Anda di halaman 1dari 29

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bahan atau material bangunan adalah sesuatu yang dipergunakan dalam membangun
suatu bangunan. Bahan non struktural merupakan bagian yang berperan penting dalam
kenyamanan dari suatu bangunan dan sebagai daya tarik dari bangunan tersebut. Seiring
dengan perkembangan zaman yang semakin maju terjadi perubahan bahan bangunan yang
lebih baru dan efisien.

B. Rumusan Masalah
1) Apakah pengertian dari bahan bangunan non struktural dan apakah fungsinya bagi
suatu bangunan?.
2) Apa saja yang termasuk dalam bahan bangunan non struktural?.
3) Bagaimana proses pembuatan dari bahan non struktural tersebut?.

C. Tujuan Penulisan
Sebagai pemenuhan salah satu tugas mata kuliah “ Ilmu Bahan Bangunan”, yaitu tugas
kelompok Bahan Bangunan Non Struktural.

D. Manfaat Penulisan
Makalah ini memiliki manfaat sebagai penambah pengetahuan atau wawasan di bidang
bahan bangunan non struktural serta sebagai referensi bagi penulis maupun pembaca.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Bahan Bangunan Non Struktural


Bahan bangunan non struktural merupakan bagian bangunan yang tidak terkait secara
langsung dengan kekuatan struktur bangunan dan menjadi beban bagi elemen struktural. Bahan
bangunan non struktural ini adalah bahan berupa pelengkap yang diperlukan untuk kenyamanan
dari sebuah bangunan. Bahan bangunan yang termasuk elemen non struktural adalah keramik,
kaca, genteng, pipa dan sebagainya.

B. Klasifikasi Bahan Bangunan Non Struktural


1. Lantai
Lantai merupakan penutup permukaan tanah dalam ruangan dan sekitar rumah. Ada
bermacam- macam jenis lantai berdasarkan bahan pembuatannya. Jenis bahan- bahan lantai
biasanya digunakan yaitu tegel, lantai teraso, lantai keramik, lantai marmer, lantai granit dan
lantai kayu.

Syarat material lantai :


Karena fungsi setiap ruang dalam hunian beragam, maka beragam pula desain lantainya.
Syarat bahan lantai di antaranya adalah: aman, awet,kuat, tahan lembab, mudah
dibersihkan dan menyerap panas. Materialpenutup lantai yang bersifat hangat adalah: karpet,
parket, gabus, karet, sedangkan material bersifat dingin adalah: marmer, keramik, granit .
Pada beberapa ruang harus dipasang lantai yang bahannya bertekstur kasar, seperti: kamar
mandi, teras dan garasi. Kamar mandi adalah ruang yang paling sering terkena air, sehingga licin
dan beresiko menyebabkan pengguna terpeleset. Begitu pula dengan teras ketika terkena tempias
hujan, harus dipasang bahan lantai yang lebih kasar untuk mengindari resiko pengguna
terpeleset. Pada garasi, tekstur kasar berfungsi menghindari selip akibat gesekan antara ban dan
muka lantai, terutama ketika kendaraan sehabis kehujanan. Untuk ruang dapur memakai bahan
lantai yang mudah dibersihkan serta tidak meninggalkan noda di pori-pori lantai dan nat
sambungan yang dapat mengganggu keindahan lantai. Ruang tamu, ruang keluarga dan kamar
tidur dapat memakai bahan lantai dengan permukaan licin dan mengkilap.

2
1) Lantai Tegel.

Lantai tegel dibuat menggunakan campuran semen dan pasir. Warna lantai tegel
dipasaran beragam, mulai dari abu-abu, merah, biru, kuning dan lain sebagainya, lantai tegel
berukuran 30 cm x 30 cm atau 40 cm x 40 .cm. Lantai tegel merupakan bahan lantai yang
handal, sangat sesuai dengan iklim indonesia, juga memberikan kesan sejuk terhadap ruangan.

Bila akan menggunakan tegel sebagai lantai, pilihlah yang terlihat basah agar tidak
mudah pecah atau retak dan tidak gompel sisi-sisinya sehingga pada waktu pemasangan terlihat
bagus dan rapi.

Kelebihan lantai tegel dibandingkan dengan lantai yang lainya adalah harganya yang
lumayan murah dan pemasangan yang mudah. Namun lantai tegel juga mempunyai kekurangan
yaitu jika terkena asam (cuka) akan membekas/bernoda yang sulit untuk di bersihkan.

2) Lantai Teraso

Lantai teraso terbuat dari semen dan pasir yang pada bagian atasnya dilapisi bahan keras
dengan beberapa beberapa kombinasi campuran antara kulit kerang laut dan pecahan marmer,

3
sehingga tampak berbagai corak dan tekstur sesuai bahan yang digunakan. Ukuran teraso yang
dijual dipasaran antara lain 20 cm x 20 cm,dan 30cm x 30cm dengan warna putih.

Sifat lantai teraso hampir mirip dengan lantai tegel. Hanya saja lantai teraso mudah
berlumut jika sering terkena air pada saat setelah pemasangan, permukaannya harus digosok
dengan alat khusus terlebih dahulu untuk lebih memunculkan efek mengkilap. Agar tahan lama
lantai teraso harus sering dilakukan pemolesan ulang. Kelebihan lantai ini adalah adanya
banyaknya berbagai variasi corak pada permukaannya.

3) Lantai Keramik

Secara garis besar bahan baku yang dipergunakan untuk membuat keramik Terdiri atas 3
macam (triaxial), yaitu Tanah liat (clay), Pasir, Feldspar. Lantai keramik merupakan jenis bahan
lantai yang paling banyak digunakan masyarakat pada saat ini karena sifatnya yang cocok
dengan iklim Indonesia. Bahkan warna, corak, ukuran lantai keramik yang ada dipasaran juga
beraneka ragam sehingga banyak pilihanya.

Saat ini keramik bukan merupakan bahan lantai rumah yang mahal karena produk lokal
pun kini banyak dipasaran dengan kualitas yang tidak kalah dengan keramik impor. Pengerjaaan
lantai keramik relatif murah, sama dengan pemasangan lantai tegel dan lantai teraso. Perawatan
lantai keramik pun juga relatif mudah, juga tidak mudah tergores. Jika terkena cairan atau
kotoran, cairan atau kotoran tidak akan membekas.

Kekurangan dari lantai keramik adalah mudah pecah ketika terkena benturan, atau ketika
kita menjatuhkan benda yang keras di atasnya. Jika pemasangannya tidak sempurna, seperti
masih ada ruang di bawah keramik, maka lantai akan mudah pecah dan harus diganti.

4
4) Lantai Marmer

Lantai marmer terbuat dari batu marmer yang ukuran awalnya berupa bongkahan,
kemudian dipotong di pabrik pemotongan. Konsumen biasanya dapat menentukan sendiri ukuran
yang diinginkan atau sesuai pesanan. Warna dan motif yang ada dipasaran cukup bervariasi.
Kesan yang ditampilkan dari lantai marmer sangat indah dan mewah, tetapi harganya mahal
karena marmer terbentuk dari proses alam yang memakan waktu lama.

