Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN PRAKTIKUM

PENGUJIAN BAHAN :

I. PENGUJIAN BAHAN SEMEN


1. Pengujian konsistensi normal semen
2. Pengujian waktu pegikatan semen
3. Pengujian berat jenis semen
4. Pengujian berat volume semen

HASIL PENGUJIAN

1. Percobaan Konsisten Normal Semen Portland (ASTM 187-86)

A. Tujuan pengujian
Untuk mengetahui kadar air normal dalam kondisi basah pada pasta yang standar.
B. Alat dan bahan
 Alat
o Timbangan analisa
o Gelas ukur 100 ml
o Solet perata
o Wadah pengaduk
o Alat pengaduk
o Hp ( pengukur waktu)
o Konikel
o Kaca
o Jarum vicat ukuran 10 mm
 Bahan
o Semen Portland
o Air bersih
C. Prosedur pengujian
o Ambil air sebanyak 60 ml, lalu masukan air kedalam wadah pengaduk yang
berisi semen 250 gram. Setelah itu adukan semen yang dicampur dengan air
tersebut sampai merata. Selanjutnya adalah membuat bola pasta dengan tangan
sampai berbentuk bulat.
o Simpanlah konikel di atas kaca, lalu ambilah bola pasta yang sudah dibentuk
masukan ke dalam konikel dan diratakan dengan solet perata.
o Simpan bola pasta dlam konikel tempat di bawah jarum vikat dengan
diameternya 10 mm, pastikan jarum vicat berada di tengah-tengah permukaan
pasta.
o Jatuhkan jarum vicat tersebut, selama 30 sekon dan lihatlah jarum vicat yang
menembus pasta. Kemudian setelah 30 sekon hentikan jarum vicatnya dan
catatlah penurunannya.
o Selanjut lakukan percobaan tersebut sebanyak 3 kali, dengan volume air
berturut-turut yaitu 65 ml, 70 ml, 90 ml dan berat semennya tetap sama 250
gram.
D. Pengambilan data
KONSITENSI NORMAL SEMEN PORTLAND
(ASTM C 187 – 86)

DATA 1

Percobaan 1 2 3 4
Berat semen 250 250 250 250
Berat air 60 ml 65 ml 70 ml 75 ml
penurunan 0,1 cm 0,2 cm 0,8 cm 2 cm
KONSISTENSI

DATA 2

percobaan 1 2 3 4
Berat semen
Berat air
penurunan
KONSISTENSI

E. Kesimpulan

Dari hasil pengujian semen di atas dapat disimpulkan bahwa semakin banyak air yang
digunakan dalam pengujian maka hasil penurunannya akan semakin besar nilainya, dimana
pasta yang dibuat sangat mudah ditembusi dengan jarum vicat.

2. Percoabaan Waktu Mengikat dan Mengeras Semen ( ASTM C191 – 92 )


A. Tujuan pengujian
Untuk menentukan waktu pengikatan awal atau mulai semen dan peangikatan akhir
semen pada saat semen mengeras.
B. Alat dan bahan
 ALAT

o Timbangan analisa

o Gelas ukur 100 ml

o Solet perata

o Wadah pengaduk

o Alat pengaduk

o Hp ( pengukur waktu)

o Konikel

o Kaca

o Jarum vicat ukuran 1mm

 Bahan

o Semen Portland

o Air bersih

C. Prosedur pengujian
o Ambilah air sebanyak 70 ml untuk kosistensi normal, lalu masukan ke
dalam wadah pengaduk yang berisi semen untuk diaduk sampai merata.
o Buatlah bola pasta dengan tangan sampai benar-benar berbentuk bola,
lalu masukan ke dalam konikel yang dialasi dengan plat kaca.
o Pasta yang dimasukan ke dalam konikel di ratakan, kemudian simpan di
bawah jarum vicat dengan diameter 1 mm, menghitung waktu semen
pada saat berkontaminasi dengan air selama 30 menit.
o Setelah 30 menit tempelkan ujung jarum di tengah-tengah permukaan
pasta, lalu jarum tersebut dijatuhkan hingga menembusi pasta selama 30
sekon dan catat hasil penurunannya.
o Selanjutnya waktu pengistrahatannya dibutuhkan waktu selama 15 menit,
setelah itu tempelkan jarum pada permukaan pasta dan pastikan
jarumnya tidak tempel pada lubang percobaan pertama.
o Jatuhkan jarum vicat pada pasta selama 30 sekon dan hitung seberapa
penurunannya, jarumnya dibersihakan. Dan waktu pengistrahatanya tetap
15 menit, pastikan penurunanya kurang dari 5 mm.
o Lakukanlah percobaan selanjutnya sebanyak 7 kali pengujian dan letak
jarumnya tidak sama untuk semua pengujian, untuk waktu penurunannya
selama 30 sekon dan waktu pengistirahatan tetap sama 15 menit untuk
setiap pengujian.
D. Pengambilan data

