PENGUJIAN BAHAN :
HASIL PENGUJIAN
A. Tujuan pengujian
Untuk mengetahui kadar air normal dalam kondisi basah pada pasta yang standar.
B. Alat dan bahan
Alat
o Timbangan analisa
o Gelas ukur 100 ml
o Solet perata
o Wadah pengaduk
o Alat pengaduk
o Hp ( pengukur waktu)
o Konikel
o Kaca
o Jarum vicat ukuran 10 mm
Bahan
o Semen Portland
o Air bersih
C. Prosedur pengujian
o Ambil air sebanyak 60 ml, lalu masukan air kedalam wadah pengaduk yang
berisi semen 250 gram. Setelah itu adukan semen yang dicampur dengan air
tersebut sampai merata. Selanjutnya adalah membuat bola pasta dengan tangan
sampai berbentuk bulat.
o Simpanlah konikel di atas kaca, lalu ambilah bola pasta yang sudah dibentuk
masukan ke dalam konikel dan diratakan dengan solet perata.
o Simpan bola pasta dlam konikel tempat di bawah jarum vikat dengan
diameternya 10 mm, pastikan jarum vicat berada di tengah-tengah permukaan
pasta.
o Jatuhkan jarum vicat tersebut, selama 30 sekon dan lihatlah jarum vicat yang
menembus pasta. Kemudian setelah 30 sekon hentikan jarum vicatnya dan
catatlah penurunannya.
o Selanjut lakukan percobaan tersebut sebanyak 3 kali, dengan volume air
berturut-turut yaitu 65 ml, 70 ml, 90 ml dan berat semennya tetap sama 250
gram.
D. Pengambilan data
KONSITENSI NORMAL SEMEN PORTLAND
(ASTM C 187 – 86)
DATA 1
Percobaan 1 2 3 4
Berat semen 250 250 250 250
Berat air 60 ml 65 ml 70 ml 75 ml
penurunan 0,1 cm 0,2 cm 0,8 cm 2 cm
KONSISTENSI
DATA 2
percobaan 1 2 3 4
Berat semen
Berat air
penurunan
KONSISTENSI
E. Kesimpulan
Dari hasil pengujian semen di atas dapat disimpulkan bahwa semakin banyak air yang
digunakan dalam pengujian maka hasil penurunannya akan semakin besar nilainya, dimana
pasta yang dibuat sangat mudah ditembusi dengan jarum vicat.
o Timbangan analisa
o Solet perata
o Wadah pengaduk
o Alat pengaduk
o Hp ( pengukur waktu)
o Konikel
o Kaca
Bahan
o Semen Portland
o Air bersih
C. Prosedur pengujian
o Ambilah air sebanyak 70 ml untuk kosistensi normal, lalu masukan ke
dalam wadah pengaduk yang berisi semen untuk diaduk sampai merata.
o Buatlah bola pasta dengan tangan sampai benar-benar berbentuk bola,
lalu masukan ke dalam konikel yang dialasi dengan plat kaca.
o Pasta yang dimasukan ke dalam konikel di ratakan, kemudian simpan di
bawah jarum vicat dengan diameter 1 mm, menghitung waktu semen
pada saat berkontaminasi dengan air selama 30 menit.
o Setelah 30 menit tempelkan ujung jarum di tengah-tengah permukaan
pasta, lalu jarum tersebut dijatuhkan hingga menembusi pasta selama 30
sekon dan catat hasil penurunannya.
o Selanjutnya waktu pengistrahatannya dibutuhkan waktu selama 15 menit,
setelah itu tempelkan jarum pada permukaan pasta dan pastikan
jarumnya tidak tempel pada lubang percobaan pertama.
o Jatuhkan jarum vicat pada pasta selama 30 sekon dan hitung seberapa
penurunannya, jarumnya dibersihakan. Dan waktu pengistrahatanya tetap
15 menit, pastikan penurunanya kurang dari 5 mm.
o Lakukanlah percobaan selanjutnya sebanyak 7 kali pengujian dan letak
jarumnya tidak sama untuk semua pengujian, untuk waktu penurunannya
selama 30 sekon dan waktu pengistirahatan tetap sama 15 menit untuk
setiap pengujian.