Bahkan proses pengolahannya pun lama. Istimewanya adalah tahan api dan lebih mampu
menahan beban yang berat dibandingkan dengan jenis yang lain dan juga kelebihan dari lantai ini
ialah pada pada ukurannya yang tidak ada batasan tertentu, berbeda dengan keramik yang
memiliki ukuran maksimal hanya sampai 60 cm x 60 cm. Hanya saja, kekurangan marmer adalah
jika terkena cairan berwarna (air kopi, air teh, atau tinta) akan meresap dan sulit hilang. Juga jika
tidak ada perawatan khusus, marmer bisa berlumut karena terkena cahaya matahari secara terus
menerus dan warna bisa berubah. Oleh karena itu, marmer cocok digunakan untuk interior saja,
minsalnya ruang tamu dan ruang keluarga.

5) Lantai Parket Kayu

5
Parket atau parquet berasal dari bahasa Prancis yang memiliki arti kompartemen/kotak
kecil. Secara etimologi, kata “parquet” sendiri berasal dari Bahasa Prancis Kuno, “parchet”,
yang berarti “ruangan kecil tertutup”.

Parket adalah lantai yang terbuat dari kumpulan kepingan kayu yang sudah dipres
sedemikian rupa hingga berbentuk potongan atau papan siap pasang di atas lantai konkrit.

Salah satu aspek yang paling penting dalam penerapan kayu pada lantai adalah keawetan
dan kekuatan. Jadi wajar jika hanya ada beberapa jenis kayu yang baik dan layak untuk
dijadikan sebagai lantai kayu. Selain itu, cukup wajar jika lantai tersebut harganya cukup mahal
jika dibandingkan dengan jenis lantai lainnya. Kayu yang dapat digunakan adalah kayu jati, kayu
merbabu, kayu ulin, kayu bengkirai, dan kayu sonokeling.

Kelebihan:

a. Daya Tahan dan Keawetan Bagus


Dengan perawatan yang benar, lantai kayu dapat bertahan sampai sekiranya 20 tahun-
nan. Cara perawatan yang baik, salah satunya adalah dengan re-coating atau mengecat
ulang lantai kayu minimal setiap 3 bulan sekali.
b. Penampilan Natural
Seperti yang sudah dikatakan sebelumnya, lantai kayu sebagai penutup lantai akan
menimbulkan kesan elegan, mewah dan juga natural.
c. Perawatan Cukup Mudah
Cukup dengan menggunakan penyedot debu dan sapu berbulu halus untuk membersihkan
remah-remah atau kotoran yang menumpuk di lantai kayu.
d. Investasi Jangka Panjang
Tidak hanya dapat meningkatkan nilai estetika sebuah bangunan atau pun properti, lantai
kayu juga bisa disebut sebagai investasi jangka panjang. Hal ini karena lantai kayu dapat
meningkatkan daya jual properti. Harga juga pasti akan berbeda dari awal mula anda
membeli.
e. Baik Bagi Kesehatan
Lantai kayu memiliki sifat dapat menyerap panas kemudian disimpan untuk sementara
waktu. Hal ini membuat permukaan lantai kayu akan terasa lebih hangat jika
dibandingkan dengan permukaan lantai keramik atau marmer. Dari segi kesehatan, hal ini

6
akan membantu penghuninya untuk terhindar dari penyakit rematik. Ini merupakan salah
satu kriteria rumah sehat.

Kelemahan:

a. Rentan Terhadap Goresan


Jika anda memiliki peliharaan, usahakan kuku peliharaan anda rutin di potong supaya
menghindari timbulnya goresan di permukaan lantai kayu. Lantai kayu sangat mudah
tergores. Untuk itu, apabila anda hendak memindahkan sebuah furniture rumah,
sebaiknya anda angkat dan tidak mendorongnya agar lantai kayu tidak tergores.
b. Tidak Tahan Cuaca
Warna permukaan lantai kayu ternyata akan mudah memudar jika terkena terik matahari
secara langsung. Oleh karena itu, perlu melakukan pengecatan ulang setiap minimal 3
bulan sekali.
c. Perawatan Cukup Sulit
Perawatan untuk membersihkannya memang tidak sulit, tapi merawat agar tetap kokoh
dan kuat ternyata cukup sulit. Hal ini karena lantai kayu tidak terlepas dari sifatnya yang
rapuh dan mudah rusak. Contohnya saja, lantai kayu tidak boleh disapu sebab bulu sapu
dapat mengikis finishing pada lantai dan perlahan pesonanya akan memudar dari
permukaan. Lantai kayu juga memiliki pori-pori yang lebar sehingga noda yang jatuh
diatasnya sulit untuk dibersihkan. Disisi lain, jika anda kurang bersih dan teliti ketika
merawatnya, maka serat-serat pada lantai kayu dapat menjadi sarang kuman dan bakteri.
d. Lantai Dapat Memuai
Lantai kayu ternyata memiliki sifat dapat memuai dan menyusut jika terjadi perubahan
suhu yang drastis. Hal ini akan sangat merugikan anda karena, jika lantai kayu
mengalami pemuaian, lantai menjadi tidak rata dan tidak nyaman.
6) Lantai Granit

7
Lantai granit terbuat dari batu granit. Secara alami, batu granit ditemukan dalam ukuran
yang besar, kokoh, serta keras. Batu granit kemudian dipotong sesuai dengan ukuran yang
diinginkan menggunakan alat potong yang kuat untuk kepentingan selanjutnya. Inilah yang
menjadi alasan batu granit dipakai untuk material bangunan. Kekuatan batu granit sangat baik
untuk dijadikan bahan bangunan. Kilaunya yang menawan merupakan ciri utama dari batu ini.
Granit juga baik untuk diletakkan di dalam maupun di luar ruangan sebab batu ini tahan akan
cuaca panas dan dingin, serta tahan asam.
Kelebihan:
a. Tekstur lebih kuat.
b. Lebih mengkilap
c. Tahan terhadap goresan
Kelemahan:
a. Kurang tahan terhadap noda
b. Perawatan yang sulit
c. Mahal
7) Lantai Vinly

Sebetulnya lantai yang satu ini terbuat dari bahan Polyvinyl Chloride (PVC) yang
memiliki tekstur yang sangat halus dan elastis sehingga mudah sekali dalam pemasangannya.

Kelebihan:

a. Memiliki kemampuan water resistant (tahan terhadap air).


b. Vinyl Flooring sangat tahan terhadap goresan benda (furniture) berat yang berada di
atasnya atau yang melintasinya, karena mempunyai layer anti-scratch.
c. Tidak terpengaruh dengan sinar matahari kendati tersinari matahari dalam waktu yang
lama. Sinar matahari tidak pula membuat Vinyl memuai fisiknya.

8
d. Tahan lama adalah salah satu kelebihan utama jenis lantai ini. Lantai Vinyl dengan
kualitas premium, yang diaplikasikan dengan prosedur pemasangan yang benar, dapat
bertahan hingga belasan bahkan puluhan tahun.
e. Anti rayap sampai kapanpun, karena materialnya sama sekali tidak mengandung kayu
sedikitpun.
f. Dapat diaplikasikan pada ruang manapun (indoor maupun outdoor), bahkan pada dinding,
plafon, tangga dan meja.
g. Tersedia berbagai macam motif kayu, dan bahkan custom (untuk Vinyl Karpet); dll.

