muchammad Bayu Triyono (170522526522)
Risna Ambarwati (170522526543)
Yustika Dyah Pratiwi (170522526501)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
PROGRAM STUDI D3 TEKNIK SIPIL DAN BANGUNAN
MARET 2019
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bersamaan dengan peningkatan kegiatan ekonomi, maka meningkat pula
mobilitas manusia, barang dan jasa. Semua ini akan membutuhkan tingkat
pelayanan transportasi yang luar biasa berupa kebutuhan akan prasarana dan sarana
transportasi yang memadai baik di daerah perkotaan itu maupun di wilayah
sekitarnya. Penataan sistem transportasi yang baik terus dilakukan baik dengan
pembangunan jalan baru maupun dengan pelebaran jalan yang ada. Untuk
menunjang pelebaran jalan yang melintasi sungai, saluran, jurang, kanal, jalan
kereta api atau jalan lain maka diperlukan pula penyediaan pelebaran jembatan
sehingga dapat dihindari terjadinya bottle neck (penyempitan jalan) disekitar
jembatan tersebut.
Disamping itu jembatan harus mempunyai tingkat keamanan dan
kenyamanan yang tinggi bagi pemakainya sehingga dapat menghindari kejadian-
kejadian yang tidak diinginkan. Untuk membangun jembatan yang aman
diantaranya jembatan tersebut harus mempunyai pondasi yang kuat. Berdasarkan
hal tersebut diatas, maka disusunlah makalah ini yang membahas tentang “Metode
Pelaksanaan Pondasi Jembatan

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah dari pembuatan makalah adalah sebagai berikut.
1. Bagaimana definisi dari pondasi jembatan ?
2. Bagaimana fungsi dari pondasi pada jembatan ?
3. Apa saja macam-macam dari pondasi jembatan ?
4. Bagaimana metode pelaksanaan konstruksi dari pembuatan pondasi jembatan ?

1.3 Tujuan Penulisan


Berdasarkan rumusan masalah diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan
penulisan ini adalah untuk memaparkan sebagai berikut.
1. Mengetahui definisi pondasi pada jembatan
2. Mengetahui fungsi pondasi jembatan
3. Mengetahui macam-macam pondasi pada jembatan
4. Mengetahui metode pelaksanaan konstruksi jembatan bored pile

1.4 Manfaat Penulisan


Manfaat penulisan dari pembuatan makalah adalah sebagai berikut.
1. Mendapatkan pemahaman tentang definisi dari pondasi pada jembatan
2. Mengetahui fungsi pondasi jembatan
5. Memberikan macam-macam pondasi pada jembatan
3. Mengetahui metode pelaksanaan konstruksi jembatan bored pile
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Pondasi pada Jembatan


Jembatan merupakan suatu konstrusi yang dibangun untuk menghubungkan
dua jalan yang terputus karena adanya hambatan seperti aliran sungai, lembah yang
curam, jurang, jalanan yang melintang, jalur kereta api, waduk, saluran irigasi dan
lainnya. Bisa dibilang jika jembatan merupakan sarana transportasi yang sangat
penting, karena dengan adanya jembatan dapat menyingkat waktu tempuh ke suatu
tempat atau wilayah.

Dalam pembangunan jembatan tentunya dibutuhkan pondasi yang kuat


dengan tujuan untuk menahan seluruh beban jembatan ke dasar tanah. Beberapa
instrument yang biasa digunakan dalam pembangunan pondasi jembatan yaitu
piezometer, inclinometer, PDA, dan lainnya. Jenis pondasi yang biasa digunakan
untuk konstruksi jembatan yaitu steel pile, reinforced concrete pile, precast
prestressed concrete pile, composite piles, concrete cast in place. Dengan pondasi
yang kuat maka jembatan bisa berfungsi dengan layak dan bisa menahan beban
yang diterima (www.testindo.com, 2 Juli 2018)

2.2 Fungsi Pondasi Jembatan

Berdasarkan fungsinya, jembatan terbagi menjadi beberapa macam


(www.testindo.com, 2 Juli 2018) yaitu :

- Jembatan Jalan Raya (Highway Bridge)

Sesuai dengan namanya, jembatan ini dibangun untuk sarana transportasi


berbagai kendaraan seperti jembatan Ampera, Jembatan Suramadu, Jembatan
Ampera dan lainnya.

- Jembatan Jalan Kereta Api (Railway Bridge)

Jembatan ini dibangun khusus untuk jalur kereta api yang terhubung antar kota
ataupun antar pulau.

- Jembatan Pejalan Kaki/Penyebrangan ( Pedestrian Bridge)

Contoh jembatan ini sering kali kita lihat di jalur penyebrangan ataupun di
setiap halte busway.

Sedangkan bahan baku pembuatan jembatan terbagi menjadi beberapa macam


yaitu beton, kayu, beton prategang, baja dan komposit. Bahan konstruksi setiap
jembatan disesuaikan dengan fungsi dan tingkat beban yang akan diterima
jembatan.

2.3 Macam-macam Pondasi Jembatan


Macam-macam Pondasi untk Jembatan menurut DPU dalam PUSBIN-KPK
STEBC-08 tahun 2006, yaitu pondasi sumuran dan bored pile. Dibawah ini akan
dijelaskan gambaran umum dari keduanya
a. Pondasi Sumuran
Pondasi sumuran atau cyclop beton menggunakan beton berdiameter 60 –
80 cm dengan kedalaman 1 – 2 meter. Di dalamnya dicor beton yang kemudian
dicampur dengan batu kali dan sedikit pembesian dibagian atasnya. Pondasi ini
kurang populer sebab banyak kekurangannya, diantaranya boros adukan beton dan
untuk ukuran sloof haruslah besar. Hal tersebut membuat pondasi ini kurang
diminati. Pondasi sumuran dipakai untuk tanah yang labil, dengan sigma lebih kecil
dari 1,50 kg/cm2. Seperti bekas tanah timbunan sampah, lokasi tanah yang
berlumpur. Pada bagian atas pondasi yang mendekati sloof, diberi pembesian untuk
mengikat sloof.

Gambar 2.1 Pondasi Sumuran

b. Pondasi Tiang Pancang (Bored Pile)


Pondasi tiang adalah suatu konstruksi pondasi yang mampu menahan gaya
ortogonal ke sumbu tiang dengan memikul gaya vertikal, horizontal dan momen. Pondasi
tiang dibuat menjadi satu kesatuan dengan menyatukan pangkal tiang pancang yang
terdapat dbawah konstruksi dengan tumpuan pondasi/abutment. Pondasi tiang digunakan
apabila bangunan yang akan didirikan diatas tanah yang mempunyai daya dukung berada
dibawah/sangat dalam.
Tiang (Pile) adalah bagian dari suatu bagian konstruksi pondasi yang berbentuk
batang langsing yang dipancang hingga tertanam dalam tanah dan berfungsi untuk
menyalurkan beban dari struktur atas melewati tanah lunak dan air kedalam pendukung
tanah yang keras yang terletak cukup dalam. Penyaluran beban oleh tiang pancang ini dapat
dilakukan melalui lekatan antara sisi tiang dengan tanah tempat tiang dipancang (tahanan
samping), dukungan tiang oleh ujung tiang (end bearing).

Gambar 2.2 Pondasi Tiang

Beberapa kondisi yang memerlukan pondasi tiang yaitu :

1) Apabila tanah dasar di bawah bangunan tersebut tidak mempunyai daya dukung (bearing
capacity), yang cukup untuk memikul berat bangunan dan bebannya, atau apabila tanah
keras yang mana mempunyai daya dukung yang cukup untuk memikul berat bangunan dan
bebannya letaknya sangat dalam.

2) Ketika menerima gaya-gaya horizontal, pondasi tiang dapat melawan tekuk sementara
menerima gaya-gaya vertikal yang datang dari struktur atasnya.

3) Pondasi untuk struktur-struktur seperti menara transmisi, konstruksi lepas pantai, dan
basement yang berada dibawah muka air tanah. Pondasi untuk jenis struktur ini untuk
menahan gaya angkat.

4) Abutment dan pier jembatan sering dibangun diatas pondasi tiang untuk menghindari
kemungkinan kehilangan daya dukung dari sebuah pondasi dangkal yang bisa jadi
disebabkan oleh erosi pada permukaan tanah.

Pondasi Tiang dibagi dalam kategori :

A) Tiang Baja

Tiang baja umumnya digunakan baik sebagai tiang pipa maupun sebagai baja
penampang H. tiang pipa dapat diserongkan ke dalam tanah dengan ujung terbuka atau
tertutup. Tiang baja apabila diperlukan disambungan dengan las atau paku keling. Kadang-
kadang kondisi pemancangan agak sulit karena harus dipancang melalui kerikil padat,
lapisan keras, dan batuan lunak untuk ini juga tiang dapat dilengkapi dengan titik pancang
atau sepatu.

