Pastinya, di dalam dunia Desain Interior kita harus mengetahui dan mengenal jenis-jenis material, baik
keadaan fisiknya maupun kelebihan dan kekurangan dari material tersebut. Jenis material lantai:
Lantai Keramik
Jenis ini merupakan jenis umum dan mudah untuk ditemukan di pasaran. Adapun ukuran yang dijual
dipasaran adalah 40×40, 60×60, 30×60. Untuk corak dan warnanya sangat beragam.
(+) Kelebihan:
1. Mudah pecah.
2. Berisik.
Homogenous Tile
Homogenous tile yang sering juga disebut granite tile adalah material penutup lantai dan dinding
yang terbuat dari bahan-bahan seperti tanah liat, silika, dan kaolin yang dicampuR menjadi satu sehingga
homogen. Biasanya cara yang paling mudah untuk membedakan dengan keramik adalah bagian bawah
homogenous memiliki warna putih sedangkan untuk keramik memiliki warna tanah liat.
(+) Kelebihan:
1. Material Homogenous tile memiliki kekuatan yang lebih tinggi dibandingkan dengan material
lantai keramik, sehingga lebih tahan lama.
2. Homogenous tile memiliki tampilan yang mewah dan tersedia dalam berbagai macam motif dan
warna.
3. Homogenous tile tersedia dalam bermacam-macam ukuran dari 40 x 40 cm, 60 x 60 cm, 80 x 80
cm, 100 x 100 cm, sampai 120 x 120 cm.
4. Lapisan atas granite tiletidak mudah tergores ataupun terkikis seperti marmer bila mendapat
goresan.
(-) Kekurangan:
1. Dalam tahap pengerjaan pemotongan memerlukan pisau khusus karena keras dan tebal.
2. Harga lebih mahal dibandingkan keramik.
3. Variasi warna dan motifnya tidak 100% mungkin sama, sehingga lebih baik melebihkan volume
yang sudah di hitung. Karena untuk persediaan yang memiliki warna dan motif yang sama.
Lantai Terrazzo
Lantai ini terbuat dari semen dan pasir yang pada bagian atasnya dilapisi bahan keras dengan beberapa
beberapa kombinasi campuran antara kulit kerang laut dan pecahan marmer, sehingga tampak berbagai
corak dan texstur sesuai bahan yang digunakan.
(+) Kelebihan:
Lantai Tegel
Tegel terbuat dari campuran bahan semen dan pasir beton, dan diatasnya disiram aci supaya halus.
Memiliki ketebalan hingga 2,5 cm, sehingga cukup berat mengangkatnya. Lantai tegel dapat ditemukan
pada rumah-rumah lama yang umumnya berada di Indonesia. Warna lantai tegel dipasaran beragam, mulai
dari abu-abu, merah, biru, kuning dan lain sebagainya, lantai tegel berukuran 30 cm x 30 cm atau 40 cm x
40 cm.
(+) Kelebihan:
1. Lantai tegel jika terkena asam (cuka) akan membekas/bernoda yang sulit untuk di bersihkan.
2. Cukup berat.
Lantai Marmer
Batuan hasil dari proses metamorfosa atau malihan dari batu gamping yang terbentuk dalam waktu ratusan
tahun. Pengolahannya hanya memerlukan proses pemotongan dan penghalusan saja.
(+) Kelebihan:
Lantai Granit
Lantai granit terbuat dari batu granit yang dipoles hingga mengkilap dan memiliki daya tahan terhadap
beban hingga 500 kg. Kepadatan batu granit sekitar 2,70 gram per cm³.
(+) Kelebihan:
1. Ukurannya bisa lebih dari 60×60 cm bahkan bisa mencapai 100 x 100 cm.
2. Tidak gampang melenting.
3. Pada bagian sambungan natnya tidak terlalu lebar sehingga granit lebih terlihat mewah dan
terlihat menyatu.
4. Tidak memerlukan bahan khusus untuk pemasangannnya.
5. Mempunyai ketahanan yang tinggi dan anti gores.
6. Memberikan kesan mewah pada rumah.
7. Dengan ukuran yang lebih besar, ruangan jadi tampak lebih luas.
(-) Kekurangan:
Lantai Parket
Parket ini sendiri adalah lantai kayu. Caranya dengan menyusun potongan-potongan kayu (parket) untuk
dijadkan bahan penutup lantai. Memiliki variasi ukuran, contohnya 90cmx10,2cmx10mm,
92,5cmx10,2cmx10mm dan masih banyak lagi.
(+) Kelebihan:
Lantai Epoxy
Lantai epoxy merupakan proses pelapisan lantai dengan cat epoxy. Cat ini menghasilkan tampilan lantai
yang lebih rapih dan mengkilap.
(+) Kelebihan:
Lantai Linoleum
Lantai ini merupakan lantai yang paling ramah lingkungan, karena terbuat dari minyak biji flax yang
dicampurkan dengan tepung kayu atau serbuk gabus dengan backing dari kain berserat kanvas. Lantai
linoleum ini juga dapat diurai kembali oleh tanah.
(+) Kelebihan:
1. Ramah lingkungan.
2. Mempunyai daya tahan terhadap panas dan api lebih baik dari plastic dan kain.
3. Mempunyai variasi warna dan motif.
4. Cara pemasangan yang mudah.
5. Perawatan yang mudah.
6. Anti rayap.
(-) Kekurangan:
Pengertian lantai adalah bagian dasar sebuah ruang, yang memiliki peran penting untuk
memperkuat eksistensi obyek yang berada di dalam ruang. Fungsi lantai secara umum
adalah: menunjang aktivitas dalam ruang dan membentuk karakter ruang. Ketika orang
berjalan di atas lantai, maka karakter yang muncul adalah: tahan lama, tidak licin dan
berwarna netral (tidak dominan). Lantai rumah digunakan untuk meletakkan barang-
barang seperti kursi, meja, almari, dan sebagainya serta mendukung berbagai aktivitas
seperti berjalan, anak-anak berlari, duduk di lantai, dan lain-lain.