WAKTU PENGIKATAN DAN PENGERASAN SEMEN

( ASTM C119 – 92)

NOMOR WAKTU PENURUNAN ( MENIT PENURUNAN ( MM)


)
1 45 40
2 60 34
3 75 29
4 90 21
5 105 1
6 120 0
7 135 0

E. Kesimpulan
Dari hasil pengujian data di atas dapat diketahui bahwa semakin banyak waktu yang
dibutuhkan untuk proses pengikatan dan pengerasan semen, maka nilai penurunanya
akan semakin berkurang dan benar- benar tidak terjadi penurunan.
3. Pengujian Menentukan Berat Jenis Semen

A.Tujuan
Menentukan berat jenis semen
B.Peralatan yag diperlukan
 Timbangan analisa 2600 gram
 Labu takar 500 cc
 Corong
 Cawan aluminium
C. Bahan yang diperlukan
 Semen portland jenis 1
 Minyak tanah
D. Prosedur
 Timbang semen sebanyak 250 gram
 Timbang labu takar 500 cc
 Isi labu takar dengan minyak tanah hampir penuh (batas kapasitas labu)
 Masukkan semen dengan menggunakan corong kedalam labu takar yang sudah diisi
minyak,kemudian ditimbang
 Semen dan minyak dikeluarkan,kemudian labu takar dibersihkan dengan minyak tanah
 Isi labu takar dengan minyak tanah sampai batas yang ditentukan,kemudian ditimbang
E. Pengambilan Data
Berat jenis Semen (ASTM C188 - 89)

Pengujian Kelompok A6 A5
Berat Semen (w1) 250 250
Berat Semen + minyak + Labu takar (w2) 739 637,5
Berat labu takar (w3) 561 563,4
Berat Jenis = 0,8 w1/(w1+w3-w2) 2,78 1,14

Rata – rata = 2,78 + 1,14 = 1,19

4. Pengujian Menentukan Berat Volume Semen


A. Tujuan
Menentukan berat volume semen,baik dalam keadaan lepas maupun terikat
B.Peralatan yang diperlukan
 Timbangan
 Takaran berat volume dengan volume 3 liter
 Alat perojok dari besi diameter 16 mm dan panjang 60 cm ujung bulat
C. Bahan yang diperluka
 Semen Portland jenis 1
D. Prosedur
 Tanpa Rojokan/Lepas
1. Silinder dalam keadaan kosong ditimbang
2. Silinder diisi dengan semen sampai penuh dan angkat setinggi 1 cm,jatuhkan ke lantai
sebanyak 3 kali kemudian ratakan permukaannya
3. Timbang silinder yang sudah terisi semen penuh
 Dengan Rojokan
1. Timbang silinder dalam keadaan kosong
2. Isi silinder dengan semen 1/3 bagian,kemudian dirojok 15 kali.Lakukan hal tersebut
sampai silinder penuh(2-3x)
3. Ratakan permukaannya
4. Timbang silinder yang sudah terisi semen penuh

E.Pengambilan Data

Pengujian Berat Volume Semen

(ASTM C188-89)
Pengujian Dengan Rojokan
Pengujian 1 2
Berat Silinder (w1) – gram 2600 1250
Berat Silinder + Semen (w2) - gram 4710 5080
Berat Semen (w2-w1) - gram 2110 3830
Volume Silinder (v) – cm3 2805.79 2805.79
Berat Volume (w2-w1)/v 0.75 1.37

