KONSISTENSI SEMEN
DOSEN PENGAMPU :
1. SYAHREZA ALVAN, ST., M.SI.IPM.
2. KINANTI WIJAYA, M.SC.
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena rahmat dan
karunia serta hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan Tugas Laporan Praktikum Teknologi
Bahan ini dengan baik meskipun masih banyak kekurangan di dalamnya. Dan penulis juga
berterima kasih kepada bapak Syahreza Alvan,ST.,M.Si.IPM dan Ibu Kinanti Wijaya,M.Sc
selaku dosen pengampu matakuliah Praktikum Teknologi Bahan.
Praktikum ini merupakan suatu kewajiban bagi kami mahasiswa jurusan teknik sipil
yang mengambil matakuliah Praktikum Teknologi Bahan. Tugas praktikum ini kami susun
secra praktis yang telah dilaksanakan di Kampus Universitas Negeri Medan.
Dalam proses penyusunan tugas laporan praktikum ini tentunya penulis tahu masih
banyak terdapat kekurangan untuk di kritik dan diberi saran yang membangun dari rekan-
rekan pembaca sekalian sangat penulis harapkan.
Semoga laporan praktikum sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang
kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
perbaikan laporan ini di waktu yang akan datang.
A. Dasar Teori
Pada pembuatan campuran beton, semen harus memenuhi konsistensi standar. Untuk itu,
factor air sangat menentukan. Jumlah air yang dibutuhkan pada saat pengadukan semen (beton)
tidak boleh berlebihan atau kekurangan. Karena dapat mempengaruhi kekuatan beton tersebut.
Untuk menentukan jumlah air yang terdapat dalam jenis semen dilakukan pemeriksaan terhadap
pasta tersebut, pemeriksaan dilakukan dalam waktu singkat, hal ini untuk menghindari reaksi
perkerasan semen akibat reaksi kimia. Konsistensi normal dicapai apabila penetrasi pasta sebesar
(10±1) mm 30 detik setelah dilepaskan.
Konsistensi normal semen adalah suatu kondisi standar yang menunjukkan kebasahan ideal
pada pasta semen. Kebutuhan air yang sesuai untuk dicamput semen Portland sangatlah penting
untuk diperhitungkan sebelum dipergunakan, sebab terlalu banyak air akan encer sehingga sulit
untuk dipergunakan. Demikian pula apabila kekurangan air akan kering dan juga sulit untuk
dipergunakan. Untuk itulah sebelum semen Portland digunakan, perlu diuji terlebih dahulu
kebutuhan airnya sehingga pada waktu pemakaian tidak kelebihan atau pun kekurangan air.
B.Tujuan
C.Manfaat
Untuk mengetahui cara pengujian konsistensi semen yang baik digunakan untuk beton.
BAB II
ALAT DAN BAHAN
1. Alat
Timbangan
Pan
Scrap
spatula
2. Bahan
Semen 350gr
BAB III
PROSEDUR PECOBAAN
Angkat pasta semen dari mangkuk dan digumpalkan dengan tangan sampai membentuk
bola dan dilemparkan dari satu tangan ketangan lain dengan jarak 15 cm selama 6 kali
Pembacaan jarum skala penetrasi dilakukan pada saat 30 detik setelah Rod Vicat
dilepaskan
Konsistensi pada semen normal dicapai pada saat penetrasi standar yaitu Rod Vicat
menembus pasta pada kedalaman 10±1 mm dari permukaan pasta
BAB IV
HASIL DATA PERCOBAAN
Setelah melakukan percobaan, kami hanya melakukan percobaan terhadap 3 sampel saja
karena telah mencapai penurunan 1 cm pada sampel 3. Berikut data hasil percobaannya
SAMPEL BERAT SEMEN (GRAM) VOLUME AIR (ML) WAKTU PENURUNAN
PEMBACAAN
(DETIK)
1 350 87,5 30 0,9
2 350 94,5 30 4,4
3 350 84 30 1
BAB V
ANALISA DATA
A. RUMUS PERHITUNGAN
𝑤2
𝑘𝑜𝑛𝑠𝑖𝑠𝑡𝑒𝑛𝑠𝑖 = 𝑥 100%
𝑤1
Dimana: W1= berat semen
W2= berat air
B. TABEL ANALISA DATA
SAMPEL BERAT SEMEN (GRAM) VOLUME AIR (ML) AIR (%) PENURUNAN TIAP
30 DETIK (CM)
1 350 87,5 30 0,9
2 350 94,5 30 4,4
3 350 84 30 1
C. PERHITUNGAN
1. Sampel 1
87,5
-𝑘𝑜𝑛𝑠𝑖𝑠𝑡𝑒𝑛𝑠𝑖 = 𝑥 100%
350
= 0,25 x 100%
=25%
2. Sampel 2
94,5
-𝑘𝑜𝑛𝑠𝑖𝑠𝑡𝑒𝑛𝑠𝑖 = 𝑥 100%
350
= 0,27 x 100%
=27%
3. Sampel 3
84
-𝑘𝑜𝑛𝑠𝑖𝑠𝑡𝑒𝑛𝑠𝑖 = 𝑥 100%
350
= 0,24 x 100%
=24%
BAB VI
KESIMPULAN
Setelah melakukan percobaan konsistensi semen, kami menyediakan 3 sampel dengan
volume air berturut-turut sebesar 87,5 ; 94,5 ; 84. Dengan menggunakan alat vicat apparatus,
jarum/rad vikat, Kedalaman untuk sampel 1 adalah 0,9;sampel 2 sebesar 4,4 ; dan sampel 3
sebesar 1 cm yang dibaca setelah 30 detik rad vikat dilepaskan menurut astm C-187
konsistensi normal terjadi apabila penetrasi pasta sebsar (10+1) mm 30 detik setelah
dilepaskan dari percobaan yang dilakukan , hanya sampel 3 (yaitu sebeesar 24%) yang
memenuhi syarat ASTM C-187,yaitu sebesar 1 cm. Berdasarkan hasil percobaan konsistensi
normal yang didapat kadar air 24% untuk mencapai kondisi pasta semen dalam keadaan konsistensi
normal.
DAFTAR PUSTAKA