Dilihat dari sisi struktur, beban yang diterima oleh lantai kadang cukup besar, misalnya
ketika kita memindahkan benda berat seperti almari dengan cara menyeretnya. Dengan
demikian lantai memiliki peran penting mendukung beban-beban langsung dari barang-
barang dan aktivitas di atasnya.
Dari sisi estetika, lantai berfungsi untuk memperindah ruang dan membentuk karakter
ruang. Tema warna dan image yang ditampilkan dapat mengambil konsep apa pun
sesuai karakter yang dimunculkan. Beberapa tema yang dapat diterapkan seperti etnik
tradisional, modern minimalis, retro dan sebagainya.
Karena fungsi setiap ruang dalam hunian beragam, maka beragam pula desain
lantainya. Syarat bahan lantai di antaranya adalah: aman, awet, kuat, tahan
lembab, mudah dibersihkan danmenyerap panas. Material penutup lantai yang bersifat
hangat adalah: karpet, parket, gabus, karet, sedangkan material bersifat
dingin adalah: marmer, keramik, granit .
Pada beberapa ruang harus dipasang lantai yang bahannya bertekstur kasar, seperti:
kamar mandi, teras dan garasi. Kamar mandi adalah ruang yang paling sering terkena
air, sehingga licin dan beresiko menyebabkan pengguna terpeleset. Begitu pula dengan
teras ketika terkena tempias hujan, harus dipasang bahan lantai yang lebih kasar untuk
mengindari resiko pengguna terpeleset. Pada garasi, tekstur kasar berfungsi
menghindari selip akibat gesekan antara ban dan muka lantai, terutama ketika
kendaraan sehabis kehujanan. Untuk ruang dapur memakai bahan lantai yang mudah
dibersihkan serta tidak meninggalkan noda di pori-pori lantai dan nat sambungan yang
dapat mengganggu keindahan lantai. Ruang tamu, ruang keluarga dan kamar tidur
dapat memakai bahan lantai dengan permukaan licin dan mengkilap.
Ukuran material lantai, khususnya marmer, granit, keramik, dan teraso (tegel), akan
berpengaruh pada kesan ruang. Jika ruang berukuran kecil atau sempit (ruang tidur,
kamar mandi), ukuran bahan pilih yang kecil-kecil pula untuk memberi kesan luas pada
ruangan. Sementara untuk ruangan berukuran luas (ruang tamu, ruang keluarga),
bahan berukuran besar akan membantu menyeimbangkan kesan luas ruang.
Berikut ini adalah beberapa jenis material lantai dengan beragam karakteristiknya
sebagai pertimbangan aplikasi pada ruang.
· Plester (concrete)
Jenis material ini tergolong paling sederhana dan paling murah, karena diperlakukan
seperti saat memplester dinding dan diaci hingga halus. Namun perbedaan dengan
perlakuan pada dinding adalah dilakukan langkah penggosokan lantai hingga halus dan
mengkilap. Warna yang ditimbulkan sama dengan warna semen-pasir dan cenderung
lebih gelap.
Pada beberapa penerapan yang dilakukan dengan merata (covering) pada luas ruang,
memiliki kelemahan ketika terjadi retak tidak dapat diganti dengan material dan harus
ditambal. Tambalan yang muncul secara estetika terlihat tidak bagus. Namun penerapan
dengan modul, akan mengurangi resiko tambalan yang berdampak pada tidak sedapnya
pandangan estetika.
· Keramik
Jenis material ini sangat lazim digunakan. Keramik punya fleksibilitas pakai tinggi dan
dapat diaplikasikan pada hampir seluruh bagian rumah. Selain kuat, lantai rumah dari
bahan keramik juga tidak membutuhkan pemolesan dan mudah dalam perawatannya.
Kesan material keramik adalah hangat. Saat ini beragam tekstur keramik yang dijual di
pasaran, yang secara visual mirip dengan jenis material lain. Misalnya: keramik
bertekstur marmer, granit, kayu, batu, bata dan sebagainya.
· Marmer
Marmer banyak disukai karena lebih memiliki karakter dan berkelas mewah. Tekstur dan
pola yang tidak teratur serta persediaan alam yang terbatas menjadikan material ini.
Material marmer memiliki kesan dingin dan kuat. Kelemahan marmer adalah memiliki
pori-pori relatif besar. Marmer yang berpori-pori relatif besar membutuhkan perawatan
ekstra. Hal ini karena marmer mudah menyerap cairan dan layaknya karpet,
meninggalkan noda jika tidak cepat dibersihkan.
Selain mahal harganya, marmer juga mahal dalam perawatannya dan diperlukan cara
khusus untuk membersihkannya. Pantaslah jika marmer merupakan material lantai yang
berkelas dan mewah, sehingga hanya pengguna yang memiliki dana berlebih yang
sanggup mengaplikasikannya dalam hunian.
· Granit
Granit memiliki pori-pori yang lebih rapat, sehingga memiliki kemungkinan yang lebih
kecil untuk dimasuki air dan kotoran. Granit memiliki kesan dingin dan berkesan kokoh.
Batuan granit diperoleh dari bukit atau gunung granit. Namun sejalan dengan
perkembangan teknologi, saat ini juga telah disediakan granit buatan dengan motif yang
lebih beraneka dan harga yang lebih murah.
· Kayu
Yang paling umum adalah lantai parket (parquette), yang berasal dari kata parquetry.
Material kayu memiliki kesan hangat dan alami. Selain berasal dari kayu solid, bahan
parket saat ini juga berasal dari bahan non kayu seperti bambu. Jenis lainnya yaitu
laminate yang merupakan kayu olahan yang permukaannya adalah hasil printing.
· Batu
Material batu alam juga sering dipakai sebagai bahan lantai antara lain batu kali
lempeng dan batu salagedang. Biasanya selain di lantai, banyak juga dipakai di taman
atau ditempel di tembok pagar, dan dinding pada interior rumah. Kedua jenis batu ini
cukup tahan terhadap cuaca, meskipun mencari tekstur batu yang kurang lebih seragam
tidak mudah, ditambah lagi lebar nat antar batunya tidak seragam. Tapi hal itu justru
menambah ruang menjadi semakin natural. Material batu ini memiliki kesan dingin.
struktur baja
Pengertian Baja
Baja: bahan dgn sifat struktur baik, mempunyai kekuatan yang tinggi dan sama kuat padakekuatan
tarik maupun tekan. Baja adalah elemen struktur yang memiliki batasan sempurna yang akan
menahan beban jenis tarik aksial, tekan aksial, dan lentur denganfasilitas yang hampir sama
BAJA
Kelebihan :
Kekurangan :
-Bisa berkarat.
