Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM

KETERAMPILAN DASAR LABORATORIUM (KI202)

CARA PENGGUNAAN BERBAGAI ALAT UKUR VOLUME

Tanggal Praktikum Awal : 25 September 2023

Tanggal Praktikum Akhir : 25 September 2023

Dosen Pengampu :

Dra. Hj. Zackiyah, M. Si.

Disusun Oleh :

Nama : Ayu Puspita

NIM : 2301809

Kelas : 1D

PROGRAM STUDI KIMIA

FAKULTAS PENDIDKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVRSITAS PENDIDKAN INDONESIA

2023
CARA PENGGUNAAN BERBAGAI ALAT UKUR VOLUME

A. TUJUAN
1. Mengetahui fungsi dan kegunaan berbagai alat ukur volume
2. Mengetahui cara menggunakan peralatan gelas, alat ukur, dan alat untuk
menampung
3. Mengetahui cara membersihkan peralatan laboratorium

B. DASAR TEORI
Laboratorium adalah suatu ruangan atau kamar tempat melakukan kegiatan praktek
atau penelitian yang ditunjang oleh adanya seperangkat alat-alat serta adanya
infrastruktur laboratorium yang lengkap (ada fasilitas air, listrik, gas dan sebagainya)
Laboratorium berasal dari bahasa Latin yang berarti “tempat bekerja”. Dalam
perkembangannya, kata laboratorium mempertahankan arti aslinya, yaitu “tempat
bekerja” khusus untuk keperluan penelitian ilmiah. (Sutara, T & Sahromi, M., 1999).

Menurut Wicahyono (2003:30), untuk menentukan apakah suatu ruangan itu cocok
atau tidak untuk dijadikan laboratorium, kita perlu memperhatikan beberapa hal
seperti arah angin, dan arah datangnya cahaya. Apabila memungkinkan, ruangan
Laboratorium sebaiknya terpisah dari bangunan ruangan kelas. Hal ini perlu untuk
menghindari terganggunya proses belajar mengajar di kelas yang dekat dengan
laboratorium akibat dari kegiatan yang berlangsung di laboratorium, baik suara atau
bau yang ditimbulkan.

Laboratorium yang baik harus dilengkapi dengan berbagai fasilitas untuk


memudahkan pemakaian laboratorium dalam melakukan aktivitasnya. Salah satu
fasilitas utamanya adalah Peralatan laboratorium. Peralatan laboraorium adalah alat-
alat yang digunakan untuk melakukan kegiatan penelitian, pembelajaran, dan
percobaan di dalam laboratorium.

Ada berbagai macam peralatan laboratorium yang memiliki fungsi dan kegunaan yang
berbeda-beda. Beberapa contoh peralatan laboratorium adalah peralatan gelas,
peralatan ukur, dan peralatan menampung. Alat-alat gelas dalam laboratorium
merupakan alat gelas yang digunakan dalam praktikum karena sifat dari alat gelas
yang tahan terhadap panas yang dihasilkan dari reaksi bahan kimia yang terjadi, selain
itu alat berbahan dasar kaca ini memudahkan para praktikan dalam mengamati proses
perubahan warna yang terjadi terhadap hasil reaksi kimia yang terjadi, dan alat yang
terbuat dari kaca pada laboratorium ini tidak mudah bereakssi dengan bahan-bahan
kimia sehingga menjadi keunggulan tersendiri dalam penggunaan alat gelas saat
melakukan praktikum di laboratorium. Peralatan ukur dan penampung dalam
laboratorium kimia adalah alat-alat yang digunakan untuk melakukan pengukuran
kuantitatif dan menyimpan cairan dalam berbagai eksperimen dan pengujian kimia.
Ini termasuk beragam instrumen seperti labu ukur, gelas ukur, buret, pipet, neraca
analitik, pH meter, dan banyak lagi. Labu ukur dan gelas ukur digunakan untuk
mengukur volume cairan dengan presisi yang berbeda, sedangkan buret dan pipet
digunakan untuk mengukur volume dengan akurasi tinggi. Peralatan ini
memungkinkan ilmuwan dan ahli kimia untuk melakukan eksperimen dengan akurasi
yang tinggi, mengukur massa dan volume bahan, mengontrol suhu, dan memantau
sifat-sifat kimia dari berbagai zat. Keseluruhan, peralatan ini sangat penting dalam
memastikan keakuratan, konsistensi, dan keberhasilan eksperimen kimia serta
pengujian laboratorium.

