1.1 Tujuan
1.1.1 Tujuan Instruksional Umum:
Setelah melakukan percobaan ini, anda akan dapat mengetahui dan memahami sifat-
sifat fisik, mekanik dan teknologi semen Portland serta pengaruhnya terhadap beton dengan
benar.
1.1.1 Tujuan Instruksional Khusus:
Setelah melakukan percobaan ini, anda dapat:
a. Menentuan kehalusan semen portland dengan menggunakan saringan No. 100 dan No.
200
b. Menjelaskan cara pelaksanaan pengujian kehalusan semen portland.
c. Mempergunakan alat pengujian dengan terampil.
1.3 Peralatan
a. Saringan No. 100 dan No. 200 dan PAN sesuai menurut standart ASTM.
b. Neraca analitik kapasitas maksimum 2000 gram dengan ketelitian 0,1%.
c. Kuas dengan ukuran tangkai dan bulu kuas yang sesuai untuk keperluan ini.
1
1.5 Prosedur Pelaksanaan
a. Masukkan benda uji semen 50 gr ke dalam saringan No. 100 (Ø 0.15 mm) diatas
saringan No. 200 (Ø 0.075 mm) dan di pasang PAN di bawahnya.
b. Goyangkan saringan ini perlahan-lahan, sehingga bagian benda uji yang tertahan
kelihatan bebas dari partikel-partikel halus (pekerjaan ini dilakukan antara 3 sampai 4
menit).
c. Tutuplah saringan dan lepas PAN, ketok saringan perlahan-lahan dengan tangkai kuas
sampai abu yang menempel terlepas dari saringan.
d. Bersihkan sisi bagian bawah saringan dengan kuas, kosongkan PAN dan bersihkan
dengan kain kemudian pasang kembali.
e. Ambilah tutup saringan dengan hati-hati, bila ada partikel kasar yang menempel pada
tutup kembalikan ke dalam saringan.
f. Lanjutkan penyaringan dengan menggoyang-goyangkan saringan perlahan-lahan selama
9 menit.
g. Tutuplah saringan, penyaringan dilanjutkan selama 1 menit dengan cara menggerakan
saringan ke depan dan ke belakang dengan posisi sedikit dimiringkan. Kecepatan gerakan
kira-kira 150 kali permenit, setiap 25 kali gerakan ,putar sarigan kira-kira 60º. Pekerjaan
ini dilakukan diatas kertas putih, bila ada partikel yang keluar dari saringan atau PAN
serta tertampung diatas kertas, kembalikan ke dalam saringan. Pekerjaan dihentikan
setalah benda uji tidak lebih dari 0,05 gram lewat saringan dalam waktu penyaringan
selama 1 menit.
h. Timbang benda uji yang tertahan di atas masing-masing saringan No. 100 dan No. 200,
kemudian hitung dan nyatakan dalam prosentase berat terhadap benda uji semula.
1.6 Perhitungan
Kehalusan ( F ) = x 100%
2
1.7 Pelaporan
a. Laporkan prosentase benda uji yang tertahan di atas masing – masing saringan No. 100
(Ø 0.15 mm) dan No. 200 (Ø 0.075 mm)
b. Kesimpulan dari hasil pengujian yang anda lakukan.
Catatan :
a. Benda uji memenuhi syarat kehalusan apabila 0% tertahan di atas saringan No. 100 dan
maksimum 22% tertahan di atas saringan No. 200
b. Factor koreksi saringan tidak diperhitungkan.
1.8 REFERENSI
a. SNI 15-2530-1991
b. ASTM C- 115
c. AASHTO T-128-67
Individu Komulatif %
Jumlah 50.00
3
2. PENGUJIAN BERAT JENIS SEMEN PORTLAND
2.1 Tujuan
2.1.1 Tujuan Instruksioal Umum
Setelah melakukan percobaan ini, anda akan dapat mengetahui dan memahami sifat-
sifat fisik, mekanik dan teknoligi semen portland dan pengaruhnya terhadap beton dengan
benar.
2.1.2 Tujuan Instruksional Khusus
Setelah melakukan percobaan ini, anda dapat:
a. Menentukan nilai berat jenis semen porland.
b. Mempergunakan alat pengujian dengan terampil.
2.3 Peralatan
a. Botol Le Chatelier
b. Kerosin bebas air atau naptha dengan berat jenis 62 API (American Petrolium Institute).
4
d. Masukan benda uji sedikit demi sedikit ke dalam botol, usahakan jangan sampai terjadi
ada semen yang menempel pada dinding dalam botol di atas cairan.
e. Setelah semua benda uji dimasukkan, putar botol dengan posisi miring secara perlahan-
lahan sampai gelembung udara tidak timbul lagi ada permukaan cairan.
f. Ulangi pekerjaan pada poin b. setelah suhu air sama dengan suhu cairan dalam botol,
baca skala pada botol (V2).
2.6 Perhitungan
Berat Jenis Semen = xd
2.7 Pelaporan
a. Laporkan nilai berat jenis sampai 2 (dua) angka dibelakang koma
b. kesimpulan dari hasil uji yang anda peroleh.
Catatan :
a. Berat Jenis Semen Portland sekitar 3,15.
b. Percobaan dibuat 2 (dua) kali, selisih kedua hasil percobaan yang diijinkan 0,01.
2.8 Referensi
a. SNI 15- 2531-1991
b. ASTM C – 188 – 44
c. AASHTO T 133
5
Tabel 2 Contoh Data Pengujian Berat Jenis Semen Portland
Benda Uji
Pemeriksaan
I II
Berat Semen contoh uji 64.00 64.00
Pembacaan pertama pada skala botol V1 0.50 0.50
Pembacaan kedua pada skala botol V2 20.90 20.80
Isi cairan yang dipindahkan 20.40 20.30
Catatan:
- Temperatur pembacaan pertama 26ºC
- Temperatur pembacaan kedua 27.5 ºC
- Berat isi air pada suhu 4 ºC = 1 gr/cm3
6
3. PENGUJIAN KONSISTENSI NORMAL SEMEN PORTLAND
3.1 Tujuan
3.1.1 Tujuan Instruksional Umum
Setelah melakukan percobaan ini, anda akan dapat mengetahui dan memahami sifat-sifat
fisik, mekanik dan teknologi pengujian semen portland serta pengaruh penguunaan terhadap
beton dengan benar.
3.3 Peralatan
a. Neraca, dengan ketelitian 0,1% dari berat contoh yang ditimbang.
b. Gelas ukur 500 ml, dengan ketelitian 1(satu) ml
c. 1 set alat Vicat terdiri dari alat Vicat dan cincin konik (cinical ring) dan jarum Ø 10 mm.
d. Stopwatch
e. Sendok perata (spatula).
f. Alat pengaduk
g. Sarung tangan karet
7
h. Air suling sebanyak ±300 cm³ ( mulai 28 % dari berat semen)
3.4 Benda Uji
Contoh semen portland sebanyak : - 300 gr untuk cincin konik dari karet
- 400 gram untuk cincin konik dari logam
3.5 Perhitungan
8
Konsistensi = x 100%
3.6 Pelaporan
a. Buatlah grafik penurunan terhadap nilai konsistensi yang didapat sumbu vertikal untuk nilai
penetrasi dan sumbu axis untuk waktu penetrasi
b. Konsistensi normal, didapat pada penurunan 10 ± 1 mm
c. Kesimpulan dari hasil uji yang anda peroleh dihubungkan dengan kebutuhan air dan kehalusan
semen yang dipakai.
Catatan:
a. Untuk mendapatkan konsistensi normal, dilakukan beberapa kali percobaan dengan kadar air
yang berbeda. Setiap percobaan harus dibuat dari contoh semen yang baru dan selama
percobaan dilakukan, peralatan harus bebas dari getaran. Untuk percobaan pertama disarankan
dengan kadar air 28%.
b. Pengaruh suhu udara, air pencampur dan kelembaban ruangan diabaikan.
3.7 Referensi
a. SNI 03-6826-2002
b. ASTM C-150,1985
c. PB.1989:3.2-8
Benda Uji
Pemeriksaan
I II III
Berat Air A Gram 81.00 78.00 72.00
Berat Semen B Gram 300.00 300.00 300.00
Konsistensi = x 100% % 27.00 26.00 24.00
Penetrasi/ Penurunan Mm 35 22 5
9
Gambar 3.1 Grafik Hubungan Antara Konsistensi dengan Penurunan
10
4. PENGUJIAN WAKTU PENGIKATAN SEMEN PORTLAND
4.1 Tujuan
4.3 Peralatan
a. Neraca, dengan ketelitian 0,1% dari berat contoh yang ditimbang.
b. Gelas ukur isi 500 ml atau 1000 ml, dengan ketelitian 1 (satu) ml.
c. 1 (satu) set alat Vicat yang dilengkapi dengan:
Batang /Jarum pada ujung plunyer berdiameter 17,5 ± 0,5 mm, untuk menentukan
konsistensi normal.
Berat batang + plunyer = 400 ± 0,5 gram.
11
Jarum Vicat dari baja tahan karat dengan diameter 1 ± 0,05 mm.
Cincin konik dari kuningan sebagai cetakan dengan diameter 76 ±0,5 mm, dan
tinggi 40 ± 1 mm, dengan permukaan bagian dalam harus rata dan licin.
Kaca datar, tebal 3 (tiga) mm.
Alat pemadat atau penumbuk, ukuran 13 x 25 x 120 mm.
d. Stopwatch.
e. Sendok perata (spatula).
f. Alat pengaduk.
g. Sarung tangan karet.
h. Air suling sebanyak ± 300 cm3.
i. Cawan.
d. Hentikan mesin pengaduk selama 15 detik, sementara itu dibersihkan pasta yang
menempel di pinggir mangkok.
e. Jalankan mesin pengaduk dengan kecepatan 2 (285 ± 10) rpm selama 1 (satu) menit.
12
f. Buatlah pasta berbentuk seperti bola dengan tangan yang menggunakan sarung tangan,
kemudian dilemparkan 6 (enam) kali dari satu tangan ketangan yang lain dengan jarak
kira-kira 15 cm.
g. Pegang bola pasta dengan satu tangan, kemudian tekankan ke dalam cincin konik
yang dipegang tangan lain melalui lubang besar, sehingga cincin konik penuh dengan
pasta.
h. Kelebihan pasta pada cincin konik diratakan dengan sendok perata yang digerakkan
dalam posisi miring terhadap permukaan cincin.
i. Letakkan pelat kaca pada lubang besar cincin konik , kemudian balikkan, ratakan dan
licinkan kelebihan pasta pada lubang kecil cincin konik dengan sendok perata.
j. Letakkan cincin konik dibawah jarum kecil alat Vicat, dan kontakan jarum tepat pada
bagian tengah permukaan pasta.
k. Jatuhkan jarum setiap 15 menit sampai mencapai penurunan dibawah 25 mm, setiap
menjatuhkan jarum catatlah penurunan yang berlangsung selama 30 detik. Jarak
antara titik-titik setiap menjatuhkan jarum adalah ½ cm dan jarak titik dari pinggir
cincin konik tidak boleh kurang dari 1 cm.
4.6 Pelaporan
a. Buatlah grafik penurunan terhadap waktu.
b. Waktu pengikatan permulaan didapat pada penurunan 25 mm.
c. Kesimpulan dari hasil uji yang anda peroleh gambarkan dalam grafik dengan interval
waktu 15 menit di sumbu absis, sumbu vertical untuk kedalaman penetrasi jarum.
Catatan:
a. Selama pelaksanaan pengujian, alat-alat harus bebas getaran dan jarum dijaga supaya
tetap lurus dan bersih dari semen yang menempel.
b. Waktu pengikatan awal paling cepat 45 menit, dan paling lambat 10 jam.
c. Pengaruh suhu udara , air pencampur dan kelembaban ruangan diabaikan.
4.7 Referensi
a. SNI 03-6826-2002
b. ASTM C.191
13
Tabel 4. Contoh Data Pengujian Waktu Pengikatan Semen Portland
45 40 40 40
60 40 40 40
75 40 40 40
90 40 40 40
105 40 40 40
120 37 36 36
135 30 25 27
150 6 2 1
165
Penurunan (mm)
Gambar 4.1 Grafik Hubungan antara Waktu Pengikatan Awal Semen Portland
dari benda uji I
14
5. PENGUJIAN KEKEKALAN SEMEN PORTLAND DENGAN KUE REBUS
5.1 Tujuan
Setelah melakukan percobaan ini, anda akan dapat mengetahui dan memahami sifat-
sifat fisik, mekanik dan teknologi semen portland serta pengaruhnya terhadap beton dengan
benar.
Kekekalan pasta semen atau disebut juga sebagai kemulusan pasta semen adalah
merupakan suatu ukuran dari kemampuan pengembangan dari bahan-bahan campurannya dan
kemampuan untuk mempertahankan volumenya setelah mengikat.