-Tidak fleksibel seperti kayu yang dapat dipotong dan dibentuk berbagai profile
-Tidak kokoh
ALUMINIUM
Kelebihan :
-Minim perawatan.
Kekurangan :
-Mudah tergores.
Kelebihan :
-Sangat cepat pertumbuhannya (hanya perlu 3 s/d 5 tahun sudah siap tebang)
-Pada berat jenis yang sama, Kuat tarik bambu lebih tinggi dibandingkan kuat tarik baja
mutu sedang.
-Ringan.
Kekurangan :
-Jarak ruas dan diameter yang tidak sama dari ujung sampai pangkalnya.
Created by (muchlisriyanbekti.blogspot.com)
Sumber Referensi:
http://id.wikipedia.org/wiki/Beton
http://www.dephut.go.id/Halaman/STANDARDISASI_&_LINGKUNGAN_KEHUTANAN/INFO
_V02/VII_V02.htm
Dosen Arsitektur FT. muhammadiyah of surakarta, Materi Kuliah: Bahan bangunan , Ilmu
material, Teknologi bahan.
struktur beton
Pengertian Beton
Dalam konstruksi, beton adalah sebuah bahan bangunan komposit yang terbuat dari
kombinasi aggregat dan pengikat semen. Bentuk paling umum dari beton adalah beton semen
Portland, yang terdiri dari agregat mineral (biasanya kerikil dan pasir), semen danair.
Biasanya dipercayai bahwa beton mengering setelah pencampuran dan peletakan. Sebenarnya,
beton tidak menjadi padat karena air menguap, tetapi semen berhidrasi, mengelem komponen
lainnya bersama dan akhirnya membentuk material seperti-batu. Beton digunakan untuk membuat
perkerasan jalan, struktur bangunan, fondasi, jalan, jembatan penyeberangan, struktur parkiran,
dasar untuk pagar/gerbang, dan semen dalam bata atau tembok blok. Nama lama untuk beton
adalah batu cair.
Dalam perkembangannya banyak ditemukan beton baru hasil modifikasi, seperti beton ringan, beton
semprot (eng: shotcrete), beton fiber, beton berkekuatan tinggi, beton berkekuatan sangat
tinggi, beton mampat sendiri (eng: self compacted concrete) dll.
Menurut SNI 03 – 2847 – 2002, beton adalah bahan yang didapat dengan mencampurkan semen
portland atau semen hidrolik yang lain, agregat halus, agregat kasar dan air, dengan atau tanpa
bahan tambahan yang membentuk masa padat.
Beberapa macam beton menurut SNI 03 – 2847 – 2002 adalah sebagai berikut :
a. Beton bertulang : adalah beton yang ditulangi dengan luas dan jumlah
tulangan yang tidak kurang dari nilai minimum yang disyaratkan dengan atau
tanpa prategang, dan direncanakan berdasarkan asumsi bahwa kedua material
bekerja bersama-sama dalam menahan gaya yang bekerja.
b. Beton normal : beton yang mempunyai berat satuan 2200 kg/m3 sampai 2500 kg/m3 dan dibuat
dengan menggunakan agregat alam yang dipecah atau tanpa dipecah.c. Beton polos : beton tanpa
tulangan atau mempunyai tulangan tetapi kurang dari ketentuan minimum.
d. Beton pracetak : elemen atau komponen beton tanpa atau dengan tulangan yang dicetak terlebih
dahulu sebelum dirakit menjadi bangunan.
e. Beton prategang : beton bertulang yang telah diberi tegangan tekan dalam untuk mengurangi
tegangan tarik potensial dalam beton akibat beban kerja.
f. Beton ringan : beton yang mengandung agregat ringan dan mempunyai berat satuan tidak lebih dari
1900 kg/m3.
g. Beton ringan pasir : beton ringan yang semua agregat halusnya merupakan pasir berat normal.
h. Beton ringan total : beton ringan yang agregat halusnya bukan merupakan pasir alami.
Sesuai dengan peraturan SNI 03 – 2847 – 2002 pasal 6, dijelaskan beberapa persyaratan keawetan
beton, yaitu sebagai berikut :
Kekurangan :
Merupakan kemampuan beton bertahan dalam jangka waktu yang direncanakan. Sifat tahan lama
pada beton dapat dibedakan dalam beberapa hal, antara lain sebagai berikut:
1. Tahan Terhadap Pengaruh Cuaca
Adalah pengaruh yang berupa hujan dan pembekuan pada musim dingin, serta
pengembangan dan penyusutan yang diakibatkan oleh basah dan kering silih berganti.
Daya perusak kimiawi oleh bahan-bahan seperti air laut, rawa-rawa dan air limbah, zat-zat kimia
hasil industri dan air limbahnya, buangan air kotor kota yang berisi kotoran manusia, gemuk, susu,
gula, dan sebagainya perlu diperhatikan terhadap keawetan beton.
Beton dapat mengalami kikisan yang diakibatkan oleh adanya orangyang berjalan kaki dan lalu lintas
diatasnya, gerakan ombak laut, atau oleh partikel-partikel yang terbawa oleh angin dan atau air.
2. Kuat Tekan
Kuat tekan beton ditentukan berdasarkan pembebanan uniaksial benda uji silinder beton diameter
150 mm, tinggi 300mm dengan satuan Mpa (N/mm2) untuk SKSNI 91. Benda uji silinder juga
digunakan pada standar ACI sedangkan British Standar menggunakan kubus dengan sisi 150 mm
sebagai benda uji. Benda uji dengan ukuran berbeda dapat juga dipakai namun perlu dikoreksi
terhadap size efek .
Metode pengujian kuat tekan beton ada beberapa cara, antaranya pengujian yang sifatnya tidak
merusak (UT atau Hammer Test) dan pengujian yang sifatnya setengah merusak atau merusak
keseluruhan dengan uji pembebanan (Load Test) dan juga ada pengujian laboratorium (compressive
strength test). Yang praktis adalah metode pengujian Hammer Test.