D. Pengambilan data
E. Kesimpulan
Dari hasil pengujian data di atas dapat diketahui bahwa semakin banyak waktu yang
dibutuhkan untuk proses pengikatan dan pengerasan semen, maka nilai penurunanya
akan semakin berkurang dan benar- benar tidak terjadi penurunan.
3. Pengujian Menentukan Berat Jenis Semen
A.Tujuan
Menentukan berat jenis semen
B.Peralatan yag diperlukan
Timbangan analisa 2600 gram
Labu takar 500 cc
Corong
Cawan aluminium
C. Bahan yang diperlukan
Semen portland jenis 1
Minyak tanah
D. Prosedur
Timbang semen sebanyak 250 gram
Timbang labu takar 500 cc
Isi labu takar dengan minyak tanah hampir penuh (batas kapasitas labu)
Masukkan semen dengan menggunakan corong kedalam labu takar yang sudah diisi
minyak,kemudian ditimbang
Semen dan minyak dikeluarkan,kemudian labu takar dibersihkan dengan minyak tanah
Isi labu takar dengan minyak tanah sampai batas yang ditentukan,kemudian ditimbang
E. Pengambilan Data
Berat jenis Semen (ASTM C188 - 89)
Pengujian Kelompok A6 A5
Berat Semen (w1) 250 250
Berat Semen + minyak + Labu takar (w2) 739 637,5
Berat labu takar (w3) 561 563,4
Berat Jenis = 0,8 w1/(w1+w3-w2) 2,78 1,14
E.Pengambilan Data
(ASTM C188-89)
Pengujian Dengan Rojokan
Pengujian 1 2
Berat Silinder (w1) – gram 2600 1250
Berat Silinder + Semen (w2) - gram 4710 5080
Berat Semen (w2-w1) - gram 2110 3830
Volume Silinder (v) – cm3 2805.79 2805.79
Berat Volume (w2-w1)/v 0.75 1.37
HASIL PENGUJIAN
1.1. Percobaan kelembapan pasir (ASTM C 556-89)
A. Tujuan
Untuk mengetahui / menentukan kelembapan pasir dengan cara kering (pasir tanpa
dicuci).
D. Prosedur
Pasir dalam keadaan asli ditimbang sebanyak 500 gram. Namun terlebih dahulu
menimbang alat.
Pasir dimasukan ke oven selama 24 jam dengan temperatur 100+5 derajat
celcius
Keluarkan pasir dari oven, setelah dingin pasir ditimbang beratnya.
E. Pengambilan data
Percobaan Kelembapan Pasir
Berat alat : 185 gram
Berat alat + berat pasir : 185 + 500 = 685 gram
( w 1−w 2)
Rumus Kelembapan Pasir= x 100 %
w2
(500−485)
Kelembapan pasir x 100 % = 3,09 %
485
Percobaan Nomor 1 2
Berat pasir (w1) - gram 500 500
Berat pasir Oven (w2) - gram 485 480
Kelembapan Pasir
( w1−w 2)
x 100 %
w2 3,09 4,12
Rata-rata
3,09 + 4,12 : 2 = 3,609
F. Kesimpulan
D. Prosedur
Penyiapan pasir untuk kondisi SSD
- Rendam pasir selama 24 jam, selanjutnya angkat dan tiriskan hingga airnya
hilang.
- Keringkan dengan hair dryer atau kipas angin.
- Tempatkan kerucut SSD pada bidang datar yang tidak mengisap air.
- Isi kerucut SSD 1/3 tinnginya dan rojok 9 kali, isi lagi 1/3 tinngi dan rojok 8
kali, isi lagi 1/3 tinggi dan rojok 8 kali.
