Anda di halaman 1dari 9

16/9/2020 civilization: PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN

Lainnya Buat Blog Masuk

civilization
Minggu, 01 Januari 2017 Mengenai Saya
Unknown
PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN
Lihat profil lengkapku
BAB I
PENDAHULUAN Arsip Blog

1.1 Latar Belakang ▼ 2017 (5)


Jurusan Pendidikan Teknik Sipil adalah salah satu jurusan yang berada dibawah ▼ Januari (5)
PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN
Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan , Universitas Pendidikan Indonesia. Lembaga
ini memiliki perjalanan sejarah dalam perkembangannya dari awal terbentuknya sampai PONDASI DAN SLOOF

saat sekarang ini. Pada awalnya (tahun 1958) Jurusan Pendidikan Teknik Sipil dan Jurusan Kontruksi Rangka Atap

Pendidikan Teknik Arsitektur FKIT adalah merupakan lembaga pendidikan kursus B1 Tahap Pekerjaan Konstruksi

teknik untuk program peningkatan mutu guru STM dan SGPT. Pada Tahun 1961 kursus B1 DEFINISI, JENIS, DAN SIFAT BAJA

teknik diintegrasikan ke FKIP-B / teknik Universitas Pajajaran, dan selanjutnya tahun 1963
FKIP-A dan FKIP-B1/teknik,dan Institut Pendidikan Guru (IPG) digabung menjadi IKIP
Bandung, yaitu berdasarkan Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 1 tahun
1963 tertanggal 3 Januari 1963. Dari FKIP-B teknik kemudian dipecah menjadi 2 (dua)
Fakultas, yaitu Fakultas Keguruan Ilmu Eksakta (FKIE) dan Fakultas Keguruan Ilmu
Teknik (FKIT). Pada Fakultas Keguruan Ilmu Teknik (FKIT) dikembangkan/dibuka
Jurusan Pendidikan Teknik Sipil, Jurusan Pendidikan Arsitektur, Jurusan Pendidikan Teknik
Mesin dan Jurusan Pendidikan Teknik Listrik. Dengan demikian sejak tahun 1963 Jurusan
Pendidikan Teknik Sipil telah eksis di bawah pembinaan Fakultas Keguruan Ilmu Teknik (
FKIT) IKIP Bandung.
Kemudian Jurusan Pendidikan Teknik Sipil dan Jurusan Pendidikan Teknik
Arsitektur digabung menjadi satu Jurusan, yaitu Jurusan Pendidikan Teknik Bangunan di
bawah naungan Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan (FPTK) IKIP Bandung yang
memiliki satu program studi yaitu Program studi Pendidikan Teknik Bangunan Perubahan
nama FKIT menjadi FPTK dan pengabungan kedua Jurusan Pendidikan Teknik Sipil dan
Jurusan Pendidikan Teknik Arsitektur tersebut didasarkan pada Surat Keputusan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 0174/0/1983, tanggal 14 Maret 1983, dan Surat
Keputusan Rektor IKIP Bandung Nomor 6744/PT.25.R/Q/1983. Alasan pokok yang
mendasari penggabungan Jurusan Pendidikan Teknik Sipil dan Pendidikan Teknik
Arsitektur hingga menjadi Jurusan Pendidikan Teknik Bangunan tersebut di atas, antara lain
karena orientasi Pendidikan di IKIP termasuk nama jurusan dan kurikulum, harus
berorientasi pada rumpun mata ajaran pada jenjang pendidikan menengah. Dengan
demikian FPTK harus berorientasi pada jurusan / rumpun spesifikasi bidang ketrampilan /
keahlian bangunan di SMK. Selain itu juga untuk penyeragaman nama-nama Jurusan di
lingkungan IKIP se-Indonesia, ini mengasumsikan bahwa penamaan Jurusan Pendidikan
Teknik Bangunan di FPTK merupakan pengembangan dari Jurusan Pendidikan Teknik Sipil
yang ada pada era FKIT IKIP.
Untuk memenuhi tuntutan perkembangan masyarakat (pasar kerja) serta
perkembangan Ilmu dan Teknologi, maka di FPTK IKIP Bandung dikembangkan
Kurikulum fleksibel. Kurikulum Fleksibel ini juga dikembangkan dan diberlakukan di
Jurusan Pendidikan Teknik Bangunan, yaitu berdasarkan ketetapan Dirjen Pendidikan

civilization14.blogspot.com/2017/01/pendidikan-teknik-bangunan.html 1/9
16/9/2020 civilization: PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN

Tinggi tanggal 21 Agustus 1992 dan Surat Keputusan Rektor IKIP Bandung Nomor
0835/PT.25.H/1/1995 . Adapun maksud dari pemberlakuan kurikulum fleksibel tersebut
antara lain bertujuan untuk menyiapkan lulusan agar memiliki kemampuan ganda sebagai
berikut :
a. Mampu mengelola dan melaksanakan pendidikan teknologi dan kejuruan
secara profesional yang menjadi kewenangan utama.
b. Kemampuan untuk mengembangkan bidang ilmu dan teknologi (IPTEK)
sebagai kewenangan kedua (tambahan)
Sebagai konsekwensi logis dari berlakunya kurikulum fleksibel tersebut , maka
tujuan pembelajaran pada Jurusan Pendidikan Teknik Bangunan dikembangkan agar dapat
memenuhi tuntutan kebutuhan masyarakat, baik dalam bidang pendidikan, industri dan
teknologi, serta berorientasi pada antisipasi berlakunya sistem akreditasi program studi di
perguruan tinggi serta globalisasi. Oleh sebab itu Program studi Pendidikan Teknik
Bangunan yang telah terlebih dahulu diberlakukan pada tahun 1983, maka sejak th 2001
pada Jurusan Pendidikan Teknik Bangunan, Prodi Pendidikan Teknik bangunan (S1)
mengalami pengembangan program studi menjadi:
1) Program studi Pendidikan Teknik Sipil (S1)
2) Program studi Pendidikan Arsitektur (S1)
Dengan Kurikulum yang dirancang berpedoman pada Kurikulum Nasional Teknik
Sipil dan Teknik Arsitektur. Diharapkan dengan kurikulum fleksibel ini memungkinkan
para lulusan Jurusan Pendidikan Teknik Bangunan FPTK mampu melaksanakan tugas
profesinya sebagai tenaga kependidikan, serta memiliki kemampuan mengembangkan
bidang ilmu Pengetahuan dan Teknologi ( IPTEK) dalam masyarakat industri, bidang jasa
property/Bangunan, jasa konstruksi dan jasa konsultan bidang Teknik Sipil dan Arsitektur.
Dari mulai th 2001 mahasiswa di Prodi Pendidikan Teknik Bangunan dipecah berdasarkan
peminatan/konsentrasi yang dijalaninya di Prodi Pendidikan Teknik Bangunan menjadi
Mahasiswa di Prodi Pendidikan Teknik Sipil dan Mahasiswa di Prodi Pendidikan Teknik
Arsitektur, sedangkan bagi Mahasiswa baru di Tahun 2001 sudah langsung di terima ke
Prodi masing-masing yaitu Prodi Pendidikan Teknik sipil dan prodi pendidikan Teknik
Arsitektur.
Sebagai catatan penting ,di tahun 1999 adalah Perguruan Tinggi IKIP Bandung
diubah menjadi Universitas Pendidikan Indonesia berdasarkan Keputusan Presiden RI No.
124 tahun 1999 tertanggal 7 Oktober 1999. dan berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 6
tahun 2004. UPI diberi otonomi dan menjadi Perguruan Tinggi Badan Hukum Milik Negara
(PT BHMN)
Sejalan dengan perkembangannya di Jurusan Pendidikan Teknik Bangunan pada
Tahun 1999 diselenggarakan Program studi D3 Teknik Sipil dengan SK Dirjen Dikti
Depdiknas No. 363/Dikti/Kep/1999. Kemudian di tahun 2000 dengan SK Dirjen Dikti
Depdiknas No. 242/Dikti/Kep/2000 diselenggarakan Program D3 Teknik Perumahan.
Penyelenggaraan jenjang diploma ini sebagai implementasi fungsi Widermandate UPI
sebagai Perguruan tinggi yang turut membantu pemerintah dalam memenuhi penyediaan
tenaga terampil pada jenjang Diploma.
Pada Tahun 2006 , dengan adanya tuntutan BAN PT bahwa setiap program studi
harus dilakukan Akreditasi BAN PT, maka Prodi Pendidikan Teknik Bangunan yang telah
menghasilkan lulusan dilakukan penilaian akreditasi dan mendapat Akreditasi program
studi : B , dengan SK No: BAN PT. No. 09214/Ak-X-S1-017/IKBCKB/X/2006 , Berlaku
19 Oktober 2006 s/d 19 Oktober 2011.
Perubahan status UPI menjadi sebuah corporate university berstatus BHMN
membangkitkan tuntutan kesiapan untuk mampu memainkan peranan sebagai agen
perubahan. Pada saat yang sama, Jurusan Pendidikan Teknik Bangunan FPTK harus pula
mampu memposisikan dirinya secara proporsional ke arah pengembangan bidang ilmu dan
teknologi (IPTEK) kedalam batang tubuh keilmuannya (body of knowledge) , yaitu dari

civilization14.blogspot.com/2017/01/pendidikan-teknik-bangunan.html 2/9
16/9/2020 civilization: PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN

pendekatan yang berbasis pada rumpun spesifikasi keahlian dan ketrampilan bangunan di
SMK ( Sekolah Menengah Kejuruan ), kepada Jurusan yang berbasis pada pengembangan
ilmu rekayasa engineering ,yaitu pendidikan teknik Sipil dan perencanaan secara universal ,
Seiring dengan semangat menjadikan UPI BHMN sebagai Universitas Pelopor dan Unggul
di masa depan ( Leading and outstanding University ), maka memposisikan kembali
Jurusan Pendidikan Teknik Bangunan kedalam pemahaman batang tubuh keilmuannya (
body of knowledge ) adalah merupakan kebutuhan mendesak dan segera. Dengan demikian
pada era UPI BHMN ini pengembangan keilmuan dan bidang ilmu pengetahuan dan
teknologi ( IPTEK ), pengembangan dan pembinaan kelembagaan serta kerjasama dengan
organisasi/assosisi profesi dapat ditingkatkan.
Maka di Tahun 2006, Jurusan Pendidikan Teknik Bangunan dikembangkan menjadi
dua jurusan yaitu Jurusan Pendidikan Teknik Sipil dengan Ketetapan SK Rektor No.
8046/J.33/PP.03.02/2006 dan Jurusan Pendidikan Teknik Arsitektur dengan SK Rektor No.
8047/J.33/PP.03.02/2006. Dimana Jurusan Pendidikan Teknik Sipil hanya membawahi
Program studi :
1) Program Studi Pendidikan Teknik Sipil (S1)
2) Program Studi Pendidikan Teknik Bangunan (S1)
3) Program Studi Teknik Sipil (D3)
Sedangkan Program studi Pendidikan arsitektur membawahi prodi Pendidikan
Teknik Arsitektur(S1) dan Prodi Teknik Perumahan (D3).
Jurusan Pendidikan Teknik Sipil membuka penyelenggaraan Program Studi Baru
yaitu Program studi Teknik Sipil (S1) berdasarkan Surat Keputusan Rektor UPI , No.
5345/H40/KL/2009, sehingga Jurusan Pendidikan Teknik Sipil membawahi empat program
studi yaitu :
1) Program Studi Pendidikan Teknik Sipil (S1) .
2) Program Studi Pendidikan Teknik Bangunan (S1)
3) Program Studi Teknik Sipil (D3)
4) Program Studi Teknik Sipil (S1)
1.2 Rumusan Masalah
1) Mengapa pendidikan teknik bangunan berada di jurusan pendidikan teknik
sipil bukan pendidikan teknik arsitektur?
2) Mengapa pendidikan teknik bangunan dan pendidikan teknik arsitektur
berbeda?
3) Bagaimana sistem perkuliahan pendidikan teknik bangunan?
4) Apa kendala yang sering ditemui oleh mahasiswa bidang pendidikan teknik
bangunan?
5) Apa prospek kerja bagi lulusan pendidikan teknik bangunan?
6) Mengapa sebagian besar sarjana pendidikan teknik bangunan kurang
berminat menjadi seorang guru?

1.3 Tujuan Penulisan


1) Untuk mengetahui alasan pendidikan teknik bangunan berada dijurusan
pendidikan teknik sipil bukan pendidikan teknik arsitektur
2) Untuk mengetahui perbedaan pendidikan teknik bangunan dan pendidikan
teknik arsitektur
3) Untuk mengetahui sistem perkuliahan pendidikan teknik bangunan
4) Untuk mengetahui kendala yang sering ditemui oleh mahasiswa bidang
pendidikan teknik bangunan
5) Untuk mengetahui prospek kerja bagi lulusan pendidikan teknik bangunan
6) Untuk mengetahui sebab dan akibat dari sebagian besar sarjana pendidikan
teknik bangunan yang kurang berminat menjadi seorang guru

civilization14.blogspot.com/2017/01/pendidikan-teknik-bangunan.html 3/9
16/9/2020 civilization: PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN

1.4 Manfaat Penulisan


Manfaat penulisan adalah memecahkan segala problematika yang ada dalam ruang
lingkup pendidikan teknik bangunan universitas pendidikan Indonesia. Dan
menginformasikan pada masyarakat khususnya pembaca tentang pendidikan teknik
bangunan agar tidak terjadi perbedaan pendapat.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pendidikan Teknik Bangunan


Pendidikan teknik bangunan adalah salah satu program studi yang terdapat pada
jurusan teknik sipil yang merupakan cabang ilmu teknik yang mempelajari tentang
bagaimana merancang, membangun, merenovasi sebuah bangunan, tidak hanya gedung
dan infrastruktur, tetapi juga mencakup lingkungan untuk mendukung kehidupan manusia
seperti jembatan, saluran air bawah tanah, struktur penahan longsong, dan lain-lain. Teknik
sipil mempunyai ruang lingkup yang luas, di dalamnya pengetahuan

2.2 Materi Pembelajaran Pendidikan Teknik Bangunan


Fisika Dasar pada umumnya akan diberikan di tahun pertama untuk jurusan teknik.
Matematika juga akan dipelajari dengan level yang lebih tinggi dari Matematika di Sekolah
Menengah. Materi kuliah umum yang tidak ada hubungan langsung dengan Teknik,
misalnya Bahasa Indonesia, Agama, Etika, Pendidikan Pancasila dan Kewaranegaraan juga
akan diberikan sebagai pengantar. Materi umum porsinya tidak lebih dari 15%, sisanya
adalah materi-materi teknik sipil. Materi teknik sipil mulai dari material konstruksi,
perhitungan struktur, kajian mengenai ilmu pengukuran tanah, jenis- jenis konstruksi,
pembebanan, analisa desain, dan lain-lain. Mekanika Teknik/ Mekanika Rekayasa/ Analisa
Struktur merupakan bidang ilmu utama yang dipelajari di ilmu teknik sipil. Pokok utama
dari ilmu tersebut adalah mempelajari perilaku struktur terhadap beban yang bekerja pada
suatu bangunan. Ada pula materi penunjang lainnya, misalnya menggambar, teknik
penggambaran berbasis teknologi, bahasa pemrograman komputer, software, menulis
ilmiah, dan lain-lain.

2.3 Wilayah Kerja Pendidikan Teknik Banngunan


Pendidikan Teknik Bangunan dianjurkan untuk menjadi tenaga pengajar di smk,
akan tetapi lulusan pendidikan teknik bangunan tidak selalu pula berurusan dengan
pembangunan jalannya sebuah proyek bangunan, tetapi di bidang lain seperti yang
berkaitan dengan informatika memungkinkan untuk memodelisasi sebuah bentuk dengan
bantuan teknik pemrograman canggih, pemodelan kerusakan akibat gempa, banjir, longsor,
dan masih banyak lagi. Hal ini sangat penting di negara maju sebagai tolak ukur kelayakan
pembangunan sebuah bangunan vital yang mempunyai resiko dapat menelan korban
banyak manusia seperti reaktor nuklir atau bendungan, jika terjadi kegagalan teknis.
Rancangan bangunan tersebut biasanya dimodelkan dalam komputer dengan diberikan
faktor-faktor ancaman bangunan tersebut seperti gempa dan keruntuhan struktur material.
Peran ahli Teknik Sipil juga masih berlaku walaupun fase pembangunan sebuah gedung
telah selesai, seperti teletak pada pemeliharaan fasilitas gedung dan infrastruktur tersebut.
Pada prinsipnya kedua profesi tersebut sama-sama melakukan kegiatan yang berhubungan
dengan perencanaan dan perancangan suatu bangunan. Namun perbedaan yang paling
menonjol adalah pada cakupan tugasnya. Arsitek lebih sering mendesain bangunan luar
atau bangunan baru di sebuah tanah kosong. Sedangkan seorang ahli sipil mengerjakan
konstuksi gedungnya. Misalnya pada pembangunan sebuah pusat perbelanjaan baru: maka
arsitek mendesain bentuk bangunannya secara global baik tampilan luar sampai pembagian
civilization14.blogspot.com/2017/01/pendidikan-teknik-bangunan.html 4/9
16/9/2020 civilization: PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN

kavling yang mendukung segala aktifitas dan kenyamanan pengguna ruang, dan seterusnya,
sedangkan ahli sipil mendesain konstruksi bangunannya agar kokoh berdiri dan tahan lama.
Secara singkat dapat dikatakan bahwa sementara seorang arsitek adalah desainer bangunan,
seorang insinyur sipil adalah ahli struktur, yang dalam bangunan menjadi salah satu
komponen bagi berfungsinya bangunan. Mahasiswa Teknik Sipil sama sekali tidak
mempelajari pengolahan tata ruang, pengolahan bentuk bangunan, cara bekerja berbagai
tipe bangunan, ataupun dasar-dasar ilmu lain yang perlu diintegrasikan dalam desain sebuah
bangunan seperti yang dipelajari oleh mahasiswa Arsitektur. Ini membuat ahli sipil tidak
mungkin mendesain ataupun melaksanakan sebuah bangunan tanpa adanya arsitek ataupun
desain dari mereka. Kalaupun pada prakteknya ada ahli sipil yang mencoba mendesain
bangunan ataupun melaksanakan bangunan tanpa adanya arsitek, dapat dilihat secara jelas
bedanya dari hasil bangunan yang dirancangnya dengan bangunan yang dirancang arsitek
dalam hal estetika ataupun kesatuan antara aspek estetika-fungsi-dan kekuatan dalam
bangunan. Sebaliknya, ada pula konstruksi-konstruksi yang dapat dirancang dan
dilaksanakan seorang ahli sipil tanpa bantuan arsitek. Umumnya ini adalah konstruksi-
konstruksi yang tidak memiliki aktivitas manusia di dalamnya, seperti sistem irigasi, jalan,
rel kereta api, jembatan, bendungan, tower komunikasi, ataupun hanggar pesawat. Dalam
proses konstruksi bangunan, seorang ahli sipil pun lebih banyak terlibat daripada arsitek,
karena hanya sesama ahli sipil sajalah yang dapat menafsirkan gambar-gambar yang dibuat
ahli sipil yang ikut mendesain bangunan bersama arsitek. Insinyur Sipil juga mempunyai
pengetahuan mendalam tentang struktur, yang perlu dibuat secara benar untuk membuat
sebuah bangunan yang kokoh. Keluasan cabang dari teknik sipil ini membuatnya sangat
fleksibel di dalam dunia kerja. Profesi yang didapat dari seorang ahli bidang ini antara lain
adalah sebagai perancangan/pelaksana pembangunan/pemeliharaan prasarana jalan,
jembatan, terowongan, gedung, bandar udara, lalu lintas (darat, laut, udara), sistem jaringan
kanal, drainase, irigasi, perumahan, gedung, minimalisasi kerugian gempa, perlindungan
lingkungan, penyediaan air bersih, kontrol lahan, konsep finansial dari proyek, manajemen
projek dan sebagainya. Semua aspek kehidupan tercangkup dalam muatan ilmu teknik sipil.

2.4 Pengertian Arsitektur


Arsitektur adalah seni dan ilmu dalam merancang bangunan. Dalam artian yang
lebih luas, arsitektur dapat diposisikan sebagai perancang bangunan, pengendali kinerja
anggota pembangunan, dan sebagai pengelola manajemen konstruksi pada bangunan itu
sendiri. Di samping itu, arsitektur juga mencangkup perancangan infrastruktur, perabot,
yang berpandangan dari nilai estetika dan kecocokan material dengan kondisi maupun tema
bangunan yang ada. Sebagai suatu seni, arsitektur tidak dapat dilepaskan dari berbagai
kaidah seni. Prinsip-prinsip keindahan yang juga merupakan kaidah dasar di dalam bidang
seni lainnya seperti kesatuan, keseimbangan, keserasian, irama juga dipergunakan sebagai
kaidah dasar di dalam arsitektur. Perwujudan arsitektur merupakan hasil manifestasi nilai-
nilai seni. Itu sebabnya, pada sebagian perguruan tinggi di mancanegara, arsitektur
dikelompokkan ke dalam fakultas seni atau sejenisnya. Berbeda dengan bidang seni rupa
atau seni lainnya yang dikelompokkan ke dalam seni murni ( pure art ), arsitektur
dikelompokkan pada seni terpakai ( applied art ).
Pengelompokan arsitektur ke dalam ‘seni terpakai’ ini tidak dimaksudkan untuk
mengartikan bahwa seni lainnya bukanlah seni yang tidak terpakai atau seni yang tidak
bermanfaat, namun lebih dimaksudkan pada kenyataan bahwa arsitektur sebagai bidang
seni yang berkaitan dengan perencanaan dan perancangan wilayah yang akan dipergunakan
manusia di dalam melakukan kegiatannya. Orientasi arsitektur adalah menghasilkan karya
ruang dan tiga dimensi yang menekankan pada keberadaan dan efek ruang sebagai tempat
yang akan dipergunakan manusia di dalam melakukan kegiatannya. Sebagai suatu ilmu,
arsitektur tidak dapat dilepaskan dari berbagai kaidah keilmuan maupun bidang ilmu
lainnya. Karena merupakan ilmu perencanaan dan perancangan lingkungan binaan yang