- hasil pengujian dipengaruhi oleh kerataan permukaan, kelembaban beton, sifat-sifat dan jenis
agregat kasar, derajat karbonisasi dan umur beton. Oleh karena itu perlu diingat bahwa beton yang
akan diuji haruslah dari jenis dan kondisi yang sama
Kekuatan tekan beton akan bertambah seiring dengan bertambahnya waktu. Kekuatan beton akan
naik secara cepat (linier) sampai28 hari, tetapi setelah itu kenaikannya akan kecil. Kuat tekan acuan
ditetapkan pada umur beton 28 hari. Secara umum kekuatan beton dipengaruhi oleh2 hal, yaitu
factor air semen dan kepadatan.
Ratio kuat Tekan 0.67 0.86 1 1.17 1.23 1.27 1.31 1.35
Klasifikasi Beton
· Beton Kelas I
· Beton Kelas II
Merupakan beton untuk perkerjaan-perkerjaan struktural secara umum. Pelaksanaannya
memerlukan keahlian yang cukup dan harus dilakukan di bawah pimpinan tenaga-tenaga ahli.
3. Kuat Tarik
Kuat tarik beton jauh lebih kecil dari pada kuat tekannya, yaitusekitar 10%-15% dari kuat tekannya.
Kuat tarik beton merupakan sifat yang penting untuk memprediksi retak dan defleksi balok.
4. Modulus Elastisitas
Adalah perbandingan antara kuat tekan beton dengan regangan beton biasanya ditentukan pada
25%-50% dari kuat tekan beton.
Beton pada dasarnya bersifat non-linear, sehingga nilai modulus elastisitasnya hanyalah pendekatan.
Nilainya diukur pada 0.45 f ' c yang berkisar dari 27000 hingga 37000 MPa
5. Rangkak (Creep)
Merupakan salah satu sifat dimana beton mengalami deformasi terus menerus menurut waktu
dibawah beban yang dipikul. Seperti halnya susut, rangkak tidak bersifat reversible.
6. Susut (Shrinkage)
Merupakan perubahan volume yang tidak berhubungan dengan pembebanan (akibat kehilangan air
keatmosfir / volume loss). Adapun macamnya adalah :
Sebagian besar susut umumnya terjadi pada bulan-bulan pertama (~80% susut terjadi dalam satu
tahun). Siklus susut dan ngembang sendiri dapat terjadi akibat pengaruh perubahan lingkungan.
Sedangkan tulangan pada beton dapat menghambat pengembangan susut.
7. Kelecakan (Workability)
Kelecakan adalah sifat adukan beton atau mortar yang ditentukan oleh kemudahan pencampuran,
pengangkutan, pengecoran, pemadatan dan finishing. Atau kelecakan adalah besarnya kerja yang
dibutuhkan untuk menghasilkan kompaksi penuh.sifat dapat mudah dikerjakan suatu adukan beton
sangat bergantungpada sifatbahan, perbandingancampuran, dan cara pengangkutan serta jumlah
seluruh air bebas
8. Sifat Kedap Air
Beton memiliki kecenderungan mengandung rongga- rongga yang diakibatkan oleh adanya
gelembung udara yang terbentuk selama atau sesudah pencetakan selesai, atau ruangan yang saat
mengerjakan (selesaidikerjakan) mengandung air, air ini menggunakan ruangan, dan jika air
menguap maka akan meninggalkan rongga-rongga udara. Rongga-rongga ini yang nantinya dapat
memicu masuknya air dari luar kedalam beton. Namun jika rongga-rongga ini diminimalisir, maka
akan menambah daya kedap air dari beton itu. Maka beton sebaiknya tidak banyak menggunakan air
agar tidak terjadi bleeding. Tetapi beton yang menggunakan sedikit air dan tidak terjadi bleeding pun
dapat juga tidak kedap air, sehingga perlu pemadatan yang sempurna pada saat
pembuatan/pencetakan beton.
1. Karakteristik beton adalah mempunyai tegangan hancur tekan yang tinggi serta tegangan hancur
tarik yang rendah
2. Beton tidak dapat dipergunakan pada elemen konstruksi yang memikul momen lengkung atau
tarikan
3. Beton sangat lemah dalam menerima gaya tarik, sehingga akan terjadi retak yang makin – lama
makin besar.
4. Proses kimia pengikatan semen dengan air menghasilkan panas dan dikenal dengan proses
hidrasi.
5. Air berfungsi juga sebagai pelumas untuk mengurangi gesekan antar butiran sehingga beton
dapat dipadatkan dengan mudah.
6. Kelebihan air dari jumlah yang dibutuhkan akan menyebabkan butiran semen berjarak semakin
jauh sehingga kekuatan beton akan berkurang.
7. Dengan perkiraan komposisi (mix desain) dibuat rekayasa untuk memeriksa dan mengetahui
perbandingan campuran agar dihasilkan kekuatan beton yang tinggi.
8. Selama proses pengerasan campuran beton, kelembaban beton harus dipertahankan untuk
mendapatkan hasil yang direncanakan.
9. Setelah 28 hari, beton akan mencapai kekuatan penuh dan elemen konstruksi akan mampu
memikul beban luar yang bekerja padanya
10. Untuk menjaga keretakan yang lebih lanjut pada suatu penampang balok, maka dipasang
tulangan baja pada daerah yang tertarik
11. Pada beton bertulang memanfaatkan sifat beton yang kuat dalam menerima gaya tekan serta
tulangan baja yang kuat menerima gaya tarik.
12. Dari segi biaya, beton menawarkan kemampuan tinggi dan harga yang relative rendah.
13. Beton hampir tidak memerlukan perawatan dan masa konstruksinya mencapai 50 tahun serta
elemen konstruksinya yang mempunyai kekakuan tinggi serta aman terhadap bahaya kebakaran .