Tiang baja juga bisa mengalami korosi. Sebagai contoh, tanah-tanah rawa, gambut
dan tanah organik lain bisa menyebabkan korosi. Tanah-tanah yang mempunyai PH lebih
besar dari 7 tidak terlalu korosif. Untuk mempertimbangkan akibat korosi, saat tambahan
ketebalan baja lebih dan luas penampang rencana umumnya direkomendasikan. Dalam
keadaan tertentu penggunaan lapisan epoxy yang biasa dipakai di pabrik bisa juga
mencegah korosi. Lapisan ini tidak bagitu mudah rusak akibat pemancangan tiang
pelapisan dengan beton pada tiang baja juga dapat mencegah korosi.

B) Tiang Beton/Pracetak (Precast Piles)

Tiang pracetak dapat dibuat dengan menggunakan beton bertulang biasa, yang
penampangnya bisa jadi bujur sangkar atau segi delapan (octagonal). Penulangan
diperlukan untuk memungkinkan tiang mampu melawan momen lentur ketika
pengangkatan, beban vertikal, dan momen lentur yang diakibatkan oleh beban lateral.
Tiang dicetak dengan panjang yang diinginkan dan dirawat hingga sebelum diangkut ke
tempat pemancangan. Tiang pracetak bisa juga terbuat dari kabel prategang baja berkuatan
tinggi (beton prategang). Penulangan diperlukan untuk memungkinkan tiang mampu
melawan momen lentur ketika pengangkatan, beban vertikal, dan momen lentur yang
diakibatkan oleh beban lateral. Tiang pracetak bisa juga terbuat dari kabel prategang baja
berkuatan tinggi (beton prategang).

C) Pondasi Tiang Kayu

Tiang kayu adalah batang pohon yang cabang-cabangnya telah dipangkas dengan
hati-hati. Panjang maksimum kebanyakan tiang kayu adalah 10-20 m. agar kualitas tiang
kayu yang dipakai dapat bagus, maka kayunya harus lurus, keras, dan tanpa adanya
kerusakan. Klasifikasi tiang kayu dalam 3 kategori :
1). Tiang kelas A  Tiang-tiang dalam kelas ini mampu menerima beban-beban yang berat.
Diameter minimum batang sekurang-kurangnya 356 mm.
2). Tiang kelas B  Tiang-tiang dalam kelas ini mampu menerima beban-beban sedang.
Diameter minimum batang adalah 305-330 mm.
3). Tiang kelas C  Tiang ini digunakan untuk konstruksi sementara. Tiang ini dapat
digunakan untuk konstruksi permanent apabila keseluruhan tiang tenggelam di bawah
muka air tanah. Diameter minimum batang sekurang-kurangnya 305 mm.
Tiang kayu dapat tetap tidak mengalami kerusakan dalam waktu tak terbatas apabila
sekeliling kayu adalah tanah yang jenuh air. Namun di lingkungan pantai, tiang kayu dapat
diserang berbagai organisme yang akan menimbulkan kerusakan yang berat setelah
beberapa bulan. Bagian tiang yang berada di atas muka air bisa juga diserang oleh serangga.
Umur tiang bisa ditingkatkan dengan melumuri tiang dengan minyak sebelum dipakai.

D) Pondasi Tiang Bor

bentuk pondasi dalam yang dibangun di dalam permukaan tanah, pondasi di


tempatkan sampai ke dalaman yang dibutuhkan dengan cara membuat lobang dengan
sistim pengeboran atau pengerukan tanah. Setelah kedalaman sudah didapatkan kemudian
pondasi pile dilakukan dengan pengecoran beton bertulang terhadap lobang yang sudah di
bor. Sisitim pengeboran dapat dialakukan dalam berbagai jenis baik sistim maual maupun
sistim hidrolik. Besar diameter dan kedalaman galian dan juga sistim penulangan beton
bertulang didesain berdasarkan daya dukung tanah dan beban yang akan dipikul.
Fungsional pondasi ini juga hampir sama pondasi pile yang mana juga ditujukan untuk
menahan beban struktur melawan gaya angkat dan juga membantu struktur dalam melawan
kekuatan gaya lateral dan gaya guling.

