PENDAHULUAN
Maka dari itu perlu adanya teknologi finishing untuk meningkatkan kulitas
berbagai macam konstruksi. Dengan menambahkan pertimbangkan segi
estetik dapat meningkatkan kenyamanan dan daya jual konstruksi yang lebih.
Menurut Allsopp (dalam academia, 1977) estetika adalah ilmu pengetahuan
yang mempelajari proses-proses penikmatan dan aturan-aturan dalam
menciptakan rasa kenyamanan. Jadi dengan mempertimbangkan kekuatan,
keamanan, dan keindahan dapat menambah produktivitas seseorang, orang
yang menikmati konstruksi tersebut dapat lebih bersemangat dan nyaman
menjalani aktivitas sehari-harinya.
1
1.2 RUMUSAN MASALAH
1.3 TUJUAN
2
BAB II
PEMBAHASAN
Batu alam adalah salah satu material yang banyak digunakan masyarakat,
terutama untuk penyelesaian akhir (finishing) bangunan. Kesan
alami (natural) serta tampilannya yang dekoratif menjadi salah satu alasan
batu alam menjadi begitu populer. Dinding, taman, pagar, bahkan kamar
mandi tidak luput dari sentuhan material ini. Keragaman jenis serta cara
pemasangannya yang mampu menghasilkan berbagai macam pola dan
tampilan membuat batu alam seolah menjadi menu wajib dalam
pembangunan sebuah rumah. Namun perlu diingat bahwa tidak semua bagian
rumah bisa mempergunakan material batu alam. Ruangan yang mudah
terkena kotoran seperti dapur dan garasi sebaiknya menghindari pemakaian
material ini, mengingat karakter batu alam apabila terkena kotoran seperti
cipratan oli atau minyak akan sulit dibersihkan. Saat ini banyak tersedia
variasi dan jenis batu alam di pasaran. Jenis batu alam dapat dibedakan dari
proses penciptaan, tingkat kekerasan, kandungan mineral serta daya serap
atau besar kecil pori-pori. Batu jenis lempengan dengan permukaan rata
umumnya dipakai untuk lantai atau pelapis dinding, sedangkan batu dengan
permukaan kasar banyak digunakan untuk dinding luar atau pagar.
1. Acid
3
komposisi asam yang digunakan. Bentuk finishing batu alam ini biasanya
digunakan untuk batu marmer. Dengan finishing acid, batu terlihat mengkilap
walaupun bertekstur kasar. Dinding, lantai, dan teras merupakan elemen
bangunan yang banyak menggunakan bentuk finishing acid.
2. Bushhammer
Batu alam yang di-finishing graveer ada banyak ragamnya. Bentuk ini
dibuat menggunakan mesin dan secara manual. Pembuatan yang dilakukan
oleh mesin antara lain graveer alur lurus (stonker), alur acak, kubus, segitiga,
dan European style. Sementara Japanese style dibuat manual dengan garpu.
Untuk graveer alur lurus (stonker), alur acak, kubus, dan segitiga hanya dapat
diaplikasikan pada batuan solid atau beku, seperti andesit, candi, pacitroso,
dan lain-lain. Sementara graveer European style dan Japanese style lebih
cocok diaplikasikan pada batuan sedimen seperti paras jogja. Rumah-rumah
dengan gaya minimalis banyak yang menggunakan bentuk finishing graveer.
Dinding, pilar, pagar, hingga kolam (wall pond) banyak memanfaatkan batu
alam dengan finishing graveer.
4
Gambar 2.1 macam-macam finishing batu alam
Sumber : http://batuandesit.info/finishing-batu-alam/reasons-tohike-on-
yourbirthday/
4. Poles (Polished)
Batu alam dengan finishing poles menghasilkan kesan halus dan licin.
Cara ini dilakukan dengan menggunakan mesin yang dilengkapi diamond
pad. Batuan beku dan solid saja yang bisa di-finishing poles. Batu alam yang
dipoles banyak diaplikasikan untuk elemen eksterior dan interior bangunan.
Batu alam yang dapat dipoles antara lain batu andesit, curi, pacitroso,
sukabumi, baligreen, dan lain-lain.
5. Semipoles (Honed)
5
pengerjaannya pun sama, tetapi menggunakan mesin yang diamond pad-nya
lebih sedikit daripada mesin yang digunakan pada finishing poles. Finishing
batu alam ini cocok diaplikasikan untuk elemen eksterior maupun interior,
seperti dinding, lantai, teras, dan lain-lain.
6. Sun Blasted
Sumber : http://batuandesit.info/finishing-batu-alam/you-are-lovely/
6
untuk diaplikasikan untuk elemen eksterior maupun interior, seperti dinding,
lantai, teras, carport, dan lain-lain.
Finishing rata alam dilakukan secara manual dengan dikeprek. Alat yang
digunakan adalah palu dan paku bobok. Tujuannya sama dengan rata bakar,
yaitu untuk memunculkan kesan natural. Bedanya, rata alam bentuknya lebih
“ekstrim” atau permukaannya sangat tidak beraturan. Hampir semua jenis
batu dapat di-finishing dengan rata alam. Finishingrata alam biasanya
diaplikasikan pada elemen eksterior bangunan seperti dinding, pilar, dan
pagar.
7
Sebenarnya, coating lebih ditujukan pada batu alam yang dipasang pada
bagian eksterior bangunan. Bayangkan saja, setiap hari batu alam terkena
panas matahari atau siraman air hujan. Belum lagi serangan dari debu, lumut,
dan jamur. Namun, tidak sedikit orang yang beranggapan bahwa batu alam
sebenarnya tidak perlu di-coating. Alasannya, agar penampilan batu alam
lebih terkesan alami dan natural.
Sumber : http://batuandesit.info/finishing-batu-alam/1-5/
8
Gambar 2.4 vacum batu alam, menyikat menggunakan detergen.
Sumber : http://batuandesit.info/finishing-batu-alam/reasons-tohike-on-
yourbirthday-1/
Propan aqua stone care adalah pelapis akrilik berbasis air, diformulasikan khusus
untuk melindungi permukaan batu alam, batu bata, beton dan lain-lain. Cat batu
alam dari propan ini bisa digunakan di dalam ruangan maupun di luar
ruangan. Propan aqua stone care dapat menembus ke dalam lapisan pori-pori dan
membentuk lapisan berbentuk air, tahan cuaca dan mencegah permukaan batu
alam dari jamur dan alga, dan dapat menampakkan citra natural dari sebuah batu
alam.
9
Gambar 2.5 cat batu Propan Aqua Stone Care
Sumber : http://warnawarnacat.blogspot.com/2013/12/Cat-Batu-Alam-PROPAN-
AQUA-STONE-CARE-ASC-60WB.html
Cat batu alam dari propan ini memiliki beberapa keunggulan, antara lain:
Ramah lingkungan
Tahan cuaca
1. Bersihkan permukaan batu yang akan di cat dari debu, minyak, dan bahan
tercemar yang lain. Jagalah agar tetap kering.
Catatan:
10
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
11
SARAN
12
DAFTAR PUSTAKA
Sinergistone. 2018. Finishing Batu Alam dan Permasalahan Seputar Batu Alam.
(Online). (http://batuandesit.info/finishing-batu-alam/) diakses 26 Maret
2019
13
14