14. Salah satu kekurangan yang besar adalah berat sendiri konstruksi
Dengan massa jenis γc sekitar 2400 kg/m3 bahan ini memiliki berat jenis 23,54 kN/m3 ( 1000g kg
setara dengan 1 kN, di mana gravitasi dalam cm/dt2), mengakibatkan bangunan beton sangat berat
15. Kelemahan lainnya adalah perubahan volume sebagai fungsi waktu berupa susut danrangkak
http://archbacok.blogspot.co.id/
DEFINISI LANTAI
Lantai merupakan penutup permukaan tanah dalam ruangan dan sekitarnya. Lantai juga bagian
bangunan yang digunakan untuk pijakan kaki.
Seiring dengan perkembangan zaman dan teknologi bangunan, bahan lantai juga mengalami
kemajuan yang pesat. Berbagai macam produk lantai mulai bermuncul mulai dari bentuk yang
sederhana sampai yang kompleks, selain itu dari segi harga juga beragam, dari yang murah
sampai yang mahal.
FUNGSI
Lantai memiliki berbagai berfungsi mulai sebagai fungsi utamanya yaitu ebagai alas pijakan kaki
sehingga memberikan kenyamanan ketika berjalan di atasnya, sampai dengan memberi nilai
estetika suatu ruang dalam bangunan sehingga dapat menambah nilai jual bangunan tersebut.
3. Lantai Andesit
Ciri-ciri : tekstur kasar, bentuk ada yang beraturan dan tidak beraturan, warna hitam dan
abu-abu.
Bahan : batu alam
Ukuran : sangat bervariasi
Kelebihan : bernilai estetika tinggi, indah dan alami
kekurangan : mudah berlumut dan berjamur
Aplikasi : lantai teras dan carport
Perawatan : disikat agar kotoran tidak menempel
JENIS-JENIS BAHAN LANTAI BUATAN
1. Lantai Tegel
2. Lantai Teraso
3. Lantai Keramik
Ciri-ciri : terdapat bintik-bintik putih, warna & motif tersedia dalam berbagai variasi
Bahan : Batu Granit
Ukuran : 30 x 30 cm, 40 x 40 cm, 60 x 60 cm
Kelebihan : indah & menarik, tahan api, kuat terhadap getaran, keras, mampu menahan
beban yang berat.
Kelemahan : jika terkena cairan berwarna akan meresesap tidak akan hilang, harga
relatif mahal.
Aplikasi : lantai ruangan, stepnosing, lantai dapur, kamar mandi, dan teras
Perawatan : dibersihkan, gunakan pemutih untuk menghilangkan noda.
Bahan : kayu
Jenis : lantai kayu alami, misal : balok/papan
Kelemahan : mudah terbakar, tergores, dapat menyusut dan memuai terhadap cuaca,
harga relatif mahal, pemasangan khusus
Kelebihan : berkesan alami dan hangat, bernilai estetika tinggi
Aplikasi : lantai interior
Perawatan : pelapisan sebelum pemasangan, Jika terkena tumpahan noda segera dilap.
7. Lantai Paving
9. Lantai Teracota
Ciri-ciri : bentuk hampir setengha lingkaran dengan motif dan warna yang bervariasi
Ukuran : panjangnya sekitar 10 cm.
Aplikasi : untuk tepi tangga, lantai, dan teras (saat ada perbedaan ketinggian).
Artikel ini berdasarkan tugas kelompok matakuliah Bahan Bangunan 1 Jurusan Aristektur
Fakultas Teknik Universitas Diponegoro.
Daftar nama kelompok:
http://febyoktora-archi.blogspot.co.id/2011/01/materi-kuliah-bahan-bangunan-bahan.html
Jenis-Jenis Dinding
24OCT 2011
2 COMMENTS
Ukuran dinding bata kapur 8 cm x 17 cm x 30 cm. Dinding ini banyak digunakan pada
rumah-rumah di pedesaan, perumahan rakyat,pagar pembatas tanah, atau rumah sederhana.
Dinding bata kapur terbuat dari campuran tanah liat dengan kapur gunung. Macam – macam
tipe campuran antara lain:
Harga dari jenis dinding ini sangat murah. Waktu pemasangan pun cepat dan sedikit
pemakaian adukan semen-pasir. Bila telah terpasang dan diplester dinding ini tidak akan
terlihat dari tanah dan kapur. Dinding ini memerlukan kolom pengaku (kolom praktis) setiap
2,5 m.
2. Dinding Bata Hebel Atau Celcon
Bata hebel dibuat dengan mesin di pabrik.Dinding bata hebel atau celcon adalah bahan
bangunan pembentuk dinding dengan mutu yang relatif tinggi. Penjualan bata jenis inipun
tidak diretail pada setiap agen atau toko material. Pembelian biasanya harus dengan memesan
terlebih dahulu.
Dinding jenis ini bisa saja tidak diplester, cukup diaci saja karena permukaannya yang sudah
relatif rata dan permukaan batu yang lebar. Hanya saja ketebalan kusennya harus disesuaikan.
Selain itu, dalam praktik pemasangan sangat sedikit bahan yang terbuang.
Bata ini cukup ringan, halus, dan memiliki tingkat kerataan yang baik. Bisa langsung diberi
aci tanpa harus diplester terlebih dulu, dengan menggunakan semen khusus. Bahan dasar
acian/semen tersebut adalah pasir silika, semen, filler, dan zat aditif. Untuk menggunakannya,
semen ini hanya d icampur dengan air. Tetapi bisa juga menggunakan bahan seperti
pemasangan batako.
Jarak pemasangan kolom penguat sama dengan yang disyaratkan pada bata merah.
Pemesanan tidak dilakukan secara unit, melainkan dalam ukuran 1 m3. Untuk 1 m3 bata jenis
ini bisa digunakanuntuk pasangan dinding seluas 11,5 m2. Namun hal ini tergantung juga
dengan ketebalan dinding, bisa saja kurang dari 11,5 m2 bila ketebalannya lebih besar. Untuk
dinding seluas 1 m2, kira-kira membutuhkan:
3. Dinding Partisi
Sesuai dengan namanya dinding partisi memang dikhususkan untuk sekat antar ruang. Karena
di desain sebagai sekat antara ruang satu dan yang lain, dinding ini memiliki desain
konstruksi yang lebih praktis dan ringan dibanding dengan konstruksi dinding yang lain.
Bahan partisi untuk dinding jenis ini termasuk bagus dan murah. Sayangnya dinding ini tidak
bisa digunakan untuk dinding luar (eksterior). Ini disebabkan sifat bahannya yang kurang
menjamin faktor keamanan dari gangguan luar. Disamping tidak cocok untuk konstruksi
terbuka, dinding jenis ini juga tidak dirancang untuk memikul beban yang berat. Dinding
macam ini banyak digunakan sebagai bahan penyekat ruangan, terutama di perkantoran.
Bahan yang dipakai umumnya terdiri dari lembaran multiplek atau papan gipsum dengan
ketebalan 9-12 mm.
Pemasangan kerangka (kayu atau hollow) menggunakan sekrup. Bahannya mudah dipotong
hanya menggunakan gergaji. Ketebalannya beragam mulai dari 4 mm, 6 mm, 9 mm, 12 mm,
dan 15 mm. Panjang dan lebarnya sama dengan ukuran lembaran tripleks, yaitu 122 cm x 244
cm. Dari segi beban terhadap bangunan, dinding partisi dapat diabaikan.
Untuk dinding partisi yang memakai bahan multiplek bisa dikatakan kurang aman, mengingat
bahan mudah terbakar dan mudah mengelupas bila sering terkena air. Secara umum
pemakaian partisi selalu dibuat dua lapis, untuk luar dan dalam. Bila dana terbatas, gunakan
bahan partisi ini untuk pembatas ruangan. Jenis bahan disesuaikan dengan selera dan
besarnya biaya.
Dewasa ini penggunaan dinding partisi semakin meningkat seiring dengan meningkatnya
kebutuhan perumahan dan perkantoran yang tidak hanya mempertimbangkan faktor biaya
dan waktu yang dihabiskan dalam membangun suatu bangunan. Dinding partisi ini
diharapkan mampu menjawab kebutuhan masyarakat yang semakin meningkat di sektor real.
Sementara ini dinding partisi merupakan hasil dari pengembangan teknologi yang tepat guna.
Dimana perkembangan teknologinya selalu meningkat sejalan dengan inovasi produsen
dinding partisi ini.
4. Dinding Batako
Batako merupakan batu buatan yang pembuatannya tidak dibakar,bahannya dari tras dan
kapur, juga dengan sedikit semen portland. Pemakaiannya lebih hemat dalam beberapa segi,
misalnya: per m2 Luas tembok lebih sedikit jumlah batu yang dibutuhkan, sehingga
kuantitatif terdapat penghematan.
Namun bahan bangunan tersebut masih baru di Indonesia, cara-cara pembuatan, pemakaian
pemasangan maupun adukan-adukannya dapat dipelajari dengan seksama. Tras dan kapur
dengan perbandingan 5 : 1 jika kualitas tras cukup baik, jika perlu ditambah dengan sedikit
semen portland, diaduk sebaik-baiknya dalam keadaan kering. Tempat pembuatan adukan
harus bersih dan terlindung dari hujan. Kemudian adukan yang kering diaduk dengan air
secukupnya. Untuk mengetahui kadar air dari suatu adukan dibuat bola-bola adukan, yang
digenggam-genggam pada telapak tangan. Apabila bola adukan dijatuhkan hanya sedikit
berubah bentuknya, maka kandungan air dalam adukan itu terlalu banyak, dan bila dilihat
telapak tangan tidak berbekas air, maka kadar air adukan tersebut kurang. Jikalau kadar air
tercapai dengan tepat, perataan dapat dimulai. Batu-batu yang baru dicetak disimpan dalam
los agar terhindar dari panas matahari maupun air hujan, kemudian diletakkan berderet di rak
dengan tidak ditimbun. Masa perawatan 3 hari sampai 5 hari, guna memperoleh pengeringan
dan kemantapan bentuk. Biarkan masih dalam los dan biarkan selama 3 minggu sampai 4
minggu untuk memperoleh proses pengerasan. Di samping itu diusahakan agar di tempat
sekitarnya udaratetap lembab.
Dinding bata merupakan dinding yang paling lazim digunakan dalam pembangunan gedung
baik perumahan sederhana sampai pembangunan gedung-gedung yang ukurannya besar.
Karena itu pasangan batu bata memiliki seni tersendiri dalam sistempemasangannya dalam
konstruksi dinding.Pembuatan batu bata harus memenuhi peraturan umum untuk bahan
bangunan di Indonesia NI-3 dan peraturan batu merah sebagai bahan bangunan NI-10.
1. Lempung (tanah liat), yang mengandung silika sebesar 50 %sampai dengan 70%.
2. Sekam padi, fungsinya untuk pencetakan batu merah, sebagaialas agar batu merah tidak
melekat pada tanah, dan permukaanbatu merah akan cukup kasar
3. Kotoran binatang, dipergunakan untuk melunakkan tanah, digunakan kotoran kerbau, kuda dan
Iain-lain. Fungsi kotoran binatang dalam campuran batu merah ialah membantu dalam proses
pembakaran dengan memberikan panasnya yang lebih tinggi di dalam batu merah
4. Air, digunakan untuk melunakkan dan merendam tanah.
Sebelum munculnya tungku-tungku modern, bata paling sering dibakar dengan cara
menumpuknya dalam jajaran longgar yang disebut sebagai tungku bata-lapangan dengan
tanah atau lempung, menyalakan api di bawah jajaran tersebut, dan mempertahankan api itu
selama beberapa hari. Setelah mendingin, tungku bata-lapangan itu dibongkar dan batanya
dipilah sesuai dengan derajat pembakaran yang telah dialaminya. Bata-bata dalam zona
tungku bata-Iapangan di dekat api akan terbakar sempuma tetapi tidak terdistorsi, ini sesuai
untuk bata lapis-muka di bagian luar dengan derajat daya-tahan terhadap cuacayang tinggi.