 Kelemahan:

a. Rentan terhadap benda tajam. Karena bukan terbuat dari kayu solid, jenis penutup lantai
ini sangat mudah rusak apabila sengaja merusaknya dengan pisau, silet, cutter, dll.
b. Satu lembaran rusak, harus membeli 1 dus lembaran serupa. Artinya, sebagian besar
lembaran tidak akan digunakan. Sisi positifnya, Anda dapat menyimpan lembaran tersisa
untuk antisipasi kerusakan di bagian lain, jika kelak terjadi.

2. Kaca

Kaca adalah material padat yang merupakan zat cair yang sangat dingin karena molekul-
molekulnya tersusun seperti air, namun kohesinya membuat bentuknya menjadi stabil. Hal ini
terjadi karena proses pendinginan yang sangat cepat. Ini juga yang membuat kaca menjadi
transparan atau tembus pandang. Kaca adalah amorf (non kristalin) material padat yang bening
dan transparan (tembus pandang), biasanya juga rapuh atau mudah pecah.

9
Kaca yang digunakan dalam bangunan bersifat tembus pandang sehingga dapat
meneruskan cahaya dan  panas matahari. Namun, dalam aplikasinya, kaca tidak selalu dibuat
tembus padang. Kaca dapat juga dibuat menjadi semi tembus pandang atau sama sekali tidak
tembus pandang.

Kaca biasanya dipasang pada pintu, jendela, dinding, atau bagian bangunan lainnya. Hal
ini bertujuan untuk meneruskan cahaya matahari ke dalam bangunan sehingga walaupun tanpa
lampu, ruangan bisa terang saat siang hari. Masuknya cahaya matahari ke dalam ruangan dapat
menghilangkan kelembaban.

Bahan baku dari industri umum kaca adalah :


 Pasir
Pasir yang digunakan dalam membuat kaca adalah kuarsa yang sangat murni.
Kandungan besi dalam pasir kuarsa ini tidak boleh melebihi 0,45% untuk barang
gelas pecah belah atau 0,015% untuk kaca optik, sebab kandungan besi ini bersifat
merupakan warna kaca pada umumnya.
 Soda
Soda ini berumus kimia Na2O, yang didapatkan dalam soda abu padat (Na2CO3).
Sumber lainnya adalah dari bikarbonat, kerak garam dan natrium nitrat.

 Feldspar
Feldspar mempunyai rumus umum P2O.Al2O3.6SiO2, dimana R2O dapat berupa
Na2O atau K2O atau campuran keduanya. Sebagai sumber Al2O3, feldspar
mempunyai banyak keunggulan dibanding produk lain, karena murah, murni dan
dapat dilebur dan seluruhnya terdiri dari oksida pembentuk kaca. Al2O3 sendiri
digunakan hanya bila biaya tidak merupakan masalah. Feldspar juga merupakan
sumber Na2O atau K2O dan SiO2. Kandungan aluminanya dapat menurunkan titik
cair kaca dan memperlamba terjadinya devitrifikasi.
 Borax
Borax adalah perawis tambahan yang menambahkan Na2O dan boron oksida kepada
kaca. Walaupun jarang dipakai dalam kaca jendela atau kaca lembaran, boraks
sekarang banyak digunakan di dalam bernagai jenis kaca pengemas. Ada pula kaca
borax berindeks tinggi yang mempunyai nilai dispersi lebih rendah dan indeks

10
refraksi lebih tinggi dari semua kaca yang dikenal. Kaca ini telah banyak digunkan
sebgai kaca optik. Di samping daya fluksnya yang kuat, borax tidak saja bersifat
menurunkan sifat ekspansi tetapi juga meningkatkan ketahanna terhadap aksi kimia.
borax digunakan dalam tumpak yang memerlukan hanya sedikit alkali. Harganya
hampir dua kali boraks.
 Kerak garam
Istilah asingnya adalah salt cake yang digunakan sebagai perawis tambahan pada
pembuatan kaca, demikian juga beberapa sulfat lain seperti amonium sulfat dan
barium sulfat dan sering ditentukan pada segala jenis kaca. Kerak garam ini dapat
membersihkan buih yang mengganggu pada tanur tangki. Sulfat ini harus dipakai
bersama karbon agar tereduksi menjadi sulfit. Arsen trioksidadapat pula
ditambahkan untuk menghilangkan gelombang-gelombang dalam kaca.
 Kulet
Kulet adalah kaca hancuran yang dikumpulkan dari barang-barang rusak, pecahan
beling dan berbagai kaca limbah. Bahan ini dapat membantu pencairan selain juga
sebagai bahan untuk dasar pengolahan limbah. Bahan ini dapat dipakai 10-80% dari
muatan bahan baku.

Langkah-Langkah Umum Pembuatan Kaca


Urutan proses pembuatan kaca pada umumnya dapat digolongkan menjadi 10 langkah,
yaitu:
1. transportasi bahan baku ke pabrik
2. pengaturan ukuran bahan baku
3. penimbunan bahan bak
4. pengangkutan, penimbangan dan pencampuran bahan baku dan pemuatannya ke tanur
kaca
5. pengolahan bahan bakar untuk mencapai suhu yang diperlukan bagi pembentukkan
kaca
6. reaksi pembentukkan kaca di dalam tanur
7. penghematan kalor melalui regenarasi dan rekuparasi
8. pembuatan bentuk produk kaca
9. penyaringan produk kaca
10. penyelesaian produk kaca
11
Cara Pembuatan Kaca
a. Peleburan
Tanur kaca dapat diklasifikasi sebagai tanur periuk atau tanur tangki. Tanur periuk (pot
furnace), dengan kapasitas sekitar 2 t atau kurang dapat digunakan secara menguntungkan untuk
membuat kaca khusus dalam jumlah kecil di mana tumpak cair itu harus dilindungi terhadap
hasil pembakaran. Tanur ini digunakan terutama dalam pembuatan kaca optic dan kaca seni
melalui proses cetak. Periuknya sebetulnya ialah suatu cawan yang terbuat dari lempung pilihan
atau platina. Sulit sekali melebur kaca di dalam bejana ini tanpa produknya terkontaminasi atau
tanpa sebagian bejana itu sendiri meleleh, kecuali bila bejana itu terbuat dari platina. Dalam
tanur tangki (tank furnace), bahan tumpak itu dimuat ke satu ujung suatu “tangki” besar yang
terbuat dari blok-blok refraktor, diantaranya ada yang ukuran 38 x 9 x 1.5 m dengan kapasitas
kaca cair sebesar 1350 t. kaca itu membentuk kolam didasar tanur itu, sedang nyala api menjilat
berganti dari satu sisi ke sisi lain. Kaca “halusan” (fined glass) dikerjakan dari ujung lain tangki
itu, operasinya kontinu. Dalam tanur jenis ini, sebagaimana juga dalam tangki periuk, dindingnya
mengalami korosi karena kaca panas. Kualitas kaca dan umur tangki bergantung pada kualitas
blok konstruksi. Karena itu, perhatian biasanya ditujukan pada refraktori tanur kaca. Tanur
tangki kecil disebut tangki harian (day tank)dan berisi persediaan kaca cair untuk satu hari
sebanyak 1 t sampai 10 t. tangki ini dipanasi secara elektrotermal atau dengan gas.
     
Tanur-tanur yang disebutkan diatas adalah tergolong tanur regenarasi (regenerative
furnace)dan beroperasi dalam dua siklusdengan dua perangkat ruang berisi susunan bata rongga.
Gas nyala setelah memberikan sebagian kalornya pada waktu melalui tanur berisi kaca cair,
mengalir ke bawah melalui satu perangkat ruang yang diisi penuh dengan pasangan batu terbuka
atau batu rongga (checkerwork). Sebagian besar dari kandungan kalor sensibel gas keluar dari
situ, dan isian itu mencapai suhu yang berkisar antar 1500°C didekat tanur 650C di dekat pintu
keluar. Bersamaan dengan itu, udara dipanaskan dengan melewatkannya melalui lubang
regenerasi yang telah dipanaskan sebelumnya dan dicampur dengan gas bahan bakar yang
terbakar, sehingga suhu nyalanya menjadi menjadi lebih tinggi lagi (dibandingkan dengan jika
udara tidak dipanaskan terlebih dahulu). Pada selang waktu yang teratur, yaitu antara 20 sampai
30 menit, alirancampuran udara bahan bakar, atau siklus itu dibalik, dan sekarang masuk tanur
dari ujung yang berlawanan melalui isian yang telah mendapat pemanasan sebelumnya,
kemudian melalui isian semula, dan mencapai suhu yang lebih tinggi.

12
      Suhu tanur yang baru mulai berproduksi hanya dapat dinaikkan sedikit demi sedikit setiap
hari, bergantung kepada kemampuan refraktorinya menampung ekspansi. Bila tanur regenarasi
itu sudah dipanaskan, suhunya harus dipertahankan sekurang-kurangnya 1200°C setiap waktu.
Kebanyakan kalor hilang dari tanur melalui radiasi, dan hanya sebagian kecil yang
termanfaatkan untuk pencairan. Tanpa membiarkan dindingnya mendingin sedikit karena radiasi,
suhu akan menjadi terlalu tinggi sehingga kaca cair itu dapat menyerang dinding dan
melarutkannya. Untuk mengurangi aksi kaca cair, pada dinding tanur kadang-kadang dipasang
pipa air pendingin.
b. Pencetakan
Kaca dapat dibentuk dengan mesin atau dengan cetak tangan. Faktor yang terpenting
yang harus diperhatikan dalam cetak mesin (machine molding) ialah bahwa rancang mesin itu
haruslah sedemikian rupa sehingga pencetakan barang kaca dapat diselesaikan dalam tempo
beberapa detik saja. Dalam waktu yang sangat singkat ini kaca berubah dari zat cair viskos
menjadi zat padat bening. Jadi, jelas sekali bahwa masalah rancang yang harus diselesaikan,
seperti aliran kalor stabilitas logam, dan jarak bebas bantalan merupakan masalah yang rumit
sekali. Keberhasilan mesin cetak kaca merupakan prestasi besar bagi para insinyur kaca.
c. Penyangaian
Untuk mengurangi regangan-regangan dalam kaca, semua barang kaca harus disangai
(anneal), baik barang kaca yang dibuat dengan mesin maupun yang dibuat dengan tangan.
Secara singkat, penyangaian menyangkut dua macam operasi, yaitu:
1.      Menahan kaca itu pada suatu suhu di atas suhu krisis tertentu selama beberapa waktu yang
cukup lama sehingga mengurangi regangan-regangan dalam dengan jalan pengaliran plastic
sehingga regangannya kurang dari suatu maksimum yang ditentukan.
2.      Mendinginkan massa kaca sampai suhu kamar secara cukup perlahan sehingga regangan itu
selalu berada di bawah batas maksimum leher atau tungku penyaringan, tidak lain hanyalah satu
ruang pemanasan yang dirancang dengan baik dimana laju pendingin dapat diatur sehingga
memenuhi persyaratan.
d.      Penyelesaian
Semua kaca yang sudah disangai harus mengalami operasi penyelesaian yang relative
sederhana tetapi sangat penting. Operasi ini menyangkut hal-hal sebagai berikut:
 Pembersihan
 Penggosokan
 Pemolesan

13
 Pengukuran
 Pemotongan
 Gosok-semprot dengan pasir
 Pemasangan email klasifikasi kualitas

Jenis-Jenis Kaca

Jenis kaca yang dapat digunakan untuk bangunan dan rumah tinggal sebenarnya cukup
beragam. Berikut adalah jenis-jenis kaca yang dikaitkan dengan penggunaanya:

1) Kaca Bening

Kaca ini sering juga disebut sebagai float glass. Kaca ini tidak berwarna serta memiliki
permukaan yang sangat bersih dan rata. Kaca ini banyak digunakan pada eksterior maupun
interior bangunan, baik rumah tinggal atau gedung bertingkat. Kaca ini juga dapat digunakan
untuk perabot rumah tangga.

2) Kaca Warna

Kaca ini biasa disebut dengan kaca riben atau tinted glass. Kaca ini merupakan kaca float
yang diberi warna dengan sedikit menambahkan logam pewarna. Dengan warna pada kaca, maka
sifat tembus pandang kaca menjadi lebih rendah sehingga dapat memberikan privasi kepada
penghuninya. Kaca ini lebih banyak dipakai pada eksterior bangunan, baik untuk pintu, jendela,
atau curtain wall.

3) Kaca Es

Kaca es merupakan kaca dengan tekstur pola tertentu pada salah satu sisinya. Karakter
dari kaca ini memberikan efek dekoratif, efek pencahayaan, dan efek pembayangan yang
menarik, serta mampu mereduksi silau secara maksimum.

4) Kaca Reflektif

Kaca ini merupakan jenis kaca yang mampu memantulkan cahaya dan mereduksi sifat
tembus pandang dari sisi luar sehingga sering juga disebut dengan kaca one way. Lapisan kaca
ini bersifat memantulkan cahaya dan panas, serta mampu memberikan penampilan yang mewah.

14
5) Kaca Tempered

Secara singkat, kaca tempered merupakan jenis kaca yang memiliki kekuatan yang sangat
tinggi, dibandingkan dengan kaca biasa. Dengan ketebalan yang sama, kekuatan kaca ini mampu
mencapai 3-5 kali lipat dari kekuatan kaca biasa. Kaca ini tahan terhadap beban angin, tekanan
air, benturan, dan perubahan temperatur yang tinggi (thermal shock). Kaca tempered juga lebih
aman karena akan menjadi butiran halus bila pecah.

6) Kaca Laminated

Kaca ini merupakan jenis kaca dengan tingkat keamanan dan perlindungan yang tinggi
terhadap penghuni. Jika terjadi sesuatu yang menyebabkan pecahnya kaca, kaca laminated tidak
akan berhamburan, tetapi hanya retak dan sangat sulit untuk ditembus. Karakteristik kaca ini
adalah pecahan kaca tidak akan jatuh atau berhamburan, tetapi tetap melekat pada filmnya, dan
kaca akan tetap terpasang pada rangkanya.

