Anda di halaman 1dari 20

Zuananda Azami M Danil Firdaus Ade Putra Karnain Sidratul Muntahar

Dinding

Merupakan bagian dari bangunan yang dipasang secara vertikal dengan fungsi sebagai pemisah antar ruang, baik antar ruang dalam maupun ruang dalam dan ruang luar dan secara langsung memberi bentuk pada bangunan . Dinding memiliki dua fungsi utama yaitu sebagai pemisah antar ruang dan sebagai pelindung dari intrusi dan cuaca

Lantai

Secara umum adalah bagian bangunan yang merupakan dasar dari sebuah ruang, serta memiliki peran penting untuk memperkuat eksistensi obyek yang berada di dalam ruang.

Gambar 1.1: Dinding

Gambar : 1.2: Lantai

JENIS- JENIS DINDING Ditinjau dari bahan mentah yang dipakai, dinding bangunan dapat dibedakan atas:
Bata cetak/bata kapur, adalah batu buatan yang dibuat dari campuran beberapa bahan dengan perbandingan tertentu, Umumnya digunakan pada rumah-rumah sederhana di perkampungan, pagar pembatas tanah dan lain sebagainya.
Bata celcon atau hebel, terbuat dari pasir silika. Harganya lebih mahal dari pada bata merah. Ukuran umumnya 10 cm x 19 cm x 59 cm.

GAMBAR 2.1 : DINDING BATA CELCON/HEBEL

GAMBAR 2.2 : DINDING BATA KAPUR

Dinding Partisi, bahan yang dipakai umumnya terdiri dari lembaran multiplek atau papan gipsum dengan ketebalan 912 mm. Batako dan blok beton, adalah batu buatan yang dibuat dari
campuran bahan mentah: tras+ kapur + pasir dengan perbandingan tertentu. Batu buatan jenis ini bentuknya berlubang, model dan lubangnya dibuat bermacam variasi model

Batu bata (bata merah),pada umumnya merupakan prisma

tegak (balok) dengan penampang empat persegi panjang, ada juga batu bata yang berlubang-lubang, batu bata semacam ini kebanyakan digunakan untuk pasangan dinding peredam suara. Ukuran batu bata di berbagai tempat dan daerah tidak sama besarnya disebabkan oleh karena belum ada keseragaman ukuran dan teknik pengolahan. Ukuran batu bata umumnya berkisar 22 x 10,5 x 4,8 cm sampai 24 x 11,5 x 5,5 cm.

JENIS-JENIS LANTAI

lantai tegel : dibuat menggunakan campuran semen dan pasir


warna lantai tegel yang ada dipasaran beragam ,mulai dari abu-abu,merah,biru, kuning, dan sebagainya.lantai tegel berukuran 30x30 cm atau 40x40 cm lantai tegel merupakan bahan lantai yang handal sangat sesuai dengan iklim di Indonesia, juga memberikan kesan sejuk terhadap ruangan.

Lantai teraso : terbuat dari semen dan pasir, pada bagian

atasnya dilapisi dengan bahan keras dengan beberapa kombinasi campuran antara kulit kerang laut dan pecahan marmer, sehingga tampak berbagai corak dan tekstur sesuai dengan bahan yang di gunakan. Ukuran yang dijual di pasaran, yaitu 20x20 cm dan 30x30cm , dengan warna putih. Sifat lantai teraso hampir mirip dengan lantai tegel, hanya saja lantai teraso mudah berlumut jika sering terkena air sehingga harus sering dilakukan pemolesan ulang agar tahan lama.