Bata sering kali dicetak sesuai pesanan untuk kegunaan tertentu. Bata yang paling jauh dari
api akan menjadi lebih lunak dan akan dipinggirkan untuk digunakan sebagai bata belakang,
sementara sejumlah bata dari sekitar keliling tungku bata-Iapangannya tidak cukup terbakar
dan hasilnya tidak baik, bahkan tidak dapat digunakan untuk keperluan apapun, bata yang
seperti ini akan dibuang. Sebelum pengangkutan mekanik ditemukan, bata untuk suatu
bangunan biasanya diproduksi dari tanah yang diperoleh dari tapak bangunan atau tidak
jauhdi sekitar lokasi yang akan didirikan bangunan.
Ciri-ciri batu merah yang baik ialah permukaannya kasar, warnanya merah seragam (merata),
jika dipukul bunyinya nyaring, dan tidak mudah hancur atau patah.
Ukuran-ukuran batu merah bermacam macam tergantung kegunaan dan pesanan, namun
umumnya di Indonesia ukuran standar seperti berikut :1) panjang 240 mm, lebar 115 mm,
tebal 52 mm atau 2) panjang 230 mm, lebar 110 mm, tebal 50 mm.
1. Kedap air, sehingga jarang terjadi rembesan pada tembol akibat air hujan.
2. Keretakan relatif jarang terjadi.
3. Kuat dan tahan lama.
4. Penggunanaan rangka beton pengakunya lebih luas, antara 9 – 12 m2.
1. Waktu pemasangan lebih lama dibandingkan batako dan bahan dinding lainnya.
2. Biaya lebih tinggi.
Batako pres dibuat dari campuran semen PC dan pasir atau abu batu. Ada yang dibuat secara
manual (menggunakan tangan), ada juga yang menggunakan mesin. Pembuatannya
menggunakan cetakan yang dipres secara maksimal, dan dibakar dengan tungku khusus,
dengan panas yang tinggi. Ukuran harus tepat sehingga pemasangannya tidak perlu diadakan
plesteran.
Umumnya memiliki ukuran panjang 36 – 40 cm, tebal 8 – 10 cm, dan tinggi 18 – 20 cm.
Untuk dinding seluas 1 m2, kira-kira membutuhkan:
-Batako pres = 15 buah
https://nurahboram.wordpress.com/2011/10/24/jenis-jenis-dinding/
Material Absorbsi
Ada empat tipe bahan atau material yang paling sering digunakan untuk mengontrol g angguan yang
timbul karena adanya cacat akustik. Empat tipe bahan itu adalah Absorber, isolator, isolator vibrasi,
dan damping. Namun di makalah ini hanya akan dibahas mengenai bahan untuk absorbsi.
Bahan absorbsi secara umum berfungsi untuk menyerap energi suara dengan tujuan
menyeimbangkan reverberation time, menyerap gangguan yang tidak diinginkan, menghilangkan
rentang fekuensi tertentu dan fungsi lainnya. Selain menambah kualitas akustik di suatu ruangan,
aspek kenyamanan dan kesesuaian dengan komponen lain, misalnya pencahayaan, arsitek, dan
lainnya, harus diperhatikan juga.
Setiap bahan absorbsi mempunyai koefisien absorbsi yang berbeda beda. Koefisien absorbsi suara
suatu bahan didefinisikan sebagai perbandingan antara energi akustik yang diserap dengan energi
akustik yang datang menimpa bahan tersebut. Koefisien absorbsi suara suatu bahan dapat dihitung
dengan menggunakan formula.
Dengan :
Intensitas mempunyai energi yang dibawa. Semakin banyak intensitas yang dibawa, semakin banyak
energi yang dibawa. Koefisien absorbsi sudah pasti kurang dari 1. Oleh karena itu, sudah dipastikan
ada energi yang hilang. Energi yang hilang menjadi energi panas dalam kasus ini.
Material Fekuensi
( typically
4 lb/cu ft ) hard
backing
Polyurethane foam
(open cell)
Hairfelt
Pada umumnya untuk memenuhi kebutuhan absorbsi ada tiga bahan yang digunakan, di antara 3
bahan itu adalah:
1. Porous
Porous ini berfungsi sebagai penyerap energi suara menjadi energi lain. Jadi ada energi suara yang
diubah menjadi energi panas, dan hal ini mengakibatkan suara yang dipantulkan menjadi berkurang.
Di pasaran sudah ada berbagai macam material akustik yang siap pasang atau siap rakit, material
bisa berupa panel yang berlubang, atau texture atau yang lainnya. Bisa dipasang dengan beberapa
cara, salah satunya dengan menyemen dengan dinding, menempelkan dengan baut ke dinding kayu
atau cara lainnya.
3. Bisa dihias tanpa memberi efek yang besar terhadap kemampuan absorbsinya.
4. Apabila digunakan di langit-langit bisa diintegrasikan dengan keperluan dari pencahayaan, pemanasan
atau pendinginan,.
5. Jika dipasang secara tepat, kemampuan absorbsi bisa meningkat sehingga menghasilkan keuntungan
2. Secara umum mempunyai struktur yang lunak sehingga rentan akan kerusakan mekanik jika
dipasang di bagian bawah dinding.
3. Jika menggunakan cat untuk mengecet bahan ini akan mengurangi kemapuan absorbsi dari bahan.
Penggunaan material akustik jenis ini ditujukan untuk mengurangi noise. Selain itu, juga bisa
dikarenakan bentuk bangunan yang berbentuk kurva atau bentuknya yang tidak biasa sehingga tidak
bisa dipasang material absorbsi dengan cara yang biasa.
Efisiensinya bagus pada frekuensi tinggi, tetapi hal ini terkadang dipengearuhi oleh berbagai faktor
pada waktu pemasangan, missal ketebalan dan lain-lain.
Kesulitan menggunakan material ini adalah kerentanan terhadap kerusakan ketika dilakukan
dekorasi ulang terhadap ruanngannya.
Selimut akustik biasanya dibentuk dari wool, fiber gelas, dan lain-lain.
Biasanya dipakai untuk memvariasikan ketebalan material akustik di antara (25 sampai 125 mm).
Kemampuan absorbsi meningkat seiring dengan ketebalan yang dimiliki oleh selimut.
Sebagai tambahan saja bahwa pemasangan karpet dan serat juga ikut berperan untuk menyerap
energi suara.
Di Indonesia, ada juga yang sedang dikembangkan untuk bahan alternatif seperti misalnya serabut
kelapa.
