Anda di halaman 1dari 45

TEKNOLOGI BAHAN

(Modifikasi Rumah Mbaru Niang Flores – Nusa Tenggara Timur )

Disusun Oleh:

Komang Martin Ery Surya (1805521053)

Philip Emmanuel Gunawan (1805521055)

Ida Bagus Trena Windu (1805521064)

Cokorda Gde Agung Nadindra Sena (1805521073)

I Gusti Ngurah Wahyu Tata Nugraha (1805521077)

UNIVERSITAS UDAYANA
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR 2019
sBAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Dasar Finishing Bangunan


Dewasa ini teknologi mengalami perkembangan yang begitu cepat, yang juga
berpengaruh pada selera dan aktivitas manusia. Seiring dengan hal itu, material
bangunan pun mengalami perkembangan baik pada struktur maupun pada
perwujudan estetika bangunan. Pada saat ini bangunan tidak hanya dituntut kokoh
secara struktur namun aspek estetika sekarang menjadi aspek utama dalam
pembangunan karya arsitektural. Untuk mewujudkan estetika bangunan, perlu
dilakukan finishing terhadap suatu karya arsitektur.
Pekerjaan finishing adalah pekerjaan akhir dari sebuah kegiatan pembangunan
dalam rangka menutupi, melapisi dan memperindah dari sebuah bangunan atau
konstruksi tersebut. Dalam rangka melakukan efisiensi terhadap pekerjaan finishing
maka kesalahan-kesalahan pekerjaan awal harus dihindari. Manfaat dari pekerjaan
finishing adalah menambah nilai estetika, merapikan, melapisi dan meningkatkan
keawetan bangunan

Pada dasarnya pekerjaan finishing adalah pekerjaan akhir dari sebuah kegiatan
pembangunan gedung, jembatan, jalan maupun sebuah kegiatan lainnya.
Pekerjaan finishing merupakan pekerjaan yang memakan biaya yang tidak sedikit
oleh sebab itu seharusnya di hindari, untuk mereduksi pekerjaan finishing memang
tidak mudah tetapi dapat dilakukan dengan mengurangi kesalahan dan
meningkatkan kualitas produksi serta kompetensi tenaga kerja pada pekerjaan
tersebut. Pekerjaan finishing dilakukan untuk menghaluskan dengan menambah
beberapa assesoris sehingga bangunan tersebut menjadi lebih indah.
Dengan melihat pemahaman tersebut diatas maka dapat disimpulkan bahwa
pekerjaan finishing adalah pekerjaan akhir dari sebuah kegiatan pembangunan
dalam rangka menutupi, melapisi dan memperindah dari sebuah bangunan atau
konstruksi tersebut Adapun pekerjaan finishing dapat dibedakan menjadi 2, yaitu :
i. Pekerjaan Finishing basah
ii. Pekerjaan Finishing kering
i. Pekerjaan Finishing Basah
Pekerjaan ini adalah pekerjaan yang berhubungan dengan air dalam
pengolahannya seperti :
- Pekerjaan pasangan bata indah
- Pekerjaan plesteran
- Pekerjaan acian
- Pekerjaan tegel keramik
- Pekerjaan granit/marmer
- Pekerjaan pengecatan
- Pekerjaan batu alam hias

ii. Pekerjaan Finishing Kering


Pekerjaan ini adalh pekerjaan yang tidak berhubungan dengan air dalam
pengolahannya, seperti :
- Pekerjaan dinding partisi/plafond papan gypsum
- Pekerjaan dinding kaca
- Pekerjaan wallpaper
- Pekerjaan granit cara tipis

Adapun Jenis material finishing bangunan berdasarkan asal atau proses


produksinya antara lain :

a) Material alami
Merupakan material yang berasal dari alam dan dapat langsung
digunakan sebagai material finishing bangunan. Material dari alam ini
umumnya sudah dipotong sedemikian rupa dengan ukuran-ukuran
standar tertentu sehingga desainer atau pelaksana mudah untuk
mendesain atau menggunakan bahan. Contoh dari material alami seperti
kayu, batu alam, jenis rerumputan, pasir, dan lain-lain.
b) Material proses
Merupakan material alami namun kembali diolah lebih lanjut sehingga
material memiliki keunggulan-keunggulan yang akan dibutuhkan dalam
proses pengerjaan finishing bangunan. Contoh dari material finishing
proses antara lain kayu lapis/multiplek, triplek, batu bata, genteng, dan
lain-lain
c) Material Sintetis
Merupakan material yang terbuat dari bahn-bahan sintetis atau tercipta
dari suatu proses kimia sedemikian rupa sehingga menghasilkan suatu
produk. Umumnya bahan sistetis cenderung memiliki usia yang lebih
awet dari material alami dan proses instalasi yang mudah/ praktis.
Contoh dari material sintesis antara lain uPVC, PVC, aluminium, kaca,
plastik, dan lain-lain.

B. Pekerjaan Finishing Lantai

Pekerjaan Finishing lantai merupakan penutup permukaan tanah pada suatu


ruang, baik itu ruang dalam maupun ruang luar dari suatu bangunan yang berfungsi
utk menambah kenyamanan bagi penggunanya, nilai estetika, juga nilai bangunan.

I. Kategori Penutup Lantai


Lapisan penutup lantai terbagi ke dalam 2 kategori secara umum, yakni lapisan
penutup lantai alami dan lapisan penutup lantai buatan. Kayu solid (jati, merbau,
kapur, ulin, dsb) dan aneka bebatuan yang bersumber dari alam seperti marmer,
granit dan limestone merupakan jenis penutup lantai yang alami. Sedangkan semen,
keramik, MDF, dan vinyl dikatagorikan sebagai lapisan penutup lantai buatan.
Dalam finishing lantai ini memiliki teknik – teknik khusus karena tiap material
memiliki karakteritik yang berbeda – beda, baik itu bahan pembuatnya, cara
pengolahannya, cara pemotongan dan pemasangannya, cara perawatannya, dll.
II. Varian Material Finishing Lantai
Dalam perkembangannya, material finishing lantai memiliki
banyak sekali variasi yang dapat digunakan untuk menciptakan karakter
estetika yang berbeda beda. Dibawah ini telah kami rangkum beberapa
material yang umum digunakan sebagai bahan finishing lantai.

a) Granite
adalah material lantai yang sifat lebih eksklusif tentu lebih mahal harga
serta mempunyai kualitas yang lebih baik dari pada keramik. Lantai
granite ada 2 (dua) macam yaitu; granite tile (granite hasil campuran
bahan dengan sistem pembakaran) mempunyai ukuran seperti halnya
ukuran keramik, dan yang satunya adalah granite alam berupa
lembaran tidak beraturan dari batu granite yang dipotong berupa
lembar besar. Lantai ini tidak serta merta dapat langsung digunakan
bila ingin hasil yang bagus butuh di poles dengan alat poles khusus
lantai granite.

b) Marmer
adalah lantai yang terbuat dari batu alam asli yang dipotong lembaran
besar, memiliki tekstur khas, motif khas dan tentu dengan harga yang
cukup mahal. Marmer jika akan gunakan sebagai lantai perlu dipotong
ulang sesuai ukuran yang kita kehendaki dan setelah terpasang
kemudian dilakukan proses poles agar mendapatkan hasil kinclong.

c) Teraso (terrazzo)
adalah lantai yang terbuat dari serbuk, serpihan ataupun pecahan
granit, marmer, kaca atau batu. Teraso dibuat dengan proses
pencampuran bahan, dicetak dan dibakar kemudian ketika dipasang
butuh proses akhir yaitu poles agar lantai gilap.
d) Tegel
lantai ini (seperti halnya teraso) dulu sering digunakan pada bangunan
lama, bahan dasar tegel adalah semen dan bubuk pewarna. Tegel ini
ada beberapa macam motif, yaitu; polos tanpa motif hanya warna
solid, tegel bermotif, tegel motif puzzle. Mudah pemasangannya
namun harga tak kalah dengan keramik ataupun granite tile, tegel juga
harus melalui tahapan di poles agar menjadi clink.

e) Kayu Solid
Pelapis lantai yang murni menggunakan kayu utuh tanpa ada
penambahan unsur lainnya, dimensinya bisa dibuat sesuai pesanan
walaupun ukuran standarnya tetap ada dari pabrikan, relatif sulit
perawatan, harga tinggi, ketersediaan di pasaran kurang, tidak tahan
api.

f) Batu Alam
Material berupa bebatuan yang bersumber dari alam, dan terbentuk
selama ratusan bahkan ribuan tahun dan tidak dapat diperbaharui
seperti kayu, biasa diperoleh di gunung atau sungai atau laut atau di
lapisan tanah terdalam.

g) Keramik
Bahan pelapis lantai dengan bahan dasar kaolin, pembentukannya dgn
cara dibakar dgn suhu tertentu dan terakhir diglazuur utk ketahanan
dan melindungi print an maupun motif di lapisan bawahnya,
dimensinya beragam juga motifnya, tahan lama dan mudah
perawatannya, harga variatif.

h) Vinyl
Bahan pelapis lantai dengan bahan dasar PVC bersifat lentur, tahan
cuaca ringan, relatif murah, tersedia dalam ukuran tertentu sesuai
pabrikan.
i) Engineering Parket/ Parquet
Pelapis lantai yang terbuat dari campuran kayu lapis dan veneer, saat
ini byk yg menggunakan HDF bahkan PU, biasanya memiliki ukuran
standar lebar 10cm atau 20 cm spt papan kayu pd umumnya dgn
panjang 1.8m, sekarang dimensinya bervariasi.

III. Pertimbangan Yang Perlu Diperhatian Dalam Menggunakan Bahan


Penutup Lantai
Dalam memilih material finishing lantai tentu tidak sebarangan, ada
beberapa aspek yang perlu diperhatikan untuk memaksimalkan penggunaan
material seperti yang telah kami rangkum sebagai berikut :
a) Pertimbangan Teknis
Seberapa sering lantai tersebut dilalui, baik penghuni maupun
pergerakan barang? Semakin sering lantai dilalui, berarti ketahanannya
harus semakin kuat. Cara membersihkan tentu sangat perlu
dipertimbangkan. Bagi Anda yang ingin lantai yang mudah dibersihkan,
pilih lantai keramik. Jika Anda ingin memilih karpet, ingatlah bahwa
karpet mengumpulkan debu.
Berapa lama Anda ingin mempertahankan lantai tersebut? Jika Anda
cepat bosan, pilihlah lantai yang mudah dibongkar pasang seperti karpet
dan parket. Pertimbangkan pula siapa yang akan memasang material
lantai tersebut. Ada material lantai yang bisa Anda pasang sendiri. Akan
tetapi, ada pula lantai yang harus dipasang dengan bantuan tenaga ahli.

b) Pertimbangan Desain
Gaya ruangan Anda merupakan faktor pertama yang harus Anda
pertimbangkan. Lantai akan memberi pengaruh besar pada gaya
interior maupun eksterior yang Anda rencanakan.
Warna dan pola juga menjadi pertimbangan. Jangan menggunakan
lantai berpola jika Anda tidak ingin lantai yang terlalu ‘berbicara’.
Lantai dengan desain yang polos akan menghasilkan nuansa tenang.
Layout atau tatanan ruang harus Anda pertimbangkan juga.
Jangan sampai material-material bermotif atau berpola yang Anda
gunakan malah tertutup oleh perabot Anda.
Menggunakan pola memang membuat lantai Anda terlihat menarik.
Akan tetapi, jangan lupa memperhitungkan luasan ruang Anda. Buatlah
pola lantai yang besarnya seimbang dengan luasan lantai Anda. Masih
berbicara tentang pola lantai, konfigurasi juga menjadi satu hal yang
harus dipikirkan secara matang. Anda tentu tidak mau pola lantai Anda
terputus di satu sudut atau di bawah pintu.

Khusus di Indonesia bahan penutup lantai yang paling familiar digunakan


adalah keramik, karena harga relatif bervariasi dari termurah sampai termahal,
banyak pilihan motif warna dan ukuran, tersedia di pasaran di manapun, dan mudah
perawatan. Kesan dan manfaat penggunaan keramik yaitu simple rapi dan teratur,
untuk motif dan ukuran tertentu akan memberikan kesan mewah. Pastinya selain
menjadi lapisan penutup lantai,dinding, bahkan meja dapur,juga menambah
estetika, keamanan dan kenyamanan bagi kaki pengguna ruang.

IV. Kelebihan Dan Kekurangan Bahan Penutup Lantai


a) Granit
Kelebihan :

- Granit memiliki warna yang alami dan natural. Hal ini menciptakan
tampilan yang terkesan mewah karena kilauan yang dipancarkan.
- Pada pemasangannya, sambungan nat granit akan terlihat lebih tipis,
sehingga menimbulkan kesan menyatu.
- Granit memiliki kualitas yang baik. Hal ini ditandai dengan kekuatan
dari batu granit itu sendiri yang dapat bertahan hingga kurun waktu 10
tahun dalam perawatan yang tepat. Dari segi finansial, hal ini tentu
menguntungkan karena anda tidak perlu sering mengganti atau
merenovasi.
- Tidak hanya kuat, granit juga memiliki daya tahan yang baik. Meskipun
melalui musim panas dan hujan, struktur granit yang kuat tidak akan
mudah lapuk, retak, pecah dan berjamur ketika suhu udara di dalam
ruangan lembab karena cuaca sedang hujan.
- Granit memiliki permukaan yang cukup halus dengan pori-porinya yang
kecil. Dengan ini, jika granit akan tahan terhadap berbagai goresan
bahkan noda karena noda tersebut tidak akan terserap oleh granit. Noda
akan hilang dengan mudah meggunakan kain basah.
- Disamping berbagai macam kelebihannya, perawatan granit terbilang
mudah. Sama halnya seperti penggunaan keramik, membersihkan granit
untuk penggunaan lantai hanya perlu disapu dan di pel. Hal ini akan
menghemat banyak waktu untuk anda yang tidak mempunyai banyak
waktu luang.

Kekurangan

- Granit memang memiliki warna alam yang sangat indah. Akan tetapi,
warna-warna ini tidak serupa dan sama persis karena bebatuan ini
terbuat secara alami. Sehingga, anda tidak dapat memastikan setiap
potongan lembar yang anda dapatkan memiliki warna yang sama.
Berbeda dengan lantai vinyl atau marmer yang memiliki lebih banyak
variasi warna.
- Kekokohan tekstur granit yang begitu keras dan tebalnya menuntut alat
pemotong khusus jika ingin membaginya menjadi beberapa bagian.
- Kualitas granit memang menjanjikan. Tapi, hal ini akan membutuhkan
modal ekstra di awal. Jika dibandingkan dengan material lain seperti
keramik, vinyl atau marmer, harga granit terbilang fantastis. Hal ini
tidak mengguntungkan jika anda ingin membangun rumah dengan dana
minim.
- Granit sangatlah berat. Hal ini dikarenakan lantai ini terbuat dari
bebatuan alam yang asli, sehingga dari segi bobot ia cukup berat. Untuk
memasangnya, anda akan memerlukan tenaga ekstra.
- Karena harganya yang terbilang mahal, tentu anda akan lebih berhati-
hati dalam merawat dan menjaga kualitas dari granit tersebut. Secara
tidak sadar, anda akan mengeluarkan perawatan yang lebih ekstra.
- Lantai granit perlu dipoles (seal) secara berkala, kurang lebih setahun
sekali. Hal ini dilakukan agar granit tetap bersinar dan daya tahannya
lebih kuat terhadap cairan kimia, noda serta goresan.

b.) Marmer

Berikut beberapa kelebihan dan kekurangan marmer sebagai bahan penutup


lantai menurut Yanto Irawan, ST, et. al dalam buku Panduan Praktis
Menghitung Biaya Membangun Rumah (Kawan Pustaka, 2012).

Kelebihan :

- Bahan alami marmer memberikan motif yang beragam dan tidak sama
pada setiap potongannya.
- Memberikan kesan mewah.
- Daya tahan terhadap beban relatif tinggi sehingga lebih tahan lama.

Kekurangan :

- Harganya relatif mahal.


- Proses pemasangannya membutuhkan keahlian khusus dan memakan
waktu.
- Memberikan kesan “dingin” pada ruangan.
- Memiliki pori-pori sehingga noda susah dihilangkan jika tidak diberi
lapisan pelindung.
- Akan membekas jika tergores.
c.) Kayu Solid

Kelebihan :

- Tahan lama terutama ketika terawat dengan baik


- Mudah apabila mau diperbaiki – dapat diperbaiki beberapa kali
- Luas keragaman pilihan gaya yang tersedia, dari warna motif jenis kayu
- Lantai terasa lebih hangat daripada batu, keramik atau beton
- Pilihan yang ekonomis dalam jangka panjang karena itu renewability

Kekurangan :

- Rentan terhadap goresan dan keausan akibat grit dan kotoran


- Rentan terhadap kerusakan dari kelembaban dan cairan (tidak
dianjurkan untuk kamar mandi)
- Dapat memuai dan berderit pelan dari waktu ke waktu karena
longgarnya antara kayu dan paku yang mengikat papan dengan
subfloor
- Rentan terhadap muai susut atau “cupping” (melengkung dari
permukaan kayu) karena perubahan kelembaban jika tidak terpasang
dengan benar
- Pemasangan lebih lama beberapa hari untuk pengamplasan, pewarnaan
dan finishing

 BATU ALAM
KELEBIHAN

- ukuran tidak terbatas


- tidak gampang melenting
- sambungan nat lebih kecil sehingga terlihat lebih menyatu
- dengan ukuran yang lebih besar, ruangan jadi tampak lebih luas

KEKURANGAN

- marmer sulit dibersihkan apabila terkena kotoran


- memerlukan perawatan ekstra dibandingkan keramik karena mudah kusam
dan harus dipoles lagi
- memerlukan pisau khusus karena keras dan tebal, setelah dipasang marmer
harus dipoles lagi
- harga mahal
- warna tergantung pada alam

 KERAMIK
KELEBIHAN

- harga murah
- tahan terhadap noda, gampang dibersihkan apabila terkena kotoran seperti
kopi, tinta dan cat
- tidak memerlukan bahan khusus untuk pemasangan seperti semen instan
- mudah dipotong
- tidak memerlukan perawatan khusus karena tidak mudah kusam
- memiliki pilihan motif dan warna yang bermacam-macam

KEKURANGAN

- untuk ukuran diatas 60×60 biasanya mudah melenting karena ketebalannya


tidak mendukung
- apabila sudah terpasang pada bagian natnya terlihat lebih besar karena
baian sisi-sisinya berpinggul. Ada juga yang tidak memiliki pinggul
biasanya karena dipotong dan ukurannya cenderung tidak sama walaupun
dalam satu dus

