Anda di halaman 1dari 6

Praktek Uji Bahan

LAPORAN PRAKTIKUM KONSISTENSI NORMAL SEMEN


Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Praktek Uji Bahan
Dosen Pengampu: Anisah, MT

Disusun oleh:
Kelompok 12
Silva Jalalen – 1503620035
Muhamad Iqbal – 1503620041

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2022
I. JUDUL
Pengujian Konsistensi Normal Semen Hidrolis

II. TUJUAN
Tujuan dari pengujian ini adalah menentukan waktu pengikatan permulaan semen
hidrolis (dalam keadaan konsistensi normal) dengan alat vicat. Waktu pengikatan
permulaan adalah jangka waktu mulainya pengukuran pasta pada konsistensi normal
sampai pasta kehilangan sebagian sifat plastis.

III. DASAR TEORI


Konsistensi Normal Semen adalah suatu kondisi pasta semen dalam keadaan
standar basah yang airnya merata dari ujung satu hingga ke ujung lainnya. Maksud dari
konsistensi normal semen itu sendiri untuk menentukan waktu mulainya pengikatan semen
mulai dari dicampurnya semen dengan air. Dan juga menentukan kadar air yang sesuai
dalam semen Portland dalam waktu yang ditentukan. Karena jumlah air tersebut nantinya
akan mempengaruhi workability pasta semen itu sendiri.
Teori percobaan ini dilakukan untuk menentukan jumlah air yang dibutuhkan pada
penyiapan pasta semen untuk pengujian. Le Chatelier adalah yang pertama mengobservasi
dan menemukan bahwa hidrasi dari semen secara kimiawi menghasilkan produk yang
sama dengan hidrasi dari masing-masing senyawa.
Hidrasi semen adalah reaksi yang terjadi antara komponen-komponen atau
senyawa-senyawa semen dengan air menghasilkan senyawa hidrat. Reaksi semen tersebut
akan menghasilkan panas yang akhirnya akan mempengaruhi kualitas (mutu) beton.

IV. BENDA UJI DAN PERALATAN


ALAT UJI
1) Mesin aduk ( mixer ) dengan daun-daun pengaduk dari baja tahan karat serta
mangkuk yang dapat dilepas
2) Alat Vicat yang terdiri dari:
a. Jarum Vicat
b. Cetakan benda uji berbentuk kerucut terpancung, terbuat dari karet keras dengan
ukuran:
 diameter dasar : 70 mm
 diameter atas : 60 mm
 tinggi : 40 mm pelat kaca uk. 150 mm x 150 mm x 3 mm
3) Timbangan dengan kapasitas 500 gram, ketelitian 0,1 gram.
4) Alat pengorek dari karet yang agak kaku
5) Gelas ukur dengan kapasitas 200 ml dengan ketelitian 1 mm
6) Stop watch
7) Sarung tangan karet

BENDA UJI
1) Benda uji adalah 5(lima) benda uji semen portland masing-masing beratnya 300
gram
2) Air suling dengan temperatur kamar dengan volume 1000 ml.