Keunggulan Kaca

a) Sifatnya yang mampu meneruskan cahaya membuat rumah dengan dinding kaca lebih
hemat energi karena pencahayaan pada siang hari cukup dengan sinar matahari.
b) Mampu memaksimalkan pemandangan di luar ruangan.
c) Walaupun mudah kotor, tetapi mudah juga untuk dibersihkan.
d) Memberikan kesan luas pada ruangan sempit.
e) Memberikan kesan tidak ada sekat antara ruangan satu dengan yang lainnya.
f) Kedap suara
g) Kedap air
h) Memberikan kesan modern pada hunian

Kekurangan Kaca

a) Harganya cukup mahal, baik dari segi harga material maupun biaya pemasangan
b) Pemasangannya rumit dan butuh tenaga profesional dengan keahlian dan teknik tinggi.
c) Tidak tahan terhadap getaran.
d) Beberapa jenis kaca cenderung mudah pecah

15
e) Dinding kaca tidak termasuk dinding struktural sehingga tidak mampu menahan beban
berlebih.
f) Mudah kotor, dibutuhkan perawatan yang rutin.
g) Jika tergores, sulit untuk memperbaikinya.
h) Jenis kaca bening tidak cocok untuk ruangan privasi.
i) Perlu aksesoris tambahan seperti tirai walaupun hal ini opsional.
j) Jika retak atau pecah tidak bisa diperbaiki, tetapi harus diganti.

3. Genteng

Genteng adalah komponen dari atap yang menutupi permukaan bagian atas, yang terdiri
dari bagian-bagian yang tersusun saling bertindih (overlapping). Genteng atap dapat dibuat
dalam bentuk dan cara pemasangan yang bervariasi, tetapi bentuk ang paling umum adalah segi
empat. Atap dapat dibuat dari berbagai jenis bahan seperti kayu, batu, tanah liat, serat, aspal,
plastik, asbes, dan logam tergantung kebutuhan dan biaya pembangunan. Genteng atap harus
dibuat tahan air karena melindungi bangunan dari hujan. Genteng merupakan salah satu jenis
penutup atap rumah yang paling umum digunakan di Indonesia. Genteng seperti penutup atap
lainnya berfungsi sebagai pelindung dari panas dan hujan. Selain itu tampilan genteng menjadi
hal yang penting dalam membantu penampilan aksen sebuah rumah.
a) Tahapan Awal:
Proses pembuatan genteng diawali dengan pengolahan bahan mentah berupa tanah
Pengambilan tanah sebagai bahan baku genteng harus berasaskan kelestarian lingkungan
Bagian lapisan paling atas dari tanah yaitu bunga tanah tidak digunakan sebagai bahan pembuat
genteng, hal ini dikarenakan kandungan humus dan unsur hara yang sangat baik untuk tanaman.
Pengambilan tanah dilakukan dengan cara menyingkirkan lapisan bunga tanah, dan tanah yang
diambil adalah tanah dibagian bawah bunga tanah yaitu kurang lebih kedalaman 25 cm dari

16
permukaan tanah. Pengambilan pun harus dijaga supaya tidak lebih dari kedalaman satu meter
sebagai upaya terhadap pelestarian lingkungan. Proses selanjutnya adalah pembersihan tanah
dari material- material pengotor seperti batu, plastik, sampah dan lainnya. Setelah cukup bersih,
tanah kemudian diaduk dengan menambahkan air.
b) Pengelolahan Tanah Liat
Setelah didapatkan tanah liat, proses selanjutnya adalah penggilingan. Tujuan dari proses
ini adalah untuk memperoleh tanah liat yang homogen dengan partikel- partikel yang lebih halus
dan merata. Proses penggiingan dilakukan dengan cara memasukkan tanah liat ke dalam mesin
penggiling tanah atau lebih dikenal dengan nama “molen”, pada proses ini juga ditambahkan
sedikit pasir laut. Tujuan penambahan pasir laut adalah supaya tanah tidak terlalu lembek
sehingga mempermudah proses penggilingan. Penggilingan berlangsung dalam waktu yang
singkat dengan output berupa tanah liat yang telah tercetak kotak- kotak sesuai dengan ukuran
genteng yang akan dibuat. Kotak-kotak tanah liat ini biasa dinamakan keweh.
Keweh inilah yang pada nantinya merupakan bahan baku sebagai pembuatan genteng.
c) Pencetakan Genteng
Proses selanjutnya adalah pencetakan genteng. Pencetakan genteng dilakukan dengan
cara memasukkan keweh ke dalam mesin cetak berupa mesin press ulir. Sebelum dimasukkan,
pipihkan dulu kuweh dengan cara dipukul-pukul dengan kayu atau biasa dikenal dengan gebleg.
Tujuan dari gebleg adalah mendapatkan keweh yang padat dan juga sesuai dengan ukuran mesin
press. Output dari mesin press ini berupa genteng basah dengan bentuk yang masih belum rapi.
Proses selanjutnya adalah perapihan dimana bagian tepi genteng diratakan dan dibersihkan dari
sisa-sisa tanah liat yang masih menempel akibat proses pengepressan.
d) Pengeringan
Ada beberapa tahap yang harus dilalui dalam proses pengeringan genteng.
Yang pertama adalah proses pengeringan dengan cara diangin-anginkan. Dimana genteng hasil
pengepressan diletakan di dalam rak dalam waktu 2 hari. Proses pengeringan selanjutnya adalah
pengeringan dengan menggunakan sinar matahari. Pengeringan ini dilakukan dengan cara
menjemur genteng secara langsung di bawah terik matahari selama kurang lebih 6 jam.
Pengeringan genteng selanjutnya berlangsung di dalam tungku. Pengeringan dalam tungku
berlangsung selama 2 hari atau 48 jam. Pengeringan dilakukan dengan cara memasukkan
genteng ke dalam tungku kemudian dipanaskan dengan menggunakan bahan bakar berupa kayu.
Pengeringan ini merupakan pengeringan tahap akhir. Pengeringan ini juga sebagai pra
pembakaran.

17
e) Pembakaran
Proses selanjutnya adalah pembakaran. Pembakaran berlangsung selama 12 jam dimana
suhu ditingkatkan sampai dengan kurang lebih 800 derajat celcius kemudian ditahan pada suhu
tersebut.
f) Pengglasuran
Untuk proses selanjutnya adalah pengglasuran. Glassur berasal dari kata glass yang
berarti kaca secara harfiah dapat juga dikatakan proses pengglasuran adalah penambahan lapisan
kaca pada permukaan genteng, relatif sama dengan proses coating.
Tujuan dari pengglasuran adalah supaya kenampakan genteng yang lebih indah dan artistik.
Disamping itu dengan adanya lapisan glassur juga dapat menghindarkan genteng dari lumut.
Bahan utama glassur adalah lead oksid atau pbo dengan penambahan matrik berupa fritz atau
tepung kaca, penambahan sedikit kwarsa akan meningkatkan kekerasan.
Bahan bahan glasur diaduk dengan air sebagai bahan pelarut sampai merata. Adonan bahan
glasur kemudian dituangkan ke atas permukaan genteng dengan ketebalan tertentu.
Diamkan beberapa saat kemudian masukkan kedalam tungku untuk proses pembakaran tahap 2.
g) Pembakaran Tahap 2
Proses selanjutnya adalah pembakaran tahap ke 2. Genteng natural yang telah dilapisi
bahan glazur segera dimasukkan ke dalam tungku untuk mengalami proses pembakaran.
Pembakaran tahap 1 dan 2 relatif sama yang membedakan adalah pada proses pembakaran tahap
2 tidak didahului dengan penggarangan. Pembakaran tahap 2 berlangsung selama 13 jam dengan
suhu pembakaran dijaga supaya konstan pada suhu 900 derajat celcius
h) Tahapan Terakhir
Tahap yang terakhir pada proses produksi genteng glasur adalah finishing. Output dari
pembakaran tahap 2 berupa genteng glasur yang belum rapi, oleh karena itu diperlukan finishing
sebelum genteng siap dipasarkan. Finishing yang dilakukan meliputi pengikiran pada tepi
genteng, pengikiran bertujuan untuk merapikan permukaan genteng. Kemudian pengecatan yang
bertujuan untuk menutupi bagian samping genteng yang tidak dapat tertutup oleh lapisan glasur.
Dan yang terakhir adalah pengepakan, genteng diikat dengan striping band dengan jumlah
sepuluh, selain supaya rapi pengepakan ini juga akan memudahkan pengangkutan genteng.