civilization14.blogspot.com/2017/01/pendidikan-teknik-bangunan.html 5/9
16/9/2020 civilization: PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN

menjadi wadah bagi kegiatan manusia yang lengkap dengan seluruh sifat manusiawinya,
maka arsitektur tidak dapat dilepaskan dari kaidah berbagai ilmu yang menyangkut aspek
kemanusiawian seperti psikologi, sosiologi, antropologi, filsafat, ergonomi, dan ekonomi.
Perwujudan hasil karya arsitektur merupakan penerapan kaidah berbagai ilmu yang
menyangkut aspek kemanusiawian tersebut. Oleh karena itu, calon arsitek juga perlu
bidang-bidang ilmu tersebut. Pada sebagian Perguruan Tinggi di mancanegara, jurusan
Arsitektur dikelompokkan ke dalam Fakultas Ilmu Sosial atau sejenisnya.

2.5 Materi Pembelajaran Arsitektur


Selama kuliahnya, seorang mahasiswa Arsitektur umumnya mempelajari hal-hal
berikut: proporsi tubuh manusia, psikologi manusia dalam ruang, pengolahan ruang,
pengolahan bentuk, dasar-dasar seni rupa, cara kerja berbagai tipe bangunan (kantor, pusat
perbelanjaan, taman kota, dll), dasar ilmu Struktur, dasar ilmu Utilitas Bangunan
(penerapan ilmu Elektro dan Mesin dalam bangunan), dasar desain interior, dasar
manajemen proyek, dan teknik menggambar.

2.6 Wilayah Kerja Arsitek


Dengan bekal pendidikan yang sedemikian rumit, seorang mahasiswa Arsitektur
akan lebih banyak dibutuhkan sebagai perencana bangunan dan konsultan. Mereka dapat
memperkirakan tata letak bangunan yang disesuaikan dengan kondisi lingkungan
sekitarnya. Keterikatan fungsi bangunan juga akan menjadi pertimbangan dalam
penempatan bangunan yang hendak dirancang. Apabila dalam sebuah area difungsikan
untuk kompleks hiburan, maka bangunan yang cocok di tempat tersebut adalah fitnes
centre, rumah makan, masjid, taman kota, dan lain-lain. Arsitek juga menggunakan ilmu
seninya dalam mengolah bentuk luar suatu bangunan. Bagaimana bangunan tersebut akan
dibentuk, permainan gradasi warna, konsep tema pandangan suatu bangunan juga akan
menjadi tugas seorang arsitek. Pekerjaan lain seorang arsitek di antaranya adalah: 1.
mengolah tata ruang sebuah bangunan; 2. menentukan konsep desain interior sebuah
bangunan (termasuk perletakan furniturenya, dll); 3. mengolah bentuk luar dan tampak
sebuah bangunan; 4. menentukan jenis dan letak sistem struktur pada bangunan; 5.
menentukan jenis dan letak instalasi listrik pada bangunan; 6. enentukan jenis dan letak
instalasi pipa air dan jalur penghawaan udara; 7. menentukan jenis dan letak alat-alat
transportasi dalam bangunan (lift, dsb);
Arsitek menyumbangkan rancangan, ide, kemungkinan pelaksanaan pembangunan
di atas kertas. Hasil rancangan tersebut diserahkan selanjutnya kepada staf ahli bidang
teknik sipil untuk pelaksanaan pembangunan. Tahapan ini, ahli teknik sipil melakukan
perbaikan/saran dari pelaksanaan perencanaan, koordinasi dalam proyek, mengamati
jalannya proyek agar sesuai dengan perencanaan. Selain itu, ahli teknik sipil juga
membangun konsep finansial dan manajemen proyek atas hal-hal yang memengaruhi
jalannya proyek. Seorang arsitek dapat bekerja sendiri untuk melahirkan desain bangunan-
bangunan yang memiliki kompleksitas sederhana. Akan tetapi, seorang arsitek perlu
bekerja sama dengan insinyur-insinyur teknik lainnya untuk melahirkan desain bangunan-
bangunan yang memiliki kerumitan tinggi, seperti bandar udara, rumah sakit, ataupun
gedung-gedung tinggi. Dalam sebuah tim desain bangunan, umumnya seorang arsitek
bertindak sebagai Kepala Desainer (Chief Designer), di mana para insinyur teknik lain
harus mengikuti desain yang sudah mereka buat. Pada tahap pembuatan konsep, mereka
akan memperlihatkan ide-ide yang dimilikinya menyangkut bentuk bangunan, desain
interiornya, sistem struktur, mekanikal, dan elektrikal untuk bangunan tersebut dalam
bentuk sketsa-sketsa, gambar 2 dan 3 dimensi. Selanjutnya, dalam tahap pengembangan
desain, arsitek akan memberikan gambar-gambar tersebut untuk diperiksa aspek teknisnya
dan dikembangkan oleh Insinyur Sipil, Elektro, Mesin, Desainer Interior, dan pakar-pakar
lainnya. Ketika mendesain sebuah bangunan yang memiliki kerumitan tinggi, adalah tidak