 VINYL
KELEBIHAN
– Perawatan yang lebih mudah, cukup dengan menyapu dan mengepel
untuk menjaga agar lantai selalu bersih
– Tersedia banyak pilihan, sehingga bisa leluasa dalam menentukan
pilihan warna, gaya maupun corak lantai
– Rancangan lantai vinyl dibuat menyerupai jenis material lain, semisal
bebatuan maupun kayu
– Vinyl mempunyai permukaan yang lebih halus bila dibandingkan
dengan lantai dari bahan kayu
– Lebih nyaman saat di pijak, karena pada bagian bawahnya dilapisi
dengan kain atau busa
– Lebih fleksibel dalam pemasangannya, karena vinyl merupakan jenis
lantai yang lembut
– Umur vinyl relatif tahan lama, karena ada yang mengklaim bahwa lantai
vinyl mampu bertahan 10 hingga 15 tahun
– Cukup kuat, karena mampu menahan serta menahan air
KEKURANGAN
– Bisa membahayakan, karena vinyl terbuat dari polyvinyl chloride
(PVC). Bagi mereka yang sensitive terhadap jenis bahan ini tentu sangat
berbahaya, karena bahan vinyl adalah PVC yang dapat melepaskan
volatile organic compounds (VOC)
– Untuk mendapatkan hasil yang maksimal dari pemasangan lantai vinyl,
perhatikan lapisan pertamanya, pastikan lapisan pertama seperti ubin
keramik, lantai vinyl, mapun bahan lain, karena perekat vinyl bisa bekerja
tidak maksimal dan mudah lepas bila lapisan pertama tidak bersih
– Mudah rusak bila terkena benda tajam, terkena gesekan furniture/benda
berat pun beresiko merusak lantai vinyl
– Sulit diperbaiki, harus mengganti baru bila sudah rusak

 PARKET/PARQUET
KELEBIHAN
– lantai parquet lebih lunak sehingga aman untuk balita
– lebih bersih, kotoran tidak dapat melekat baik untuk penderita alergi
debu
– tidak menyerap dingin, baik untuk penderita reumatik
– tidak dapat pecah/retak
– tidak dapat bernoda
– kedap suara
KEKURANGAN
– tidak tahan terhadap air, daya serap tinggi
– Sangat keras.
– Membutuhkan perawatan yang apik. Bahan dasar kayu lebih mudah
rusak terutama karena factor kondisi kelembapan dan cuaca.

TIPS DAN TRIK DALAM MENENTUKAN FINISHING MATERIAL LANTAI


YANG TERBAIK

1. Pilih jenis lantai yang akan digunakan, apakah itu yang alami atau buatan,
atau kombinasi di antara keduanya, karena apabila bisa
memadumadankannya dengan baik, maka hasil yang diperoleh pun akan
semakin baik.
2. Sesuaikan dengan tema desain arsitektur dan interior, apakah itu modern
minimalis, industrial, tropikal, rustic, klasik, dan lainnya.
3. Pertimbangkan budget, karena budget sangat menentukan kualitas maupun
jenis material yang nantinya akan digunakan sebagai penutup lantai, juga
ongkos pasang untuk material tertentu seperti marmer yang paling mahal
harus dipertimbangkan masak-masak di tahap awal dalam penentuan spek
finishing material.
4. Tentukan ruang yang akan diaplikasikan finishing material lantai, karena
tidak semua ruang bisa menggunakan material tertentu, contoh parket kayu
jangan digunakan di area basah seperti kamar mandi dan teras.
5. Ketersediaan di toko material maupun supplier di seputar proyek juga perlu
dipertimbangkan, jangan sampai kita sendiri nantinya kesulitan saat
membutuhkan tambahan material dalam waktu yang singkat.
6. Pertimbangkan perawatannya, terutama bagi penghuni yang sulit
meluangkan waktunya untuk merawat rumah tinggalnya. Asisten rumah
tangga perlu dibekali pengetahuan mengenai cara perawatan dari finishing
material lantai yang telah digunakan, agar jangan sampai telanjur salah yang
mengakibatkan rusaknya material tersebut dalam waktu singkat.
Finishing Lantai Kayu ( solid )
Ada beberapa sistem atau cara dalam finishing Lantai kayu solid Unfinish.
Parket solid unfinish artinya material / Produk lantai kayu yang belum finishing,
atau masih mentah baru keluar dari mesin Moulding. Lantai kayu jenis ini biasanya
di finishing setelah terpasang yang maksudnya agar mendapatkan hasil sentuhan
yang lebih halus dan rata. Perataannya sendiri menggunakan mesin khusus untuk
lantai

TEKNIS FINISHING
Cara mengaplikasikan Finishing Lantai Kayu untuk semua jenis bahan
finishing bisa dengan menggunakan rol, kuas, atau spray gun. Adapun bahan
finishing yang biasanya digunakan untuk Parquet, terdiri dari 4 jenis.
- Bahan UPL (Ultran Parquet Lack) dari bahan PU (Poly Urethane)
- Bahan APL (Aqua Parquet Lack) dengan campuran air.
- Bahan Ultran Lasur untuk finishing Kayu Outdoor
- Bahan Melamine 2 Komponen.

1. Bahan Melamine
Adalah bahan standar finishing untuk Interior seperti lemari dan furniture
lainnya, termasuk bahan dengan Kualitas menengah untuk di gunakan finishing
Parquet.
2. Bahan UPL (Ultran Parquet Lack) dari bahan PU (Poly Urethane)
Ultran Parquet Lack UPL-77E adalah cat PU yang tahan terhadap
kelembaban, cat khusus yang dirancang untuk lantai kayu berkualitas tinggi.
Khusus produk tahan lama dan cocok untuk lantai wisata area. UPL-77E terbuat
dari 100% PU Bayer Kayu Cover, sehingga tahan terhadap abrasi dan menggaruk
lebih baik daripada komponen lainnya PU 2. Kelebihan dari Bahan UPL ini Tahan
terhadap abrasi dan goresan sangat baik , Transparansi dan gloss tinggi, Lebih
mampu menahan jenis bahan kimia rumah tangga.
3. Bahan APL (Aqua Parquet Lack) dengan campuran air.
Bahan APL adalah juga termasuk bahan finishing untuk Lantai Kayu yang
lebih bagus di atas bahan Melamine, sejajar dengan UPL. Hanya kadar
campurannya menggunakan Air. Dari ketiga Jenis ini, untuk kategori tampilan dari
hasil finishing cenderung sama, hanya masing-masing memiliki kualitas yang
berbeda. Ketiga jenis bahan finishing diatas adalah bahan finishing yang paling
banyak digunakan untk memasang lantai kayu. Ketiga jenis bahan finishing diatas
memiliki kualitas yang berbeda-beda juga berbeda-beda dalam harganya yang
jadinya membedakan pada Biaya Memasang Lantai Kayu.
4. ULTRAN LASUR EL-501
Adalah cat kayu untuk di luar ruangan dari propan, salah satu produk untuk
melindungi lapisan kayu dengan kekuatan osmotik, terutama untuk penggunaan
kayu tropis. Ultran Lasur dapat memenuhi tuntutan kualitas tinggi untuk proyek-
proyek prestise seperti hotel, resort villa mewah, dan kapal pesiar untuk
melindungi kayu kapal terhadap cuaca buruk. Kami menggunakan Ultran Lasur ini
untuk melapisi atau Coating pada Pemasangan Decking Kayu pada area Outdoor.

TEKNIS PEMASANGAN KERAMIK

Bahan keramik banyak digunakan untuk lantai (flooring). Dengan banyak pilihan
warna, motif, serta ukuran akan memperindah tampilan ruangan. Untuk
memasangya dibutuhkan keahlian dan ketelitian agar mendapatkan hasil yang
bagus. Namun Anda pun bisa belajar memasang keramik sendiri. Dalam
pemasangannya ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan, agar pemasangan
keramik tepat dan benar.

 Tentukan jenis keramik yang dibutuhkan, misalnya untuk lantai eksterior


atau interior. Pemilihan ini disesuaikan dengan kondisi tempat
pemasangannya.
 Tentukan luas permukaan yang akan dilapisi keramik, serta bahan
pemasangannya. Keramik yang dibutuhkan dilebihkan sekitar 15% dari luas
ruangan terkukur untuk jenis pemasangan paralel, dan 25% untuk diagonal.
 Tentukan warna, ukuran, dan motif keramik.
 Tentukan metode atau cara pemasangan yang akan dilakukan, apakah open
join dengan lebar nat >3mm, atau closed join dengan nat kecil < 3mm.
 Tentukan pola pemasangan yang diinginkan, apalah paralel atau diagonal.
Pemasangan secara diagonal akan membutuhkan lebih banyak keramik
karena banyaknya keramik yang dipotong pada tepi ruangan.

Cara Pemasangan Keramik

1. Temukan titik pusat dari area lantai. Titik pusat dapat ditentukan dengan
mengukur persilangan sudut ruangan yang satu ke sudut lainnya. Kemudian
tandai pertengahan garis yang terukur. Menemukan titik pusat merupakan
prioritas utama, karena hal ini akan menentukan di mana harus memasang
keramik yang pertama dan berikutnya.
2. Mulailah pemasangan keramik yang pertama dari titik pusat ke salah satu
dinding
3. Aplikasikan mortar perekat keramik dengan cetok (bergerigi lebih baik)
secara merata pada dasar lantai. Rentangan aplikasi perekat sebaiknya
jangan terlalu luas cukup 3-4 ubin keramik. Dikhawatirkan perekat akan
cepat mengering, sehingga rekatannya pada keramik tidak bagus.
4. Letakkan keramik di atasnya, dan tekan ke bawah dengan pelan, serta ketok
dengan palu karet hingga posisi ubin stabil. Pada saat mengetok keramik,
pastikan Anda mengecek suara yang timbul. Jika suara berdengung berarti
ada perekat yang tidak merekat pada keramik. Segera angkat keramik
tersebut dan lakukan perbaikan pengadukan perekat hingga merata dan
tempelkan pada posisi semula.
5. Gunakan tile spacer (pemisah ubin) dan lanjutkan pemasangan ubin
berikutnya.
6. Pakailah waterpass alumunium untuk mengepaskan ketinggian keramik
sampai merata. Jika terlihat ada permukaan yang tidak rata, maka bisa
menambah atau mengurangi mortar perekat keramik sampai rata.
7. Pada saat pemasangan pada ujung baris, lakukan pengukuran pada keramik
yang akan dipotong dengan cara menempatkannya di atas keramik terakhir,
serta dengan memberi ruang untuk nat. Tandai dengan spidol pada keramik
yang akan dipotong.
8. Ulangi langkah nomer 2 hingga 7 untuk baris keramik berikutnya.
9. Biarkan selama satu setengah hari agar mortar perekat keramik mengering.
10. Lakukan pengisian nat dengan grout. Grout merupakan mortar (semen)
yang digunakan untuk mengisi kekosongan atau celah keramik.
11. Bersihkan kelebihan grout dengan menggunakan spons basah.

Granit adalah bahan bangunan yang biasa digunakan untuk menutupi struktur
lantai. Dibandingkan dengan material yang lain, granit mempunyai kelebihan-
kelebihan di antaranya bersifat kuat, keras, dan kokoh, memiliki daya tahan dan
ketangguhan yang tinggi, serta kilau permukaannya sangat baik. Tidak heran,
rata-rata harga granit di pasar tergolong cukup mahal.

Selain dipasang di lantai, granit juga dapat diaplikasikan di dinding dan


perabotan seperti meja dapur. Namun pada panduan kali ini, kita akan
membahas tentang pemasangan granit di lantai bangunan. Pada dasarnya,
langkah-langkah kerja yang harus dilakukan sama dengan pemasangan lantai
keramik. Anda perlu membuat landasan berupa lantai semen yang memiliki
permukaan rata terlebih dahulu, lalu pasang lantai granit di atasnya.

1. Pembuatan Dasaran

Pembuatan lantai dasaran ini bersifat opsional artinya Anda tidak perlu
membuatnya lagi jika sudah ahli. Adanya dasaran berguna untuk mempermudah
kita dalam memasang lantai granit, terutama memastikan lantai tersebut sudah
dipasang dengan rata. Dasaran ini terbuat dari campuran pasir dan semen dengan
perbandingan 3:1. Buatlah lantai semen yang mempunyai permukaan yang benar-
benar rata. Tunggulah sampai lantai ini mengering, kemudian Anda bisa
melanjutkan ke pekerjaan selanjutnya.

2. Pembuatan Perekat
Adonan perekat untuk lantai granit biasanya terbuat dari pasir dan semen yang
dicampur dengan komposisi 3:1. Adonan tersebut dibuat dengan tekstur yang agak
kering dan tidak terlalu lembek sehingga tidak berisiko mengalami penyusutan
secara berlebihan jika sudah kering. Sebagai alternatif, Anda pun dapat
menggunakan semen instan yang sesuai standar pabrik.

3. Teknik Pemasangan

Standar ukuran (kepalan) dalam memasang lantai granit dimulai dari satu keping
memanjang, bukan melebar. Sedangkan untuk pemasangan lantai granit yang nyaris
tidak memakai nat dimulai dengan memasang 3 baris secara memanjang terlebih
dahulu. Adapun arah pemasang yang benar ialah dimulai dari sisi bagian dalam
menuju ke sisi bagian luar. Artinya Anda harus memasang lantai granit dari area
tengah ruangan terlebih dahulu, lalu dilanjutkan ke tepi hingga menuju ke area
pinggir ruangan. Jangan pernah memasang lantai granit dimuali dari sisi bagian luar
menuju ke sisi bagian dalam karena mengakibatkan pekerjaan Anda tidak akan rapi.

4. Pemasangan Lantai

Adonan perekat lantas diletakkan di permukaan lantai semen yang akan ditutupi
granit. Atur sedemikian rupa supaya tumpukan adonan tadi memiliki permukaan
yang rata. Jika sudah, sekeliling bagian tepi dari adonan perekat ini dibuang
sepanjang 1-1,5 cm untuk mengakomodasi tekanan ke samping dari kelebihan
adonan tersebut saat lantai dipasang dan ditekan permukaannya. Sebelum dipasang,
sisi bawah lantai granit boleh diberikan adonan perekat yang kental dengan
ketebalan yang tipis. Setelah itu, lantai granit tersebut dipasang tepat di atas adonan
perekat, lalu berikan tekanan secara perlahan untuk memperkuat ikatannya. Cek
kerataan permukaannya menggunakan waterpass.

5. Finishing Lantai

Lantai granit yang baru saja dipasang tidak boleh diinjak terlebih dahulu sampai
kondisinya mengering dengan sempurna. Apabila Anda menggunakan adonan dari
campuran semen dan pasir, waktu pengeringan yang dibutuhkan ialah 4-5 hari.
Sedangkan jika pemasangan memakai semen instan, lantai granit akan mengering
selama 2-3 hari. Setelah kering, lantai granit ini bisa dibersihkan menggunakan
cairan pembersih alami. Untuk mempertahankan kilauannya, Anda perlu
memelihara lantai tersebut dengan baik.

TIPS PEMASANGAN BATU ALAM

Pemasangan batu alam saat ini bukan hanya untuk bagian dan dinding luar atau
dalam rumah saja, Saat ini pemasangan batu alam juga digunakan untuk lantai
dalam maupun luar rumah, seperti garasi atau halaman rumah dan bangunan lain
seperti ruko, gedung dll.

Memasang lantai dengan batu alam mempunyai rasa unik tersendiri dan
mempunyai kesan yang indah dan sejuk di lihat atau di pandang, kenapa bisa begitu
? itu terjadi karena tekstur batu alam yang mampu meredam hawa atau cuaca panas
dari terik dan cahaya matahari, Lain hal nya dengan keramik yang memantulkan
pancaran dan suhu panas dari matahari ke sekitar kita dan timbul lah suasana
gersang disekitar rumah kita.

Untuk memasang batu alam di area lantai garasi atau halaman depan rumah, tentu
kita harus memilih dan memilah batu apa yang sekira nya cocok untuk dipasang
dan digunakan, banyak sekali jenis batu alam sebenarnya untuk digunakan di lantai,
namun ada beberapa pilihan saja yang harus di perhatikan dari tekstur batu alam
tersebut seperti :

 Warna
 Tekstur
 Kekuatan nya
 Ketahanan terhadap cuaca

Itu diantara nya beberapa faktor untuk menentukan pilihan jenis batu alam untuk
dipasang diluar rumah.Pemasangan batu alam diluar rumah harus memperhatikan
segi aspek warna, jika ingin suasana teduh pakai lah batu andesit, batu Purwakarta
atau batu koral sikat.
Pilihlah tekstur yang sedikit kasar dan jangan pilih yang terlalu kasar contoh yang
paling umum yaitu andesit bintik bakar, jika ingin sedikit lebih kasar lagi atau
sedikit gelombang pakailah jenis batu Purwakarta dan jangan menggunakan jenis
batu RTA karena terlalu ekstrim dan susah untuk dibersihkan.

Secara umum jenis batuan yang tahan dan kekuatan nya sudah tidak diragukan lagi
yaitu jenis batu andesit, Purwakarta dan koral sikat, sebenarnya bisa saja dipasang
jenis batu lain seperti batu Palimanan , batu candi atau paras jogja tapi masih kurang
cocok jika untuk lantai karena kekuatan nya masih kalah jauh dibanding batu
andesit, Purwakarta dan koral sikat ,selai itu juga jenis andesit dan Purwakarta
sangat minim perawatan.

Selain faktor kekuatan dan warna daya tahan terhadap cuaca pun sangat diperlukan
apalagi pemasangan batu berada di area ruangan terbuka, dan batu yang harus
dipasang memenuhi kriteria yang baik ,yaitu tahan dari cuaca panas, hujan, jamur
seperti lumut dan sejenis nya.

Jika kriteria di atas terpenuhi saya yakin aspek kekuatan nya sangat bagus terutama
untuk area halaman yang sering lalu lalang kendaraan seperti mobil atau sepeda
motor, selain pemilihan batu yang tahan terhadap beban dan cuaca dibutuhkan juga
tenaga tukang yang Porofesional untuk memasang nya, karena jika memasang batu
asal pasang saja percuma selain gampang rusak juga tidak variatif dan terlihat kaku
atau monoton.
C. Pekerjaan Finishing Plafon

Plafon adalah bagian dari konstruksi bangunan yang berfungsi sebagai


langit-langit bangunan. Pada dasarnya plafon dibuat dengan maksud untuk
mencegah cuaca panas atau dingin agar tidak langsung masuk ke dalam rumah
setelah melewati atap. Namun demikian dewasa ini plafon tidak lagi hanya sekedar
penghambat panas atau dingin, melainkan juga sebagai hiasan yang akan lebih
mempercantik interior suatu bangunan. Plafon biasanya dibuat dengan ketinggian
tertentu. Namun sebagai variasi ada juga yang dibuat tidak selalu rata. Variasi
tersebut dikenal sebagai plafond drop ceiling. Plafon dibuat lebih tinggi dari yang
lain.
Manfaat / kegunaan plafon antara lain sebagai berikut :

 Supaya ruangan di bawah atap selalu tampak bersih dan tidak tampak kayu
dari rangka atapnya.
 Untuk menahan kotoran yang jauh dari bidang atap melalui celah-celah
genteng
 Untuk menahan percikan air, agar seisi ruangan selalu terlindungi
 Untuk mengurangi panas dari sinar matahari melalui bidang atap

Jenis – jenis Plafon :

1. Plafon Triplek

Harga relatif murah dengan berbagai macam ketebalan. Ketebalan


yang layak untuk plafon sebenarnya 4mm, kalau bisa 5mm, tetapi karena
harga kayu sudah tidak rasional, konsumen dipaksa membeli ketebalan
3mm bahkan 2,5mm.
Kelebihan Plafon Triplek :

1. Pemasangan lebih mudah tidak perlu ahli khusus.


2. Pemasangan plafon ini dapat dipasang lembaran tanpa dipotong-potong
maupun dapat dibagi menjadi empat bagian supaya lebih mudah dalam
penataan dan pemasangannya.
3. Karena bahannya yang ringan memudahkan pengguna dalam perbaikan
apabila terjadi kerusakan untuk menggantinya.