Pengujian Tanpa Rojokan


Pengujian 1 2
Berat Silinder (w1) – gram 2600 1250
Berat Silinder + Semen (w2) - gram 4500 4500
Berat Semen (w2-w1) - gram 1900 3250
Volume Silinder (v) – cm3 2805.79 2805.79
Berat Volume (w2-w1)/v 0.68 1.16

Jenis Pengujian Dengan Rojokan Tanpa Rojokan


Berat Volume Rata-rata 1.06 0.92
II. PENGUJIAN BAHAN AGREGAT
1. PENGUJIAN AGREGAT HALUS
1.1. Pengujian kelembapan pasir
1.2. Pengujian berat jenis pasir
1.3. Pengujian resapan air pasir
1.4. Pengujian berat volume pasir
1.5. Pengujian kebersihan pasir terhadap lumpur (pengendapan)

HASIL PENGUJIAN
1.1. Percobaan kelembapan pasir (ASTM C 556-89)

A. Tujuan
Untuk mengetahui / menentukan kelembapan pasir dengan cara kering (pasir tanpa
dicuci).

B. Alat yang diperlukan


 Timbangan 2600 gram
 Oven
 Pan

C. Bahan yang diperlukan


Pasir dalam keadaan asli / pasir tanpa dicuci

D. Prosedur
 Pasir dalam keadaan asli ditimbang sebanyak 500 gram. Namun terlebih dahulu
menimbang alat.
 Pasir dimasukan ke oven selama 24 jam dengan temperatur 100+5 derajat
celcius
 Keluarkan pasir dari oven, setelah dingin pasir ditimbang beratnya.

E. Pengambilan data
Percobaan Kelembapan Pasir
 Berat alat : 185 gram
 Berat alat + berat pasir : 185 + 500 = 685 gram
( w 1−w 2)
Rumus Kelembapan Pasir= x 100 %
w2
(500−485)
 Kelembapan pasir x 100 % = 3,09 %
485

Percobaan Nomor 1 2
Berat pasir (w1) - gram 500 500
Berat pasir Oven (w2) - gram 485 480
Kelembapan Pasir
( w1−w 2)
x 100 %
w2 3,09 4,12

 Rata-rata
3,09 + 4,12 : 2 = 3,609

F. Kesimpulan

1.2. Percobaan Berat Jenis Pasir (ASTM C 128-93)


A. Tujuan
Menentukan berat jenis pasir pada kondisi SSD

B. Peralatan yang diperlukan


 Labu takar 1000 cc
 Timbangan analisa 2600 gram
 Oven
 Pan
 Hair dryer / kipas angina
 Kerucut dan rojokan

C. Bahan yang diperlukan


Pasir pada kondisi SSD

D. Prosedur
 Penyiapan pasir untuk kondisi SSD
- Rendam pasir selama 24 jam, selanjutnya angkat dan tiriskan hingga airnya
hilang.
- Keringkan dengan hair dryer atau kipas angin.
- Tempatkan kerucut SSD pada bidang datar yang tidak mengisap air.
- Isi kerucut SSD 1/3 tinnginya dan rojok 9 kali, isi lagi 1/3 tinngi dan rojok 8
kali, isi lagi 1/3 tinggi dan rojok 8 kali.
- Ratakan permukaan dan angkat kerucut, bila pasir masih membentuk kerucut
berarti belum SSD
- Jika kerucut diangkat dan pasir gugur tetapi berpuncak maka pasir sudah
dalam kondisi SSD dan siap untuk digunakan dalam pengujian

 Timbang labu takar 1000 cc


 Timbang pasir kondisi SSD sebanyak 500 gram, dan masukan pasir kedalam labu
takar dan timbang
 Isi labu takar yang berisi pasir dengan air bersih hingga penuh
 Putar labu takar dalam posisi miring hinnga gelembung-gelembung udara dalam
pasir keluar
 Tambahkan air kedalam labu takar hingga batas kapasitas, dan timbang (wl)
 Keluarkan pasir dan air dari dalam labu takar dan labu takar dibersihkan,
kemudian isi labu takar dengan air sampai batas kapasitas dan timbang