Pengenalan alat-alat laboratorium pentingdilakukan untuk keselamatan kerja saat


melakukan penelitian. Alat-alat laboratorium biasanya dapatrusak atau bahkan
berbahaya jika penggunaannya tidak sesuai dengan prosedur (Plummer, 1987). Sebab
pentingnya dilakukan pengenalan alat-alatlaboratorium adalah agar dapat diketahui
cara-cara penggunaan alat tersebut dengan baik dan benar,Sehingga kesalahan
prosedur pemakaian alat dapatdiminimalisir sedikit mungkin. Hal ini penting supaya
saat melakukan penelitian, data yang diperoleh akan benar pula. Data-data yang
tepatakan meningkatkan kualitas penelitian seseorang

C. ALAT DAN BAHAN


1. ALAT
- Gelas Ukur 10 ml (1 buah) - Buret 50 ml (1 buah)
- Labu Ukur 50 ml (1 buah) - Klem Buret (1 buah)
- Botol Semprot (1 buah) - Pipet Ukur (1 buah)
- Pipet Tetes (1 buah) - Pipet Volum 25 ml (1 buah)
- Corong Pendek (1 buah)
2. BAHAN
- Akuades (Secukupnya)
D. SPESIFIKASI BAHAN

No Nama Bahan Sifat Fisika Sifat Kimia


1. Aquades (H2O)  Wujud cair  pH = 7
 Warna tak berwarna  Pelarut Polar
 Titik Beku : 0°C  Oksidator
 Titik Didih : 100°C Kuat
 Densitas : 1 g/cm³
 Tidak Berbau
 Tidak Berasa
Bahaya Penanggulangan
Bisa menyebabkan ledakan Jauhkan dari
ketika aquades terpapar logam logam alkali
natrium
E. PROSEDUR KERJA

Langkah Kerja Hasil Pengamatan


- T Ruangan : 25 ℃
Penggunaan Gelas Ukur
P Ruangan :
- Disiapkan gelas ukur 10 mL Zat yang digunakan : Akuades
dan atur posisi pegangan
senyaman mungkin.
- Dimasukkan 10 mL air dari Hasil pengukuran dari botol semprot ke
botol semprot ke dalam gelas
gelas ukur tepat 10,00 mL
ukur.
- Diangkat gelas ukur sehingga
batas volume setinggi mata
dan cairan dituangkan sampai
sejajar batas garis volume.
- Dipastikan batas meniscus
harus tepat sejajar dengan
skala 10,00 mL.
Hasil Pengukuran Gelas Ukur

Langkah Kerja Hasil Pengamatan


- T Ruangan : 25 ℃
Penggunaan Labu Ukur
P Ruangan :
- Diperiksa kondisi saluran gas Zat yang digunakan : Akuades
ke pembakar bunsen.
Dibersihkan labu ukur dan
bilas dengan akuades. Hasil pengukuran dari botol semprot ke
- Disiapkan set alat labu ukur,
labu ukur tepat 50,00 mL
dimasukkan corong pendek ke
mulut labu dan ganjal dengan
kertas bersih yang digulung
agar tersedia area aliran udara
- Dilarutkan sejumlah tertentu
padatan dalam gelas kimia.
- Dimasukkan larutan ke dalam
labu ukur melalui corong
pendek. Membilas gelas kimia
dengan akuades sampai seluruh
zat terpindahkan ke dalam labu
ukur.
- Ditambahkan akuades 1-0,5
cm di bawah tanda batas labu
ukur.
- Dikeringkan dinding bagian
dalam labu ukur di atas tanda
batas.
- Diberi tanda batas pada labu
ukur menggunakan akuades
dengan menggunakan pipet
tetessecara hati-hati sampai
miniskus cekung tepat berada
pada garis batas labu ukur.
(Catatan : pembacaan tanda
batas harus dengan posisi mata
sejajar tanda batas).
- Dihomogenkan larutan dengan
membolak-balikkan labu ukur
beberapa kali 15 hitunngan.