18
Jenis- jenis genteng:

1) Genteng Terakota.
Genteng Terakota ini terbuat dari tanah liat yang prosesnya pembuatannya dilakukan
secara tradisional. Yakni, tanah liat yang dipadatkan, kemudian dibentuk, dan terkahir
proses pembakaran (sama seperti membuat batu bata). Setelah proses pembakaran
genteng selesai, genteng akan dijemur di bawah sinar matahari.
Kelebihan Genteng Terakota: Harganya ekonomis, ringan.
Kekurangan Genteng Terakota: Ukuran dan variasinya tidak beragam.
2) Genteng Keramik
Genteng Keramik ini terbuat dari keramik yang berbahan dasar tanah liat yang kemudian
melalui proses pabrikasi ( proses di prabrik ). Oleh karenanya, lapisan teratasnnya lebih
licin dan mengilap (finishing glazur).
Kelebihan : Harga lebih mahal, Memantulkan panas. Selain ukuran, warna, dan tingkat
presisinya beragam, tidak mudah korosi walau dalam cuaca ekstrem, lebih tahan lama,
bobot tidak terlalu berat.
Kekurangan : Harga lebih mahal daripada harga genteng beton, perpedaan warna
mempengaruhi perbedaan harga, perawaran dan perbaikan lumayan susah.
3) Genteng Beton
Beberapa tahun belakangan genteng ini menjadi tren. Genteng beton merupakan genteng
berteknologi pembuatan kuno. Genteng beton hadir dalam model rata (flat).
Kelebihan : Warnanya bervariasi. Ukurannya lebih besar jadi pemakaiannya lebih sedikit,
tahan lama dan anti karat
Kekurangan : Lebih berat dan tidak bisa memantulkan panas matahari dan kurang tahan
terhadap kebocoran karena interlock tidak sempurna dan harus dilakukan pengecatan
sebagain finishing.
4) Genteng Metal
Genteng Metal ini terbuat dari baja lapis ringan (zincalume steel ) yang merupakan
perpaduan seng, aluminium, dan silicon yang berbentuk lembaran bergelombang.
Kelebihan : Warna bervariasi, cocok untuk digunakan di daerah yang rawan gempa
karena lebih ringan dari genteng keramik dan beton, harganya murah.

19
Kekurangan : Ukurannya tipis-tebal sehingga relatif ringkih. Jika terinjak berisiko pecah
atau melengkung. Daya serap terhadap panas sinar matahari lebih tinggi, Bunyi berisik
saat hujan.
5) Genteng Fiber
Terbuat dari campuran semen, bahan penguat, dan serat mineral fiber sehingga
menghasilkan bahan sekeras beton. Berbentuk lembaran yang bisa digunakan sebagai
bahan konstruksi dinding, plafon, atap.
Kelebihan : Bebas asbes, tergolong ringan, besar sehingga hemat pemakaian.
Kekurangan : Bahan kurang menyerap panas.
6) Genteng Aspal
Genteng Aspal ini biasa disebut juga dengan bitumen. Meski dinamakan genteng aspal
bukan berarti terbuat dari aspal sepenuhnya, melainkan bubuk kertas, serat organik, resin,
dan aspal.
Kelebihan : Warnanya bervariasi, Bobotnya lebih ringan dibanding genteng tanah liat dan
keramik. Bersifat lentur dan tahan air. Mudah dan praktis dalam pemasangan, anti jamur
dan anti pudar.
Kekurangan : Harga relatif mahal karena masih impor.
7) Atap Asbes
Atap rumah dengan menggunakan asbes saat ini sangat populer. Selain bentuknya yang
ringan, genteng asbes juga terkenal cukup murah untuk digunakan sebagai media penutup
rumah / atap untuk menggantikan genteng. Asbes terbuat dari perpaduan bahan mineral
berupa serat kristal yang mengisap panas dan sedikit merefleksikan sinar matahari.
Kelebihan : Proses pemasangannya relatif mudah karena tidak memerlukan reng atau
usuk. Harga lebih murah daripada genteng, ringan.
Kekurangan : Mudah retak / patah, mengganggu kesehatan penggunaan dalam jangka
panjang, kurang kuat menyerap panas matahari.
8) Atap Sirap
Atap sirap berasal dari kayu ulin yang dikenal juga dengan nama kayu besi atau kayu
bulian. Bentuk atap sirap biasanya berupa lembaran tipis memanjang yang dihasilkan dari
belahan kayu ulin.
Kelebihan : Ringan dan pengisolasi panas yang baik.
Kekurangan : Air hujan mudah merembes di sela-sela sirap. Harga lebih mahal
dibandingkan yang lain. Pemasangan cukup sulit. Sulit menemukan atap sirap di pasaran.

20
9) Alang- Alang
Atap alang – alang ini biasanya digunakan pada villa dan gazebo. Berasal dari tumbuhan
berdaun tajam yang dikeringkan. Semakin tua umurnya, semakin bagus kualitasnya.
Kelebihan : Murah dan ringan.
Kekurangan : Air mudah masuk ke sela-selanya sehingga Anda harus benar-benar
memerhatikan kerapatannya saat memasang.
10) Genteng Polikarbonat
Genteng polikarbonat ini berbentuk lembaran datar dengan pilihan warna bervariatif dan
dijual per roll. Polikarbonat ada dua jenis yaitu Polikarbonat rata dengan ronga dan
Polikarbonat bergelombang tanpa rongga. Polikarbonat biasanya digunakan di
garasi,kanopi atau untuk atap tambahan. Harga Polikarbonat tergantung merk dan jenis.
Pemasangan Polikarbonat untuk rangka kayu menggunakan paku,sedangkan untuk
rangka baja menggunakan mur baut.
Kelebihan : Dapat meredam radiasi matahari. Dicetak dalam bentuk lembaran,sehingga
mudah bila dipakai di luasan yang besar. Cepat dalam pemasangan. Mudah di dapat di
pasaran. Kedap air. Bebas rayap
Kekurangan : Harganya mahal. Polikarbonat berongga rentan terhadap jamur dan sulit
dibersihkan.

4. Pipa

Pipa juga merupakan material yang digunakan sebagai penghubung untuk tempat saluran air
dan saluran pembuangan. Pipa merupakan material terpenting untuk beberapa tempat di rumah
seperti saluran air untuk kamar mandi dan air minum (jika menggunakan air sumur). Pipa terbuat
dari bahan-bahan stainles yang cukup berkualitas sehingga mampu mengaliri air dengan baik dan
tahan terhadap panas maupun dingin.