Kekurangan Plafon Triplek :

1. Mudah hancur apabila terkena air atau dimakan rayap


2. Agar lebih indah perlu finishing dengan cat kayu atau wallpaper.
3. Plafon triplek bila sudah terkena air akibat kebocoran, langsung ternoda dan
sulit untuk di cat tembok (emulsi) agar kembali indah seperti semula. Bila
sudah ternoda biasanya diakali dengan cat minyak, baru ditimpa cat tembok.

CARA PEMASANGAN PLAFON TRIPLEK :

Bahan-bahan :
 Triplek
 Kayu usuk sebagai rangka
 Paku atau skrup
 Cat kayu
 Kompon atau dempul
Peralatan :
 Gergaji
 Palu atau martil
 Obeng
 Meteran
 Penggaris siku
 Benang ukur
 Waterpass
 Pensil
Cara Membuat :
1. Periksa tingkat kerataan permukaan dinding bagian atas apakah sudah rapi
atau belum. Pastikan atap rumah tidak bocor sebab musuh utama triplek
ialah air. Disarankan memasang lembaran plastik di bawah atap untuk
melindungi triplek dari kebocoran.
2. Lakukan pengukuran ketinggian atau elevasi posisi plafon yang
dikehendaki. Tandai batas atas dinding yang akan dipasangi rangka dan
plafon menggunakan benang ukur. Cek kembali ketepatan posisi tanda-
tanda tersebut memakai meteran dan waterpass.
3. Pasang rangka plafon tepat pada tanda-tanda yang sudah dibuat sebelumnya.
Usahakan kayu usuk yang digunakan mempunyai wujud yang lurus agar
tidak menyebabkan permukaannya bergelombang. Sebagai tips tambahan,
plafon akan tampak rapi apabila susunan tripleknya simetris antara bidang
kiri dan kanan.
4. Sebelum triplek dipasangkan pada rangka, lakukan ujicoba kekuatan rangka
terlebih dahulu. Caranya yaitu menggantungkan beberapa beban dengan
berat total yang sesuai dengan harapan. Bila rangka mampu menahan beban
dengan baik, artinya rangka tersebut telah memenuhi syarat kelayakan.
5. Kini saatnya memasang triplek di rangka plafon yang sudah terpasang.
Pemasangannya sebaiknya dimulai dari bidang tengah kemudian menyebar
ke pinggir ruangan untuk menjaga kerapiannya. Usahakan pula tidak ada
celah yang terbentuk di antara kedua lembaran triplek karena akan merusak
tampilannya. Setelah rampung, periksa kembali kerataan plafon tersebut
untuk memastikan kebenarannya.
6. Langkah selanjutnya yakni pekerjaan finishing. Anda bisa mengaplikasikan
kompon di permukaan plafon yang cacat untuk menutupinya. Permukaan
plafon yang mengalami keretakan, berlubang, timbul, ataupun tidak rata
harus diratakan menggunakan kompon.
7. Setelah kompon mengering, kini saatnya menguaskan cat sesuai warna yang
Anda sukai.
2. Plafon Gypsum

Plafon Gypsum adalah semacam langit langit rumah yang memiliki


desain yang unik dan kadang malah menakjubkan, hingga saat ini plafon
gypsum banyak digunakan pada rumah modern.

Kelebihan Plafon Gypsum :

1. Mudah ditemukan dengan harga yang murah dan variatif tergantung


dari ketebalan dan merek.
2. Plafon Gypsum banyak variasi aksesori dan hiasan, mulai dari
lisplang, hiasan tengah, hiasan sudut dll.
3. Bila pengerjaannya rapih bisa menghasilkan plafon yang licin mulus
tanpa terlihat sambungan.
4. Perbaikan plafon gypsum mudah dilakukan. Itulah alasan semakin
populernya penggunaan plafon gypsum menggantikan plafon
triplek.

Kekurangan Plafon Gypsum :

1. Tidak semua tukang bisa mengerjakannya, perlu keahlian khusus.


2. Sisi negatifnya tidak tahan terhadap air, mudah timbul noda hitam
atau bahkan bisa hancur bila sering terkena air. Sehingga bila
direncanakan mengaplikasikan gypsum, konstruksi atap rumah
harus benar-benar tidak boleh bocor.
Cara Pemasangan Plafon Gypsum :

 Siapkan peralatan dan bahan yang Anda butuhkan untuk pemasangan seperti
sekrup gypsum, pistol sekrup (screw gun) atau mesin bor, pisau cutter, siku
tukang, compound gypsum dan tape gypsum.
 Tandai lokasi holo pada siku metal dengan spidol atau gunakan benang untuk
mempermudah Anda menemukan posisi yang tepat saat mengencangkan sekrup
gypsum pada metal dengan pistol sekrup.

 Selalu memulai memasang papan gypsum dari sudut ruangan, sehingga papan
bisa dipergunakan selembar penuh. Posisikan panel gypsum dalam keadaan
menyilang dengan rangka holo.

 Bagian cekung pada tepian papan gypsum harus selalu dipasangkan bersama dan
menghadap lantai. Hal ini berfungsi untuk penyambungan dua papan gypsum
dengan menggunakan compound dan tape gypsum.

 Bila anda menggunakan sekrup, pastikan kepala sekrup tidak sampai terpendam
dan merobek lembaran kertas pelapis papan gypsum. Kepala sekrup ini nantinya
akan ditutupi dengan lapisan compound dan tape gypsum.
 Sekrup yang dipasang harus berjarak minimal 10mm dari semua tepian panel
gypsum. Sementara jarak antar sekrup maksimal 150mm untuk yang
berada tepian panel dan 240mm pada sekrup tengah panel.
 Anda harus menopang panel gypsum agar stabil dengan memasang pertemuan
dua panel secara zigzag sesuai dengan rangka metal yang telah dibuat. Oleh
sebab itu cukup gunakan setengah lembar dari panel pertama untuk
dipergunakan pada panel kedua.

 Teruskan pemasangan panel gypsum di seluruh ruangan dengan mengulangi


langkah-langkah 1-7.

Pemasangan panel gypsum mengharuskan Anda untuk memotong papan gypsum.


Berikut beberapa tips pemotongan papan gypsum:
 Pada saat memotong panel secara vertikal, gunakan siku T, ukur dan tandai garis
potongnya. Potong panel gypsum dengan cutter dari bagian tepi atas hingga
tengah panel, lalu lanjutkan dari bagian tepi bawah menuju tengah.
 Gunakan papan atau meja yang rata dan letakkan panel gypsum sehingga garis
potongnya berada persis di atas tepian meja atau papan.
 Patahkan panel dengan pelan ke arah bawah (lihat gambar). Kemudian gunakan
cutter untuk memotong kertas pelapis panel gypsum.

 Untuk membuat lubang pada panel gypsum, dapat menggunakan bor putar
(rotary drill) atau gergaji pembuat lubang kunci (keyhole saw).
3. Plafon Fiber Semen

Yaitu perpaduan Gypsum dengan triplek dimana mempunyai


kelebihan dan kelemahan yang sama.

Kelebihan Plafon Fiber Semen :


1. Dari segi harga Fiber Semen lebih murah dari Gypsum.
2. Bahan ini cenderung lebih keras dan lebih berat sehingga harus
hati-hati sewaktu memotong karena mudah retak.
3. Sifatnya yang keras dan kuat sangat cocok untuk diaplikasikan
sebagai plafon, apalagi tidak mudah ternoda oleh kebocoran.
4. Keunggulan plafon GRC tahan terhadap air, lebih kuat, dan ringan.
5. Proses pengerjaanya cukup mudah.