Langkah Kerja Hasil Pengamatan


- T Ruangan : 25 ℃
Penggunaan Buret
P Ruangan :
- Dibersihkan buret dengan Zat yang digunakan : Akuades
larutan pencuci hingga bersih,
membilas dengan akuades. Hasil pengukuran dari botol semprot ke
- Ditempatkan buret pada klem
gelas ukur tepat 50,00 mL
buret dengan posisi tegak
lurus.
- Dimasukkan larutan standar
dengan bantuan corong
pendek bila bagian atas buret
tidak berbentuk corong.
- Diisi buret hingga bagian
bawah kran buret terisi dan
miniskus di buret tepat pada
tanda batas.
- Dikeringkan bagian atas buret
menggunakan kertas isap.
-

Langkah Kerja Hasil Pengamatan


- T Ruangan : 25 ℃
Penggunaan Pipet Ukur
P Ruangan :
- Diperiksa kondisi saluran gas Zat yang digunakan : Akuades
ke pembakar bunsen.
Dibersihkan pipet ukur dan Hasil pengukuran dari gelas kimia ke pipet
membilasnya dengan akuades.
ukur 25,00 mL
- Diambil cairan yang akan
dipindahkan dengan pipet ukur
dengan bantuan filler (bulb
pipette) sampai misniskus
cekung cairan sejajar dengan
tanda batass volume yang
diinginkan.
- Dipindahkan cairan ke gelas
kimia melalui dinding gelas
kimia dengan posisi pipet ukur
tegak lurus.
Hasil Pengukuran Pipet Ukur

Langkah Kerja Hasil Pengamatan


- T Ruangan : 25 ℃
Penggunaan Pipet Volumetri
P Ruangan :
- Dibilas pipet volumetri dengan Zat yang digunakan : Akuades
menggunakan akuades.
- Diambil cairan yang akan Hasil pengukuran dari gelas kimia ke pipet
dipindahkan dengan volumetri tepat 25,00 mL
menggunakan filler sampai
tanda batas.
- Dikeringkan bagian bawah
pipet yang terbasahi dengan
kertas isap.
- Dipindahkan cairan dari dalam
pipet volumetri dengan posisi
pipet tegak lurus dinding
wadah penampung. (cairan
yang tidak terpindahkan jangan
dipaksakan untuk dikeluarkan.
Volume pipet adalah volume
cairan yang terpindahkan
secara normal).
-

Langkah Kerja Hasil Pengamatan


- T Ruangan : 25 ℃
Perbandingan Ukuran Volume
Alat Ukur Berdasarkan Tingkat P Ruangan :
Akurasi
- Disiapkan alat ukur volume Zat yang digunakan : Akuades
gelas ukur 100 mL, labu ukur
50 mL, pipet seukuran 10 mL, Perbandingan Volume labu ukur (100 mL)
pipet ukur 10 mL, gelas kimia terhadap gelas kimia
50 mL.  Labu ukur: 100,00 mL
- Diambil 10 mL air  Gelas kimia: 99,00 mL
mengginakan pipet ukur dan  ∆ Volume: 1,00 mL
pipet volume.
- Dimasukkan air ke dalam gelas Perbandingan Volume labu ukur (100 mL)
ukur, lalu mengamati secara terhadap gelas ukur
teliti miniskus pada alat  Labu ukur; 100,00 mL
tersebut.  Gelas ukur: 102,00 mL
- Diisi 50 mL air ke dalam labu  ∆ volume: 2,00 mL
ukur dan gelas kimia, lalu
menuangkan ke dalam gelas Perbandingan Volume labu ukur (50 mL)
ukur, mengamati meniscus terhadap gelas kimia
pada alat tersebut.  Labu ukur: 50,00 mL
 Gelas kimia: 51,00 mL
Hasil Perbandingan Ukuran  ∆ Volume: 1,00 mL
Volume
Perbandingan Volume labu ukur (50 mL)
terhadap gelas ukur
 Labu ukur; 50,00 mL
 Gelas ukur: 52,00 mL
 ∆ volume: 2,00 mL

Perbandingan Volume gelas ukur terhadap


gelas kimia
 gelas ukur; 10,00 mL
 Gelas kimia: 10,00 mL
 ∆ volume: 0,00 mL

Perbandingan Volume pipet ukur terhadap


gelas ukur
 pipet ukur; 10,00 mL
 Gelas ukur: 10,11 mL
 ∆ volume: 0,11 mL

Perbandingan Volume pipet ukur terhadap


gelas kimia
 pipet ukur; 10,00 mL
 Gelas kimia: 15,00 mL
 ∆ volume: 5,00 mL

Perbandingan Volume pipet volume


terhadap gelas ukur
 pipet volume; 10,00 mL
 Gelas ukur: 18,90 mL
 ∆ volume: 8,90 mL