lantai geranit sangat indah dan menarik,berasal dari Italia, Australia, dan amerika. Motif dan warna yang ada di pasaran beragam dan ukurannya bisa dipesan sesuai dengan desain yang telah di rencanakan.perawatan lantai geranit lebih mudah jika di bandingkan dengan batu marmer. Sifat dari lantai granit hampir sama dengan lantai marmer, yaitu tahan api dan mampu menahan beban yang berat. lantai marmer impor berasal dari italy, Australia, dan Amerika. Sedangkan dari Indonesia berasal dari Lampung Tulung Agung, dan Makasar. Ukuran batu ini awalnya bongkahan kemudian dipotong di pabrik potongan. Konsumen bisa menetukan ukuran yang diinginkan sesuai pesanan. Warna dan motif yang ada di pasaran cukup bervariasi. Kesan yang ditampilkan dari marmer sangat indah dan mewah, tetapi harganya mahal karena marmer terbentuk dari proses alam yang memakan waktu yang lama, dan proses pengolahan yang lama pula. Marmer cocok digunakan di Indonesia.

lantai keramik merupakan jenis bahan lantai yang paling banyak digunakan masyarakat pada saat ini karena sifatnya yang cocok dengan iklim di Indonesia . selain itu,warna, corak, dan ukuran yang ada dipasarkan juga beraneka ragam pilihanya.saat ini keramik bukan merupakan bahan rumah yang mahal karena produk lokal pun kini mulai ganyak di pasaran dengan kualitas tak kalah dengan keramik impor. Pekerjaan lantai keramik relatif mudah, sama seperti pemasangan teraso dan tegel. Perawatan lantai keramik relatif mudah, juga tidak mudah tergores dan jika terkena kotoran atau cairan tidak membekas.

Gambar 3.1 lantai marmer

Gambar 3.2 : lantai tegel

Gambar 3.3 lantai teraso

Gambar 3.4 lantai granit

LANTAI SENTUH

dan berat sehingga bisa membedakan orang dewasa, anak-anak dan hewan peliharaan yang berdiri di permukaannya.Lantai tersebut memiliki database identitas yang bisa mencocokkan berat, bentuk dan jumlah kaki yang berdiri di permukaannya. Ketika merasakan orang tak dikenal, lantai rumah masa depan akan membunyikan alarm atau menghubungi polisi.Selain bisa mengawasi penyusup dari luar, lantai itu juga dibuat agar orang di dalam rumah bisa saling mengawasi. Hal ini bisa dilakukan karena kemampuannya mengenali kaki setiap orang.Lantai rumah masa depan tersebut juga bisa mengenali jika orang yang berbaring di permukaannya sedang sakit. Sebuah sensor di dalamnya memungkinkan lantai bisa menganalisa denyut jantung orang tersebut. Jika orang yang berbaring dalam masalah, sistem akan otomatis melakukan panggilan darurat. Melihat dari penambahan fungsi lantai itu sendiri, lantai ini memiliki komposisi bahan yang berbeda dari lantai biasa. Teknologi ini pertama kali di paten kan oleh perusahaan IBM .

Lantai sentuh dibuat dengan kemampuan merasakan bentuk

Gambar 4.1 demonstrasi lantai sentuh

Keramik Dinding Digital

Adalah teknik digital printing, yaitu sistem pencetakan dengan tinta khusus dengan teknologi 1000 dpi. Teknologi ini memungkikan keramik tampil dengan beragam motif, seperti batu alam atau bunga, lengkap dengan teksturnya. Hal ini tentu membuatnya semakin menarik diaplikasikan. Namun, sedikit berbeda dengan keramik lantai, keramik dinding ini dibuat dengan kekuatan lebih rendah. Alhasil, keramik ini tidak dapat di aplikasikan pada lantai.Dibandingkan dengan cat atau wallpaper, ubin keramik lebih tahan lama dan mudah dalam perawatannya. Hanya saja, memang, harganya lebih mahal. Keramik dinding biasa berukuran 25 cm x 45 cm misalnya, harganya berkisar Rp 45.000 hingga Rp 90.000 per keping. Sementara untuk "keramik digital" berkisar antara Rp 50.000 hingga Rp 90.000 per lembar.

Gambar 4.2 keramik dinding digital

Anda mungkin juga menyukai