Gambar 2.3 Pondasi Tiang Pancang

2.4 Metode Pelaksanaan Konstruksi Jembatan Bored Pile


1. Pekerjaan penentuan titik pondasi bore pile
Alat yang digunakan :
 Theodolite
 Prisma
 Tripod

Gambar 2.4 Penanda pada Titik Tertentu Pemasangan Pondasi

2. Pemasangan casing temporary


Pemasangan casing temporary ini bertujuan agar pada saat pekerjaan
pengeboran dilakukan jangan sampai terjadi keruntuhan pada permukaan tanah
yang akan dibor tersebut.

3. Pekerjaan pengeboran
Pada saat pengeboran alat bor harus disetting terlebih dahulu pada titik bore
pile yang ditenukan. pengeboran dilakukan dengan menggunakan auger, diameter
dan panjang disesuaikan dengan rencana pada gambar.

4. Claning bucket
Claning bucket dilakukan setelah mencapai kedalaman tertentu, claning
bucket ini berfungsi untuk membersihkan dasar bor.
5. Pengecekan kedalaman pengeboran
Pengukuran kedalaman lubang Bor dilakukan dengan menurunkan
measuring tape sampai ke dasar lubang bor. Di ujung measuring tape di pasang
plum dengan berat yang cukup agar memastikan measuring tape sampai ke dasar
bore hole.
6. Pemasangan tulangan besi
Pemasang tulangan besi di lokasi proyek. Steel cage yang sudah di pabrikasi
kemudian di turunkan ke lubang bor yang sudah selesai di bor sampai kedalaman
desain toe level. Steel cage disambung dengan alat las.

Gambar 2.5 Pekerjaan Pondasi


7. Setting tremi pipe
Setelah tulangan besi (steel cage) diturunkan ke dasar lubang ,lalu
dilanjutkan dengan setting pipa tremi untuk persiapan pekerjaan
pengecoran.Pemasangan pipa tremi ini bertujuan agar di saat pengecoran beton
segar tidak bercampur dengan tanah.

Gambar 2.6 Setting Pipa Tremi


8. Pengecoran
Pengecoran adalah dengan menggunakan pipa tremi. Ready mix dituang melalui
bucket yang berbentuk pipa corong. Panjang pipa tremi disesuaikan dengan kedalaman
dasar lubang bor. Sebelum ready mix dituang terlebih dahulu air di tuang ke dalam corong
untuk melancarkan aliran ready mix dalam pipa tremi. Casting akan dihentikan jika
concrete sudah 1 m diatas cut off level. Selama pengecoran pipa tremi akan dipotong secara
bertahap, tetapi tetap di jaga agar pipa tremi minimal 2 m tertanam di bawah concrete level.
Gambar 2.7 Tahap Pengerjaan Pondasi Bored Pile
BAB III
PENUTUP

1.1 KESIMPULAN
Pondasi yang kuat dibutuhkan dalam pembangunan suatu jembatan dengan
tujuan untuk menahan seluruh beban jembatan ke dasar tanah, fungsi jembatan
salah satunya adalah memperlancar transportasi untuk menghubungkan antar
wilayah. Pondasi yang digunakan pada jembatan terdapat dua macam, yaitu pondasi
sumuran dan pondasi bored pile. Metode pelaksanaanya meliputi 8 jenis, yaitu
penetuan titik pasang, pemasangan casing temporary, cek pengeboran, tulangan
besi, pemasangan pipa tremi, dan pengecoran

1.2 SARAN
1. Pemilihan jenis pondasi harus disesuaikan dengan jenis tanah yang terdapat di
daerah tersebut
2. Pemasangan pondasi harus memperhatikan daya dukung tanah yang ada
3. Kegiatan pemasangan bored pile hendaknya memperhatikan Kesehatan dan
Keselamatan Kerja K3, mengingat banyak alat berat yang dijalankan pada saat
pengerjaanya
DAFTAR PUSTAKA

www.testindo.com, 2 Juli 2018. Penjelasan Konstruksi Jembatan.


http://www.testindo.com/article/359/konstruksi-jembatan (online), diakses tanggal 20
Maret 2019 pukul 21.34

DPU Modul STEBC-08, 2006. Metode Pelaksanaan Jembatan

Anda mungkin juga menyukai