Perbandingan Volume buret terhadap


gelas ukur
 Buret: 50,00 mL
 Gelas ukur: 50,10 mL
 ∆ volume: 0,10 mL

F. DATA PENGAMATAN
a) Perbandingan Volume Labu Ukur (100 mL) Terhadap Gelas Kimia
Labu Ukur 100,00 mL Gelas Kimia 99,00 mL
∆Volume = 1,00 mL

b) Perbandingan Volume Labu Ukur (100 mL) Terhadap Gelas Ukur


Labu Ukur 100,00 mL Gelas Ukur 102 mL
∆Volume = 2,00 mL
c) Perbandingan Volume Labu Ukur (50 mL) Terhadap Gelas Kimia
Labu Ukur 50,00 mL Gelas Kimia 51,00 mL
∆Volume = 1,00 mL

d) Perbandingan Volume Labu Ukur (50 mL) Terhadap Gelas Ukur


Labu Ukur 50,00 mL Gelas Ukur 52,00 mL
∆Volume = 2,00 mL

e) Perbandingan Volume Gelas Ukur Terhadap Gelas Kimia


Labu Ukur 10,00 mL Gelas Kimia 10,00 mL
∆Volume = 0,00 mL

f) Perbandingan Volume Pipet Ukur Terhadap Gelas Ukur


Labu Ukur 10,00 mL Gelas Kimia 10,11 mL
∆Volume = 0,11 mL

g) Perbandingan Volume Pipet Ukur Terhadap Gelas Kimia


Labu Ukur 10,00 mL Gelas Kimia 15,00 mL
∆Volume = 5,00 mL

h) Perbandingan Volume Pipet Volume Terhadap Gelas Ukur


Labu Ukur 10,00 mL Gelas Kimia 18,9 mL
∆Volume = 8,9 mL

i) Perbandingan Volume Buret Terhadap Gelas Ukur


Labu Ukur 50,00 mL Gelas Kimia 50,10 mL
∆Volume = 0,10 mL

G. PEMBAHASAN
Praktikum ini berjudul “Cara Penggunaan Berbagai Alat Ukur Volume” yang
bertjuan untuk mengetahui fungsi dan kegunaan berbagai alat ukur volume, menggunakan
peralatan gelas, alat ukur, dan alat untuk menampung, serta mengetahui cara
membersihkan peralatan laboratorium.

Alat ukur volume sangat berkaitan dengan pengukuran. Pengukuran adalah suatu
kegiatan yang ditujukan untuk mengidentifikasi besar kecilnya obyek atau gejala (Hadi,
1995). Pengukuran dapat dilakukan dengan dua cara yakni menggunakan alat-alat yang
standar dan menggunakan alat-alat yang tidak standar. Pengukuran sendiri akan selalu
berhubungan erat dengan kalibrasi. Kalibrasi adalah serangkaian kegiatan untuk
menetapkan hubungan, dalam kondisi tertentu antara suatu nilai besaran yang ditunjukan
oleh peralatan ukur atau sistem pengukuran, atau nilai yang dipresentasikan oleh bahan
ukur atau bahan acuan dengan nilai terkait yang direalisasikan oleh standar (Vocabulary
of Basic and General Teams in Metrology-VIM 1993).

Alat-alat yang ada di gunakan pada praktikum kali ini berhubungan dengan pengukuran
volume. Pertana, gelas kimia. Gelas kimia digunakan dalam laboratorium untuk
keperluan umum seperti mencampur dan menyimpan bahan kimia, sementara gelas ukur
digunakan untuk pengukuran volume cairan yang lebih akurat. Prinsip kerja gelas kimia
adalah sebagai wadah penyimpanan yang menahan bahan kimia, sementara gelas ukur
mengukur volume berdasarkan tinggi permukaan cairan dalam gelas, dengan garis tanda
ukur yang menunjukkan volume dalam mL. Meskipun gelas kimia mudah digunakan,
gelas ukur memerlukan teknik pengukuran yang tepat untuk menghasilkan hasil yang
akurat. Keduanya merupakan instrumen penting dalam laboratorium kimia dengan fungsi
dan presisi yang berbeda sesuai dengan kebutuhan eksperimen. Hasil pengukuran gelas
ukur dan gelas kimia dalam praktikum ini ialah sama, 10,00 mL.