E. Pengambilan data
Percobaan berat jenis pasir
 Berat labu takar : 325 gram
w
Rumus Berat Jenis Pasir=
( w+w 2 )−w 1
500
 Berat jenis pasir = 2,66
( 500+1320 )−1632

Percobaan Nomor 1 2
Berat Labu + Psir + Air (w1) –
gram 1632 1630
Berat Pasir SSD (w)– gram 500 500
Berat labu + Air (w2) – gram 1320 1323
w
Berat Jenis
( w+ w 2 )−w 1 2,66 2,59

 Rata-rata
2,66 + 2,59 : 2 = 2,625
F. Kesimpulan

1.3. Percobaan Air Resapan Pasir

A. Tujuan
Untuk mengetahui kadar air resapan pada pasir
B. Alat yang digunakan
 Timbangan analitis 2600 gram
 Oven
 Wadah
 Pan
 Hair dryer
C. Bahan
Pasir kondisi SSD atau pasir yang di rendam dan yang sudah di keringkan
D. Prosedur
 Timbang pasir SSD dengan berat 500 gram
 Masukan pasir SSD 500 gram kedalam oven selama 24 jam
 Setelah 24 jam keluarkan pasir dari dalam oven
 Dinginkan pasir menggunakan hair dryer setelah itu ditimbang beratnya
E. Data pengujian

( w−w 1)
Rumus Kadar air resapan= x 100 %
w1

Data yang didapat dari praktikum :

Percobaan Nomor 1 2
Berat Pasir SSD(w) – gram 500 500
Berat pasir Oven (w1) – gram 452 435
10.62 14.94
Kadar Air Resapan - % % %
Percobaa Kadar Kadar Air Rata
n Air Rata
10.62
1
%
12.78%
14.94
2
%

F. Kesimpulan
Dari hasil praktikum kami tentang kadar air resapan didapatkan bahwa kadar air pasir
rata rata sebanyak 12.78%

1.4. Pengujian Berat Volume Pasir


A. Tujuan
Mengetahui berat volume pasir
B. Alat yang digunakan
 Timbangan
 Takaran bentuk silinder
 Alat rojokan besi
C. Bahan
Pasir
D. Prosedur
 Tanpa rojokan
 Timbang silinder dalam keadaan kosong
 Pasir diisi sampai penuh kedalam silinder dan ratakan permukaannya
 Kemudian timbang silinder yang berisi pasir
 Menggunakan rojokan
 Timbang silinder dalam keadaan kosong
 Pasir diisi 1/3 bagian kedalam silinder dan dirojok 25 kali, lakukan hal
yang sama hingga penuh
 Ratakan permukaan silinder
 Kemudian timbang silinder yang berisi pasir
E. Data pengujian

(w 2−w 1)
Rumus Berat Volume=
V
  Data menggunakan Rojokan
nomor percobaan 1 2
Jenis Percobaan Dengan Rojokan Dengan Rojokan
Berat Silinder (w1) – gram 260 260
Berat Silinder + Pasir (w2) – gram 5025 5022
Berat Pasir (w2-w1) – gram 4765 4762
Volume Silinder (v) – cm3 2805.79 2805.79
Berat Volume – gram/cm3 1.7 1.6
Berat volume Rata Rata dengan
1.65
rojokan

  Data tanpa menggunakan Rojokan


nomor percobaan 1 2
Jenis Percobaan Tanpa Rojokan Tanpa Rojokan
Berat Silinder (w1) – gram 260 260
Berat Silinder + Pasir (w2) – gram 4730 4731
Berat Pasir (w2-w1) – gram 4470 4471
Volume Silinder (v) – cm3 2805.79 2805.79
Berat Volume – gram/cm3 1.6 1.5
Berat volume Rata Rata tanpa
1.55
rojokan
2. PENGUJIAN AGREGAT KASAR
2.1. Pengujian kelembapan batu pecah
2.2. Pengujian berat jenis batu pecah
2.3. Pengujian air resapan batu pecah
2.4. Pengujian berat volume batu pecah
2.5. Pengujian kebersihan pasir terhadap lumpur (pengendapan)

HASIL PENGUJIAN

2.1. Pengujian Kelembapan Batu Pecah (ASTM C 566-89)


A. .Tujuan Pengujian

Menentukan porsentase keausan batu pecah dengan oven .