Kekurangan Plafon Fiber Semen :


1. Tak tahan benturan.
2. Material GRC di beberapa daerah masih jarang di jumpai.

Cara Pemasangan Plafon Fiber Semen :


1. Memetakan luasan plafon. Untuk memasang plafon gypsum pada
sebuah ruangan, langkah pertama yang perlu dilaksanakan yakni
menilai dimensi ruangan hal yang demikian terutamanya dulu.
Berapakah panjang dan lebar ruangan hal yang demikian? Progres
penilaian ini semestinya dilaksanakan secara teliti agar nantinya tak
terjadi kekeliruan-kekeliruan yang tak diharapkan yang bisa merugikan
Anda.
2. Memilih material GRC. Pilihlah material GRC yang Anda inginkan
secukupnya saja. Kecuali itu, Anda juga perlu merencanakan plafon
rumah supaya desainnya cocok dengan konsep hunian yang dipilih.
Apakah figur rumah scandinavan, beraneka desain rumah minimalis
dan sebagainya. Kecuali itu warna plafon juga semestinya disesuaikan
dengan warna cat rumah yang cantik dan adem.
3. Memasang rangka plafon. Sesudah dimensi dan desain plafon telah
ditentukan, karenanya langkah berikutnya yakni membikin rangka
plafon. Anda bisa menerapkan berabagi macam kayu untuk rangka
plafon, atau juga bisa menerapkan rangka lain yang terbuat drai
material metal hollow square. Jikalau Anda menerapkan material
rangka kayu, pastikan kayu hal yang demikian termasuk ke dalam
macam kayu yang tak dimakan rayap.
4. Memaku plafon. Saat rangka kayu telah selesai dipasang, langkat
berikutnya yang bisa Anda lakukan yakni memasang plafon hal yang
demikian. Pakailah alat tolong berupa tangga lipat untuk mengerapkan
planel plafon pada rangka kayu. Jikalau Anda menerapkan macam
rangka kayu, karenanya Anda perlu menerapkan paku khusus yang
mempunyai diameter 2 mm dengan panjang sebesar 25 mm serta
mempunyai kepala yang lebar dan juga digalnavis.
5. Amati komponen sambungan. Lazimnya komponen sambungan antara
plafon GRC satu dengan yang lainnya bisa dengan gampang mengalami
keretakan. Sebagai alternatif, Anda bisa menerapkan metode
sambungan square, dimana pada tiap-tiap nat atau spot pertemuan panel
akan diaplikasikan kompon versaboard.
6. Progres finishing. Jikalau seluruh langkah hal yang demikian telah
selesai dilaksanakan, karenanya selesailah pelaksanaan pembuatan
plafon GRC. Untuk pelaksanaan walhasil, Anda bisa mengecat kembali
permukaan plafon dengan warna yang diharapkan. Jangan lupa dikala
profesi telah selesai, lantas bersihkan kembali sampah hasil profesi
dengan menerapkan alat kebersihan rumah berupa sapu, kain pel dan
sebagainya.
4. Bahan PVC

Terbuat dari Plastik Poly Vinyl Chloride

Kelebihan Plafon Bahan PVC :

1. Plafon PVC ini tahan terhadap air dan rayap, sehingga dapat di
aplikasikan di area indoor ataupun outdoor.
2. Teknik pemasangannya pun mudah yaitu dengan system knockdown.
3. Plafon PVC pada umumnya sudah dengan finishing warna dan motif
sehingga tidak perlu tambahan pekerjaan dan biaya cat.

Kekurangan Plafon Bahan PVC :

1. Namun harga memang lebih mahal dibandingkan dengan bahan


Gypsum dan Triplek karena kualitasnya yang jauh lebih bagus.

Cara Pemasangan Plafon PVC :

1. Siapkan terlebih dahuli alat pertukangan yang sederhana seperti cutter,


impact drill, meteran, paku, palu dan terminal listrik
2. Kemudian, siapkan Plafon PVC yang akan dipasang dan juga rangka
untuk memasangnya. Untuk rangka, anda dapat menggunakan rangka dari
kayu atau hollow.
3. Selanjutnya, lakukan pengukuran terhadap ruangan dan sesuaikan ukuran
rangka denga ukuran ruangan
4. Pasang rangka Plafon PVC terhadap ruangan. Sebaiknya gunakan water
pass agar tidak miring
5. Kemudian, pasang lis dan siku pada sudut ruangan untuk menahan Plafon
PVC
6. Lalu, pasang lis dengan menggunakan bor dan sekrup dengan jarak 50 cm.
7. Aplikasikan atau pasang Plafon PVC yang anda beli dari agen Plafon PVC
mulai dari bagian pinggir. Apabila terdapat bagian yang belum sesuai atau
tidak sesuai, dapat dipotong dnegan menggunakan cutter. Namun, pastikan
untuk memotongnya dengan hati hati agar plafon terlihat rapi sehingga
enak dilihat.
8. Selanjutnya, rapikanlah bagian Plafon PVC yang mungkin belum rapih

PLAMIR

Plamir (Plamuur) merupakan kata yang berasal dari Bahasa Belanda, dimana kita
kenal sebagai dempul. Plamir dilakukan untuk menutupi keretakan dan meratakan
permukaan tembok atau plafon yang terlihat tidak rata. Plamir juga sering
dilakukan untuk menghemat cat, termasuk dalam salah atu tips hemat membangun
rumah. Plamir banyak sekali diterapkan di jenis-jenis rumah tinggal, entah model
rumah scandinavian, desain rumah modern eropa, atau rumah dengan
konsep arsitektur modern tropis.

Cara Plamir Plafon

Salah satu proses pekerjaan yang menjadi tolak ukur rapi atau tidaknya sebuah
pekerjaan plafon adalah pada saat proses plamir sambungan pada papan gypsum,
triplek atau bahan-bahan lainnya. Proses ini sangat membutuhkan kemampuan
yang tinggi serta tingkat kesabaran yang cukup. Sebelum mengetahui cara plamir
plafon yang baik dan benar, Anda perlu membuat campuran plamir yang akan
dioleskan pada plafon nantinya. Cara pembuatan plamir membutuhkan bahan-
bahan sebagai berikut :

 Kalsium : merupakan cairan berwarna putih seperti semen.


 Lem : lem yang digunakan adalah lem putih khusus plamir (PVAc).
 Air (secukupnya)

Proses pembuatannya adalah sebagai berikut :

 Pertama-tama, siapkan terlebih dahulu wadah yang akan digunakan untuk


meletakan campuran plamir.
 Selanjutnya, Anda dapat mencampurkan air serta kalsium ke dalamnya.
Aduklah hingga keduanya merata.
 Kemudian tambahkan lem ke dalamnya dan ratakan. Plamir lalu siap
digunakan.

Adonan plamir yang baik ditandakan dengan hasil campuran yang tidak terlalu
kental dan tidak terlalu encer. Perbandingan yang biasa digunakan adalah 3:1
untuk kalsium : lem. Selanjutnya campuran ini digunakan untuk proses plamir.
Proses plamir atau pendempulan gypsum dan triplek agak sedikit berbeda. Pada
triplek, Anda akan membutuhkan trik-trik khusus supaya hasil menjadi lebih
bagus. Berikut ini adalah contoh cara plamir plafon dengan menggunakan papan
gypsum :

1. Memastikaan keadaan
Proses plamir dilakukan ketikan semua papan gypsum sudah terpasang rapi di
langit-langit ruang. Sebelumnya, Anda perlu memastikan terlebih dahulu apakah
semua permukaan papan gypsum sudah terpasang dengan sempurna dan di sekrup
dengan baik.

2. Proses persiapan

Dalam proses pelaksanaan, Anda perlu menyiapkan terlebih dahulu alat-alat


penunjang seperti cornice, skrap plastik, besih, ember berukuran kecil serta air
bersih secukupnya.

3. Membuat campuran

Selanjutnya, Anda dapat menyiapkan campuran plamir yang seperti sebelumnya


telah dijelaskan. Pastikan bahwa tingkat kekentalan tepat dan tidak terlalu padat.
Anda bisa menambahkan air ke dalamnya jika dirasa campuran tersebut terlalu
kental. Jika semua persiapan sudah siap semua, Anda dapat memulai proses
pelaksanaan.

4. Memulai plamir

Langkah pertama plamir adalah menentukan bagian mana yang akan diratakan
terlebih dahulu. Karena posisi plafon tinggi, Anda dapat menggunakan bantuan
tangga lipat. Pastikan melakukan pekerjaan ini tidak sendiri supaya mencegah
terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan. Anda juga dapat menaruh lembaran
koran disekitaran area kerja supaya plamir tidak tumpah ke lantai.

5. Mengecat plamir

Cara mengoleskan plamir pada plafon adalah dengan memberikan sebuah tarikan
pada bagian sambungan di papan gypsum. Setelah itu tunggu selama beberapa
saat hingga plamir terlihat sudah mengering. Anda dapat melakukan dempulan
lagi jika memang plamir pertama sudah agak kering. Lanjutkan proses pengolesan
pada setiap sambungan papan gypsum.

6. Ulang kembali

Lakukan kembali proses penarikan pada setiap sambungan sehingga masing-


masing menghasilkan tiga tarikan.

7. Proses finishing

Ketika sudah mencapai tiga tarikan, Anda dapat melakukan pengecekan terhadap
kerataan lapisan dengan menggunakan bantuan scrap plastik. Caranya adalah
dengan meletakkan scarp plastik tersebut di antara sambungan papan gypsum.
Jika hasilnya masih terlihat celah dari dasar scrap plastik, maka lakukan kembali
proses plamir hingga celah pada bagian dasar scrap plastik tersebut menghilang
atau tidak kelihatan kembali.

Untuk hasil yang maksimal, tarikan yang dilakukan adalah sekitar 3 hingga 4
lapisan plamir. Pastikan proses plamir dilakukan dengan teliti dan benar karena
akan menyulitkan jika ternyata masih terdapat celah-celah yang menggangu.
Setelah selesai proses plamir, Anda dapat menambahkan cat dasar dan finishing
dengan menggunakan warna cat rumah elegan.
D. Pekerjaan Finishing Dinding

Wallpaper

Cara praktis untuk mempercantik rumah adalah dengan memasang Wallpaper


dinding. Wallpaper dinding merupakan lapisan dinding yang membuat dinding
rumah memiliki motif-motif cantik menawan. Wallpaper dinding juga tersedia
dalam banyak sekali motif, sesuai gaya interior rumah Anda. Ya, Wallpaper dinding
memang cantik. Tapi, sudahkah Anda mengetahui tahapan memasang Wallpaper
dinding dengan benar? Tahapan memasang Wallpaper dinding ini wajib Anda
ketahui, agar hasil pemasangan benar-benar bagus, rata, dan rapi.

