BAB I
PEMERIKSAAN SEMEN PORTLAND
3. Langkah Kerja
a. Isi botol Le Chatelier dengan kerosin atau naptha sampai antara
skala 0 dan 1, bagian dalam botol diatas permukaan cairan
dikeringkan,
b. Masukkan botol ke dalam bak air dengan suhu yang ditetapkan
pada botol ± 20 0 C untuk menyamakan suhu cairan dalam botol
dengan suhu yang ditetapkan pada botol, dalam waktu yang cukup
(selama ± 60 menit) untuk menghindarkan variasi suhu botol lebih
besar dari 20 0 C,
c. Setelah suhu air sama dengan suhu cairan dalam botol, bacalah
skala pada botol [v 1 ],
4. Perhitungan
berat semen
Berat isi, ρ =
v2 − v1
Keterangan :
v1 = pembacaan pertama pada skala botol
v2 = pembacaan kedua pada skala botol
(v2 – v1) = isi cairan yang dipindahkan oleh semen dengan berat tertentu
Untuk perencanaan campuran beton, berat isi harus dinyatakan dalam berat jenis
yang merupakan dalam besaran tanpa dimensi;
Gsp = Specific gravity / berat jenis semen portland
Ga = berat isi air suling pada suhu 4 0C [1 gram/cm3]
Sehingga ;
ρ
G =
Sp
Ga
Catatan :
Berat jenis semen Portland antara 3 - 3,2
Percobaan dibuat dua kali dengan selisih yang diijinkan 0,01.
Suhu ruangan pemeriksaan yang diijinkan berkisar antara 20 0C – 24 0C.
5. Laporan
Laporkan nilai berat jenis sampai dua angka desimal (dibelakang koma).
3. Langkah Kerja
a. Pasang daun pengaduk serta mangkuk pada alat pengaduk,
b. Masukkan bahan untuk percobaan dalam mangkuk dan campurlah
sebagai berikut:
1) Tuangkan air (± 125 – 155 cc untuk semen tipe I dan (± 130 – 140 cc
untuk semen tipe III),
2) Masukkan 500 gram semen ke dalam air dan biarkan selama 30 detik
untuk proses penyerapan,
c. Jalankan mesin pengaduk dengan kecepatan rendah (140 ± 5 rpm)
dan aduklah selama 30 detik,
d. Hentikan mesin pengaduk selama 15 detik dan sapulah bahan
(pasta) dari dinding sisi mangkuk,
3. Langkah Kerja
a. Pasang daun pengaduk serta mangkuk pada alat pengaduk,
b. Masukkan bahan untuk percobaan dalam mangkuk dan campurlah
sebagai berikut:
1) Tuangkan air (± 125 – 155 cc untuk semen tipe I dan (± 130 – 140 cc
untuk semen tipe III),
2) Masukkan 500 gram semen ke dalam air dan biarkan untuk penyerapan
selama 30 detik,
c. Jalankan mesin pengaduk dengan kecepatan rendah (140 ± 5 rpm)
dan aduklah selama 30 detik,
d. Hentikan mesin pengaduk untuk 15 detik dan sapulah bahan (pasta)
dari dinding sisi mangkuk,
e. Jalankan mesin pengaduk dengan kecepatan sedang (248 ± 10 rpm)
dan aduklah selama 1 menit,
f. Segera ambil pasta dari mangkuk dan bentuklah sebagai bola.
Lemparkan bola pasta tersebut dari tangan yang satu ke tangan
yang lain (dengan jarak ± 15 cm) beberapa kali,
g. Segera masukkan benda uji tersebut kedalam ruang lembab dan
biarkan,
h. Setelah 30 menit didalam ruang lembab, tempatkan benda uji pada
semen. Keraskan skrup dan geser jarum penunjuk pada bagian atas dari skala
dan lakukan pembacaan awal,
i. Lepaskan batang dengan memutar skrup dan biarkan jarum mapan
pada permukaan pasta selama 30 detik. Lakukan pembacaan untuk
menetapkan dalamnya penetrasi. Apabila pasta terlalu lembek,
lambatkan penurunan batang untuk mencegah melengkungnya
jarum,
j. Jarak antara setiap penetrasi pada pasta tidak boleh l ebih kecil dari
6 mm. Untuk semen tipe I, Percobaan dilakukan segera setelah
diambil dari ruang lembab dan setiap 15 menit sesudahnya sampai
tercapai penetrasi sebesar 25 mm atau kurang. Untuk semen tipe
III, setiap menit 10 menit sesudahnya sampai tercapai penetrasi
sebesar 25 mm atau kurang,
k. Gambarkan dalam suatu grafik, besarnya penetrasi jarum vicat
sebagai fungsi dari waktu untuk semen-semen tipe I atau III,
l. Catatlah semua hasil percobaan penetrasi. Tentukan waktu
tercapainya penetrasi sebesar 25 mm. Inilah waktu ikat dari semen
hidrolis.
4. Laporan
Laporkan waktu ikat semen dalam bentuk grafik dan tabulasi data.
Catatan:
Dalam test vicat, waktu pengikatan terjadi apabila jarum vicat yang kecil (jarum
D), membuat penetrasi sedalam 25 mm kedalam pasta setelah mapan selama 30
detik.