2. Panel Absorbsi
Cara kerja panel absorbsi menyerap energi getaran dengan cara meneruskan energi suara yang bisa
menembus medium lalu terusan energi suara itu diubah ke energi panas. Pengubahan ke energi
panas melalui getaran lendutan (flexural vibration).
Panel absorbsi sering kali merupakan suatu absorber yang efisien untuk frekuensi bawah. Dengan
pemilihan bahan yang tepat, panel absorbsi bisa menyeragamkan reverberation time di seluruh
frekuensi. Salah satu fungsi penyeraban suara pada fekuensi rendah bisa dilakukan dengan cara
memasang panel absorb dengan memberi ruang kosong antara panel dengan dinding.
Salah satu kelebihan dari panel absorbsi adalah tahan dari abrasi dan lebih tahan lama dalam
pemakaian. Karena kelebihan inilah, panel absorbsi sering dipakai di bagian bawah dinding ruangan.
Ada beberapa macam panel absorbsi yang didasarkan pada cara menempelnya di tembok
Rongga resonator disebut juga sebagai Helmholtz resonator. Hal ini dikarenakan desainnya
merupakan hasil kreasi dari seorang fisikawan Hermann Von Helmholtz (1821-1894) yang berasal
dari Jerman. Dia menurunkan desain ini untuk mempelajari konten nada dari suatu suara yang
kompleks.
Kunci dari cara bekerja resonator sebagai material untuk absorbsi terletak pada “leher”nya. Cavity
resonator mengabsorbsi maksimum energi suara di bagian yang sempit pada jalur frekuensi rendah.
c. Celah resonator
Selain ketiga bahan di atas, ada juga absorber yang lain yang diluar ketiga kategori di atas tapi masih
digunakan untuk menyelesaikan permasalahan akustik yang membutuhkan penyelesaian dengan
absorber, baik yang bersifat sementara maupun permanen.
Salah satunya adalah space absorber, space absorber dipakai ketika suatu bangunan atau daerah
membutuhkan perlakuan penyelesaian masalah akustik, tetapi bangunan atau daerahnya tidak
memungkinkan untuk diperlakukan perlakuan itu.
Space absorber atau functional absorber ini mudah dipasang dan dilepas tanpa merusak atau
mengubah suatu bentuk di ruangan atau daerah tersebut.
5. Variable Absorber
Terkadang suatu ruangan membutuhkan tidak hanya satu macam waktu dengung (reverberation
time), akan tetapi juga beberapa waktu dengung yang lain yang mungkin dibutuhkan untuk
keperluan yang berbeda. Hal ini tidak bisa dipenuhi oleh pemasangan material secara konvensional.
Sudah dikembangkan di studio untuk memenuhi keperluan ini, dengan memasang panel-panel yang
bisa digerakkan sesuai kebutuhan. Menggerakkannya bisa dengan cara menggeser, memutar, atau
bisa bongkar pasang dengan cepat.
Demikianlah beberapa material absorber yang digunakan untuk mengatasi permasalahan akustik
suatu ruangan. Selain material absorbsi di atas, ada beberapa material absorbsi lainnya.
Referensi:
Akustik Arsitektur
Akustik Arsitektur
Ilmu akustik erat kaitannya dengan suara.Apa ygdimaksud dengan suara? Suara adalah
sebuah fenomenaturut bergetarnya medium akibat getaran yg terjadi.Istilah-istilah
pengertian dalam akustika,Akustik adalah ilmu yg mempelajari tentangsuara,bagaimana
suara diproduksi/dihasilkan,perambatannya, dan dampaknya,serta mempelajaribagaimana
suatu ruang / medium meresponi suara dankarakteristik dari suara itu sendiri. Contoh
sebuahkejadian dalam kehidupan sehari-hari yang berhubungandengan akustik :Suara
manusia, Suara pesawat terbang, Suara sirine ambulans, Suara alat music
Akustika dalah ilmu suara dan berkaitan dengan asalsuara baik dalam ruang kosong, atau di
pipa dansaluran, atau tertutup/terisolasi.
Perkembanganbisnis sistem tata suara dan juga peranan ilmu akustikuntuk menunjang
perkembangan rancangan arsitekturdan interior bagi ruangan yang dimanfaat
untukmenunjang performansi sistem tata suara, pada saat inimenunjukkan peningkatan
yang cukup menggembirakan.
Hal ini ditunjukkan dengan bertambah banyaknyakebutuhan akan ruangan ‘home theatre’
baik itu diibukota maupun di kota-kota besar lainnya.
Perkembangan perangkat sistem tata suara yangmenunjang ‘home theatre’ inipun, menjadi
pemicu bagipeningkatan minat dan kebutuhan para pengemar audiokhususnya dan
masyarakat pada umumnya.
Apapun bentuk dan jenis ruangan atau ‘venue’yang membutuhkan perancangan akustik
yang tepat,semestinya memiliki objektif untuk menghasilkan medansuara yang sesuai
dengan tujuan dan maksudpemanfaatan ruangan atau ‘venue’ tersebut.
Akustik Ruang terdefinisi sebagai bentuk dan bahandalam suatu ruangan yang terkait
dengan perubahanbunyi atau suara yang terjadi. Akustik sendiri berartigejala perubahan
suara karena sifat pantul benda atauobjek pasif dari alam.
Perubahan suara karena pemantulan dan Gangguan suara ketembusan suara dari
ruang lain.
Dibutuhkan seorang ahli yang berlandaskanteori perhitungan dan pengalaman lapangan
untukmewujudkan sebuah ruang yang ideal, seperti hometheatre, ruangan karaoke, raung
rekaman , ruangpertemuan dan sejenisnya termasuk ruang tempatibadah.
Pengukuran jangkah frekuensi dan besarnya, dapatdilakukan dengan bantuan sebuah RTA
(Real TimeAnalyzer) untuk mengetahui dan menentukan frekuensipantulan atau
ketembusan,sehingga dapat ditentukanjenis material penyerap suara yang digunakan.
Salah satu perbedaan terbesar antara auditorium lamadan baru adalah tingkat kebisingan
yang rendah dicapaidalam yang dibangun sejak abad pertengahan keduapuluh.