1. Siapkan peralatannya

Alat-alat dan perlengkapan yang lazimnya dibutuhkan untuk memasang Wallpaper


dinding antara lain: meteran, alas berupa plastik besar, tangga A, benang dengan
pemberat untuk memastikan lurus-tidaknya pemasangan Wallpaper dinding, 2 bak
untuk mengaduk lem, spon, kuas lem, serta amplas dan kape/kapi untuk
membersihkan dinding. Tentunya jangan lupa juga untuk mempersiapkan
Wallpaper dinding yang sudah Anda beli.

2. Bersihkan ruangan

Bersihkan ruang di sekitar dinding yang akan dipasangi Wallpaper dinding. Jika
dinding yang akan dipasangi adalah semua sisi di ruangan tersebut, maka ada
baiknya kalau Anda memindahkan sejenak seluruh perabotan ke ruangan lain yang
aman. Dengan ruangan yang bersih dan lapang, pemasangan Wallpaper dinding
akan lebih cepat dan mudah.

3. Siapkan dindingnya

Dinding yang akan dipasangi Wallpaper dinding sebaiknya sudah dibersihkan.


Singkirkan sejenak segala jenis aksesoris dinding seperti jam, foto, kalender,
gantungan baju, dan hiasan dinding lainnya. Tentukan bagian mana saja dari
dinding yang akan dipasangi Wallpaper dinding. Wallpaper dinding bisa saja
dipasang di salah satu sisi dinding. Bahkan Wallpaper dinding juga sangat menarik
untuk dipasang di sebagian sisi saja sebagai aksen interior. Setelah itu, tandai mana
saja bagian yang akan dipasangi Wallpaper dinding, bila perlu, buat garis
membujur. Ratakan dinding yang agak kasar atau bergelombang. Berikan juga
tambalan pada bagian dinding yang berlubang akibat lubang paku atau hal lainnya.
Pastikan juga bahwa dinding yang akan dipasangi Wallpaper dinding ini bebas dari
rembesan air saat hujan, karena kelembaban yang tinggi bisa membuat Wallpaper
dinding Anda cepat mengelupas.

4. Baca petunjuk pemotongan dan pemasangannya

Banyak orang kurang memperhatikan hal ini, sehingga salah kaprah saat harus
memasang Wallpaper dinding sendiri. Ingat, ya. Sebelum Anda mulai memotong,
terlebih dahulu harus paham betul cara memotongnya. Pahami cara memasang
dengan benar. Ikuti instruksi yang ada. Jangan ragu tanya pada penjual Wallpaper
dinding. Jika ragu-ragu, jangan segan untuk meminta pertolongan jasa pemasangan
yang biasanya disediakan oleh penjual tersebut. Perhatikan juga cara menyerasikan
motif antar sambungan Wallpaper dinding, apakah perlu ditumpuk atau tidak.

5. Lakukan pengukuran

Saat Anda membeli Wallpaper dinding, bisa jadi Anda hanya memberikan
perkiraan ukuran ruangan saja dengan beberapa ukuran lebih, agar Wallpaper
dinding nantinya tidak kurang. Sebelum dipasang, baiknya Anda ukur lagi dengan
pasti dan presisi, berapa lebar dan tinggi dinding. Lalu berapa lembar Wallpaper
dinding yang harus dipasang. Bila perlu, buat garis acuan dengan pensil tipis agar
Anda lebih percaya diri saat memasangnya dan tidak khawatir terjadi kesalahan
atau pemasangan yang miring. Atau gunakan benang yang diberi pemberat untuk
memastikan bahwa garis petunjuk pemasangan Wallpaper dinding sudah lurus

6. Memotong Wallpaper dinding

Potong gulungan Wallpaper dinding sesuai dengan lebar dan tinggi dinding
ruangan. Untuk bagian samping paling terakhir, berikan kelebihan beberapa cm
untuk bagian sambungan. Hal ini perlu dilakukan jika sambungan Wallpaper
dinding perlu ditumpuk agar bisa serasi. Bila perlu, beri nomor Wallpaper dinding
di bagian belakang kertas agar Anda tidak salah dalam memasang sesuai urutannya.
Sambil memotong Wallpaper dinding, periksa juga apakah ada bagian yang cacat
atau sobek.

Potongan kedua tidak bisa digunting begitu saja. Anda mesti harus memperhatikan
polanya terlebih dahulu. Jangan sampai nanti polanya tidak bisa tersambung dengan
benar. Untuk mengetahui apakah pola antara potongan yang satu dengan lainnya
sudah tersambung dengan baik, Anda perlu menyejajarkan antara bagian pertama
yang sudah dipotong dengan gulungan yang belum dipotong. Posisikan sampai
terbentuk motif pola yang benar, lalu tandai Wallpaper dinding sebelum dipotong.
Barulah kemudian Anda bisa memotongnya, disesuaikan dengan tinggi dinding
yang diinginkan. Lakukan hal ini sampai jumlah potongan dirasa cukup untuk
melapisi semua permukaan.

7. Siapkan lemnya

Dalam memasang Wallpaper dinding setidaknya ada 2 adonan lem yang


dibutuhkan, yaitu lem untuk meratakan permukaan Wallpaper dinding, dan lem
untuk sambungan antar-Wallpaper dinding. Lem sambungan ini biasanya lebih
kental, jadi tidak perlu banyak tambahan air. Lem yang lebih kental juga digunakan
pada bagian tepi dinding agar pemasangan Wallpaper dinding nantinya lebih rekat
dan awet. Larutkan lem pada wadah yang sudah disediakan. Lalu diamkan selama
beberapa saat.

8. Sapukan lemnya

Siapkan Wallpaper dinding yang sudah dipotong-potong di atas meja panjang atau
di atas lantai yang sudah dilapisi plastik bersih tadi. Sapukan lem yang sudah Anda
siapkan pada Wallpaper dinding pertama. Jangan sampai terlalu basah, karena akan
mengakibatkan gelembung atau permukaan tidak rata. Sapukan lem dengan hati-
hati. Di bagian tepi yang berbatasan dengan sudut dinding, sapukan adonan lem
yang lebih kental tadi. Lakukan pemulasan lem ini dengan menggunakan roller.
Tapi jika tidak ada, Anda boleh menggunakan kuas. Tapi usahakan agar lem benar-
benar merata.

9. Tempelkan Wallpaper dinding ke dinding

Siapkan tangga A di dekat dinding. Rekatkan Wallpaper dinding ke dinding dengan


sangat hati-hati. Ikuti petunjuk atau tanda pensil yang tadi sudah dibuat. Tempelkan
perlahan-lahan sambil diratakan dan direkatkan dengan penggaris mika.

10. Menyambung Wallpaper dinding selanjutnya

Setelah Wallpaper dinding pertama, sapukan lem ke potongan Wallpaper dinding


berikutnya. Ingat, lem pada bagian sambungan adalah lem yang lebih kental.
Kembali tempelkan Wallpaper dinding ke dinding dengan hati-hati, lalu ratakan
dengan penggaris mika.

11. Cek kerapiannya

Apakah sudah benar-benar rapi? Apakah sudah rata tanpa ada kerutan atau
gelombang? Apakah masih ada sisa lem sambungan yang terlihat? Bereskan semua
masalah kerapian tersebut, Anda dinding Anda benar-benar terlihat menawan dan
rapi. Potong bagian yang berlebih di bagian atas, samping, maupun bawah dinding
yang terdapat sisa Wallpaper dinding.
KAYU

Penerapan kayu pada elemen dinding akan memunculkan atmosfir yang hampir
sama, hangat, homy, nyaman, tetapi mewah dan elegan. Tekstur dan warna kayu
yang khas dapat dikatakan matching untuk dipadukan dengan tekstur dan warna
apapun dari material yang lain. Baik dikombinasikan secara kontras, maupun
dikombinasikan dengan material lain yang berwarna natural.

Karena sifat dasar kayu, baik kayu alam maupun material buatan dengan bahan
dasar kayu, yang tidak tahan terhadap cuaca dan kelembaban, maka penerapan
sebagai elemen dinding hanya disarankan sebagai dinding interior saja.

Beberapa jenis aplikasi sebagai dinding adalah :

 Kayu sebagai bahan konstruksi dinding

Pada sistem ini, kayu benar-benar menjadi bahan konstruksi pembentuk bidang
dinding. Biasa ditemui pada bangunan dengan fungsi khusus seperti restoran dan
cottage. Umumnya secara keseluruhan bangunan juga mempergunakan konstruksi
kayu. Kayu yang digunakan adalah berupa papan ukuran 20×160-200 mm yang
dipasang pada rangka kayu.

Pemasangan bisa secara vertikal, horizontal, berimpit maupun bertumpuk. Jenis


yang sering dipergunakan adalah kayu dengan kelas awet yang tinggi, seperti jati,
bengkirai, atau meranti.

 Papan sebagai pelapis dinding.

