Anda di halaman 1dari 8

MODUL 10

BERAT JENIS SEMEN

10.1. Tujuan Percobaan

Untuk menentukan nilai berat jenis dari semen yang diuji.

10.2. Teori Dasar

Beton adalah suatu elemen struktur yang terdiri atas partikel agregat yang
melekat pada pasta yang terbuat dari semen Portland dan air. Pasta itu
mengisi ruang kosong di antara partikel agregat dan setelah beton segar
ditempatkan, itu akan mengeras sebagai akibat dari reaksi kimia eksotermis
anatara semen dan air dan membentuk suatu bahan struktural yang kokoh dan
dapat tahan lama. Beton sangat sering dipakai secara luas pada pembangunan,
komposisi beton pada umumnya terdiri dari kurang lebih 15% semen, 8% air
dan 3% udara selebihnya pasir dan kerikil.

Semen adalah sejenis bahan yang memiliki sifat perekat dan Tarik menarik
yang memungkinkan melekatnya fragmen mineral menjadi massa padat.
Semen merupakan bahan yang mengeras dengan adanya air yang dinamakan
semen hidraulis (hydraulic cements). Semen Portland atau biasa disebut
semen adalah pengikat hidrolika berupa serbuk halus yang dihasilkan dengan
cara menggiling klinker dengan gipsum sebagai bahan tambahan. Semen
yang digunakan adalah semen Portland tipe 1.

Berat jenis semen adalah perbandingan antara berat jenis semen dengan
volume untuk mendapatkan mutu beton dengan kekuatan yang diinginkan.
Maka semen merupakan salah satu komposisi campuran beton yang perlu
diketahui berat jenisnya yang bertujuan untuk menghitung bobot isi beton
dalam kontruksi, semen yang dapat digunakan harus memenuhi standar SNI
2531:2015 yang memiliki nilai densitas sebesar 3,15. Ada beberapa hal yang
mempengaruhi berat jenis semen yaitu :
1. Tempat penyimpanan semen, semen dalam kantong harus tersimpan
pada gudang yang tertutup, agar terhindar dari basah dan lembab dan
tidak tercampur dari bahan lain.
2. Suhu udara kamar, untuk menyimpan semen dalam gudang harus
berada pada suhu normal kamar, suhunya tidak terlalu tinggi.
3. Lama penyimpanan semen, semen sebaiknya disimpan tidak pada
waktu yang lama, karena itu akan menyebabkan semen menggumpal
dan tidak dapat digunakan lagi.
4. Cara penyusunan semen, semen dari jenis lain harus dikelompokkan
untuk mencegah tertukarnya jenis semen yang satu dengan jenis
semen yang lain.

10.3. Peralatan

Adapun alat percobaan yang digunakan pada praktikum ini sebagai


berikut:
a. Botol le chatelier

Gambar 10.3.1. Botol Le Chatelier


b. Kontainer

Gambar 10.3.2. Kontainer


c. Timbangan dengan ketelitian 0,1 gram

Gambar 10.3.3. Timbangan


d. Corong

Gambar 10.3.4. Corong


10.4. Bahan

Adapun bahan percobaan yang digunakan pada praktikum ini sebagai


berikut:
a. Semen portland

Gambar 10.4.1. Semen Portland


b. Kerosin

Gambar 10.4.2. Kerosin


10.5. Prosedur Percobaan

Adapun prosedur percobaan yang digunakan pada praktikum ini


sebagai berikut:
a. Menimbang semen Portland sebanyak 64 gram.

Gambar 10.5.1. Semen Portland 64 gram


b. Mengisi botol le chatelier dengan kerosin sampai batas antara
tanda 0 -1 ml.

Gambar 10.5.2. Mengisi Minyak Tanah ke Dalam Botol Le Chatelier


c. Merendam botol le chaterlier di dalam air selama 15 menit.

Gambar 10.5.3. Merendam Botol Le Chatelier


d. Membaca skala pada tabung (v1).

Gambar 10.5.4. Membaca Skala V1


e. Memasukkan semen sebanyak 64 gram ke dalam botol le chatelier
secara perlahan agar tidak ada semen yang menempel pada dinding
botol.

Gambar 10.5.5. Masukkan Semen ke Dalam


Botol Le Chatelier
f. Memutar botol secara perlahan sampai gelembungnya hilang dan
tidak ada lagi semen yang menempel pada dinding botol.

Gambar 10.5.6. Menghilangkan Gelembung Setelah diputar


g. Merendam botol le chatelier kembali ke dalam air selama 30
menit, setelah itu angkat dan baca skala pada botol (v2).

Gambar 10.5.7. Rendam Botol Le Chaterlier dan Semen


10.6. Data Hasil Percobaan

Tabel 10.6.1. Data Hasil Percobaan


No Uraian Hasil

1 Berat Semen 64 gram

2 V1 0,3 ml

3 V1 21 ml
Sumber: Data Hasil Percobaan
10.7. Perhitungan

Berat Jenis Semen =


V 2W-V 1 × d
Keterangan:
W = Berat semen
V1 = Volume awal
V2 = Volume akhir
d = Mass jenis air (gram/ml)
Menghitung berat jenis semen dengan menggunakan persamaan
(10.1) Berat jenis semen = 64 gram × 1 gram/ml
21-0,3 ml
= 2,962

10.8. Analisis

Setelah melakukan praktikum didapatkan data berat semen 90 gram, V1 342,3


ml dan V2 376,9 ml. Dari hasil perhitungan didapatkan nilai berat jenis semen
sebesar 2,962 gram/ml. Menurut standar SNI 15-2531-199, berat jenis semen
yang dianjurkan adalah sekitar 3,00-3,30 gram, sedangkan menurut ASTM
C-188 nilai berat jenis yang baik berkisar antara 3,15-3,17 gram. Berdasarkan
kedua standar tersebut, maka semen yang digunakan pada praktikum ini tidak
memenuhi standar yang telah ditetapkan.

10.9. Kesimpulan Dan Saran

10.9.1. Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari praktikum kali ini sebagai berikut:


a. Semen yang digunakan juga bisa menggunakan standar ASTM
C- 188 yaitu kisaran 3,15-3,17 gram.
b. Pada Percobaan berat jenis semen kali ini tidak sesuai dengan
standar yang ada yaitu 3,28 gram.
10.9.2. Saran

Adapun saran untuk praktikum kali ini adalah:


a. Sebaiknya Praktikan menonton video sebelum mengikuti
praktikum.
b. Praktikan lebih teliti lagi saat melakukan timbangan dan saat
perhitungan.
c. Memperhatikan asisten saat sedang menjelaskan.

Anda mungkin juga menyukai