- Ratakan permukaan dan angkat kerucut, bila pasir masih membentuk kerucut
berarti belum SSD
- Jika kerucut diangkat dan pasir gugur tetapi berpuncak maka pasir sudah
dalam kondisi SSD dan siap untuk digunakan dalam pengujian
E. Pengambilan data
Percobaan berat jenis pasir
Berat labu takar : 325 gram
w
Rumus Berat Jenis Pasir=
( w+w 2 )−w 1
500
Berat jenis pasir = 2,66
( 500+1320 )−1632
Percobaan Nomor 1 2
Berat Labu + Psir + Air (w1) –
gram 1632 1630
Berat Pasir SSD (w)– gram 500 500
Berat labu + Air (w2) – gram 1320 1323
w
Berat Jenis
( w+ w 2 )−w 1 2,66 2,59
Rata-rata
2,66 + 2,59 : 2 = 2,625
F. Kesimpulan
A. Tujuan
Untuk mengetahui kadar air resapan pada pasir
B. Alat yang digunakan
Timbangan analitis 2600 gram
Oven
Wadah
Pan
Hair dryer
C. Bahan
Pasir kondisi SSD atau pasir yang di rendam dan yang sudah di keringkan
D. Prosedur
Timbang pasir SSD dengan berat 500 gram
Masukan pasir SSD 500 gram kedalam oven selama 24 jam
Setelah 24 jam keluarkan pasir dari dalam oven
Dinginkan pasir menggunakan hair dryer setelah itu ditimbang beratnya
E. Data pengujian
( w−w 1)
Rumus Kadar air resapan= x 100 %
w1
Percobaan Nomor 1 2
Berat Pasir SSD(w) – gram 500 500
Berat pasir Oven (w1) – gram 452 435
10.62 14.94
Kadar Air Resapan - % % %
Percobaa Kadar Kadar Air Rata
n Air Rata
10.62
1
%
12.78%
14.94
2
%
F. Kesimpulan
Dari hasil praktikum kami tentang kadar air resapan didapatkan bahwa kadar air pasir
rata rata sebanyak 12.78%
(w 2−w 1)
Rumus Berat Volume=
V
Data menggunakan Rojokan
nomor percobaan 1 2
Jenis Percobaan Dengan Rojokan Dengan Rojokan
Berat Silinder (w1) – gram 260 260
Berat Silinder + Pasir (w2) – gram 5025 5022
Berat Pasir (w2-w1) – gram 4765 4762
Volume Silinder (v) – cm3 2805.79 2805.79
Berat Volume – gram/cm3 1.7 1.6
Berat volume Rata Rata dengan
1.65
rojokan
HASIL PENGUJIAN
B. Peralatan
Timbangan
Oven
Ayakan ASTM C 566-89
Pan
C. Bahan
Batu pecah kering oven sebanyak 1000gr dengan gradasi sebagai berikut :
Jumlah gram
250 gram. Jadikan satu batu pecah tersebut dan timbang kembali untuk kontrol beratnya sesuai
dengan berat total = 1000 gram
(ASTM C 566-89)
PERCOBAAN NOMOR 1 2
Berat kerikil asli (w1) - gram 1000 gr 1 kg
Berat kerikil oven (w2) - gram 990 gr 0.980 kg
Kelembapan kerikil
(w1-w2)/w2×100% 1,01% 2,04%
5. Kesimpulan
Sesuai persyaratan ASTM C 566 – 89, bahwa tingkat kelembapan batu pecah tidak boleh lebih
dari 50 beratnya. Berdasarkan data dan perhitungan diatas ternyata besarnya kelembapan batu
pecah yang digunakan dalam praktikum sebesar 0,01 % .
Dengan demikian, batu pecah yang digunakan dalam praktikum memenuhi standar
kelembapan dalam agregat campuran beton.