civilization14.blogspot.com/2017/01/pendidikan-teknik-bangunan.html 6/9
16/9/2020 civilization: PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN

mungkin bagiseorang arsitek untuk mengembangkan gambar-gambar tersebut seorang diri.


Selain akan memakan terlalu banyak waktu, hal tersebut juga tidak didukung oleh bekal
pendidikan arsitek sendiri. Selama dalam perkuliahan, seorang mahasiswa Arsitektur
hanya mempelajari dasar dari ilmu Struktur dan Utilitas Bangunan. Detail masing-masing
ilmu tersebut tidak dipelajari mahasiswa Arsitektur dan merupakan pelajaran mahasiswa
Teknik Sipil, Elektro, dan Mesin. Sebagai contoh, walaupun seorang arsitek dapat mengira-
ngira ukuran-ukuran tiang (biasa disebut kolom) untuk sebuah bangunan tinggi, seorang
arsitek tidak dapat mengetahui jenis beton, detail tulangan besi, ataupun mutu besi yang
harus ada di dalamnya. Ini karena mahasiswa Arsitektur tidak mempelajari Mekanika
Teknik, karakteristik material beton, maupun besi secara mendalam, yang merupakan
pelajaran mahasiswa Teknik Sipil

2.7 Perbedaan Mendasar dari Teknik Sipil dan Arsitektur


Pada prinsipnya kedua profesi tersebut sama-sama melakukan kegiatan yang
berhubungan dengan perencanaan dan perancangan suatu bangunan. Namun perbedaan
yang paling menonjol adalah pada cakupan tugasnya. Arsitek lebih sering mendesain
bangunan luar atau bangunan baru di sebuah tanah kosong. Sedangkan seorang ahli sipil
mengerjakan konstuksi gedungnya. Misalnya pada pembangunan sebuah pusat perbelanjaan
baru: maka arsitek mendesain bentuk bangunannya secara global baik tampilan luar sampai
pembagian kavling yang mendukung segala aktifitas dan kenyamanan pengguna ruang, dan
seterusnya, sedangkan ahli sipil mendesain konstruksi bangunannya agar kokoh berdiri dan
tahan lama. Membandingkan kedua profesi ini ibarat mencari sesuatu yang abstrak di antara
imajinasi dan hitungan. Namun bagi masyarakat umum mungkin menjawab arsitek yang
lebih baik, karena kata tersebut sudah menjadi merk yang menggambarkan sebuah profesi
ahli dalam bidang bangunan, sehingga ada gambaran bahwa untuk mewujudkan bangunan
hanya butuh arsitek saja. Hal ini mungkin saja benar ketika bangunan yang dibangun hanya
bangunan sederhana dengan bentuk dan material yang standar dan tidak beresiko tinggi.
Namun akan berbeda lagi jika bentuk bangunan tidak biasa, akan sangat beresiko fatal jika
tidak melibatkan teknik sipil di dalamnya. Bayangkan saja membangun rumah yang indah
tetapi roboh begitu saja. Secara singkat dapat dikatakan bahwa sementara seorang arsitek
adalah desainer bangunan, seorang insinyur sipil adalah ahli struktur, yang dalam
bangunan menjadi salah satu komponen bagi berfungsinya bangunan

2.8 Perbandingan Perbedaan Pekerjaan Teknik Sipil dan Arsitektur


Arsitektur
1. Menciptakan bentuk bangunan yang indah
2. Memilih warna dan tekstur materian yang sesuai dengan konsep bangunan
3. Fokus pada perencanaan gambar banguanan
4. Menentukan spesifikasi rencana bangunan
5. Membuat gambar detai bangunan
6. Mempertahankan bentuk gambar bangunan yang sudah dibuat
7. Pada bangku kuliah lebih banyak mempelajari gambar bangunan, menggali
keinginan owner, dan cara mempresentasikan agar ide desain diterima
8. Ingin bangunan yang indah dan menarik
Teknik Sipil
1. Menghitung struktur banguanan yang kuat
2. Memilih jenis material yang bagus tetapi murah
3. Fokus pada perencanaan perhitungan kekuatan bangunan
4. Memilih metode pelaksanaan yang cepat dan hemat
5. Mengatur manajemen pelaksanaan pembangunan
6. Menyesuaikan gambar perencanaan dengan kondisi nyata di lapangan
7. Pada bangku kuliah lebih banyak mempelajari perhitungan struktur bangunan,
perhitungan rencana anggaran biaya bangunan serta manajemen pelaksanaan

civilization14.blogspot.com/2017/01/pendidikan-teknik-bangunan.html 7/9
16/9/2020 civilization: PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN

bangunan
8. Ingin bangunan yang kuat dan murah

2.9 Kendala yang Sering Ditemui oleh Mahasiswa Pendidikan Teknik


Bangunan
Mahasiswa pendidikan teknik bangunan memiliki banyak tugas yang diberikan oleh
dosen, kebanyakan mahasiswa teknik bangunan menganggap mudah segala tugas yang
diberikan sehingga berleha-leha dalam menyelesaikan tugasnya dan mengakibatkan tidak
beresnya tugas pada batas akhir pengumpulan.
Selain itu mahasiswa teknik bangunan diberikan tugas oleh dosen KB II yang
mengharuskan menggunakan Auto CAD, akan tetapi mahasiswa tidak diberikan pengajaran
mengenai Auto CAD mengingat sebagian besar mahasiswa berasal dari lulusan SMA yang
tidak diberikan pembekalan pada saat sekolah. Oleh sebab itu mahasiswa kebingungan
mengenai tugas tersebut.
Kendala juga terdapat pada dosen yang melakukan metode pengajaran yang
monoton, sehingga mahasiswa malas untuk mengikuti proses pembelajaran dan cenderung
untuk melakukan keributan.

2.10 Alasan Mendasar Sarjana Pendidikan Tidak mau Menjadi Guru


Banyak sarjana pendidikan memilih bekerja menjadi seorang tenaga ahli dibidang
lain daripada menjadi seorang guru. Mengapa? Beberapa diantaranya adalah orang- orang
yang tidak percaya akan kemampuannya sendiri. Tidak mempercayai dirinya sendiri bahwa
dirinya dapat mengajar. Lalu yang kedua, merasa bahwa menjadi seorang guru adalah hal
yang primitive dan kurang menunjang ekonomi.

BABIII
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pendidikan teknik bangunan adalah salah satu program pendidikan yang berada di
Departemen Pendidikan Teknik Sipil, Universitas Pendidikan Indonesia. Program studi ini
kian diincar oleh siswa- siawi dari SMA maupun SMK karena prospek kerjanya yang baik.
Selain itu pendidikan teknik bangunan juga memberikan ilmu pengetahuan yang tidak
kurang bahkan dapat dikatakan dua kemampuan karena berstatus sarjana pendidikan teknik
dengan latar belakang ilmu sipil dan ilmu arsitektur.

Diposting oleh Unknown di 00.30

2 komentar:

Unknown 17 Juni 2017 07.57

Hallo...
Balas

Unknown 18 Oktober 2018 08.45


uwoooww

Balas

civilization14.blogspot.com/2017/01/pendidikan-teknik-bangunan.html 8/9
16/9/2020 civilization: PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN

Masukkan komentar Anda...

Beri komentar sebagai: wisnu.20033@

Publikasikan Pratinjau

Beranda Posting Lama

Langganan: Posting Komentar (Atom)

Tema Perjalanan. Diberdayakan oleh Blogger.

civilization14.blogspot.com/2017/01/pendidikan-teknik-bangunan.html 9/9

Anda mungkin juga menyukai