Pada kondisi ini, kayu tetap ditemui dalam bentuk alami (papan utuh). Hanya saja
berbeda dengan sebagai bahan konstruksi dinding di atas, disini, papan kayu
hanyalah sebagai bahan pelapis yang ditempel pada dinding yang terbuat dari
bahan yang lain. Dinding bata misalnya. Papan yang dipergunakan
berukuran sama dengan papan untuk konstruksi dinding , atau bisa juga
menggunakan papan berukuran berapapun yang tersedia di pasaran. Karena
bidang dinding yang akan dipasang pelapis belum tentu mempunyai permukaan
yang rata, maka sebelumnya dipasang dahulu kayu berukuran 5/7 atau 4/6 sebagai
rangka. Barulah papan pelapis dipasang di atas rangka tersebut dengan
menggunakan paku atau skrup. Dalam hal ini harus diperhatikan kualitas dinding
beserta plester dan aciannya. Kualitas dinding yang buruk dan lembab akan lebih
mempercepat proses kerusakan papan pelapis. Sedapat mungkin gunakan trasraam
sebagai adukan pasangan bata. Trasraam adalah campuran semen dan pasir
dengan komposisi semen yang lebih banyak daripada adukan biasa. Penggunaan
dengan semen yang lebih banyak tersebut akan membuat dinding lebih kedap air,
sehingga lebih kering.
 Pelapis dinding dari hasil kayu olahan.

Apabila kayu alam dalam bentuk papan utuh sulit ditemukan ataupun mahal
harganya, alternatif lain adalah menggunakan hasil kayu olahan yang berupa
multipleks yang berbentuk lembaran. Ukuran lembaran hasil olahan pabrik ini
biasanya standar, yaitu 122 cm x 144 cm, dengan ketebalan yang paling sering
digunakan adalah 6 mm, 9 mm, atau 12 mm. Selain multipleks, bahan lain yang
sering digunakan adalah fanel fabrikasi yang terbuat dari serbuk kayu yang
dipress dengan suhu tinggi. Panel tersebut biasa disebut panel MDF ( medium
density fiber). Pemasangan rangka kayu 5/7 atau 4/7 pada bidang dinding juga
diperlukan untuk mendapatkan hasil akhir yang lebih presisi dan rata.

Panel MDF dan HDH mempunyai lapisan permukaan yang sangat halus dan
langsung siap untuk difinishing dibandingkan dengan multipleks yang
memerlukan proses pengamplasan (sanding) dan penutupan pori-pori (filler)
sebelum pengaplikasian cat atau finishing . bila menghendaki tampilan
akhir yang sama dengan material kayu asli, dapat ditambahkan lapisan teakwood
setebal 3 mm. Teakwood memiliki motif yang sama persis seperti kayu asli
karena dibuat dengan cara mengupas kayu gelondongan menjadi lapisan-
lapisan tipis kemudian dipres

Beberapa proses finishing kayu antara lain :

POLITUR. Politur adalah bahan finishing kayu dengan pelarut spiritus. Karakter
politur adalah tidak menutupi pori-pori kayu sehingga material kayu masih dapat
bernafas.

MELLAMIC. Mellamic menggunakan pelarut minyak. Sebelum aplikasi


mellamic, dilakukan dulu penutupan pori-pori dan aplikasi car dasar bening,
sehingga pori-pori kayu tertutup sepenuhnya. Baik politur atau melamic adalah
proses finishing yang sama-sama mempertahankan motif kayu untuk tetap terlihat.

PU (Polyurethane). PU adalah finishing kayu transparan seperti mellamic, tetapi


menggunakan bahan dasar resin. Kelebihan PU adalah lebih keras dan lebih tahan
benturan.

DUCO. Duco adalah proses pengecatan kayu yang mirip dengan aplikasi cat pada
body mobil. Seluruh permukaan kayu didempul terlebih dahulu, diamplas hingga
halus, barulah diaplikasikan cat sebagai lapisan akhir. Duco dipilih untuk
finishing kayu dengan warna-warna solid . Motif kayu sama sekali tidak kelihatan
lagi.
FANCY, water based finish, dan wood stain. Jenis-jenis finishing ini dipilih
apabila kita masih ingin menonjolkan motif kayu, tetapi dengan warna yang
bukan merupakan warna natural kayu, misalkan hijau, biru, merah, dll.

FINISHING sintetis motif kayu. Jenis finishing ini dikenal dengan nama HPL
(high pressure laminated). Berbahan dasar resin, penolin, dan kraft paper. Bahan
ini mempunyai puluhan jenis motif dipasaran baik berbagai motif kayu, motif
menyerupai logam, hingga berwarna solid. Dewasa ini HPL sangat banyak
diaplikasikan sebagai bahan penutup furnitur dan pelapis dinding interior karena
mempunyai berbagai kelebihan.

Antara lain tahan benturan, tahan goresan, keragaman motif yang tersedia ,
ekonomis dan kecepatan dan mempunyai kemudahan dalam pemasangan. HPL
tersedia dalam bentuk gulungan dan tinggal ditempel dengan menggunakan lem
pada material d asar, baik itu multipleks, ataupun MDF/HDH. Namun
kualitas dan tampilan HPL tergantung kepada kerapian dan keahlian
pemasangannya

BATU ALAM

Berikut 10 Langkah Jitu Pemasangan Batu Alam Pada Dinding :

1. Siapkanlah alat-alat dan bahan-bahan yang hendak dipergunakan di antaranya


paku beton, benang, dan adukan semen. Benang akan digunakan sebagai acuan agar
pemasangan lebih rapi, siku, dan rata. Di samping itu untuk proses finishing,
siapkanlah pelapis/cairan coating yang nantinya akan digunakan untuk melaisi
permukaan dinding batu alam supaya tidak mudah terserang lumut.

2. Pastikanlah bahwa batu alam sudah terbentuk siku-siku. Apabila tidak siku, maka
dapat dibentuk siku-siku sendiri menggunakan alat pemotong keramik (gerinda).

3. Siapkan dinding yang hendak ditempel dengan batu alam. Hal ini dapat dilakukan
dengan cara mengupas/membobok permukaan dinding dengan acak. Ini penting
untuk dilakukan supaya adonan atau adukan semen yang akan ditempel dapat
merekat dengan baik antara batu dengan dinding.
Proses Pembobokan Dinding

4. Selanjutnya, pasanglah paku beton di bagian atas dinding yang telah dipasangi
benang. Benang ini nantinya akan digunakan sebagai patokan untuk memasang batu
alam supaya siku.
Proses Pemasangan Benang untuk Patokan

5. Rendamlah batu alam dengan air. Hal ini berfungsi untuk menjaga agar batu tetap
lembab. Seperti yang diketahui batu alam memiliki pori-pori yang cukup besar. Jika
kondisi batu alam terlalu kering maka air akan cepat tersedot ke dalam adukan
semen ketika diaplikasikan. Maka dari itu agar batu alam dapat menempel dengan
sempurna maka harus direndam atau dibasahi lebih dulu.

6. Pemasangan batu alam pada dinding sebaiknya dimulai dari bagian bawah lebih
dulu. Jangan lupa untuk memberi ganjal supaya batu alam yang telah dibasang tidak
turun ke bawah, karena batu alam cukup berat.

7. Jika memiliki budget lebih, gunakanlah adukan semen pasir atau semen khusus
agar dapat menempel dengan sempurna. Pastikanlah komposisi perbandingan
adonan semen sudah pas dan sebaiknya gunakan jasa tukang yang telah
berpengalaman di bidangnya.

8. Jika ingin dinding terlihat lebih indah dan berestetika, Anda dapat menggunakan
pola pemasangan timbul tenggelam. Pola seperti ini dapat membuat tampilan
dinding tidak monoton.

9. Ketika pemasangan batu alam pada dinding sudah selesai, pasti akan muncul
sisa-sisa semen dari setiap sisi batu alam. Sisa-sisa ini harus segera disingkirkan
sebelum kering dan menjadi sulit untuk dibersihkan.
Proses Pembersihan Sisa-sisa Semen Pada Sela-sela Batu

10. Langkah terakhir dari proses pemasangan batu alam ini adalah melapisinya
dengan cairan coating supaya dinding batu tidak mudah berjamur/berlumut. Selain
itu fungsi dari proses coating adalah dapat membuat tampilan dinding batu alam
menjadi lebih indah.

10 langkah jitu di atas merupakan yang cara pemasangan batu alam pada dinding
yang paling mudah dan runtut. Mulai dari sini Anda bisa mulai mempersiapkan alat
dan bahan apa saja yang dibutuhkan, dan tentunya memperkirakan berapa biaya
yang akan dikeluarkan nantinya.

Tips Perawatan Dinding Batu Alam

Adapun perawatan dinding batu alam tidak memerlukan teknik yang begitu rumit.
Berikut langkah dan tips dalam merawat dinding batu alam :

1. Jika ada kotoran yang menempel, kita bisa membersihkan dengan cara
menyemprotkan air menggunakan selang pada dinding batu alam tersebut.

2. Jika debu atau kotoran yang menempel tersebut tidak bisa hilang atau terlepas,
cara terbaik yang bisa dilakukan adalah menggunakan sikat dan kuas untuk
membersihkannya.

3. Jika perlu, sebelum dilakukan penyikatan dinding batu alam tersebut dibasahi
atau disiram dengan air yang dicampur sabun. Setelah disikat bersih, dinding
tersebut disiram lagi menggunakan air yang bersih.
4. Untuk menghindari adanya lumut yang tumbuh, terutama ketika datang musim
hujan, sebaiknya batu tersebut diberi lapisan atau coating yang jenisnya
disesuaikan dengan jenis batu yang digunakan. Penggunaan coating ini harus
dilakukan minimal enam bulan hingga satu tahun sekali.

Anda mungkin juga menyukai