21
Dari sekian jenis pembuatan pipa secara umum dapat dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu :

 Jenis pipa tanpa sambungan (pembuatan pipa tanpa sambungan pengelasan)


 Jenis pipa dengan sambungan (pembuatan pipa dengan pengelasan)

Pemilihan jenis pipa dilakukan dengan memperhatikan hal- hal sebagai berikut:

 Ketentuan dan daya tahan terhadap tekanan yang terdiri dari tekanan dari dalam yaitu
tekanan statik dan water harmer; tekanan dari luar pipa yaitu tekanan tanah dan air tanah
serta beban dari tanah permukaan misalnya lalu lintas dan lain- lain.
 Diameter yang tersedia di pasaran.
 Daya tahan terhadap korosif dari luar dan dalam

1) Pipa Air

Beberapa jenis pipa yang digunakan dalam sistem distribusi air bersih seperti Asbestos-
Cement Pipe (ACP), Ductile Iron Pipe (DIP), Glass Fiber Reinforced Plastik (GRP), Polyvinil
Chloride Pipe (PVC), Steel Pipe, Reinforced Concrete Pressure Pipe (RCPP) dan Polyethylene
(PE) Pipe. Namun saat ini jenis pipa yang sering digunakan adalah jenis DIP, PVC, Steel dan 
PE.

a. Asbestos Cement Pipe (ACP)


ACP umumnya digunakan pada area dengan kandungan besi yang tinggi, yang dapat menyebabkan
korosi. Selain itu, ACP digunakan pula pada daerah yang letaknya jauh, karena pipa ini ringan
sehingga mudah dalam pemasangan. ACP terbuat dari fiber asbestos, pasir silika dan semen.

b. Ductile Iron Pipe (DIP)

Ductile Iron Pipe merupakan salah satu jenis pipa yang mampu menyediakan tekanan yang
sangat tinggi. Jenis ini memiliki kelebihan mudah dideteksi bila terjadi kebocoran, dan cukup
kuat serta tidak tembus terhadap kontaminasi senyawa organik. Kekurangan jenis pipa ini
ialah laju korosinya yang cukup tinggi, sehingga memerlukan proteksi internal dan eksternal
serta memerlukan biaya tambahan untuk proteksi

c. Glass Fiber Reinforced Plastik (GRP)

22
GRP merupakan salah satu jenis pipa yang tidak dapat terkorosi dalam segala kondisi tanah
dan kualitas air yang dibawanya. Pipa ini terbuat dari bahan petrochemical sehingga dapat
terbakar. Kelebihan jeis pipa ini ialah tahan terhadap korosi, mudah dalam penyambungan
(sistem push fit), dan relatif lebih ringan dibandingkan pipa beton sehingga memudahkan
transportasi. Kekurangannya adalah tidak tahan terhadap lingkungan asam, jika timbul
kerusakan atau pecah sulit untuk memperbaiki, rentan terhadap tanah yang ber-pH rendah
dan tidak dianjurkan untuk dipasang di area yang mempunyai resiko terkontaminasi dengan
senyawa kimia, karena dapat menimbulkan perubahan struktur dinding pipa.

d. Polyvinyl Chloride Pipe (PVC)


Pipa PVC merupakan jenis pipa yang sangat sensitif terhadap goresan, karena itu harus
ditangani secara berhati-hati untuk menghindari kerusakan permukaannya karena goresan
yang dalam. Goresan pada permukaan luar tidak boleh lebih dari 10 % tebal dinding pipa.
Pipa jenis ini memiliki kelebihan yaitu relatif lebih ringan, mudah penanganan, pemasangan
serta penyambungan sederhana dan tahan terhadap korosi. Kekurangannya ialah tidak dapat
ditanam di daerah yang terkontaminasi secara kimiawi (khususnya larutan organik) atau
tempat dimana kemungkinan resiko tertumpah oleh bahan kimia sehingga dapat merusak
struktur pipa dan janis ini dapat rusak akibat degradasi ultraviolet.

e. Steel Pipe
Pipa baja pembawa air biasanya didesain sendiri disesuaikan dengan tingkat tekanan. Pipa
baja yang dipergunakan untuk transmisi air bagian luarnya dilindungi dengan coating dan
Linin, bahkan ditambah dengan perlindungan luar berupa proteksi katodik. Kelebihan jenis
ini yaitu daya sambung las yang baik akan sangat memudahkan untuk melokalisir kerusakan,
tahan terhadap getaran dan beban berat, mudah dalam pemasangan serta daya tekan yang
tersedia cukup tinggi. Kekurangannya yaitu memiliki laju korosi yang tinggi, memerlukan
perlindungan baik dari dalam maupun dari luar serta biaya perawatan tinggi.

f. Polyethylene (PE) Pipe


Pipa polyethylene dibagi dalam 3 (tiga) klas yaitu : Low Density, Medium Density dan High
Density. Pada pipa PE Low Density dan Medium Density mempunyai sifat yang lebih
fleksibel dibandingkan dengan High Density. Pipa PE dipasaran ada yang berwarna biru

23
dan hitam, pipa PE berwama biru tidak tahan terhadap pengaruh sinar ultraviolet, sehingga
harus dilindungi terhadap sinar matahari, sedangkan pipa PE berwama hitam tahan terhadap
pengaruh ultraviolet, sehingga memungkinkan untuk dipakai di atas atau di bawah tanah.
Kelebihan jenis ini ialah lebih ringan dan tahan korosi, bersifat fleksibel, tahan terhadap
benturan dan tidak mudah pecah atau retak, elastisitas yang tinggi sehingga dinding pipa
mampu menyerap gelombang tekanan dinamis serta mempunyai daya tahan yang tinggi
terhadap sifat-sifat kimia. Kekurangan jenis pipa ini yaitu dapat mengalami perembesan atau
kerusakan struktur oleh senyawa organik dan senyawa anorganik tertentu dan dapat rusak
karena bahan pengoksidasi pada konsentrasi tertentu.

Macam Sambungan Perpipaan :

Sambungan perpipaan dapat dikelompokkan sebagai berikut :


1. Sambungan dengan menggunakan pengelasan
2. Sambungan dengan menggunakan ulir

Selain sambungan seperti diatas terdapat pula penyambungan khusus dengan menggunakan
pengeleman (perekatan) serta pengkleman (untuk pipa plsatik dan pipa vibre glass).
Pada pengilangan umumnya pipa bertekanan rendah dan pipa dibawah 2″ sajalah yg
menggunakan sambungan ulir.

Tipe sambungan cabang:

Tipe sambungan cabang (branch connection)dapat dikelompokkan sbb:


1. Sambungan langsung (stub in)
2. Sambungan dengan menggunakan fittings (alat penyambung)
3. Sambungan dengan menggunakan flanges (flens-flens)

Tipe sambungan cabang dapat pula ditentukan pada spesifikasi yg telah dibuat sebelum
mendesain atau dapat pula dihitung berdasarkan perhitungan kekuatan, kebutuhan, dengan tidak
melupakan faktor efektifitasnya. Sambungan cabang itu sendiri merupakan sambungan antara
pipa dengan pipa, misal sambungan antara header dengan cabang yg lain apakah memerlukan
alat bantu penyambung lainnya atau dapat dihubungkan secara langsung, hal ini tergantung
kebutuhan serta perhitungan kekuatan.

24
Diameter, Ketebalan, Schedule :

Spesifikasi umum dapat dilihat pada ASTM (American Society of Testing Materials).Dimana
disitu diterangkan mengenai Diameter, Ketebalan serta schedule pipa. Diameter Luar (Outside
Diameter), ditetapkan sama walaupun ketebalan (thickness)berbeda untuk tiap schedule.
Diameter dalam (Inside Diameter), ditetapkan berbeda untuk setiap schedule. Diameter Nominal
adalah diameter pipa yg dipilih untuk pemasangan ataupun perdagangan (commodity). Ketebalan
dan schedule, sangatlah berhubungan, hal ini karena ketebalan pipa tergantung daripada schedule
pipa itu sendiri.

Schedule pipa ini dapat dikelompokkan sebagai berikut :


1. Schedule 5, 10 , 20, 30, 40, 60, 80, 100, 120, 160.
2. Schedule standard
3. Schedule Extra strong (XS)
4. Schedule double Extra Strong (XXS)
5. Schedule special

Perbedaan-perbedaan schedule ini dibuat guna :


1. Menahan internal pressure dari aliran
2. Kekuatan dari material itu sendiri (Strength of material)
3. Mengatasi karat
4. Mengatasi kegetasan pipa.

Bahan-bahan pipa yg dimaksud disini adalah struktur bahan baru pipa tersebut yg dapat dibagi
secara umum sebagai berikut:
1. Carbon steel
2. Carbon Moly
3. Galvanees
4. Ferro Nikel
5. Stainless Steel
6. PVC (Paralon)
7. Chrom Moly

Proses pembuatan pipa umumnya dibedakan menjadi beberapa cara berikut ini.

25
A. Pipa Las (Welded Pipe)

Pipa welded merupakan pipa yang terbuat dari plat baja dengan cara membuat sambungan las
pada badan pipa yang dimaksudkan untuk menyatukan plat sehingga dapat berbentuk silinder.
Proses pembuatan pipa welded ini sering disebut sebagai Electric Resistance Welding (ERW)
dimana proses pengelasan dihasilkan oleh resistansi listrik material. Pipa welded ini biasanya
memiliki sambungan berbentuk spiral atau berbentuk lurus. Pipa welded spiral terbuat dari plat
baja berbentuk strip yang dibentuk menjadi spiral dan dilas hingga membentuk pipa. Sedangkan
pipa welded lurus terbuat dari plat baja dengan sambungan lurus yang biasanya terletak di dalam
pipa.

B. Pipa Tanpa Kelim dengan Proses Tempa (Wrought Seamless Pipe)

Metode pembuatan ini akan menghasilkan pipa baja yang biasa disebut dengan pipa seamless.
Pipa seamless ini juga kondang dengan nama pipa tanpa sambungan, berbeda dengan pipa
welded. Pipa seamless dibuat dari batangan baja pejal yang dipanaskan, dibentuk, dan dilubangi
sedemikian rupa hingga menjadi bentuk silinder yang memiliki lubang ditengahnya dengan
berbagai ukuran diameter. Tidak adanya sambungan dalam pipa ini membuat pipa seamless
cenderung lebih tahan terhadap tekanan karena tidak ada bagian pipa yang berubah akibat panas
pengelasan.

Terdapat empat metode yang paling sering digunakan dalam proses pembuatan pipa
seamless ini, diantaranya adalah

1. Penembusan secara rotari (Hot Rotary Piercing)


2. Proses pilger-mill
3. Proses push-bench (Cupping)
4. Proses ekstruksi

C. Pipa Tempa (Forged Pipe)

Pipa yang diproses dengan proses tempa biasanya hampir sama dengan pipa yang dihasilkan dari
proses wrought seamless. Dalam proses pembuatan pipa tempa, billet yang telah dipanaskan
akan ditempatkan pada cetakan yang biasanya memiliki diameter lebih besar dari pipa yang telah
jadi. Setelah itu palu hidrolik diletakkan tepat ditengah bagian dalam untuk membuat rongga

26
dalam pipa. Metode ini biasa digunakan untuk membuat pipa seamless dengan ukuran diameter
yang besar. Selain itu baja yang ditempa biasanya lebih kuat dibanding baja tuang karena proses
penempaan menambah daya tahan pipa.

D. Pipa Cor (Cast Pipe)

Seperti namanya, proses pembuatan pipa cor dilakukan dengan cara menuang besi panas ke
dalam cetakan. Metode ini dikenal sebagai metode tertua dari pembuatan pipa logam dan kini
mulai terganti oleh material lain seperti HDPE (High-density Polyethylene) atau PVC (Polyvinyl
Chloride). Terdapat beberapa metode pembuatan pipa cor, namun yang paling poluer adalah
proses pengecoran horizontal dan sentrifugal. Sedangkan metode lainnya dalam pembuatan pipa
cor diantaranya adalah sebagai berikut.

1. Vertical Pit Process


2. Horizontal Process
3. Centrifugal Casting in Sand Molds
4. Centrifugal Casting in Metal Molds

27
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bahan bangunan non struktural merupakan bagian bangunan yang tidak terkait secara
langsung dengan kekuatan struktur bangunan dan menjadi beban bagi elemen struktural.
Walaupun tidak terkait dengan struktural, namun bagian non struktural memiliki peran yang
penting juga dalam suatu bangunan. Bagian dari non struktural berfungsi sebagai pelengkap dari
suatu bangunan dan juga sebagai pemberi kenyamanan bagi pengguna bangunan tersebut.

B. Saran
Memilih bahan bangunan non struktural haruslah didasarkan pada tingkat kenyamanan yang
diinginkan oleh pemilik rumah/ penghuni serta biaya yang akan dikeluarkan.

28
DAFTAR PUSTAKA

Ege, Seyhan. 1984. Organic Chemistry. Kanada: DC Heath and Company.


Keenan, Charles W., dkk. 1984. Ilmu Kimia Untuk Universitas. Jakarta: Erlangga.
Purba, Michael. 2006. Kimia 2B untuk SMA Kelas XI. Jakarta: Erlangga.
Vogel and Suehla, G. 1990. Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semi
Mikro.Alih bahasa L.Setiono dan AH Pudjaatmaka. Jakarta: Kalman Media Pustaka.

https://rikaarba.wordpress.com/2013/12/22/123/

https://isibangunan.com/jenis-lantai-rumah-berserta-kelebihan-dan-kekurangannya.html

http://rizkifachurohman.blogspot.com/2013/12/kelebihan-dan-kekurangan-lantai.html

https://arnolselitubunblog.wordpress.com/2016/05/11/bahan-dan-alat-pembuatan-kriya-keramik/

https://www.dekoruma.com/artikel/63145/plus-minus-lantai-parket

https://selgrid.com/blog/view/parquet-untuk-desain-interior-anda

https://www.kompasiana.com/visitlahat/5a579502bde57519c74f3df2/5-jenis-jenis-kayu-yang-
cocok-untuk-dijadikan-lantai?page=all

https://opik7th.wordpress.com/2009/10/23/pipa/

https://www.arsitag.com/article/granit-sebagai-bahan-bangunan

https://www.99.co/blog/indonesia/memilih-lantai-granit/

https://www.99.co/blog/indonesia/a-pipa-air/

https://www.semarangmarmergranit.com/2017/07/kelebihan-dan-kekurangan-dari-lantai.html

https://www.meiganflooring.com/lantai-vinyl-atau-keramik/

https://eminterior.com/kelebihan-kekurangan-genteng/

https://jaewangi.wordpress.com/2016/03/28/10-jenis-material-bahan-bangunan-dan-
pengertiannya/

29

Anda mungkin juga menyukai