V. CARA PENGUJIAN
1) Mesin aduk ( mixer ) dengan daun-daun pengaduk dari baja tahan karat serta mangkuk
yang dapat dilepas
2) Buat
3) Pasang daun pengaduk dan mangkuk yang sudah dibersihkan pada mesin pengaduk
(mixer).
4) Lembabkan mangkuk dengan cara mengelap dengan lap bersih yang basah.
5) Tuangkan air suling ± 75 ml – 100 ml ke dalam mangkok pengaduk
6) Masukkan 300 gram semen Portland ke dalam air dan biarkan selama 30 detik agar
terjadi peresapan/campuran
7) Jalankan mesin pengaduk dengan kecepatan rendah (140 ± 5) putaran per menit selama
30 detik.
8) Hentikan mesin pengaduk selama 15 detik. Selama waktu itu kumpulkan pasta yang
menempel pada dinding mangkuk.
9) Jalankan mesin pengaduk dengan kecepatan sedang (285 ± 10) putaran per menit selama
1 menit.
10) Ambil pasta dengan alat pengorek dan buat pasta semen berbentuk bola dengan
kedua tangan (gunakan sarung tangan karet). Lemparkan dari satu tangan ke tangan
yang lain dengan jarak kira – kira 15 cm sebanyak 6 kali.
11) Pegang bola pasta yang terbentuk di salah satu tangan sedang tangan lainnya
memegang cetakan benda uji, kemudian melalui lobang dasarnya masukkan bola
pasta ke dalam cetakan benda uji sampai terisi penuh dan ratakan kelebihan pasta
pada dasar cincin dengan sekali gerakan.telapak tangan; letakkan dasar cincin pada
pelat kaca, ratakan permukaan atas pasta dengan sekali gerakan sendok perata
dalam posisi miring dan haluskan permukaan pasta dengan ujung sendok perata,
tanpa mengadakan tekanan pada pasta.
12) Posisikan jarum (D) pada alat Vicat berada di bagian atas. Batang B dapat naik
turun dan dibalik arahnya dengan mengendurkan sekrup E.
13) Kendurkan sekrup E dan segera lepaskan batang vicat secara perlahan sehingga
dengan bebas dapat menembus permukaan pasta, setelah 30 detik, catatlah besarnya
penetrasi batang vicat; pekerjaan ini harus selesai dalam waktu 60 detik setelah
pengadukan.
14) Bersihkan daun pengaduk , mangkuk dan alat vicat sampai bersih.
15) Ulangi pekerjaan (1) sampai dengan (12) sekurang-kurangnya 5 kali dan setiap kali
dengan menggunakan benda uji baru dan kadar air yang berlainan
16) Hitung besarnya nilai konsistensi untuk setiap tahap kemudian buatlah grafik yang
menyatakan hubungan antara nilai konsistensi dengan penetrasi.
17) Tentukan titik A pada sumbu penetrasi 10 mm, lalu tariklah garis mendatar yang
memotong grafik konsistensi penetrasi di titik B. Dari titik B tariklah garis BC
sejajar sumbu penetrasi, sehingga di dapat besarnya nillai konsistensi normal = OC
18) Bersihkan kembali semua peralatan yang digunakan. Bersihkan timbangan dengan
kuas. Bersihkan alat vicat dan mixer dengan lap,sikat dan air. Bersihkan dan sikat
hingga bersih dan kering, kembalikan peralatan ke tempat semula
19) Bersihkan dan rapikan tempat kerja.
VI. HIPOTESIS PENGUJIAN
Berdasarkan dasar teori di atas, kemudian muncul hipotesis dalam
melaksanakan pengujian konsistensi normal semen ini, dimana semen yang digunakan
adalah semen dengan merek tertentu dan air yang digunakan adalah air aquades, jadi
menimbulkan dugaan bahwa hasil pengujian yang kami dapatkan adalah konsistensi
yang besar mengakibatkan penurunan yang besar juga.

VII. HASIL PENGUJIAN


LABORATORIUM BAHAN BANGUNAN
JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

PENGUJIAN KONSISTENSI NORMAL SEMEN

Alat yang digunakan : Vicat


Tanggal Praktek : 29 September 2022
Pelaksana : Kelompok 12

No Konsistensi (%) Penurunan (mm)

1 0,3 31,33

2 0,333 10

3 0,375 2

35

30
pENURUNAN (mm)

25

20

15

10

0
0,3 0,333 0,375
KONSISTENSI
VIII. KESIMPULAN
Berdasarkan grafik diatas maka dapat disimpulkan bahwa Pengujian dilakukan
sebanyak tiga kali. Pengujian pertama menghasilkan penurunan 31,33 mm dengan
konsistensi 0,3 pengujian kedua menghasilkan penurunan sejauh 10 mm dengan
konsistensi 0,333, dan pengujian ketiga menghasilkan penurunan 2 mm dengan
konsistensi 0,375. Sehingga hasil konsistensi semen bisa dilihat pada grafik di atas.

IX. DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai