Anda di halaman 1dari 22

1.

PENGUJIAN KEHALUSAN SEMEN PORTLAND

1.1 Tujuan
1.1.1 Tujuan Instruksional Umum:
Setelah melakukan percobaan ini, anda akan dapat mengetahui dan memahami sifat-
sifat fisik, mekanik dan teknologi semen Portland serta pengaruhnya terhadap beton dengan
benar.
1.1.1 Tujuan Instruksional Khusus:
Setelah melakukan percobaan ini, anda dapat:
a. Menentuan kehalusan semen portland dengan menggunakan saringan No. 100 dan No.
200
b. Menjelaskan cara pelaksanaan pengujian kehalusan semen portland.
c. Mempergunakan alat pengujian dengan terampil.

1.2 Dasar Teori


Kehalusan semen portland adalah merupakan suatu faktor penting yang dapat
mempengaruhi kecepatan reaksi antara partikel semen dan air. Dengan semakin halus butiran
semen portland, maka reaksi hidrasi semen semakin cepat, karena hidrasi dimulai dari
permukaan butiran. Jika butiran semen halus, maka pengikatan cepat berlangsung, begitu
juga pemadatan dan reaksi hydrasi terjadi. Disamping itu, jika butiran semakin halus, maka
kebutuhan air untuk semen mengikat akan sedikit.

1.3 Peralatan
a. Saringan No. 100 dan No. 200 dan PAN sesuai menurut standart ASTM.
b. Neraca analitik kapasitas maksimum 2000 gram dengan ketelitian 0,1%.
c. Kuas dengan ukuran tangkai dan bulu kuas yang sesuai untuk keperluan ini.

1.4 Benda Uji


Contoh semen portland sebanyak 50 gram.

1
1.5 Prosedur Pelaksanaan
a. Masukkan benda uji semen 50 gr ke dalam saringan No. 100 (Ø 0.15 mm) diatas
saringan No. 200 (Ø 0.075 mm) dan di pasang PAN di bawahnya.
b. Goyangkan saringan ini perlahan-lahan, sehingga bagian benda uji yang tertahan
kelihatan bebas dari partikel-partikel halus (pekerjaan ini dilakukan antara 3 sampai 4
menit).
c. Tutuplah saringan dan lepas PAN, ketok saringan perlahan-lahan dengan tangkai kuas
sampai abu yang menempel terlepas dari saringan.
d. Bersihkan sisi bagian bawah saringan dengan kuas, kosongkan PAN dan bersihkan
dengan kain kemudian pasang kembali.
e. Ambilah tutup saringan dengan hati-hati, bila ada partikel kasar yang menempel pada
tutup kembalikan ke dalam saringan.
f. Lanjutkan penyaringan dengan menggoyang-goyangkan saringan perlahan-lahan selama
9 menit.
g. Tutuplah saringan, penyaringan dilanjutkan selama 1 menit dengan cara menggerakan
saringan ke depan dan ke belakang dengan posisi sedikit dimiringkan. Kecepatan gerakan
kira-kira 150 kali permenit, setiap 25 kali gerakan ,putar sarigan kira-kira 60º. Pekerjaan
ini dilakukan diatas kertas putih, bila ada partikel yang keluar dari saringan atau PAN
serta tertampung diatas kertas, kembalikan ke dalam saringan. Pekerjaan dihentikan
setalah benda uji tidak lebih dari 0,05 gram lewat saringan dalam waktu penyaringan
selama 1 menit.
h. Timbang benda uji yang tertahan di atas masing-masing saringan No. 100 dan No. 200,
kemudian hitung dan nyatakan dalam prosentase berat terhadap benda uji semula.

1.6 Perhitungan
Kehalusan ( F ) = x 100%

dimana: F = Kehalusan semen portland


A= Berat benda uji yang tertahan di atas masing-masing saringan No. 100 dan No.
200
B= Berat benda uji semula.

2
1.7 Pelaporan
a. Laporkan prosentase benda uji yang tertahan di atas masing – masing saringan No. 100
(Ø 0.15 mm) dan No. 200 (Ø 0.075 mm)
b. Kesimpulan dari hasil pengujian yang anda lakukan.

Catatan :
a. Benda uji memenuhi syarat kehalusan apabila 0% tertahan di atas saringan No. 100 dan
maksimum 22% tertahan di atas saringan No. 200
b. Factor koreksi saringan tidak diperhitungkan.

1.8 REFERENSI
a. SNI 15-2530-1991
b. ASTM C- 115
c. AASHTO T-128-67

Tabel 1 Contoh Data Pengujian Kehalusan Semen Portland

Nomor Saringan Tertahan (gram) Kehalusan

Individu Komulatif %

No. 100 0.00 0.00 0.00

No. 200 8.50 8.50 17.00

PAN 41.50 50.00 100.00

Jumlah 50.00

3
2. PENGUJIAN BERAT JENIS SEMEN PORTLAND

2.1 Tujuan
2.1.1 Tujuan Instruksioal Umum
Setelah melakukan percobaan ini, anda akan dapat mengetahui dan memahami sifat-
sifat fisik, mekanik dan teknoligi semen portland dan pengaruhnya terhadap beton dengan
benar.
2.1.2 Tujuan Instruksional Khusus
Setelah melakukan percobaan ini, anda dapat:
a. Menentukan nilai berat jenis semen porland.
b. Mempergunakan alat pengujian dengan terampil.

2.2 Dasar Teori


Berat jenis semen adalah perbandingan antara berat isi kering semen pada suhu kamar
dengan berat isi kering air suling pada 4º C yang isinya sama dengan isi semen.
Data berat jenis semen digunakan untuk menghitung kebutuhan semen pada
campuran beton. Variasi nilai berat jenis semen yaitu antara 3,05-3,25 mg/m3.

2.3 Peralatan
a. Botol Le Chatelier
b. Kerosin bebas air atau naptha dengan berat jenis 62 API (American Petrolium Institute).

2.4 Benda Uji


Contoh semen portland sebanyak 64 gram

2.5 Prosedur Pelaksanaan


a. Isi botol Le Chatelier dengan kerosin atau naptha sampai antara skala 0 dan 1, bagian
dalam botol di atas permukaan cairan dikeringkan.
b. Masukan botol ke dalam bak air dengan suhu konstan dalam wkatu yang cukup lama
untuk mengindari variasi suhu botol lebih besar dari 0,2 ºC.
c. Setelah suhu air sama dengan suhu cairan dalam botol, baca skala pada botol (V1).

4
d. Masukan benda uji sedikit demi sedikit ke dalam botol, usahakan jangan sampai terjadi
ada semen yang menempel pada dinding dalam botol di atas cairan.
e. Setelah semua benda uji dimasukkan, putar botol dengan posisi miring secara perlahan-
lahan sampai gelembung udara tidak timbul lagi ada permukaan cairan.
f. Ulangi pekerjaan pada poin b. setelah suhu air sama dengan suhu cairan dalam botol,
baca skala pada botol (V2).

2.6 Perhitungan
Berat Jenis Semen = xd

dimana: V1 = Pembacaan pertama pada skala botol


V2 = Pembacaan kedua pada skala botol
(V1 - V2) = Isi cairan yang di pindahkan oleh semen dengan berat tertentu
d = Berat isi air pada suhu 4ºC (1 gr/cm3 )

2.7 Pelaporan
a. Laporkan nilai berat jenis sampai 2 (dua) angka dibelakang koma
b. kesimpulan dari hasil uji yang anda peroleh.

Catatan :
a. Berat Jenis Semen Portland sekitar 3,15.
b. Percobaan dibuat 2 (dua) kali, selisih kedua hasil percobaan yang diijinkan 0,01.

2.8 Referensi
a. SNI 15- 2531-1991
b. ASTM C – 188 – 44
c. AASHTO T 133

5
Tabel 2 Contoh Data Pengujian Berat Jenis Semen Portland

Benda Uji
Pemeriksaan
I II
Berat Semen contoh uji 64.00 64.00
Pembacaan pertama pada skala botol V1 0.50 0.50
Pembacaan kedua pada skala botol V2 20.90 20.80
Isi cairan yang dipindahkan 20.40 20.30

Berat jenis semen = x d (gr/cm³) 3.14 3.15

Berat jenis rata-rata 3.15

Catatan:
- Temperatur pembacaan pertama 26ºC
- Temperatur pembacaan kedua 27.5 ºC
- Berat isi air pada suhu 4 ºC = 1 gr/cm3

6
3. PENGUJIAN KONSISTENSI NORMAL SEMEN PORTLAND

3.1 Tujuan
3.1.1 Tujuan Instruksional Umum
Setelah melakukan percobaan ini, anda akan dapat mengetahui dan memahami sifat-sifat
fisik, mekanik dan teknologi pengujian semen portland serta pengaruh penguunaan terhadap
beton dengan benar.

3.1.2 Tujuan Instruksional Khusus


Setelah melakukan percobaan ini anda dapat:
a. Menentukan konsistensi normal semen portland dengan alat Vicat.
b. Menggunakan peralatan uji dengan terampil.
c. Mengetahui jenis alat yang dipakai untuk pengujian sifat plastis pasta

3.2 Dasar Teori


Konsistensi normal semen portland adalah suatu kondisi standar yang menunjukan
kebasahan pasta. Konsistensi dinyatakan dengan banyaknya air yang dibutuhkan suatu pasta
semen dalam kondisi plastis. Kondisi plastis ini menunjukkan kebutuhan air untuk pasta semen,
mortar dan campuran beton. Nilai konsistensi normal semen sangat terkait erat dengan kehalusan
butiran semen, semakin halus butiran maka penggunaan air sedikit untuk mencapai kebasahan
pasta ideal, yang ditunjukkan oleh penetrasi jarum Ø 10 mm menembus pasta sedalam 9-11 mm.
Nilai konsistensi normal berkisar antara 24-32%.

3.3 Peralatan
a. Neraca, dengan ketelitian 0,1% dari berat contoh yang ditimbang.
b. Gelas ukur 500 ml, dengan ketelitian 1(satu) ml
c. 1 set alat Vicat terdiri dari alat Vicat dan cincin konik (cinical ring) dan jarum Ø 10 mm.
d. Stopwatch
e. Sendok perata (spatula).
f. Alat pengaduk
g. Sarung tangan karet

7
h. Air suling sebanyak ±300 cm³ ( mulai 28 % dari berat semen)
3.4 Benda Uji
Contoh semen portland sebanyak : - 300 gr untuk cincin konik dari karet
- 400 gram untuk cincin konik dari logam

3.5 Prosedur Pelaksanaan


a. Timbang semen sebanyak 300 gr atau 400 gr, sesuai cincin konik yang digunakan, masuk kan
benda kedalam mangkok pengaduk.
b. Masukan air pencampur berupa air suling sebanyak 28% dari berat semen kedalam mangkok
pengaduk, dan diamkan 30 detik.
c. Jalankan mesin pengaduk dengan kecepatan 1 (140 ± 5) rpm, selama 30 detik.
d. Hentikan mesin pengaduk selama 15 detik, sementara itu bersihkan pasta yang menempel di
pinggir mangkok.
e. Jalankan mesin pengaduk dengan kecepatan 2 (285 ± 10) rpm selama 1 (satu) menit.
f. Buatlah pasta berbentuk seperti bola dengan tangan menggunakan sarung tangan, kemudian
dilemparkan 6 (enam) kali dari satu tangan - ketangan yang lain dengan jarak kira-kira 15 cm.
g. Pegang bola pasta dengan satu tangan, kemudian tekankan ke dalam cincin konik yang
dipegang dengan tangan lain melalui lobang besar, sehingga cincin konik penuh dengan pasta.
h. Kelebihan pasta pada cincin konik diratakan dengan sendok perata yang digerakan dengan
posisi miring terhadap permukaan cincin. ( dengan cara di iris kelebihan pastanya)
i. Letakkan pelat kaca pada cincin konik, kemudian balikkan, ratakan dan licinkan kelebihan
pasta pada lobang kecil cincin konik dengan sendok perata.
j. Letakkan cincin konik dibawah jarum besar alat Vicat, dan kontakkan jarum tepat pada
bagian tengah permukaan pasta ( jarak pasta dan jarum 0.5 mm)
k. Jatuhkan jarum selama 30 detik dan catat kedalaman jarum masuk kedalam pasta. Dikatakan
nilai konsistensi memenuhi, jika jarum menembus pasta sedalam 9 – 11 mm. Perhatikan jika
jarum masuk dibawah 9 mm, maka perlu dilakukan penambahan air, sebaliknya jika jarum
menembus 11 mm, maka air harus dikurangi dengan cara membuat adukan pasta yang baru.

3.5 Perhitungan

8
Konsistensi = x 100%

3.6 Pelaporan
a. Buatlah grafik penurunan terhadap nilai konsistensi yang didapat sumbu vertikal untuk nilai
penetrasi dan sumbu axis untuk waktu penetrasi
b. Konsistensi normal, didapat pada penurunan 10 ± 1 mm
c. Kesimpulan dari hasil uji yang anda peroleh dihubungkan dengan kebutuhan air dan kehalusan
semen yang dipakai.
Catatan:

a. Untuk mendapatkan konsistensi normal, dilakukan beberapa kali percobaan dengan kadar air
yang berbeda. Setiap percobaan harus dibuat dari contoh semen yang baru dan selama
percobaan dilakukan, peralatan harus bebas dari getaran. Untuk percobaan pertama disarankan
dengan kadar air 28%.
b. Pengaruh suhu udara, air pencampur dan kelembaban ruangan diabaikan.

3.7 Referensi
a. SNI 03-6826-2002
b. ASTM C-150,1985
c. PB.1989:3.2-8

Tabel 3.1 Contoh Data Pengujian Konsistensi Normal Semen Portland

Benda Uji
Pemeriksaan
I II III
Berat Air A Gram 81.00 78.00 72.00
Berat Semen B Gram 300.00 300.00 300.00
Konsistensi = x 100% % 27.00 26.00 24.00
Penetrasi/ Penurunan Mm 35 22 5

9
Gambar 3.1 Grafik Hubungan Antara Konsistensi dengan Penurunan

10
4. PENGUJIAN WAKTU PENGIKATAN SEMEN PORTLAND

4.1 Tujuan

4.1.1 Tujuan Instruksional Umum


Setelah melakukan percobaan ini, anda akan dapat mengetahui dan memahami sifat-
sifat fisik, mekanik dan teknologi pengujian pengikatan awal (setting time) semen portland
serta pengaruhnya terhadap campuran mortar beton dengan benar.

4.1.2 Tujuan Instruksional Khusus


Setelah melakukan percobaan ini anda dapat :
a. Menentukan waktu pengikatan semen portland dengan alat Vicat.
b. Menggunakan peralatan uji terampil.
c. Memahami prosedur pengujian pengikatan awal semen

4.2 Dasar Teori


Semen jika dicampur dengan air membentuk bubur/pasta yang secara bertahap
menjadi kurang plastis, dan akhirnya menjadi kaku/keras. Pada proses ini, tahap pertama
dicapai ketika pasta semen cukup kaku untuk menahan suatu tekanan.
Waktu untuk mencapai tahap ini disebut sebagai waktu pengikatan, waktu tersebut
dihitung sejak air dicampur dengan semen. Waktu dari percampuran semen dan air sampai
saat kehilangan sifat keplastisannya disebut waktu pengikatan awal, dan waktu sampai
mencapai pasta menjadi massa yang keras disebut waktu pengikatan akhir. Pengertian
waktu pengikatan awal adalah penting pada pekeerjaan beton, waktu pengikatan awal yang
cukup lama diperlukan untuk pekerjaan beton yaitu waktu transportasi, penuangan,
pemadatan, dan perataan permukaan.

4.3 Peralatan
a. Neraca, dengan ketelitian 0,1% dari berat contoh yang ditimbang.
b. Gelas ukur isi 500 ml atau 1000 ml, dengan ketelitian 1 (satu) ml.
c. 1 (satu) set alat Vicat yang dilengkapi dengan:
 Batang /Jarum pada ujung plunyer berdiameter 17,5 ± 0,5 mm, untuk menentukan
konsistensi normal.
Berat batang + plunyer = 400 ± 0,5 gram.
11
 Jarum Vicat dari baja tahan karat dengan diameter 1 ± 0,05 mm.
 Cincin konik dari kuningan sebagai cetakan dengan diameter 76 ±0,5 mm, dan
tinggi 40 ± 1 mm, dengan permukaan bagian dalam harus rata dan licin.
 Kaca datar, tebal 3 (tiga) mm.
 Alat pemadat atau penumbuk, ukuran 13 x 25 x 120 mm.
d. Stopwatch.
e. Sendok perata (spatula).
f. Alat pengaduk.
g. Sarung tangan karet.
h. Air suling sebanyak ± 300 cm3.
i. Cawan.

4.4 Benda Uji


Contoh semen portland sebanyak 300 (jika cincin konik terbuat dari karet atau 400 gram jika
cincin konik terbuat dari baja.

4.5 Prosedur Pelaksanaan


a. Masukkan air pencampur berupa air suling yang banyaknya 28% dari berat semen ke
dalam alat pengaduk.
b. Masukkan benda uji ke dalam mangkok pengaduk dan diamkan selama 30 detik.
c. Jalankan mesin pengaduk dengan kecepatan 1 (140 ± 5) rpm, selama 30 detik.

d. Hentikan mesin pengaduk selama 15 detik, sementara itu dibersihkan pasta yang
menempel di pinggir mangkok.
e. Jalankan mesin pengaduk dengan kecepatan 2 (285 ± 10) rpm selama 1 (satu) menit.

12
f. Buatlah pasta berbentuk seperti bola dengan tangan yang menggunakan sarung tangan,
kemudian dilemparkan 6 (enam) kali dari satu tangan ketangan yang lain dengan jarak
kira-kira 15 cm.
g. Pegang bola pasta dengan satu tangan, kemudian tekankan ke dalam cincin konik
yang dipegang tangan lain melalui lubang besar, sehingga cincin konik penuh dengan
pasta.
h. Kelebihan pasta pada cincin konik diratakan dengan sendok perata yang digerakkan
dalam posisi miring terhadap permukaan cincin.
i. Letakkan pelat kaca pada lubang besar cincin konik , kemudian balikkan, ratakan dan
licinkan kelebihan pasta pada lubang kecil cincin konik dengan sendok perata.
j. Letakkan cincin konik dibawah jarum kecil alat Vicat, dan kontakan jarum tepat pada
bagian tengah permukaan pasta.
k. Jatuhkan jarum setiap 15 menit sampai mencapai penurunan dibawah 25 mm, setiap
menjatuhkan jarum catatlah penurunan yang berlangsung selama 30 detik. Jarak
antara titik-titik setiap menjatuhkan jarum adalah ½ cm dan jarak titik dari pinggir
cincin konik tidak boleh kurang dari 1 cm.

4.6 Pelaporan
a. Buatlah grafik penurunan terhadap waktu.
b. Waktu pengikatan permulaan didapat pada penurunan 25 mm.
c. Kesimpulan dari hasil uji yang anda peroleh gambarkan dalam grafik dengan interval
waktu 15 menit di sumbu absis, sumbu vertical untuk kedalaman penetrasi jarum.

Catatan:
a. Selama pelaksanaan pengujian, alat-alat harus bebas getaran dan jarum dijaga supaya
tetap lurus dan bersih dari semen yang menempel.
b. Waktu pengikatan awal paling cepat 45 menit, dan paling lambat 10 jam.
c. Pengaruh suhu udara , air pencampur dan kelembaban ruangan diabaikan.

4.7 Referensi
a. SNI 03-6826-2002
b. ASTM C.191

13
Tabel 4. Contoh Data Pengujian Waktu Pengikatan Semen Portland

Waktu Penetrasi Penetrasi Benda Uji


(menit)
I II III
0
15
30

45 40 40 40
60 40 40 40
75 40 40 40
90 40 40 40
105 40 40 40
120 37 36 36
135 30 25 27
150 6 2 1
165
Penurunan (mm)

Waktu Pengikatan Awal = 140 menit

Waktu Penurunan (menit)

Gambar 4.1 Grafik Hubungan antara Waktu Pengikatan Awal Semen Portland
dari benda uji I

14
5. PENGUJIAN KEKEKALAN SEMEN PORTLAND DENGAN KUE REBUS

5.1 Tujuan

5.1.1 Tujuan Instruksional Umum

Setelah melakukan percobaan ini, anda akan dapat mengetahui dan memahami sifat-
sifat fisik, mekanik dan teknologi semen portland serta pengaruhnya terhadap beton dengan
benar.

5.1.2 Tujuan Instruksional Khusus

Setelah melakukan percobaan ini anda dapat:


a. Menentukan kekekalan semen portland dengan kue rebus.
b. Menggunakan peralatan uji dengan terampil.

5.2 Dasar Teori

Kekekalan pasta semen atau disebut juga sebagai kemulusan pasta semen adalah
merupakan suatu ukuran dari kemampuan pengembangan dari bahan-bahan campurannya dan
kemampuan untuk mempertahankan volumenya setelah mengikat.
Ketidakmulusan suatu pasta semen disebabkan oleh terlalu banyaknya jumlah kapur
bebas yang pembakaran dan pemadamannya tidak sempurna, serta magnesia yang terdapat
dalam campuran tersebut. Kapur bebas akan mengikat air dan kemudian menimbulkan gaya-
gaya ekspansi yang akhirnya timbul retakan-retakan pada permukaan pasta semen.

5.3 Peralatan
a. Neraca, dengan ketelitian 0,1% dari berat contoh yang ditimbang.
b. Gelas ukur isi 500 ml atau 1000 ml, dengan ketelitian 1 (satu) ml.
c. Kaca datar, tebal 3 (tiga) mm dengan ukuran 15 x 15 cm.
d. Stopwatch.
e. Cetakan ring diameter 10 cm.
f. Sendok perata (spatula).
g. Alat pengaduk.
h. Sarung tangan karet.

15
i. Air suling sama dengan kadar air yang dicapai pada pengujian konsistensi normal
j. Cawan.

5.4 Benda Uji


Contoh semen portland sebanyak 650 gram.

5.5 Prosedur Pelaksanaan


a. Masukkan air pencampur berupa air suling yang banyaknya sesuai dengan jumlah air
untuk mencapai konsistensi normal ke dalam alat pengaduk.
b. Masukkan benda uji ke dalam mangkok pengaduk dan diamkan selama 30 detik.
c. Jalankan mesin pengaduk dengan kecepatan 1 (140 ± 5) rpm, selama 30 detik.
d. Hentikan mesin pengaduk selama 1 detik, sementara itu bersihkan pasta yang
menempel di pinggir mangkok.
e. Jalankan mesin dengan kecepatan (285 ± 10) rpm, selama 1 (satu) menit.
f. Ambil pasta sekepal tangan, dan cetak menggunakan cetakan ring yang telah
diletakkan di atas pelat kaca.
g. Bentuk pasta tersebut seperti kue (lihat gambar 1) dengan diameter 12 cm dan tinggi
dibagian tengahnya 13 mm dengan mengecil tebalnya kebagian pinggir.
h. Diamkan kue tersebut ke dalam air, kemudian air tersebut dididihkan (waktu
pendidihan 30 menit) dan kue terus direbus selama 3 jam.
i. Setelah itu angkat kue tersebut dan perhatikan keadaan fisiknya, apakah terjadi
perubahan bentuk misalnya retak, pecah atau menunjukkan perubahan bentuk lain.

5.6 Pelaporan
a. Laporkan perubahan bentuk dari kue tersebut. Retak-retak yang terjadi jika ada, serta
serbuk kapur kalau muncul.
b. Kesimpulan dari hasil uji yang anda peroleh.

Catatan:
a. Jumlah kue yang dibuat adalah 4 buah.
b. Semen dinyatakan tidak kekal jika terdapt retakan-retakan pada permukaan semen.
c. Disamping dengan cara direbus, dapat pula dilakukan dengan cara lambat yaitu
dengan cara merendam kue di dalam air selama 27 hari.

16
5.7 Referensi
a. ASTM C-150
b. British Standard 12 (BS-12)
c. SII-0013-81, mengadopsi ASTM C-150-80

Pasta
1,3 cm Pelat Kaca

12 cm
Gambar 1 Bentuk Kue Rebus Pasta Semen

Gambar 2 Bentuk Kue Rebus Pasta Semen yang Sudah Dicetak

17
18
6. PENGUJIAN KEKUATAN TEKAN MORTAR SEMEN PORTLAND

6.1 Tujuan

6.1.1 Tujuan Instruksional Umum

Setelah melakukan percobaan ini, anda akan dapat mengetahui dan memahami sifat-
sifat fisik, mekanik dan teknologi semen portland serta pengaruhnya terhadap beton dengan
benar.

6.1.2 Tujuan Instruksional Khusus

Setelah melakukan percobaan ini anda dapat:


a. Menentukan FAS mortar dan kekuatan tekan mortar. Selanjutnya, proses perawatan.
b. Menggunakan peralatan uji dengan terampil.

6.2 Dasar Teori

Kekuatan tekan mortar adalah beban tiap satuan luas permukaan yang menyebabkan
mortar hancur. Kekuatan tekan mortar ini diperoleh dari benda uji berbentuk kubus dengan
ukuran 5 x 5 x 5 cm, yang terbuat dengan menggunakan contoh semen dan mencampurnya
dengan pasir silica seragam dan air dalam perbandingan-perbandingan tertentu. Tujuannya
yaitu, untuk mencari/menentukan FAS campuran mortarnya. Biasanya FAS antara 0,4-0,5.

6.3 Peralatan
a. Neraca, dengan ketelitian 0,1% dari berat contoh yang ditimbang.
b. Gelas ukur isi 500 ml atau 1000 ml, dengan ketelitian 1 (satu) ml.
c. Stopwatch.
d. Sendok perata (spatula).
e. Alat pengaduk.
f. Sarung tangan karet.
g. Air suling sebanyak ± 500 cm3.
h. Cawan.
i. Cetakan kubus 5 x 5 x 5 cm, dan alat penumbuk/pemadat.
j. Pasir Silika/Ottawa.

18
k. Meja leleh (Flow Table).

6.4 Benda Uji


Contoh semen portland sebanyak 500 gram.

6.5 Prosedur Pelaksanaan


a. Masukkan air pencampur berupa air suling sebanyak 30% dari berat semen ke dalam
alat pengaduk.
b. Masukkan benda uji semen sebanyak 500 gram ke dalam mangkok pengaduk.
c. Jalankan mesin pengaduk dengan kecepatan (140 ± 5) rpm, selama 30 detik.
d. Masukkan pasir silica/ottawa sebanyak 1375 gram secara perlahan-sambil mesin
pengaduk dijalankan dengan kecepatan (145 ± 5) rpm, selama 30 detik.
e. Hentikan mesin pengaduk, kemudian naikkan kecepatan putaran menjadi (285 ± 10)
rpm dan dijalankan selama 30 detik.
f. Hentikan mesin pengaduk, dan bersihkan mortar yang menempel pada bagian
pinggiran mangkok selama 15 detik, kemudian biarkan mortar selama 75 detik.
g. Aduklah mortar dalam mesin pengaduk dengan kecepatan pengaduk (285 ± 10) rpm,
selama 1 (satu) menit.
h. Lakukan percobaan leleh dengan mengisikan mortar ke dalam cincin yang terletak di
atas meja leleh, cincin diisi dalam 2 (dua) lapis, dimana setiap lapis dipadatkan
dengan cara menumbuk sebanyak 20 kali. Ratakan permukaan mortar dengan sendok
perata dan angkatlah cincin kemudian getarkan meja leleh sebanyak 25 kali selama 15
detik.
i. Ukurlah diameter leleh, sekurang-kurangnya pada 4 (empat) tempat dan ambil harga
rata-rata. Diameter leleh harus antara 100-115% dari diameter semula. Apabila
diameter leleh yang disyaratkan belum didapat, ulangi langkah-langkah diatas (dari
butir a sampai i) dengan mengubah kadar air.
j. Setelah diameter leleh yang disyaratkan didapat, mortar dimasukkan ke dalam
mangkok pengaduk dan jalankan mesin pengaduk dengan kecepatan (285 ± 10) rpm
selama 15 detik.
k. 30 detik setelah selesai pengadukan, cetaklah mortar dengan cetakan kubus 5 x 5 x 5
cm, cetakan diisi dalam 2 (dua) lapis dimana setiap lapis dipadatkan dengan
penumbuk sebanyak 32 kali dalam 4 (empat) putaran (lihat gambar). Keseluruhan
waktu yang dipergunakan untuk mencetak mortar tidak boleh lebih dari 2 (dua) menit.
19
l. Ratakan permukaan mortar dengan sendok perata, kemudian simpan di dalam Moist
cabinet selam 24 jam.
m. Bukalah cetakan dan rendamlah mortar dalam air bersih, kemudian periksalah
kekuatan tekan mortar dengan mesin tekan sesuai dengan umur yang diinginkan,
biasanya pada umur 3, 7, dan 28 hari.

6.6 Perhitungan
(kg/cm2)

Dimana: P = Beban maksimum (kg)


A = Luas permukaan benda uji (cm2)
6.7 Pelaporan
a. Laporkan perubahan bentuk dari kue tersebut.
b. Kesimpulan dari hasil uji yang anda peroleh.

Catatan:
a. Jumlah benda uji pada masing-masing umur uji 3 buah.
b. Pengaruh suhu, air pencampur dan kelembaban ruangan diabaikan.

6.8 Referensi
a. ASTM C.109
b. SNI-03-6825-2002

Gambar Urutan Pemadatan Mortar


4

5
3

6
2

7
1

8
4
5

3
6

2
7
8

Putaran 1 dan 3 Putaran 2 dan 4

20
Tabel 6. Contoh data pengujian kuat tekan mortar semen Portland

Tanggal Kuat
Umur Berat Beban Beban
No Tekan
(hari) (gram) (KN) (kg)
Buat Tes (kg/cm2)
1 5 Juli 00 8 Juli 00 3 248.6 11 1100 44
2 5 Juli 00 8 Juli 00 3 253.7 12 1200 48
3 5 Juli 00 8 Juli 00 3 256.4 19 1900 76

21

Anda mungkin juga menyukai