B. Peralatan
 Timbangan
 Oven
 Ayakan ASTM C 566-89
 Pan

C. Bahan

Batu pecah kering oven sebanyak 1000gr dengan gradasi sebagai berikut :

Lolos Lubang mm Tertinggal pada mm

Jumlah gram

 Berat kerikil asli (w1) 1000gr


 Berat kerikil oven (w2) 990gr
D. Prosedur Pengujian

1. Batu pecah diayak untuk mendapatkan gradasi seperti tersebut di atas

2. Kemudian timbang batu pecah dengan gradasi tersebut masing-masing

250 gram. Jadikan satu batu pecah tersebut dan timbang kembali untuk kontrol beratnya sesuai
dengan berat total = 1000 gram

3. Masukkan batu pecah tersebut ke dalam oven keringkan selama 24 jam.

4. Keluarkan kerikil dari oven dan timbang kontrol hasilnya.


KELEMBAPAN BATU PECAH

(ASTM C 566-89)

PERCOBAAN NOMOR 1 2
Berat kerikil asli (w1) - gram 1000 gr 1 kg
Berat kerikil oven (w2) - gram 990 gr 0.980 kg
Kelembapan kerikil
(w1-w2)/w2×100% 1,01% 2,04%

N No Ayakan Lubang Ayakan BERAT


O
1 3/4 18,75 mm 7,009 kg
2 1/2 17,7 mm 6,175 kg
3 4 4,75 mm 1,592 kg
4 8 2,36 mm 15 gr
5 10 2,00 mm 6 gr
6 20 0,800 mm 9 gr
7 40 0,425 mm 54 gr
8 70 0,212 mm 28 gr
9 100 0,150 mm 8 gr
10 0 5 gr

5. Kesimpulan

Sesuai persyaratan ASTM C 566 – 89, bahwa tingkat kelembapan batu pecah tidak boleh lebih
dari 50 beratnya. Berdasarkan data dan perhitungan diatas ternyata besarnya kelembapan batu
pecah yang digunakan dalam praktikum sebesar 0,01 % .

Dengan demikian, batu pecah yang digunakan dalam praktikum memenuhi standar
kelembapan dalam agregat campuran beton.

2.2. Pengujian Berat Jenis Batu Pecah (ATSM C 127 – 88 Reapp.93)


A. Tujuan
Untuk menentukan berat jenis kerikil dalam keadaan SSD
B. Peralatan Yang Diperlukan
 Timbangan 25 kg
 Keranjang kawat tergantung pada timbangan
 Oven
 Kain lap
C. Bahan Yang Diperlukan
 Kerikil kondisi SSD
D. Prosedur
 Kerikil yang telah direndam selama 24 jam diangkat kemudian dilap satu persatu
 Timbangan sebanyak 3000 gram
 Masukkan keranjang yang berisi kerikil SSD dalam air
 Timbang berat dalam air (keranjang dan kerikil)
E. Pengambilan Data
BERAT JENIS KERIKIL
(ATSM C 127 – 88 – 93)

Percobaan Nomor 1 2
Berat kerikil udara (w1) - gram 3000 3000
Berat kerikil air (w2) - gram 1752 2290
Berat Jenis = w1 / (w1-w2) 2400 4225

2.3. Pengujian Air Resapan Batu Pecah (ASTM C 127 – 88 REAPP.93)

A. Tujuan

Menentukan kadar air resapan kerikil

B. Peralatan yang di pergunakan

 Timbangan 25 kg

 Oven

C. Bahan yang di perlukan

Kerikil/batu pecah kondisi SSD

D. Prosedur

 Timbang kerikil kondisi SSD sebanyak 3000 gram

 Masukkan oven selama 24 jam

 Kerikil/batu pecah di keluarkan dan setelah dingin di timbang beratnya

E. Pengambilan Data
AIR RESAPAN BATU PECAH

(ASTM C 127-88-93)

PERCOBAAN 1 2
Berat kerikil SSD 3000 3000
Berat kerikil oven (w) 2,886 2,820
Kadar air resapan =
4% 6,38%
(3000-W) / W x 100%

Hasil rata-rata kadar air resapan:

Percobaan 1 + 2 : 2

4% + 6,38% : 2 = 5,19%

2.4. Pengujian Berat Volume Batu Pecah (ASTM C 29/C 29M – 91a)
A. Tujuan

Menentukan berat volume batu pecah baik dalam keadaan lepas maupun padat.

B. Peralatan Yang Diperlukan


 Timbangan
 Takaran berbentuk silinder dengan volume 10 liter
 Alat perojok besi
C. Bahan Yang Diperlukan

Kerikil/batu pecah dalam keadaan kering

D. Prosedur
1. Tanpa rojokan/lepas
 Silinder dalam keaadaan kosong ditimbang
 Silinder diisi dengan batu pecah sampai penuh dan angkat setinggi 1cm jatuhkan
ke lantai sebanyak 3 kali, ratakan permukaannya
 Timbang silinder yang sudah terisi batu pecah penuh
2. Dengan rojokan
 Silinde rdalam keadaan kosong di timbang
 Silinder diisi dengan batu pecah 1/3 bagian, kemudian rojok 25 kali demikian
hingga penuh dan tiap bagian dirojok 25 kali.
 Permukaannya diratakan
 Timbangan silinder yang sudah terisi batu pecah penuh
E. Pengambilan Data

BERAT VOLUME BATU PECAH DENGAN ROJOKAN

(ATSM C 29 – 91)

JENIS PENGUJIAN 1 2

Berat silinder (w1) - gram 2659 2655


Berat silinder + batupecah (w2) - gram 15770 16545
Berat batu pecah (w2 – w1) - gram 13111 13890
Volume silinder (v) – cm3 10048 10153
Berat volume (w2 –w1) / v 1300 1368

BERAT VOLUME BATU PECAH TANPA ROJOKAN

(ATSM C 29 – 91)

JENIS PENGUJIAN 1 2
Berat silinder (w1) - gram 2659 2655
Berat silinder + batupecah (w2) - gram 9960 15355
Berat batu pecah (w2 – w1) - gram 9960 12700
Volume silinder (v) – cm3 10048 10153
Berat volume (w2 –w1) / v 730 1250

2.5. Pengujian kebersihan batu pecah terhadap lumpur (pencucian)

A. Tujuan

Untuk mengetahui kadar lumpur batu pecah.

B. Alat dan bahan


 Alat
o Timbangan analisa
o Saringan No. 200
o Oven
o Wadah penyimpan bahan
 Bahan
o Batu pecah yang dikeringkan pada oven
o Air
C. Prosedur
o Timbangkanlah batu pecah yang sudah dikeringkan pada oven sebanyak 3000 gram
o Setalah itu bersihkan batu pecah dengan air hingga bening.
o Kemudian batu pecah disaringkan menggunakan saringan no. 200
o Lalu batu pecah tersebut ditimbangkan lagi

D. Pengambilan data

Data 1

Percobaan 1 2
Berat kering sebelum dicuci (w1) 3000
Berat kering setelah dicuci (w2) 2866
Kadar lumpur = (w1- 4%
w2)∕w1*100%
III. REKAPITULASI HASIL PENGUJIAN

No Pengujian Hasil Syarat


I PENGUJIAN BAHAN SEMEN
1 Pengujian konsistensi normal semen 70 ml
2 Pengujian waktu pegikatan semen -
3 Pengujian berat jenis semen 2.39
4 Pengujian berat volume semen dengan rojokan 1.06
Pengujian berat volume semen tanpa rojokan 0.92

II PENGUJIAN BAHAN AGREGAT


1 PENGUJIAN AGREGAT HALUS
1.1 Pengujian kelembapan pasir 3.61%
1.2 Pengujian berat jenis pasir 2.63%
1.3 Pengujian resapan air pasir 12.78%
1.4 Pengujian berat volume pasir dengan rojokan hitung
Pengujian berat volume pasir tanpa rojokan hitung
1.5 Pengujian kebersihan pasir terhadap lumpur 0.043
(pengendapan)
2 PENGUJIAN AGREGAT KASAR
2.1 Pengujian kelembapan batu pecah 1.53 %
2.2 Pengujian berat jenis batu pecah 2.39
2.3 Pengujian air resapan batu pecah 5.19 %
2.4 Pengujian berat volume batu pecah dengan rojokan
Pengujian berat volume batu pecah tanpa rojokan
2.5 Pengujian kebersihan pasir terhadap lumpur
(pengendapan)
IV. JOB MIX DESIGN
1. Kuat tekan yang disyaratkan : 30 Mpa (bagian cacat 5% : 1.64)
2. Deviasi Standar : 7.0

Nilai 7.0 didapat dari volume kecil <1000 m3 dengan standar sedang

3. Nilai Tambah

1.64 x 7 = 11.48 ~ 12 Mpa

4. Kuat tekan yang ditargetkan

Kuat tekan yang disyaratkan + Nilai tambah (30 + 12 = 42 Mpa)

5. Jenis Semen : Type I


6. Jenis Agregat
a. Agregat kasar : Dia. Max 40mm
b. Agregat Halus : Pasir tersedia
7. Faktor Air Semen

Diketahui dari grafik 0.388

8. Faktor Air Semen

Dipakai 0.388

9. Slump : 60 – 180 mm
10. Ukuran maksimal agregat : 40 mm
11. Kadar Air bebas

2 1 2 1
wh+ wk= 175+ 205=185 kg/cm 3
3 3 3 3

12. Jumlah semen

kadar air semen 185


= =660.71 kg/cm 3
faktor air semen 0.388

13. Jumlah semen maksimum – ditetapkan


14. Jumlah semen minimum : 325 kg/m3

Ditentukan dari beton tttidak terlindddung dari hujan dan terik matahari langsung

15. Faktor air semen yang disesuaikan : 0.388


16. Susunan besar butir agregat halus

45+37.5
persentase agregat halus= =41.25 %
2
17. Persen agregat halus : 41.25%
18. Berat jenis agregat
a. Agregat halus : 2.63
b. Agregat kasar : 2.39
c. Berat jenis relatif agregat = (0.4125 x 2.63) + (0.5875 x 2.39)

= 2.48

19. Berat jenis beton

Dari grafik didapat nilai 2300 kg/m3

20. Kadar agregat gabungan

BJ beton – (Jumlah semen + kadar air bebas)

= 2300 – (660.71 + 185)

= 1454.29 kg/m3

21. Kadar agregat halus = 41.25% x 1454.29

= 599.89 kg/m3

22. Kadar agregat kasar = 58.75% x 1454.29

= 854.39 kg/m3

Campuran tiap m3

 Semen : 660.71 kg
 Air : 185 kg
 Agregat
o Halus : 854.39 kg
o Kasar : 599.89 kg
23. Kelembapan
 Pasir
o Kelembapan : 3.61 % 12.78−3.61
x 599.89=55.01
o Air resapan : 12.78 % 100

 Batu Pecah
o Kelembapan : 1.53 % 5.19−1.53
x 854.39=31.27
o Air resapan : 5.19 % 100
Hasil Koreksi karena di lapangan agregat tidak dalam keadaan SSD

 Semen : 660.71 kg
 Air : 185 + 55.01 – 31.27

: 208.74 kg

 Agregat halus : 599.89 – 55.01

: 504.88 kg

 Agregat kasar : 854.39 + 31.27

: 885.66 kg

Volume Benda Uji

Ukuran silinder dia.15 x 30 cm (15 buah)

1
V = Π x d2 x t
4

1
V = 3.14 x 0.152 x 0.3
4

V =0.0053 kg

Total 15 benda uji

15 x 0.0053 x 115 %=0.0914 kg

Total bahan yang dibutuhkan

 Semen : 60.39 kg
 Air : 19.08 kg
 Agregat halus : 46.15 kg
 Agregat kasar : 80.95 kg

Catatan :
 Saat pengecoran semua bahan yang dicampur sesuai yang tercantum diatas, kecuali air
ada penambahan 1 liter.
 Slump yang didapat adalah 55mm, yang direncanakan 60-180mm.

Anda mungkin juga menyukai