Beton adalah suatu elemen struktur yang terdiri atas partikel agregat yang
melekat pada pasta yang terbuat dari semen Portland dan air. Pasta itu
mengisi ruang kosong di antara partikel agregat dan setelah beton segar
ditempatkan, itu akan mengeras sebagai akibat dari reaksi kimia eksotermis
anatara semen dan air dan membentuk suatu bahan struktural yang kokoh dan
dapat tahan lama. Beton sangat sering dipakai secara luas pada pembangunan,
komposisi beton pada umumnya terdiri dari kurang lebih 15% semen, 8% air
dan 3% udara selebihnya pasir dan kerikil.
Semen adalah sejenis bahan yang memiliki sifat perekat dan Tarik menarik
yang memungkinkan melekatnya fragmen mineral menjadi massa padat.
Semen merupakan bahan yang mengeras dengan adanya air yang dinamakan
semen hidraulis (hydraulic cements). Semen Portland atau biasa disebut
semen adalah pengikat hidrolika berupa serbuk halus yang dihasilkan dengan
cara menggiling klinker dengan gipsum sebagai bahan tambahan. Semen
yang digunakan adalah semen Portland tipe 1.
Berat jenis semen adalah perbandingan antara berat jenis semen dengan
volume untuk mendapatkan mutu beton dengan kekuatan yang diinginkan.
Maka semen merupakan salah satu komposisi campuran beton yang perlu
diketahui berat jenisnya yang bertujuan untuk menghitung bobot isi beton
dalam kontruksi, semen yang dapat digunakan harus memenuhi standar SNI
2531:2015 yang memiliki nilai densitas sebesar 3,15. Ada beberapa hal yang
mempengaruhi berat jenis semen yaitu :
1. Tempat penyimpanan semen, semen dalam kantong harus tersimpan
pada gudang yang tertutup, agar terhindar dari basah dan lembab dan
tidak tercampur dari bahan lain.
2. Suhu udara kamar, untuk menyimpan semen dalam gudang harus
berada pada suhu normal kamar, suhunya tidak terlalu tinggi.
3. Lama penyimpanan semen, semen sebaiknya disimpan tidak pada
waktu yang lama, karena itu akan menyebabkan semen menggumpal
dan tidak dapat digunakan lagi.
4. Cara penyusunan semen, semen dari jenis lain harus dikelompokkan
untuk mencegah tertukarnya jenis semen yang satu dengan jenis
semen yang lain.
10.3. Peralatan
2 V1 0,3 ml
3 V1 21 ml
Sumber: Data Hasil Percobaan
10.7. Perhitungan
10.8. Analisis
10.9.1. Kesimpulan