Labu ukur, biasanya digunakan untuk mengukur volume cairan dengan presisi yang
tinggi. Prinsip kerja labu ukur didasarkan pada desain geometrisnya yang khusus. Labu
ukur memiliki leher yang panjang dan sempit dengan tanda ukur yang sangat akurat.
Volume cairan diukur berdasarkan ketinggian meniskus cairan di dalam labu. Volume
yang terukur adalah volume yang berada di bawah tanda ukur pada saat permukaan
meniskus sejajar dengan tanda tersebut. Prinsip dasar dalam penggunaan labu ukur adalah
mengukur volume dengan tingkat akurasi yang tinggi. Oleh karena itu, perhatian pada
detail, seperti membaca meniskus dengan tepat, sangat penting untuk memastikan hasil
yang akurat dalam pengukuran volume cairan.Hasil pengukuran didapatkan volume labu
ukur (50 mL) adalah

Pipet volume dan pipet ukur adalah alat laboratorium yang digunakan untuk mengukur
volume cairan dengan presisi. Prinsip kerja keduanya didasarkan pada hukum
Archimedes, di mana volume cairan yang dihisap oleh pipet adalah sebanding dengan
perbedaan tinggi air di dalam pipet sebelum dan setelah pengisian. Hasil percobaan ini
didapatkan volume pipet volume (25 mL) adalah. Sedangkan volume pipet ukur (25 mL)
adalah

Terakhir, buret dengan Prinsip kerja buret adalah dengan mengukur volume larutan yang
mengalir keluar dari buret dengan akurasi tinggi dengan menggunakan skala volumetrik
yang ada pada buret, membantu dalam mengukur volume cairan secara presisi dengan
mengatur aliran larutan melalui keran buret. Hal ini sangat berguna dalam titrasi dan
eksperimen kimia lainnya yang memerlukan pengukuran volume yang tepat. Hasil
percobaan ini didapatkan volume buret 50 mL.

H. KESIMPULAN
Laboratorium adalah suatu ruangan atau kamar tempat melakukan kegiatan praktek atau
penelitian yang ditunjang oleh adanya seperangkat alat-alat serta adanya infrastruktur
laboratorium yang lengkap (ada fasilitas air, listrik, gas dan sebagainya) Laboratorium
berasal dari bahasa Latin yang berarti “tempat bekerja”. Dalam perkembangannya, kata
laboratorium mempertahankan arti aslinya, yaitu “tempat bekerja” khusus untuk
keperluan penelitian ilmiah. (Sutara, T & Sahromi, M., 1999).

Di dalam laboratorium tentunya ada failitas-fasilitas tertentu, salah satunya adalah


peralatan pengukur volume. Dari percobaaan diatas, dapat disimpulkan bahwa alat yang
memiliki presisi tertinggi adalah Buret 50 ml. Buret dirancang khusus untuk memberikan
pengukuran volume yang sangat akurat, terutama dalam eksperimen titrasi. Mereka
memiliki tanda-tanda ukur yang sangat halus dan dapat mengukur volume cairan dengan
akurasi yang sangat tinggi, bahkan hingga pecahan dari satu tetes (misalnya, 0,01 mL atau
kurang), tergantung pada tanda ukur dan pengaturan yang digunakan. Sementara itu, Labu
Ukur 50 ml dan Gelas Ukur 10 ml juga memiliki tingkat presisi yang baik, tetapi biasanya
tidak sepresisi buret dalam pengukuran volume. Kedua alat ini memiliki tanda-tanda ukur
yang akurat, tetapi ketika dibandingkan dengan buret, buret lebih unggul dalam hal presisi
pengukuran volume. Pipet Volum 25 ml juga bisa memberikan presisi yang tinggi dalam
mengukur volume, terutama jika digunakan dengan benar sesuai dengan kapasitasnya.
Penting untuk selalu memeriksa kondisi dan kalibrasi peralatan laboratorium sebelum
digunakan untuk memastikan akurasi yang maksimal dalam pengukuran.

I. DAFTAR PUSTAKA

 Sutara, T & Sahromi, M. (1999). Pengelolaan Laboratorium I (BMP 10) dan


Pengelolaan Laboratorium II (BMP 11) dalam Buku Materi Pokok Pengelolaan
Pengajaran Biologi (PBIO 4470). Jakarta: Universitas Terbuka
 Wicahyono, A. (2003) Pengelolaan Laboratorium Sekolah. Jakarta: PT Rineka Cipta
 International Organization for Standardization (ISO) and International
Electrotechnical Commission (IEC) (1993) International vocabulary of basic and
general terms in metrology (VIM). Geneva: ISO/IEC12.

Anda mungkin juga menyukai