Ketidakmulusan suatu pasta semen disebabkan oleh terlalu banyaknya jumlah kapur
bebas yang pembakaran dan pemadamannya tidak sempurna, serta magnesia yang terdapat
dalam campuran tersebut. Kapur bebas akan mengikat air dan kemudian menimbulkan gaya-
gaya ekspansi yang akhirnya timbul retakan-retakan pada permukaan pasta semen.
5.3 Peralatan
a. Neraca, dengan ketelitian 0,1% dari berat contoh yang ditimbang.
b. Gelas ukur isi 500 ml atau 1000 ml, dengan ketelitian 1 (satu) ml.
c. Kaca datar, tebal 3 (tiga) mm dengan ukuran 15 x 15 cm.
d. Stopwatch.
e. Cetakan ring diameter 10 cm.
f. Sendok perata (spatula).
g. Alat pengaduk.
h. Sarung tangan karet.
15
i. Air suling sama dengan kadar air yang dicapai pada pengujian konsistensi normal
j. Cawan.
5.6 Pelaporan
a. Laporkan perubahan bentuk dari kue tersebut. Retak-retak yang terjadi jika ada, serta
serbuk kapur kalau muncul.
b. Kesimpulan dari hasil uji yang anda peroleh.
Catatan:
a. Jumlah kue yang dibuat adalah 4 buah.
b. Semen dinyatakan tidak kekal jika terdapt retakan-retakan pada permukaan semen.
c. Disamping dengan cara direbus, dapat pula dilakukan dengan cara lambat yaitu
dengan cara merendam kue di dalam air selama 27 hari.
16
5.7 Referensi
a. ASTM C-150
b. British Standard 12 (BS-12)
c. SII-0013-81, mengadopsi ASTM C-150-80
Pasta
1,3 cm Pelat Kaca
12 cm
Gambar 1 Bentuk Kue Rebus Pasta Semen
17
18
6. PENGUJIAN KEKUATAN TEKAN MORTAR SEMEN PORTLAND
6.1 Tujuan
Setelah melakukan percobaan ini, anda akan dapat mengetahui dan memahami sifat-
sifat fisik, mekanik dan teknologi semen portland serta pengaruhnya terhadap beton dengan
benar.
Kekuatan tekan mortar adalah beban tiap satuan luas permukaan yang menyebabkan
mortar hancur. Kekuatan tekan mortar ini diperoleh dari benda uji berbentuk kubus dengan
ukuran 5 x 5 x 5 cm, yang terbuat dengan menggunakan contoh semen dan mencampurnya
dengan pasir silica seragam dan air dalam perbandingan-perbandingan tertentu. Tujuannya
yaitu, untuk mencari/menentukan FAS campuran mortarnya. Biasanya FAS antara 0,4-0,5.
6.3 Peralatan
a. Neraca, dengan ketelitian 0,1% dari berat contoh yang ditimbang.
b. Gelas ukur isi 500 ml atau 1000 ml, dengan ketelitian 1 (satu) ml.
c. Stopwatch.
d. Sendok perata (spatula).
e. Alat pengaduk.
f. Sarung tangan karet.
g. Air suling sebanyak ± 500 cm3.
h. Cawan.
i. Cetakan kubus 5 x 5 x 5 cm, dan alat penumbuk/pemadat.
j. Pasir Silika/Ottawa.
18
k. Meja leleh (Flow Table).
6.6 Perhitungan
(kg/cm2)
Catatan:
a. Jumlah benda uji pada masing-masing umur uji 3 buah.
b. Pengaruh suhu, air pencampur dan kelembaban ruangan diabaikan.
6.8 Referensi
a. ASTM C.109
b. SNI-03-6825-2002
5
3
6
2
7
1
8
4
5
3
6
2
7
8
20
Tabel 6. Contoh data pengujian kuat tekan mortar semen Portland
Tanggal Kuat
Umur Berat Beban Beban
No Tekan
(hari) (gram) (KN) (kg)
Buat Tes (kg/cm2)
1 5 Juli 00 8 Juli 00 3 248.6 11 1100 44
2 5 Juli 00 8 Juli 00 3 253.7 12 1200 48
3 5 Juli 00 8 Juli 00 3 256.4 19 1900 76
21