Percobaan Nomor 1 2
Berat kerikil udara (w1) - gram 3000 3000
Berat kerikil air (w2) - gram 1752 2290
Berat Jenis = w1 / (w1-w2) 2400 4225
A. Tujuan
Timbangan 25 kg
Oven
D. Prosedur
E. Pengambilan Data
AIR RESAPAN BATU PECAH
(ASTM C 127-88-93)
PERCOBAAN 1 2
Berat kerikil SSD 3000 3000
Berat kerikil oven (w) 2,886 2,820
Kadar air resapan =
4% 6,38%
(3000-W) / W x 100%
Percobaan 1 + 2 : 2
4% + 6,38% : 2 = 5,19%
2.4. Pengujian Berat Volume Batu Pecah (ASTM C 29/C 29M – 91a)
A. Tujuan
Menentukan berat volume batu pecah baik dalam keadaan lepas maupun padat.
D. Prosedur
1. Tanpa rojokan/lepas
Silinder dalam keaadaan kosong ditimbang
Silinder diisi dengan batu pecah sampai penuh dan angkat setinggi 1cm jatuhkan
ke lantai sebanyak 3 kali, ratakan permukaannya
Timbang silinder yang sudah terisi batu pecah penuh
2. Dengan rojokan
Silinde rdalam keadaan kosong di timbang
Silinder diisi dengan batu pecah 1/3 bagian, kemudian rojok 25 kali demikian
hingga penuh dan tiap bagian dirojok 25 kali.
Permukaannya diratakan
Timbangan silinder yang sudah terisi batu pecah penuh
E. Pengambilan Data
(ATSM C 29 – 91)
JENIS PENGUJIAN 1 2
(ATSM C 29 – 91)
JENIS PENGUJIAN 1 2
Berat silinder (w1) - gram 2659 2655
Berat silinder + batupecah (w2) - gram 9960 15355
Berat batu pecah (w2 – w1) - gram 9960 12700
Volume silinder (v) – cm3 10048 10153
Berat volume (w2 –w1) / v 730 1250
A. Tujuan
D. Pengambilan data
Data 1
Percobaan 1 2
Berat kering sebelum dicuci (w1) 3000
Berat kering setelah dicuci (w2) 2866
Kadar lumpur = (w1- 4%
w2)∕w1*100%
III. REKAPITULASI HASIL PENGUJIAN
Nilai 7.0 didapat dari volume kecil <1000 m3 dengan standar sedang
3. Nilai Tambah
Dipakai 0.388
9. Slump : 60 – 180 mm
10. Ukuran maksimal agregat : 40 mm
11. Kadar Air bebas
2 1 2 1
wh+ wk= 175+ 205=185 kg/cm 3
3 3 3 3
Ditentukan dari beton tttidak terlindddung dari hujan dan terik matahari langsung
45+37.5
persentase agregat halus= =41.25 %
2
17. Persen agregat halus : 41.25%
18. Berat jenis agregat
a. Agregat halus : 2.63
b. Agregat kasar : 2.39
c. Berat jenis relatif agregat = (0.4125 x 2.63) + (0.5875 x 2.39)
= 2.48
= 1454.29 kg/m3
= 599.89 kg/m3
= 854.39 kg/m3
Campuran tiap m3
Semen : 660.71 kg
Air : 185 kg
Agregat
o Halus : 854.39 kg
o Kasar : 599.89 kg
23. Kelembapan
Pasir
o Kelembapan : 3.61 % 12.78−3.61
x 599.89=55.01
o Air resapan : 12.78 % 100
Batu Pecah
o Kelembapan : 1.53 % 5.19−1.53
x 854.39=31.27
o Air resapan : 5.19 % 100
Hasil Koreksi karena di lapangan agregat tidak dalam keadaan SSD
Semen : 660.71 kg
Air : 185 + 55.01 – 31.27
: 208.74 kg
: 504.88 kg
: 885.66 kg
1
V = Π x d2 x t
4
1
V = 3.14 x 0.152 x 0.3
4
V =0.0053 kg
Semen : 60.39 kg
Air : 19.08 kg
Agregat halus : 46.15 kg
Agregat kasar : 80.95 kg
Catatan :
Saat pengecoran semua bahan yang dicampur sesuai yang tercantum diatas, kecuali air
ada penambahan 1 liter.
Slump yang didapat adalah 55mm, yang direncanakan 60-180mm.